Anda di halaman 1dari 62

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA ANAK DENGAN DENGAN DENGUE HAEMORHAGIC FEVER (DHF)


DI RUANGAN PICU PROF DR R.D KANDOU

OLEH :
SRI ZUWITA TUMILAAR
711490120040

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MANADO


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
PROFESI NERS LANJUTAN
TAHUN 2020
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Dasar DHF

Definisi DHF

Menurut World Health Organization (WHO), Dengue Hemmorhagic Fever

(DHF) atau Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh

gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi salah satu dari empat tipe virus dengue dengan

manifestasi klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam,

limfadenopati, trombositopenia dan diathesis hemoragik (WHO, 2011). Terdapat tiga

tahapan yang dialami penderita penyakit DBD, yaitu fase demam, fase kritis, dan fase

pemulihan (WHO,2009).

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

dengue yang tergolong Arthropod-Borne Virus, genus Flavivirus, dan family

Flaviviridae. DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, terutama Aedes

aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun dan dapat

menyerang seluruh kelompok umur. Penyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan

dan perilaku masyarakat (Profil Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2016).


B. Kasifikasi derajat DBD menurut WHO :

Tabel 2.1 derajat DBD

Derajat 1 Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi

pendarahan uji tourniquet positif.

Derajat 2 Derajad 1 disertai pendarahan spontan dikulit dan/ atau pendarahan lain.

Derajat 3 Ditemukan tanda kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lembut,

tekanan nadi menurun (< 20 mmhg) atau hipotensi disertai kulit dingin,

lembab, dan pasien menjadi gelisah.

Derajat 4 Syok berat, nadi tidak teraba, dan tekanan darah tidak dapat diukur.

Sumber: Nanda, 2015

C. Patofisiologi

Patofisiologi primer DBD dan dengue syock syndrome (DSS) adalah peningkatan

akut permeabilitas vaskuler yang mengarah ke kebocoran plasma ke dalam ruang

ekstravaskuler, sehingga menimbulkan hemokonsentrasi dan penurunan tekanan darah.

Pada kasus berat, volume plasma menurun lebih dari 20%, hal ini didukung penemuan

post mortem meliputi efusi pleura, hemokonsentrasi dan hipoproteinemi.


Setelah masuk dalam tubuh manusia, virus dengue berkembang biak dalam sel

retikuloendotelial yang selanjutnya diikuti dengan viremia yang berlangsung 5-7 hari.

Akibat infeksi ini, muncul respon imun baik humoral maupun selular, antara lain anti

netralisasi, anti-hemaglutinin dan anti komplemen. Antibodi yang muncul pada umumnya

adalah IgG dan IgM, pada infeksi dengue primer antibodi mulai terbentuk, dan pada

infeksi sekunder kadar antibodi yang telah ada jadi meningkat.

Antibodi terhadap virus dengue dapat ditemukan di dalam darah sekitar demam

hari ke-5, meningkat pada minggu pertama sampai dengan ketiga, dan menghilang setelah

60-90 hari. Kinetik kadar IgG berbeda dengan kinetik kadar antibodi IgM, oleh karena itu

kinetik antibodi IgG harus dibedakan antara infeksi primer dan sekunder. Pada infeksi

primer antibodi IgG meningkat sekitar demam hari ke-14 sedang pada infeksi sekunder

antibodi IgG meningkat pada hari kedua. Oleh karena itu diagnosa dini infeksi primer

hanya dapat ditegakkan dengan mendeteksi antibodi IgM setelah hari sakit kelima,

diagnosis (Aspirator Vol. 2 No. 2 Tahun 2010 : 110 –119).


Pathway

Arbovirus (melalui Infeksi virus dengue(viremia)


nyamuk aedes aegypti) Beredar dalam darah

m,mmmmmmmm m Membentuk dan melepaskan zat C3a, C5a Mengaktifkan sistem


PGE 2 hipotalamus

peningkatan reabsorpsi Na+ dan H2O


Permeabilitas membran membran meningkat
HIPERTERMI

Kerusakan endotel Resiko syok hipovolemik


Agresi trombosit
pembuluh darah

trombositopeni Merangsang & mengaktivasi factor Renjatan hipovolemik dan hipotensi


pembekuan

DIC
Kebocoran plasma

Perdarahan
Resiko perdarahan

Resiko perfusi jaringan tidak efektif

Asidosis Metabolik

Hipoksia jaringan
Resiko syok (hypovolemik)

Kekurangan volume cairan Ke ekstravaskuler


Efusi pleura
hepar
Paru-paru
abdomen
hepatomegali

Ketidakefektifan
asites
Pola nafas

Penekanan intra abdomen Mual, muntah

Ketidakseimbangan
NYERI nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
E. Etiologi

Penyakit demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue dari genus

Flavivirus, famili Flaviviridae. DBD ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk

Aedes yang terinfeksi virus dengue. Virus Dengue penyebab Demam Dengue (DD),

Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Dengue Shock Syndrome (DSS) termasuk dalam

kelompok B Arthropod virus Arbovirosis yang sekarang dikenal sebagai genus

Flavivirus, famili Flaviviride, dan mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu : DEN-1, DEN- 2,

DEN-3, DEN-4 (Depkes RI, 2016). Di Indonesia pengamatan virus dengue yang di

lakukan sejak tahun 1975 di beberapa rumah sakit menunjukkan ke empat serotipe di

temukan dan bersirkulasi sepanjang tahun. Serotipe DEN-3 merupakan serotipe yang

dominan dan diasumsikan banyak yang menunjukkan manifestasi klinik yang berat

(Depkes RI, 2016).

F. Pemeriksan penunjang

Menurut susalaningrum,R (2013) pada pemeriksaan darah pasien DHF akan

dijumpai sebagai berikut

a) Hb dan PCV meningkat (>20%).

b) Trombosite (<100.000).

c) IgD degue positif.

d) Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukan hipoproteinemia,

hipokloremia, hiponateremia.

e) Urin dan pH darah mungkin meningkat.

f) Asidosis metabolic: pCO2< 35-40 mmHg HCO3 rendah.


G. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis mulai dari infeksi tanpa gejala demam, demam dengue

(DD) dan DBD, ditandai dengan :

1) Demam : demam akut, demam tinggi dan continue, dua hingga tujuh hari di

kebanyakan kasus.

2) Terdapat manifestasi perdarahan seperti positifnya Tourniquet, petechiae,


purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan pada gusi, hematemesis dan melena.
3) Pembesaran hati (hepatomegali).
4) Syok, ditandai dengan nadi cepat dan lemah, penurunan tekanan nadi, hipotensi
kaki dan tangan dgin, kulit lembab, dan pasien tampak gelisah.

H. Penatalaksanaan

Dalam penatalaksanaan kasus demam berdarah dengue dikutip oleh WHO (2016)

menyatakan bahwa dasar pengobatan demam berdarah Dengue adalah pemberian cairan

ganti secara adekuat. Sebagai contoh jika anak dengan berat 20kg, maka kebutuhan cairan

2.500 ml/24 jam dengan kecepatan 5 ml/kgBB/jam. Cairan kritaloid isotonik merupakan

cairan pilihan. Pada bayi <6 bulan diberikan cairan NACl 0,45% atau dasar pertimbangan

fungsi fisiologis yang berbeda dengan anak yang lebih besar. Penderita DBD tanpa

renjatan tersebut dapat di beri minum banyak 1,5-2 liter perhari, berupa air putih, teh

manis, sirup, susu, oralit.

Terhadap penderita DBD yang tidak disertai dengan renjatan tersebut dapat

diberikan dengan penurun panas. Karena besarnya risiko bahaya yang mengancam, setiap

orang yang diduga menderita DBD harus segera dibawa ke rumah sakit. Perawatan di

rumah sakit diperlukan untuk pemantauan


kemungkinan terjadinya komplikasi yaitu perdarahan dan renjatan (shock). Pada orang

dewasa kemungkinan ini sangat kecil dan banyak terjadi pada anak-anak. Penderita

biasanya mengalami demam 2-7 hari diikuti fase kritis 2-3 hari. Pada fase kritis ini, suhu

menurun tetapi risiko terjadinya penyakit justru meningkat bahkan bila tidak diatasi

dengan baik dapat menyebabkan kematian.

Konsep Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian

1. Identitas Penderita

Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,

alamat, status pernikahan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk rumah

sakit dan diagnosa medis.

Keluhan Utama

Panas atau demam.

Riwayat Kesehatan

1) Riwayat Kesehatan Sekarang

Ditemukan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil

dengan kesadaran kompos mentis. Turunnya panas terjadi antara hari ke 3 dan

ke 7 dan keadaan anak semakin lemah. Kadang disertai keluhan batuk pilek,

nyeri telan, mual, diare/konstipasi, sakit kepala, nyeri otot, serta adanya

manifestasi pendarahan pada kulit

2) Riwayat Kesehatan Dahulu


Penyakit apa saja yang pernah diderita klien, apa pernah

mengalami serangan ulang DHF. (Brunner & Suddart, 2015).

