Anda di halaman 1dari 24

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Kriteria Responden

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kriteria
Responden Hipertensi di Puskesmas Cendrawasih Makassar
tahun 2019
Kriteria Frekuensi
Responden n: 96(%)
Usia
Elderly (60-74 tahun) 66 (68.0)
Old (75-90 tahun) 30 (32.0)
Jenis Kelamin
Laki-laki 28 (28.9)
Sumber : Perempuan 68 (71.1)
Data
Status Perkawinan
Primer, 2019 Tidak Menikah 2 (2.1)
Menikah 56 (58.8)
Janda/duda 38 (39.2)
Pendidikan
Tidak Sekolah 9 (9.3)
SD 58 (60.8)
SMP 13 (13.4)
SMA/SMK 12 (12.4)
Diploma 2 (2.1)
Sarjana 2 (2.1)
Pekerjaan
Tidak Bekerja 33 (35.1)
IRT 44 (45.4)
Wiraswasta 7 (7.2)
Pensiunan 5 (5.2)
Dan lain-lain 7 (7.2)

Lama Menderita
< 5 tahun 66 (68.0)
> 5 tahun 30 (32.0)
Komplikasi
Ada Komplikasi 40 (42.3)
Tidak Ada Komplikasi 56 (57.7)

Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa lebih

banyak responden elderly 66 responden (68.0%), jenis kelamin

mayoritas perempuan 69 responden (71.1%), status perkawinan


umumnya menikah 57 responden (58.8%), pendidikan dominan

SD 59 responden (60.8%), pekerjaan lebih banyak sebagai IRT 34

responden (35.1%), sebagian besar menderita hipertensi < 5 tahun

66 responden (68.0%), dan rata-rata tidak memiliki komplikasi 56

responden (57.7%).
2. Kriteria Responden Terhadap Quality of Life Secara Umum
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kriteria
Responden terhadap Quality of Life Lanjut Usia dengan
Hipertensi di Puskesmas Cendrawasih Makassar 2019
Kriteria QOL n:96
Responden Baik Sedang Buruk
n (%) n (%) n (%)
Usia  
 
Elderly (60-74) 4 (4.1)
12 (12.4) 50 (51.5)
Old (75-90) 4 (5.2)
 7 (7.2) 19 (19.6)
Jenis Kelamin  
   
Laki-Laki 3 (4.1)
8 (8.2) 16 (16.5)
Perempuan 5 (5.2)
11 (11.3) 53 (54.6)
Status Pernikahan    
 
Tidak Menikah 1 (1.0) -
1 (1.0)
Menikah 39 (40.2) 3 (4.1)
14 (14 .4)
Janda/Duda 29 (29.9) 5 (5.2)
4 (4.1)
Pendidikan      
Tidak Sekolah - 6 (6.2) 3 (3.1)
SD 6 (6.2) 47 (48.5) 5 (6.2)
SMP 4 (4.1) 9 (9.3) -
SMA 6 (6.2) 6 (6.2) -
Diploma 2 (2.1) - -
Sarjana 1 (1.0) 1 (1.0) -

Pekerjaan    
 
Tidak Bekerja 3 (3.1) 25 (25.8)
5 (6.2)
IRT 6 (6.2) 35 (36.1)
3 (3.1)
Wiraswasta 3 (3.1) 4 (4.1)
-
Pensiunan 3 (3.1) 2 (2.1)
-
Dan lain-lain 4 (4.1) 3 (3.1)
-
Lama Menderita      
< 5 tahun 14 (14.4) 45 (46.4) 7 (7.2)
> 5 tahun 5 (5.2) 24 (24.7) 1 (2.1)

Komplikasi
Ada Komplikasi 4 (4.1) 29 (29.9) 7 (8.2)
Tidak Ada Komplikasi 15 (15.5) 40 (41.2) 1 (1.0)

Sumber : Data Primer, 2019


Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa lebih

banyak responden elderly dengan kualitas hidup lebih banyak

kategori sedang 50 responden (51.5%). Jenis kelamin mayoritas

responden perempuan kategori sedang 53 responden (54.6%).

