Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT JIWA ANAK


USIA SEKOLAH

Disusun Oleh :

Nama : Sandy Claduio Labulu


Nim : 2019072

PROGRAM STUDI S1 NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang maha Esa dimana atas berkat dan
penyertaan-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang ASUHAN
KEPERAWATAN SEHAT JIWA PADA ANAK SEKOLAH ini dapat
terselesaikan dengan baik. Semoga dengan adanya makalah ini dapat berguna bagi
diri sendiri, bagi yang mendengarkan, dan bagi yang membaca. makalah ini
sangat bermanfaat untuk menambah wawasan kita.
Walaupun dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan dan
kemampuan yang dimiliki masih kurang berkat kerja keras dan media
pembelajaran yang saya gunakan sangat memadai. Sehingga saya dapat
menyelesaikan dengan tepat waktu serta memberikan hasil yang maksimal.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................
A. Latar Belakang.............................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................
C. Tujuan..........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................
A. ......................................................................................................................
B. .....................................................................................................................
C. ......................................................................................................................
D. ......................................................................................................................
BAB III PENUTUP ..............................................................................................
A. Kesimpulan..................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Anak usia sekolah sudah mengembangkan kekuatan internal dan
tingkat kematangan yang memungkinkan mereka unuk bergaul di luar
rumah. Tugas perkembangan utama pada tahap ini adalah menanamkan
interaksi yang sesuai dengan teman sebaya dan orang lain, meningkatkan
keterampilan intelcktual khususnya di sckolalh, meningkatkan
keterampilan motorik halus, dan ckspansi keterampilan motorik kasar.
Khusus untuk anak dan remaja masalah keschatan jiwa perlu diangkat
menjadi fokus utama dalam tiap upaya peningkatan sumber daya manusia,
mengingat anak dan remaja menıpakan generasi yang perlu dipersiapkan
sebagai kckuatan bangsa Indonesia.
Jika ditinjau dari proporsi penduduk, 40% dari total populasi terdiri
dari anak dan remaja berusia 0-16 tahun, 13% dari jumlah populasi
penduduk adalah anak berusia dibawah lima tahun (balita). Ternyata 7
%=14% dari populasi anak dan remaja mengalami gangguan keschatan
jiwa dan resiko tinggi mengalami gangguan perilaku. Kepcrawatan scbagai
bagian integral dari sistem kesehatan di Indonesia turut mencntukan dalam
menanggulangi masalah keschatan jiwa anak dan remaja. Perawat
merupakan kelompok mayoritas tenaga kesehatan dan mempunyai
kesempatan 24 jam dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan
baik secara langsung maupun tak langsung kepada anak dan remaja dal am
tiap tatanan peclayanan pada masyamkat. Kontribusi keperawatan jiwa
akan maksimal apabila perawat menggunakan metode penyclesaian
masalah yang discbut dengan proses keperawatan dalam asuhan
keperawatan yang diberikan kepada anak dan remaja serta keluarganya.
B. Rumusan masalah.
1. Apa itu teori kesehatan jiwa pada anak usia sekolah?
2. Apa itu askep kesehatan jiwa pada anak usia sekolah?

C. Tujun
1. Mengetahui teori kesehatan jiwa pada anak usia sekolah?
2. Mengetahui askep kesehatan jiwa pada anak usia sekolah?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi anak usia sekolah


Usia sekolah merupakan masa anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan
untuk penyesuaian diripada kehidupan dewasadan memperoleh keterampilan
tertentu. Anak usia sekolah akan menjadi pengalaman inti anak. Periode ini
anak-anak mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan
dengan orang tua mereka ,teman sebaya, dan orang lain.

B. TugasPerkembanganAnakUsiaSekolah(6-12tahun)
Pada masa ini anak memasuki masa belajar di dalam dan diluar
sekolah.Anak belajar disekolah,tetapi membuat latihan pekerjaan rumah yang
mendukung hasil belajar di sekolah. Aspek perilaku banyak dibentuk melalui
penguatan (reinforcement) verbal, keteladanan, dan identifikasi.Anak-anak
pada masa ini harus menjalani tugas-tugas perkembangan,yaitu:
1. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan
yang umum
2. Membentuk sikap sehat mengenai dirinya sendiri
3. Belajar bergaul dan menyesuaikan diri dengan teman-teman
seusianya
4. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat
5. Mengembangkan keterampilan dasar: membaca, menulis, dan
berhitung
6. Mengembangkan pengertian atau konsep yang diperlukan untuk
kehidupan sehari-hari

7. Mengembangkan hati nuran i,nilai moral, tatadan tingkatan nilai

sosial

8. Memperoleh kebebasan pribadi Mengembangkan sikap terhadap


kelompok –kelompok sosial dan lembaga – lembaga
C. Perkembangan Kogitif
Perubahan kognitif padaanak usiasekolah adalah pada
kemampuan untuk berpikir dengan cara logis tentang disini dan saat ini,bukan
tentang hal yang bersifat abstraksi. Pemikiran anak usia sekolah tidak lagi
didominasi oleh persepsinyadan sekaligus kemampuan untuk memahami dunia
secara luas.

1. Concreteoperational(7-11tahun)
Faseini, pemikiran meningkatatau bertambah logis dankoheren.
Anak mampu mengklasifikasi bendadan perintah dan menyelesaikan
masalah secara konkret dan sistematis berdasarkanapa yang mereka terima
dari lingkungannya.

2. Formaloperation (11-15tahun)
Tahapan ini ditunjukkan dengan karakteristik kemampuan
beradaptas idengan lingkungan dan kemampuan untuk fleksibel terhadap
lingkungannya. Anak remaja dapat berfikir dengan polayang abstrak
menggunakan tanda atau simbol dan manggambarkan kesimpulan yang
logis.