3) Riwayat Kesehatan Keluarga

Apakah keluarga pernah mengalami riwayat penyakit DHF sebelumnya.

Riwatat Psikososial

Meliputi informasi mengenai perilaku, perasaan dan emosi yang dialami

penderita sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap

penyakit penderita.

Kondisi lingkungan.

sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang

kurang bersih ( seperti air yang menggenang dan gantungan baju dikamar ).

Pemeriksaan Fisik

1) Status Kesehatan Umum

Berdasarkan tingkatan (grade) DHF keadaan umum adalah sebagai berikut :

a) Grade I : Kesadaran kompos mentis, keadaan umum lemah, tanda

– tanda vital dan nadi lemah.

b) Grade II : Kesadaran kompos mentis, keadaan umum lemah, ada

perdarahan spontan petekia, perdarahan gusi dan telinga, serta nadi

lemah, kecil, dan tidak teratur.

c) Grade III : Keadaan umum lemah, kesadaran apatis, somnolen, nadi

lemah, kecil, dan tidak teratur serta tensi menurun.


d) Grade IV : Kesadaran koma, tanda – tanda vital : nadi tidak teraba, tensi

tidak terukur, pernapasan tidak teratur, ekstremitas dingin berkeringat

dan kulit tampak sianosis

2) Kepala dan leher.

a) Wajah : Kemerahan pada muka, pembengkakan sekitar mata,

lakrimasi dan fotobia, pergerakan bola mata nyeri.

b) Mulut : Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor,

(kadang-kadang) sianosis.

c) Hidung : Epitaksis

d) Tenggorokan : Hiperemia

e) Leher : Terjadi pembesaran kelenjar limfe pada sudut atas

rahang daerah servikal posterior.

3) Dada (Thorax)

Nyeri tekan epigastrik, nafas dangkal.

Pada Stadium IV :

Palpasi : Vocal – fremitus kurang bergetar.

Perkusi : Suara paru pekak.Didapatkan suara nafas vesikuler yang

lemah.

4) Abdomen (Perut).

Palpasi : Terjadi pembesaran hati dan limfe, pada keadaan dehidrasi


turgor kulit dapat menurun.
5) Pemeriksaan laboratorium.

Hasil dari pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb dan PCV meningkat

( ≥20%), Trambositopenia (≤100.000/ml), Leukopenia.

Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan : hipoproteinemia, hipokloremia,

dan hiponatremia, Urium dan Ph darah mungkin meningkat, Asidosis

metabolic : Pco2<35-40 mmHg, SGOT/SGPT mungkin meningkat.

B. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko pendarahan berhubungan dengan gangguan koagulasi ditandai dengan

trombositopeni.

2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (penekanan intra

abdomen).

3. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan suhu tubuh

diatas normal, kulit merah, takikardi, kulit terasa hangat

4. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi

hemoglobin ditandai dengan akral teraba dingin, warna kulit pucat.

5. Resiko hipovolemi berhubungan dengan kehilangan cairan secara aktif

ditandai dengan pendarahan.

6. Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, lingkungan yang

asing, prosedur-prosedur lingkungan. (Nanda,2015).


C. Rencana Asuhan Keperawatan

Setelah perumusan diagnosa keperawatan maka perlu dibuat perencanaan

intervensi keperawatan. Tujuan intervensi keperawatan adalah untuk

menghilangkan, mengurangi dan mencegah masalah keperawatan klien.

Intervensi Keperawatan

NO Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi


1 Hipertermi Termoregulasi Pengobatan demam
berhubungan Kriteria hasil : 1. Monitor suhu
dengan proses 1. Suhu tubuh dalam sesering mungkin
penyakit ditandai rentang normal 2. Berikan anti piretik
dengan suhu 2. Nadi dan RR dalam 3. Kompres pada
tubuh rentang normal lipatan paha dan aksila
diatas normal, 3. Tidak ada perubahan 4. Kolaborasi pemberian
kulit merah, warna kulit dan tidak cairan intravena
takikardi, kulit ada pusing.
terasa hangat.

2 Nyeri akut Kontrol nyeri Manajemen nyeri


berhubungan Kriteria hasil : 1. Lakukan pengkajian
dengan agen 1. klien mampu nyeri secara
cidera biologis mengontrol nyeri (tahu komprehensif
(penekanan intra penyebab (P,Q,R,S,T).
abdomen) nyeri, mampu 2. Observasi reaksi
ditandai dengan menggunakan teknik nonverbal dari
Perubahan selera non farmakologi untuk ketidaknyamanan.
makan, Perubahan mengurangi nyeri, 3. Gunakan teknik
frekuensi mencari komunikasi
pernapasan, bantuan ). terapeutik untuk
terlihat meringis 2. klien dapat mengetahui
melaporkan bahwa pengalaman nyeri
nyeri berkurang pasien.
dengan menggunakan 4. Kaji kultur yang
manajemen nyeri mempengaruhi
skala 0-2. respon nyeri.
3. Klien mampu 5. Evaluasi pengalaman
mengenali nyeri (skala, nyeri masa lampau.
intensitas, 6. Kontrol lingkungan
frekuensi dan tanda yang dapat
mempengaruhi nyeri
nyeri). (suhu ruangan,
4. klien dapat pencahayaan dan
menyatakan rasa kebsingan).
nyaman setelah nyeri 7. Kurangi factor
berkurang. prespitasi nyeri.
8. Ajarkan teknik
nonfarmakologi
(relaksasi napas
dalam).
9. Kolaborasi pemberian
analgetik.

3 Perfusi jaringan Status sirkulasi Manajemen sensasi


perifer tidak Tissue perfusion cerebral perifer
efektif Kriteria hasil : 1. Monitor adanya
berhubungan 1. Tekanan systole dan daerah tertentu yang
dengan penurunan diastole dalam rentang hanya peka
konsentrasi normal terhadap
haemoglobin 2. Tidak ada ortostatik panas/dingin/tajam/t
ditandai dengan hipertensi umpul
akral teraba 3. Tidak ada tanda-tanda 2. Monitor adanya
dingin, warna peningkatan tekanan paratese
kulit pucat. intracranial (tidak lebih 3. Instruksikan keluarga
dari 15 mmHg) untuk mengobservasi
kulit jika ada lesi atau
laserasi
4. Batasi gerakan pada
kepala, leher, dan
punggung
5. Kolaborasi pemberian
analgetik
6. Monitor adanya
tromboplebitis

4 Risiko Kehilangan darah Tindakan pencegahan


perdarahan Kriteria hasil : pendarahan
berhubungan 1. Tidak ada hematuria 1. Monitor ketat tanda-
dengan gangguan dan hematemesis tanda perdarahan
koagulasi 2. Kehilangan darah yang 2. Catat nilai Hb dan Ht
ditandai dengan terlihat sebelum dan sesudah
trombositopeni 3. Tekanan darah dalam terjadinya perdarahan
batas normal systole dan 3. Monitor nilai lab yang
diastole meliputi PT, PTT,
4. Haemoglobin dan trombosit
hematokrit dalam batas 4. Pertahankan bed rest
normal selama perdarahan
5. Monitor status
cairan yang meliputi
intake dan output
5 Risiko syok Pencegahan syok Pencegahan syok
hypovolemia Manajemen syok 1. Monitor status
berhubungan Kriteria hasil : sirkulasi blood
dengan 1. Nadi dalam batas preasure, warna kulit,
kehilangan cairan yang normal suhu, heart rate, dan
secara 2. Irama jantung dalam ritme nadi perifer dan
aktif ditandai batas yang diharapkan capillary refile time
dengan 3. Frekuensi nafas dalam 2. Monitor suhu dan
perdarahan batas yang diharapkan pernafsan
3. Monitor tanda dan
gejala asites
4. Pantau nilai lab : Hb,
Ht, AGD, dan
elektrolit
Syok management
1. Monitor fungsi
neurologis
2. Monitor tekanan
nadi
3. Monitor status
cairan input output
4. Monitor EKG sesuai
kebutuhan

6 Cemas Tingkat kecemasan Tingkat Pengurangan kecemasan


berhubungan kecemasan sosial Kriteria 1. Pertahankan sikap
dengan Hasil yang tenang dan
perpisahan 1. Anak istirahat dengan meyakinkan
dengan orang tua, tenang 2. Jelaskan prosedur dan
lingkungan yang 2. Anak mendiskusikan aktivitas lain sebelum
asing, prosedur dan aktivitas memulai
ketidaknyamana tanpa bukti kecemasan 3. Jawab pertanyaan dan
n jelaskan tujuan
aktivitas
4. Anjurkan orang
terdekat bagi anak
untuk tetap bersama
anak sebanyak
mungkin
5. Memenuhi kebutuhan
bermain
Sumber: Nanda 2015

2.2.3 Pelaksanaan Keperawatan

Fase Perkenalan/Orientasi

Tahap perkenalan dilaksanakan setiap kali pertemuan dengan klien

dilakukan. Tujuan dalam tahap ini adalah memvalidasi keakuratan data dan

rencana yang telah dibuat sesuai dengan keadaan klien saat ini, serta

mengevaluasi hsil tindakan yang telah lalu.

