OLEH :
SRI ZUWITA TUMILAAR
711490120040
Definisi DHF
(DHF) atau Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh
gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi salah satu dari empat tipe virus dengue dengan
manifestasi klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam,
tahapan yang dialami penderita penyakit DBD, yaitu fase demam, fase kritis, dan fase
pemulihan (WHO,2009).
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
Flaviviridae. DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, terutama Aedes
aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun dan dapat
menyerang seluruh kelompok umur. Penyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan
Derajat 2 Derajad 1 disertai pendarahan spontan dikulit dan/ atau pendarahan lain.
Derajat 3 Ditemukan tanda kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lembut,
tekanan nadi menurun (< 20 mmhg) atau hipotensi disertai kulit dingin,
Derajat 4 Syok berat, nadi tidak teraba, dan tekanan darah tidak dapat diukur.
C. Patofisiologi
Patofisiologi primer DBD dan dengue syock syndrome (DSS) adalah peningkatan
Pada kasus berat, volume plasma menurun lebih dari 20%, hal ini didukung penemuan
retikuloendotelial yang selanjutnya diikuti dengan viremia yang berlangsung 5-7 hari.
Akibat infeksi ini, muncul respon imun baik humoral maupun selular, antara lain anti
netralisasi, anti-hemaglutinin dan anti komplemen. Antibodi yang muncul pada umumnya
adalah IgG dan IgM, pada infeksi dengue primer antibodi mulai terbentuk, dan pada
Antibodi terhadap virus dengue dapat ditemukan di dalam darah sekitar demam
hari ke-5, meningkat pada minggu pertama sampai dengan ketiga, dan menghilang setelah
60-90 hari. Kinetik kadar IgG berbeda dengan kinetik kadar antibodi IgM, oleh karena itu
kinetik antibodi IgG harus dibedakan antara infeksi primer dan sekunder. Pada infeksi
primer antibodi IgG meningkat sekitar demam hari ke-14 sedang pada infeksi sekunder
antibodi IgG meningkat pada hari kedua. Oleh karena itu diagnosa dini infeksi primer
hanya dapat ditegakkan dengan mendeteksi antibodi IgM setelah hari sakit kelima,
DIC
Kebocoran plasma
Perdarahan
Resiko perdarahan
Asidosis Metabolik
Hipoksia jaringan
Resiko syok (hypovolemik)
Ketidakefektifan
asites
Pola nafas
Ketidakseimbangan
NYERI nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
E. Etiologi
Penyakit demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue dari genus
Aedes yang terinfeksi virus dengue. Virus Dengue penyebab Demam Dengue (DD),
Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Dengue Shock Syndrome (DSS) termasuk dalam
Flavivirus, famili Flaviviride, dan mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu : DEN-1, DEN- 2,
DEN-3, DEN-4 (Depkes RI, 2016). Di Indonesia pengamatan virus dengue yang di
lakukan sejak tahun 1975 di beberapa rumah sakit menunjukkan ke empat serotipe di
temukan dan bersirkulasi sepanjang tahun. Serotipe DEN-3 merupakan serotipe yang
dominan dan diasumsikan banyak yang menunjukkan manifestasi klinik yang berat
F. Pemeriksan penunjang
b) Trombosite (<100.000).
hipokloremia, hiponateremia.
Manifestasi klinis mulai dari infeksi tanpa gejala demam, demam dengue
1) Demam : demam akut, demam tinggi dan continue, dua hingga tujuh hari di
kebanyakan kasus.
