Anda di halaman 1dari 20

CRITICAL BOOK REVIEW MEMAHAMI DAN

MEMAKNAI

 PANCASILA SEBAGAI
IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Dalam Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
Dosen Pengampu : Drs. Halking,M.Si

Disusun Oleh.

Nama : JOJOR SAHAT MARTUA SINAGA


NIM : 5191111001
Prodi/ Kelas   : Pendidikan Teknik Bangunan/ PTB - A-19
Fakultas    : TEKNIK

UPT MKWU PENDIDIKAN PANCASILA

S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan berkat, rahmat, serta karunia-Nya, sehingga Saya dapat menyelesaikan tugas
Critical Book Report ini.

Tugas ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas Critical Book Report pada mata
kuliahPendidikan Pancasila. Saya menyadari bahwa penyusunan tugas ini masih jauh dari
sempurna . Untuk itu Saya sangatmengharapkankritikdansaran yang sifatnya membangun
guna sempurnanya tugas ini.

Selanjutnya terimakasih Saya sampaikan kepada yang terhormat dosen dalam mata
kuliah Pendidikan Pancasila kami Bapak Drs. Halking M.Si., yang telah membimbing Saya
sehingga tugas Critical Book Reportini dapat terselesaikan.

Medan, 28 OKTOBER 2020

Penulis

Jojor Sahat Martua Sinaga


Daftar Isi

Judul ..................................................................................................................................... i

Kata Pengantar ...................................................................................................................... ii

Daftar Isi ............................................................................................................................... iii

Bab I Pendahuluan

a. Latar Belakang ....................................................................................................... 1


b. Tujuan ...................................................................................................................... 2
c. Manfaat .................................................................................................................... 3
d. Identitas Buku ......................................................................................................... 3

Bab II Ringkasan Isi Buku

a. Buku Utama ............................................................................................................ 4

Bab III Pembahsan

a. Kelebihan ................................................................................................................ 12
b. Kelemahan .............................................................................................................. 13
Bab IV Penutupan
a. Kesimpulan ............................................................................................................. 14
b. Saran ........................................................................................................................ 14
Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 15
BAB I

PENGANTAR

Identitas Buku Utama

 Judul : Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi.


 Penulis : Drs.Syahrial Syarbaini,M.A.
 Penerbit : Ghalia Indonesia
 Tahun Terbit : 2003
 Kota terbit : Jakarta
 Jumlah Halaman : 185 halaman
 Bahasa : Indonesia
 ISBN : 979-450-379-7
 Edisi : Pertama

Identitas Buku Pembanding I

 Judul : Paradigma Baru Pendidikan Pancasila.


 Penulis : Winarno
 Penerbit : Bumi Aksara
 Tahun Terbit : 2016
 Kota terbit : Jakarta
 Jumlah Halaman : 212 halaman
 Bahasa : Indonesia
 ISBN : 978-602-217-914-6
 Edisi : Pertama

Identitas Buku Pembanding II

 Judul : Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi


 Penulis: Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswa
 Penerbit : Kementrian Riset,Teknologi dan Pendidikan Tinggi
 Tahun terbit : 2016
 Kota Terbit : Jakarta
 Jumlah halaman : 242halaman
 Bahasa : Indonesia
 ISBN : 978-602 -6470 -01-0
 Edisi : Pertama
BAB II

RINGKASAN BUKU
BUKU UTAMA : PENDIDIKAN PANCASILA DI PERGURUAN TINGGI Drs.SYAHRIAL
SYARBAINI,M.A

A. LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA.

1.Landasan Pendidikan Pancasila.

Pancasila adaalah dasar falsafah negara Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945. Oleh sebab itu, setiap warga negara harus mempelajari,mendalami menghayati
dan mengamalkannya dalam segala bidang kehidupan. Sehingga Pancasila sebagai satu-
satunya asas dalam kehidupan bernegara,berbangsa dan bermasyarakat.

Pancasila, sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 dalam perjalanan
kemerdekaan bangsa Indonesia telah mengalami presepsi dan interpretasi sesuia dengan
kepentingan rezim yang berkuasa. Pancasila telah digunaka sebagai alat untuk memaksa
rakyat setia kepada pemerintah. Nampak pemerintah Orde baru berupaya untuk
menyeragamkan paham Indonsia yang bersifat pluralistik. Sehingga bagaimana pun,
Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945 adalah dasar negara kesatuan Republik Indonesia
harus dilaksanakan konsisten dalam kehidupan bernegara.