Tujuan perawat dalam tahapan ini adalah :

1) Membina rasa saling percaya, menunjukkan penerimaan dan

komunikasi terbuka.

2) Merumuskan kontrak (waktu, tempat, dan topik pembicaraan) bersama-sama

dengan klien dan menjelaskan atau mengklarifikasi kembali kontrak yang

telah disepakati bersama.

3) Menggali pikiran dan perasaan serta mengidentifikasi masalah klien yang

umumnya dilakukan dengan menggunkan teknik komunikasi pertanyaan

terbuka.

4) Merumuskan tujuan interaksi dengan klien.

Fase Kerja

Tahap kerja merupakan inti dari keseluruhan proses komunikasi

terapeutik. Tahap kerja merupakan tahap yang terpanjang dalam


komunikasi terapeutik karena didalamnya perawat dituntut untuk membantu dan

mendukung klien untuk menyampaikan perasaan dan pikirannya dan kemudian

menganalisa respons ataupun pesan komunikasi verbal dan non verbal yang

disampaikan oleh klien.

Dalam tahap ini pula perawat mendengarkan klien secara aktif dan

dengan penuh perhatian sehingga mampu membantu klien untuk

mendefinisikan masalah yang sedang dihadapi oleh klien, mencari penyelesaian

masalah dan mengevaluasinya.

Fase Terminasi

Terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat dan klien. Tahap

terminasi dibagi menjadi dua yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir.

Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan perawat dan klien, setelah

hal ini dilakukan perawat dan klien masih akan bertemu kembali pada waktu

yang berbeda sesuai dengan kontrak waktu yang telah disepakati bersama.

Sedangkan terminasi akhir dilakukan oleh perawat setelah menyelesaikan

seluruh proses keperawatan.

Tugas perawat dalam tahap ini adalah :

1) Mengevaluasi pencapaian tujuan dari interaksi yang telah dilaksanankan

(evaluasi objektif).

2) Melakukan evaluasi subjektif dengan cara menanyakan perasaan klien setelah

berinteraksi dengan perawat.

3) Menyepakati tindak lanjut terhadap interaksi yang telah dilakukan.

Tindak lanjut yng disepakati harus relevan dengan interaksi yang baru
saja dilakukan atau dengan interaksi yang akan dilakukan selanjutnya. Tindak

lanjut dievaluasi dalam tahap orientasi pada pertemuan berikutnya.

D. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses keperawatan dengan cara

melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai

atau tidak. Pada tahap evaluasi ini terdiri dari dua kegiatan yaitu kegiatan yang

dilakukan dengan mengevaluasi selama proses keperawatan berlangsung atau

menilai dari respon klien disebut evaluasi proses dan kegiatan melakukan

evaluasi dengan target tujuan yang diharapkan disebut evaluasi hasil. Terdapat

dua jenis evaluasi yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.

Evaluasi formatif merupakan evaluasi yang dilakukan pada saat

memberikan intervensi dengan respon segera. Sedangkan evaluasi sumatif

merupakan rekapitulasi dari hasil observasi dan analisis status pasien pada waktu

tertentu berdasarkan tujuan yang direncanakan pada tahap perencanaan.


ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK L
DENGAN DHF GRADE III

I .BIODATA

A. Identitas klien
Nama : An.m,l
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 10 tahun
Agama : kristen
Alamat :Tondano barat
Diagnosa Medis : DHF
Nomor Register : 00730645
Tanggal Masuk :05-11-2020
Tanggal Pengkajian :09-11-2020
B. Identitas orang tua
1. Ibu.
Nama : Ny:N.Rr
Umur :43 tahun
C: Identitas sudara kandung
No Nama Usia Hubungan Status kesehatan
sehat
1 An.Et 16 tahun kaka

II Riwayat penyakit

Keluhan Utama : Demam sejak 4 hari yang lalu SMRS serta sakit
perut.
Riwayat Penyakit Sekarang Pasien masuk pada tanggal 05-11-2020,merupakan
: Rujukan pasien dari RS tondano dengan DHF dengan
keluhan demam sejak 4 hari SBMRS,disertai sakit perut
kaki dingin sejak 8 jam SMR.setelah dilakukan
pengkajian pada tanggal 10-11-2020 dan pemeriksaan
didapatkan suhu tubuh 37,90,pasien terbaring lemah
ditempat tidur.
BB 38kg,
TB132cm,
TD 110/90,
N,100x. HB=15.7 HT=46.7 limfosit=47
albumin =2.51 Calsium=7.24
Pasien anak M memerlukan penanganan lebih lanjut
sehingga harus didirawat diruang picu
Riwayat kesehatan Dahulu Pasien pernah menderita batuk, pilek dan demam
: tetapi tidak pernah dirawat di RS
Riwayat Kesehatan Orang tua pasien mengatakan keluarga tidak ada
Keluarga : yang menderita
penyakit menular maupun kronis
.

III. Riwayat Immunisasi

No Jenis Waktu pemberian Reaksi Setelah Pemberian


Immunisasi
1 BCG 0 bln Tidak ada

2 DPT I :umur 2 bln


II : 3 bln Demam
III : 4 bln
3 Polio I : 2 bln
II : 3 bln Demam
III : 4 bulan
IV : 18 bln
4 Campak 9bln, 18bln,6thn Tidak ada
5 Hepatitis Hepatitis B: saat lahir
2 bln,3 bln,4 bln. Tidak ada
Hepatitis A: 2th& 3thn

IV : Riwayat tumbuh kembang


a Pertumbuhan Fisik
- Berat Badan : 38
- Tinggi badan : 132
- Waktu tumbuh gigi 8 bulan, tanggal gigi 5 tahun
b. Perkembangan tiap tahap usia anak saat :

- Berguling :5bln
- Duduk : 5bln
- Merangkak :6 bln
- Berdiri :10 bln
- Berjalan :17 bln
- Senyum kepada orang lain pertama kali : 3bln
- Bicara pertama kali :7bln
- Berpakaian tanpa bantuan : 4thn

V : Riwayat Nutrisi

A Pemeberian ASI

- Pertama kali disusui saat lahir


- Cara pemberian: setiap kali menangis
- Lama pemberian 1,5 tahun

B Pemberian susu formula


- Alasan pemberian : pendamping ASI
- Jumlah pemberian : 2xsehari 100ml
- Cara memberikan : dengan dot

C Pemberian makanan tambahan


- Pertama kali diberikan usia 6 bulan
- Jenis : bubur susu
D Pola perubahan nutrisi tiap usia sampai saat ini
Usia Jenis Nutrisi Lama pemberian
1. 0-4 bulan ASI + susu formula 12 bulan

2. 4-12 bulan Susu formula + Bubur susu 2 tahun

3. saat ini Nasi lauk sayur susu

VI . Riawayat Psichososial

- Apakah anak tinggal di : rumah sendiri


- Lingkungan berada di : desa
- Apakah rumah dekat: sekolah (+),ada tempat bermain(ya), Punya kamar tidur sendiri(+)
- Apakah ada tangga yang bisa berbahaya (-) Apakah anak punya ruang bermain(+)
- Hubungan antar anggota keluarga : Harmonis
- Pengasuh anak: Orang tua

VII. Riwayat Spritual

- Support system dalam keluarga


- Kegiatan keagamaan : Ibu klien mengatakan klien aktif dalam kegiatan sekolah minggu

VIII Reaksi Hospitalisasi


A. Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
- Mengapa ibu membawa anaknya ke RS: Ibu klien mengatakan karena tangan dan kaki terasaba dingin
dan kebingungan dengan demam yang naik turun
- Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak: Ya
- Bagaimana perasaan orang tua saat ini: Cemas
- Apakah orang tua akan selalu berkunjung : Ya
- Siapa yang akan tinggal dengan anak : ayah dan ibu dan saudara kandung
B. Pemahanan anak tentang sakit dan rawat inap
- Mengapa Keluarga/orang tua membawa kamu ke Rumah sakit ? klien mengatakan karena iya demam
- Menurutmu apa penyebab kamu sakit : klien mengatakan tidak tahu
- Apakah dokter menceritakan keadaanmu : ya
- Bagaimana rasanya dirawat di RS : Takut
Pola aktifitas pasien dengan DHF

Observasi
Makan dan minum Pasien makan 3x sehari selama
dirumah sakit
Pola tidur Pasien tidur pada jam 10 malam dan bangun
pada jam 7 pagi.