H. Penatalaksanaan
Dalam penatalaksanaan kasus demam berdarah dengue dikutip oleh WHO (2016)
menyatakan bahwa dasar pengobatan demam berdarah Dengue adalah pemberian cairan
ganti secara adekuat. Sebagai contoh jika anak dengan berat 20kg, maka kebutuhan cairan
2.500 ml/24 jam dengan kecepatan 5 ml/kgBB/jam. Cairan kritaloid isotonik merupakan
cairan pilihan. Pada bayi <6 bulan diberikan cairan NACl 0,45% atau dasar pertimbangan
fungsi fisiologis yang berbeda dengan anak yang lebih besar. Penderita DBD tanpa
renjatan tersebut dapat di beri minum banyak 1,5-2 liter perhari, berupa air putih, teh
Terhadap penderita DBD yang tidak disertai dengan renjatan tersebut dapat
diberikan dengan penurun panas. Karena besarnya risiko bahaya yang mengancam, setiap
orang yang diduga menderita DBD harus segera dibawa ke rumah sakit. Perawatan di
dewasa kemungkinan ini sangat kecil dan banyak terjadi pada anak-anak. Penderita
biasanya mengalami demam 2-7 hari diikuti fase kritis 2-3 hari. Pada fase kritis ini, suhu
menurun tetapi risiko terjadinya penyakit justru meningkat bahkan bila tidak diatasi
A. Pengkajian
1. Identitas Penderita
alamat, status pernikahan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk rumah
Keluhan Utama
Riwayat Kesehatan
dengan kesadaran kompos mentis. Turunnya panas terjadi antara hari ke 3 dan
ke 7 dan keadaan anak semakin lemah. Kadang disertai keluhan batuk pilek,
nyeri telan, mual, diare/konstipasi, sakit kepala, nyeri otot, serta adanya
Riwatat Psikososial
penyakit penderita.
Kondisi lingkungan.
kurang bersih ( seperti air yang menggenang dan gantungan baju dikamar ).
Pemeriksaan Fisik
(kadang-kadang) sianosis.
c) Hidung : Epitaksis
d) Tenggorokan : Hiperemia
3) Dada (Thorax)
Pada Stadium IV :
lemah.
4) Abdomen (Perut).
B. Diagnosa Keperawatan
trombositopeni.
abdomen).
Intervensi Keperawatan
Fase Perkenalan/Orientasi
dilakukan. Tujuan dalam tahap ini adalah memvalidasi keakuratan data dan
rencana yang telah dibuat sesuai dengan keadaan klien saat ini, serta
komunikasi terbuka.
terbuka.
Fase Kerja
menganalisa respons ataupun pesan komunikasi verbal dan non verbal yang
Dalam tahap ini pula perawat mendengarkan klien secara aktif dan
Fase Terminasi
terminasi dibagi menjadi dua yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir.
Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan perawat dan klien, setelah
hal ini dilakukan perawat dan klien masih akan bertemu kembali pada waktu
yang berbeda sesuai dengan kontrak waktu yang telah disepakati bersama.
(evaluasi objektif).
Tindak lanjut yng disepakati harus relevan dengan interaksi yang baru
saja dilakukan atau dengan interaksi yang akan dilakukan selanjutnya. Tindak
D. Evaluasi Keperawatan
atau tidak. Pada tahap evaluasi ini terdiri dari dua kegiatan yaitu kegiatan yang
menilai dari respon klien disebut evaluasi proses dan kegiatan melakukan
evaluasi dengan target tujuan yang diharapkan disebut evaluasi hasil. Terdapat
merupakan rekapitulasi dari hasil observasi dan analisis status pasien pada waktu
I .BIODATA
A. Identitas klien
Nama : An.m,l
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 10 tahun
Agama : kristen
Alamat :Tondano barat
Diagnosa Medis : DHF
Nomor Register : 00730645
Tanggal Masuk :05-11-2020
Tanggal Pengkajian :09-11-2020
B. Identitas orang tua
1. Ibu.
Nama : Ny:N.Rr
Umur :43 tahun
C: Identitas sudara kandung
No Nama Usia Hubungan Status kesehatan
sehat
1 An.Et 16 tahun kaka
II Riwayat penyakit
Keluhan Utama : Demam sejak 4 hari yang lalu SMRS serta sakit
perut.
