PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Kebidanan atau Obstetri ialah bagian Ilmu Kedokteran yang khusus
mempelajari segala soal yang bersangkutan dengan lahirnya bayi. Dengan
demikian, yang menjadi objek ilmu ini ialah kehamilan, persalinan, nifas, dan
bayi yang baru dilahirkan. Pelayanan kebidanan dalam arti yang terbatas terdiri
atas : pengawasan serta penanganan wanita dalam masa hamil dan pada waktu
persalinan, perawatan dan pemeriksaan wanita sesudah persalinan, perawatan bayi
yang baru lahir dan pemeliharaan ASI (Prawirohardjo, 2010).
B. Rumusan Masalah
B. Tujuan
IGD adalah salah satu unit pelayanan di Rumah Sakit yang menyediakan
penanganan awal (bagi pasien yang datang langsung ke rumah sakit)/lanjutan
(bagi pasien rujukan dari fasilitas pelayanan kesehatan lain), menderita sakit
ataupun cedera yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya (Permenkes RI
No. 47 tahun 2018).
2. Obstetri
Obstetri ialah bagian Ilmu Kedokteran yang khusus mempelajari segala
soal yang bersangkutan dengan lahirnya bayi. Dengan demikian, yang menjadi
objek ilmu ini ialah kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi yang baru dilahirkan.
Perawatan dalam arti yang terbatas terdiri atas : pengawasan serta penanganan
wanita dalam masa hamil dan pada waktu persalinan, perawatan dan pemeriksaan
wanita sesudah persalinan, perawatan bayi yang baru lahir dan pemeliharaan ASI
(Prawirohardjo, 2010).
C. Abortus
1. Definisi
Abortus (keguguran) merupakan pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup diluar kandungan yang menurut para ahli ada
usia sebelum 16 minggu dan 28 minggu dan memiliki BB 400-100 gram,
tetapi jika terdapat fetus hidup dibawah 400 gram itu diangggap keajaiban
karna semakin tinggi BB anak waktu lahir Makin besar kemungkinan
untuk dapat hidup terus (Amru Sofian, 2015).
Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup
di dunia, tanpa mempersoalkan penyebabnya, dimana kandungan seorang
perempuan hamil dengan spontan gugur. Jadi perlu dibedakan antara “
abortus yang disengaja dan abortus spontan (Manuaba, 2011).
Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Sebagai batasan ialah
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram,
(Prawirohardjo, 2010).
Abortus adalah terminasi kehamilan yang tidak diinginkan melalui
metode obatobatan atau bedah, (Morgan, 2011).
Dari definisi diatas kelompok menyimpulkan, abortus adalah
berakhirnya kehamilan sebelum janin siap untuk dilahirkan, dengan usia
kandungan kurang dari 20 minggu (Kelompok 7, 2021).
2. Etiologi
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi. Biasanya menyebabkan abortus
pada kehamilan sebelum usia 8 minggu. Kelainan hasil konsepsi yang
berat dapat menyebabkan kematian mudigah pada kehamilan muda. Faktor
yang menyebabkan kelainan ini adalah :
(1) Infeksi
a. Virus, misalnya cacar, rubella, hepatitis.
f. Trauma fisik.
(3) Retroversikronis.
3. Klasifikasi
Klafikasi abortus menurrut (Cunningham, 2013) dibagi menjadi dua yaitu :
1. Abortus Spontan
Yaitu abortus yang terjadi tanpa tindakan mekanis atau medis untuk
mengosongkan uterus, maka abortus tersebut dinamai abortus spontan. Kata lain
yang luas digunakan adalah keguguran (miscarriage). Keguguran adalah setiap
kehamilan yang berakhir secara spontan sebelum janin dapat bertahan. Sebuah
keguguran secara medis disebut sebagai aborsi spontan. WHO mendefenisikan
tidak dapat bertahan hidup sebagai embrio atau janin seberat 500 gram atau
kurang, yang biasanya sesuai dengan usia janin (usia kehamilan) dari 20 hingga
22 minggu atau kurang. Aspek klinis abortus spontan dibagi menjadi lima
subkelompok, yaitu:
4. Pencegahan
Antenatal care (ANC), disebut juga prenatal care, merupakan intervensi
lengkap pada wanita hamil yang bertujuan untuk mencegah atau mengidentifi kasi
dan mengobati kondisi yang mengancam kesehatan fetus/bayi baru lahir dan/atau
ibu, dan membantu wanita dalam menghadapi kehamilan dan kelahiran sebagai
pengalaman yang menyenangkan. Penelitian observasional menunjukkan bahwa
ANC mencegah masalah kesehatan pada ibu dan bayi.Pada suatu penelitian
menunjukkan, kurangnya kunjungan rutin ibu hamil dengan risiko rendah tidak
meningkatkan risiko komplikasi kehamilan namun hanya menurunkan kepuasan
pasien. Perdarahan pada kehamilan disebabkan oleh banyak faktor yang dapat
didentifi kasi dari riwayat kehamilan terdahulu melalui konseling dan anamnesis.
