PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Persyarikatan Muhammadiyah yang melintasi perjalanan usia satu abad
senantiasa bersinggungan dan memiliki kaitan dengan berbagai permasalahan
yang sedang dihadapi olehumat manusia saat ini, baik dalam lingkup nasional
maupun global, termasuk di dalamnya dinamika kehidupan umat Islam. Posisi
Muhammadiyah dalam dinamika dan permasalahan kehidupan nasional, global,
dan dunia Islam sebagaimana digambarkan di atas dibingkai dan ditandai dengan
lima peran yang secara umum menggambarkan misi Persyarikatan. Kelima peran
tersebut adalah sebagai berikut:
1
Kelima, sebagai warga dunia, Muhammadiyah senantiasa bertanggung
jawab atas terciptanya tatanan dunia yang adil, sejahtera, dan peradaban tinggi
sesuai dengan misi membawa peran islam sebagai rahmatan lil-alamin.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Tajrid dan Tajdid ?
2. Bagaimana model Tajrid dan Tajdid Muhammadiyah ?
3. Bagaimana model gerakan keagamaan Muhammadiyah ?
4. Bagaimana makna gerakan keagamaan Muhammadiyah ?
5. Bagaimana gerakan Tajdid 100 tahun kedua ?
C. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Al-islam kemuhammadiyahan, selain itu dengan disusunnya
makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya bagi
penyusun dan umumya bagi pembaca.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tajrid dan Tajdid
1. Pengertian Tajrid
2. Pengertian Tajdid
Istilah tajdid berasal dari bahasa Arab yaitu jaddada, yang berarti
memperbaharui atau menjadikan baru. Kata ini pula bentukan dari kata jadda,
yajiddu, jiddan/jiddatan, artinya sesuatu yang ternama, yang besar, nasib baik dan
baru. Bisa juga berarti membangkitkan, menjadikan, (muda, tangkas, kuat). Dapat
pula berarti memperbaharui, memperpanjang izin, dispensasi, kontrak.
3
B. Model Tajrid dan Tajdid Muhammadiyah
1. Model-model Tajrid Muhammadiyah
2. Model-model Tajdid Muhammadiyah
Pertama, kongkrit dan produktif, yaitu melalui amal usaha yang didirikan,
hasilnya kongkrit dapat dirasakan dan dimanfaatkan oleh umat islam, bangsa
Indonesia dan umat manusia di seluruh dunia. Suburnya amal saleh di lingkungan
aktivis muhammadiyah ditujukan kepada komunitas Muhammadiyah, bangsa dan
kepada seluruh umat manusia didunia dalam rangka rahmatan lil alamin
4
Kedua, tajdid Muhammadiyah bersifat terbuka. Maksud dari keterbukaan
tersebut, Muhammadiyah mampu mengantisipasi perubahan dan kemajuan di
sekitar kita. Dari sekianamal usahanya, rumah sakitnya misalnya, dapat dimasuki
dan dimanfaatkan oleh siapapun. Sekolah sampai kampusnya boleh dimasuki dan
dimanfaatkan oleh siapa saja. Kalau Muhammadiyah mendirikan lembaga
ekonomi dan usaha atau jasa, maka yang menjadi nasabah, partner dan
komsumennya pun bisa siapa saja yang membutuhkan.
a. Bidang keagamaan
5
penentuan arah kiblat dalam sholat, yang sebelumnya mengarah tepat ke arah
barat.
b. Bidang pendidikan
6
yang lalai dari sholatnya, orang-orang berbuat riya dan enggan (menolong
dengan) barang berguna.”
7
memperjuangkan tegaknya kebaikan menentang segala macam keburukan.
Orientasi dari gerakan ini adalah membangun basis kehidupan dakwah bil
halal di bidang pendidikan,sosial, ekonomi dan kesehatan.
8
D. Makna Gerakan Keagamaan Kemuhammadiyahan
Oleh karena itu, aktor-aktor gerakan dakwah wajib masuk dalam lingkaran
organisasi agar dapat terorganisir dan memiliki power yang kuat. Sehingga,
kelelahan dan keteteran dalam menyebarkan nilai-nilai ke-Islam-an dapat teratasi
sejak dini dan secara organisatoris. Dalam hal ini, para pendahulu
Muhammadiyah memaknainya dengan kaidah fiqhiyah “ma layatim al-wajib Illa
bihi da huma wajib.” Artinya: organisasi menjadi wajib adanya, karena
keniscayaan dakwah memerlukan perangkat-perangkat organisasi.
9
Di sisi lain, Muhammadiyah bertujuan untuk mencetak ummat terbaik atau
ummat yangunggul. Sebagaimana pokok pikiran keenam Anggaran Dasar
Muhammadiyah. Disebutkan bahwa, “organisasi adalah satu-satunya alat atau
cara perjuangan yang sebaik-baiknya.”
Ciri-cirinya adalah:
10
tentu akan mengalamikesulitan bernapas dan kekurangan oksigen untuk
menghirup dan merespon isu-isu sosial-keagamaan global dan isu-isu peradaban
Islam kontemporer.
Selain tidak akan terjebak pada ekstrimitas yang radikal baik ke arah
“radikal kiri” maupun “radikal kanan” dalam pemikiran Islam, transformasi tajdid
yang bercorak purifikasi dan dinamisasi sekaligus memberikan jalan keluar atau
solusi untuk melakukan rancang bangun tajdid jilid kedua bagi Muhammadiyah
saat ini dan ke depan dalam usianya yang memasuki satu abad era baru abad
sebelumnya.
11
pemurnian sekaligus tidak pembaruan. Di sinilah pentingnya transformasi
paradigmatik dalam orientasi tanjdid purifikasi plus dinamisasi atau dinamisasi
plus purifikasi dalam gerakan Muhammadiyah
12
Perumusan dan elaborasi Risalah Islam yang komprehensif sekaligus dapat
menjadi jawaban atas keperluan Muhammadiyah untuk memberi substansi atas
slogan al-ruju’ ila al-quran wa al-sunnah sebagaimana selama satu abad
perjalanannya telah menjadi ikon sekaligus tema gerakan yang nyaring. Warga
Muhammadiyah memerlukan pengetahuan yang luas dan mendalam mengenai isi
dan metodologi tentang apa, kenapa, dan bagaimana caranya harus kembali
kepada Al-Quran dan As-Sunnah (yang maqbulah).
Umat Islam lain dan pihak luar juga dapat memiliki rujukan yang jelas apa
dan bagaimana sebenarnya pandangan Muhammadiyah tentang Islam yang
bersifat komprehensif. Kedua, mengembangkan konsep secara tuntas dan luas
tentang Manhaj Tarjih mengenai 3 pendekatan dalam memahami islam yakni
bayani, burhani, dan irfani. Pengembangan yang bersifat elaborasi terhadap
manhaj tarjih tersebut sangat diperlukan untuk memperluas cakrawala
metodologis dalam pengembangan pemikiran islam di lingkungan
Muhammadiyah.
13
Rumusan tajdid baru inilah yang kemudian di abad kedua menjadi fokus
perjuangan Muhammadiyah dalam tataran nasional dan masyarakat global. Oleh
sebab itu, mungkin yang perlu dipertimbangakan dalam menyusun agenda tajdid
abad ke-2 ini yaitu; Pertama, penegasan kebangsaan bahwa Indonesia sebagai
darul ahdi wa syahadah pada Muktamar ke-47 di Makasar lalu harus
disistematisasikan. Hal ini menimbang bahwa, konsep demokrasi di Indonesia
tidak sepenuhnya berjalan baik. bahwa sesungguhnya kehidupan di dunia ini, kita
tidak benar- benar bebas dari cengkraman dan target ‘kaum fir’aun’ dan ‘abu
lahab’. Sependapat dengan buya Syafii maarif, bahwa Muhammadiyah harus
menjadi penentu dalam perjalanan demokrasi di Indonesia. Langkah untuk
menjadi penentu perjalanan bangsa harusmensisematiskan gerakan tajdid baik
dalam bidang politik dan ekonomi, sebagai formulasi perjuangan Muhammadiyah
abad ke-2. Kedua, dalam dunia internasional, Muhammadiyah harus
menggaungkan suaranya untuk peradaban dunia yang lebih baik lagi. Misalnya
khusus untuk umat muslim di dunia, untuk mempersatukan kalender hijriyah,
Muhammadiyah telah tampil menawarkan konsep hisab dalam penetapan kalender
hijriyah internasional. Secara umum dalam dunia Internasional Muhammadiyah
agaknya perlu merumuskan agenda tajdid-nya dalam bersuara di dunia
Internasional. Apa yang dilakukan pak Din Syamsudin agaknya patut diteruskan
membuka forum dialog perdamaian antar umat agama di dunia internasional.Jika
kedua agenda tajdid Muhammadiyah abad ke-2 ini berjalan, maka dapat
dibenarkan pandangan pengamat bahwa Muhammadiyah organisasi terbesar yang
membawa pengaruh ditingkat nasional maupun Internasional.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
16