Riwayat Penyakit Sekarang Pasien masuk pada tanggal 05-11-2020,merupakan
: Rujukan pasien dari RS tondano dengan DHF dengan
keluhan demam sejak 4 hari SBMRS,disertai sakit perut
kaki dingin sejak 8 jam SMR.setelah dilakukan
pengkajian pada tanggal 10-11-2020 dan pemeriksaan
didapatkan suhu tubuh 37,90,pasien terbaring lemah
ditempat tidur.
BB 38kg,
TB132cm,
TD 110/90,
N,100x. HB=15.7 HT=46.7 limfosit=47
albumin =2.51 Calsium=7.24
Pasien anak M memerlukan penanganan lebih lanjut
sehingga harus didirawat diruang picu
Riwayat kesehatan Dahulu Pasien pernah menderita batuk, pilek dan demam
: tetapi tidak pernah dirawat di RS
Riwayat Kesehatan Orang tua pasien mengatakan keluarga tidak ada
Keluarga : yang menderita
penyakit menular maupun kronis
.
- Berguling :5bln
- Duduk : 5bln
- Merangkak :6 bln
- Berdiri :10 bln
- Berjalan :17 bln
- Senyum kepada orang lain pertama kali : 3bln
- Bicara pertama kali :7bln
- Berpakaian tanpa bantuan : 4thn
V : Riwayat Nutrisi
A Pemeberian ASI
VI . Riawayat Psichososial
Observasi
Makan dan minum Pasien makan 3x sehari selama
dirumah sakit
Pola tidur Pasien tidur pada jam 10 malam dan bangun
pada jam 7 pagi.
Observasi
Keadaan Umum Tampak sakit
klien
Kesadaran Kesadaran compos mentis & GCS E4M6V5, pasien
diindikasikan
grade 3
Pemeriksaan TD=100/70 mmhg
tanda-
tanda vital N=100 X/menit
RR=18 X/menit
T=37,90 C
Antropometri TB : 132
BB : 38
Lingkar lengan atas : tidak dikaji
Lingkar kepala : tidak dikaji
Lingkar dada : tidak dikaji
Lingkar perut : tidak dikaji
Skin fold : tidak dikaji
Kenyamanan/ Nyeri perut
Nyeri
Status 1. Mengendalikan rangsangan
Fungsional/aktivita defekasi (BAB) : skor 2 bantuan sedikit
s
dan mobilitas 2. Mengendalikan rangsang
Bartehel indeks berkemih (BAK) : skor 0 tidak mampu
3. Membersihkan diri (cuci muka,
sisir rambut, sikat gigi) : skor 0
Butuh pertolongan orang lain
4. Penggunaan jamban masuk dan
keluar (melepaskan, memakai,
celana, membersihkan, menyiram) :
Skor 1 Perlu bantuan
5. Makan : Skor 2 Mandiri
6. Berubah sikap dari berbaring ke
duduk : skor 2 Bantuan 2 orang
7. Berpindah/berjalan: skor 0 tidak
Mampu
8. Memakai Baju : skor 1 sebagian
Dibantu
9. Naik turun tangga : skor 0 Tidak
Mampu
10. Mandi : Skor 0 tergantung
orang lain
TOTAL : 8 Ketergantungan Sedang
Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan Umum Klien
Tampak sakit
D. Sistem Pernafasan
- Hidung : simetrisan (+) pernafasan Cuping hindung (-) secret (-) polip (-) Epistaxis (-)
- Leher : pembesaran kelenjar (-) tumor (-)
- Dada
Bentuk dada Normal (+), barrel (-), pigeon chest (+)
Perbandingan ukuran anterior-posterior dengan tranversal …… :…….
Gerakan dada : simetris (+) terdapat retraksi (-), Otot Bantu pernafasaan (+)
Suara nafas : Vocal fremitus (+)
- Apakah ada clubbling finger : Tidak ada
E. Sistem Cardio Vaskuler
- Conjunctiva :tidak , bibir pucat/cyanosis ; tidak, Arteri carotis :lemah, Tekanan vena
jugularis : tidak
- Ukuran jantung : Normal
- Suara jantung : S1….., S2….., bising aorta (-) mur-mur….., gallop…..
