Anda di halaman 1dari 14

JURNAL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN


ABORTUS PADA IBU HAMIL RSUD PASAR REBO 2013

DI SUSUN OLEH
KARTINA
0712001069

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU


PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN
JAKARTA 2014
Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Abortus Pada
Ibu Hamil RSUD Pasar Rebo 2013

Kartina 1, Nurwita Trisna 2


1
Mahasiswa Program Studi DIV Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju Jakarta
2
Dosen Program Studi DIV Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju Jakarta
ozielngandik@yahoo.co.id, nurwitatrisna@gmail.com

ABSTRAK

Kejadian abortus mempunyai dampak terhadap kehamilan berikutnya, baik pada timbulnya
penyulit kehamilan maupun pada hasil kehamilan itu sendiri.Wanita dengan riwayat abortus
mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya persalinan prematur, abortus berulang dan berat
badan lahir rendah.Tujuan Penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian abortus pada ibu hamil di RSUD Pasar Rebo Tahun 2013. Desain
penelitian ini yang digunakan adalah penelitian yang bersifat deskriptif yaitu yang menggunakan
pendekatan cross sectional. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien ibu
bersalin yang mengalami abortus di RSUD Pasar Rebo dengan jumlah responden 105 orang. Hasil
penelitian univariat menunjukkan Kejadian Abortus di RSUD Pasar Rebo tahun 2013 ada sebanyak
70responden (66,7%)mengalami kejadian abortus spontan sedangkan 35 responden (33,3%)
mengalami kejadian abortus buatan. Berdasarkan hasil bivariate penelitian menunjukan variabel ada
hubungan antara paritas (P value = 0,001), pekerjaan (P value = 0,022), frekuensi ANC (P value =
0,000), Trauma (P value = 0,000), Kelainan Pertumbuhan Hasil Konsepsi (P value = 0,010), anemia (P
value = 0,000) di RSUD Pasar Rebo Tahun 2013. Kesimpulan dari hasil penelitian menunjukan
variabel ada hubungan antara paritas, pekerjaan, frekuensi ANC, Trauma, Kelainan Pertumbuhan
Hasil Konsepsi, anemia terhadap kejadian abortus di RSUD Pasar Rebo Tahun 2013. Saran dalam
penelitian ini Untuk Pasien, meningkatkan pemahaman tentang pentingnya pengetahuan tentang
nutrisi dan melalukan pemeriksaan kehamilan secara rutin guna mengetahui perkembangan janin
dalam kandungan.
Kata kunci :Paritas, Pekerjaan, Frekuensi ANC, Trauma, Anemia

ABSTRACT

Incidence of abortion have an impact on future pregnancies, both at the onset of


complications in pregnancy and pregnancy outcome itself. Women with a history of abortion had a
higher risk for the occurrence of premature labor, recurrent miscarriage and low birth weight. The
purpose of this study was to determine the relationship of the factors associated with the incidence of
abortion in pregnant women at Pasar Rebo Hospital in 2013. Research design used is descriptive
research that is the cross sectional approach. Population and samples in this study were all patients
who undergo abortion, maternal in Pasar Rebo Hospital with 105 respondents. Results of univariate
study showed incidence of abortion in Pasar Rebo Hospital in 2013 there were 70 respondents
(66.7%) experienced a spontaneous abortion while 35 respondents (33.3%) experienced incidence of
artificial abortion. Based on the results of the bivariate study showed no association between parity
variables (P value = 0.001), occupation (P value = 0.022), frequency of ANC (P value = 0.000),
Trauma (P value = 0.000), growth abnormalities conception results (P value = 0.010), anemia (P
value = 0.000) in Pasar Rebo Hospital in 2013. Conclusions from the study showed no association
between parity variables, employment, the frequency of the ANC, Trauma, Growth Disorders Results
Conception, anemia on the incidence of abortion in Pasar Rebo Hospital In 2013. Suggestions For
Patients in this study, increasing the understanding of the importance of knowledge about nutrition
and increasing the understanding of the importance of knowledge about nutrition conducting regular
pregnancy examinations to determine the development of the fetus in the womb.
Keyword : parity, occupation, frequency ANC, Trauma, anemia
1

Pendahuluan banyak dilakukan atas perimntaan. Keguguran


Menurut World Health Organization spontan diperkirakan sebesar 10% sampai
(WHO), kematian maternal berkisar antara 750 15%.5 Biasanya kejadian keguguran dilaporkan
- 1000 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan dalam angka keguguran (abortion rate). Angka
dinegara-negara maju kematian maternal keguguran ialah jumlah keguguran dalam
berkisar antara 5 - 10 per kelahiran hidup. setiap 1000 kelahiran hidup. Dilaporkan besar
Kematian ibu atau kematian maternal saat ini angka keguguran berkisar antara 8,3 sampai 15
Kematian maternal ialah kematian seorang %. Angka ini diperkirakan lebih kecil dari pada
wanita waktu hamil, melahirkan atau dalam 42 yang sebenarnya berdasarkan alasan-alasan di
hari sesudah berakhirnya kehamilan atas keguguran yang terjadi sejak kehamilan
penanganannya tapi tidak secara kebetulan atau yang pertama. Angka keguguran yang
oleh penyebab tambahan lainnya. Sebab-sebab spesifiklah jumlah keguguran dalam setiap
kematian ini dapat dibagi dalam 3 golongan, 1000 kehamilan dihitung sejak kehamilan yang
yakni langsung disebabkan oleh komplikasi- pertama pada setiap wanita yang pernah hamil
komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas; pada satu populasi tertentu.6 Abortus (aborsi,
sebab-sebab yang lain seperti penyakit jantung, abortion) adalah berakhirnya kehamilan
kanker dan sebagainya (associated causes) dan melalui cara apapun sebelum janin mampu
kematian yang terjadi bersamaan tapi tidak bertahan hidup. Apabila abortus terjadi tanpa
berhubungan dengan kehamilan langsung dan tindakan mekanis atau medis untuk
persalinan, misalnya kecelakaan.¹ Di dunia mengosongkan uterus, maka abortus tersebut
angka kematian ibu dan bayi yang tertinggi dinamai abortus spontan. Kata lain yang luas
adalah di Asia Tenggara. Laporan awal Survei digunakan adalah keguguran (miscarriage).7
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 Aspek klinis abortus spontan dibagi menjadi 5
menyebutkan Angka Kematian Ibu (AKI) subkelompok yaitu dengan abortus imminens
adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup dan (threatenedabortion),dengan abortus insipiens
Angka Kematian Bayi (AKB) 34 per 1.000 (inevitableabortion), abortus inkomplit, abortus
kelahiran hidup. Di antara tujuan MDGs komplit, missed abortion dan abortus habitualis
(Millenium Development Goal’s) lainnya, (recurrentabortion), abortus servikalis, abortus
penurunan angka kejadian kematian ibu infeksiosus.8Abortus spontan disebabkan oleh
melahirkan paling menjadi tantangan. beberapa faktor yaitu Umur Ibu , paritas,
Sedangkan aspek lainnya sudah berjalan baik.² pekerjaan, usia kehamilan dan riwayat abortus.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia Diperkirakan frekuensi abortus spontan
(WHO) 15,50% kematian ibu disebabkan oleh berkisar antara 10 % - 15 %. Namun demikian,
abortus.Komplikasi abortus berupa perdarahan frekuensi seluruh keguguran yang pasti sukar
atau infeksi dapat menyebabkan kematian. ditentukan, karena abortus buatan banyak yang
Itulah sebabnya mengapa kematian ibu yang dengan tidak dilaporkan, kecuali bila terjadi
disebabkan abortus sering tidak muncul dalam komplikasi. Juga karena sebagian keguguran
laporan kematian, tapi dilaporkan sebagai spontan hanya disertai gejala dan tanda ringan,
perdarahan atau sepsis. (WHO) memperkirakan sehingga dengan pertolongan medik tidak
di seluruh dunia setiap tahun dilakukan 20 juta diperlukan dan kejadian ini dianggap sebagai
unsafe kematian ibu disebabkan unsafe haid terlambat.9 Kejadian abortus mempunyai
abortion.3 dampak terhadap kehamilan berikutnya, baik
Di Indonesia angka kejadian abortus tahun pada timbulnya penyulit kehamilan maupun
2005 diperkirakan 2,5 juta pertahun. Data pada hasil kehamilan itu sendiri.Wanita dengan
Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia riwayat abortus mempunyai risiko yang lebih
(SDKI) tahun 2007, Angka Kematian Ibu tinggi untuk terjadinya persalinan prematur,
(AKI) di Indonesia sebesar 228/100.000 abortus berulang dan berat badan lahir rendah
kelahiran hidup. Penyebab utama kematian ibu (BBLR).10Kematian karena abortus seharusnya
bersalin atau ibu hamil di Indonesia adalah dapat dicegah secara efektif dengan pelayanan
karena perdarahan sebesar 67%, infeksi sebesar kontrasepsi efektif sehingga prevalensi abortus
8%, toxinia sebesar 7% dan abortus 10% dan serta prevalensi wanita hamil pada usia lanjut
seluruh kehamilan. Kejadian kematian ibu di dan paritas tinggi dapat berkurang. Dengan
Jawa Barat tahun 2003 sebesar 121/1 00.000 berkurangnya faktor resiko tinggi maka
kelahiran.4 Kejadian abortus sulit diketahui, kematian maternal akan turun pula secara
karena sebagian besar tidak dilaporkan dan bermakna. Oleh karena itu, pelayanan KB
2