Terdapat 4 Landasan Pancasila yaitu :

1. Landasan Historis yaitu proses terbentuknya Pancasila atau sejarah panjang


terbentuknya Pancasila.
2. Landasan Kultural yaitu Pancasila diambil berdasarkan kepribadian dan jati diri
bangsa Indonesia.
3. Landasan Yuridis yaitu hukum-hukum yang diambil dari Pancasila.
4. Landasan Filsofis yaitu nilai-nilai yang tertuang didalam setiap sila dalam Pancasila.

a. Dasar Substansi Kajian Pendidikan Pancasila.


Sesuai dengan SK Dirijen Dikti, Depdiknas No.38/Dikti/2002 menyatakan bahwa
dasar substansi kanjian pendidikan Pancasila meliputi pokok-pokok bahasan sebagai
berikut :
1. Landasan dan tujuan pendidikan Pancasila
2. Pendidikan pancasila sebagai filsafat
3. Pancasila sebagai etika politik
4. Pancasila sebagai ideologi nasional
5. Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa Indonesia
6. Pancasila sebagai ketatanegaraan RI
7. Pancasila sebagai paradigma kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.

2. PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT

a. Pengertian Pancasila sebagai Filsafat.

Apabila kita berbicara tentang filsafat,ada dua hal yang patut diperhatikan filsafat
sebagai metode dan filsafat sebagai suatu pandangan. Keduanya akan berguna untuk
ideologi Pancasila. Filsafat sebagai metode menujukkan cara berpikir dan cara
mengadakan analisis yang dapat dipertanggungjawabkan untuk dapat menjabarkan
ideologi Pancasila. Sedangkan Pancasila sebgai filsfat mengandung pandangan, nilai
dan pemikiran yang dapat menjadikan substansi dan isi pembentukan ideologi
Pancasila.

Ideologi Pancasila adalah keseluruhan prinsip normatif yang berlaku bagi negara
Republik Indonesia dan bangsa Indonesia secara keseluruhan, namun Filsafat
Pancasila akan mengungkapkan konsep-konsep kebenaran yang bukan saja
ditunjukkan pada bangsa Indonesia, melaikan bagi manusia pada umumnya.

b. Nilai-nilai Pancasila menjadi dasar dan arah keseimbangan antara hak dan
kewajiban asasi manusia.

Pandangan menganai hubungan anatara manusia dan masyarakat merupakan falsafah


kehidupan masyarakat yang memberikan corak dan warna bagi kehidupan
masyarakat. Ada beberapa pokok mengenai hubungnya dalam masyarakat, ada ynag
memberi arti sangat kuat kepada manusia sebagai pribadi. Pandangan ini memberi
bobot yang berlebihan.

Dalam manusia sering terjadi persaingan bebas yang juga terjadi penindasan pada
kaum yang lemah,akhirnya membawa kecenderungan hanya yang kuat saja yang
hidup. Masyrakat yang demikian menimbulkan kepincangan, karena tidak sesuai
dengan nilai-nilai kemanusia yang adil dan beradab seerta keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.

Pancasila tidak memandang arti dan manusia dalam kehidupan bermasyarakatnya.


Pancasila tidak memilih satu dari pandangan tadi dan juga tidak menggabungkann
suatu pandangan. Tetapi Pancasila membuat manusia mencapai kebahagian jika
dikembangkan hubungan antara manusia lain dalam bermasyarakat serta dengan
Tuhan Yang Maha Esa dan apabila memahami nila-nilai dari sila-sila Pancasila yang
terkandung beberapa manusia yang melahirkan keseimbangan antara hak dan
kewajiban antara hubungan tersebut.

Pancasila adalah suatu pandangan hidup atau ideologi yang mengatur manusia
dengan Tuhannya,antar manusia, manusia dengan masyarakat atau bangsanya dan
manusia dengan lingkungannya. Isi pemikiran filsafat Pancasila tentang negara
adalah Pancasila memberikan jawaban mendasar dan menyeluruh atas masalah-
masalah hak asasi filsafat tentang negara yang terpusat.

3. PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK


a. Pengertian Etika Politik

Etika berkaitan dengan norma moral, yaitu norma yang mangukur betul salahanya
tindakan manusia. Dengan demikian, etika politik mempertanyakan dan
mempertanggung jawabkan dan kewajiban manusia sebagai manusia dan bukan
hanya sebagai warga negara terhadap negara hukum yang berlaku dan lain
sebagainya.