- Capillary refilling Time < 2 detik
F. System Pencernaan
- Sklera : tidak, Bibir : kering, pecah-pecah (+) , labio skizis (-)
- Mulut :stomatitis (-), palato skizis (-) jumlah gigi 25, kemampuan menelan: Baik
- Gaster : kembung (-), Nyeri (-) gerakan peristaltik (+)
- Abdomen: Hati : teraba (+) Lien (+) ginjal (+) Faeses (+)
- Anus :Lecet (-) hemorrhoid (-)
G. System Indra
- 1. Mata
- Kelopak mata (+), bulu mata (+), alis (+)
- Visus (Gunakan snellen chart) : 6/6
- Lapang Pandang : tidak di ukur
2. Hidung
- Penciuman (+), perih di hidung (-), trauma (-), mimisan (-)
- Sekret yang menghalangi penciuman (-)
3. Telinga
- Keadaan daun telinga : bersih , Kanal auditoris: Bersih (+) Serumen (-)
- Fungsi pendengaran : normal
H. System Syaraf
1. Fungsi Cerebral
a. Status Mental : Orientasi : baik, Daya Ingat: baik, Perhatian dan perhitungan: baik, Bahasa : baik
(menggunakan bahasa Manado)
b. Kesadaran (Eyes ; 4, Motorik : 5, verbal : 6) dengan GCS; 15
c. Bicara : Tidak ada gangguan bicara
2. Fungsi cranial
Nervus I :
Nervus II : Visus 6/6, lapang pandang :
Nervus III,IV,VI : Gerak Bola mata : Pupil isokor
Nervus V : Sensorik : berfungsi, Motorik : berfungsi
J System Endokrin
- Kelenjar Thyroid : tidak ada nyeri, tidak ada pembengkakan
- Ekskresi urine berlebihan : Terpasang kateter
- Suhu tubuh yang tidak seimbang : - keringat berlebihan : -
- Riwayat bekas air seni dikelilingi semut : Tidak pernah
K System Perkemihan
- Odema palpebra : - ,Moon faca : -,Odema anasarka : -
- Keadaan kandung kemih : normal, terpasang kateter
L System Reproduksi
1. Laki laki
- Keadaan gland penis :Urethra : normal, kebersihan : bersih
- Testis : normal - Pertumbuhan rambut : Belum ada
- Pertumbuhan jakun Belum ada, Perubahan suara : Belum
M. System Immun
- Allergi : Tidak ada
- Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca : Flu
XI. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan
A. 6 Tahun keatas
1. Perkembangan Kognitif :
2. Perkembangan psikosexual :
3. Perkembangan psikososial :
Tindakan Anak M
No Input Output
14-09- 15-09- 16-09-
2020 2020 2020
Makan (Per Urine (0,5 – 1 cc/KgBB/jam)
Oral/NGT) 100 100 100
Minum (Per 1000 1000 1000 BAB (± 100
Oral/NGT) cc/kali)
Obat – obatan Muntah
15 15 15
Cairan Infus 1500 1500 1500 Drain
Air Metabolisme IWL
196 196 196
TOTAL TOTAL
2811 2811 2811
Balance Cairan
Tanggal 14 September 2020 : Input –Output : +11
Tanggal 15 September 2020: Input –Output : +31
Tanggal 16 September 2020: Input –Output : +211
Tabel 4.8 Hasil Monitoring Balance Cairan
DO :
Kesedaran: composmentis (GCS:
E4M6V5)
TD=110/90 mmhg N=110 X/menit
RR=18 X/menit T=37,90 C
akral teraba hangat
2. Menganjurkan meperbanyak asupan Pasien mau melakukan anjuran yang diberikan perawat O : - akral teraba hangat
cairan oral - suhu tubuh 37,90C
Pasien di kompres air dingin
3. Mengompres pada dahi, aksila A : Masalah belum teratasi
- Pasien diberikan PCT tablet 280 mg P : Lanjutkan Intervensi monitor suhu tubuh
4. Kolaborasi pemberian antipiretik - Pasien telah diberikan injeksi IV
