DI SUSUN OLEH
KARTINA
0712001069
ABSTRAK
Kejadian abortus mempunyai dampak terhadap kehamilan berikutnya, baik pada timbulnya
penyulit kehamilan maupun pada hasil kehamilan itu sendiri.Wanita dengan riwayat abortus
mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya persalinan prematur, abortus berulang dan berat
badan lahir rendah.Tujuan Penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian abortus pada ibu hamil di RSUD Pasar Rebo Tahun 2013. Desain
penelitian ini yang digunakan adalah penelitian yang bersifat deskriptif yaitu yang menggunakan
pendekatan cross sectional. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien ibu
bersalin yang mengalami abortus di RSUD Pasar Rebo dengan jumlah responden 105 orang. Hasil
penelitian univariat menunjukkan Kejadian Abortus di RSUD Pasar Rebo tahun 2013 ada sebanyak
70responden (66,7%)mengalami kejadian abortus spontan sedangkan 35 responden (33,3%)
mengalami kejadian abortus buatan. Berdasarkan hasil bivariate penelitian menunjukan variabel ada
hubungan antara paritas (P value = 0,001), pekerjaan (P value = 0,022), frekuensi ANC (P value =
0,000), Trauma (P value = 0,000), Kelainan Pertumbuhan Hasil Konsepsi (P value = 0,010), anemia (P
value = 0,000) di RSUD Pasar Rebo Tahun 2013. Kesimpulan dari hasil penelitian menunjukan
variabel ada hubungan antara paritas, pekerjaan, frekuensi ANC, Trauma, Kelainan Pertumbuhan
Hasil Konsepsi, anemia terhadap kejadian abortus di RSUD Pasar Rebo Tahun 2013. Saran dalam
penelitian ini Untuk Pasien, meningkatkan pemahaman tentang pentingnya pengetahuan tentang
nutrisi dan melalukan pemeriksaan kehamilan secara rutin guna mengetahui perkembangan janin
dalam kandungan.
Kata kunci :Paritas, Pekerjaan, Frekuensi ANC, Trauma, Anemia
ABSTRACT
harus dapat mencapai sasaran seluas-luasnya di Metode pengambilan sampel pada penelitian
masyarakat, khususnya pada golongan resiko ini adalah yaitu menggunakan total sampel,
tinggi.11 keseluruhan ibu yang mengalami abortus di
RSUD Pasar Rebo merupakan salah satu RSUD Pasar Rebo tahun 2013 sebanyak 105
RSUD di daerah Perkotaan yang berfungsi ibu.
sebagai Rumah Sakit Rujukan untuk daerah Kriteria inklusi adalah karakteristik umum
Jakarta timur dan sekitarnya.Banyak kasus subyek penelitian pada populasi. Kriteria
rujukan ibu hamil dan bersalin beresiko yang inklusi dalam penelitian ini adalah,Ibu-ibu
datang ke Rumah Sakit ini.Pada tahun 2011 yang bersalin yang mengalami abortus di
angka kejadian abortus di RSUD Pasar Rebo RSUD Pasar Rebo tahun 2013, Tercatat di
diperoleh sebanyak 97 kasus, pada tahun 2012 rekam medic. Kriteria eksklusi adalah sebagian
menjadi101 kasus, Pada tahun 2013 terdapat subyek yang memenuhi kriteria inklusi harus
kasus abortus sebanyak 105 kasus.12 dikeluarkan karena berbagai sebab.Kriteria
Berdasarkan latar belakang diatas angka inklusi harus dikeluarkan karena berbagai
tingginya angka kejadian abortus di RSUD sebab. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini
Pasar Rebo, pada tahun 2011 angka kejadian adalah,Ibu-ibu yang bersalin yang mengalami
abortus di RSUD Pasar Rebo diperoleh abortus di RSUD Pasar Rebo tahun 2013,
sebanyak 97 kasus, tahun 2012 menjadi 101 Tercatat di rekam medik namun datanya tidak
kasus dan tahun 2013 sebanyak 105 kasus. lengkap.
Kejadian abortus dengan setiap tahunya terjadi Instrumen penelitian adalah alat atau
peningkatan, peneliti tertarik untuk melakukan fasilitas yang digunakan oleh peneliti agar
penelitian tentang Faktor-faktor yang pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
berhubungan dengan kejadian abortus pada ibu dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis
hamil di RSUD Pasar Rebo tahun 2013. Tujuan sehingga lebih mudah diolah.¹5 Instrumen yang
dari penelitian adalah mengetahui hubungan digunakan dalam penelitian ini adalah rekam
faktor-faktor yang berhubungan dengan medik RSUD Pasar Rebo Tahun 2013.
kejadian abortus pada ibu hamil di RSUD Analisis univariat dilakukan terhadap
Pasar Rebo Tahun 2013. setiap variabel terutama untuk melihat setiap
distribusi frekuensi dari setiap variabel yang
Metode disajikan dalam bentuk tabel dan penjelasan.