Status perkawinan umumnya menikah kategori sedang 39

responden (40.2%). Pendidikan dominan SD kategori sedang

47 responden (48.5%). Pekerjaan sebagian besar sebagai IRT

kategori sedang 35 responden (36.1%). Lama menderita lebih

banyak responden dengan hipertensi < 5 tahun kategori sedang

45 (46.4%) responden. Dan mayoritas responden yang tidak

memiliki komplikasi kategori sedang 40 responden (41.2%).

3. Kriteria Responden Terhadap Domain Kesehatan Fisik

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kriteria Responden
Terhadap Quality of Life di Tinjau dari Domain Kesehatan Fisik
Lanjut Usia dengan Hipertensi di Puskesmas Cendrawasih
Makassar 2019
Kriteria Domain Kesehatan Fisik
Responden n : 96
Baik Sedang Buruk
n (%) n (%) n (%)
Usia      
Elderly (60-74) 22 (22.7) 31 (32.0) 13 (13.4)
Old (75-90) 7 ( 7.2) 16 (16.5) 7 (8.2)

Jenis Kelamin      
Laki-Laki 7 (7.2) 14 (14.4) 6 (7.2)
Perempuan 22 (22.7) 33 (34.0) 14 (24.4)

Status Pernikahan      
Tidak Menikah 1 (1.0) 1 (1.0) -
Menikah 17 (17.5) 28 (28.9) 11 (12.4)
Janda/Duda 11 (11.3) 18 (18.6) 9 (9.3)

Pendidikan    
 
Tidak Sekolah 1 (1.0) 3 (3.1)
5 (5.2)
SD 11 (11.3) 32 (33.0)
15 (15.5)
SMP 6 (6.2) 7 (7.2)
-
SMA 8 (8.2) 4 (4.1)
-
Diploma 2 (2.1) -
-
Sarjana 1 (1.0) 1 (1.0)
-
Pekerjaan      
Tidak Bekerja 9 (9.3) 14 (14.4) 10 (11.3)
IRT 11 (1.3) 24 (24.7) 9 (9.3)
Wiraswasta 3 (3.1) 4 (4.1) -
Pensiunan 3 (3.1) 2 (2.1) -
Dan lain-lain 3 (3.1) 3 (3.1) 1 (1.0)

Lama Menderita      
< 5 tahun 20 (20.6) 31 (32.0) 15 (15.5)
> 5 tahun 9 (9.3) 16 (16.5) 5 (6.2)

Komplikasi
Ada Komplikasi 5 (5.2) 16 (16.5) 19 (20.6)
Tidak Ada Komplikasi 24 (24.7) 31 (32.0) 1 (1.0)
B

Sumber : Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa lebih

banyak responden elderly dengan kualitas hidup kategori sedang

31 responden (32.0%). Jenis kelamin mayoritas perempuan

kategori sedang 33 responden (34.0%). Status perkawinan

umumnya menikah kategori sedang 28 responden (28.9%).

Pendidikan dominan SD kategori sedang 32 responden (33.0%).

Pekerjaan sebagian besar sebagai IRT kategori sedang 24

responden (24.7%). Lama menderita lebih banyak responden

dengan hipertensi < 5 tahun kategori sedang 31 (32,0%)

responden. Dan mayoritas tidak memiliki komplikasi kategori

sedang 31 responden (32.0%).