sampicilin dengan dosis 500 mg
2. Menganjurkan meperbanyak asupan Pasien mau melakukan anjuran yang diberikan perawat O:
cairan oral - suhu tubuh 37,80C
Pasien di kompres air dingin
3. Mengompres pada dahi, aksila
A : Masalah belum teratasi
- Pasien diberikan PCT tablet 280 mg
4. Kolaborasi pemberian antipiretik - Pasien telah diberikan injeksi IV P : Lanjutkan Intervensi monitor suhu tubuh
sampicilin dengan dosis 500 mg
2. Menganjurkan meperbanyak asupan Pasien mau melakukan anjuran yang diberikan perawat O:
cairan oral - suhu tubuh 36,0C
Pasien di kompres air dingin
3. Mengompres pada dahi, aksila A : Masalah teratasi
A : Masalah teratasi
4. Kolaborasi pemberian produk darah Pemberian Fresh Frozen Plasma (FFP) pasien P : Lanjutkan intervensi
diberikan 280cc
Instrumen Penilaian Kompetensi Pemeriksaan
Tanda-tanda Vital
klien sendiri)
5. Letakkan ujung termometer/bagian air raksa
di bagian tengah ketiak klien, kemudian
tangan klien disilangkan
6. Minta klien untuk menahan termometer selama
10-15 menit
7. Angkat termometer dan bersihkan dari atas ke
bawah.
8. Baca termometer sejajar dengan mata
9. Cuci termometer, dengan air desinfektan, air
sabun, air DTT
10. Kembali klien ke posisi semula, rapikan
klien (bila perlu bantu mengenakan bajunya)
11. Cuci tangan dengan bersih, lakukan dokumentasi
4. Mengevaluasi hasil 1. Peningkatan suhu
tindakan klien lain- kenyaman pasien
2. Respon keadaan laindan an
dan setelah
tindakan
5. Mendokumentasikan 1. Hasil pengukuran suhu dicatat
tindakan 2. Respon klien setelah tindakan dicatat
NAMA : SRI ZUWITA TUMILAAR
NIM : 711490120040
PRODI : NESR LANJUTAN
PROBLEM :
Peningkatan suhu tubuh atau demam adalah masalah yang sering terjadi di unit perawatan
intensif, dengan insiden mulai dari 23% hingga 70% disebabkan oleh infeksi atau non
infeksi.
penelitian ini menggunakan 16 responden secara acak pada kelompok eksperimen dan kontrol. Kriteria
inklusi sampel adalah pasien hipertermia di ruang rawat inap, antipiretik, dan suhu tubuh ≥38,3 o C.
INTERVENSI :
Intervensi ini dilakukan dengan menggunakan Kompres,dingin,semprotan air, keseluruh tubuh dan
kipas pendingin,karena kompres merupakan salah satu pendingin eksternal atau metode fisik
pendinginan.
Kemudian Kelompok eksperimen diberikan kompres Dingin pada ketiak, semprotan air Disemprotkan
pada perut setiap 10 menit dan Diulang. 6 kali selama 60 menit, dan eksposur Kipas pendingin untuk 1
dilaksanakan oleh Para peneliti. Sementara kelompok kontrol Diberi kompres air biasa dengan suhu
berkisar Antara 26 0 C -28 0 C.
COMPARISON :
setelah dilakukan intervensi selama 60 menit rata-rata suhu tubuh pada kelompok eksperimen pada
pretest adalah 38.07 C dan turun menjadi 37.3 o C Sedangkan Pada kelompok kontrol, rata-rata suhu
tubuh saat pretest adalah 38.9 C dan turun menjadi 38.1 C setelah dilakukan intervensi 60 menit
Hasil menunjukkan bahwa terdapat perbedaan suhu tubuh yang signifikan secara statistik pada
kelompok eksperimen dan kontrol. Namun, suhu tersebut masih jauh dari suhu tubuh normal.