harus dapat mencapai sasaran seluas-luasnya di Metode pengambilan sampel pada penelitian
masyarakat, khususnya pada golongan resiko ini adalah yaitu menggunakan total sampel,
tinggi.11 keseluruhan ibu yang mengalami abortus di
RSUD Pasar Rebo merupakan salah satu RSUD Pasar Rebo tahun 2013 sebanyak 105
RSUD di daerah Perkotaan yang berfungsi ibu.
sebagai Rumah Sakit Rujukan untuk daerah Kriteria inklusi adalah karakteristik umum
Jakarta timur dan sekitarnya.Banyak kasus subyek penelitian pada populasi. Kriteria
rujukan ibu hamil dan bersalin beresiko yang inklusi dalam penelitian ini adalah,Ibu-ibu
datang ke Rumah Sakit ini.Pada tahun 2011 yang bersalin yang mengalami abortus di
angka kejadian abortus di RSUD Pasar Rebo RSUD Pasar Rebo tahun 2013, Tercatat di
diperoleh sebanyak 97 kasus, pada tahun 2012 rekam medic. Kriteria eksklusi adalah sebagian
menjadi101 kasus, Pada tahun 2013 terdapat subyek yang memenuhi kriteria inklusi harus
kasus abortus sebanyak 105 kasus.12 dikeluarkan karena berbagai sebab.Kriteria
Berdasarkan latar belakang diatas angka inklusi harus dikeluarkan karena berbagai
tingginya angka kejadian abortus di RSUD sebab. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini
Pasar Rebo, pada tahun 2011 angka kejadian adalah,Ibu-ibu yang bersalin yang mengalami
abortus di RSUD Pasar Rebo diperoleh abortus di RSUD Pasar Rebo tahun 2013,
sebanyak 97 kasus, tahun 2012 menjadi 101 Tercatat di rekam medik namun datanya tidak
kasus dan tahun 2013 sebanyak 105 kasus. lengkap.
Kejadian abortus dengan setiap tahunya terjadi Instrumen penelitian adalah alat atau
peningkatan, peneliti tertarik untuk melakukan fasilitas yang digunakan oleh peneliti agar
penelitian tentang Faktor-faktor yang pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
berhubungan dengan kejadian abortus pada ibu dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis
hamil di RSUD Pasar Rebo tahun 2013. Tujuan sehingga lebih mudah diolah.¹5 Instrumen yang
dari penelitian adalah mengetahui hubungan digunakan dalam penelitian ini adalah rekam
faktor-faktor yang berhubungan dengan medik RSUD Pasar Rebo Tahun 2013.
kejadian abortus pada ibu hamil di RSUD Analisis univariat dilakukan terhadap
Pasar Rebo Tahun 2013. setiap variabel terutama untuk melihat setiap
distribusi frekuensi dari setiap variabel yang
Metode disajikan dalam bentuk tabel dan penjelasan.
Desain penelitian ini yang digunakan Analisis ini dilakukan untuk menguji hipotesa
adalah penelitian yang bersifat deskriptif yaitu hubungan dua variabel yang akan diduga
yang menggunakan pendekatan cross sectional. mempunyai hubungan dan korelasi. Analisa ini
Dimana variabel dependent pada penelitian ini membuktikan ada tidaknya hugungan antara
adalah abortus dan variabel independentnya variabel bebas dengan variabel terikat dengan
adalah faktor paritas, pekerjaan, trauma menghitung nilai “p”. Nilai p adalah nilai
anemia, frekuensi ANC, kelainan pertumbuhan besarnya peluang hasil penelitian yang terjadi
hasil konsepsi dan anemia dengan sempel ibu semata-mata karena faktor kebetulan.
yang mengalami abortus. Penelitian ini Penentuan kebermaknaan hubungan sebagai
variabel independen dan dependen diteliti dan berikut:
diukur bersamaan dan sekali.13 Analisis bivariat digunakan untuk melihat
Penelitian ini menggunakan data sekunder hubungan antara variabel independen yang
yang dicatat dari hasil rekam medis di Rs Pasar terdiri dari paritas, pekerjaan, trauma anemia,
Rebo tahun 2013 tentang faktor-faktor yang frekuensi ANC, kelainan pertumbuhan hasil
berhubungan dengan kejadian abortus pada ibu konsepsi dan anemia sebagai pajanan
hamil, serta data-data yang diperlukan untuk (exposure) dengan variabel dependen abortus
mendukung penelitian ini. Populasi merupakan sebagai akibat (disease)untuk menghasilkan
keseluruhan objek penelitian yang diteliti nilai odds ratio (OR) dengan 95% confident
tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah interval (CI). Data yang terkumpul (data
seluruh pasien ibu bersalinyang mengalami mentah/raw data) dalam penelitian ini akan
abortus di RSUD Pasar Rebo dengan jumlah disajikan dalam bentuk tabel umum, tabular
responden 105 orang. dan dijelaskan secara tulisan (tekstular/naratif).
Sampel adalah sebagian objek yang Data yang terkumpul (data mentah/raw data)
diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dalam penelitian ini akan disajikan dalam
dan dianggap mewakili seluruh populasi.14 bentuk tabel umum, tabular dan dijelaskan
3

secara tulisan (tekstular/naratif). Penyajian Table 1


data dengan narasi (kalimat) atau memberikan Hasil Distribusi Frekuensi
keterangan secara tulisan. Pengumpulan data Variabel Frekuensi Persentase
dalam bentuk tertulis mulai dari pengambilan Abortus
sampel, pelaksanaan pengumpulan data dan Spontan 70 66,7
sampai hasil analisis yang berupa informasi Buatan 35 33,3
dari pengumpulan data tersebut. Paritas
Primipara 66 62,9
Penyajian dengan data secara tabular yaitu
Multipara 39 37,1
memberikan keterangan berbentuk angka.Jenis Pekerjaan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bekerja 71 67,6
master table dan table distribusi frekuensi. Tidak Bekerja 34 32,4
Dimana data disusun dalam baris dan kolom Trauma Ibu
dengan sedemikian rupa sehingga dapat Trauma Ibu 60 57,1
memberikan gambaran yang berupa informasi Tidak Trauma 45 42,9
dari pengumpulan data tersebut.14 Penyajian Frekuensi ANC
dengan data secara tabular yaitu memberikan Frekuensi <2x 60 57,1
keterangan yang berbentuk angka Jenis yang Frekuensi >2x 45 42,9
Kelainan Pertumbuhan Hasil Konsepsi
digunakan dalam penelitian ini adalah master
Ya 56 53,3
table dan table distribusi frekuensi. Dimana Tidak 49 46,7
data disusun dalam baris dan kolom dengan Anemia
sedemikian rupa sehingga dapat memberikan Anemia Hb<11gr% 79 75,2
gambaran.14 Tidak Anemia 26 24,8
Hb>11gr%
Sumber : Olahan data SPSS Tahun 2014

