Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami kemajuan yang
sangat pesat, keadaan ini telah berimbas disemua bidang kehidupan manusia dan salah
satunya adalah institusi pendidikan. Pada bidang ini, ilmu pengetahuan didapatkan tidak hanya
secara teori namun juga melalui praktik. Dengan praktik, teori dari sebuah ilmu pengetahuan
dapat diaplikasikan secara langsung. Namun kendala yang ada saat praktikum adalah
peralatan yang digunakan untuk mengukur suatu variabel terkadang masih secara manual.
Dengan demikian ketelitian yang didapatkan sangat kecil karena dalam pengukuran tersebut
terjadi kesalahan-kesalahan umum misalnya kesalahan pembacaan alat ukur, kesalahan
penaksiran dan lainnya.
Untuk mendapatkan ketelitian yang lebih besar maka diperlukan sebuah
instrumen yang dapat menentukan nilai atau besaran suatu kuantitas atau variabel secara
otomatis dan akurat. Sebuah instrumen dapat berupa sebuah alat yang konstruksinya sederhana
dan relatif tidak rumit seperti halnya sebuah alat ukur dasar. Namun dengan perkembangan
teknologi, tuntutan akan kebutuhan instrumen-instrumen yang lebih terpercaya dan lebih
teliti semakin meningkat. Dalam pemakaiannya, instrumen elektronik dapat diterapkan pada
alat peraga Praktikum Fisika Dasar, salah satunya adalah ayunan matematis yang bertujuan untuk
menentukan variabel percepatan gravitasi bumi. Pada alat peraga ini dibutuhkan timer maupun
counter. Timer berfungsi untuk menunjukkan lama waktu bandul berayun, sedangkan counter
berfungsi untuk menunjukkan jumlah ayunan bandul (getaran) sehingga didapatkan perioda.
Dalam kehidupan sehari-hari sering ditemukan yang dinamakan getaran. Jika ada
gempa bumi di tempat kita berpijak mengalami getaran maka kita mengatakan bahwa bumi
bergetar. Getaran seperti itu sebenarnya dihasilkan oleh benda yang mengalami gangguan
sehingga ia bergerak boalk-balik di antara titik keseimbangannya. Apabila getaran tersebut
menjalar ke benda-benda lainnya, maka terjadilah rambatan getaran yang disebut
gelombang.
Pada kenyataannya getaran di bagi dua, yaitu getaran sederhana, seperti ayunan
bandul jam, gerak osilasi air raksa / gerak air pada pipa U, getaran pada garpu tala, dan
getaran kompleks seperti getaran pada speaker. Akan tetapi, berdasarkan analisis matematika,
dapat ditunjukkan bahwa getaran kompleks tersebut ternyata merupakan gabungan dari
getaran-getaran sederhana.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana menentukan percepatan gravitasi bumi dengan menggunakan ayunan
sederhana?
2. Bagaimana menentukan percepatan gravitasi bumi dengan menggunakan pipa U ?
3. Apakah menentukan percepatan gravitasi bumi menggunakan ayunan sederhana lebih
baik daripada menggunakan menggunakan pipa U ?

1.3 Tujuan
1. Untuk menganalisis percepatan gravitasi dengan menggunakan ayunan sederhana.
2. Untuk menganalisis percepatan gravitasi dengan menggunakan osilasi cairan yang
berada di pipa U
3. Untuk menganalisis apakah percepatan gravitasi dengan menggunakan ayunan
sederhana lebih baik daripada menggunakan pipa U.

1.4 Manfaat
Mini riset ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan mengenai penelitian
mengukur besarnya gaya gravitasi bumi pada benda Selain itu untuk mengetahui metode-
metode mana yang paling akurat dalam mengukur gaya gravitasi bumi.

2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Getaran

 Getaran adalah gerak bolak-balik secara periodik yang selalu melalui titik
keseimbangan.
 Satu getaran adalah gerakan dari titik mula-mula dan kembali ke titik tersebut.
 Periode (waktu getar) adalah waktu yang digunakan untuk mencapai satu getaran
penuh, dilambangkan T (sekon atau detik).
 Frekuensi adalah banyaknya getaran tiap detik, dilambangkan f (Hertz).
 Amplitudo adalah simpangan maksimum dari suatu getaran, dilambangkan A
(meter).
 Simpangan adalah jarak besarnya perpindahan dari titik keseimbangan ke suatu
posisi, dilambangkan Y (meter).
 Sudut fase getaran adalah sudut tempuh getaran dalam waktu tertentu,
dilambangkan  (radian).
 Fase getaran adalah perbandingan antara lamanya getaran dengan periode,
dilambangkan  .
 Kecepatan sudut adalah sudut yang ditempuh tiap satuan waktu .

2.1.1 Getaran Harmonis


Gerak harmonik sederhana (GHS) adalah gerak periodik dengan lintasan yang
ditempuh selalu sama (tetap). GHS mempunyai persamaan gerak dalam bentuk sinusiodal
dan digunakan untuk menganalisis suatu gerak periodik tertentu Gerak harmonik sederhana
dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu

2.1.2 Gerak Harmoni Sederhana Linier

Yang termasuk ke dalam Gerak Harmoni Sederhana Linier: penghisap dalam silinder
gas, gerak osilasi air raksa/air dalam pipa U, gerak horisontal/vertikal dari pegas, dsb.