Pada penelitian Herbst, dkk (2003), ibu hamil yang tidak melakukan ANC
memiliki risiko dua kali lipat untuk mengalami risiko kelahiran prematur.
5. Pathway
6. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala secara umum pada abortus imminen adalah :
4. Rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis, sering nyeri pingang akibat
kontraksi uterus.
5. Pemeriksaan ginekologi :
b. Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri terbuka atau sudah
tertutup, ada atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan
atau jaringan berbau busuk dari ostium
c. Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak
jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia
kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan
adneksa, cavum douglas tidak menonjol dan tidak nyeri d. Hasil
pemeriksaan kehamilan masih positif
7. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin timbul (Budiyanto dkk, 2017) adalah:
1. Perdarahan akibat luka pada jalan lahir, atonia uteri, sisa jaringan tertinggal,
diatesa hemoragik dan lain-lain. Perdarahan dapat timbul segera pasca
tindakan, dapat pula timbul lama setelah tindakan.
2. Syok akibat refleks vasovagal atau nerogenik. Komplikasi ini dapat
mengakibatkan kematian yang mendadak. Diagnosis ini ditegakkan bila
setelah seluruh pemeriksaan dilakukan tanpa membawa hasil. Harus diingat
kemungkinan adanya emboli cairan amnion, sehingga pemeriksaan histologik
harus dilakukan dengan teliti.
3. Emboli udara dapat terjadi pada teknik penyemprotan cairan ke dalam uterus.
Hal ini terjadi karena pada waktu penyemprotan, selain cairan juga gelembung
udara masuk ke dalam uterus, sedangkan pada saat yang sama sistem vena di
endometrium dalam keadaan terbuka. Udara dalam jumlah kecil biasanya
tidak menyebabkan kematian, sedangkan dalam jumlah 70-100 ml dilaporkan
sudah dapat memastikan dengan segera.
4. Inhibisi vagus, hampir selalu terjadi pada tindakan abortus yang dilakukan
tanpa anestesi pada ibu dalam keadaan stress, gelisah, dan panik. Hal ini dapat
terjadi akibat alat yang digunakan atau suntikan secara mendadak dengan
cairan yang terlalu panas atau terlalu dingin.
6. Infeksi dan sepsis. Komplikasi ini tidak segera timbul pasca tindakan tetapi
memerlukan waktu.
8. Pemeriksaan Penunjang
1) Ultrasonografi (USG) Transvaginal dan Observasi Denyut Jantung
Janin untuk menentukkan apakah janin masih hidup.
2) Tes kehamilan : positif bila janin masih hidup, bahkan 2 – 3
minggu setelah abortus.
3) Pemeriksaan kadar progesteron Kadar hormon progesteron relatif
stabil pada trimester pertama, sehingga pemeriksaan tunggal dapat
digunakan untuk menentukan apakah kehamilan viabel; kadar
kurang dari 5 ng/mL menunjukkan prognosis kegagalan kehamilan
dengan sensitivitas 60%, sedangkan nilai 20 ng/mL menunjukkan
kehamilan yang viabel dengan sensitivitas 100%.
9. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan abortus imminens menurut varney 2001 adalah :
4. Jika pemeriksaan fisik dan ultrasonografi negatif, tenangkan ibu, kaji ulang
gejala bahaya dan pertahankan nilai normal.
5. Konsultasikan ke dokter jika terjadi perdarahan hebat, kram meningkat, atau
hasil pemeriksaan fisik dan ultrasonogrfi menunjukkan hasil abnormal Terapi
yang diberikan menurut Masjoer (2001) adalah sedativa ringan seperti
phenobarbital 3 x 30 mg dan menurut Manuaba (2007) diberikan terapi
hormonal yaitu progesteron, misalnya premaston hingga perdarahan berhenti.