Table 2
Hasil Bivariat
Abortus
Chi-
Variabel Spontan Buatan  OR
Square
N % N % N %
Paritas
Primipara 52 78,8 14 21,1 66 100 4,333
(1.828-10.270) 0,001
Multipara 18 46,2 21 53,8 39 100

Pekerjaan
Bekerja 17 50 17 50 34 100 0,340
0,022
Tidak Bekerja 53 76,4 18 25,4 71 100 (0,144-0,802)
Trauma Ibu
Trauma Ibu 49 81,7 11 18,3 60 100 5,091
0,000
Tidak Trauma 21 46,7 24 53,3 45 100 (2.116-12.247)
Frekuensi ANC
Frekuensi <2x 51 85 9 15 60 100 7,754
0,000
Frekuensi >2x 19 42,2 26 57,8 45 100 (3.081-19.518)

Kelainan Pertumbuhan Hasil Konsepsi


Ya 44 78,6 12 21,4 56 100 3,244
0,010
Tidak 26 53,1 23 46,9 49 100 (1.387-7.587)
Anemia
Anemia Hb<11gr% 45 84,9 8 15,1 53 100
6,075
Tidak Anemia 0,000
25 48,1 27 51,9 52 100 (2.401-15.369)
Hb>11gr%
Sumber : Olahan data SPSS Tahun 2014
4

Berdasarkan hasil table 1 Analisa Hasil analisa hubungan pekerjaan terhadap


univariat adalah analisis untuk mengetahui kejadian abortus diperoleh bahwa ada sebanyak
gambaran dari tiap variable independen 17 (50%) dari 34 responden yang bekerja
(paritas, pekerjaan, frekuensi ANC, Trauma, mengalami abortus spontan sedangkan diantara
Kelainan Pertumbuhan Hasil Konsepsi, responden yang tidak bekerja ada 53 (76,4%)
anemia) dan variable dependen (Kejadian). dari 71 responden mengalami abortus spontan.
Jumlah sampel responden sebesar 105 Hasil uji statistik didapat nilai P = 0,022 berarti
responden, data disajikan dalam bentuk tabel P<0,05, sehingga dapat disimpulkan ada
dan teks: bahwa distribusi frekuensi Kejadian hubungan yang signifikan antara pekerjaan
Abortus di RSUD Pasar Rebo tahun 2013 ada dengan kejadian abortus. Dari nilai OR 0,340
sebanyak 70 orang responden (66,7%) akan (0,144-0,802) dengan dapat simpulkan bahwa
mengalami kejadian abortus spontan responden yang tidak bekerja berpeluang 0,3
sedangkan 35 responden (33,3%)mengalami kali mengalami kejadian abortus spontan
kejadian abortus buatan. Responden dengan dibandingkan ibu yang tidak bekerja.
paritas primipara sebanyak 66 responden Hasil dari analisa hubungan trauma ibu
(62,9%) sedangkan dengan paritas multipara terhadap kejadian abortus diperoleh bahwa ada
sebanyak 39 responden (37,1%). Responden sebanyak 49 (81,7%) dari 60 orang responden
yang bekerja sebanyak 71 responden mengalami trauma yang mengalami abortus
(67,6%)sedangkan 34 responden (32,4%) tidak spontan sedangkan diantara responden yang
bekerja. bahwa responden yang mengalami tidak trauma ada 21 (46,7%) dari 45 responden
traumasebanyak 60 responden (57,1%) dan ada mengalami abortus spontan. Hasil uji statistik
sebanyak 45 responden (42,9%) tidak didapat nilai P = 0,000 berarti P<0,05,
mengalami trauma. sehingga dapat disimpulkan ada hubungan
Responden yang frekuensi ANC< 2x ada yang signifikan antara trauma ibu dengan
sebanyak 60 orang responden yang mengalami kejadian abortus. Dari nilai OR 5,091 (2.116-
(57,1%) sedangkan responden denganfrekuensi 12.247) dapat simpulkan bahwa responden
ANC>2x sebanyak 45 responden (42,9%). yang mengalami trauma berpeluang 5,1 kali
Responden dengan kehamilannya mengalami akan mengalami kejadian abortus spontan
pertumbuhan hasil konsepsi sebanyak 56 dibandingkan tidak mengalami trauma.
responden (53,3%) dan ada sebanyak 49 orang Hasil analisa hubungan frekuensi ANC
responden (46,7%) yang kehamilannya tidak terhadap kejadian abortus diperoleh bahwa ada
mengalami kelainan pertumbuhan hasil sebanyak 51 (85%) dari 60 responden yang
konsepsi. Responden yang menderita anemia melakukan ANC <2X mengalami abortus
Hb <11gr% sebanyak 79 orang responden spontan sedangkan diantara responden yang
(75,2%) dan ada sebanyak 26 orang responden melakukan ANC >2X ada 19 (42.2%) dari 45
(24,8%) tidak menderita anemia Hb >11 gr%. responden mengalami abortus spontan. Hasil
Berdasarkan hasil table 2 Analisis bivariat uji statistik didapat nilai P = 0,000 berarti
yang dilakukan adalah untuk menghubungkan P<0,05, sehingga dapat disimpulkan ada
masing-masing variabel independen dengan hubungan yang signifikan antara frekuensi
variabel dependen dengan tingkat kemaknaan ANC dengan kejadian abortus. Dari nilai OR
alpha 0,05. 7,754 (3.081-19.518) dapat simpulkan bahwa
Hasil analisa hubungan paritas ibu responden yang frekuensi ANC < 2x
terhadap kejadian abortus diperoleh bahwa ada berpeluang 7,8 kali mengalami kejadian
sebanyak 52 yang mengalami abortus (78,8%) abortus spontan dibandingkan frekuensi >2x.
sedangkan diantara responden dengan paritas Hasil dari analisa hubungan Kelainan
multipara ada 18 (66,7%) dari 39 orang Pertumbuhan Hasil Konsepsiterhadap kejadian
responden mengalami abortus spontan. Maka abortus diperoleh bahwa ada sebanyak 44
hasil uji statistik didapat nilai P = 0,001 berarti (78,6%) dari 56 responden yang kehamilannya
P<0,05, sehingga dapat disimpulkan ada terdapat kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
hubungan yang sangat signifikan antara paritas mengalami abortus spontan sedangkan diantara
dengan kejadian abortus. Dari nilai OR 4,333 responden yang akan kehamilannya tidak
(1.828-10.270) dapat simpulkan bahwa mengalami kelainan pertumbuhan dengan hasil
responden yang paritas primipara berpeluang konsepsi ada 26 (53,1%) dari 49 responden
4,3 kali yang mengalami kejadian abortus mengalami abortus spontan. Hasil uji statistik
spontan dengan dibandingkan paritas didapat nilai P = 0,010 berarti P<0,05,
multipara. sehingga dapat disimpulkan ada hubungan
5

