Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PROFIL BISNIS WIRAUSAHA SUKSES

“SATE PAK DUL”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan

  

Oleh:

Bisma Reza Putra 0612 3060 0504

Isnaini Oktaria 0612 3060 0511

Nyimas Halimah Tusyakdiah 0612 3060 0517

R. Ayu Karima 0612 3060 0518

JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2014

KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan Profil Bisnis Wirausaha
Sukses “Sate Pak Dul” ini dengan baik.

Penulis berterima kasih pada Ibu Yusleli selaku dosen mata kuliah Kewirausahaan serta
semua pihak yang telah mendukung penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat berbagai kekurangan dalam penulisan laporan
ini. Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang
akan datang.

Semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan kita mengenai kiat sukses
berwirausaha. Penulis memohon maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan. Semoga
laporan ini mendatangkan manfaat untuk kita semua.

Palembang, Maret 2014

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul.......................................................................................................................... i

Halaman Pengesahan............................................................................................................... ii

Kata Pengantar......................................................................................................................... iii

Daftar Isi.................................................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................ 2

1.3 Tujuan dan Manfaat............................................................................................. 3

1.3.1 Tujuan............................................................................................................... 3

1.3.2 Manfaat............................................................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................... 5

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Produk.................................................................................................................. 8

3.1.1 Pengertian produk............................................................................................. 8

3.1.2 Potensi produk................................................................................................... 9

3.2 Standar Kualitas Olahan....................................................................................... 9

3.2.1 Alat dan bahan baku.......................................................................................... 10

3.2.2 Proses pembuatan.............................................................................................. 11

3.3 Analisis Usaha...................................................................................................... 12

3.3.1 Modal usaha...................................................................................................... 13

3.3.2 Perputaran modal.............................................................................................. 14


3.3.3 Perhitungan rugi laba........................................................................................ 15

BAB VI KENDALA DAN PERMASALAHAN


4.1 Menurut produsen................................................................................................. 16

4.2 Menurut konsumen............................................................................................... 17

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan............................................................................................................. 18

5.2 Saran....................................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wirausaha merupakan salah satu tolak ukur kemajuan suatu negara. Semakin tinggi
minat suatu bangsa terhadap kewirausahaan, maka makin besar pula peluang negara tersebut
untuk lebih maju dalam bidang perekonomian.

Mengingat jumlah penduduk Indonsia yang besar sebagai pasar yang potensial, serta
faktor-faktor produksi yang memadai di segala sektor, rakyat Indonesia dinilai memiliki peluang
yang besar untuk memilih kegiatan berwirausaha sebagai jalan meningkatkan taraf hidup.

Syarat minimal yang ditetapkan sebagai ukuran majunya perekonomian suatu negara jika
ditinjau dari segi kewirausahaan ialah 2% dari total penduduk. Angka kecil tersebut tidak
mustahil untuk diwujudkan karena jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini telah mencapai
lebih dari dua ratus juta jiwa.

Pendataan terbaru menunjukkan jumlah wirausaha di Indonesia yang cenderung tidak


memenuhi standar tersebut, yakni hanya sekitar 1,3 % dari total penduduk. Angka tersebut
mencerminkan bahwa kebanyakan masyarakat masih menggunakan cara ‘Bekerja pada orang
lain’ untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Angka tersebut sekaligus mengindikasikan bahwa
perlu dilakukannya usaha lebih dalam hal meningkatkan kesadaran berwirausaha di kalangan
masyarakat.

Laporan ini dibuat sebagai salah satu cermin bahwa jalur Kewirausahaan adalah cara
yang sangat berpotensi meningkatkan taraf perekonomian. Apa yang telah dilakukan pemilik
usaha ‘Sate Pak Dul’ sejak memulai usaha sampai berhasil seperti saat ini merupakan contoh
bahwa kegiatan berwirausaha merupakan sesuatu yang sangat menjanjikan dalam meningkatkan
taraf perekonomian bagi pengusaha maupun pihak lain di lingkungan sekitarnya.