2.1.3 Gerak Harmoni Sederhana Anguler

Gerak bandul termasuk ke dalam salah satu jenis gerak harmonis sederhana , yaitu
Gerak Harmoni Sederhana Anguler . Contoh lainnya, misalnya :osilasi ayunan

3
Bandul sebenarnya ada dua jenis, yaitu bandul mekanis dan bandul fisis. Bandul
mekanis adalah disebut juga bandul sederhana merupakan sebuah bandul ideal yang terdiri
dari sebuah partikel yang digantung pada seutas tali panjang yang ringan dan berayun dengan
sudut simpangan kecil maka susunan ini disebut bandul matematis.
Hukum-hukum (ayunan) Galilei tahun 1596, yaitu:
 Tempo ayunan tidak bergantung dari besarnya amplitude (jarak ayunan),
asalkan amplitude tersebut tidak terlalu besar.
 Tempo ayunan tidak bergantung dari beratnya bandulan ayunan
 Tempo ayunan adalah sebanding laras dengan akar dari panjangnya bandulan
(l )
 Tempo ayunan adalah sebanding-balik dengan akar dari percepatan yang
disebabkan oleh gaya berat.

Perioda yang mengalami gerak selaras sederhana, termasuk bandul, tidak bergantung
pada amplitudo. Galileo dikatakan sebagai yang pertama mencatat kenyataan ini, sementara
ia melihat ayunan lampu dalam katedalan di pissa. Penemuan ini mengarah pada bandul jam
yang pertama mirip dengan lonceng
Periode dari bandul matematis dapat ditentukan dengan rumus :

Dimana :
T:periode ayunan (detik)
L: panjang tali (m)
g :percepatan gravitasi bumi (m/s2)

Periode bandul atau ayunan adalah waktu yang dibutuhkan untuk 1 kali getaran.
Satu kali getaran yang dimaksudkan adalah pergerakan dari titik A-B-C-B-A, jadi, getaran
yang dilakukan dimulai dari titik A hingga ke titik A lagi (kembali ke titik awal).

Bila bandul ditarik kesamping dari posisi seimbangnya kemudian dilepas, maka
bandul akan berayun karena pengaruh gravitasi atau bandul bergetar dengan ragam getaran
selaras. Gaya pemulih yang bekerja pada m: F = -mg sin 0. karena gaya pemulihnya

4
sebanding dengan sin 0 bukan dengan simpangannya. Gaya yang menyebabkan bandul ke
posisi kesetimbangan dinamakan gaya pemulih yaitu mg sin  dan panjang busur adalah s =
l. Kesetimbangan gayanya adalah

∑ =− =

Dan gaya-gaya yang bekerja pada bandul sederhana atau bandul matematis adalah
seperti berikut ini

Bandul juga berguna dalam bidang geologi dan sering kali diperlukan untuk
mengukur percepatan gravitasi pada lapis tertentu dengan sangat teliti.
Bandul fisis merupakan sembarang benda tegar yang digantung yang dapat
berayun/bergetar/berisolasi dalam bidang vertical terhadap sumbu tertentu. Bandul fisis
sebenarnya memiliki bentuk yang lebih kompleks, yaitu sebagai benda tegar.

Periode dari bandul fisis dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

Dimana :

5
T = perioda ayunan (detik)
k = radius girasi terhadap pusat massa (cm)
a = jarak titik gantung terhadap pusat massa (m)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)

Berikut adalah contoh sistem gaya yang bekerja pada suatu ayunan fisis:

Keterangan gambar:
m= massa benda (kg)
g= percepatan gravitasi (m/s2 )
θ= sudut simpangan

PERCEPATAN GRAVITASI
HUKUM Newton tentang gravitasi bumi dapat diungkapkan sebagai berikut: Setiap
partikel materi di jagat raya melakukan tarikan terhadap setiap partikel lainnya dengan
suatu gaya yang berbanding langsung dengan hasil kali massa partikel-partikel itu dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak yang memisahkan.

. ′
=

Gaya-gaya gravitasi yang bekerja pada partikel itu membentuk sepasang aksi-reaksi.
Walaupun massa partikel-partikel itu berbeda, gaya yang sama besarnya bekerja pada
masing-masing partikel itu dan garis kerja keduanya terletak di sepanjang garis yang
menghubungkan partikel-partikel itu.

6
Hukum Gravitasi Newton ialah hukum untuk dua partikel. Faktanya bahwa gaya
gravitasi yang dilakukan pada atau oleh suatu bola homogeny sama seperi seandainya seluruh
massa bola itu terkonsentrasi pada titik pusatnya.
2.1 Pipa U
Pada modulus pipa U kali ini termasuk gerak harmonis sederhana linier. Gerak
harmonis sederhana ini tidak menghasilkan sudut dalam gerak osilasinya. Berdasarkan teori
atom modern, orang menduga bahwa molekulmolekul benda padat bergetar dengan gerak yang
hampir harmonik terhadap posisi kisi-kisi tetapnya, walaupun gerak molekul-molekul itu
tentunya tidak dapat kita lihat secara langsung.

Gambar 2.1 pipa U dalam keadaan horizontal


Pipa U adalah salah satu bejana berhubungan yang paling sederhana
berbentuk huruf U. Bila pipa U diisi oleh sejenis zat cair tertentu, maka zat
cair di kedua pipa mempunyai tinggi yang sama, berarti mengikuti hukum
bejana berhubungan. Alat yang digunakan oleh para tukang bangunan untuk
mendapatkan sifat datar juga menggunakan hukum bejana berhubungan. Alat
tersebut dinamakan water pas. Gejala-gejala dalam kehidupan sehari-hari
yang pemanfaatannya menggunakan hukum bejana berhubungan akan
bermanfaat sekali untuk mendapatkan sifat datar. Bunyi hukum bejana
berhubungan yaitu : “Bila bejana-bejana berhubungan diisi dengan zat cair
yang sama, dalam keadaan setimbang, permukaan zat cair dalam bejana-
bejana itu terletak pada sebuh bidang mendatar”. Para tukang bangunan juga
sering menggunakan prinsip hukum bejana berhubungan ini untuk mengukur
ketinggian dua tempat yang berbeda letaknya dengan cara menggunakan
selang bening yang berisi air. Tinggi air di kedua bagian ujung selang selalu
sama.