yang signifikan antara kelainan pertumbuhan kruenta.Bentuk ini menjadi mola karnosa
hasil konsepsi dengan kejadian abortus. Dari apabila pigmen darah telah diserap dan dalam
nilai OR 3,244 (1.387-7.587) dapat simpulkan sisanya terjadi organisasi, sehingga semuanya
bahwa responden yang mengalami kelainan tampak seperti daging. Bentuk lain adalah mola
pertumbuhan dengan hasil konsepsi 3,2 kali tuberose, dalam hal ini amnion tampak
akan mengalami kejadian abortus spontan berbenjol-benjol karena terjadi hematoma
dibandingkan tidak kelainan pertumbuhan hasil antara amnion dan korion. Pada janin yang
konsepsi. telah meninggal dan tidak dikeluarkan dapat
Hasil analisa hubungan Anemia terhadap terjadi proses mumifikasi, janin mengering dan
kejadian abortus diperoleh bahwa ada sebanyak karena cairan amnion menjadi kurang oleh
45 (84,9%) dari 53 responden yang menderita sebab diserap,ia akan menjadi agak gepeng
Anemia (Hb <2gr%) mengalami abortus (fetus kompressus). Dalam tingkat lebih lanjut
spontan sedangkan diantara responden yang ia menjadi tipis seperti kertas perkamen (fetus
tidak menderita Anemia (Hb >2gr%) ada 25 papiraseus). Kemungkinan lain pada janin mati
(48,1%) dari 52 responden mengalami abortus yang tidak lekas dikeluarkan ialah terjadinya
spontan. Hasil uji statistik didapat nilai P = maserasi, kulit terkupas, tengkorak menjadi
0,000 berarti P<0,05, sehingga dapat lembek, perut membesar karena terisi cairan
disimpulkan ada hubungan yang signifikan dan seluruh janin berwarna kemerah-
antara anemia dengan kejadian abortus. Dari merahan.Perlu ditekankan bahwa pada abortus
nilai OR 6,075 (2.401-15.369) dapat simpulkan spontan, kematian embrio biasanya terjadi
bahwa responden yang anemia <11gr paling lama 2 minggu sebelum perdarahan
berpeluang 6,1 kali mengalami kejadian dengan oleh karena itu, pengobatan untuk
abortus spontan dibandingkan anemia>11gr. mempertahankan janin tidak layak dilakukan
jika telah terjadi perdarahan banyak karena
Diskusi abortus tidak dapat dihindari.
Abortus Hasil konsepsi pada abortus dapat
Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan dikeluarkan dalam berbagai bentuk. Ada
pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat kalanya kantong amnion kosong atau tampak
hidup di luar kandungan. Sampai saat ini janin di dalamnya benda kecil tanpa bentuk yang
yang terkecil, yang dilaporkan dapat hidup jelas (blighted ovum), mungkin pula janin telah
diluar kandungan, mempunyai berat badan 297 mati lama (missed abortion). Apabila mudigah
gram waktu lahir. Akan tetapi, karena yang mati tidak dikeluarkan dalam waktu
jarangnya janin yang dilahirkan dengan berat singkat, maka ia dapat diliputi oleh lapisan
badan dibawah 500 gram dapat hidup terus, bekuan darah. Isi uterus dinamakan mola
maka abortus ditentukan sebagai pengakhiran kruenta.Bentuk ini menjadi mola karnosa
kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 apabila pigmen darah telah diserap dan dalam
gram atau kurang dari 20 minggu. Abortus sisanya terjadi organisasi, sehingga semuanya
yang berlangsung tanpa tindakan disebut tampak seperti daging. Bentuk lain adalah mola
abortus spontan. Abortus buatan ialah tuberose, dalam hal ini amnion tampak
pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu berbenjol-benjol karena terjadi hematoma
akibat tindakan. Abortus terapeutik ialah antara amnion dan korion.Pada janin yang telah
abortus buatan yang dilakukan atas indikasi meninggal dan tidak dikeluarkan dapat terjadi
medis. Abortus adalah ancaman atau proses mumifikasi, janin mengering dan karena
pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat cairan amnion menjadi kurang oleh sebab
hidup di luar kandungan. Sebagai batasan diserap, ia menjadi agak gepeng (fetus
adalah kehamilan kurang dari 20 minggu atau kompressus). Dalam tingkat lebih lanjut ia
berat janin kurang dari 500 gram. menjadi tipis seperti kertas perkamen (fetus
Hasil konsepsi pada abortus dapat papiraseus). Kemungkinan lain pada janin mati
dikeluarkan dalam berbagai bentuk. Ada yang tidak lekas dikeluarkan ialah terjadinya
kalanya kantong amnion kosong atau tampak maserasi, kulit terkupas, tengkorak menjadi
di dalamnya benda kecil tanpa bentuk yang lembek, perut membesar karena terisi cairan
jelas (blighted ovum), mungkin pula janin telah dan seluruh janin berwarna kemerah-merahan.
mati lama (missed abortion).Apabila mudigah Perlu ditekankan bahwa pada abortus spontan,
yang mati tidak dikeluarkan dalam waktu kematian embrio biasanya terjadi paling lama 2
singkat, maka ia dapat diliputi oleh lapisan minggu sebelum perdarahan. Oleh karena itu,
bekuan darah. Isi uterus dinamakan mola pengobatan untuk mempertahankan janin tidak
6