Pola eliminasi Selama di RS pasien sudah 2 kali BAB


BAK 5-6x sehari dengan warna urine kuning
Kebersihan diri Pasien diberikan personal hygine oleh perawat
dengan melakukan oral hygine,membersikan diri
ditempat tidur kebersihan kuku dilakukan oleh.
Aktivitas /Mobilitas fisik Klien hanya berbaring ditempat tidur dan kadang
memainkan handpone milik orangtua
Rekreasi Pasien hanya berbaring ditempat tidur karena masih
lemah

Pengkajian pasien dengan DHF

Observasi
Keadaan Umum Tampak sakit
klien
Kesadaran Kesadaran compos mentis & GCS E4M6V5, pasien
diindikasikan
grade 3
Pemeriksaan TD=100/70 mmhg
tanda-
tanda vital N=100 X/menit
RR=18 X/menit
T=37,90 C
Antropometri TB : 132
BB : 38
Lingkar lengan atas : tidak dikaji
Lingkar kepala : tidak dikaji
Lingkar dada : tidak dikaji
Lingkar perut : tidak dikaji
Skin fold : tidak dikaji
Kenyamanan/ Nyeri perut
Nyeri
Status 1. Mengendalikan rangsangan
Fungsional/aktivita defekasi (BAB) : skor 2 bantuan sedikit
s
dan mobilitas 2. Mengendalikan rangsang
Bartehel indeks berkemih (BAK) : skor 0 tidak mampu
3. Membersihkan diri (cuci muka,
sisir rambut, sikat gigi) : skor 0
Butuh pertolongan orang lain
4. Penggunaan jamban masuk dan
keluar (melepaskan, memakai,
celana, membersihkan, menyiram) :
Skor 1 Perlu bantuan
5. Makan : Skor 2 Mandiri
6. Berubah sikap dari berbaring ke
duduk : skor 2 Bantuan 2 orang
7. Berpindah/berjalan: skor 0 tidak
Mampu
8. Memakai Baju : skor 1 sebagian
Dibantu
9. Naik turun tangga : skor 0 Tidak
Mampu
10. Mandi : Skor 0 tergantung
orang lain
TOTAL : 8 Ketergantungan Sedang

Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan Umum Klien
Tampak sakit

B. Tanda tanda Vital


- TD : 110/90 mmHG
- Suhu : 37,90
- Nadi : 110 kali/menit
- Respirasi : 18 x /menit
C. Antropometri
- Tinggi Badan : 132 cm
- Berat badan : 38 kg
- Lingkar lengan atas : Tidak dikaji
- Lingkar kepala : Tidak dikaji
- Lingkar dada :Tidak dikaji
- Lingkar perut :Tidak dikaji
- Skin fold : Tidak dikaji

D. Sistem Pernafasan
- Hidung : simetrisan (+) pernafasan Cuping hindung (-) secret (-) polip (-) Epistaxis (-)
- Leher : pembesaran kelenjar (-) tumor (-)
- Dada
 Bentuk dada Normal (+), barrel (-), pigeon chest (+)
 Perbandingan ukuran anterior-posterior dengan tranversal …… :…….
 Gerakan dada : simetris (+) terdapat retraksi (-), Otot Bantu pernafasaan (+)
 Suara nafas : Vocal fremitus (+)
- Apakah ada clubbling finger : Tidak ada
E. Sistem Cardio Vaskuler
- Conjunctiva :tidak , bibir pucat/cyanosis ; tidak, Arteri carotis :lemah, Tekanan vena
jugularis : tidak
- Ukuran jantung : Normal
- Suara jantung : S1….., S2….., bising aorta (-) mur-mur….., gallop…..
- Capillary refilling Time < 2 detik
F. System Pencernaan
- Sklera : tidak, Bibir : kering, pecah-pecah (+) , labio skizis (-)
- Mulut :stomatitis (-), palato skizis (-) jumlah gigi 25, kemampuan menelan: Baik
- Gaster : kembung (-), Nyeri (-) gerakan peristaltik (+)
- Abdomen: Hati : teraba (+) Lien (+) ginjal (+) Faeses (+)
- Anus :Lecet (-) hemorrhoid (-)
G. System Indra
- 1. Mata
- Kelopak mata (+), bulu mata (+), alis (+)
- Visus (Gunakan snellen chart) : 6/6
- Lapang Pandang : tidak di ukur

2. Hidung
- Penciuman (+), perih di hidung (-), trauma (-), mimisan (-)
- Sekret yang menghalangi penciuman (-)
3. Telinga
- Keadaan daun telinga : bersih , Kanal auditoris: Bersih (+) Serumen (-)
- Fungsi pendengaran : normal
H. System Syaraf
1. Fungsi Cerebral
a. Status Mental : Orientasi : baik, Daya Ingat: baik, Perhatian dan perhitungan: baik, Bahasa : baik
(menggunakan bahasa Manado)
b. Kesadaran (Eyes ; 4, Motorik : 5, verbal : 6) dengan GCS; 15
c. Bicara : Tidak ada gangguan bicara
2. Fungsi cranial
Nervus I :
Nervus II : Visus 6/6, lapang pandang :
Nervus III,IV,VI : Gerak Bola mata : Pupil isokor
Nervus V : Sensorik : berfungsi, Motorik : berfungsi

Nervus VII : Sensorik : berfungsi, Otonom : berfungsi, Motorik : berfungsi


Nervus VIII : Pendengaran : berfungsi, Keseimbangan : berfungsi
Nervus IX :
Nervus X : Gerakan uvula : berfungsi, rangsang muntah./menelan : berfungsi
Nervus XI : Sternocledomastoideus : berfungsi, Trapexius : berfungsi
Nervus XII : Gerakan Lidah : lidah dapat digerakan dengan normal tanpa hambatan
3. Fungsi Motorik :Massa otot : , Tonus otot : Tahanan wajar , kekuatan otot : 4
4. Fungsi Sensorik : Suhu 36,5 °C, nyeri : +, getaran : -, posisi : semi fowler, diskriminasi : -
5. Fungsi cerebellum :Koordinasi : normal/berfungsi dengan baik keseimbangan ; Reflex : Bisep :
berfungsi, Trisep : berfungsi, Patela : berfungsi, Babinski ; berfungsi
6. Iritansi Meningen : Kaku kuduk : Normal , lasaque sign : Normal, kernig sign : Normal, brudzinki
sign I : Normal/II : Normal

I System Muskulo Skeletal


7. Kepala : Bentuk Kepala : Oval , gerakan : Normal
8. Pelvis : Gaya jalan ; Pasien belum bisa dikaji karena masih lemah untuk berdiri,
System Integumen
- Rambut : Warna : hitam, mudah dicabut : tidak
- Kulit : Warna ; sawo matang, temperatur : hangat, kelembaban ; lembab, bulu kulit : +, tahi lalat : +,
ruam : - texture : lembut
- Kuku : Warna : bening, permukaan kuku : merah muda, mudah patah : tidak, kebersihan : bersih

J System Endokrin
- Kelenjar Thyroid : tidak ada nyeri, tidak ada pembengkakan
- Ekskresi urine berlebihan : Terpasang kateter
- Suhu tubuh yang tidak seimbang : - keringat berlebihan : -
- Riwayat bekas air seni dikelilingi semut : Tidak pernah

K System Perkemihan
- Odema palpebra : - ,Moon faca : -,Odema anasarka : -
- Keadaan kandung kemih : normal, terpasang kateter

L System Reproduksi

1. Laki laki
- Keadaan gland penis :Urethra : normal, kebersihan : bersih
- Testis : normal - Pertumbuhan rambut : Belum ada
- Pertumbuhan jakun Belum ada, Perubahan suara : Belum

M. System Immun
- Allergi : Tidak ada
- Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca : Flu
XI. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan
A. 6 Tahun keatas
1. Perkembangan Kognitif :
2. Perkembangan psikosexual :
3. Perkembangan psikososial :

Pemeriksaan Penunjang Pasien Anak dengan Dengue Haemorrhagic Fever


(DHF)

Tindakan Anak M

Pemeriksaan laboratrium 05/11/2020 (MRS di IGD)


1. Leukosit : 5.0/mm3
2. Hemoglobin : 15.7 g/dl
3. Hematokrit : 46.7 %
4. Trombosit : 42/mm3
5. Limfosit : 47%
6. albumin :2.51mm3
7. Calsium : 7,24 mm3

Tgl Tgl Tgl

No Input Output
14-09- 15-09- 16-09-
2020 2020 2020
Makan (Per Urine (0,5 – 1 cc/KgBB/jam)
Oral/NGT) 100 100 100
Minum (Per 1000 1000 1000 BAB (± 100
Oral/NGT) cc/kali)
Obat – obatan Muntah
15 15 15
Cairan Infus 1500 1500 1500 Drain
Air Metabolisme IWL
196 196 196
TOTAL TOTAL
2811 2811 2811
Balance Cairan
Tanggal 14 September 2020 : Input –Output : +11
Tanggal 15 September 2020: Input –Output : +31
Tanggal 16 September 2020: Input –Output : +211
Tabel 4.8 Hasil Monitoring Balance Cairan

