Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM GIZI KESEHATAN

KOMPOSISI ZAT GIZI DAN KALORI DALAM BAHAN MAKAN

Oleh :

Safira Nurul Rahma

19304244015

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2021
A. TUJUAN

1. Menghitung komposisi zat gizi dan kalori dalam bahan makan yg

dikonsumsi dalam sehari dengan menggunakan Tabel Komposisi Pangan

Indonesi/TKPI 2017

2. Menganalisa hasil hitungan komposisi zat gizi dan kalori dalam sehari

dengan membandingkannya dengan Angka Kecukupan Gizi/AKG yang

dianjurkan mnrt PMK no 28 tahun 2019

B. KAJIAN TEORI

1. Gizi

Istilah gizi berasal dari bahasa Arab “giza” yang berarti zat makanan, dalam

bahasa Inggris dikenal dengan istilah nutrition yang berarti bahan makanan atau

zat gizi atau sering diartikan sebagai ilmu gizi. Lebih luas, gizi diartikan sebagai

suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal

melalui proses pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan,

metabolisme dan pengeluaran zat gizi untuk mempertahankan kehidupan,

pertumbuhan dan fungsi normal organ tubuh serta untuk menghasilkan tenaga

(Irianto, 2008,p.2). WHO mengartikan ilmu gizi sebagai ilmu yang mempelajari

proses yang terjadi pada organisme hidup. Dimana prosesnya yaitu

pengambilan dan pengolahan zat padat dan cair dari makanan yang diperlukan

untuk memelihara kehidupan, pertumbuhan, berfungsinya organ tubuh dan

menghasilkan energi (Yuniastuti,2008,pp.1-2). Gizi adalah makanan yang dapat

memenuhi kesehatan. Zat gizi adalah unsur yang terdapat dalam makanan dan

dapat mempengaruhi kesehatan. Gizi adalah suatu proses organisme

menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti,

absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang


tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi

normal dari organ-organ serta menghasilkan energi (Waryana, 2010,p.6).

Standar kecukupan gizi diperlukan sebagai pedoman yang dibutuhkan oleh

individu secara rata-rata dalam sehari untuk mencapai derajat kesehatan yang

optimal. Kebutuhan gizi setiap individu berbeda-beda tergantung beberapa

faktor yang mempengaruhinya. Penilaian standar kecukupan gizi bepedoman

pada Angka Kebutuhan Gizi (AKG) (Yuniastuti, 2008,p.103). Perhitungan

kecukupan zat gizi yang dianjurkan berdasarkan rata-rata patokan berat badan

untuk masing-masing kelompok umur dan jenis kelamin. Penyesuaian

perbedaan berat badan ideal dalam AKG dengan berat badan aktual, dilakukan

berdasarkan rumus (Yuniastuti, 2008,p. 106):

Berat badan aktual

_________________ X AKG

Berat badan standar

a. Status gizi

1) Pengertian status gizi Status gizi adalah keadaan keseimbangan antara

asupan (intake) dan kebutuhan (requirement) zat gizi. Untuk menilai

status gizi seseorang atau masyarakat dapat dilakukan secara langsung

maupun tidak langsung. Penilaian secara langsung yaitu dengan cara

pemeriksaan fisik, klinis, antropometri dan biokimia. Adapun penilaian

secara tidak langsung bisa dilakukan dengan cara melihat angka

kematian, angka kelahiran dan data statistik vital lainnya (Soegianto,

dkk, 2007,p.1).

2) Penilaian status gizi Penilaian status gizi (Nutritional Assessment),

menurut Rosalind S. Gibson, didefinisikan sebagai: interpretasi dari


informasi yang diperoleh dari studi diet, biokimia, antropometri dan

klinis (The Interpretation of Information Obtained from Dietary,

Biochemical, Anthropometric and Clinical Studies). Informasi tersebut

digunakan untuk menetapkan status gizi individu atau kelompok

populasi yang dipengaruhi asupan dan penggunaan zat gizi

b. Gizi remaja

Pola hidup dan pola makan yang benar sangat mempengaruhi pertumbuhan

remaja. Budaya hidup sehat dengan rajin berolahraga dan menjaga

keseimbangan makanan sangat penting untuk dilakukan. Pada masa remaja

terjadi perubahan yang sangat menakjubkan pada diri kita, baik secara fisik,

mental maupun sosial. Perubahan ini perlu ditunjang oleh kebutuhan

makanan (zat-zat gizi) yang tepat dan memadai. Masa remaja merupakan

masa yang rawan akan gizi, banyak remaja yang tidak memenuhi gizinya

karena takut gemuk dan ada juga yang malas atau tidak berselera dengan

makanan-makanan yang bergizi (Prastiwi, 2010,pp. 1-2)

C. ALAT DAN BAHAN

1. Alat

• Alat tulis

• TKPI

• PMK no 28 thn 2019

2. Bahan

• Makanan yg dikonsumsi dalam satu hari oleh nara coba/praktikan. NB.

Naracoba tidak sedang diet dan puasa serta dalam kondisi sehat

D. METODE

Makanan naracoba dicatat dalam satu hari

Makanan dicatat dengan satuan berat tertentu


dengan mengkonversikan dari ukuran rumah
tangga

Makanan dicari komposisi zat gizi dan kalori


yang ada dalam bahan makanan tersebut dengan
menggunakan TKPI 2017

Naracoba dihitung angka kecukupan gizi


berdasarkan BB

Data dianalisis dengan membandingkan data yang


didapatkan dati Langkah 3 dan ke 4

Disimpulkan sesuai kajian teori yang


mendasarinya serta saran berdasarkan kesimpulan
yang didapatkan

E. HASIL

(DIJELASKAN PADA TABEL DI BAWAH)


KOMPOSISI ZAT GIZI MAKANAN
BERAT

RIBOFLAVIN
KAR-TOTAL
TEMBAGA
NATRIUM
KALSIUM
PROTEIN

RETINOL
KALIUM
FOSFOR

TIAMIN
ENERGI

LEMAK

NIASIN
NAMA BAHAN

SERAT

B-KAR

VIT. C
SENG
ABU

BESI
NO. KODE

AIR

KH
BAHAN

(g) (g) (kkal) (g) (g) (g) (g) (g) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mcg) (mcg) (mcg) (mg) (mg) (mg) (mg)
MAKAN PAGI (SARAPAN)
A. Makanan Berat (Nasi Goreng)
Kerupuk
1 BP045 udang 25 1,1 119,25 1,175 5,125 17,125 1,25 0,475 6 47 0.225 112,25 27,25 0.025 0.05 - 0.00 - 0.05 0.00 0.225 0.00
goreng
2. AP001 Nasi 115 65,205 207 3,45 0,345 45,77 0,23 0,23 28,75 31,05 0,46 1,15 43,7 0,115 0,69 0,0 0,0 - 0,0575 0,115 2,99 0,0
Minyak
3. KR011 12,5 0,0 108,75 0,125 12,25 0,0 0,0 0,125 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
kelapa
Ayam
goreng
4. FP024 25 11,55 68,75 9,35 3,05 0,325 0,0 0,725 29 59,25 1,45 44 80,475 0,04 0,375 2,5 0,0 12,5 0,025 - - 0,0
kalasan,
paha
Telur ayam,
5. HP001 dadar, 10 6,19 25,1 1,63 1,94 0,14 0,0 0,1 6,2 25 0,25 - - - - 3,6 - 22,1 0,021 0,0 - 0,0
masakan
Bawang
6. NR007 5 4,4 2,3 0,075 0,015 0,46 0,085 0,05 1,8 2 0,04 0,35 8,95 0,003 0,01 - 0,1 - 0,0015 0,002 0,01 0,1
merah, segar
Bawang
7. NR008 5 3,55 5,6 0,225 0,01 1,155 0,03 0,09 2,1 6,7 0,05 2,3 33,3 0,0045 0,02 - 0,0 - 0,011 0,0035 0,015 0,75
putih, segar
Bumbu nasi
8. - 2,5 - 6,25 0,25 0,25 0,75 0,25 - - - - - - - - - - - - - - -
goreng
B. Minuman
Susu sapi 1000
1. - 88,3 61 3,2 3,5 4,3 0,0 0,7 143 60 1,7 36 149,0 0,02 0,3 39 12 0,03 0,18 0,2 1
segar mL
KOMPOSISI ZAT GIZI MAKANAN
BERAT

RIBOFLAVIN
KAR-TOTAL
TEMBAGA
NATRIUM
KALSIUM
PROTEIN

RETINOL
KALIUM
FOSFOR

TIAMIN
ENERGI

LEMAK

NIASIN
NAMA BAHAN

SERAT

B-KAR

VIT. C
SENG
ABU

BESI
NO. KODE

AIR

KH
BAHAN

(g) (g) (kkal) (g) (g) (g) (g) (g) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mcg) (mcg) (mcg) (mg) (mg) (mg) (mg)
MAKAN SIANG
A. Makanan Berat (Ayam Geprek)
Kerupuk
1 BP045 udang 25 1,1 119,25 1,175 5,125 17,125 1,25 0,475 6 47 0.225 112,25 27,25 0.025 0.05 - 0.00 - 0.05 0.00 0.225 0.00
goreng
2. AP001 Nasi 115 65,205 207 3,45 0,345 45,77 0,23 0,23 28,75 31,05 0,46 1,15 43,7 0,115 0,69 0,0 0,0 - 0,0575 0,115 2,99 0,0
Minyak
3. KR011 12,5 0,0 108,75 0,125 12,25 0,0 0,0 0,125 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
kelapa
Ayam
goreng
4. FP024 100 11,55 68,75 9,35 3,05 0,325 0,0 0,725 29 59,25 1,45 44 80,475 0,04 0,375 2,5 0,0 12,5 0,025 - - 0,0
kalasan,
paha
Telur ayam,
5. HP001 dadar, 10 6,19 25,1 1,63 1,94 0,14 0,0 0,1 6,2 25 0,25 - - - - 3,6 - 22,1 0,021 0,0 - 0,0
masakan
Bawang
6. NR007 5 4,4 2,3 0,075 0,015 0,46 0,085 0,05 1,8 2 0,04 0,35 8,95 0,003 0,01 - 0,1 - 0,0015 0,002 0,01 0,1
merah, segar
Bawang
7. NR008 5 3,55 5,6 0,225 0,01 1,155 0,03 0,09 2,1 6,7 0,05 2,3 33,3 0,0045 0,02 - 0,0 - 0,011 0,0035 0,015 0,75
putih, segar
B. Minuman
1200
1. - Air 95,5 17 0,2 0,1 3,8 0,0 0,4 15 8 0,2 1 149 0,04 0,1 0 0 0 0 0 1
mL
KOMPOSISI ZAT GIZI MAKANAN
BERAT

RIBOFLAVIN
KAR-TOTAL
TEMBAGA
NATRIUM
KALSIUM
PROTEIN

RETINOL
KALIUM
FOSFOR

TIAMIN
ENERGI

LEMAK

NIASIN
BAHAN

SERAT

B-KAR

VIT. C
SENG
ABU

BESI
NO. KODE NAMA BAHAN

AIR

KH
(g) (g) (kkal) (g) (g) (g) (g) (g) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mcg) (mcg) (mcg) (mg) (mg) (mg) (mg)
MAKAN MALAM
A. Makanan Berat (Mie Pangsit Basah)
Mie Pangsit
1 AP088 79,2 105 5,9 4,9 9,4 0,7 208 48 2,0 530 25 - 620 0,46 0.00
Basah
B. Minuman
1. - Air 1200 mL 95,5 17 0,2 0,1 3,8 0,0 0,4 15 8 0,2 1 149 0,04 0,1 0 0 0 0 0 1
F. PEMBAHASAN

Data naracoba :

• Berat badan : 45 kg

• Umur : 20 tahun

• Tinggi badan : 160 cm

• Jumlah energi harian : 1.114,9

• Jumlah protein harian : 42

• Jumlah lemak harian : 47,49

• Jumlah karbohidrat : 154,6

• Jumlah serat : 6,78

• Jumlah air : 3400

Praktikum kali ini mengenai kebutuhan gizi dan kecukupan gizi. Setiap orang

memiliki angka kecukupan gizi yang berbeda-beda. Hal ini tergantung pada umur

dan jenis kelamin. Angka kecukupan gizi juga tergantung pada ukuran status gizi.

Perhitungan kecukupan gizi dianjurkan berdasarkan rata-rata patokan berat badan.


Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, angka kecukupan gizi saya (1.114,9

kkal) lebih kecil dari standar AKG energi (2250). Perbedaan ini disebabkan karena

berat badan saya (45 kg) lebih kecil dengan standar yang ditentukan. Standar berat

badan ditentukan oleh umur dan dan jenis kelamin. Semakin tinggi umur seseorang,

standar berat badannya semakin tinggi. Laki-laki standar berat badannya lebih

tinggi dari wanita.

AKG energi, protein, lemak,karbohidrat dan juga serat saya berada dibawah standar

AKG normal. Hal ini dikarenakan makanan yang saya makan belum memenuhi

kategori. AKG untuk vitamin A, vitamin D, vitamin E, vitamin K, tiamin,

roboflavin, niasin, asam folat, piridoksin, vitamin B12, vitamin C, kalsium, fosfor,

magnesium, besi, yodium, seng, selenium, mangan dan flour juga lebih kecil dari

standar yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan karena berat badan saya lebih

kecil dari berat badan standar, jadi kebutuhan energinya juga berkurang. Selain itu,

tinggi badan juga mempengaruhi konsumsi makanan yang dimakan. Oleh karena

itu, angka kecukupan gizi harus diperhatikan agar diketahui seberapa besar gizi

yang kita perlukan setiap hari. Setelah kecukupan gizi diketahui, maka langkah

selanjutnya adalah mengetahui kebutuhan gizi yang bisa memenuhi kecukupan gizi.

Kebutuhan gizi juga sangat penting untuk menjaga keseimbangan tubuh yang baik.

Mulai dari energi yang harus dibutuhkan untuk metabolisme tubuh maupun untuk

aktivitas sehari-hari. Energi tersebut berasal dari makanan yang dikonsumsi

meliputi karbohidrat, lemak, protein, vitamin maupun mineral. Makanan yang baik

dikonsumsi adalah makanan yang beragam, bergizi dan berimbang.


G. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut

1. Kebutuhan akan energi dan zat-zat gizi bergantung pada beberapa faktor

seperti umur, gender, berat badan, iklim dan aktivitas fisi2.

2. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan adalah taraf konsumsi zat-zat gizi

essensial, yang berdasarkan pengetahuan ilmiah dinilai cukup untuk

memenuhi kebutuhan hampir semua orang sehat

3. Angka kebutuhan gizi adalah banyaknya zat-zat gizi minimal yang

dibutuhkan seseorang untuk mempertahankan status gizi adekua

4. Naracoba memiliki angka kecukupan gizi yang kurang dari angka

kecukupan gizi yang telah distandarkan pada tabel angka kecukupan gizi

2019 bagi orang indonesia karena berat badan dan tinggi badan lebih kecil

dari standar tersebut.

H. SARAN

Untuk praktikum kali ini mahasiswa disarankan menggunakan alat bantu hitung

seperti kalkultator agar hasil perhitungan lebih cepat didapatkan dan mengurangi

resiko salah hitung.

I. DAFTAR PUSTAKA

BPPSDMK. 2018. Bahan Ajar Gizi Survey Konsumsi Pangan. Jakarta: Badan

Pengembangan Dan Pemberdayaan SDM Kesehatan.

Devi, Nirmala. 2010. Nutrition and Food (Gizi untuk Keluarga). Jakarta: Penerbit

Buku Kompas.
Indriani, Yaktiworo. 2015. Buku Ajar Gizi dan Pangan. Bandar Lampung: CV

Anugrah Utama Raharja.

Kartasapoetra & Marsetyo. 2010. Ilmu Gizi (Korelasi Gizi, Kesehatan dan.

Produktivitas Kerja). Jakarta: Rineka Cipta.

Fauji M. 2011. Aktivitas Fisik dan Kaitannya dengan Kecukupan dan Tingkat

Konsumsi Cairan pada Remaja.

Kadir,Sunarto,.2015. Penuntun Praktikum Gizi Kesmas. Universitas Negeri

Gorontalo.

Hardiyansyah, Marianto D. 1992. Menaksir Kecukupan Energi dan Protein serta

Penilaian Mutu Konsumsi Pangan. Jakarta: Wirasari

Gibson RI. 1993. Nutritional assessment A labolatory Manual. Oxford University

Press

Anda mungkin juga menyukai