4. Kriteria Responden Terhadap Domain Psikologis

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kriteria
Responden di Tinjau dari Domain Psikologis Lanjut Usia dengan
Hipertensi di Puskesmas Cendrawasih Makassar 2019
Kriteria Domain Psikologis
Responden n :96
Baik Sedang Buruk
n (%) n (%) n (%)
Usia      
Elderly (60-74) 10 (10.3) 50 (51.5) 6 (6.2)
Old (75-90) 7 (7.2) 19 (19.6) 4 (5.2)

Jenis Kelamin      
Laki-Laki 7 (7.2) 17 (17.5) 3 (4.1)
Perempuan 10 (10.3) 52 (53.6) 7 (7.2)

Status Pernikahan      
Tidak Menikah 1 (1.0) 1 (1.0) -
Menikah 12 (12.4) 41 (42.3) 3 (4.1)
Janda/Duda 4 (4.1) 27 (27.8) 7 (7.2)

Pendidikan      
Tidak Sekolah - 7 (7.2) 2 (2.1)
SD 5 (5.2) 46 (47.4) 7 (8.2)
SMP 4 (4.1) 9 (9.3) 0 (0.0)
SMA 5 (5.2) 6 (6.2) 1 (1.0)
Diploma 2 (2.1) - -
Sarjana 1 (1.0) 1 (1.0) -

Pekerjaan      
Tidak Bekerja 4 (4.1) 24 (24.7) 5 (6.2)
IRT 4 (4.1) 36 (37.1) 4 (4.1)
Wiraswasta 3 (3.1) 4 (4.1) -
Pensiunan 3 (3.1) 1 (1.0) 1 (1.0)
Dan lain-lain 3 (3.1) 4 (4.1) 0 (0.0)

Lama Menderita      
< 5 tahun 12 (12.4) 46 (47.4) 8 (8.2)
> 5 tahun 5 (5.2) 23 (23.7) 2 (3.1)

Komplikasi
Ada Komplikasi 2 (2.1) 29 (29.9) 9 (10.3)
Tidak Ada Komplikasi 15 (15.5) 40 (41.2) 1 (1.0)
Sumber : Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa lebih


banyak responden elderly dengan kualitas hidup kategori
sedang 50 responden (51.5%). Jenis kelamin mayoritas
perempuan kategori sedang 52 responden (53.6%). Status
perkawinan umumnya menikah kategori sedang 41 responden
(42.3%). Pendidikan dominan SD kategori sedang 46
responden (47.4%) responden. Pekerjaan sebagian besar
sebagai IRT kategori sedang 36 responden (37.1%). Lama
menderita lebih banyak responden dengan hipertensi < 5 tahun
kategori sedang 46 responden (47.4%). Dan mayoritas
responden tidak memiliki komplikasi kategori sedang 40
responden (41.2%).

5. Kriteria Responden Terhadap Domain Hubungan Sosial


Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kriteria
Responden terhadap Domain Hubungan Sosial Lanjut Usia
dengan Hipertensi di Puskesmas Cendrawasih Makassar 2019
Kriteria Domain Hubungan Sosial
Responden n :96
Baik Sedang Buruk
n (%) n (%) n (%)
Usia      
Elderly (60-74) 11 (11.3) 47 (49.5) 8 (8.2)
Old (75-90) 5 (5.2) 20 (20.6) 5 (6.2)

Jenis Kelamin      
Laki-Laki 7 (7.2) 16 (16.5) 4 (5.2)
Perempuan 9 (9.3) 51 (52.6) 9 (9.3 )

Status Pernikahan      
Tidak Menikah - 2 (2.1) -
Menikah 14 (14.4) 38 (39.2) 4 (5.2)
Janda/Duda 2 (2.1) 27 (27.8) 9 (9.3)

Pendidikan      
Tidak Sekolah - 7 (7.2) 2 (2.1)
SD 8 (8.2) 43 (44.3) 7 (8.2)
SMP 3 (3.1) 9 (9.3) 1 (1.0)
SMA 4 (4.1) 6 (6.2) 2 (2.1)
Diploma 1 (1.0) - 1 (1.0)
Sarjana - 2 (2.1) -

Pekerjaan      
Tidak Bekerja 4 (4.1) 24 (24.7) 5 (6.2)
IRT 7 (7.2) 31 (32.0) 6 (6.2)
Wiraswasta 2 (2.1) 5 (5.2) -
Pensiunan 1 (1.0) 2 (2.1) 2 (2.1)
Dan lain-lain 2 (2.1) 5 (5.2) -