layak dilakukan jika telah terjadi perdarahan konsepsi, hanya saja penelitian ini tidak
dengan banyak karena abortus tidak dapat didapatkan data tentang jarak kehamilan dan
dihindari.Umumnya abortus terjadi spontan kelainan uterus.Paritas 1 dan paritas tinggi
dan 80 % abortus terjadi sebelum kehamilan 12 (lebih dari 3) mempunyai angka kematian yang
minggu, dengan sebagian dari etiologinya lebih tinggi baik yang disebabkan langsung
adalah kelainan bawaan. Seperempat wanita (seperti Abortus) maupun yang tidak langsung.
hamil pernah mangalami abortus. Dilaporkan Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian
sekitar 1%pada kejadian abortus terjadi abortus maternal.Cuningham,dkk berpendapat resiko
berulang.Abortus akan dapat diklasifikasikan abortus spontan semakin meningkat dengan
dengan menjadi 2 jenis yaitu abortus spontan bertambahnya paritas. Paritas ibu dengan anak
miscarriage dan abortus buatan abortus lebih dari empat dapat menimbulkan gangguan
provokatus. pertumbuhan akan janin dan perdarahan saat
kehamilan karena keadaan rahim biasanya
Paritas sudah lemah, Paritas 2–3 merupakan paritas
Hasil penelitian hubungan Paritas dengan paling aman ditinjau dari segi kematian
Kejadian Abortus primipara sebanyak 52 maternal. Paritas satu dan paritas tinggi (lebih
(78,8%) dari 66 responden dan multipara dari 3) mempunyai angka kematian maternal
sebanyak 18 (66,7%) dari 39 responden. lebih tinggi. Makin tinggi paritas, makin tinggi
Berdasarkan data hasil analisa uji chi-square kematian maternal.Jarak kehamilan.Jarak
nilai P = 0,001 berarti P < 0,05 maka dapat kelahiran adalah jarak antara waktu sejak ibu
disimpulkan bahwa ada hubungan antara hamil sampai dengan kelahiran berikutnya.
paritas dengan kejadian abortus. Jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat
Penelitan ini sejalan dengan teori paritas menyebabkan anemia. Hal ini di karenakan
ada hubungan dengan kejadian abortus, teori kondisi ibu masih belum pulih dan pemenuhan
yang dikemukakan oleh Winkjosastro dan kebutuhan zat-zat gizi belum optimal, namun
Manuaba bahwa paritas 0 dan > 4 merupakan sudah harus memenuhi zat gizi bayi yang di
salah satu aspek resiko tinggi kehamilan. Hal kandungnya.Jarak kehamilan kurang dari 2
ini dimungkinkan karena faktor lain misalnya tahun berpengaruh pada kehamilan berikutnya
jarak kelahiran yang terlalu dekat yang karena kondisi rahim ibu untuk hamil kembali
mengakibatkan otot uterus (endometrium) sebelum jarak kahamilan kurang dari 2 tahun.
kurang baik untuk implantasi dan pertumbuhan Selain itu juga ibu secara psikologis belum siap
hasil konsepsi, selain itu juga mungkin karena untuk hamil kembali karena anak yang
adanya kelainan pada uterus misalnya sebelumnya masih memerlukan perhatian dari
retrofleksi yang dapat menggangu sirkulasi ibu sehingga jika ibu hamil lagi, ibu menjadi
darah ke dalam uterus sehingga menimbulkan tedak fokus pada kehamilannya.Ibu yang baru
kematian pada hasil konsepsi, hanya saja melahirkan memerlukan waktu 2-3 tahun untuk
penelitian ini tidak didapatkan data tentang hamil kembali agar pulih secara fisiologik dari
jarak kehamilan dan kelainan uterus. kehamilan dan persalinan. Hal ini sangat
Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang penting untuk mempersiapkan diri menghadapi
dilakukan oleh mariani tahun 2012 di RSUD persalinan berikutnya. Semakin kecil jarak
DR. Zainoel Abidin Banda Aceh bahwa ada antara kedua kelahiran, semakin besar resiko
hubungan antara paritas dengan Kejadian melahirkan berat badan bayi rendah. Kejadian
abortus dengan nilai P value sebesar 0,007 tersebut disebabkanoleh komplikasi perdarahan
(<0,05). Kejadian abortus pada ibu pada paritas pada waktu hamil dan melahirkan.
tinggi berkaitan dengan kesehatan ibu karena Hasil dari penelitian simbolon (2006)
kurangnya istirahat dan hamil yang terlalu menyebutkan bahwa bayi yang lahir dengan
dekat, apalagi bila disertai dengan abortus pada jarak < 2 tahun beresiko mati 1,4 kali lebih
kehamilan sebelumnya. Hal ini dimungkinkan besar dari pada bayi yang jarak kelahirannya >
karena faktor lain misalnya jarak kelahiran 2 tahun.
yang terlalu dekat yang mengakibatkan otot
uterus (endometrium) kurangbaik untuk Pekerjaan
implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi, Hasil penelitian hubungan Pekerjaan
selain itu juga mungkin karena adanya kelainan dengan Kejadian Abortus ibu bekerja sebanyak
pada uterus misalnya retrofleksi yang dapat 17 (50%) dari 34 orang responden dan ibu
menggangu sirkulasi darah ke dalam uterus yang tidak bekerja sebanyak 53 (76,4%) dari
sehingga menimbulkan kematian pada hasil 18 responden. Berdasarkan data hasil analisa
7

uji chi-square nilai P = 0,022 berarti P < 0,05 disimpulkan bahwa ada hubungan antara
maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan trauma ibu dengan kejadian abortus.Dari hasil
antara pekerjaan ibu dengan kejadian abortus. penelitian sebelumya oleh Intan di Rumah
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Sakit Santa Elisabet Medan Tahun 2008
oleh Winkjosastro dan Manuaba bahwa menunjukan bahwa ada hubungan abortus
pekerjaan pada ibu dapat menyebabkan dengan trauma yang terjadi pada ibu hamilan
terjadinya abortus. Terlalu berat dan dipaksa, (P value 0,000 <0,05) yang menyebabkan
sehingga menyebabkan kematian janin dan pendarahan atau tekanan yang meningkat
kemudian terjadilah abortus. Hasil penelitian secara berlebihan sehingga beban uterus dan
ini tidak sejalan dengan penelitian yang perut akan menjadi meregang maka akan
dilakukan oleh Retno (2011) yang mengatakan menimbulkan kontraksi yang menyebabkan
bahwa pekerjaan berhubungan dengan abortus terjadi pendarahan servik dan mengakibat
dengan hasil Uji Chi-square nila P value persalianan.Tekanan yang ditimbulkan baik
sebesar 0,001(<0,05). Angka kejadian abortus oleh benda tajam maupun benda tumpul yang
yang resiko karna pekerjaan lebih banyak dapat menciderai janin maupun ibu itu sendiri,
dibandingkan dengan yang tidakresiko, hal ini seperti terpukul pada perut atau mempunyai
bisa terjadi karena kemungkinan pekerjaan luka bekas operasi/pembedahan seperti bekas
yang berat. Penyebab lain adalah dengan luka SC merupakan trauma fisik pada ibu yang
terjadi abortus spontan tetapi tidak segera dapat mempengaruhi kehamilan. Sedangkan
memeriksakan ke tempat pelayanan kesehatan trauma psikis yang dapat mempengaruhi
atau rumah sakit yang dapat menanganinya, kehamilan ibu adalah stress atau terlalu banyak
mengingat kondisi masyarakat yang memiliki pikiran sehingga kehamilan ibu terganggu.
kebiasaan tidak sesuai dengan pola hidup sehat Ternyata dari hasil penelitian menunjukkan
dan masih percaya pada kemampuan dukun bahwa ada hubungan yang bermakna antara
bersalin. Pada penelitian ini, pemeriksaan usia kehamilan dengan abortus. Berarti bahwa
leukosit dilakukan pada saat ibu datang ke dalam penelitian ini, kejadian abortus dapat
rumah sakit. Dimana ibu yang di rumah terjadi apabila terjadi trauma yang berlebihan
biasanya mengerjakan pekerjaan rumah tangga pada saat kehamilan. Penyebab kematian yang
yang sebenamya lebih berat dan waktu untuk paling sering bagi janin dalam trauma besar
beristirahat sedikit sehingga ibu tidak menjaga adalah kematian ibunya, dengan jadi usaha
kesehatannya selama kehamilan, hal tersebut menstabilkan keadaan ibu harus menjadi lebih
juga merupakan penyebab sebagian terjadinya didahulukan dari pada keadaan janinnya.
abortus.angka kejadian abortus sering terjadi Penilaian akan cepat terhadap ibu termasuk
pada ibu yang bekerja, dikarenakan kesibukan penilaian tingkat kesadaran, status pernapasan
yang dijalani sehingga sering terjadi abortus dan status kardiovaskular sementara pasien
tanpa disadari dibandingkan pada ibu yang ditempatkan dalam posisi miring ke kiri agar
tidak bekerja. Pada penelitian didapatkan ibu uterus tidak menekan vena cava. Diperlukan
hamil yang mempunyai tingkat stress yang oksigen dengan kejenuhan lebih dari 90% dan
tinggi akibat pekerjaan dapat meningkatkan biasanya lebih disukai satu pulse oximeter dari
resiko kelahiran bayi premature bahkan pada gas darah arteri. Keadaan fetus harus
keguguran Pada wanita yang bekerja dan dimonitor dini dalam penanganan trauma,
bertanggung jawab untuk pekerjaan rumah ketena lebih dahulu terjadi hipoperfusi kedalam
tangganya mempunyai 5 kali resiko komplikasi rahim sebelum ibu menjadi syok.Namun
yang lebih besar. Berdasarkan penelitian begitu, tidak ada pertimbangan intervensi atas
resiko keguguran meningkat 2-3 kali pada indikasi janin jika secara hemodinamik keadaan
wanita yang mempunyai pekerjaan dengan ibu belum stabil. Trauma Abdomen yang
tingkat stress yang tinggi. menyebabkan perdarahan dalam perut mungkin
adalah yang paling sering terjadi dalam
Trauma kehamilan kehamilan.Trauma ini termasuk terjatuh,
Hasil penelitian hubungan Trauma ibu kecelakaan lalu lintas atau penganiayaan oleh
dengan Kejadian Abortus yang mengalami suami. Solusio plasenta terjadi dini jika hal ini
trauma sebanyak 49 (81,7%) dari 60 responden penyebabnya. Pada sebuah penelitian, solisio
dan ibu yang tidak mengalami trauma tidak terjadi jika frekuensi his kurang dari satu
sebanyak 21 (46,7%) dari 45 rsponden. kali tiap 10 menit dalam masa observasi 4 jam.
Berdasarkan data hasil analisa uji chi-square Sebaliknyam terjadi solusio pada 20% kasus
nilai P = 0,000 berarti P < 0,05 maka dapat jika frekuensi his nya lebih sering dalam
8