Desain penelitian ini yang digunakan Analisis ini dilakukan untuk menguji hipotesa
adalah penelitian yang bersifat deskriptif yaitu hubungan dua variabel yang akan diduga
yang menggunakan pendekatan cross sectional. mempunyai hubungan dan korelasi. Analisa ini
Dimana variabel dependent pada penelitian ini membuktikan ada tidaknya hugungan antara
adalah abortus dan variabel independentnya variabel bebas dengan variabel terikat dengan
adalah faktor paritas, pekerjaan, trauma menghitung nilai “p”. Nilai p adalah nilai
anemia, frekuensi ANC, kelainan pertumbuhan besarnya peluang hasil penelitian yang terjadi
hasil konsepsi dan anemia dengan sempel ibu semata-mata karena faktor kebetulan.
yang mengalami abortus. Penelitian ini Penentuan kebermaknaan hubungan sebagai
variabel independen dan dependen diteliti dan berikut:
diukur bersamaan dan sekali.13 Analisis bivariat digunakan untuk melihat
Penelitian ini menggunakan data sekunder hubungan antara variabel independen yang
yang dicatat dari hasil rekam medis di Rs Pasar terdiri dari paritas, pekerjaan, trauma anemia,
Rebo tahun 2013 tentang faktor-faktor yang frekuensi ANC, kelainan pertumbuhan hasil
berhubungan dengan kejadian abortus pada ibu konsepsi dan anemia sebagai pajanan
hamil, serta data-data yang diperlukan untuk (exposure) dengan variabel dependen abortus
mendukung penelitian ini. Populasi merupakan sebagai akibat (disease)untuk menghasilkan
keseluruhan objek penelitian yang diteliti nilai odds ratio (OR) dengan 95% confident
tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah interval (CI). Data yang terkumpul (data
seluruh pasien ibu bersalinyang mengalami mentah/raw data) dalam penelitian ini akan
abortus di RSUD Pasar Rebo dengan jumlah disajikan dalam bentuk tabel umum, tabular
responden 105 orang. dan dijelaskan secara tulisan (tekstular/naratif).
Sampel adalah sebagian objek yang Data yang terkumpul (data mentah/raw data)
diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dalam penelitian ini akan disajikan dalam
dan dianggap mewakili seluruh populasi.14 bentuk tabel umum, tabular dan dijelaskan
3
Table 2
Hasil Bivariat
Abortus
Chi-
Variabel Spontan Buatan OR
Square
N % N % N %
Paritas
Primipara 52 78,8 14 21,1 66 100 4,333
(1.828-10.270) 0,001
Multipara 18 46,2 21 53,8 39 100
Pekerjaan
Bekerja 17 50 17 50 34 100 0,340
0,022
Tidak Bekerja 53 76,4 18 25,4 71 100 (0,144-0,802)
Trauma Ibu
Trauma Ibu 49 81,7 11 18,3 60 100 5,091
0,000
Tidak Trauma 21 46,7 24 53,3 45 100 (2.116-12.247)
Frekuensi ANC
Frekuensi <2x 51 85 9 15 60 100 7,754
0,000
Frekuensi >2x 19 42,2 26 57,8 45 100 (3.081-19.518)
yang signifikan antara kelainan pertumbuhan kruenta.Bentuk ini menjadi mola karnosa
hasil konsepsi dengan kejadian abortus. Dari apabila pigmen darah telah diserap dan dalam
nilai OR 3,244 (1.387-7.587) dapat simpulkan sisanya terjadi organisasi, sehingga semuanya
bahwa responden yang mengalami kelainan tampak seperti daging. Bentuk lain adalah mola
pertumbuhan dengan hasil konsepsi 3,2 kali tuberose, dalam hal ini amnion tampak
akan mengalami kejadian abortus spontan berbenjol-benjol karena terjadi hematoma
dibandingkan tidak kelainan pertumbuhan hasil antara amnion dan korion. Pada janin yang
konsepsi. telah meninggal dan tidak dikeluarkan dapat
Hasil analisa hubungan Anemia terhadap terjadi proses mumifikasi, janin mengering dan
kejadian abortus diperoleh bahwa ada sebanyak karena cairan amnion menjadi kurang oleh
45 (84,9%) dari 53 responden yang menderita sebab diserap,ia akan menjadi agak gepeng
Anemia (Hb <2gr%) mengalami abortus (fetus kompressus). Dalam tingkat lebih lanjut
spontan sedangkan diantara responden yang ia menjadi tipis seperti kertas perkamen (fetus
tidak menderita Anemia (Hb >2gr%) ada 25 papiraseus). Kemungkinan lain pada janin mati
(48,1%) dari 52 responden mengalami abortus yang tidak lekas dikeluarkan ialah terjadinya
spontan. Hasil uji statistik didapat nilai P = maserasi, kulit terkupas, tengkorak menjadi
0,000 berarti P<0,05, sehingga dapat lembek, perut membesar karena terisi cairan
disimpulkan ada hubungan yang signifikan dan seluruh janin berwarna kemerah-
antara anemia dengan kejadian abortus. Dari merahan.Perlu ditekankan bahwa pada abortus
nilai OR 6,075 (2.401-15.369) dapat simpulkan spontan, kematian embrio biasanya terjadi
bahwa responden yang anemia <11gr paling lama 2 minggu sebelum perdarahan
berpeluang 6,1 kali mengalami kejadian dengan oleh karena itu, pengobatan untuk
abortus spontan dibandingkan anemia>11gr. mempertahankan janin tidak layak dilakukan
jika telah terjadi perdarahan banyak karena
Diskusi abortus tidak dapat dihindari.