OUTCOME :
Kesimpulannya dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan kombinasi cold
pack, semprotan air, dan kipas pendingin terhadap penurunan suhu tubuh dan
tingkat keberhasilan mencapai suhu normal pada pasien hipertermia
Terapi pendinginan fisik mengimplementasikan konsep perpindahan panas tubuh radiasi ke lingkungan
dengan radiasi, penguapan, konduksi dan konveksi. Kombinasi pendinginan fisik dan antipiretik adalah
paling sering dipelajari dan paling luas Topik terapan untuk menurunkan demam pada pasien kritis
Hal ini juga didukung oleh penelitian lain yang menjelaskan bahwa penggunaan semprotan air dan kipas
pendingin dengan kecepatan rendah mendukung proses penguapan. Penggunaan kecepatan tinggi dapat
menyebabkan proses perpindahan panas bukan melalui penguapan, tetapi secara konveksi, sehingga air
dalam tubuh menguap bukan karena panas tubuh tetapi
karena angin ( McDermott et al.,2009 ).
SATUAN ACARA PENYULUHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE
(DBD)
OLEH :
SRI ZUWITA TUMILAAR
711490120040
A. Latar Belakang
Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa penyakit yang sering muncul pada musim hujan
adalah Demam Berdarah Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aegypti.
B. Tujuan
1) Tujuan Umum
2) Tujuan Khusus
5) Waktu dan Tempat : Jam 09.00 wita, di ruangan PICU RSUP Prof.DR.R.D Kandou
7) Strategi Pelaksana :
b) Gubler DJ. 2006. Dengue/dengue haemorrhagic fever: history and current status.
Novartis Found Symp. 277:3-16.
d) Mansjoer, Arif, dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 1 dan 2. Jakarta: Media
Aesculapius.
e) National Institute of Allergy and Infectious Diseases. 2007. Dengue Fever Symptomps.
f) National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) (2006) "Dengue Fever"
National Institute of Allergy and Infectious Diseases
A. Pengertian DBD
Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang dapat
menyerang pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang
biasanya memburuk setelah dua hari pertama.
DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes aegypti.
B. Penyebab DBD
Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes
Aegypti pada pembuluh darah.
Penularan DBD umumya melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Meskipun dapat juga ditularkan
oleh Aedes Albopictus yang biasanya hidup di kebun-kebun.
1. Penularan DBD umumya melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Meskipun dapat juga
ditularkan oleh Aedes Albopictus yang biasanya hidup di kebun-kebun. Tubuhnya belang hitam
putih.
2. Menggigit pada siang hari
3. Berkembangbiak pada air bersih dan jernih yang tidak mengalir
C. Tanda dan Gejala
1) Demam tinggi 2 – 7 hari disertai menggigil. kurang nafsu makan, nyeri pada persendiaan, serta
sakit kepala.
2) Pendarahan dibawah kulit berupa : Bintik-bintik merah pada kulit , mimisan, gusi
berdarah , muntah darah dan BAB berdarah.
5) Terjadi syok atau pingsan pada hari ke 3 — 7 secara berulang—ulang. Dengan tanda syok
yaitu lemah, kulit dingin , basah dan tidak sadar.
HATI-HATI !!
TANDA BAHAYA DBD :
a. Perdarahan gusi
b. Muntah darah
D. Perawatan dan
Pengobatan Di Rumah :
1) Beri penderita minum air yang banyak (air masak, teh, susu atau minuman lainnya)
2) Cepat bawa kedokter, puskesmas atau langsung ke rumah sakit apabila penderita tampak
gelisah, lemah, kaki dan tangan dingin, bibir pucat dan denyut nadi lemah.