.
1.2 Sejarah Berdirinya

Berawal dari tahun 1985, pemilik usaha Sate Pak Dul yang merupakan pasangan suami istri
bernama Abdul Syukur dan Mudmainah memulai usahanya dengan menjadi pedagang sate
Madura menggunakan gerobak dorong dan beroperasi di daerah KM 5 dan Tangga Buntung,
Palembang. Tarif yang pertama kali ditetapkan dalam penjualan sate ini ialah sebesar Rp.
500/porsi, dengan menu tunggal berupa sate ayam.

Inisiatif usaha ini sendiri muncul atas beberapa pertimbangan. Pertimbangan pertama ialah
sebagai solusi untuk menutupi kebutuhan ekonomi yang dirasa belum mencukupi. Contoh
sukses dari beberapa sanak saudara di Madura yang sukses dengan usaha sate Madura menjadi
pendorong pak Dul beserta istri mendirikan usaha ini.

Keadaan pasar pada saat itu yang belum terlalu mengenal Sate Madura juga menjadi salah satu
peluang yang baik bagi Pak Dul mendirikan usaha ini. Daerah KM 5 dan Tangga Buntung
dipilih karena dinilai sebagai pasar yang potensial dengan ramainya jumlah penduduk dan
memiliki minat yang baik terhadap ragam kuliner.

Perlahan tapi pasti, usaha ini mendapatkan sambutan yang cukup baik dari masyarakat. Rasa
sate yang dinilai enak, harga sate yang terjangkau, dan sate Madura sendiri yang masih jarang
ditemui, menjadi daya tarik yang membuat masyarakat tertarik untuk menjadi pelanggan setia
sate Pak Dul yang saat ini telah memiliki dua kedai dan dikenal secara luas oleh masyarakat
kawasan Sukabangun, Palembang.

1.3 Daftar Pertanyaan yang Diajukan

Adapun daftar pertanyaan yang diajukan penulis dalam wawancara yang dilakukan pada
tanggal 1 Maret 2014 di lokasi usaha Sate Pak Dul yaitu sebagai berikut:

1. Siapa nama anda ?


2. Dimana anda tinggal ?
3. Kapan usaha ini didirikan ?
4. Berapakah kayawan anda saat ini ?
5. Apa saja jenis makanan yang adan jual ?
6. Berapakah penghasilan anda ?
7. Apakah anda memiliki cabang lain selain usaha yang sekarang anda kelola ?
8. Kapan dan jam berapa usaha anda buka ?
9. Dimana anda membeli bahan-bahannya ?
10. Apakah nama usaha anda ?
11. Pernahkah usaha anda ini mengalami kerugian ?
12. Mengapa anda memilih usaha ini ?
13. Apakah tugas anda dalam usaha ini ?
14. Bagaimana manajemen yang anda terapkan dalam usaha ini?

1.4 Tujuan dan Manfaat

1.4.1 Tujuan

Laporan profil wirausaha sukses Sate Pak Dul ini disusun dengan tujuan sebagai berikut:
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kewirausahaan

Perkembangan zaman yang semakin maju menuntut setiap orang lebih pandai untuk
menyesuaikan diri dalam melakukan kegiatan ekonomi. Salah satu caranya sendiri ialah dengan
melakukan aktivitas kewirausahaan. Seperti mempelajari ilmu kewirausahaan, melakukan
observasi terhadap aktivitas kewirausahaan, bahkan berperan aktif dalam melakukan kegiatan
kewirausahaan.

Soeharto Prawirokesuma mengatakan bahwa pendidikan ilmu kewirausahaan diajarkan


sebagai disiplin ilmu tersendiri yang independen. Hal tersebut menjadi cermin akan pentingnya
kewirausahaan untuk dipelajari.

Kewirausahaan sendiri memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan
karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1755) menyatakan
kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employing). Penrose (1963) juga menyebutkan
bahwa kegiatan kewirausahaan mencakup identifikasi peluang-peluang di dalam sistem
ekonomi, sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup
kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua
pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi
produksinya belum diketahui sepenuhnya. Petter Drucker kewirausahaan adalah kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.

Pada hakikatnya, Kewirausahaan merupakan sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki
kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif.