Lama Menderita    
< 5 tahun 15 (15.5) 42 (43.3) 9 (9.3)
> 5 tahun 1 (1.0) 25 (25.8) 4 (5.2)
 
Komplikasi
Ada Komplikasi 1 (1.0) 30 (30.9) 9 (10.3)
Tidak Ada Komplikasi 15 (15.5) 37 (38.1) 4 (4.1)

Sumber : Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa

lebih banyak responden elderly dengan kualitas hidup

kategori sedang 47 responden (49.5%). Jenis kelamin


mayoritas perempuan kategori sedang 51 responden

(52.6%). Status perkawinan umumnya menikah kategori

sedang 38 responden (39.2%). Pendidikan dominan SD

kategori sedang 43 responden (44.3%). Pekerjaan sebagian

besar sebagai IRT kategori sedang 31 responden (32.0%).

Lama menderita lebih banyak responden dengan hipertensi

< 5 tahun kategori sedang 42 responden (43.3%). Dan

mayoritas tidak memiliki komplikasi kategori sedang 37

responden (38.1%).

6. Kriteria Responden Terhadap Domain Lingkungan

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kriteria
Responden di Terhadap Domain Lingkungan Lanjut Usia
dengan Hipertensi di Puskesmas Cendrawasih Makassar 2019
Kriteria Domain Lingkungan
Responden n :97
Baik Sedang Buruk
n (%) n (%) n (%)
Usia      
Elderly (60-74) 8 (8.2) 50 (50.5) 8 (8.2)
Old (75-90) 10 (10.3) 16 (16.5) 4 (5.2)

Jenis Kelamin      
Laki-Laki 7 (7.2) 17 (17.5) 3 (4.1)
Perempuan 11 (11.3) 49 (50.5) 9 (9.3)

Status Pernikahan      
Tidak Menikah 1 (1.0) 1 (1.0) -
Menikah 14 (14.4) 38 (39.2) 4 (5.2)
Janda/Duda 3 (3.1) 27 (27.8) 8 (8.2)

Pendidikan      
Tidak Sekolah - 6 (6.2) 3 (3.1)
SD 6 (6.2 ) 44 (45.4) 8 (9.3)
SMP 3 (3.1) 10 (10.3) -
SMA 7 (7.2) 4 (6.1) 1 (1.0)
Diploma 1 (1.0) 1 (1.0) -
Sarjana 1 (1.0) 1 (1.0) -

Pekerjaan      
Tidak Bekerja 4 (4.1) 23 (23.7) 6 (7.2)
IRT 8 (8.2) 31 (32.0) 5 (5.2)
Wiraswasta 3 (3.1) 4 (4.1) -
Pensiunan 2 (2.1) 2 (2.1) 1 (1.0)
Dan lain-lain 1 (1.0) 6 (6.2) -

Lama Menderita      
< 5 tahun 14 (14.4) 43 (44.3) 9 (9.3)
> 5 tahun 4 (4.1) 23 (23.7) 3 (4.1)

Komplikasi
Ada Komplikasi 3 (3.1) 27 (27.8) 10 (11.3)
Tidak Ada Komplikasi 15 (15.5) 39 (40.2) 2 (2.1)
S

Sumber : Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa


lebih banyak responden elderly dengan kualitas kategori
sedang 50 responden (50.5%). Jenis kelamin mayoritas
perempuan kategori sedang 49 responden (50.5%). Status
perkawinan umumnya menikah kategori sedang 38
responden (39.2%). Pendidikan dominan SD kategori
sedang 44 responden (45.4%). Pekerjaan sebagian besar
sebagai IRT kategori sedang 31 responden (32.0%). Lama
menderita lebih banyak responden dengan hipertensi < 5
tahun kategori sedang 43 responden (44.3%). Dan
mayoritas tidak memiliki komplikasi kategori sedang 39
responden (40.2%).
B. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan dan

disesuaikan dengan tujuan penelitian yaitu untuk mendapatkan dan

mengetahui Gambaran Quality of Life Lanjut Usia dengan

Hipertensi di Puskesmas Cendrawasih Makassar, maka

pembahasan hasil penelitian ini diuraikan sebagai berikut :