Tgl Tgl Tgl


No Input 07-11- 08-11- 09-11- Output
2020 2020 2020

Makan (Per Urine (0,5 – 1


100 100 100
Oral/NGT) cc/KgBB/jam)
Minum (Per BAB (± 100
1000 1000 1000
Oral/NGT) cc/kali)
Obat – obatan 15 15 15 Muntah
Cairan Infus 1660 1660 1500 Drain
Air IWL
Metabolisme 195 195 195
TOTAL TOTAL
2970 2970 2810
Balance Cairan
Tanggal 07-11-2020: Input –Output : +90
Tanggal 08-11-2020: Input –Output : +90
Tanggal 09-11-2020: Input –Output : +68

Penatalaksanaan terapi Pasien Anak dengan Dengue Haemmorhagic Fever (DHF)

1. PCT (PO) 3X 250 MG


2. Sampiciliin ( iv ) 3x500 mg
3. RL (IVFD)20 tpm
4. Injeksi Ceftriaxone 2x 1 gram
ANALISA DATA

NO DATA PENYEBAB MASALAH


1 DS : Proses infeksi virus Hipertermi
Orang tua pasien mengatakan anaknya demam dengue
sudah 1 minggu

DO :
 Kesedaran: composmentis (GCS:
E4M6V5)
 TD=110/90 mmhg N=110 X/menit
RR=18 X/menit T=37,90 C
 akral teraba hangat

2 DS : Peningkatan permeabilitas Hipovolemia


 Orangtua pasien mengatakan Kaki dan kapiler
tanggan pasien dingin
 Orangtua pasien mengatakan anaknya
malas minum
DO :
 kesadaran compos mentis
 Hematokrit : 46.67%
 Mukosa bibir kering
 Turgor kulit elastis
3 DS : Gangguan koagulasi Pendarahan
 Orang tua pasien mengatakan adanya ditandai dengan
bintik merah di kedua tangan pasien trombositopeni
DO :
 Leukosit : 5.0/mm3
 Hemoglobin : 15.7 g/dl
 Hematokrit : 46.6 %
 Trombosit : 42.000/mm3

Diagnosa Keperawatan (DK)


1. Hipertermi behubungan dengan proses penyakit
2. Hipovolemia berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler
3. Pendarahan berhubungan dengan gangguan kloagulasi ditandai dengan tromsitopeni
INTERVENSI

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI KEPERAWATAN


(SDKI) (SLKI) (SIKI)
1 (D.0130) (L.14134) I.15506
Hipertermi behubungan dengan proses Setelah dilakukan intervensi keperawatan selam 3x7 Manajemen Hipertermia
penyakit ditandai dengan jam suhu tubuh pasien dalam rentang normal dengan
kriteria hasil : 1. Monitor suhu tubuh sesering mungkin
DS : 2. Anjurkan meperbanyak asupan cairan oral
1. suhu tubuh dalam rentang normal
Orang tua pasien mengatakan anaknya 3. Kompres dingin pada dahi, aksila
2. nadi dan RR dalam rentang normal
demam sudah 1 minggu
3. Tidak ada perubahan waran kulit dan tidak
DO : 4. Kolaborasi pemberian antipiretik
 Kesedaran: composmentis (GCS: 5. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
E4M6V5) intravena
 TD=110/90 mmhg N=110
X/menit RR=18 X/menit
T=37,90 C
 akral teraba hangat

suhu tubuh diatas normal, kulit merah,


taki kardi kulit terasa hangat

2 (D. 0023) (L.03028) (I.03116)


Hipovolemia berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi keperawatan selam 3x7 Manajemen hipovolemi
peningkatan permeabilitas kapiler jam diharapkan kebutuhan cairan terpenuhi dengan 1. Periksa tanda dan gejala hipovalemi
DS : kriteria hasil: 2. Monitor intake dan output cairan
 Orangtua pasien mengatakan kaki 1. Anak mendapatkan cairan yang cukup 3. Berikan asupan cairan oral
dan tangan anaknya dingin 2. Menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang adekuat 4. Anjurkan meperbanyak asupan cairan oral
 Orangtua pasien mengatakan 3. Tanda-tanda vital dan turgor kullit yang normal 5. Kolaborasi pemberian cairan IV
anaknya malas minum air 4. Membrane mukosa lembab
DO :
 kesadaran compos mentis
 Hematokrit : 36.6 %
 Mukosa bibir kering
 Turgor kulit elastic
3. D.0012 (L.02017) (I.02067)
Pendarahan berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi keperawatan selam 3x7 Pencegahan perdarahan
gangguan kloagulasi ditandai dengan jam diharapkan pasien terhindar dari resiko perdarahan 1. Monitor tanda dan gejala perdarahan
tromsitopeni dengan kriteria hasil : 2. Monitor nilai hematokrit dan hemoglobin
DS : 3. Monitor nilai Trombosit
1. Tidak ada
 Orang tua pasieng mengatakan 4. Kolaborasi pemberian produk darah
hematuria dan hematemesis
adanya bintik merah di kedua
2. Kehilangan darah yang terlihat
tangan pasien
3. Tekanan darah dalam batas normal sistol dan
DO :
diastol
 Leukosit : 5.0/mm3
4. Hemoglobin dan hematokrit dalam batas
 Hemoglobin : 15.7 g/dl
normal
 Hematokrit : 46.7 %
Trombosit : 42.000/mm3
IMPLEMENTASI (HARI PERTAMA )
NO IMPLEMENTASI HASIL EVALUASI (SOAP)
1 Senin, 09-11-2020 Senin 09-11-2020
1. Memonitor suhu tubuh sesering Suhu tubuh 37,80C S:
mungkin - ibu pasien mengatakan anaknya masih demam

2. Menganjurkan meperbanyak asupan Pasien mau melakukan anjuran yang diberikan perawat O : - akral teraba hangat
cairan oral - suhu tubuh 37,90C
Pasien di kompres air dingin
3. Mengompres pada dahi, aksila A : Masalah belum teratasi

- Pasien diberikan PCT tablet 280 mg P : Lanjutkan Intervensi monitor suhu tubuh
4. Kolaborasi pemberian antipiretik - Pasien telah diberikan injeksi IV
sampicilin dengan dosis 500 mg

(+) IVFD RL 20/tpm


5. Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena
2 Senin 09-11-2020 Senin 09-11-2020
1. Memeriksa tanda dan gejala hipovalemi Membrane mukosa kering S:
-Orang tua pasien mengatakan kaki dan tangan
2. Memonitor intake dan output cairan - Input :2811 anaknya dingin
- Output :2800 -orangtua pasien mengatakan anaknya malas
- Balance cairan : +11 minum, sehari kurang lebih hanya 1000cc
3. Menganjurkan meperbanyak asupan O:
cairan oral Pasien mau melakukan anjuran yang diberikan perawat - membrane mukosa kering
- (+) IVFD RL 20/tpm
4. Kolaborasi pemberian cairan IV (+) IVFD RL 20/tpm - Input :2811
Output :2800 Balance
cairan : +11
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
3 Senin 09-11-2020 Senin 09-11-2020
1. Memonitor tanda dan gejala perdarahan Masih terdapat petekia ditangan pasien S: - Orang tua pasien mengatakan anaknya demam
sudah 1 minggu
2. Memonitor nilai hematokrit dan - HB =15,7g/dl - Orangtua mengatakan terdapat bintik merah
hemoglobin - HT =46,7% ditangan pasien

3. Memonitor nilai Trombosit - Trombosite 42.000/mm3 O:- Trombosite 42.000/mm3


- HB =15,7g/dl
- HT =46,7%
4. Kolaborasi pemberian produk darah Pemberian Fresh Frozen Plasma (FFP) pasien
diberikan 280cc A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

IMPLEMENTASI & EVALUASI (HARI KE 2)

NO IMPLEMENTASI HASIL EVALUASI (SOAP)


1 Selasa, 10-11-2020 Selasa, 10-11-2020
1. Memonitor suhu tubuh sesering Suhu tubuh 37,80C S:
mungkin - orantua pasien mengatakan masi demam

2. Menganjurkan meperbanyak asupan Pasien mau melakukan anjuran yang diberikan perawat O:
cairan oral - suhu tubuh 37,80C
Pasien di kompres air dingin
3. Mengompres pada dahi, aksila
A : Masalah belum teratasi
- Pasien diberikan PCT tablet 280 mg
4. Kolaborasi pemberian antipiretik - Pasien telah diberikan injeksi IV P : Lanjutkan Intervensi monitor suhu tubuh
sampicilin dengan dosis 500 mg

(+) IVFD RL 20/tpm


5. Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena
2 Selasa, 10-11-2020 Selasa, 10-11-2020
1. Memeriksa tanda dan gejala hipovalemi Membrane mukosa lembab S: Ibu pasien mengatakan pasien sudah mulai
sedikit minum air putih
2. Memonitor intake dan output cairan - Input :2811 O:
- Output :2780 - membrane mukosa lembab
3. Menganjurkan meperbanyak asupan - Balance cairan : +31 - Input :2811
cairan oral Pasien mau melakukan anjuran yang diberikan perawat Output :2780
Balance cairan : +31
4. Kolaborasi pemberian cairan IV (+) IVFD RL 20/tpm A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
3 Selasa, 10-11-2020 Selasa, 10-11-2020
1. Memonitor tanda dan gejala perdarahan Masih terdapat petekia ditangan pasien S:
- Orang tua pasien mengatakan bintik merah pada
2. Memonitor nilai hematokrit dan - HB =15,7g/dl tangan sudah berkurang
hemoglobin - HT =46%
O:- Trombosite 42.000/mm3
3. Memonitor nilai Trombosit - Trombosite 42.000/mm3 - HB =15,7g/dl
- HT =46%
- tampak berkurang petekia pada pergelangan tangan
4. Kolaborasi pemberian produk darah Pemberian Fresh Frozen Plasma (FFP) pasien pasien
diberikan 280cc
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
IMPLEMENTASI & EVALUASI (HARI KE 3)