Abortus Hasil konsepsi pada abortus dapat
Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan dikeluarkan dalam berbagai bentuk. Ada
pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat kalanya kantong amnion kosong atau tampak
hidup di luar kandungan. Sampai saat ini janin di dalamnya benda kecil tanpa bentuk yang
yang terkecil, yang dilaporkan dapat hidup jelas (blighted ovum), mungkin pula janin telah
diluar kandungan, mempunyai berat badan 297 mati lama (missed abortion). Apabila mudigah
gram waktu lahir. Akan tetapi, karena yang mati tidak dikeluarkan dalam waktu
jarangnya janin yang dilahirkan dengan berat singkat, maka ia dapat diliputi oleh lapisan
badan dibawah 500 gram dapat hidup terus, bekuan darah. Isi uterus dinamakan mola
maka abortus ditentukan sebagai pengakhiran kruenta.Bentuk ini menjadi mola karnosa
kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 apabila pigmen darah telah diserap dan dalam
gram atau kurang dari 20 minggu. Abortus sisanya terjadi organisasi, sehingga semuanya
yang berlangsung tanpa tindakan disebut tampak seperti daging. Bentuk lain adalah mola
abortus spontan. Abortus buatan ialah tuberose, dalam hal ini amnion tampak
pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu berbenjol-benjol karena terjadi hematoma
akibat tindakan. Abortus terapeutik ialah antara amnion dan korion.Pada janin yang telah
abortus buatan yang dilakukan atas indikasi meninggal dan tidak dikeluarkan dapat terjadi
medis. Abortus adalah ancaman atau proses mumifikasi, janin mengering dan karena
pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat cairan amnion menjadi kurang oleh sebab
hidup di luar kandungan. Sebagai batasan diserap, ia menjadi agak gepeng (fetus
adalah kehamilan kurang dari 20 minggu atau kompressus). Dalam tingkat lebih lanjut ia
berat janin kurang dari 500 gram. menjadi tipis seperti kertas perkamen (fetus
Hasil konsepsi pada abortus dapat papiraseus). Kemungkinan lain pada janin mati
dikeluarkan dalam berbagai bentuk. Ada yang tidak lekas dikeluarkan ialah terjadinya
kalanya kantong amnion kosong atau tampak maserasi, kulit terkupas, tengkorak menjadi
di dalamnya benda kecil tanpa bentuk yang lembek, perut membesar karena terisi cairan
jelas (blighted ovum), mungkin pula janin telah dan seluruh janin berwarna kemerah-merahan.
mati lama (missed abortion).Apabila mudigah Perlu ditekankan bahwa pada abortus spontan,
yang mati tidak dikeluarkan dalam waktu kematian embrio biasanya terjadi paling lama 2
singkat, maka ia dapat diliputi oleh lapisan minggu sebelum perdarahan. Oleh karena itu,
bekuan darah. Isi uterus dinamakan mola pengobatan untuk mempertahankan janin tidak
6
layak dilakukan jika telah terjadi perdarahan konsepsi, hanya saja penelitian ini tidak
dengan banyak karena abortus tidak dapat didapatkan data tentang jarak kehamilan dan
dihindari.Umumnya abortus terjadi spontan kelainan uterus.Paritas 1 dan paritas tinggi
dan 80 % abortus terjadi sebelum kehamilan 12 (lebih dari 3) mempunyai angka kematian yang
minggu, dengan sebagian dari etiologinya lebih tinggi baik yang disebabkan langsung
adalah kelainan bawaan. Seperempat wanita (seperti Abortus) maupun yang tidak langsung.
hamil pernah mangalami abortus. Dilaporkan Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian
sekitar 1%pada kejadian abortus terjadi abortus maternal.Cuningham,dkk berpendapat resiko
berulang.Abortus akan dapat diklasifikasikan abortus spontan semakin meningkat dengan
dengan menjadi 2 jenis yaitu abortus spontan bertambahnya paritas. Paritas ibu dengan anak
miscarriage dan abortus buatan abortus lebih dari empat dapat menimbulkan gangguan
provokatus. pertumbuhan akan janin dan perdarahan saat
kehamilan karena keadaan rahim biasanya
Paritas sudah lemah, Paritas 2–3 merupakan paritas
Hasil penelitian hubungan Paritas dengan paling aman ditinjau dari segi kematian
Kejadian Abortus primipara sebanyak 52 maternal. Paritas satu dan paritas tinggi (lebih
(78,8%) dari 66 responden dan multipara dari 3) mempunyai angka kematian maternal
sebanyak 18 (66,7%) dari 39 responden. lebih tinggi. Makin tinggi paritas, makin tinggi
Berdasarkan data hasil analisa uji chi-square kematian maternal.Jarak kehamilan.Jarak
nilai P = 0,001 berarti P < 0,05 maka dapat kelahiran adalah jarak antara waktu sejak ibu
disimpulkan bahwa ada hubungan antara hamil sampai dengan kelahiran berikutnya.