3. usia 7-11 tahun


menandakan fase operasi konkret. Anak mengalami perubahan
selama tahap ini,dari interaksi egosentris menjadi interaksi kooperatif.
Anak usia sekolahjuga mengembangkan peningkatn mengenai konsep
yang berkaitan dengan objek-objek tertentu, contohnya konservasi
lingkungan atau pelestarian margasatwa.
D. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian

1) Data demografi.

Pengkajian data demografi meliputi nama; usia; tempat dan tanggal lahir
anak; nama, pendidikan, alamat orang tua; serta data lain yang dianggap perlu
diketahui. Riwayat kelahiran, alergi, penyakit dan pengobatan yang pernah
diterima anak, juga perlu di kaji. Selain itu. aktifitas kehidupan sehari-hari anak
meliputi keadaan gizi termasuk berat badan, jadwal makan, dan minat terhadap
makanan tertentu; tidur termasuk kebiasaan dan masalah kualitas tidur; eliminasi
meliputi kebiasaan dan masalah yang berkaitan dengan eliminasi; kecacatan dan
ketcrbatasan lainnya.

2) Fisik

Dalam pengkajian fisik perlu diperiksa keadaan kulit, kepala, rambut,


mata, telinga, hidung, mulut, pernasasan, kardiovaskuler, muskuloskeletal. dan
neurologis anak. Pemeriksaan fisik lengkap sangat diperlukan untuk mengetahui
kemungkinan pengaruh gangguan fisik terhadap prilaku anak. Misalnya, anak
yang menderita diabetes atau asma sering berprilaku merusak dalam usahanya
mengendalikan lingkungan. Selain itu, hasil pemeriksaan fisik berguna sebagai
dasar dalam menentukan pengobatan yang diperlukan. Bahkan untuk mengetahui
kemungkinan bekas penganiayaan yang pernah di alami anak.
3) Status mental

Pemeriksaan status mental anak bermanfaat untuk memberi gambaran mengenai


fungsi ego anak. Perawat membandingkan perilaku dengan tingkat fungsi ego
anak dari waktu kewaktu. Oleh Karena itu. status mental anak perlu dikaji setiap
waktu dengan suasana yang santai dan nyaman bagi anak. Pertanyaan yang perlu
diperhatikan perawat ketika mengkaji hubungan interpersonal anak, antara lain
sebagai berikut

a. Apakah anak berhubungan dengan anak sebaya dan dengan jenis kelamin
tertentu?
b. Apakah anak dalam struktur kekuasaan dalam kelompok
c. Bagaimana keteampilan sosial anak ketika menjalin dan berhubungan
dengan anak lain?
d. Apakah anak mempunyai teman dekat?

Kemampuan anak berhubungan dengan orang dewasa juga penting dikaji untuk
mengetahui kebutuhan anak akan tokoh panutan dan kebutuhan anak akan
dukungan dan kasih sayang

4) Riwayat personal dan keluarga.

Riwayat personal dan keluarga meliputi faktor pencetus masalah, riwayat gejala,
tumbuh kembang anak, yang biasanya dikumpulkan oleh tim kesehatan. Data ini
sangat diperlukan untuk mengerti prilaku anak dan membantu menyusun tujuan
asuhan keperawatan. Pengumpuln data keluarga merupakan kebagian penting dari
pengkajian melalui pengalihan fokus dari anak sebagai individu ke sistem
keluarga. Tiap anggota keluarga diberi kesempatan untuk mengidentifikasi siapa
yang bermasalah dan apa yang telah dilakukan oleh keluarga untuk menyelesaikan
masalah tersebut.

2. Diagnosa
a. Potensial (nomal}: potensial berkarya
b. Risiko (penyimpangan): risiko harga diri rendah
3. Intervensi
a. Diagnosa 1 : Potensial (nomal}: potensial berkarya
Intervensi
1) Diskusikan kemampuan/kelebihan diri anak dan target mencapai
tugas
2) Berikan tugas sesuai kemampuan anak
3) Berikan pujian terhadap keberhasilan anak di sekolah dan di
keluarga/rumah
4) Fasilitasi kegiatan kelompok bermain, les dan kegiata
keaagamaan
5) Libatkan anak dalam kegiatan sehari hari seperti memasak,
membuat kue, merapikan tempat tidur
b. Diagnosa 2 : Risiko (penyimpangan): risiko harga diri rendah
Intervensi
1) Diskusikan penyebab anak merasa tidak mampu
2) Berikan tugas sesuai kemampuan anak
3) Berikan pujian terhadap keberhasilan yang dicapai
4) Bantu anak agar berhasil
5) Libatkan dalam kegiatan yang mudah/sederhana.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Usia sekolah merupakan masa anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan
untuk penyesuaian diripada kehidupan dewasadan memperoleh
keterampilan tertentu. Anak usia sekolah akan menjadi pengalaman inti
anak.
Pada masa ini anak memasuki masa belajar di dalam dan diluar
sekolah.Anak belajar disekolah,tetapi membuat latihan pekerjaan rumah
yang mendukung hasil belajar di sekolah.

B. Saran
Dari Makalah diatas penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kesalahan dan kekurangan .Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
saran ataupun kritik demi perbaikan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, budi anna et all.2012 keperawatan kesehatan jiwa komunitas. Jakarta: EGC

Nurhalimah. 2016 keperawatan jiwa. Jakarta : EGC

Farida, L., & Naviati, E. (2014). Hubungan Pola Asuhotoritatif Dengan

Perkembangan Mental Emosional Pada Anak Usia Prasekolah Di Tk

Melati Putih Banyumanik.

Anda mungkin juga menyukai