1. Gambaran Quality of Life Lanjut Usia dengan Hipertensi

ditinjau dari Domain Kesehatan Fisik

Hasil penelitian menunjukkan mayoritas Quality of Life

pada domain kesehatan fisik berada pada kategori sedang,

kemudian baik dan minoritas berada pada kategori buruk. Hal

ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Putri, et al., 2015)


bahwa quality of life berada pada kategori cukup. Namun tidak

sejalan dengan penelitian (Ambarasan, 2015) bahwa quality of

life pada domain kesehatan fisik berada pada kategori buruk.

Dari hasil observasi peneliti diketahui Quality of Life

ditinjau dari kriteria responden terhadap domain kesehatan fisik

berdasarkan usia menunjukkan bahwa terdapat responden

dengan quality of life kategori buruk. Hal ini dikarenakan

responden tersebut jarak melakukan aktivitas fisik dan

kemampuan bekerja terbatas karena usia yang semakin tua dan

penyakit hipertensi yang diderita. Berdasarkan jenis kelamin,

terdapat responden dengan quality of life kategori buruk lebih

banyak pada perempuan. Hal ini dikarenakan keluhan sakit

yang dirasakan perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki dan

fisik laki-laki lebih kuat dibanding fisik perempuan. Berdasarkan

status perkawinan, terdapat responden dengan quality of life

kategori buruk lebih banyak pada status menikah. Hal ini

dikarenakan responden tersebut jarang melakukan aktivitas fisik

karena faktor usia. Berdasarkan pendidikan, terdapat responden

dengan quality of life kategori buruk lebih banyak pada

responden yang berpendidikan SD. Hal ini dikarenakan

pengetahuan responden mengenai kesehatan fisik masih

kurang sehingga responden tidak mengikuti program yang

dilaksanakan oleh pihak tenaga kesehatan yang bermanfaat

bagi kesehatan fisik responden. Berdasarkan pekerjaan,


terdapat responden dengan quality of life kategori buruk lebih

banyak pada responden yang tidak bekerja. Hal ini dikarenakan

kurangnya aktivitas fisik yang mengakibatkan melemahnya otot-

otot sehingga kekuatan fisiknya semakin berkurang.

Berdasarkan lama menderita, terdapat responden dengan

quality of life kategori buruk pada responden dengan lama

menderita < 5 tahun. Hal ini dikarenakan gejala-gejala hipertensi

yang dirasakan seperti sakit kepala, pusing, dan gejala lainnya

menyebabkan aktivitas responden terganggu. Dan komplikasi,

terdapat responden dengan quality of life kategori buruk lebih

banyak pada responden yang mengalami komplikasi. Hal ini

dikarenakan adanya komplikasi dapat semakin memperburuk

quality of life pada domain kesehatan fisik.

Dengan demikian peneliti berasumsi bahwa adanya

penyakit hipertensi menimbulkan gejala seperti sakit kepala,

pusing dan mudah lelah serta dapat menimbulkan komplikasi

sehingga menyebabkan kesehatan fisik lanjut usia terganggu.

Namun, jika lanjut usia tersebut aktif melakukan kegiatan fisik

maka semakin baik pula kesehatan fisiknya. Adanya perbedaan

dalam penelitian ini disebabkan karena lanjut usia di

Puskesmas Cendrawasih lebih banyak sebagai IRT dan tidak

bekerja, namun sebagian masih aktif mengikuti posyandu dan

senam lanjut usia yang diadakan setiap hari sabtu di

Puskesmas Cendrawasih Makassar. Didukung oleh penelitian


(Janyacharoen, et al., 2018) bahwa latihan tinju kuno 12 minggu

secara signifikan meningkatkan fungsi fisik, keseimbangan dan

kualitas hidup lanjut usia dan penelitian yang dilakukan oleh

(Saftarina & Rabbaniyah, 2016) bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara senam lanjut usia dengan kualitas hidup.