BAB III
Asuhan Keperawatan
Kasus:
A. Primary Survey
a. Airway : Terdapat sumbatan jalan napas berupa darah dan lendir.
b. Breathing :
Look : Adanya pengembangan dinding dada. Frekuensi 32x/ menit
Listen : Terdengar suara nafas stidor.
Feel : Terasa hembusan nafas, terlihat otot bentu pernafasan.
c. Circulation : Akral dingin, kulit pucat terdapat pendarahan di telingga,
hidung, mulut, CRT > 3 detik.
Data Pasien :
1) Nama : Ny Y
2) Umur : 25 tahun
3) Pendidikan : SMA
4) Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
5) Alamat : Perumahan Griya Permai
1) Nama : Tn. W
2) Umur : 29 tahun
3) Pekerjaan : PNS
4) Pendidikan : S1
5) Alamat : Perumahan Griya Permai
6) Status hubungan dengan pasien : Suami
2. Alasan datang/dirawat
3. Keluhan utama
4. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus : 30 hari
Lama : 5 hari
Teratur : teratur
5. Riwayat perkawinan
Menikah ke : 1 (satu)
Lama : 3 Tahun
2. Trimester II
Frekuensi : -
Keluhan : -
Komplikasi : -
Terapi : -
3. Trimester III
Frekuensi : -
Keluhan : -
Komplikasi : -
Terapi : -
c. Imunisasi TT : 1 kali
9. Riwayat kesehatan :
ibu mengatakan dari pihak keluarga ibu maupun keluarga suami ibu tidak
sedang menderita penyakit menular, menurun, menahun.
Ibu mengatakan dari pihak keluarga suami dan ibu tidak punya riwayat
keturunan kembar.
e. Riwayat alergi obat : Ibu mengatakan tidak ada riwayat alergi obat.
10. Pola pemenuhan kebutuhan
13. Data psikososial, spiritual, dan ekonomi ( pererimaan ibu/ suami/ keluarga
terhadap kelahiran, dukungan keluarga, hubungan dengan suami/ keluarga/
tetangga, perawatan bayi, kegiatan ibadah, kegiatan social, keadaan ekonomi
keluarga )
C. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
Nadi : 83x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Suhu : 36,50 c
BB : 52kg
TB : 155 cm
2. Pemeriksaan fisik
Inspeksi :
Palpasi :
Auskultasi :
DJJ : - x/mnt
3. Pemeriksaan penunjang
4. Data Penunjang
Perdarahan
Resiko syok
(hipovolemik)
2. DS : Kejadian kecelakaan Kekurangan
- Penolong lalu lintas volume cairan
mengataka
n korban Benturan
banyak
mengeluark Abortus spontan
an darah.
DO : Ansietas
- TD 90/70 mmHg
- Nadi 110x/menit Nyeri abdomen
- Suhu 36,1 derajat
celcius Gangguan rasa
- RR 29 x/menit. nyaman
Perdarahan
Kekurangan volume
cairan
Gangguan rasa
3. DS : Kejadian kecelakaan nyaman
- Pasien lalu lintas
mengatakan nyeri
pada perut bagian Benturan
bawah dan pada
pinggang. Perdarahan
DO :
- Pasien tampak Abortus spontan
tidak sadarkan diri
setelah kecelakaan Ansietas
- TD 90/70 mmHg
- Nadi 110x/menit Nyeri abdomen
- Suhu 36,1 derajat
selsius. Gangguan rasa
- RR 29 x/menit. nyaman
E. Diagosa Keperawatan
1. Resiko syok (hipovolemik) berhubungan dengan perdarahan.
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan.
3. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan ansietas dan nyeri
abdomen.
F. Rencana Keperawatan
G. Implementasi
H. Evaluasi
PENUTUP
Kesimpula
Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup diluar kandungan. Sebagian Batasan ialah kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
1. Abortus spontan: yaitu abortes yang terjadi tanpa tindakan medis untyuk
mengosongkan uterus, maka abortus tersebut dinamai abortus spontan.
Kata lain yang digunakan adalah keguguran (miscarriage).
2. Abortus propokatus (abortus yang sengaja dibuat) : yaitu menghentikan
kehamilan sebelum janin dapat hidup diluar tubuh ibu. Pada umumnya
dianggap bayi belum dapat hidup diluar kandungan apabila kehamilan
belum mencapai 100 gram, walaupun terdapat kasus bayi dibawah 100
gram bisa gidup diluar tubuh.