paritas dengan kejadian abortus. Jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat
Penelitan ini sejalan dengan teori paritas menyebabkan anemia. Hal ini di karenakan
ada hubungan dengan kejadian abortus, teori kondisi ibu masih belum pulih dan pemenuhan
yang dikemukakan oleh Winkjosastro dan kebutuhan zat-zat gizi belum optimal, namun
Manuaba bahwa paritas 0 dan > 4 merupakan sudah harus memenuhi zat gizi bayi yang di
salah satu aspek resiko tinggi kehamilan. Hal kandungnya.Jarak kehamilan kurang dari 2
ini dimungkinkan karena faktor lain misalnya tahun berpengaruh pada kehamilan berikutnya
jarak kelahiran yang terlalu dekat yang karena kondisi rahim ibu untuk hamil kembali
mengakibatkan otot uterus (endometrium) sebelum jarak kahamilan kurang dari 2 tahun.
kurang baik untuk implantasi dan pertumbuhan Selain itu juga ibu secara psikologis belum siap
hasil konsepsi, selain itu juga mungkin karena untuk hamil kembali karena anak yang
adanya kelainan pada uterus misalnya sebelumnya masih memerlukan perhatian dari
retrofleksi yang dapat menggangu sirkulasi ibu sehingga jika ibu hamil lagi, ibu menjadi
darah ke dalam uterus sehingga menimbulkan tedak fokus pada kehamilannya.Ibu yang baru
kematian pada hasil konsepsi, hanya saja melahirkan memerlukan waktu 2-3 tahun untuk
penelitian ini tidak didapatkan data tentang hamil kembali agar pulih secara fisiologik dari
jarak kehamilan dan kelainan uterus. kehamilan dan persalinan. Hal ini sangat
Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang penting untuk mempersiapkan diri menghadapi
dilakukan oleh mariani tahun 2012 di RSUD persalinan berikutnya. Semakin kecil jarak
DR. Zainoel Abidin Banda Aceh bahwa ada antara kedua kelahiran, semakin besar resiko
hubungan antara paritas dengan Kejadian melahirkan berat badan bayi rendah. Kejadian
abortus dengan nilai P value sebesar 0,007 tersebut disebabkanoleh komplikasi perdarahan
(<0,05). Kejadian abortus pada ibu pada paritas pada waktu hamil dan melahirkan.
tinggi berkaitan dengan kesehatan ibu karena Hasil dari penelitian simbolon (2006)
kurangnya istirahat dan hamil yang terlalu menyebutkan bahwa bayi yang lahir dengan
dekat, apalagi bila disertai dengan abortus pada jarak < 2 tahun beresiko mati 1,4 kali lebih
kehamilan sebelumnya. Hal ini dimungkinkan besar dari pada bayi yang jarak kelahirannya >
karena faktor lain misalnya jarak kelahiran 2 tahun.
yang terlalu dekat yang mengakibatkan otot
uterus (endometrium) kurangbaik untuk Pekerjaan
implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi, Hasil penelitian hubungan Pekerjaan
selain itu juga mungkin karena adanya kelainan dengan Kejadian Abortus ibu bekerja sebanyak
pada uterus misalnya retrofleksi yang dapat 17 (50%) dari 34 orang responden dan ibu
menggangu sirkulasi darah ke dalam uterus yang tidak bekerja sebanyak 53 (76,4%) dari
sehingga menimbulkan kematian pada hasil 18 responden. Berdasarkan data hasil analisa
7
uji chi-square nilai P = 0,022 berarti P < 0,05 disimpulkan bahwa ada hubungan antara
maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan trauma ibu dengan kejadian abortus.Dari hasil
antara pekerjaan ibu dengan kejadian abortus. penelitian sebelumya oleh Intan di Rumah
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Sakit Santa Elisabet Medan Tahun 2008
oleh Winkjosastro dan Manuaba bahwa menunjukan bahwa ada hubungan abortus
pekerjaan pada ibu dapat menyebabkan dengan trauma yang terjadi pada ibu hamilan
terjadinya abortus. Terlalu berat dan dipaksa, (P value 0,000 <0,05) yang menyebabkan
sehingga menyebabkan kematian janin dan pendarahan atau tekanan yang meningkat
kemudian terjadilah abortus. Hasil penelitian secara berlebihan sehingga beban uterus dan
ini tidak sejalan dengan penelitian yang perut akan menjadi meregang maka akan
dilakukan oleh Retno (2011) yang mengatakan menimbulkan kontraksi yang menyebabkan
bahwa pekerjaan berhubungan dengan abortus terjadi pendarahan servik dan mengakibat
dengan hasil Uji Chi-square nila P value persalianan.Tekanan yang ditimbulkan baik
sebesar 0,001(<0,05). Angka kejadian abortus oleh benda tajam maupun benda tumpul yang
yang resiko karna pekerjaan lebih banyak dapat menciderai janin maupun ibu itu sendiri,
dibandingkan dengan yang tidakresiko, hal ini seperti terpukul pada perut atau mempunyai
bisa terjadi karena kemungkinan pekerjaan luka bekas operasi/pembedahan seperti bekas
yang berat. Penyebab lain adalah dengan luka SC merupakan trauma fisik pada ibu yang
terjadi abortus spontan tetapi tidak segera dapat mempengaruhi kehamilan. Sedangkan
memeriksakan ke tempat pelayanan kesehatan trauma psikis yang dapat mempengaruhi
atau rumah sakit yang dapat menanganinya, kehamilan ibu adalah stress atau terlalu banyak
mengingat kondisi masyarakat yang memiliki pikiran sehingga kehamilan ibu terganggu.