Adapun hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

kualitas hidup lanjut usia khususnya pada domain kesehatan

fisik yaitu memberikan dorongan dan motivasi sehingga lanjut

usia rutin mengikuti posyandu, mengontrol tekanan darah,

melakukan aktivitas fisik yang ringan dan mengikuti senam

lansia.

2. Gambaran Quality of Life ditinjau dari Domain Psikologis

Hasil penelitian menunjukkan paling banyak Quality of

Life pada domain psikologis berada pada kategori sedang,

kemudian baik dan paling sedikit berada pada kategori buruk.

Hal ini sejalan dengan penelitian (Widya, 2016) bahwa kualitas

hidup lansia yang tinggal bersama keluarga lebih banyak

berada pada kategori sedang.

Dari hasil observasi peneliti diketahui Quality of Life

ditinjau dari kriteria responden terhadap domain psikologis

berdasarkan usia, terdapat responden dengan quality of life

kategori buruk. Hal ini dikarenakan usia yang semakin tua

menyebabkan terjadinya penurunan fungsi fisik ingatan yang


berkurang, kecemasan dan gangguan tidur sehingga psikologis

responden terganggu. Berdasarkan jenis kelamin, terdapat

responden dengan quality of life kategori buruk lebih banyak

pada perempuan. Hal ini dikarenakan tingkat stres pada

perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki. Berdasarkan status

perkawinan, terdapat responden dengan quality of life kategori

buruk lebih banyak pada responden dengan status janda/duda.

Hal ini dikarenakan responden merasa kesepian karena

ditinggal oleh pasangan hidupnya. Berdasarkan pendidikan,

terdapat responden dengan quality of life kategori buruk lebih

banyak pada responden dengan pendidikan SD. Hal ini

dikarenakan kurangnya pengetahuan mengenai cara

mengelolah stres. Berdasarkan pekerjaan, terdapat responden

dengan quality of life kategori buruk lebih banyak pada

responden yang tidak bekerja. Hal ini dikarenakan responden

yang tidak bekerja sering merasa cemas dan takut karena

ketergantungan pada keluarga dalam masalah ekonomi.

Berdasarkan lama menderita, terdapat responden dengan

quality of life kategori buruk lebih banyak pada responden

dengan lama menderita < 5 tahun. Hal ini dikarenakan

responden merasa cemas dengan penyakit yang diderita. Dan

komplikasi lebih banyak responden dengan komplikasi kategori

buruk. Hal ini dikarenakan adanya komplikasi semakin


memperburuk quality of life responden tidak hanya pada fisik

tapi berdampak pula pada psikologis responden.

Dengan demikian peneliti berasumsi bahwa hal ini terjadi

dikarenakan hampir keseluruhan lanjut usia tinggal bersama

keluarga, anak dan cucunya sehingga lanjut usia tidak

mengalami kesepian karena mendapat dukungan dari

keluarganya berupa perhatian, kasih sayang maupun dukungan

berupa materi. Namun, dalam penelitian ini masih terdapat

beberapa lanjut usia yang memiliki kualitas hidup berada pada

kategori buruk. Berdasarkan hasil observasi peneliti hal ini

dikarenakan lanjut usia sebagian kecil tinggal sendiri dan hanya

tinggal dengan pasangan sehingga mereka merasa kesepian,

cemas dan depresi karena sering memikirkan anaknya yang

jauh. Hal ini dapat memicu peningkatkan tekanan darah

sehingga kesehatan psikologis lanjut usia semakin terganggu.