Hukum bejana berhubungan tidak berlaku jika terdapat pipa kapiler di


salah satu bejana, dan tidak berlaku pula jika diisi dengan lebih dari satu jenis
zat cair yang berbeda. Pada pipa U bila dari salah satu mulut pipa U

7
dituangkan zat cair yang berbeda (massa jenisnya berbeda dengan massa jenis
zat cair yang sudah ada di dalam pipa). Tekanan pada kedua permukaan zat
cair di kedua mulut pipa U selalu sama, yaitu merupakan tekanan hidrostatis.
Jika pipa U diisi dengan dua zat cair yang tidak bercampur, tinggi permukaan zat
cair pada kedua mulut pipa berbeda. Hubungan antara massa jenis dan tinggi zat cair dalam
pipa U adalah sebagai berikut:
Misalkan, massa jenis zat cair pertama adalah ρ1 dan massa jenis zat cair kedua adalah
ρ2. Dari titik pertemuan kedua zat cair, kita buat garis mendatar yang memotong kedua kaki
pipa U. Misalkan, tinggi permukaan zat cair pertama dari garis adalah h1 dan tinggi
permukaan zat cair kedua dari garis adalah h2. Zat cair pertama setinggi h1 melakukan
tekanan yang sama besar dengan tekanan zat cair kedua setinggi h2.
P1 = P2
Dengan menggunakan persamaan di atas, maka diperoleh :
ρ1 g h1 = ρ2 g h2 , ρ1 h1 = ρ2 h2

Gambar 2.2 Pipa U yang berisi cairan

Sebuah tabung berbentuk U diisi air sampai ketinggian tertentu. Kemudian air
disebelah kanan ditekan kebawah hingga turun setinggi x, lalu dilepas sedemikian, sehingga
air bergerak harmonik sedehana. Jika luas permukaan tabung A dan massa air seluruhnya m,
maka besar perioda gerak harmonik ini adalah sebagai berikut.
Gaya pemulih adalah gaya berat air kolam sebelah kiri setinggi 2x yang mendorong air
bergerak ke sebelah kanan, besarnya adalah :
F =-mg = - = − (2 ) = −(2 )

Sesuai dengan persamaan gaya pemulih bahwa F=-kx, maka diperoleh :


k=2
Massa total cairan : m = = (2 ) = 2

8
Periode gerak harmonik adalah

T=2

Atau

T=2

Sehingga periode getaran memenuhi hubungan :

T=2

Dengan:
T : Perioda (sekon)
: Panjang kolom zat air (m)
g: Percepatan gravitasi (m )

2.2 Hukum Pascal


Hukum Pascal berbunyi “Tekanan yang diberikan kepada zat cair oleh gaya dari luar
akan diteruskan ke segala arah dengan sama rata”.Pada kegiatan menggunakan pompa
Pascal, Kamu dapat membuktikan kebenaran hukum Pascal dalam tekanan yang diberikan
kepada zat cair akan diteruskan. Pancaran air akan keluar pada setiap lubang dan kekuatan
pancaran tersebut sama rata ke segala arah. Hukum Pascal tidak hanya berlaku pada zat cair saja
tetapi berlaku pula pada zat gas. Zat cair dan zat gas keduanya sering disebut dengan
fluida.Alat-alat teknik yang bekerjanya berdasarkan hukum Pascal antara lain; dongkrak
hidrolik, kempa/alat pengepres hidrolik, rem hidrolik, pompa hidrolik, alat pengangkat mobil di
tempat-tempat cucian mobil atau di bengkel, dan berbagai alat yang lain.

2.3 Paradoks Hidrostatis


Semua bejana yang mempunyai luas dasar (A) yang sama dan berisi zat cair dengan
ketinggian yang sama pula (h). Menurut Hukum Utama Hidrostatis: Tekanan hidrostatis
pada dasar masing-masing bejana adalah sama yaitu : Ph = r . g . h
Paradoks Hidrostatis: Gaya hidrostatis pada dasar bejana tidak
tergantung pada banyaknya zat cair maupun bentuk bejana, melainkan
tergantung pada massa jenis zat cair, tinggi zat cair di atas dasar bejana, luar
dasar bejana. Jadi, gaya hidrostatis pada dasar bejana tersebut sama yaitu: Fh
= r. g . h . A

9
Besarnya tekanan di suatu titik di dalam zat cair tak bergerak sebanding dengan
kedalaman titik itu (h) dan sebanding dengan massa jenis zat cair tersebut. Secara
matematis, besarnya tekanan oleh fluida tak bergerak dapat dirumuskan sebagai berikut :
Ph = ρgh
Keterangan :
Ph = tekanan yang dialami zat cair (tekanan hidrostatis) (Pa)
ρ = massa jenis zat cair (kh/m3)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
h = kedalaman/tinggi titik diukur dari permukaan (mm)

Oleh karena tekanan udara luas Patm memengaruhi besar tekanan


hidrostatis, tekanan total yang dialami suatu zat cair titik tertentu merupakan
jumlah dari tekanan udara laut dengan tekanan hidrostatis yang dirumuskan:
Ptotal = Patm + Ppgh

2.4 Hukum Utama Hidrostatis


Hukum ini berbunyi ”Tekanan hidrostatis pada sembarang titik yang terletak pada
bidang mendatar di dalam sejenis zat cair yang dalam keadaan setimbang adalah sama”.
(Ph) di A = (Ph) di B = (Ph) di C = P0 + P g h
P0 = tekanan udara luar

Hukum utama hidrostatika berlaku pula pada pipa U (Bejana berhubungan)


yang diisi lebih dari satu macam zat cair yang tidak bercampur.