NO IMPLEMENTASI HASIL EVALUASI (SOAP)


1 Rabu, 11-11-2020 Rabu, 11-11-2020
1. Memonitor suhu tubuh sesering Suhu tubuh 360C S:
mungkin - ibu pasien mengatakan anaknya sudah tidak demam

2. Menganjurkan meperbanyak asupan Pasien mau melakukan anjuran yang diberikan perawat O:
cairan oral - suhu tubuh 36,0C
Pasien di kompres air dingin
3. Mengompres pada dahi, aksila A : Masalah teratasi

- Pasien diberikan PCT tablet 280 mg P : pertahankan intervensi


4. Kolaborasi pemberian antipiretik - Pasien telah diberikan injeksi IV
sampicilin dengan dosis 500 mg

(+) IVFD RL 20/tpm


5. Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena
2 Rabu, 11-11-2020 Rabu, 11-11-2020
1. Memeriksa tanda dan gejala Membrane mukosa merah mudah S: Ibu pasien mengatakan pasien sudah mulai
hipovalemi bnyak minum, sehari klien minum 1800ml hari
- Input :2810 O:
2. Memonitor intake dan output cairan - Output :2747 - Ku membaik
- Balance cairan : +90 - membrane mukosa merah mudah
3. Menganjurkan meperbanyak asupan Pasien mau melakukan anjuran yang diberikan perawat - klien tampak banyak minum air putih
cairan oral A : Masalah teratasi
4. Kolaborasi pemberian cairan IV (+) IVFD RL 20/tpm P : Lanjutkan Intervensi
3 Rabu, 11-11-2020 Rabu, 11-11-2020
1. Memonitor tanda dan gejala perdarahan petekia ditangan pasien sudah hilang S:
- Orang tua pasien mengatakan sudah tidak ada
2. Memonitor nilai hematokrit dan HB =15,2g/dL bintik merah pada tangan anaknya
hemoglobin - - HT =46%
O:
3
3. Memonitor nilai Trombosit - Trombosite 42.000/mm Petekia tampak sudah hilang

A : Masalah teratasi
4. Kolaborasi pemberian produk darah Pemberian Fresh Frozen Plasma (FFP) pasien P : Lanjutkan intervensi
diberikan 280cc
Instrumen Penilaian Kompetensi Pemeriksaan
Tanda-tanda Vital

A. SOP MENGUKUR TEKANAN DARAH/TENSI

Kode Unit : KDM/I/Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital


Judul Unit : Melakukan pengkajian
Uraian Unit : Mengukur Tekanan Darah/Tensi
Petunjuk : Memberi tanda  bila dilakukan
A. Penilaian Keterampilan
Ya Tida
No Elemen Kompetensi Indikator Penilaian k
(1)
. (0)
1 Melakukan pengkajian 1. Salam terapeutik di sampaikan pada
kondisi dan kesiapan pasien pasien
2. Kaji tekanan darah sebelumnya dan
adanya perubahan status kesehatan
pada tempat yang akan dilakukan
pengukuran
3. Menjelaskan maksud dan tujuan
tindakan dengan jelas
4. Kontrak waktu dilakukan dengan klien
5. Prinsip menyiapkan lingkungan dengan
nyaman dan aman
2. Melaksanakan persiapan alat dan 1. Alat-alat disiapkan sesuai kebutuhan
bahan 2. Alat-alat dibawa ke dekat klien
3. Melaksanakann pengukuran 1. Tangan dicuci sampai bersih
tekanan darah/tensi 2. Atur posisi yang nyaman bagi klien.
3. Lilitkan manset
4. Pasang stetoskop di telinga dengan benar
5. Letakkan manometer sejajar dengan
mata dan jarak  1 meter
6. Letakkan bagian diafragma stetoskop
7. Pompa, naikkan air raksa
8. Turunkan air raksa secara perlahan
9. Turunkan air raksa sampai angka 0
10. Lepaskan manset dan bantu klien
mengembalikan bajunya, dan
beritahukan hasil pemeriksaan serta
beritahu bahwa pemeriksaan sudah
selesai dilakukan.
11. Rapikan alat-alat dan tangan dicuci
dengan bersih
12. Catat hasil pemeriksaan tanda-tanda vital
pada
lembar dokumentasi
4. Mengevaluasi hasil tindakan 1. Perubahan tekanan darah dari
sebelumnya, normal/tidak
2. Respon keadaan dan lain-laindan
kenyamanan
pasien setelah tindakan
5. Mendokumentasikan tindakan 1. Tindakan yang telah dilakukan
dicatat dengan benar.
2. Respon klien setelah tindakan dicatat
B. PENILAIAN PENGUKURAN FREKUENSI DENYUT NADI

Kode Unit : KDM/I/Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital


Judul Unit : Melakukan pengkajian
Uraian Unit : Menghitung Frekuensi Denyut Nadi
Petunjuk : Memberi tanda  bila dilakukan
A. Penilaian Keterampilan
Ya Tida
No, Elemen Kompetensi Indikator k
(1)
Penilaian (0)
1. Melakukan pengkajian 1. Salam terapeutik disampaikan pada pasien
kondisi dan kesiapan pasien 2. Identifikasi tanda-tanda vital pada klien.
3. Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan dengan
jelas
4. Kontrak waktu dilakukan dengan pasien.
5. Prinsip menyiapkan lingkungan dengan nyaman
dan aman
2. Melaksanakan persiapan Baki beralas berisi:
alat dan bahan 1. Jam tangan yang berdetik/polsteller
2. Pena/kertas/buku catatan
3. Melaksanakan menghitung Setelah mengukur suhu dilanjutkan dengan
frekuensi denyut nadi menghitung denyut nadi (radialis), dengan cara:
1. Letakkan 3 jari tangan kanan (telunjuk,jari
tengah, jari manis) di daerah arteri radialis.
2. Tekan nadi tersebut dengan tekanan yang cukup
3. Hitung frekuensi denyut nadi selama 15 detik
(jika denyut nadi teratur) kemudian dikalikan
4, tetapi jika denyut tidak teratur hitung selama
1 menit.
4. Perhatikan keteraturan denyutan dan kekuatan
denyutan
5. Rapikan klien
6. Cuci tangan dengan bersih
7. Lakukan dokumentasi
4. Mengevaluasi hasil 1. Respon keadaan dan lain-laindan kenyamanan
tindakan pasien selama dan setelah tindakan
2. Sikap selama pelaksanaan, sabar. hati-hati dan
sopan
5. Mendokumentasikan 1. Respon klien dicatat
tindakan 2. Tindakan yang telah dilakukan dicatat dengan
benar
A. PENILAIAN PENGUKURAN SUHU BADAN

Kode Unit : KDM/I/Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital


Judul Unit : Melakukan pengkajian
Uraian Unit : Mengukur suhu badan
Petunjuk : Memberi tanda  bila dilakukan
A.Penilaian Keterampilan
Ya Tida
No Elemen Kompetensi Indikator k
(1)
. Penilaian (0)
1 Melakukan pengkajian 1. Salam terapeutik di sampaikan pada pasien
kondisi dan kesiapan 2. Identifikasi tanda-tanda vital pada klien
pasien 3. Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan dengan
jelas
4. Kontrak waktu dilakukan dengan pasien
5. Prinsip menyiapkan lingkungan dengan nyaman
dan aman
6. Klien dalam keadaan sadar penuh.
2. Melaksanakan persiapan 1. Alat dan bahan disiapkan sesuai kebutuhan
alat 2. Alat dan bahan dibawa ke dekat pasien
dan bahan
3. Melaksanakan mengukur 3.1 Mengukur suhu melalui oral
suhu 1. Bersihkan termometer.
2. Turunkan batas angka pada
termometer hingga menunjukkan
angka 350C.
3. Letakkan termometer di bawah lidah.
4. Minta klien untuk menahan termometer dengan
bibir hingga 3-8 menit.
5. Angkat dan baca termometer
6. Bersihkan termometer.
7. Cuci termometer dengan air antiseptik, air
sabun, bilas dengan air DTT (desinfeksi tingkat
tinggi), keringkan, serta letakkan kembali di
tempatnya.
8. Cuci tangan
9. Lakukan dokumentasi
3.2 Mengukur suhu melalui rektal
16. Mengatur lingkungan
17. Bersihkan termometer.
18. Turunkan batas angka pada
termometer hingga menunjukkan
angka 350C
19. Beri gel pada ujung termometer
20. Atur posisi klien dengan posisi Sims
21. Masukkan termometer ke dalam anus
22. Tahan termometer selama 2-4 menit
23. Angkat termometer
24. Bersihkan termometer
25. Baca dengan teliti
26. Bersihkan anus klien dari pelumas/gel
27. Bantu klien ke posisi semula
28. Cuci termometer dan letakkan kembali ke
tempatnya.
29. Cuci tangan dengan sabun an keringkan
30. Lakukan dokumentasi
3.3 Mengukur suhu melalui aksila/ketiak
1. Lakukan prosedur yang sama dengan mengukur
suhu rektal
2. Mengatur posisi klien (tidur/duduk)
3. Buka baju klien
4. Keringkan aksila dengan Tissu (hal ini bisa
dilakukan oleh