Namun, Semakin positif cara berpikir seseorang dalam

menghadapi segala permasalahan maka semakin baik pula

kesehatan psikologisnya. Didukung oleh penelitian (Dorota et

al., 2018) bahwa skor tertinggi dicapai dalam domain Psikologis

dan penelitian (Pereire et al., 2015) menggambarkan kesehatan

dan kualitas hidup mereka baik dan domain psikologis memiliki

nilai tertinggi. Hal ini berarti kesehatan psikologis sangat

berpengaruh terhadap kualitas hidup lanjut usia.


Adapun hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

kualitas hidup lanjut usia pada domain psikologis yaitu dengan

memberikan dukungan dan motivasi baik dari keluarga, petugas

kesehatan maupun masyarakat sekitar.

3. Gambaran Quality of Life ditinjau dari Domain Hubungan

Sosial

Hasil penelitian menunjukan lebih banyak Quality of Life

pada domain hubungan sosial berada pada kategori sedang,

kemudian baik dan paling sedikit berada pada kategori buruk.

Didukung oleh penelitian (Carvalho et al., 2016) bahwa skor

tertinggi pada domain hubungan sosial dan penelitian (Visentin

et al., 2015) bahwa yang paling berkontribusi pada kualitas

hidup adalah domain hubungan sosial.

Dari hasil observasi peneliti diketahui Quality of Life

ditinjau dari kriteria responden terhadap domain hubungan

sosial berdasarkan usia, terdapat responden kategori buruk. Hal

ini dikarenakan usia yang semakin tua dan penyakit hipertensi

yang diderita menyebabkan hubungan sosial responden

terbatas. Berdasarkan jenis kelamin, terdapat responden

kategori buruk lebih banyak pada perempuan. Hal ini

dikarenakan responden tersebut kurang mendapatkan


dukungan dari keluarganya. Berdasarkan status perkawinan,

terdapat responden kategori buruk lebih banyak pada status

janda/duda. Hal ini dikarenakan responden tersebut telah

kehilangan pasangan yang mengakibatkan responden merasa

kesepian dan kehilangan tempat untuk berbagi segala hal.

Berdasarkan pendidikan, terdapat responden kategori buruk

lebih banyak SD. Hal ini dikarenakan responden tidak ingin

terlibat dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak

puskesmas karena kurangnya pengetahuan mengenai manfaat

bersosialisasi. Berdasarkan pekerjaan, terdapat responden

kategori buruk pada responden yang tidak bekerja dan IRT. Hal

ini dikarenakan responden yang tidak terlibat dalam suatu

kegiatan atau pekerjaan tidak memiliki relasi untuk saling

berbagi sehingga interaksi sosial berkurang. Berdasarkan lama

menderita dan komplikasi terdapat responden kategori buruk.

Namun hal ini tidak terlalu berpengaruh terhadap hubungan

sosial dan yang paling berpengaruh ialah ada atau tidaknya

dukungan dari keluarga atau teman sebaya serta kepuasaan

responden dalam hubungan sosial.

Dengan demikian peneliti berasumsi bahwa terdapat

pengaruh hubungan sosial terhadap kualitas hidup lanjut usia.

Adanya penyakit hipertensi menimbulkan gejala seperti mudah

marah, perasaan tidak nyaman dan kelelahan sehingga lanjut

usia tidak mau bersosialisasi dengan orang lain sehingga terjadi


penurunan kualitas hidup pada domain hubungan sosial.

Namun adanya kegiatan posyandu dan senam yang diikuti oleh

sebagian lanjut usia secara rutin dapat tercipta hubungan sosial

terhadap petugas kesehatan dan sesama lansia sehingga

meningkatkan kualitas hidup pada domain hubungan sosial.

Namun dalam penelitian ini, masih terdapat sebagian kecil

kualitas hidup lanjut usia buruk pada domain hubungan sosial.

Hal ini kemungkinan terjadi karena lanjut usia di puskesmas

cendrawasih belum keseluruhan mengikuti program-program

kesehatan yang telah diadakan.

Hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas

hidup lanjut usia pada domain hubungan sosial yaitu dengan

memberikan penyuluhan tentang pentingnya bersosialisasi serta

memberikan dorongan sehingga lanjut usia tertarik untuk

mengikuti posyandu dan program kesehatan lanjut usia.