( ) = ( )
ℎ + ℎ = ℎ

10
2.5 Gravitasi
Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel yang mempunyai
massa di alam semesta. Fisika modern mendeskripsikan gravitasi menggunakan Teori
Relativitas Umum dari Einstein, namun hukum gravitasi universal Newton yang lebih
sederhana merupakan hampiran yang cukup akurat dalam kebanyakan kasus.
Sebagai contoh, bumi yang memiliki massa yang sangat besar
menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar untuk menarik benda-benda
disekitarnya, termasuk makhluk hidup, dan benda benda yang ada di bumi.
Gaya gravitasi ini juga menarik benda-benda yang ada diluar angkasa, seperti
bulan, meteor, dan benda angkasa laiinnya, termasuk satelit buatan manusia.
Beberapa teori yang belum dapat dibuktikan menyebutkan bahwa gaya
gravitasi timbul karena adanya partikel gravitron dalam setiap atom. Satuan percepatan rata-rata
gravitasi bumi yang disimbolkan sebagai g menunjukkan rata-rata percepatan yang dihasilkan
medan gravitasi pada permukaan bumi (permukaan laut). Nilai sebenarnya percepatan
gravitasi berbeda dari satu tempat ke tempat lain tergantung ketinggian dan kondisi
geologi. Simbol g digunakan sebagai satuan percepatan. Dalam fisika, nilai percepatan
gravitasi standar g didefinisikan sebagai 9,806.65 m/s2 (meter perdetik2), atau 32.174,05
kaki per detik2. Pada ketinggian p maka menurut International Gravity Formula, g =
978,0495 (1+0.0052892 sin2 (p) - 0.0000073 sin2 (2p)) sentimeter per detik2. (cm/s2).
Simbol g pertama kali digunakan dalam bidang aeronautika dan teknologi
ruang angkasa, yang digunakan untuk membatasi percepatan yang dirasakan oleh kru
pesawat ulang-alik, disebut juga sebagai g forces. Istilah ini menjadi populer di kalangan
kru proyek luar angkasa. Sekarang ini berbagai pengukuran percepatan gravitasi diukur
dalam satuan g. Istilah satuan gee dan grav juga menunjuk kepada satuan ini.

2.2 Peneliti terdahulu


Tabel.2.1 Peneliti Yang terdahulu
Peneliti
N Jurnal Judul Hasil
No
Usaidah
1 & Inovasi Penentuan Perhitungan nilai percepatan
1 Endahrahm Fisika Penerapan Gravitasi gravitasi bumi dilakukan
awati Indonesia bumi lokal dengan dua cara yaitu
Volume 04 menggunakan model menggunakan persamaan
Tahun 2015 osilasi gerak simple pendulum dan
pendulum persamaan kombinasi
pendulum fisis. Pengambilan
data dilakukan dengan

11
Peneliti
N Jurnal Judul Hasil
No
beberapa perubahan variabel,
diantaranya panjang batang
0,52; 0,57; dan 0,63 m, sudut
simpangan 4°, 5°, 6°, 8°, 10°,
15° dan 20°, serta massa
pendulum 357,5 gram dan
472,5 gram. Dari perubahan
variabel-variabel tersebut
diperoleh nilai percepatan
gravitasi bumi menggunakan
pendekatan simple pendulum
dengan nilai kesalahan
maksimal 2,15% dengan nilai
berkisar antara 9,75 m/s2
sampai 9,99 m/s2 dan nilai
percepatan gravitasi bumi
lokal menggunakan
pendekatan kombinasi
pendulum fisis berkisar antara
9,67 m/s2 sampai 9,92 m/s2
dengan maksimal error 1,47%.
Putu
2 Seminar Analisis Variatif Hasil yang diperoleh untuk g
2. Artawan nasional Gravitasi Bumi di lantai dasar sebesar 9,7
UNDIKSH diberbagai koordinat m/s2, g di lantai dua sebesar
A III dengan ayunan 8,93m/s2, g di dalam lift
Tahun 2013 sederhana sebesar 12,31 m/s2, g didalam
mobil sebesar 10,26 m/s2 dan
g di dalam air sebesar 15,31
m/s2. Dari hasil tersebut
disimpulkan bahwa besarnya
percepatan gravitasi di setiap
tempat di muka bumi ini
ternyata bervariasi. Hal ini
disebabkan oleh besar
kecilnya gaya yang ada pada
sistem dimana posisi atau
koordinat itu berada. Rata-rata
simpangan besarnya
percepatan gravitasi hasil
eksperiment
dengan besarnya percepatan
gravitasi umum sebesar
19,28%.

12
2.3 Kerangka Konseptual

Bila suatu benda bergerak bolak balik terhadap suatu titik tertentu, maka benda
tersebut dinamakan bergetar, atau benda tersebut bergetar.Dalam ilmu fisika dasar, terdapat
beberapa kasus bergetar, diantaranya adalah gerak harmonik sederhana. Gerak Harmonik
Sederhana (GHS). adalah gerak bolak – balik benda melalui suatu titik keseimbangan tertentu
dengan banyaknya getraran benda dalam setiap detik selalu konstan. Gerak Harmonik
Sederhana terjadi karena gaya pemulih (restoring force. Dinamakan gaya pemulih karena
gaya ini selalu melawan perubahan posisi benda agar kembali ke titik setimbang. Karena
itulah terjadi gerak harmonik. Pengertian sederhana adalah bahwa kita menganggap tidak ada
gaya disipatif, misalnya gaya gesek dengan udara, atau gaya gesesk antara komponen sistem
(pegasdengan beban, atau pegas dengan setatipnya.
Pipa U adalah salah satu bejana berhubungan yang paling sederhana berbentuk huruf U.
Bila pipa U diisi oleh sejenis zat cair tertentu, maka zat cair di kedua pipa mempunyai tinggi
yang sama, berarti mengikuti hukum bejana berhubungan. Alat yang digunakan oleh para
tukang bangunan untuk mendapatkan sifat datar juga menggunakan hukum bejana
berhubungan.
Percobaan dengan alat pratikum ayunan sedrhana dan pipa U ini bertujuan untuk
menentukan besarnya gaya gravitasi bumi, menghitung timggi ayunan (h), waktu ayunan(t)
dan perioda ayunan (T). Pratikum dilakukan dengan mengamati perubahan nilai gaya
gravitasi bumi dengan menambah tinggi ayunan dan air pada pipa U Prinsip kerja pada alat
pratikum ini dalah dengan memutar tali yang di ikatkan pada pipa dengan memvariasikan
panjang tali.