jangka waktu yang sama. Akan tetapi Anjuran Frekuensi ANC


terakhir dari Komite Pengobatan Ibu dan Janin Hasil penelitian hubungan Kunjungan
Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Amerika ANC dengan Kejadian Abortus <2x sebanyak
Serikat adalah memonitor selama 2-6 jika 51 (85%) dari 60 responden dan responden
dalam dengan observasi tidak ada his, dengan yang melakukan ANC >2X sebanyak 19
akan mengalami perdarahan atau nyeri rahim. (42,2%) dari 45 responden. Berdasarkan data
Dengan pemeriksaan ultrasonografi langsung hasil analisa uji chi-square nilai P = 0,000
dapat melihat keadaan jantung janin dan segera berarti P < 0,05 maka dapat disimpulkan
dapat menetapkan usia kehamilan. Plasenta bahwa ada hubungan antara Kunjungan dengan
yang trelihat dengan normal pada pemeriksaan kejadian abortus.Hasil penelitian ini sesuai
ultrasonografi dengan tidak akan dengan dengan teori, Pemeriksaan antenatal yang
menyingkirkan solusio plesenta. Trauma teratur dan sedini mungkin pada seorang
tembus abdomen umumnya disebabkan oleh wanita hamil penting sekali sehingga kelainan-
luka tembak atau luka tusuk. Peluru yang akan kelainan yang mungkin terdapat pada ibu hamil
cukup kuat dengan dapat menyebabkan luka “ dapat diobati dan ditangani dengan segera.
berbentuk kerucut ” sepadan dengan diameter Pemeriksaan antenatal yang baik minimal 4
peluru. Sebuah peluru yang menembus rahim kali selama kehamilan dapat mencegah
biasanya tertinggal disana jika peluru itu terjadinya kematian janin dalam kandungan
bertenaga rendah seperti pistol atau senapan berguna untuk mengetahui pertumbuhan dan
renfire berkaliber kecil. Pada dua pertiga perkembangan dalam rahim, hal ini dapat
jumkah kasus janin biasanya mati atau cedera dilihat melalui tinggi fundus uteri dan
jika rahim tertembus. Luka tusuk, terbatas pada terdengar atau tidaknya denyut jantung janin.
seluas dan sebesar benda penusuk. Jika jelas Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
ditunjukkan tidak ada penembusan ke dalam penelitian sebelumya yang dilakukan Nurul
rongga peritoneum atau dengan ke ruang tahun 2010 dengan judul Hubungan frekuensi
retroperitoneum, membersihakan dan menutup Antenatal Care dengan Kematian Perinatal Di
luka mungkin sudah mencukupi.Luka pada RSUD DR Moewardi Surakarta, menunjukkan
perut bagian atas biasanya menembus usus ada hubungan antara Hubungan frekuensi
yang terdorong keatas oleh uterus yang besar. Antenatal Care dengan Kematian Perinatal
Kerusakan pada hati dan Limpa lebih sering dengan nilai chi square P value 0,0035
terjadi pada wanita hamil dari pada wanita (<0,05). Ibu yang melakukan kunjungan ANC
yang tidak hamil. Trauma Diseases Gangguan < 4x berpeluang 3 kali mengalami kematian
kejiwaan jenis ini oleh para ahli ilmu jiwa dan parinatal dibandingkan ibu yang mengalami >
medis dianggap sebagai suatu penyakit yang 4x melakukan kunjungan ANC. Secara statistik
bersumber dari stimulus-stimulus luar yang terdapat hubungan yang signifikan antara
dialami individu secara spontan atau berulang- kunjungan ANC terhadap Kematian Parinatal.
ulang, seperti keracunan, terjadi pemukulan, Menurut penulis pemeriksaan antenatal kepada
teror, ancaman, dsb Trauma Psychosis. Trauma ibu hamil minimal 4x selama masa kehamilan
psikosis merupakan suatu gangguan yang yaitu Trimester 1 sebanyak 1x, Trimester 2
bersumber dari kondisi atau problema sebanyak 1x dan Trimester 3 sebanyak 2x
fisik individu, seperti cacat tubuh, amputasi dengan secara berkala untuk mengoptimalkan
salah satu anggota tubuh, dsb. Yang kesehatan mental dan fisik ibu hamil serta
menimbulkan shock dan gangguan emosi. Pada mengetahui pertumbuhan dan perkembangan
saat-saat tertentu gangguan kejiwaan ini janin dalam Rahim.
biasanya terjadi akibat bayang-bayang pikiran Pemeriksaan antenatal adalah pem
terhadap pengalaman/ peristiwa yang pernah eriksaan kehamilan yang dilakukan untuk
dialaminya yang memicu timbulnya histeris memeriksakan kehamilan ibu dan janin secara
atau tidak fobia.Trauma Neurosis Trauma ini berkala yang diikuti dengan upaya koreksi
merupakan suatu gangguan yang terjadi pada terhadap penyimpangan yang ditemukan.
saraf pusat (otak) individu, akibat benturan- Tujuannya adalah untuk menjaga agar ibu
benturan benda keras atau pemukulan di hamil dapat melalui masa kehamilannya,
kepala. Implikasinya, kondisi otak individu persalinan dan nifas dengan baik dan selamat,
mengalami pendarahan, iritasi, dsb. Penderita serta menghasilkan bayi yang sehat.
trauma ini biasanya saat terjadi tidak sadarkan Pemeriksaan antenatal dilakukan oleh dokter
diri, hilang kesadaran, dsb. Yang sifatnya umum, bidan, perawat bidan dan dukun
sementara. terlatih. Antenatal care (pelayanan antenatal)
9