kebiasaan tidak sesuai dengan pola hidup sehat Ternyata dari hasil penelitian menunjukkan
dan masih percaya pada kemampuan dukun bahwa ada hubungan yang bermakna antara
bersalin. Pada penelitian ini, pemeriksaan usia kehamilan dengan abortus. Berarti bahwa
leukosit dilakukan pada saat ibu datang ke dalam penelitian ini, kejadian abortus dapat
rumah sakit. Dimana ibu yang di rumah terjadi apabila terjadi trauma yang berlebihan
biasanya mengerjakan pekerjaan rumah tangga pada saat kehamilan. Penyebab kematian yang
yang sebenamya lebih berat dan waktu untuk paling sering bagi janin dalam trauma besar
beristirahat sedikit sehingga ibu tidak menjaga adalah kematian ibunya, dengan jadi usaha
kesehatannya selama kehamilan, hal tersebut menstabilkan keadaan ibu harus menjadi lebih
juga merupakan penyebab sebagian terjadinya didahulukan dari pada keadaan janinnya.
abortus.angka kejadian abortus sering terjadi Penilaian akan cepat terhadap ibu termasuk
pada ibu yang bekerja, dikarenakan kesibukan penilaian tingkat kesadaran, status pernapasan
yang dijalani sehingga sering terjadi abortus dan status kardiovaskular sementara pasien
tanpa disadari dibandingkan pada ibu yang ditempatkan dalam posisi miring ke kiri agar
tidak bekerja. Pada penelitian didapatkan ibu uterus tidak menekan vena cava. Diperlukan
hamil yang mempunyai tingkat stress yang oksigen dengan kejenuhan lebih dari 90% dan
tinggi akibat pekerjaan dapat meningkatkan biasanya lebih disukai satu pulse oximeter dari
resiko kelahiran bayi premature bahkan pada gas darah arteri. Keadaan fetus harus
keguguran Pada wanita yang bekerja dan dimonitor dini dalam penanganan trauma,
bertanggung jawab untuk pekerjaan rumah ketena lebih dahulu terjadi hipoperfusi kedalam
tangganya mempunyai 5 kali resiko komplikasi rahim sebelum ibu menjadi syok.Namun
yang lebih besar. Berdasarkan penelitian begitu, tidak ada pertimbangan intervensi atas
resiko keguguran meningkat 2-3 kali pada indikasi janin jika secara hemodinamik keadaan
wanita yang mempunyai pekerjaan dengan ibu belum stabil. Trauma Abdomen yang
tingkat stress yang tinggi. menyebabkan perdarahan dalam perut mungkin
adalah yang paling sering terjadi dalam
Trauma kehamilan kehamilan.Trauma ini termasuk terjatuh,
Hasil penelitian hubungan Trauma ibu kecelakaan lalu lintas atau penganiayaan oleh
dengan Kejadian Abortus yang mengalami suami. Solusio plasenta terjadi dini jika hal ini
trauma sebanyak 49 (81,7%) dari 60 responden penyebabnya. Pada sebuah penelitian, solisio
dan ibu yang tidak mengalami trauma tidak terjadi jika frekuensi his kurang dari satu
sebanyak 21 (46,7%) dari 45 rsponden. kali tiap 10 menit dalam masa observasi 4 jam.
Berdasarkan data hasil analisa uji chi-square Sebaliknyam terjadi solusio pada 20% kasus
nilai P = 0,000 berarti P < 0,05 maka dapat jika frekuensi his nya lebih sering dalam
8
akan pengawasan pada ibu hamil sebelum persentasi terbanyak yang mengalami kelainan
melahirkan dengan terutama ditujukan pada kogenital sebesar 53,5% mengalami kematian
perkembangan janin dalam rahim. Pengertian janin dalam kandungan, bahwa ada hubungan
dari pelayanan kebidanan dapat dijabarkan kelainan kogenital dengan kejadian kematian
dengan istilah antenatal care sehingga janin dalam kandungan. Penelitian ini juga
kehamilan untuk mengoptimalisasikan keadaan sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
fisik dan mental ibu hamil, sehingga mampu Ariani faktor–faktor yang mempengaruhi akan
menghadapi persalianan kala nifas, persiapan kejadian kematian janin dalam kandungan di
pemberian ASI dan kembalinya reproduksi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang tahun 2012.