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang harus di uji melalui penelitian.


Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditemukan, maka hipotesis dari penelitian ini
adalah terdapat perbedaan hasil perhitungan antara perhitungan gravitasi bumi menggunakan
ayunan sederhana dan menggunakan pipa U. Hipotesis yang diajukan pada mini riset ini
adalah perhitungan gaya gravitasi bumi menggunakan ayunan sederhana lebih akurat
daripada dengan menggunakan pipa U .

13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Prosedur Peneitian


Ayunan Sederhana
ALAT – ALAT
1. Ayunan Sederhana
2. Stopwatch
3. Pemberat (1400 gr)

IV. CARA KERJA


A. Ayunan Sederhana

1. Panjang tali tertentu diambil.


2. Waktu ayunan diukur dengan cara mengukur waktu yang diperlukan untuk 50 kali
ayunan.
3. Percobaan ini diulang sekurang-kurangnya 5 kali dengan mengambil panjang tali
yang beralainan
Pipa U
Alat dan Bahan
 Pipa U
 Kabel / benang untuk menggukur tinggi permukaan zat cair
 Air
 Stopwatch
 Mistar panjang

Prosedur
 Mengambil alat-alat yang diperlukan.
 Mengukur panjang kolom zat cair.

14
 Membuat kedudukan zat cair tidak sama tinggi dengan cara
memiringkan pipa U sekitar 450, kemudian lepaskan.
 mengukur T sebanyak 5 kali, (setiap t terdiri dari 5 ayunan) T = t/5.
 Mencatat hasil perhitungan dari T.
 Menghitung percepatan gravitasi dari percobaan ini.
 membandingkan dengan literatur (g = 9,78 m/s2).

15
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Ayunan Sederhana


DATA PENGAMATAN
A. AYUNAN SEDERHANA
ϴ = 100
ϴ = 100
Pengukuran I
Untuk L =0,30 m
Pengukuran Panjang tali (cm) t (sekon)
I 66,5
II 0,30 63,2
III 67,78
IV 62,43
V 63,27

Perhitungan <t>

<t> =
, , , , ,
=

= 64,636

 Perhitungan nilai ketidakpastian


∑ (∑ )
 ∆ =

∑ (∑ )
=

( , ) ,
=

= 0,525
 Perhitungan T
,
T= = = 1,33

16
 Perhitungan g
Perhitungan g dapat dirumuskan melalui persamaan:

T= 2

=4

( , )( , )
g= = ( , )
=8,45

Keterangan:
T: periode
L: Panjang kolom zat cair (m)
g: percepatan gravitasi (m/ )
Dengan cara yang sama diperoleh data :
L (m) T dalam 50 T (s) T2 (s) g (m/s2)
kali getaran
66,5 1,33 1,7689 6,69
0,30 63,2 1,26 1,5976 7,4
67,78 1,35 1,8376 6,43
62,43 1,25 1,559 7,58
63,27 1,27 1,6012 7,38
T 2 = 1,6729

 g untuk panjang tali 0,3 m


No ̅ ( − ̅) ( − ̅)

1 6,68 0,41 0,17


2 7,4 -0,30 0,091
3 6,4 7,10 0,66 0,44
4 7,5 -0,48 0,237
5 7,3 -0,28 0,082
∑ g =44,33 ∑( − ̅ ) = 1,02

17
L= 0,40 m
Pengukuran Panjang tali (m) t (sekon)
I 64,5
II 0,40 64,56
III 62,47
IV 62,55
V 63,88
 Perhitungan <t>
<t> =
, , , , ,
=

= 63,592
 Perhitungan nilai ketidakpastian
∑ (∑ )
 ∆ =

∑ (∑ )
=

( ) ,
=

= 0,457

 Perhitungan T
,
T= = = 1,29

 Perhitungan g
( , )( , )
g= = ( , )
=9,48 m/s

Dengan cara yang sama diperoleh data :


L (m) T dalam 50 T (s) T2 (s) g (m/s2)
kali getaran
64,5 1,29 1,6641 9,48
0,40 64,56 1,291 1,6671 9,46
62,47 1,24 1,561 10,1

18
L (m) T dalam 50 T (s) T2 (s) g (m/s2)
kali getaran
62,55 1,251 1,5650 10,08
63,88 1,277 1,6322 9,66
T 2 = 1,6729

 g untuk panjang tali 0,4 m
No ̅ ( ( − ̅)
− ̅)

1 9,48 -0,27 0,077


2 9,46 0,29 0,087
3 10,1 9,75 -0,34 0,12
4 10,08 -0,32 0,1033
5 9,66 0,09 0,0088
∑ g =44,33 ∑( − ̅ ) = 0,3984

L= 0,50 m
Pengukuran Panjang tali (m) t (sekon)
I 73,88
II 0,50 69,87
III 72,66
IV 72,96
V 74,43

 Perhitungan <t>

<t> =
, , , , ,
=

= 72,43
 Perhitungan nilai ketidakpastian
∑ (∑ )
 ∆ =

∑ (∑ )
=

19
( ) ,
=

= 0,3944

 Perhitungan T
,
T= = = 1,478

 Perhitungan g
( , )( , )
g= = ( , )
=9,03 m/s

Dengan cara yang sama diperoleh data :


t (s) dalam 50
L(m) kali geetaran T g(m/ )
73,88 1,47 2,183 9,032
69,87 1,39 1,95 10,09
0,5 72,66 1,45 2,11 9,33
72,96 1,45 2,12 9,26
74,43 1,48 2,21 8,89
2
T =2,11

 g untuk panjang tali 0,5 m

No ( − ) ( − )
1 9,032 -0,28 0,08
2 10,09 0,76 0,59
3 9,33 0,01 0,0001
4 9,26 -0,06 0,0036
5 8,89 -0,43 0,185
∑ g = 46,602 9,32 ∑( − ̅ ) = 0,864