E. Cara Pencegahan
Wadah air yang terdapat di dalam bangunan seperti bakmandi, ember vas bunga, tempat penampung
air kulkas agar telur dan jentik aedes mati.
2. MENUTUP
Menutup rapat semua wadah air agar nyamuk aedes tidak dapat masuk dan bertelur.
3. MENGUBUR
Semua barang bekas yang ada disekitar rumah yang dapat menampung air hujan seperti ban
bekas, kaleng bekas dll, agar tidak menjadi tempat bersarangnya nyamuk.
4. MEMANTAU
Semua wadah air yang berpotensi sebagai tempat pembiakan nyamuk aedes. Dengan jangan
menggantung baju, membubuhkan larvasida, dan tidur menggunakan kelambu.
b. Lakukan pengasapan
Apa itu
Dengue
Haemora
gic
Tanda Dan Gejala
Dengue Haemoragic hidupnya sehingga
DHF (Dengue selain menjadi vektor
Fever (DHF)
Haemoragic Fever) virus dia juga menjadi
hospes reservoir virus
adalah penyakit yang
tersebut yang paling
disebabkan oleh bertindak menjadi
karena virus dengue vektor
yang termasuk
golongan abrovirus
melalui gigitan
nyamuk Aedes
Aegygti betina.
Penyakit ini biasa
disebut Demam
Berdarah Dengue.
Dengue
Hemorrhagic Fever
(DHF) adalah
penyakit yang
disebabkan oleh virus
dengue sejenis
virus yang
tergolong
arbovirus
(Arthropod-borne
viruses)
artinya virus yang
di tularkan melalui
gigitan arthropoda
misalnya nyamuk
aedes aegypti (betina).
Arthropoda akan
menjadi sumber
infeksi selama
positif. mmHg atau
c. Pembesaran hati kurang dan
diastolik
(sudah dapat
20 mmHg atau
diraba sejak
kurang) disertai
permulaan sakit)
a. Demam tinggi
d. Syok yang kulit yang teraba
mendadak dan
ditandai dengan dingin dan
terus menerus 2-
nadi lemah, lembab terutama
7 hari
cepat disertai pada ujung
b. Manifestasi
tekanan darah hidung, jari dan
perdarahan,
menurun kaki, penderita
paling tidak
(tekanan sistolik gelisah timbul
terdapat uji
menjadi 80 sianosis disekitar
tourniquet mulut.
adalah berturut turut nyamuk.
Komplikasi
Menggunakan kelambu
Menggunakan obat nyamuk (bakar, oles).
karena perdarahan.
d. Efusi pleura : karena adanya
kebocoran plasma.
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosa Laboratorium Tidak melakukan kebiasaan berisiko (tidur siang, menggantung baju
Penyemprotan.
Pemeriksaan Hemoglobin 9. Pemeriksaan Hematokrit
1. Pemeriksaan Trombosit 2. Pemeriksaan Lekosit
3. Pemeriksaan Bleding time (BT) 4. Pemeriksaan Clothing time (CT )
Pemeriksaan Limfosit Plasma Biru (LPB)
Pemeriksaan Imunoessei dot-blot
Pencegahan
Menggunakan insektisida :
a. Malathion(adultisida)dengan
pengasapan
b. Temephos (larvasida) dimasukkan ketempat penampungan air bersih.
Tanpa Insektisida :
a. Menguras bak mandi dan tempat
penampungan air bersih minimal 1x seminggu.
CATATAN KEGIATAN (Hari ke-1)
Tanggal : Senin, 09 November 2020
PARAF
JAM KEGIATAN
CI CT
07.00 - Tiba diruangan
PARAF
JAM KEGIATAN
CI CT
07.00 - Masuk dinas
keperawatan
PARAF
JAM KEGIATAN
CI CT
11:50 - Masuk dinas
bersama senioar
PARAF
JAM KEGIATAN
CI CT
12:00 - Masuk dinas
dilakukan penyuluhan
16: 00 - Mengasih minuman air putih pada pasien lewat ngt pasien
bad 7