secara wajar. Memantau kemajuan kehamilan Hasil penelitian menunjukkan bahwa 9faktor
untuk memastikan akan kesehatan ibu dan kelainan kogenital mempunyai hubungan
tumbuh kembang pada bayi. Meningkatkan signifikan kejadian kematian janin dalam
deng mempertahankan kesehatan fisik,amental, kandungan dan variable ANC ada hubungan
sosial pada ibu dan bayi. Mengenali adanya dengan kejadian kematian janin dalam
ketidaknormalan atau komplikasi yang akan kandungan. Menurut asumsi peneliti bahwa
mungkin terjadi. Mempersiapkan persalinan kelainan kongenital merupakan suatu kondisi
cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu menyimpang dalam pertumbuhan janin yang
maupun bayinya dengan trauma seminimal terjadi sejak konsepsi dan selama dalam
mungkin. Mempersiapkan ibu agar masa nifas kandungan akan disebabkan karena malformasi
berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif. dan deformasi. Kelainan kongenital dapat
Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam merupakan faktor resiko penyebab terjadinya
menerima kehamilan bayi agar dapat tumbuh kematian dalam janin dalam kandungan,
kembang secara normal. abortus.Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
dapat menyebabkan kematian janin atau cacat.
Kelainan Pertumbuhan Hasil Konsepsi Kelainan berat biasanya menyebabkan
Hasil penelitian hubungan pertumbuhan kematian mudigah pada hamil muda.Faktor-
hasil konsepsi dengan kejadian Abortus faktor yang mnyebabkan kelainan dalam
sebanyak 44 (78,6%) dari 56 responden dan pertumbuhan Kelainan kromosom. Kelainan
ibu yang tidak mengalami kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan
pertumbuhan hasil konsepsi sebanyak 26 ialah trisomi, poliploidi dan kemungkinan pula
(53,1%) dari 49 responden. Berdasarkan data kelainan kromosom seks.Lingkungan kurang
hasil analisa uji chi-square nilai P = 0,010 sempurna.Bila lingkungan di endometrium di
berarti P < 0,05 maka dapat disimpulkan sekitar tempat implantasi kurang sempurna
bahwa ada hubungan antara pertumbuhan hasil sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil
konsepsi kehamilan dengan kejadian abortus. konsepsi terganggu.Pengaruh dari luar.Radiasi,
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori virus, obat-obat dan sebagainya dapat
kelainan kogenital atau penyimpangan dalam mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun
pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak lingkungan hidupnya dalam uterus.Pengaruh
kehidupan hasil konsepsi sel telur. Kelainan ini umunya dinamakan pengaruh teratogen.
kongenital dapat diklasifikasikan malformasi
dan akan deformasi,Malformasi adalah suatu Anemia
kelainan yang disebabkan oleh kegagalan atau Hasil penelitian hubungan anemia dengan
ketidaksempurnaan dari satu atau lebih proses Kejadian Abortus Hb<11gr% sebanyak 45
embryogenesis sedangkan dengan deformasi (84,9%) dari 53 responden dan tidak anemia
didefinisikan sebagai bentuk, kondisi atau Hb>11gr% sebanyak 25 (48,1%) dari 52
posisi abnormal bagian tubuh yang disebabkan responden. Berdasarkan data hasil analisa uji
oleh gaya mekanik sesudah pembentukan chi-square nilai P = 0,000 berarti P < 0,05
normal terjadi, misalnya kaki bengkok atau maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
mikrognatia (faktor yang kecil) Kelainan antara anemia dengan kejadian abortus. Hal ini
kongenital dapat merupakan sebab penting juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan
terjadinya kematian janin dalam kandungan, oleh mariani tahun 2012 di RSUD DR. Zainoel
atau lahir mati. Penelitian ini juga sesuai Abidin Banda Aceh bahwa ada hubungan
dengan penelitian Winarsih (2011), dengan antara anemia dengan Kejadian abortus. Hasil
judul hubungan kelainan kogenital, Penyakit penelitian Mariani memberikan gambaran
ibu dengan kematian janin dalam kandungan di bahwa ada hubungan anemia dengan kejadian
RSUD Pringsewu, hasil penelitian menunjukan bayi abortus inkomplate. Anemia dalam
10
kehamilan bukannya tanpa resiko, tetapi ibu Mean Cospuscular Volume (MCV) tetap
hamil akan dapat mengalami keguguran, normal. Pada keadaan lanjut, MCV mulai turun
BBLR pendarahan sebelum dan sesudah dan ditemukan gambaran sel mikrositik
persalinan. Menurut Pinem menyatakan bahwa hipokrom. Kemudian terjadi anisositisis diikuti
anemia karena kekurangan zat besi dapat poikilositosis. Didapatkan sel darah merah
menimbulkan gangguan atau hambatan yang mikrositikhipokrom. Serum Iron (SI)
pertumbuhan janin pada sel tubuh termasuk menurun, sedangkan Iron Binding Capacity
sel-sel otak sehingga pada ibu hamil akan dapat (IBC) bertambah. Tanda patognomonik adalah
mengakibatkan keguguran. Menurut peneliti tidak ditemukannya hemosiderin dalam
bahwa kejadian kekurangan anemia dapat sumsum tulang atau serum feritin < 12 mg/L.