L= 0,60 m
Pengukuran Panjang tali (m) t (sekon)
I 81,9
II 0,60 81,7
III 83,41
IV 82,94
V 82,63

20
 Perhitungan <t>

<t> =
, , , , ,
=

= 82,516

 Perhitungan nilai ketidakpastian


∑ (∑ )
 ∆ =

∑ (∑ )
=

( , ) ,
=

= 0,159582

 Perhitungan T
,
T= = = 1,478

 Perhitungan g
( , )( , )
g= = ( , )
=8,81 m/s

Dengan cara yang sama diperoleh data :


t (s) dalam
L(m) 50 getaran T g(m/ )
81,9 1,63 2,68 8,81
81,7 1,63 2,66 8,86
0,6 83,41 1,66 2,78 8,50
82,94 1,65 2,75 8,60
82,63 1,65 2,73 8,66
2
T =2,723719

 g untuk panjang tali 0,6 m

No ( − ) ( − )
1 8,81 0,124 0,015376
2 8,86 8,69 0,174 0,030276
3 8,5 -0,186 0,034596

21
4 8,6 -0,086 0,007396
5 8,66 -0,026 0,000676
∑( − ̅ ) =
∑g =43,43 0,08832

L= 0,70 m
Pengukuran Panjang tali (m) t (sekon)
I 85,65
II 0,70 86,23
III 86,12
IV 85,44
V 84,86
 Perhitungan <t>

<t> =
, , , , ,
=

= 85,66

 Perhitungan nilai ketidakpastian


∑ (∑ )
 ∆ =

∑ (∑ )
=

( , ) ,
=

= 0,123744

 Perhitungan T
,
T= = = 1,478

 Perhitungan g
( , )( , )
g= = ( , )
=9,40 m/s

22
Dengan cara yang sama diperoleh data :
t (s) dalam
L(m) 50 getaran T g(m/ )
85,65 1,713 2,934 9,40
86,23 1,7246 2,974 9,28
0,7 86,12 1,7224 2,966 9,30
85,44 1,7088 2,919 9,45
84,86 1,6972 2,880 9,58
2
T =2,935

 g untuk panjang tali 0,7 m

(
No ̅ − ̅) ( − ̅)
1 9,4 -0,002 0,000004
2 9,28 -0,122 0,014
3 9,3 9,4 -0,102 0,01
4 9,45 0,048 0,002
5 9,58 0,178 0,032
∑g =47,01 ∑( − ̅ ) = 0,059

 Nilai Pada setia variasi panjang Tali ayunan

No L(m) ̅
1 0,3 7,1
2 0,4 9,75
8,85
3 0,5 9,32
4 0,6 8,69
5 0,7 9,4

, 2 , 2
%kesalahan =| 100%| = x100%= 9,7%
,

23
4.2 Pipa U
Panjang kolom zat cair = (15 ± 0,05 × 10 ) m

l= = = 7,5 ± 0,05 × 10 m

No t± ⋯ ( ) <t>±∆ T = <t>/5
1 2,7
2 2,26
3 3,1 2,93 ±0,134 0,6212
4 2,97
5 2,9
 Perhitungan <t>
<t> =
, , , ,
=

= 3,106
 Perhitungan nilai ketidakpastian
∑ (∑ )
 ∆ =

∑ (∑ )
=

( , ) ,
=

= (0,672978)

= 0,134596

 Perhitungan T
,
T= = = 0,59

 Perhitungan g
Perhitungan g dapat dirumuskan melalui persamaan:

T= 2

=4

( , )( , ) ,
g= = ( , )
= ,
= 8,6 /

Keterangan:

24
T = periode
L = Panjang kolom zat cair (m)
g = percepatan gravitasi (m/ )

Panjang kolom zat cair = (25 ± 0,05 × 10 ) m

l= = = 12,5 ± 0,05 × 10 m

No t± ⋯ ( ) <t>±∆ T = <t>/5
1 3,16
2 3,5
3 2,97 3,2 ±0.178 0,6868
4 3,2
5 43,87
 Perhitungan <t>

<t> =
, , , , ,
=

= 3,2

 Perhitungan nilai ketidakpastian


∑ (∑ )
 ∆ =

∑ (∑ )
=

( , ) ,
=

= (0,892833)

= 0,178567

 Perhitungan T
,
T= = = 0,65

 Perhitungan g
( , )( , ) ,
g= = ( , )
= ,
= 11,45 /

25
Panjang kolom zat cair = (35 ± 0,05 × 10 ) m

l= = = 17,5 ± 0,05 × 10 m

No t± ⋯ ( ) <t>±∆ T = <t>/5
1 3,58
2 3,66 0,852
3 3,58 3,8
4 4,01
5 4,12
 Perhitungan <t>

<t> =
, , , , ,
=

= 3,8

 Perhitungan nilai ketidakpastian


∑ (∑ )
 ∆ =

∑ (∑ )
=

( , ) ,
=

= (0,867756)

= 0,173551

 Perhitungan T
,
T= = = 0,77

 Perhitungan g
( , )( , ) ,
g= = ( , )
= ,
= 11,59 /

26
Panjang kolom zat cair = (45 ± 0,05 × 10 ) m

l= = = 22,5 ± 0,05 × 10 m

No t± ⋯ ( ) <t>±∆ T = <t>/5
1 4,36
2 4,25
3 4,25 4,454 0,8908
4 4,72
5 4,69
 Perhitungan <t>

<t> =
, , , , ,
=

= 4,454
 Perhitungan nilai ketidakpastian
∑ (∑ )
 ∆ =

∑ (∑ )
=

( , ) ,
=

= (0,261319)