akan pengawasan pada ibu hamil sebelum persentasi terbanyak yang mengalami kelainan
melahirkan dengan terutama ditujukan pada kogenital sebesar 53,5% mengalami kematian
perkembangan janin dalam rahim. Pengertian janin dalam kandungan, bahwa ada hubungan
dari pelayanan kebidanan dapat dijabarkan kelainan kogenital dengan kejadian kematian
dengan istilah antenatal care sehingga janin dalam kandungan. Penelitian ini juga
kehamilan untuk mengoptimalisasikan keadaan sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
fisik dan mental ibu hamil, sehingga mampu Ariani faktor–faktor yang mempengaruhi akan
menghadapi persalianan kala nifas, persiapan kejadian kematian janin dalam kandungan di
pemberian ASI dan kembalinya reproduksi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang tahun 2012.
secara wajar. Memantau kemajuan kehamilan Hasil penelitian menunjukkan bahwa 9faktor
untuk memastikan akan kesehatan ibu dan kelainan kogenital mempunyai hubungan
tumbuh kembang pada bayi. Meningkatkan signifikan kejadian kematian janin dalam
deng mempertahankan kesehatan fisik,amental, kandungan dan variable ANC ada hubungan
sosial pada ibu dan bayi. Mengenali adanya dengan kejadian kematian janin dalam
ketidaknormalan atau komplikasi yang akan kandungan. Menurut asumsi peneliti bahwa
mungkin terjadi. Mempersiapkan persalinan kelainan kongenital merupakan suatu kondisi
cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu menyimpang dalam pertumbuhan janin yang
maupun bayinya dengan trauma seminimal terjadi sejak konsepsi dan selama dalam
mungkin. Mempersiapkan ibu agar masa nifas kandungan akan disebabkan karena malformasi
berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif. dan deformasi. Kelainan kongenital dapat
Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam merupakan faktor resiko penyebab terjadinya
menerima kehamilan bayi agar dapat tumbuh kematian dalam janin dalam kandungan,
kembang secara normal. abortus.Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
dapat menyebabkan kematian janin atau cacat.
Kelainan Pertumbuhan Hasil Konsepsi Kelainan berat biasanya menyebabkan
Hasil penelitian hubungan pertumbuhan kematian mudigah pada hamil muda.Faktor-
hasil konsepsi dengan kejadian Abortus faktor yang mnyebabkan kelainan dalam
sebanyak 44 (78,6%) dari 56 responden dan pertumbuhan Kelainan kromosom. Kelainan
ibu yang tidak mengalami kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan
pertumbuhan hasil konsepsi sebanyak 26 ialah trisomi, poliploidi dan kemungkinan pula
(53,1%) dari 49 responden. Berdasarkan data kelainan kromosom seks.Lingkungan kurang
hasil analisa uji chi-square nilai P = 0,010 sempurna.Bila lingkungan di endometrium di
berarti P < 0,05 maka dapat disimpulkan sekitar tempat implantasi kurang sempurna
bahwa ada hubungan antara pertumbuhan hasil sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil
konsepsi kehamilan dengan kejadian abortus. konsepsi terganggu.Pengaruh dari luar.Radiasi,
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori virus, obat-obat dan sebagainya dapat
kelainan kogenital atau penyimpangan dalam mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun
pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak lingkungan hidupnya dalam uterus.Pengaruh
kehidupan hasil konsepsi sel telur. Kelainan ini umunya dinamakan pengaruh teratogen.
kongenital dapat diklasifikasikan malformasi
dan akan deformasi,Malformasi adalah suatu Anemia
kelainan yang disebabkan oleh kegagalan atau Hasil penelitian hubungan anemia dengan
ketidaksempurnaan dari satu atau lebih proses Kejadian Abortus Hb<11gr% sebanyak 45
embryogenesis sedangkan dengan deformasi (84,9%) dari 53 responden dan tidak anemia
didefinisikan sebagai bentuk, kondisi atau Hb>11gr% sebanyak 25 (48,1%) dari 52
posisi abnormal bagian tubuh yang disebabkan responden. Berdasarkan data hasil analisa uji
oleh gaya mekanik sesudah pembentukan chi-square nilai P = 0,000 berarti P < 0,05
normal terjadi, misalnya kaki bengkok atau maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
mikrognatia (faktor yang kecil) Kelainan antara anemia dengan kejadian abortus. Hal ini
kongenital dapat merupakan sebab penting juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan
terjadinya kematian janin dalam kandungan, oleh mariani tahun 2012 di RSUD DR. Zainoel
atau lahir mati. Penelitian ini juga sesuai Abidin Banda Aceh bahwa ada hubungan
dengan penelitian Winarsih (2011), dengan antara anemia dengan Kejadian abortus. Hasil
judul hubungan kelainan kogenital, Penyakit penelitian Mariani memberikan gambaran
ibu dengan kematian janin dalam kandungan di bahwa ada hubungan anemia dengan kejadian
RSUD Pringsewu, hasil penelitian menunjukan bayi abortus inkomplate. Anemia dalam
10

kehamilan bukannya tanpa resiko, tetapi ibu Mean Cospuscular Volume (MCV) tetap
hamil akan dapat mengalami keguguran, normal. Pada keadaan lanjut, MCV mulai turun
BBLR pendarahan sebelum dan sesudah dan ditemukan gambaran sel mikrositik
persalinan. Menurut Pinem menyatakan bahwa hipokrom. Kemudian terjadi anisositisis diikuti
anemia karena kekurangan zat besi dapat poikilositosis. Didapatkan sel darah merah
menimbulkan gangguan atau hambatan yang mikrositikhipokrom. Serum Iron (SI)
pertumbuhan janin pada sel tubuh termasuk menurun, sedangkan Iron Binding Capacity
sel-sel otak sehingga pada ibu hamil akan dapat (IBC) bertambah. Tanda patognomonik adalah
mengakibatkan keguguran. Menurut peneliti tidak ditemukannya hemosiderin dalam
bahwa kejadian kekurangan anemia dapat sumsum tulang atau serum feritin < 12 mg/L.
menyebabkan resiko yang tinggi pada diagnosis ditegakkan berdasarkan pembuktian
kehamilan Penyakit ini banyak dihubungkan keadaan defisiensi besi Fe atau evaluasi dari
dengan berbagai penyakit infeksi, seperti hasil terapi suplemen Fe. Untuk mendiagnosis
ginjal, paru (bronkiesktasis, abses, emfisema) ankilostomiasis perlu pemeriksaan tinja. Untuk
dan penyakit-penyakit inflamasi maupun mengetahui beratnya infeksi perlu dihitung
neoplasma. Untuk itu kebutuhan Fe untuk ibu jumlah telur per garam tinja.Anemia penyakit
hamil sangat penting agar tidak akan terjadi kronik Anemia ini dikenal pula dengan nama
hal-hal yang tidak diinginkan. Hemoglobin sideropenic anemia with reticuloendothelial
dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 siderosis. Anemia pada penyakit kronik
ml darah dapat digunakan sebagai indeks merupakan jenis anemia terbanyak kedua
kapasitas pembawa oksigen pada darah. setelah anemia defisiensi yang dapat ditemukan
Kandungan hemoglobin anemia yang rendah pada orang dewasa di Amerika Serikat.Etiologi
akan dengan demikian mengindikasikan Penyakit ini banyak dihubungkan dengan
anemia. Berfungsi untuk mengikat oksigen berbagai penyakit infeksi, seperti ginjal, paru
(O2). Suatu keadaan kadar Hb atau hitung (bronkiesktasis,abses, emfisema) dan penyakit-
eritrosit lebih rendah dari harga normal. penyakit inflamasi maupun neoplasma
Dikatakan sebagai anemia bila Hb<14 g/dl dan Manifestasi klinis, Berat ringannya anemia
Ht < 41% pada pria atau Hb < 12 g/dl dan Ht < berbanding lurus dengan aktivitas penyakit.
37% pada wanita. Dengan banyaknya oksigen Hematokrit biasanya berkisar antara 25-35%,
yang dapat diikat dan dibawa oleh darah, biasanya normotik. Apabila disertai dengan
dengan adanya Hb dalam sel darah merah, penurunan kadar fe dalam serumatau saturasi
pasokan oksigen keberbagai tempat di seluruh transferin, anemia akan berbentuk hopokrom
tubuh, bahkan yang paling terpencil dan mikrositik. Kadar feritin dalam serum normal
terisolasi sekalipun akan tercapai. Menurut atau meningkat. Leukosit dan hitung jenisnya
Pinem menyatakan bahwa anemia karena normal. Defisiensi asam folat, EtiologiAsam
kekurangan zat besi dapat menimbulkan folat terutama terdapat dalam daging, susu dan
gangguan atau hambatan pertumbuhan janin sayuran hijau. Umumnya berhubungan dengan
pada sel tubuh termasuk sel-sel otak sehingga malnutrisi. Penurunan absorpsi asam folat
pada ibu hamil akan dapat mengakibatkan jarang ditemukan karena absorpsi terjadi di
keguguran.Kebutuhan Fe dalam makanan seluruh saluran cerna.Juga berhubungan
sekitar 20mg sehari dari jumlah ini hanya dengan sirosis hepatic karena terjadi penurunan
sekitar 2 mg yang diserap.Jumlah total Fe cadangan asam folat.Manifestasi KlinisGejala
dalam tubuh berkisar 2-4 g, kira-kira 50 mg/kg dan tanda pada anemia asam folat sama dengan
BB pada pria dan 35 mg/kg BB pada wanita. anemia defisiensi vitamin B12, yaitu anemia
Umumnya akan terjadi anemia dimorfik karena megaloblastik pada mukosa, mungkin dapat
selain kekurangan Fe juga terdapat kekurangan ditemukan gejala neurologist, seperti gangguan
asam folat. Defisiensi Fe berlangsung secara kepribadian atau hilangnya daya ingat. Pada
bertahap dan lambat, tahap pertama adalah anemia ini kadar vitamin B12 serum normal
penurunan simpanan Fe. Feritin serum menjadi tetapi asam folat serum rendah. Terapi yang
rendah, kurang dari 30mg/l, sementara akan dilikukan pada anemia ini adalah pemberian
Total Iron Binding Capacity (TIBC) serum suplemen asam folat oral 1 mg per hari.
meningkat. Setelah simpanan Fe habis,
produksi sel darah merah tetap dilkukan. Fe Kesimpulan
serum akan mulai menurun, kurang dari Berdasarkan hasil penelitian yang penulis
30mg/dl dan saturasi transferin menurun lakukan tentang hubungan faktor-faktor yang
hingga kurang dari 15%. Pada tahap awal berhubungan dengan kejadian abortus pada ibu
11