2.2 Kiat Sukses dalam Kewirausahaan

Suatu kutipan dari Chairul Tanjung menyatakan:

“Seorang pengusaha harus optimis seperti kue donat, orang optimis akan mendapat kuenya
sementara orang pesimis akan mendapat bolongnya”

Pernyataan tersebut secara tersirat menyatakan bahwa seorang wirausaha merupakan orang
dengan sudut pandang yang berbeda, yakni sudut pandang yang berbeda, kreatif, optimis dan
cerdas.
Ada pula pernyataan dari Dahlan Iskan mengenai kiat sukses berwirausaha yang dikutip dari
http://www.pengusaha.com yaitu:

1. Mulailah Berbisnis Sejak Dini


Usia 25 tahun adalah waktu yang paling tepat untuk mulai membangun sebuah usaha
karena ketika seorang pengusaha jatuh dalam bisnis, dia masih punya banyak waktu
untuk bangkit kembali. Selain itu, memiliki pengalaman dalam bisnis sejak dini akan
membuat seseorang semakin kuat dan semakin matang.
Pada usia awal 30 tahun adalah waktu yang paling pas untuk memiliki kemapanan dalam
bisnis. Pada usia ini, biasanya orang telah memiliki pengalaman tentang bisnis, pernah
gagal, pernah ditipu, dan lain-lain, sehingga kepribadian dan penglaman bisnis orang
tersebut sudah cukup matang.

2. Fokus Pada Satu Bidang Bisnis


Bagi para pemula (startup), fokus dan menekuni satu bidang bisnis sangat dianjurkan.
Seseorang yang belum memiliki pengalaman yang cukup dalam banyak bidang bisnis
akan lebih efektif bila dia fokus mengerjakan satu bidang bisnis saja. Bila bisnis tersebut
sudah mencapai skala tertentu barulah mulai mencoba bidang bisnis yang lain.

3. Kerja Keras
Kerja keras adalah sebuah keharusan dalam membangun sebuah bisnis dan jangan terlalu
memikirkan tentang banyak hal selain bekerja keras dengan sebaik-baiknya. Selain
bekerja keras tentu saja harus memperhatikan kesehatan.

4. Berani Mengambil Resiko


Salah satu kiat yang disarankan oleh Dahlan Iskan adalah berani dalam mengambil
keputusan walaupun beresiko. Tentu saja keputusan itu harus didasarkan pertimbangan
yang baik dari seorang pebisnis. Seseorang yang takut mengambil resiko tidak akan
dapat melihat perubahan yang baik dalam mengembangkan bisnisnya. Bisnis tanpa
modal.
BAB III

PELAKSANAAN

3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan

Tempat : Kedai sate Pak Dul terdapat pada dua lokasi yang merupakan kedai pusat
dan cabang. Kedai pusat yang berlokasi di kawasan Sukabangu

Waktu kegiatan: Waktu memproduksi mulai dari pagi sekitar pukul 08.00 s.d pukul 14.00
WIB setiap harinya, kemudian untuk penjualannya dilaksanakan mulai
pukul 16.00 WIB s.d 22.00 WIB pada kedai pusat, dan pukul 16.00 WIB
s.d 01.00 WIB pada kedai cabang setiap harinya.

3.2 Aktivitas Usaha

3.2.1 Proses Pembuatan Produk

Awal kegiatan usaha Sate Pak Dul bermula dari proses pembelian bahan baku berupa
daging sate, ayam, dan beberapa bahan pendukung lain di beberapa langganan terpercaya di
kawasan Pasar Palimo, Palembang. Pembelian itu sendiri ditangani langsung oleh Ibu
Mudmainah dengan tujuan memastikan kualitas bahan yang diterima baik.

Setelah bahan-bahan lengkap, proses produksi dimulai. Produksi untuk sate yang dijual
untuk kedua kedai Sate Pak Dul dilakukan di satu tempat, yakni pada tempat produksi di Kedai
Cabang. Disini, ibu Mudmainah konsisten menemani para karyawan untuk melakukan tahap
pembersihan, pemotongan, sampai proses penusukan daging. Hal tersebut dilakukan demi
menjaga kualitas dalam hal kebersihan makanan.