Fungsi Etika Politik dalam masyarakat terbatas pada penyedian alat-alat teoritis
untuk mempertanyakan serta menjelaskan legistimasi polotok secara bertaanggung
jawab. Jadi, tidak berdasrkan emosi,prasangka,dan apriori, melaikan secara
rasional,obyektif dan aargumentatif. Tugas Etika politik membamtu agar pembahasan
masalah-masalah ideologis dapat dijalankan secara obyektif.

b. Pengertian nilai, moral dan norma.

Nilai ,moral dn norma salingf berkaitan satu sama lain, dimana ketiga konsep ini
terkait dalam memahami Pancasila segabai etika politik.

- Nilai adalah suatu yang berharga,berguna,indah,memperkaya batin dan


menyadarkanmanusia akan harkat dan martabaatnya. Nilai bersumber akan
budi yang berfungsi mendorong dan mengaraahkan sikap dan perilaku yang
terwujud pada manusia. Disamping itu, teori ilai terura dari Prof .Notonegoro
membagi nilai dalam tiga kategori yaitu :
1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur manusia
2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk
melakukan aktivitas.
3. Nilai kerohanian, yaiti segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
- Moral adalah kelakuan,kesetian,kepatuhan terrhadap nilai dan norma, moral
pun dapat dibedakan seperti moral ketuhanan dan keagamaan, moral
filsafat,moral etika,moral hukum,moral ilmu dan sebagainnya.
- Norma merupakan suatu kesadarandan sikap luhur yang dikehendaki ileh tata
nilai untuk dipatuhi. Oleh karena itu norma dalam perwujudannyadapat
berupa norma agama,norma filsafat, norma keasusilaan, norma hukum dan
norma sosial.

c. Pancasila sebagai Nilai Dasar Fundamental Bangsa dan Negara RI.

Nilai-nilai Pancasila bersifat universal yang memperlihatkan humanisme, jarenanya


Pancasila memiliki sifat universal, tetapi begitu saja tidak bisa diterima dengan
mudah oleh semua bangsa. Perbedaan terletakn pada fakta sejarah bahwa nilai-nilai
secara sadar dirangkai dan disahkan menjadi satu kesatuan yang berfungsi sebagai
basis perilaku politik dan sikap moral bangsa.

Dalam arti bahwa Pancasila adalah milik bangsa Indonesia dan sekaligus menjadi
identitas bangsa berkat legitimasi moral dan budaya bangsa Indonesia sendiri. Makna
dan nilai-nilai Pancasila dapat ditemukan dalam sila-sila yang terkandung didalamnya
yaitu:

Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa

Ketuhanan berasal dari kata Tuhan pencipta seluruh alam.Yang Maha Esa berati
Yang Maha Tunggal, tidak ada sekutu dalam zat-Nya,sifat-Nyadan perbuatan-Nya.
Sila Pertama, menjadi pokok nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia, menjiwai dan
mencari serta membimbing perwujudan kemanusian yang adil dan beradab,
penggalangan persatuan Indonesia yang telah membentuk negara Kesatuan Republik
Indonesia yang telah berdaulat penuh, yang bersifat kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan guna mewujudkan
keadilan sosial bagi sleuruh rakyat Indonesia.

Sila Kedua : Kemanusia yang Adil dan Beradab.

Kemanusian berasal dari kata manusia, yaitu makhluk yange berbudaya dengan
memiliki potensi yang luar biasa yaitu pikir, rasa, karsa dan cipta. Kemanusian yang
adil dan beradab adalah sikap dan perbuatan manusia yang sesuai dengan kodrat
hakikat manusia, tanpa terkecuali. Kemanusian yang adil dan beradab bagi bangsa
Indonesia bersumber dari ajaran Tuhan Yang Maha Esa. Manusia adalah makhluk
pribadi anggota masyarakat sekaligus hamba Tuhan.

Sila Ketiga : Persatuan Indonesia.

Persatuan berasl dari kata satu ,yang artinya utuh tidak terpecah-pecah. Persatuan
mengandung pengertian bersatunya bermacam-macam corak yang beraneka macam
menjadi satu kebulatan. Persatuan Indonesia adalah perwujudan dari pahm
kebangsaan Indonesia yang dijiwai oleh Ketuhan yang Maha Esa, serta Kemanusian
Yang Adil dan Beradab. Karena itu paham kebangsaan Indonesia tidak sempit tetapi
menghargai orang lain.

Sila Keempat : Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan.