klien sendiri)
5. Letakkan ujung termometer/bagian air raksa
di bagian tengah ketiak klien, kemudian
tangan klien disilangkan
6. Minta klien untuk menahan termometer selama
10-15 menit
7. Angkat termometer dan bersihkan dari atas ke
bawah.
8. Baca termometer sejajar dengan mata
9. Cuci termometer, dengan air desinfektan, air
sabun, air DTT
10. Kembali klien ke posisi semula, rapikan
klien (bila perlu bantu mengenakan bajunya)
11. Cuci tangan dengan bersih, lakukan dokumentasi
4. Mengevaluasi hasil 1. Peningkatan suhu
tindakan klien lain- kenyaman pasien
2. Respon keadaan laindan an
dan setelah
tindakan
5. Mendokumentasikan 1. Hasil pengukuran suhu dicatat
tindakan 2. Respon klien setelah tindakan dicatat
NAMA : SRI ZUWITA TUMILAAR
NIM : 711490120040
PRODI : NESR LANJUTAN

ANALISIS JURNAL PICO

KOMBINASI KOMPRES DINGIN, SEMPROTAN AIR, DAN KIPAS PENDINGIN TERHADAP


SUHU TUBUH
PENURUNAN DAN TINGKAT KEBERHASILAN MENCAPAI SUHU NORMAL PADA PASIEN
SAKIT KRITIS DENGAN HIPERTERMIA

PROBLEM :
Peningkatan suhu tubuh atau demam adalah masalah yang sering terjadi di unit perawatan
intensif, dengan insiden mulai dari 23% hingga 70% disebabkan oleh infeksi atau non
infeksi.
penelitian ini menggunakan 16 responden secara acak pada kelompok eksperimen dan kontrol. Kriteria
inklusi sampel adalah pasien hipertermia di ruang rawat inap, antipiretik, dan suhu tubuh ≥38,3 o C.

INTERVENSI :
Intervensi ini dilakukan dengan menggunakan Kompres,dingin,semprotan air, keseluruh tubuh dan
kipas pendingin,karena kompres merupakan salah satu pendingin eksternal atau metode fisik
pendinginan.
Kemudian Kelompok eksperimen diberikan kompres Dingin pada ketiak, semprotan air Disemprotkan
pada perut setiap 10 menit dan Diulang. 6 kali selama 60 menit, dan eksposur Kipas pendingin untuk 1
dilaksanakan oleh Para peneliti. Sementara kelompok kontrol Diberi kompres air biasa dengan suhu
berkisar Antara 26 0 C -28 0 C.

COMPARISON :
setelah dilakukan intervensi selama 60 menit rata-rata suhu tubuh pada kelompok eksperimen pada
pretest adalah 38.07 C dan turun menjadi 37.3 o C Sedangkan Pada kelompok kontrol, rata-rata suhu
tubuh saat pretest adalah 38.9 C dan turun menjadi 38.1 C setelah dilakukan intervensi 60 menit
Hasil menunjukkan bahwa terdapat perbedaan suhu tubuh yang signifikan secara statistik pada
kelompok eksperimen dan kontrol. Namun, suhu tersebut masih jauh dari suhu tubuh normal.

OUTCOME :
Kesimpulannya dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan kombinasi cold
pack, semprotan air, dan kipas pendingin terhadap penurunan suhu tubuh dan
tingkat keberhasilan mencapai suhu normal pada pasien hipertermia
Terapi pendinginan fisik mengimplementasikan konsep perpindahan panas tubuh radiasi ke lingkungan
dengan radiasi, penguapan, konduksi dan konveksi. Kombinasi pendinginan fisik dan antipiretik adalah
paling sering dipelajari dan paling luas Topik terapan untuk menurunkan demam pada pasien kritis
Hal ini juga didukung oleh penelitian lain yang menjelaskan bahwa penggunaan semprotan air dan kipas
pendingin dengan kecepatan rendah mendukung proses penguapan. Penggunaan kecepatan tinggi dapat
menyebabkan proses perpindahan panas bukan melalui penguapan, tetapi secara konveksi, sehingga air
dalam tubuh menguap bukan karena panas tubuh tetapi
karena angin ( McDermott et al.,2009 ).
SATUAN ACARA PENYULUHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE
(DBD)

OLEH :
SRI ZUWITA TUMILAAR
711490120040

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MANADO


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
PROFESI NERS LANJUTAN
TAHUN 2020
SAP (Satuan Acara Penyuluhan)

Pokok Bahasan/Topik : Demam Berdarah Dengue (DBD)

Sub Pokok Bahasan : Cara Mencegah Demam Berdarah Dengue (DBD)

Sasaran : Keluarga pasien An.M

Hari /Tanggal : kamis / 12 November 2020

Waktu /Tempat : Jam 09.00 WITA,

Penyuluh/penyaji : Mahasiswa Poltekkes


.

A. Latar Belakang

Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa penyakit yang sering muncul pada musim hujan
adalah Demam Berdarah Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aegypti.

B. Tujuan

1) Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan masyarakat dapat mencegah dan menangani


demam berdarah dengue secara mandiri

2) Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan masyarakat mampu:

a. Mengetahui apa demam berdarah dengue

b. Mengetahui penyebab demam berdarah dengue

c. Mengetahui tanda dan gejala demam berdarah dengue

d. Melakukan pencegahan penyakit demam berdarah dengue


C. Pelaksanann Kegiatan

1) Topik : Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Pencegahannya.

2) Sasaran : Keluarga pasien An.M

3) Metode : Ceramah, Diskusi dan Tanya Jawab

4) Media dan Alat : leaflet

5) Waktu dan Tempat : Jam 09.00 wita, di ruangan PICU RSUP Prof.DR.R.D Kandou

6) Materi (Terlampir) : 4 Lembar

7) Strategi Pelaksana :

No Kegiatan Penyuluhan Peserta Waktu

1 Pembukaan Salam dan Klien dan 5 menit


penjelasan keluarga
tujuan
penyuluhan
2 Penyampaian DBD dan Klien dan 15 menit
materi pencegahannya keluarga
3 Tanya jawab Klien bertanya Klien dan 10 menit
dan petugas keluarga
menjawab
pertanyaan
4 Penutup Salam dan Klien dan 5 menit
memberikan keluarga
kesimpulan
D. Daftar Pustaka

a) Centres for Disease Control and Prevention (2010) "Dengue Epidemiology".

b) Gubler DJ. 2006. Dengue/dengue haemorrhagic fever: history and current status.
Novartis Found Symp. 277:3-16.

c) Kristina, Isminah, Wulandari L (2004) "Demam Berdarah Dengue" Litbang Depkes


http://www.litbang.depkes.go.id/maskes/052004/demamberdarah1.htm.

d) Mansjoer, Arif, dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 1 dan 2. Jakarta: Media
Aesculapius.

e) National Institute of Allergy and Infectious Diseases. 2007. Dengue Fever Symptomps.

National Institute of Allergy and Infectious Diseases. Dengue Fever Treatments.

f) National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) (2006) "Dengue Fever"
National Institute of Allergy and Infectious Diseases

g) Vorvick, L (2010) "Dengue hemorrhagic fever" MedlinePlus.

h) World Health Organization (2009) "Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever".

i) http://www.bratachem.com/abate/siklus.htm. 2004. Membasmi Jentik Nyamuk,


Mencegah Demam Berdarah.

j) http://www.e-dukasi.net/mapok/mp_files/mp_308/materi2.html. 2008. Demam Berdarah


Dengue.

k) http://118.98.213.22/aridata_web/e-dukasi/pp_full.php ppid=245&fname=hal3a.htm. 2008.


Demam Berdarah Dengue.
LAMPIRAN MATERI DEMAM

BERDARAH DENGUE (DBD)

A. Pengertian DBD

Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang dapat
menyerang pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang
biasanya memburuk setelah dua hari pertama.

DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes aegypti.

B. Penyebab DBD
Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes
Aegypti pada pembuluh darah.
Penularan DBD umumya melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Meskipun dapat juga ditularkan
oleh Aedes Albopictus yang biasanya hidup di kebun-kebun.