menyebabkan resiko yang tinggi pada diagnosis ditegakkan berdasarkan pembuktian
kehamilan Penyakit ini banyak dihubungkan keadaan defisiensi besi Fe atau evaluasi dari
dengan berbagai penyakit infeksi, seperti hasil terapi suplemen Fe. Untuk mendiagnosis
ginjal, paru (bronkiesktasis, abses, emfisema) ankilostomiasis perlu pemeriksaan tinja. Untuk
dan penyakit-penyakit inflamasi maupun mengetahui beratnya infeksi perlu dihitung
neoplasma. Untuk itu kebutuhan Fe untuk ibu jumlah telur per garam tinja.Anemia penyakit
hamil sangat penting agar tidak akan terjadi kronik Anemia ini dikenal pula dengan nama
hal-hal yang tidak diinginkan. Hemoglobin sideropenic anemia with reticuloendothelial
dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 siderosis. Anemia pada penyakit kronik
ml darah dapat digunakan sebagai indeks merupakan jenis anemia terbanyak kedua
kapasitas pembawa oksigen pada darah. setelah anemia defisiensi yang dapat ditemukan
Kandungan hemoglobin anemia yang rendah pada orang dewasa di Amerika Serikat.Etiologi
akan dengan demikian mengindikasikan Penyakit ini banyak dihubungkan dengan
anemia. Berfungsi untuk mengikat oksigen berbagai penyakit infeksi, seperti ginjal, paru
(O2). Suatu keadaan kadar Hb atau hitung (bronkiesktasis,abses, emfisema) dan penyakit-
eritrosit lebih rendah dari harga normal. penyakit inflamasi maupun neoplasma
Dikatakan sebagai anemia bila Hb<14 g/dl dan Manifestasi klinis, Berat ringannya anemia
Ht < 41% pada pria atau Hb < 12 g/dl dan Ht < berbanding lurus dengan aktivitas penyakit.
37% pada wanita. Dengan banyaknya oksigen Hematokrit biasanya berkisar antara 25-35%,
yang dapat diikat dan dibawa oleh darah, biasanya normotik. Apabila disertai dengan
dengan adanya Hb dalam sel darah merah, penurunan kadar fe dalam serumatau saturasi
pasokan oksigen keberbagai tempat di seluruh transferin, anemia akan berbentuk hopokrom
tubuh, bahkan yang paling terpencil dan mikrositik. Kadar feritin dalam serum normal
terisolasi sekalipun akan tercapai. Menurut atau meningkat. Leukosit dan hitung jenisnya
Pinem menyatakan bahwa anemia karena normal. Defisiensi asam folat, EtiologiAsam
kekurangan zat besi dapat menimbulkan folat terutama terdapat dalam daging, susu dan
gangguan atau hambatan pertumbuhan janin sayuran hijau. Umumnya berhubungan dengan
pada sel tubuh termasuk sel-sel otak sehingga malnutrisi. Penurunan absorpsi asam folat
pada ibu hamil akan dapat mengakibatkan jarang ditemukan karena absorpsi terjadi di
keguguran.Kebutuhan Fe dalam makanan seluruh saluran cerna.Juga berhubungan
sekitar 20mg sehari dari jumlah ini hanya dengan sirosis hepatic karena terjadi penurunan
sekitar 2 mg yang diserap.Jumlah total Fe cadangan asam folat.Manifestasi KlinisGejala
dalam tubuh berkisar 2-4 g, kira-kira 50 mg/kg dan tanda pada anemia asam folat sama dengan
BB pada pria dan 35 mg/kg BB pada wanita. anemia defisiensi vitamin B12, yaitu anemia
Umumnya akan terjadi anemia dimorfik karena megaloblastik pada mukosa, mungkin dapat
selain kekurangan Fe juga terdapat kekurangan ditemukan gejala neurologist, seperti gangguan
asam folat. Defisiensi Fe berlangsung secara kepribadian atau hilangnya daya ingat. Pada
bertahap dan lambat, tahap pertama adalah anemia ini kadar vitamin B12 serum normal
penurunan simpanan Fe. Feritin serum menjadi tetapi asam folat serum rendah. Terapi yang
rendah, kurang dari 30mg/l, sementara akan dilikukan pada anemia ini adalah pemberian
Total Iron Binding Capacity (TIBC) serum suplemen asam folat oral 1 mg per hari.
meningkat. Setelah simpanan Fe habis,
produksi sel darah merah tetap dilkukan. Fe Kesimpulan
serum akan mulai menurun, kurang dari Berdasarkan hasil penelitian yang penulis
30mg/dl dan saturasi transferin menurun lakukan tentang hubungan faktor-faktor yang
hingga kurang dari 15%. Pada tahap awal berhubungan dengan kejadian abortus pada ibu
11
hamil di RSUD Pasar Rebo Tahun 2013, sesuai Santa Elisabeth Medan Tahun 2004 – 2008.
dengan pelaksanaan dapat ditarik kesimpulan USU. 2008
sebagai berikut: 8. Manuaba. Ilmu Kebidanan, Penyakit
Dari hasil penelitian didapatkan 105 orang Kandungan dan KB Untuk Pendidikan
responden di jadikan sampel, faktor-faktor Bidan. Jakarta: EGC. 2002.
yang akan berhubungan dengan kejadian 9. Manuaba, IBG. Ilmu Kebidanan Penyakit
abortus pada ibu hamil di RSUD Pasar Rebo Kandungan & Keluarga Berencana Untuk
Tahun 2013 adalah Kejadian Abortus di RSUD Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta. 2008.