Kerakyatan berasal dari kata rakyat, yaitu sekelompok manusia yang mendiami
dalam suatu wilayah di negara tertentu. Rakyat meliputi selruh Indonesia itu tidak
dibedakan oleh Profesinya dan Fungsinya. Kerakyatan adalah rakyat yang hidup
dalam ikatan negaea dan artinya Bangsa Indonesia menganut sistem Demokrasi, baik
secara langsung dan tidak langsung(perwakilan) sangat penting dalam wilayah yang
penduduknya banyak.
Sila Kelima : Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Keadilan sosial mengandung arti tercapainya keseimbangan antara kehidupan


pribadi dan kehidupan bermasyaarakat. Karena kehidupan manusia meliputi jasmani
dan rohani, maka keadilan itu meliputi keadilan menuntut batin dan rohani agar
seimbang. Hakikat keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dinyatakan dalam
alinea kedua Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi,” dan perjuangan kemerdekaan
bangsa Indonesia...negara Indonesia yang bersatu,berdaulat,adil dan makmur.”
Selanjutnya dapat dilihat dari penjabaran dalam pasal-pasal UUD 1945.

4. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL

a. Pancasila sebagai Ideologi Nasional

Ideologi adalah gabungan dari kata idea dan logos, yang berasal dari bahasa
Yunani eidos dan logos. Secara sederhana Ideologi artinya suatu gagasan yang
berdasarkan pemikiran sedalam-dalamnya dan merupakan pemikiran filsafat. Kita
mengenal berbagai istilah Ideologi, seperti Ideologi negara , Ideologi Bangsa dan
Ideologi nasional,mencakup Ideologi yang negara yang berhubungan dengan
pandangan hidup bangsa. Bagi bangsa Indonesia, ideologi nasionalnya tercermin
dan terkandung didalam Pancasila.

Ideologi nasionalbangsa Indonesia tercermin dan terkandung didalam


Pembukaan UUD 1945 adalah ideologi perjuangan, yaitu serat dengan jiwa san
semangat perjuangan bangsa dan mewujudkan negara yang merdeka, bersatu dan
berdaulat,adil dan makmur. Pembukaan UUD 1945 yang mengandung pook-
pokok pikiran yang dijiwai oleh Pancasila, dijabarkan lebih lanjut dalam pasal
Batang-Batang Tubuh UUD 1945. Dengan kata lain, pokok-pokok pikiran yang
terkandung didalam Pembukaan UUD 1945 itu tidak lain adalah Pancasila, yang
kemudian dijabarkan dalam pasal-pasal dari Batang Tubuh UUD 1945.

b. Makna Ideologi bagi Negara.

Pancasila sebagai ideologi nasional mengandung nila-nilai budaya dan bangsa


Indonesia, yaitu cara berpikir dan cara perjuangan. Pancasila perlu dipahami
dengan dengan latar belakang sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Sebab dasar
negara, Pancasila perlu dipahami dengan latar belakang konstitusi proklamasi atau
hukum dasar kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu Pembukaan, Batang
Tubuh, serta penjelasan UUD 1945.

Pancasila bersifat Integralistik, yaitu paham tentang hakikat negara yang


dilandasi dengan konsep kehidupan bernegara. Pancasila yang melandasi
kehidupan bernegara menurut Supomo adalah kerangka negara integralistik, untuk
membedakan paham–paham yang digunakan oleh pemikir kenegara lain.

c. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka.

Ciri khas ideologi terbuka ialah bahwa nila-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan
dari luar, melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral dan budaya
masyarakaatnya sendiri. Oleh sebab itu, Ideologi terbuka adalah Ideologi milik
dari semua rakyat, masyarakat dapat menemukan dirinya sendiri didalamnya.
Ideologi terbuka dapat dibenarkan dan dibutuhkan dalam nilai-nilai dasar menurut
pandangan negara modern bahwa negara modern hidup dari nilai-nilai dan sikap-
sikap dasarnya.

Pancasila berbeda dengan Ideologi lainnya, seperti kapitalisme dan komunisme.


Kedua ideologi ini telah terbit dahulu lahir sebagai pemilik filsofis, yang
kemudian dituangkan dalam rumusan Ideologi dan setelahnya baru diwujudkan
dalam konsep-konsep politik.

5. PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA


INDONESIA

a. Nilai-nilai pancasila pada masa kejayaan nasional

Bangsa Indonesia telah mendirikan kerajaan sriwijaya di Sumatra selatan dan


kemudian pada abad Xllll-XVl didirikan pula kerajaan majapahit di jawa
timur.menurut Mr.Muhammad Yamin, berdiri kebangsaan Indonesia tidak dapat di
pisahkan kan dengan kerajaan-kerajaan lama yang merupakan warisan nenek moyang
bangsa Indonesia. Negara kebangsaan Indonesia terbentuk oleh 3 tahap pertama
zaman sriwijaya, kedua pada jaman majapahit dan ketiga pada zaman Negara
kebangsaan modern

pada hakikatnya nilai nilai budaya bangsa semasa kejayaan sriwijaya telah
menunjukkan nilkai-nilai pancasila yaitu:

1. Nilai sila pertama terhujud dengan adanya umat agama budha dan hindu
hidup berdampingan secara damai.
2. Nilai sila kedua, terjalinnya hubungan antara sriwijaya dengan india (Dinasti
Harsha)
3. Nilai sila ketiga sebagai Negara maritim, sriwijaya telah menerapkan konsep
Negara kepulauan sesuai dengan konsepsi Negara wawasan nusantara,
4. Nilai sila keempat, sriwijaya telah memiliki kedaulatan yang sangat luas
meliputi (Indonesia sekarang) siam,dan semenanjung melayu.
5. Nilai sila kelima, sriwijaya menjadi pusat penelayanan dan perdangangan,
sehingga kehidupan rakyat nya makmur Perjuangan Indonesia sebelum abad
ke –xx .
Pada abad ke-xvll dan xvlll perlawanan terhadap penjajah digerakkan oleh sultan
agung (Mataram 1645). Sultan ageng tirta yasa dan ki tapa di banten (1650)
Hasanuddin di makasar (1660) Iskandar muda di aceh (1635 dll

Pada hakikatnya perlawanan terhadap belanda itu terjadi hampir di setiap daerah di
Indonesia, tetapi perlawanan secara fisik terjadi di setiap daerah di Indonesia tidak
adanya koordinasi dalam melawan sehingga tidak berhasil nya bangsa Indonesia
melawan colonialis, sebaliknya malah mangkin memperkuat kedudukan penjajahan,

6. PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN RI

a . pengertian hukum dasaar

Pengertian hukum dasar yang meliputi dua macam yaitu hukum dasar tertulis
(undang undang dasar) dan hukum dasar yang tidak tertulis (konvensi) oleh karena
sifat nya tertulis maka undang undang dasar itu rumusan nya tertulis dan tidak mudah
berubah.

Dalam pembahasan siding BPUPKI, Prof.Mr.Dr.Soepomo juga telah


mengusulkan tentang pengertian hukum dasar. Hukum berasal dari terjemahan
bahasa belanda , yaitu recht artinya hukum itu bisa tertulis bisa tidak tertulis jadi
dapat di salin dengan perkataan hukum.

b. Pengertian UUD 1945

Undang undang dasar adalah kumpulan aturan atau ketentuan dalam suatu
koodifikasi mengenai hal hal yang mendasar atau pokok ketatanegaraan suatu Negara
sehingga kepadanya di berikikan sifat kekal dan luhur, sedangkan untuk
mengubahnya di perlukan cara yang istimewa serta lebih berat kalau di bandingkan
dengan pembuatan atau perubahan peraturan perundang undang sehari hari.

UUD 1945 adalah hukum dasar yang tertulis yang mempunyai arti bahwa UUD 1945
mengikat pemerintah setiap lembaga Negara lembaga masyarakat, dan seluruh warga
Negara Indonesia dimana pun mereka berada dan pendudukan yang berdomisili di
wilayah Negara republic Indonesia sebagai hukum uud 1945 berisi norma aturan dan
ketentuan yang dilaksanakan dan di taati.

c. kedudukan UUD 1945

Kepada undang undang dasar harus diberikan tempat yang tinggi di antara peraturan
perundang undangan yang lain dengan konsekuensi bahwa tidak di perbolehkan ada
suatu tindakan ataupun keputusan penguasa bertentangan dengan jiwa serta di isi
aturan dan ketentuan undang undang dasar.

d. Sifat UUD 1945

Berdasarkan sifatnya Negara hukum tertinggi yang berisi aturan pokok atau dasar
undang undang dasar seharusnya diberikan sifat untuk tidak diganti ganti dengan
undang undang dasar lain akibat pengantian nya mengakibatkan dampak yang
fundamental sehingga hakikatnya akan merupakan pengantian Negara.

7. PANCASILA DALAM PARADIGMA KEHIDUPAN BERMASYARAKAT,


BERBANGSA DAN BERNEGARA.