Ciri-ciri nyamuk tersebut adalah :

1. Penularan DBD umumya melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Meskipun dapat juga
ditularkan oleh Aedes Albopictus yang biasanya hidup di kebun-kebun. Tubuhnya belang hitam
putih.
2. Menggigit pada siang hari
3. Berkembangbiak pada air bersih dan jernih yang tidak mengalir
C. Tanda dan Gejala

1) Demam tinggi 2 – 7 hari disertai menggigil. kurang nafsu makan, nyeri pada persendiaan, serta
sakit kepala.

2) Pendarahan dibawah kulit berupa : Bintik-bintik merah pada kulit , mimisan, gusi
berdarah , muntah darah dan BAB berdarah.

3) Nyeri perut ( ulu hati ) tapi tidak ada gejala kuning.

4) Mual dan muntah.

5) Terjadi syok atau pingsan pada hari ke 3 — 7 secara berulang—ulang. Dengan tanda syok
yaitu lemah, kulit dingin , basah dan tidak sadar.

HATI-HATI !!
TANDA BAHAYA DBD :

a. Perdarahan gusi

b. Muntah darah

c. Penderita tidak sadar

d. Denyut nadi tidak teraba

Segara periksakan diri ke RS atau sarana pelayanan kesehatan terdekat.

D. Perawatan dan

Pengobatan Di Rumah :

1) Beri penderita minum air yang banyak (air masak, teh, susu atau minuman lainnya)

2) Cepat bawa kedokter, puskesmas atau langsung ke rumah sakit apabila penderita tampak
gelisah, lemah, kaki dan tangan dingin, bibir pucat dan denyut nadi lemah.

E. Cara Pencegahan

1) Memelihara lingkungan tetap bersih dan cukup sinar matahari.

2) Melakukan pemberantasan sarang nyamuk, dengan cara : 4 M PLUS


1. MENGURAS

Wadah air yang terdapat di dalam bangunan seperti bakmandi, ember vas bunga, tempat penampung
air kulkas agar telur dan jentik aedes mati.

2. MENUTUP

Menutup rapat semua wadah air agar nyamuk aedes tidak dapat masuk dan bertelur.

3. MENGUBUR

Semua barang bekas yang ada disekitar rumah yang dapat menampung air hujan seperti ban
bekas, kaleng bekas dll, agar tidak menjadi tempat bersarangnya nyamuk.

4. MEMANTAU

Semua wadah air yang berpotensi sebagai tempat pembiakan nyamuk aedes. Dengan jangan
menggantung baju, membubuhkan larvasida, dan tidur menggunakan kelambu.

LAKUKAN 4 M PLUS SECARA RUTIN SEMINGGU SEKALI BERANTAS

NYAMUK AEDES AEGYPTI

a. Menyemprot nyamuk dengan zat kimia

b. Lakukan pengasapan

c. Menaburkan serbuk ABATE

d. Memberikan ikan capung pada tempat penampungan air.


Fever ?

Apa itu
Dengue
Haemora
gic
Tanda Dan Gejala
Dengue Haemoragic hidupnya sehingga
DHF (Dengue selain menjadi vektor
Fever (DHF)
Haemoragic Fever) virus dia juga menjadi
hospes reservoir virus
adalah penyakit yang
tersebut yang paling
disebabkan oleh bertindak menjadi
karena virus dengue vektor
 
yang termasuk
golongan abrovirus
melalui gigitan
nyamuk Aedes
Aegygti betina.
Penyakit ini biasa
disebut Demam
Berdarah Dengue.

Nama : Sri zuwita


tumilaar P
e
Nim : 711490120040
n
y
e
b
a
b

Dengue
Hemorrhagic Fever
(DHF) adalah
penyakit yang
disebabkan oleh virus
dengue sejenis
virus yang
tergolong
arbovirus
(Arthropod-borne
viruses)
artinya virus yang
di tularkan melalui
gigitan arthropoda
misalnya nyamuk
aedes aegypti (betina).
Arthropoda akan
menjadi sumber
infeksi selama
positif. mmHg atau
c.   Pembesaran hati kurang dan
diastolik
(sudah dapat
20 mmHg atau
diraba sejak
kurang) disertai
permulaan sakit)
a.  Demam tinggi
d.   Syok yang kulit yang teraba
mendadak dan
ditandai dengan dingin dan
terus menerus 2-
nadi lemah, lembab terutama
7 hari
cepat disertai pada ujung
 b.  Manifestasi
tekanan darah hidung, jari dan
perdarahan,
menurun kaki, penderita
paling tidak
(tekanan sistolik gelisah timbul
terdapat uji
menjadi 80 sianosis disekitar
tourniquet mulut.
  adalah berturut turut nyamuk.
Komplikasi

b. Menutup tempat penampungan air


a.  Perdarahan : karena perubahan rapat-rapat.
vaskuler,
penurunan jumlah
trombosit dan koagulopati,
trombositopenia, dihubungkan
tnya megakoriosit
msum tulang dan  b.  Membersihkan halaman rumah dari kaleng- kaleng bekas, botol - b
hidup trombosit.  pecahdanbendalain
kulasi : Dengue Syok memungkinkan nyamuk bersa
Sindrom biasanya terjadi sesudah hari ke 2 –7  , disebabkan oleh
meabilitas vaskuler. c.  Hepatomegali : Hati umumnya membesar dengan perlemahan yang
 berhubungandengannekrosis

  Menggunakan kelambu
  Menggunakan obat nyamuk (bakar, oles).
karena perdarahan.
d.  Efusi pleura : karena adanya
kebocoran plasma.

Pemeriksaan Penunjang

  Diagnosa Laboratorium   Tidak melakukan kebiasaan berisiko (tidur siang, menggantung baju
  Penyemprotan.
   Pemeriksaan Hemoglobin 9.  Pemeriksaan Hematokrit
1.  Pemeriksaan Trombosit 2.  Pemeriksaan Lekosit
3.  Pemeriksaan Bleding time (BT) 4.  Pemeriksaan Clothing time (CT )
  Pemeriksaan Limfosit Plasma Biru (LPB)
  Pemeriksaan Imunoessei dot-blot

Pencegahan

Menggunakan insektisida :
a.  Malathion(adultisida)dengan
 pengasapan
 b.  Temephos (larvasida) dimasukkan ketempat penampungan air bersih.
Tanpa Insektisida :
a.  Menguras bak mandi dan tempat
 penampungan air bersih minimal 1x seminggu.
CATATAN KEGIATAN (Hari ke-1)
Tanggal : Senin, 09 November 2020

PARAF
JAM KEGIATAN
CI CT
07.00 - Tiba diruangan

07:30 - Megikuti ovoran dinas malam ke dinas pagi

08.00 - Memandikan pasien dan menganti baju pasien

09-00 - Mengkaji pasien sesuai kasus kelolaan

10.00 - Membuat susu untuk paisen an. A

11.00 - Mengantar pasien An.j ke radiologi

12.05 - Lepas dinas

14.30 - Membuat laporan pendahuluan

15.00 - Mencari SOP


CATATAN KEGIATAN (Hari ke-2 )
Tanggal : Selasa, 10 November 2020

PARAF
JAM KEGIATAN
CI CT
07.00 - Masuk dinas

07.30 - Melakukan ovoran dinas malam ke dinas pagi

08:00 - Memandikan pasien dan menganti baju pasien

09:00 Menganalisa data dari pengkajian dan merumuskan diagnosa

keperawatan

- Menentukan rencana asuhan keperawatan yang akan

diberikan sesuai standar intervensi keperawatan Indonesia

- Membuat susu untuk pasien

10.00 - Mencari jurnal terkait kasus kelolaan

11.00 - Dinas selesai

12.00 - Membuat asuhan keperawatan

15:00 - Membuat SAP


CATATAN KEGIATAN (Hari ke-3)
Tanggal : Rabu, 11 November 2020

PARAF
JAM KEGIATAN
CI CT
11:50 - Masuk dinas

13:00 - Menganti baju pasien yang gone

14:00 - Melakukan ovoran dinas pagi ke dinas sore

bersama senioar

14:30 - Mengantar jenaza ke kamar mayat

16:00 - Mengasih minuman 5cc melalui ngt padaa pasien bad 3

17.00 - Selesai dinas

19:00 - Melanjukan membuat askep dan jurnal pico


CATATAN KEGIATAN (Hari ke-4)
Tanggal : Kamis, 12 November 2020

PARAF
JAM KEGIATAN
CI CT
12:00 - Masuk dinas

12: 15 - Mengganti cairan infus pada pasien Bad 7

13:00 - Melakukan menyuluhan tentang DHF

- Melakukan evaluasi kepada keluarga pasien setelah

dilakukan penyuluhan

14:00 - Melakukan ovoran dinas pagi ke dinas sore

16: 00 - Mengasih minuman air putih pada pasien lewat ngt pasien

bad 7

17:00 - Lepas dinas


DOKUMENTASI PENYULUHAN HARI KAMIS 12 NOVEMBER

Anda mungkin juga menyukai