= 0,052264
 Perhitungan T
,
T= = = 0,8908

 Perhitungan g
( , )( , ) ,
g= = ( , )
= ,
= 11,18 /

Panjang kolom zat cair = (55 ± 0,05 × 10 ) m

l= = = 27,5 ± 0,05 × 10 m

No t± ⋯ ( ) <t>±∆ T = <t>/5
1 4,45
2 4,63
3 4,57 4,482 0,8964

27
4 4,43
5 4,33

 Perhitungan <t>

<t> =
, , , , ,
=

= 4,482
 Perhitungan nilai ketidakpastian
∑ (∑ )
 ∆ =

∑ (∑ )
=

( , ) ,
=

= (0,118828)

= 0,023766

 Perhitungan T
,
T= = = 0,8964

 Perhitungan g
( , )( , ) ,
g= = ( , )
= ,
= 13,49 /

 Nilai g pada setiap variasi tinggi kolom air

No L(m)
1 0.075 8,6
2 0,125 8,8
11,28
3 0,175 11,45
4 0,225 11,18
5 0,275 13,49

, 2 , 2
%kesalahan =| 100%| = x100%= 15,1 %
,

28
4.3 Pembahasan
4.3.1 Ayunan Sederhana
Ayunan sederhana merupakan bandul ideal yang terdiri dari sebuah titik massa,

yang digantungkan pada tali ringan yang tidak dapat mulur. Jika bandul ditarik kesamping

dari posisi seimbangnya dan dilepaskan, maka bandul akan berayun dalam bidang vertikal

karena adanya suatu pengaruh gravitasi. Gerakannya merupakan osilasi dan periodik. Untuk

sudut yang kecil (simpangan yang kecil) keadaannya endekati gerak dalam garis lurus.

Periode bandul sederhana adalah T = 2. Dimana periode ini tidak tergantung pada massa

parikel yang digantungkan. Bandul matematis telah lama digunakan untuk mengukur nilai

gravitasi mutlak disuatu titik dipermukaan bumi. Pengukuran ini didasarkan pada suatu

perubahan periode ayunan bandul matematis terhadap panjang lainnya. Pengukuran gravitasi

mutlak dengan bandul matematis dapat dilakukan dengan teliti jika pengukuran waktu juga

sangat teliti.

Pada percobaan penentuan percepatan gravitasi bumi dengan metode ayunan

bandul, dilakukan percobaan sebanyak tiga kali dengan percobaan yang sama. Dimana,

panjang tali (ℓ) yang berbeda yaitu 0,3 m, 0,4 m, 0,50 m, 0,60 m dan 0,70 m. Pada pecobaan

ini jumlah ayunan atau osilasi pada tiap – tiap pecobaan yaitu 50 kali.

Dari hasil pecobaan ini,dalam penentuan periode dapat dikatakan bahwa jika

digunakan panjang tali yang sama, dana simpangan yang diberikan semakin besar, maka

semakin besar pula waktu yang dibutuhkan untuk berosilasi sebanyak 50 kali ayunan. Hal ini

disebabkan karena jenis beban dan panjang tali yang digunakan sama besar. Hal ini

berbanding terbalik dengan teori yang ada, dimana semakin kecil panjang tali yang diberikan,

maka ayunan akan semakin cepat dan waktu yang digunakan semakin sedikit. Begitupula

sebaliknya, apabila semakin panjang tali yang diberikan,maka ayunan bandul akan semakin

pelan dan waktu yang dibutuhkan semakin banyak. Hal ini sesuai dengan persamaan pada

bandul yaitu T = 2π dimana periode ayunan berbanding terbalik dengan panjang tali. Sama

29
halnya dengan penentuan periode secara teori yaitu tidak sesuai dengan teori yang ada. Hal

ini juga disebabkan karena jenis beban dan panjang tali yang digunakan sama besar.

Selanjutnya dalam penentuan percepatan gravitasi dapat dikatakan bahwa seperti

yang telah kita ketahui dimana besar percepatan gravitasi adalah 9,8 m/s². Dari hasil

percobaan yang diperoleh, memiliki perbedaan yang sangat jauh yakni 8,85 m/ . Hal ini

disebabkan oleh beberapa faktor seperti adanya gesekan antara tali dengan udara (angin) yang

mempengaruhu benda bergerak bolak – balik atau berosilasi tidak sama,dan kurang ketelitian

saat praktikum seperti kurang teliti dalam mengukur, menghitung waktu osilasi,dan adanya

gaya tambahan saat bandul berayun atau berosilasi.

4.3.2 Pipa U
Dalam praktikum ini dilakukan gerak osilasi pada pipa U. Dari data
yang diperoleh pada percobaan ini bahwa waktu yang dibutuhkan zat cair
yang terdapat dalam pipa U melakukan satu getaran dipengaruhi oleh
ketinggian zat cair ketika pipa U dimiringkan dan diberikan tekanan pada
salah satu ujung pipa terbuka. Hal ini disebabkan ketinggian tersebut
berbanding lurus dengan waktu yang diperlukan untuk melakukan satu
getaran. Semakin besar ketinggiannya, maka waktu yang dibutuhkan akan lama. Waktu yang
dibutuhkan itu akan mempengaruhi nilai Periode (T). Hal
ini disebabkan semakin lama waktu yang dibutuhkan dalam melakukan satu
getaran yang diberikan maka periodenya (T) akan semakin besar. Waktu yang
dibutuhkan dalam melakukan satu getaran berbanding lurus dengan periode.
Nilai percepatan gravitasi (g) pada percobaan ini ditentukan melalui perhitungan

menggunakan rumus g = yang telah dijabarkan pada bagian perhitungan. Data yang

didapatkan sebesar 11,28 m/s2 melebihi dari percepatan gravitasi literatur sebesar 9,78 m/s2 s2.
Dapat kita lihat dari data tersebut bahwa selisih antara nilai percepatan gravitasi berdasarkan
hasil praktikum dan berdasarkan literatur berbeda sebesar 1,48 m/s2.
Dengan melihat persamaan rumus di atas dapat diketahui bahwa percepatan
gravitasi dapat dipengaruhi oleh panjang kolom zat cair dan periodenya. Semakin besar
panjang kolom zat cair maka semakin besar pula percepatan gravitasinya, sedangkan

30
semakin besar periode maka semakin kecil percepatan gravitasinya. Hal ini disebabkan
percepatan gravitasi berbanding lurus dengan panjang kolom zat cair dan berbanding
terbalik dengan periode (T).
Perbedaan yang melebihi literatur yang ada tersebut dapat disebabkan
kesalahan terhadap alat yang digunakan dalam praktikum terutama pada pipa
U karena peralatan percobaan yang sudah sering dipakai sehingga
mengurangi tingkat akurasinya dan ketinggian zat cair pada salah satu ujung
pipa yang diberikan tidak konstan. Dapat juga dalam proses pengamatan,
terjadi kesalahan dalam melihat skala yang dihasilkan atau lingkungan
percobaan yang kurang mendukung. Ketidaktelitian penagamatan ini
kemungkinan disebabkan akibat pada saat memiringkan pipa U,
kemiringannya tidak sama setiap kali dilakukan pemiringan tersebut. Ada
kalanya sudut kemiringannya sangat besar sehingga diperoleh nilai T yang
sangat keci dan ini sangat mempengaruhi nilai g yang diperoleh nilai ±∆ yang diperoleh
hanya menunjukkan nilai satuan terkecil, yaitu menunjukkan nilai satuan terkecil, yaitu
menunjukkan angka ketelitian. Nilai ini sama sekali tidak mempengaruhi nilai t. Oleh
karena itu ±∆ tidak ikut masuk ke dalam perhitungan. Didasarkan atas
ketidakpastian dalam pengukuran, bahwa setiap pengukuran terhadap suatu
benda berpeluang terjadi kesalahan dalam pembacaan skala sehingga
menyebabkan data yang didapat menjadi sedikit menyimpang. Kesalahan
dalam perhitungan data juga dapat menjadi penyebab dari hal ini\

4.3.3 Perbandingan nilai percepatan gravitasi dengan metode ayunan sederhan dan pipa U
Penentuan percepatan gravitasi dengan metode ayunan sederhana dengan

menggunakan rumus g = di dapat hasil perhitungan gravitasi sebesar 8,85 m/ , seperti

yang telah kita ketahui dimana besar percepatan gravitasi adalah 9,8 m/s². Dari hasil
percobaan yang diperoleh, memiliki perbedaan nilai gravitasi, dengan nilai % kesalahan
sebesar 9,6%. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti adanya gesekan antara tali
dengan udara (angin) yang mempengaruhu benda bergerak bolak – balik atau berosilasi
tidak sama, dan kurang ketelitian saat praktikum seperti kurang teliti dalam mengukur,
menghitung waktu osilasi,dan adanya gaya tambahan saat bandul berayun atau berosilasi.
Pada percobaan pipa U nilai percepatan gravitasi (g) pada ini ditentukan juga

melalui perhitungan menggunakan rumus g = yang telah dijabarkan pada bagian

31
perhitungan. Data yang didapatkan sebesar 11,28 m/s2 melebihi dari percepatan gravitasi
literatur sebesar 9,78 m/s2 s2. Dapat kita lihat dari data tersebut bahwa selisih antara nilai
percepatan gravitasi berdasarkan hasil praktikum dan berdasarkan literatur berbeda sebesar
1,48 m/s2 dengan nilai %kesalahan 15,1%.
Dari kedua percobaan dapat dilihat bahwa perhitungan nilai percepatan gravitasi bumi
dengan menggunakan percobaan ayunan sederhana lebih teliti daripada menggunakan
percobaan pipa U dengan nilai %kesalahan pada percobaan ayuna sederhana yang lebih kecil
daripada %kesalahan dengan percobaan ayunan sederhana sebesar 9,6% dan pada pipa U
sebesar 15,1%.

32
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil miniriset yang diperoleh dari hasil analisa data dan maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Nilai percepatan gravitasi bumi dengan metode ayunan sederhana di peroleh rata-rata
nilaii perhitungan gravitasi sebesar 8,85 m/ dan nilai %kesalahan dengan percobaan
ayunan sederhana sebesar 9,6%,
2. Nilai percepatan gravitasi bumi dengan metode pipa U di peroleh rata-rata nilaii
perhitungan gravitasi sebesar 11,28 m/ dan nilai %kesalahan dengan percobaan pipa U
sebesar 15,1%
3. Hasil analisa data menunjukkan bahwa metode penentuan Nilai percepatan gravitasi bumi
dengan metode ayunan sederhana lebih akurat daripada menggunakan metode pipa U
dengan nilai %kesalahan pada ayunan sederhana yang lebih kecil.

5.2 Saran
Untuk mendapatkan nilai percepatan gravitasi secara akurat, sebaiknya
praktikan melaksanakan praktikum ini secara cermat dan teliti. Begitu juga dalam melakukan
perhitungan yang menggunakan rumus

33
Daftar Pustaka

Giancoli, Douglas C.,2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga.


Halliday, David. 1999. Fisika Dasar
Jilid I. Jakarta : Erlangga
Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan), Jakarta: Penerbit
Erlangga
Umar, Efrizon. 2004. Fisika dan Kecakapan Hidup. Jakarta : Ganeca Exact.
Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika Universitas (terjemahan), jakarta :
Penerbit Erlangga.
Zaida. 2008. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Bandung: Fakultas Teknologi Industri
Pertanian Universitas Padjadjaran.

Zemansky, Sears. 1999. Fisika untuk Universitas 1.Trimitra Mandiri: Jakarta


ttp://www.mahasiswasibuk.co.cc/1_7_Pipa-U.html Kamis, 20 September
2017. 12:17 WIB

34
Dukumentasi
A. Ayunan Sederhana

B. Pipa U

35

Anda mungkin juga menyukai