Pemotongan sendiri dilakukan untuk memisahkan daging menjadi tiga bagian, yakni
pangkal, tengah dan ujung. Bagian tulang sendiri digunakan untuk soto ayam. Setelah tahap
pemotongan selesai, Ibu Mudmainah hanya tinggal mengawasi pekerjaan karyawannya yang
terdiri atas delapan orang laki-laki dan tiga orang perempuan itu melakukan proses selanjutnya.
Yakni proses pengolahan bumbu dan persiapan bahan-bahan pendamping lainnya seperti
pembuatan soto, pembuatan sambal, dst yang dilakukan oleh karyawan perempuan sampai sate
siap untuk dibakar dan soto siap untuk dihidangkan, dan penyiapan sarana untuk penjualan oleh
karyawan laki-laki sampai siap pada pukul empat sore setiap harinya.

3.2.2 Proses Penjualan


Setelah semua bahan sate dan soto siap dijual, karyawan semua melakukan proses
penjualan. Tugas untuk karyawan perempuan ialah menerima pesanan dan menyajikan pesanan
tersebut untuk pembeli. Sementara karyawan laki-laki akan melakukan proses pembuatan sate
seperti membakar, dan menyiapkan makanan yang dipesan. Total karyawan yang berjumlah
sebelas orang dibagi untuk bertugas di kedai pusat dan kedai cabang.

3.3 Keadaan Manajemen

3.3.1 Pengelolaan Keuangan

Sampai saat penulis melakukan wawancara, pemilik belum melakukan proses pencatatan
atau pengarsipan untuk mengetahui secara pasti rincian pengelolaan. Namun menurut perkiraan
yang dilakukan secara manual, pemilik menyatakan bahwa jumlah daging yang terjual setiap
harinya ialah sebanyak 20-25 kg daging ayam dan 40 kg daging kambing, dengan tarif Rp.
15.000/ porsi.

Penghitugan laba bersih hanya diperkirakan setelah Ibu Mudmainah menghitung selisih
antara penerimaan penjualan dengan total belanja dan pengeluaran lain setiap harinya. Menurut
pemilik, total laba bersih yang didapatkan setiap bulannya berada dalam kisaran angka Rp.
15.000.000/bulan.

3.3.2 Pengelolaan Kepegawaian

Pemilik usaha Sate Pak Dul memiliki persyaratan khusus untuk menentukan karyawan
yang dapat bekerja di tempatnya, yakni warga asli Madura. Proses rekrut hanya dilakukan secara
tradisional melalui sesama teman dari Madura, sanak keluarga, dan dengan pertimbangan
berpengalaman dalam menjalankan kegiatan penjualan sate Madura.

Saat ini, untuk pengoperasian kedua kedai Sate Pak Dul, total karyawan yang
dipekerjakan ialah sebanyak delapan orang laki-laki dan 3 orang perempuan. Tiap-tiap karyawan
yang merupakan orang rantauan dari Madura tersebut disediakan tempat tinggal yang bertempat
di ruko kedai cabang. Selain itu, pemilik juga menjamin konsumsi setiap karyawannya, seingga
biaya gaji secara harian atau bulanan akan lebih efesien, yakni Rp. 20.000/ hari atau Rp.
5.000.000/tahun.

3.3.3 Pengelolaan Produksi

Proses produksi masih dikendalikan langsung oleh pemilik usaha ini, yakni ibu
Mudmainah. Beliau mengontrol kegiatan produksi agar terjaminnya kualitas sate dan soto yang
dibuat. Proses produksi sendiri masih dilakukan secara tradisional dengan bantuan peralatan
sederhana.
3.3.4 Pengelolaan Pemasaran

Tidak ada kegiatan khusus yang dilakukan sebagai upaya memasarkan Sate Pak Dul
sampai saat ini. Terkenalnya usaha ini sampai sekarang hanya merupakan hasil penyampaian
informasi antar pelanggan, dan pemandangan di kedai Sate Pak Dul yang tidak pernah sepi juga
menarik minat orang-orang yang melalui daerah itu sehingga mau mencoba dan akhirnya
menjadi langganan.

3.4 Peluang Usaha dan Keunggulan Produk

Terdapat suatu asosiasi yang beranggotakan kumpulan wirausaha Sate Madura di Kota
Palembang, dan hal tersebutlah yang menjanjikan pengusaha Sate Madura seperti Pak Dul untuk
berhasil dalam kegiatan berwirausaha dalam bidang penjualan Sate Madura. Dalam asosiasi
tersebut, para anggotanya bersepakat untuk tidak saling menyaingi sesama pengusaha Sate
Madura. Misalnya dengan aturan berupa larangan untuk membuka kedai Sate Madura pada
lokasi yang sudah ada yang menjualnya.

Dalam asosiasi tersebut, rasa solidaritas antar orang asli Madura melandasi sikap untuk
saling mendukung dalam berwirausaha dan menghindari sikap saling bersaing satu sama lain.
Misalnya, setelah mengetahui Sate Pak Dul sudah beroperasi di wilayah Sukabangun, tidak akan
ada pengusaha sate Madura lain yang akan membuka usaha sejenis di lokasi tersebut juga. Calon
pengusaha Sate Madura yang lain akan secara otomatis mencari lokasi lain yang belum terdapat
usaha yang serupa.

Keunggulan usaha ini sendiri ialah karena sifatnya yang merupakan makanan yang disukai
semua kalangan. Setiap orang dari segala umur pada umumnya menyukai sate Madura. Sate
yang bisa dimakan menggunakan nasi atau lontong sayur, dinilai efektif jika dijadikan alternatif
untuk konsumsi pengganti sementara memakan nasi dengan lauk pauk biasa. Dengan kuah dari
kacang yang notabene disukai anak-anak, para orang tua bisa menarik nafsu makan anak
menggunakan sate. Begitupun orang dewasa juga dapat menjadikan sate sebagai menu menarik
pengganti menu-menu makanan biasa. Lebih lagi jika mengkonsumsinya langsung di kedai
seperti Kedai Sate Pak Dul. Pelanggan bisa makan bersama rekan-rekan sambil menikmati
suasana malam kota Palembang yang ramai dengan biaya yang tidak mahal.

3.5 Tantangan dan Hambatan

Dalam perjalanan usahanya, Sate Pak Dul mengalami beberapa tantangan dan hambatan.
Tantangan dan hambatan tersebut berupa:
1. Ketersediaan bahan baku yang terjamin. Dalam suatu masa, usaha ini pernah terhambat
karena isu flu burung yang dicemaskan masyarakat. Saat itu, omset usaha ini cenderung
menurun karena antisipasi yang lebih dari masyarakat atas bakal penyakit tersebut.
2. Jumlah karyawan yang kurang sehingga membuat pembeli menunggu cenderung lama.
3. Lahan parkir yang sempit pada kedai pusat.
4. Tempat makan yang disediakan kurang luas.

3.5 Solusi

Dalam rangka menjaga kepuasan pelanggan dan menciptakan loyalitas, pemilik usaha
Sate Pak Dul selalu berusaha mengatasi berbagai tantangan dan hambatan dalam menjalankan
usahanya. Adapun solusi untuk hambatan dan tantangan yang tertera di atas yakni:

1. Saat wabah flu burung merebak, pemilik usaha Sate Pak Dul melakukan kiat
mempertahankan kepercayaan konsumen dengan konsisten menjaga kebersihan dan
membuktikan bahwa tidak ada makanan yang mendatangkan penyakit seperti yang
ditakutkan. Terbukti saat itu, kondisi sulit karena isu flu burung berhasil diatasi dan tidak
membuat pelanggan takut untuk mengkonsumsi sate.
2. Terkait dengan keluhan pelanggan yang tidak menyukai kegiatan menunggu penyajian
dalam waktu lama, pihak Sate Pak Dul terus berusaha untuk melatih para karyawannya
bekerja secara lebih produktif. Misalnya dengan meningkatkan kecepatan dalam
pengemasan, proses pembakaran sate menggunakan peralatan yang dapat menampung
jumlah lebih, serta proses seleksi karyawan yang memang telah terampil dalam kegiatan
pengolahan sate.
3. Pada tahun 1980, pemilik

Produk kami hanya makanan ringan dan sejenisnya ataupun sebagai oleh-oleh untuk bepergian.

1. C.          Serba-serbi

Di dalam toko kami selain menjual makanan ringan juga menjual bermacam-macam kue basah
dan kering. Berbagai makanan-makanan kecil atau cemilan di toko kami ada.
BAB III

STANDAR KUALITAS OLAHAN

1. A.          Bahan Baku

Dalam usaha kami, kami memilih bahan baku memesan dari daerah klaten jawa tengah. Kami
memesan makanan ringan yang rasanya enak dan dinikmati oleh konsumen disini.

1. B.          Bagan atau Proses Pembuatan

Kami memproses makanan tersebut dengan cara kilonan. Setiap orang membeli kita melayani
dengan kilonan dan ditimbang berat makanan tersebut. Dan wadah makanan tersebut kita
menggunakan plastic dengan ada nama usaha kita. Supaya semua orang tahu akan produk kami.
BAB IV

1. A.          Macam Bahan dan Alat

Macam-macam makanan ringan yang kami jual ini adalah kripik ketela, stick balado, kacang,
nastar, putrid salju, kripik tahu, kripik tempe, dan lain sebagainya.

1. B.          Proses Pembuatan

Kita disini tidak membuat bahan dari makanan tersebut, tetapi kami hanya memasarkan karena
disini belum ada usaha seperti itu.

1. C.          Pengemasan Pemasaran

Disini kami hanya memasarkan, jadi banyak kemasan. Ada yang dibungkus plastic tapi ada juga
yang dibungkus semacam kardus.
BAB V

ANALISIS USAHA

1. A.          Modal Usaha

Kami mempunyai modal berkisar rp. 5.000.000,- dan mempunyai satu pemasaran, satu usaha
yang sampai sekarang masih berjalan dan menguntungkan banyak uang.

1. B.          Keluar Masuk Modal

Uang rp. 5.000.000,- dibelikan semua keperluan untuk pemasaran tetapi kalau rugi mungkin
dengan adanya makanan yang kadaluarsa, usaha kami mengalami rugi sampai rp. 200.000,-
sampai rp. 3.00.000,-.

1. C.          Penghitungan Laba Rugi


BAB VI

KENDALA DAN PERMASALAHAN

1. A.          Menurut Produsen

Kendalanya karena disebelah usah kami juga menjual makanan ringan yang sama seperti yang
kami jual, tapi disini lain, kami masih mementingkan rasa enak pada makanan ringan yang kami
jual.

1. B.          Menurut Konsumen

Kendalanya karena tokonya tidak di pinggir jalan raya jadi setiap orang yang ingin membeli atau
mencari oleh-oleh harus masuk ke jalan rumah penduduk.

1. C.          Menurut Pemasaran

Terkadang waktu pada saat pemasaran ke konsumen yang ada di pasar. Terkadang barang yang
diminta belum ada dan terkadang habis mengakibatkan pemasarannya jadi terlambat.
BAB VII

PENUTUP

1. A.          Kesimpulan

Berawal dari usaha rumahan ibu haris mampu merubah hidupnya dengan cara membuka
usahanya semakin bertambah besar yang kini telah terlihat hasilnya yaitu beliau mampu
menghidupi keluarganya dan menyekolahkan anaknya klaten, bahkan karena larisnya ibu haris
membuka usahanya semakin bertambah. Hal ini dilakukan agar tidak mengecewakan
pelanggannya.

1. B.          Saran

 Menurut produsen

1)       Semoga usaha ini berjalan terus dan tambah maju

2)       Kami akan menambah makanan ringan yang beraneka ragam

 Menurut konsumen

1)       Semoga rasa, bentuk, isi, tidak berubah

2)       Semoga dapat mengembangkan usaha ini keluar daerah dan bias membuka cabang

 Penulis

1)       Untuk ibu haris sebaiknya lebih mengutamakan kariawan agar selalu betah bekerja
dengannya.

2)       Merubah system kerja agar lebih berkembang

3)       Kekompakan dalam bekerja harus dipertahankan

4)       Menjunjung tinggi kerjasama

5)       Lebih sabar dalam menghadapi cobaan hidup

6)       Untuk sukses harus ditingkatkan

7)       Maju terus pantang mundur


1. C.          Lampiran
2. (http://www.pengusaha.co/thread-235-9-kiat-sukses-dalam-berbisnis-ala-dahlan-iskan.html

Anda mungkin juga menyukai