1. Pengertian paradigma
Pengertian paradigm adalah suatu asumsi asumsi dan asumsi asumsi teoretis
yang umum sehingga merupakan sumber hukum, metode serta penerapan dalam ilmu
pengetahuan yang menentukan sifat, cirri, serta karakter ilmu pengetahuan itu sendiri.
(kaelan 2000)

Pancasila sebagai konfigurasi budaya bangsa merupakan nilai nilai budaya inti
(core values) yang harus di jabarkan dan di kembangkan dalam sejumlah nilai dan
pranata sosial sejalan dengan perkembangan masyarakat, kemajuan teknologi dan
perubahan lingkungan. Kelima nilai nilai inti secara terpadu menjadikan rujukan
dalam perkembangan pranata sosial dan pola tingkah laku segenap warga Negara
baik secara perseorangan maupun kolektif.

Perkembangan ideologi

Dalam pengembangan pancasila sebagai ideology harus memandang sebagai


ideology yang dinamis yang dapat menangkap tanda tanda perkembangan dan
perubahan zaman, untuk itu kita harus memperhatikan peranan dan kedudukan
pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pancasila sebagai ideology terbuka

Nilai nilai dasar dalam ideology pancasila di rumuskan dalam UUD 1945
untuk memperjelas tatanan hidup beragama ,hukum,politik,ekonomi,sosial budaya dll,
nilai dasar ini tidak berubah dengan gampang, sedangkan nilai dasar kepada nilai
operasional dapat berkembang secara kesepakatan bersama di MPR yangdi sebut
dengan amandemen dan GBHN.

Negara adalah keadaan kehidupan berkelompoknya bangsa Indonesia yang,:

1. Atas berkat rahmat allah yang maha kuasa dan


2. Didorong keinginan luhur bangsa, untuk
3. Kehidupan yang bebas dalam arti,
4. Merdeka, berdaulat, bersatu, adil dan makmur
5. Berdasarkan pancasila.
A. RINGKASAN BUKU PEMBANDING I : PARADIGMA BARU PENDIDIKAN
PANCASILA KARYA WINARNO

1. PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT

a. Pemikiran Filsofis Pancasila menurut Para Ahli.

Para ahli yang memberikan sumbangan filsofis Pancasila. Misalnya, Dari


Driyarka dalam tulisan buku yang berjudul Pancasila dan Religi (1959),
Notonagoro dalam Pidato Dies Natalis Universitas Pancasila tanggal 8
November 1967, Soedirman Kartohadiprodjo dalam beberapa buku Beberapa
Pikiran Sekitar Pantja-Sila (1970), dan Abdul Kadir Besar dalam tulisannya
Pancasila dan Alam Pikiran Integralistik (1994).

Disinilah terungkap ajaran Filsafat Pancasila, bahwa perangkat hidup


original adalah kewajiban yakni kewajiban memberi kepada lingkungan.
Melalui interaksi saling memberi, terungkaplah pengertian hak, yakni hak
seseorang adalah hasil terlaksananya kewajiban orang lain yang bertautan.

b. Nilai-nilai Pancasila sebagai Satu Kesatuan.


Pancasila yang teridir atas lima sila sebagai kesatuan dapat dirumuskan pila
dalam hubungannya yang saling mengisi atau mengualifikasi dalam hubungan
hierarkis piramidal. Hubungan kesatuan dan keseluruhan dari sila-sila
Pancasila dipersatukan dalam rumusan sila yang saling mengualifikasi.
a. Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esamendasari dan menjiwai sila-sila
kemanusian yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan yang
berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
b. Sila Kedua, Kemanusia yang Adil dan Beradabdidasari dan dijiwai oleh
sila Ketuhanan dan berkesatuan Indonesia dan yang berkerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan,
yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
c. Sila Ketiga, Persatuan Indonesiamendasari dan menjiwai sila-sila
kemanusian yang adil dan beradab, dan yang berkerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, yang
berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
d. Sila Keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam pemusyawaratan/perwakilan adalah kerakyatan berketuhanan dan
berkesatuan Indonesia yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
e. Sila Kelima, Keadilan bagi Seluruh Rakyat Indonesiaadalah keadilam
berketuhanan, berkemanusiaan dan berkesatuan Indonesia yang
berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

C. RINGKASAN BUKU PEMBANDING II PENDIDIKAN PANCASILA UNTUK


PERGURUAN TINGGI KARYA DIREKTORAT JENDRAL PEMBELAJARAN DAN
KEMAHASISWAAN.