hamil di RSUD Pasar Rebo Tahun 2013, sesuai Santa Elisabeth Medan Tahun 2004 – 2008.
dengan pelaksanaan dapat ditarik kesimpulan USU. 2008
sebagai berikut: 8. Manuaba. Ilmu Kebidanan, Penyakit
Dari hasil penelitian didapatkan 105 orang Kandungan dan KB Untuk Pendidikan
responden di jadikan sampel, faktor-faktor Bidan. Jakarta: EGC. 2002.
yang akan berhubungan dengan kejadian 9. Manuaba, IBG. Ilmu Kebidanan Penyakit
abortus pada ibu hamil di RSUD Pasar Rebo Kandungan & Keluarga Berencana Untuk
Tahun 2013 adalah Kejadian Abortus di RSUD Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta. 2008.
Pasar Rebo tahun 2013 ada sebanyak 70 orang 10. Mariani. Faktor yang berhubungan dengan
responden(66,7%) mengalami kejadian abortus kejadian abortus Inkomplet di Ruang
yang spontan sedangkan 35 responden (33,3%) Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah
mengalami kejadian abortus buatan, paritas DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun
primipara mengalami sebanyak 66 orang 2012. STIKes U’Budiyah Banda Aceh.
responden yang mengalami abortus (62,9%), 2012
responden yang bekerja sebanyak 71 responden 11. Nurul Ramadhan. Hubungan frekuensi
(67,6%), responden yang mengalami trauma Antenatal Care dengan Kematian Perinatal
ada sebanyak 60 orang responden (57,1%), Di RSUD DR Moewardi Surakarta. Skripsi.
responden yang frekuensi ANC< 2x ada Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
sebanyak 60 orang responden yang mengalami maret. 2010
(57,1%), dan yang responden yang mengalami 12. Notoadmojo,Soekidjo, Promosi Kesehatan
kehamilannya mengalami pertumbuhan hasil dan Ilmu Perilaku, PT Rineka,Jakarta.
konsepsi dengan sebanyak 56 orang responden 2007.
(53,3%),responden yang mengalami menderita 13. Notoatmodjo Soekidjo. Metodologi
anemia Hb<11gr% sebanyak 79 orang Penelitian Kesehatan. PT Renika Cipta.
responden yang mengalami anemia (75,2%). Jakarta. 2010.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan 14. Oxorn H., 2003, Ilmu Kebidanan: Patologi
variabel adalah ada hubungan antara paritas, Dan Fisiologi Persalinan, Yayasan. Essentia
pekerjaan, frekuensi ANC, Trauma, Kelainan Medica, Yogyakarta Saifuddin. Kebidanan
Pertumbuhan Hasil Konsepsi, anemia di RSUD Komunitas (Untuk Program DIII
Pasar Rebo Tahun 2013. Berdasarkan hasil Kebidanan). Tiara Putra. Jakarta. 2007.
penelitian menunjukan variabel ada hubungan 15. Pinem, Saroha. Kesehatan Reproduksi dan
antara paritas, pekerjaan, frekuensi ANC, Kontrasepsi. Trans Info Media. Jakarta.
Trauma, Kelainan Pertumbuhan Hasil 2009.
Konsepsi, anemia di RSUD Pasar Rebo Tahun 16. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan.
2013. YBPSP. Jakarta. 2008.
17. Retnodkk. Hubungan Antara Status
Daftar Pustaka Pekerjaan Ibu Dengan Kejadian Abortus Di
1. Anik Maryunani, dkk. Desa Jatijajar Kecamatan Bergas Kabupaten
Asuhan kebidanan kegawatdaruratan dalam Semarang. Karta Tulis Ilmiah. STKes
kebidanan. Jakarta : TIM (2009). Ngudi Waluyo Ungaran. 2011
2. Arikunto Suharsimi. Prosedur Penelitian 18. Rachimhadhi, Trijatmo dan Budiono
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Wibowo, Ilmu Kebidanan,Yayasan Bina
Cipta, 2010. Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta,
3. Cunningham, Gary, dkk. Obstetri William. 2008.
Volume Dua. EGC. Jakarta, 2006. 19. Rekam Medik RSUD Pasar Rebo, 2013
4. Dinkes SDKI, 2007. Angka Kematian Ibu 20. Ridwan, Skala Pengukuran
dan Bayi di SDKI (Internet) 2012. (diunduh Variabel-variabel Penelitian. Bandung:
15 Oktober 2012). Jakarta :Blogspot. 2007. Alfabeta. 2005.
5. Handono, Budi, dkk. Abortus Berulang. 21. Sastrawinata, Sulaiman, dkk. Obstetri
Refika Aditama. Bandung. 2009. Patologi. Ilmu Kesehatan Reproduksi. EGC.
6. Hapsarl, Dwi Faktor – Faktor yang Jakarta. 2003.
Berhubungan dengan Abortus 22. Saifuddin, Abdul Bari, dkk. Panduan
di RSU Tanggerang Tahun 2008. KTI Prodi Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Kebidanan Harapan Kita.Jakarta :2009. Neonatal. YBPSP. Jakarta. 2002.
7. Intan T Simamora : Karakteristik Ibu Yang 23. Silviana, Dwi. Gambaran Karakteristik Ibu
Melahirkan Bayi Prematur Di Rumah Sakit Hamil Dengan Kejadian Abortus Spontan
12

Di RSD Cibinong Tahun 2007. Jakarta.


2008.
24. Varney, Hellen. 2001. Buku Saku Bidan.
Jakarta: EGC. Arikunto S, 2002
25. Wiknjosastro, H. Ilmu Kandungan.
Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2008.

Anda mungkin juga menyukai