Pasar Rebo tahun 2013 ada sebanyak 70 orang 10. Mariani. Faktor yang berhubungan dengan
responden(66,7%) mengalami kejadian abortus kejadian abortus Inkomplet di Ruang
yang spontan sedangkan 35 responden (33,3%) Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah
mengalami kejadian abortus buatan, paritas DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun
primipara mengalami sebanyak 66 orang 2012. STIKes U’Budiyah Banda Aceh.
responden yang mengalami abortus (62,9%), 2012
responden yang bekerja sebanyak 71 responden 11. Nurul Ramadhan. Hubungan frekuensi
(67,6%), responden yang mengalami trauma Antenatal Care dengan Kematian Perinatal
ada sebanyak 60 orang responden (57,1%), Di RSUD DR Moewardi Surakarta. Skripsi.
responden yang frekuensi ANC< 2x ada Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
sebanyak 60 orang responden yang mengalami maret. 2010
(57,1%), dan yang responden yang mengalami 12. Notoadmojo,Soekidjo, Promosi Kesehatan
kehamilannya mengalami pertumbuhan hasil dan Ilmu Perilaku, PT Rineka,Jakarta.
konsepsi dengan sebanyak 56 orang responden 2007.
(53,3%),responden yang mengalami menderita 13. Notoatmodjo Soekidjo. Metodologi
anemia Hb<11gr% sebanyak 79 orang Penelitian Kesehatan. PT Renika Cipta.
responden yang mengalami anemia (75,2%). Jakarta. 2010.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan 14. Oxorn H., 2003, Ilmu Kebidanan: Patologi
variabel adalah ada hubungan antara paritas, Dan Fisiologi Persalinan, Yayasan. Essentia
pekerjaan, frekuensi ANC, Trauma, Kelainan Medica, Yogyakarta Saifuddin. Kebidanan
Pertumbuhan Hasil Konsepsi, anemia di RSUD Komunitas (Untuk Program DIII
Pasar Rebo Tahun 2013. Berdasarkan hasil Kebidanan). Tiara Putra. Jakarta. 2007.
penelitian menunjukan variabel ada hubungan 15. Pinem, Saroha. Kesehatan Reproduksi dan
antara paritas, pekerjaan, frekuensi ANC, Kontrasepsi. Trans Info Media. Jakarta.
Trauma, Kelainan Pertumbuhan Hasil 2009.
Konsepsi, anemia di RSUD Pasar Rebo Tahun 16. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan.
2013. YBPSP. Jakarta. 2008.
17. Retnodkk. Hubungan Antara Status
Daftar Pustaka Pekerjaan Ibu Dengan Kejadian Abortus Di
1. Anik Maryunani, dkk. Desa Jatijajar Kecamatan Bergas Kabupaten
Asuhan kebidanan kegawatdaruratan dalam Semarang. Karta Tulis Ilmiah. STKes
kebidanan. Jakarta : TIM (2009). Ngudi Waluyo Ungaran. 2011
2. Arikunto Suharsimi. Prosedur Penelitian 18. Rachimhadhi, Trijatmo dan Budiono
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Wibowo, Ilmu Kebidanan,Yayasan Bina
Cipta, 2010. Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta,
3. Cunningham, Gary, dkk. Obstetri William. 2008.
Volume Dua. EGC. Jakarta, 2006. 19. Rekam Medik RSUD Pasar Rebo, 2013
4. Dinkes SDKI, 2007. Angka Kematian Ibu 20. Ridwan, Skala Pengukuran
dan Bayi di SDKI (Internet) 2012. (diunduh Variabel-variabel Penelitian. Bandung:
15 Oktober 2012). Jakarta :Blogspot. 2007. Alfabeta. 2005.
5. Handono, Budi, dkk. Abortus Berulang. 21. Sastrawinata, Sulaiman, dkk. Obstetri
Refika Aditama. Bandung. 2009. Patologi. Ilmu Kesehatan Reproduksi. EGC.
6. Hapsarl, Dwi Faktor – Faktor yang Jakarta. 2003.
Berhubungan dengan Abortus 22. Saifuddin, Abdul Bari, dkk. Panduan
di RSU Tanggerang Tahun 2008. KTI Prodi Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Kebidanan Harapan Kita.Jakarta :2009. Neonatal. YBPSP. Jakarta. 2002.
7. Intan T Simamora : Karakteristik Ibu Yang 23. Silviana, Dwi. Gambaran Karakteristik Ibu
Melahirkan Bayi Prematur Di Rumah Sakit Hamil Dengan Kejadian Abortus Spontan
12