Konsep Pancasila sebagai Sistem Filsafat


1) “Sebagai seorang pedagang, filsafat saya adalah meraih keuntungansebanyak-banyaknya”.
2) “Saya sebagai seorang prajurit TNI, filsafat saya adalah mempertahankantanah air
Indonesia ini dari serangan musuh sampai titik darah terakhir”.
3) “Pancasila merupakan dasar filsafat negara yang mewarnai seluruhperaturan hukum yang
berlaku”.
4) “Sebagai seorang wakil rakyat, maka filsafat saya adalah bekerja untukmembela
kepentingan rakyat”.Berdasarkan keempat pernyataan di atas, maka Anda tentu
dapatmembedakan bunyi pernyataan (1), (2), (4), dan pernyataan (3). Untuk dapatmemahami
perbedaan keempat pernyataan tersebut, maka perlu menyimakbeberapa pengertian filsafat
berdasarkan watak dan fungsinya sebagaimanayang dikemukakan Titus, Smith & Nolan
sebagai berikut:

a). Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang
biasanya diterima secara tidak kritis. (arti informal)
b). Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaandan sikap yang
sangat dijunjung tinggi. (arti formal)
c). Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan. (artikomprehensif).
d). Filsafat adalah analisa logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti katadan konsep. (arti
analisis linguistik).
e). Filsafat adalah sekumpulan problematik yang langsung mendapatperhatian manusia dan
dicarikan jawabannya oleh ahli-ahli filsafat. (artiaktual-fundamental).

Berdasarkan uraian tersebut, maka pengertian filsafat dalam arti informalitulah yang
paling sering dikatakan masyarakat awam, sebagaimanapernyataan pedagang dalam butir (1),
pernyataan prajurit butir (2), danpernyataan wakil rakyat butir (4). Ketiga butir pernyataan
tersebut termasukdalam kategori pengertian filsafat dalam arti informal, yakni kepercayaan
ataukeyakinan yang diterima secara tidak kritis.

Pancasila sebagai sistem filsafat, menurut Notonagoro merupakan satukesatuan utuh


yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Artinya, sila-sila Pancasilamerupakan suatu kesatuan utuh
yang yang saling terkait dan salingberhubungan secara koheren. Notonagoro menggambarkan
kesatuan danhubungan sila-sila Pancasila itu dalam bentuk kesatuan dan hubunganhierarkis
piramidal dan kesatuan hubungan yang saling mengisi atau salingmengkualifikasi.
Kesatuan dan hubungan sila-sila Pancasila yang hierarkis pyramidal digambarkan
Notonagoro (1980: 110) dengan bentuk piramida yangbertingkat lima, sila Ketuhanan Yang
Maha Esa berada di puncak piramida dansila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
sebagai alas piramida.
Rumusan hierarkis piramidal itu dapat digambar sebagai berikut:

a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa menjiwai dan meliputi sila Kemanusiaanyang Adil dan
Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin160oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan, danKeadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

b. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dijiwai dan diliputi oleh sila Ketuhanan Yang
Maha Esa, menjiwai dan meliputi sila PersatuanIndonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalamPermusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh
RakyatIndonesia.

c. Sila Persatuan Indonesia dijiwai dan diliputi oleh sila Ketuhanan Yang MahaEsa,
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, menjiwai dan meliputi silaKerakyatan yang Dipimpin
oleh Hikmat Kebijaksanaan dalamPermusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi
Seluruh RakyatIndonesia.

d.Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan


dalamPermusyawaratan/Perwakilan dijiwai dan diliputi oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia,menjiwai dan meliputi, dan
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

e. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dijiwai dan diliputi olehsila Ketuhanan
Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang
Dipimpin oleh HikmatKebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan (Kaelan, 2003: 60-
61).Kesatuan dan hubungan sila-sila Pancasila yang saling

mengkualifikasi ataumengisi dapat digambar sebagai berikut:


a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa adalah KETUHANAN yang ber-Kemanusiaan yang Adil
dan Beradab, ber-Persatuan Indonesia, ber-Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalamPermusyawaratan/Perwakilan, dan ber-Keadilan Sosial bagi
SeluruhRakyat Indonesia.
b. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab adalah KEMANUSIAAN yang ber-Ketuhanan
Yang Maha Esa, ber-Persatuan Indonesia, ber-Kerakyatan yangDipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan ber-Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat Indonesia.
c. Sila Persatuan Indonesia adalah PERSATUAN yang ber-Ketuhanan YangMaha Esa, ber-
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, ber-Kerakyatan yangDipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan ber-Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat Indonesia.161
d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalamPermusyawaratan/Perwakilan adalah KERAKYATAN yang ber-KetuhananYang Maha
Esa, ber-Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, PersatuanIndonesia, dan ber-Keadilan Sosial
bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
e. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia adalah KEADILAN yangber-
Ketuhanan Yang Maha Esa, ber-Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,ber-Persatuan
Indonesia, dan ber-Kerakyatan yang Dipimpin oleh HikmatKebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan (Kaelan, 2003: 61).
BAB III

KEUNGGULAN

Pada buku utama karyaDrs.Syahrial Syarbaini,M.A. buku yang berjudul


pancasila di perguruan tinggi ini membahas tuntas mengenai pancasila yang wajib di
ketahui mahasiswa dan mahasiswi, bahasa dalam buku mudah di pahami dan terkesan
menganyomi serta menyadarkan kita para mahasiswa/I untuk mendalami makna
panjasila itu sendiri.

Keunggulan yang di bahas kuat oleh buku ini mengenai pancasila sebagai
filsafat, Filsafat sebagai metode menujukkan cara berpikir dan cara mengadakan
analisis yang dapat dipertanggungjawabkan untuk dapat menjabarkan ideologi
Pancasila. Sedangkan Pancasila sebgai filsfat mengandung pandangan, nilai dan
pemikiran yang dapat menjadikan substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila.

Ideologi Pancasila adalah keseluruhan prinsip normatif yang berlaku bagi


negara Republik Indonesia dan bangsa Indonesia secara keseluruhan, namun Filsafat
Pancasila akan mengungkapkan konsep-konsep kebenaran yang bukan saja
ditunjukkan pada bangsa Indonesia, melaikan bagi manusia pada umumnya.
BAB IV

KELEMAHAN BUKU

Pada buku utama karyaDrs.Syahrial Syarbaini,M.A. buku yang berjudul


pancasila di perguruan tinggi memiliki kelemahan dalam pasal yang di keluarkan
tidak terjabar begitu luas dan lebar hanya sebagai pelengkap tidak sebagai benguat
yang di dasarkan lebih dari satu dua atau tiga,

Kelemahan dalam buku ini yang membahas pancasila sebagai filsafat kurang
tepat pasal mengenai filsafat tidak begitu terlihat jelas dan bahasanya sedikit rumut di
mengerti untuk di pahami membutuhkan waktu,
BAB V
ANALISIS

Dalam menganalisis buku ini penulis tertarik untuk mengangkat hal mengenai filsafat
karna kurang nya bahan mengenai filsafat di buku utama juga yang membahas pancasila
sebagai filsafat kurang nya pembahasan mengenai Rumusan hierarkis piramidal terdapat pada
buku pembanding 2:

a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa menjiwai dan meliputi sila Kemanusiaanyang Adil dan
Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin160oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan, danKeadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

b. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dijiwai dan diliputi oleh sila Ketuhanan Yang
Maha Esa, menjiwai dan meliputi sila PersatuanIndonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalamPermusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh
RakyatIndonesia.

c. Sila Persatuan Indonesia dijiwai dan diliputi oleh sila Ketuhanan Yang MahaEsa,
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, menjiwai dan meliputi silaKerakyatan yang Dipimpin
oleh Hikmat Kebijaksanaan dalamPermusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi
Seluruh RakyatIndonesia.

d.Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan


dalamPermusyawaratan/Perwakilan dijiwai dan diliputi oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia,menjiwai dan meliputi, dan
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

e. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dijiwai dan diliputi olehsila Ketuhanan
Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang
Dipimpin oleh HikmatKebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan (Kaelan, 2003: 60-
61).Kesatuan dan hubungan sila-sila Pancasila yang saling
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Landasan pendidikan pancasila terdiri dari landasan historis bahwa nilai yang
terkandung dalam setiap sila pancasila sebelum dirumuskan dan di sahkan secara objektif
historis telah dimiliki oleh bangsa Indonesia, pancasila tersebut tidak lain adalah bangsa
Indonesia itu sendiri atau bangsa Indonesia sebagai kausa materialis pancasila.

Landasan filosofis pancasila sebagai dasar Negara dan pandangan filosofis bangsa
Indonesia, oleh karena sudah menjadi keharusan moral untuk secara konsisten merealisasikan
dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

SARAN
Diharapkan setelah membaca critical book report ini pembaca lebih mengerti
tentang pancasila dan menerapkan nya di kehidupan sehari hari tidak hanya sekedar
mengetahui karna perlu rasanya kita mengembangkan nilai pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara

Anda mungkin juga menyukai