4. Gambaran Quality of Life ditinjau dari Domain Lingkungan

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar Quality of

Life pada domain lingkungan berada pada kategori sedang,

kemudian baik dan sebagian kecil berada pada kategori buruk.

Hal ini sejalan dengan penelitian (Dahlan et al., 2016) bahwa

salah satu faktor yang dapat berkontribusi adalah lingkungan

tempat lanjut usia tinggal dan didukung oleh penelitian (Putri et

al., 2015) bahwa lansia yang tinggal di panti sebagian besar


memiliki kualitas hidup yang kurang, sedangkan yang tinggal

bersama keluarga sebagian besar memiliki kualitas hidup yang

cukup.

Dari hasil observasi peneliti diketahui Quality of Life

ditinjau dari kriteria responden terhadap domain lingkungan

berdasarkan usia, terdapat responden kategori buruk. Hal ini

dikarenakan menurunnya kemampuan responden dalam

melakukan aktivitas fisik sehingga kepedulian terhadap

lingkungan juga semakin berkurang. Berdasarkan jenis kelamin,

terdapat responden kategori buruk lebih banyak pada

perempuan. Hal ini dikarenakan keluhan sakit pada perempuan

lebih tinggi daripada laki-laki sehingga kemampuan responden

untuk menjaga kebersihan lingkungan sangat berkurang.

Berdasarkan status perkawinan, terdapat responden kategori

buruk lebih banyak pada janda/duda. Hal ini dikarenakan

hilangnya pasangan hidup mengakibatkan responden merasa

tidak puas dengan tempat tinggalnya yang sepi. Berdasarkan

pendidikan, terdapat responden kategori buruk lebih banyak SD.

Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan responden

mengenai pengaruh kesehatan lingkungan terhadap quality of

life. Berdasarkan pekerjaan, terdapat responden kategori buruk

lebih banyak pada responden tidak bekerja. Hal ini dikarenakan

responden yang tidak bekerja hanya bergantung pada keluarga

dalam hal ekonomi sehingga responden merasa tidak


cukup/kurang dalam pemenuhan ekonomi. Berdasarkan lama

menderita, terdapat responden kategori buruk. Namun hal ini

tidak berpengaruh pada domain lingkungan. Dan komplikasi,

terdapat responden kategori buruk lebih banyak pada

responden dengan komplikasi. Hal ini dikarenakan adanya

komplikasi menyebabkan responden merasa tidak aman

dengan lingkungan tempat tinggalnya.

Dengan demikian, peneliti berasumsi bahwa lingkungan

dimana lanjut usia tinggal dapat mempengaruhi kualitas hidup

pada domain lingkungan. Lanjut usia yang tinggal bersama

keluarga akan terjaga kebersihan lingkungannya, segala

fasilitas tercukupi sehingga lansia merasa aman dan nyaman.

Selain itu, lanjut usia juga merasa cukup puas terhadap

pelayanan kesehatan dan ekonomi cukup untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari. Namun dalam penelitian ini, terdapat

sebagan kecil lanjut usia yang memiliki kualitas hidup buruk

pada domain kesehatan lingkungan. Hal ini dikarenakan ada

beberapa lanjut usia yang hanya tinggal bersama pasangan dan

bahkan ada yang tinggal sendiri.

Adapun hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

kualitas hidup lanjut usia pada domain lingkungan yaitu

meningkatkan pelayanan kesehatan, kebersihan lingkungan,

keamanan dan kenyamanan.

C. Hambatan-hambatan dalam Penelitian


1. Sebagian responden mengalami penurunan fungsi penglihatan

dan pendengaran sehingga membutuhkan waktu yang lama

dalam pengisian lembar kuesioner.

2. Sebagian responden tidak mengikuti posyandu sehingga

peneliti melakukan kunjungan rumah untuk memenuhi target

sampel yang telah ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai