Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

MANUSIA PURBA DI INDONESIA


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata pelajaran Sejarah Indonesia
Diampu oleh: Mukhamad Sahlan, S.Ag., S.Pd., MM

Kelas X-IPS 5
Disusun oleh:
Agdysta Virginia Budianti

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 MOJOKERTO


SEPTEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan atas berkat rahmat Allah SWT, penulis telah menyelesaikan
makalah ini dengan judul “Manusia Purba” tepat pada waktunya. Tanpa pertolongan-Nya,
penulis tidak sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam turut
pula kita sanjungkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
alam jahiliyah ke alam yang penuh ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Makalah ini disusun sebagai salah satu bentuk pemenuhan tugas dalam mata pelajaran
“Sejarah Indonesia”. Dengan selesainya makalah ini, diharapkan dapat menjadi salah satu
bahan pembelajaran yang berguna bagi pihak manapun yang membacanya agar dapat
menambah dan mengembangkan pengetahuannya tentang Manusia Purba.
Akhirnya, tak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
sudah berkontribusi dalam membantu memberikan baik ide atau pikiran, materi, dan
pengetahuannya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penulisan maupun lainnya.
Disamping itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah ini.

Mojokerto, 09 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................2

C. Tujuan.....................................................................................................................3

D. Manfaat………………………………………………………………...........

E. Metode Penciptaan…………………………………………………………..

F. Sistematika Penulisan………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................

A. Pengertian Manusia Purba....................................................................................

B. Penelitian Manusia Purba di Indonesia...............................................................

C. Sejarah Manusia Purba di Indonesia...................................................................

D. Jenis Beserta Ciri-ciri Manusia Purba yang Ditemukan di Indonesia.............

E. Lokasi Penemuan Fosil Manusia Purba di Indonesia........................................

F. Kehidupan Manusia Purba....................................................................................

G. Peralatan yang Digunakan Manusia Purba.........................................................

F. Peninggalan Zaman Purba…………………………………………………..

BAB III PENUTUP.....................................................................................................

A. Simpulan

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada hakikatnya manusia merupakan makhluk sempurna yang dibekali akal pikiran
untuk dapat berkarya dan mengolah keanekaragaman benda yang berada di bumi.
Manusia dibedakan berdasarkan fisik dan kepercayaannya. Firmansyah (2011)
menjelaskan “manusia memiliki akal dan kehendak yang bisa membuatnya bergerak dan
berinovasi untuk lebih maju dari sebelumnya. Manusia memiliki dorongan-dorongan
tertentu yang menjadikannya menemukan hal baru. Membuat terobosan besar hingga
memanfaatkan semua sumber daya yang ada di bumi dengan optimal”. Para ahli
membicarakan dan memperdebatkan mengenai teori asal-usul manusia. Salah satunya
adalah teori yang sangat terkenal dan dijadikan dasar ilmu pengetahuan ilmiah sampai
saat ini yaitu teori evolusi dari Charles Robert Darwin seorang naturalis yang berasal dari
Inggris. Dalam bukunya “The Origin of Species by Means of Natural Selection” (1859)
dan “The Desecent of Man” (1871). Buku tersebut berisi tentang pemahaman Darwin
mengenai makhluk hidup yang isinya bahwa semua jenis makhluk hidup berasal dari satu
jenis makhluk bersel satu yang mengalami proses perjuangan sampai akhirnya mengalami
perubahan sedikit demi sedikit hingga mencapai kesempurnaan. Teori evolusi milik
Darwin menjelaskan setiap makhluk hidup merupakan nenek moyang dari jenis
selanjutnya dengan melalui seleksi alam yang terkuatlah yang bertahan hidup. Menurut
skenario Darwin ditetapkan empat kelompok dasar manusia purba yaitu Australophitecus,
Homo Habilis, Homo Erectus dan Homo Sapiens.
Sejarah kehidupan manusia di Indonesia memiliki perjalanan yang sangat panjang,
diawali dengan kehidupan manusia purba sebelum mengenal tulisan atau yang sering
disebut dengan zaman praaksara dan sebelumnya disebut prasejarah. Zaman praaksara
berlangsung sangat lama melebihi periode manusia yang sudah mengenal tulisan.
Manusia purba pertama disebut meganthropus paleojavanicus yang diduga ada pada
zaman quarter dan berakhir pada kala Plestosen awal. Zaman ketika bumi masih belum
stabil karena keadaan bumi yang masih bergerak menurun dan mengangkat. Pada kala
plestosen terjadi perubahan hingga tujuh kali, zaman Glasial terjadi sebanyak empat kali
dan zaman interglasial terjadi sebanyak tiga kali. Zaman Glasial sebagian besar benua

1
Eropa, Asia Utara dan Amerika Utara serta pegunungan Alpen, pegunungan Cherpatia
dan pegunungan

1
Himalaya ditutupi es namun pada zaman Interglasial iklim bumi sudah lebih hangat,
kemudian diikuti oleh Kala Holosen zaman munculnya Homo Sapiens yaitu manusia
modern yang berlangsung hingga sekarang. Sejak zaman dahulu kepulauan Indonesia
tidak lepas dari peristiwa alam dan perjalanan sejarah akan terus berhubungan antar satu
sama lain. Fakta tersebut dibuktikan melalui data sejarah penelitian ilmiah yang
menggambarkan kehidupan praaksara masih berlangsung sampai sekarang, seperti pada
bentuk hunian, bentuk pertanian subsistensi, kebiasaan memelihara hewan seperti anjing
dan kucing, kebiasaan bertani hingga perambahan hutan dengan menggunakan metode
tebang lalu bakar. Manusia yang hidup pada zaman pra aksara sekarang sudah berubah
menjadi fosil. Penemuan-penemuan fosil ini banyak disumbang oleh Indonesia. Hal ini
dikarenakan Indonesia merupakan wilayah tropis dan mempunyai iklim yang cocok
dihuni manusia kala itu. Fosil manusia yang ditemukan di Indonesia dalam perkembangan
terdiri dari beberapa jenis. Penemuan-penemuan fosil sangat berguna bagi perkembangan
ilmu sejarah sekarang ini. Baik dalam hal menjelaskan kehidupan manusia kala itu
maupun hewan yang pernah hidup dan bagaimana evolusi manusia hingga menjadi
sekarang ini.
Dilihat dari hasil penemuan di Indonesia maka dapat dipastikan Indonesia mempunyai
banyak sejarah peradapan manusia mulai saat manusia hidup. Hal ini diketahui dari
kedatangan para ahli dari Eropa pada abad ke-19, dimana mereka tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang fosil manusia di Indonesia. Dengan begitu ilmu sejarah
akan terus berkembang sejalan dengan fosil-fosil yang ditemukan. Itu sebabnya makalah
ini dibuat untuk mengetahui lebih jelas dan terperinci mengenai manusia purba yang
ditemukan di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud manusia purba?
2. Bagaimana penelitian mengenai manusia purba di Indonesia?
3. Bagaimana sejarah manusia purba di Indonesia?
4. Apa sajakah jenis beserta ciri-ciri manusia purba yang ditemukan di Indonesia?
5. Dimana lokasi penemuan fosil manusia purba di Indonesia?
6. Bagaimana kehidupan manusia purba?
7. Apa sajakah peralatan yang digunakan manusia purba?

2
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud manusia purba.
2. Untuk mengetahui penelitian mengenai manusia purba di Indonesia.
3. Untuk mengetahui sejarah manusia purba di Indonesia.
4. Untuk mengetahui jenis beserta ciri-ciri manusia purba yang ditemukan di Indonesia.
5. Untuk mengetahui lokasi penemuan fosil manusia purba di Indonesia.
6. Untuk mengetahui kehidupan manusia purba.
7. Untuk mengetahui peralatan yang digunakan manusia purba.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manusia Purba

Manusia purba sering disebut dengan manusia prasejarah atau manusia yang
hidup sebelum tulisan ditemukan. Manusia purba yang paling tertua di dunia
diperkirakan berumur lebih dari 4 juta tahun yang lalu.  Namun demikian, para ahli
sejarah meyakini bahwa jenis manusia pertama telah ada di muka bumi ini sekitar 2
juta tahun yang lalu. Karena lamanya waktu, sisa-sisa manusia purba sudah membatu
atau berubah menjadi fosil. Oleh karena itu, manusia purba juga sering disebut
manusia fosil. Manusia purba adalah jenis manusia yang hidup pada zaman pleistosen
yang mempunyai ciri-ciri yang sangat sederhana baik bentuk fisik, kecerdasan,
maupun tongkat peradabannya. Maka dari itu, para ahli sejarah menyebutnya
sebagai  Prehistoric People atau manusia prasejarah. Salah satu ciri manusia yang
hidup pada zaman purba adalah memiliki volume otak yang lebih besar dibanding
manusia modern saat ini. Manusia purba banyak ditemukan diberbagai bagian dunia,
tapi lebih banyak ditemukan di negara Indonesia. Fosil-fosil yang ditemukan di
berbagai daerah di Indonesia, salah satunya ada yang sudah berumur jutaan tahun
yang lalu. Untuk mengetahui keberadaan kehidupan manusia purba lebih dalam. Anda
bisa melihat sisa-sisa tulang manusia, hewan, dan tumbuhan, yang sudah menjadi batu
atau jadi fosil. Atau bisa melewati peninggalan-peninggalan peralatan yang digunakan
oleh manusia purba. Seperti, peralatan rumah tangga, senjata, bangunan, atau
perhiasan.

4
B. Penelitian Manusia Purba di Indonesia
Ada beberapa peneliti yang meneliti manusia purba di Indonesia, diantaranya:
1. Eugena Dobois

Dia adalah yang pertama kali tertarik meneliti manusia purba di Indonesia setelah
mendapat kiriman sebuah tengkorak dari B.D Von Reitschoten yang menemukan
tengkorak di Wajak, Tulung Agung. Fosil itu dinamai Homo Wajakensis, termasuk
dalam jenis Homo Sapien (manusia yang sudah berpikir maju). Fosil lain yang
ditemukan adalah : Pithecanthropus Erectus (phitecos = kera, Antropus Manusia, 
Erectus berjalan tegak) ditemukan di daerah Trinil, pinggir Bengawan Solo, dekat
Ngawi, tahun 1891. Penemuan ini sangat menggemparkan dunia ilmu pengetahuan.

2. G.H.R Von Koeningswald

Hasil penemuannya adalah Fosil tengkorak di Ngandong, Blora. Tahun 1936,


ditemukan tengkorak anak di Perning, Mojokerto. Tahun 1937 – 1941 ditemukan
tengkorak tulang dan rahang Homo Erectus dan Meganthropus Paleojavanicus di
Sangiran, Solo. Penemuan lain tentang manusia Purba yaitu ditemukan tengkorak,
rahang, tulang pinggul dan tulang paha manusia Meganthropus, Homo Erectus dan
Homo Sapien di lokasi Sangiran, Sambung Macan (Sragen),Trinil, Ngandong dan
Patiayam (kudus).

5
3. DR. T. Jacob

Penelitian tentang manusia Purba oleh bangsa Indonesia dimulai pada tahun
1952 yang dipimpin oleh Prof. DR. T. Jacob dari UGM, di daerah Sangiran dan
sepanjang aliran Bengawan Solo.

C. Sejarah Manusia Purba Di Indonesia


Di Indonesia sendiri penemuan manusia purba pertama sekali didapati di wilayah
Jawa, khususnya di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Manusia purba di Indonesia
telah ada sejak zaman quartair atau dapat dikatakan telah hidup sejak 600 ribu tahun yang
lalu. Zaman quartair terbagi menjadi 2 bagian, yang pertama disebut zaman Dilluvium
(pleistocen), sedang zaman kedua disebut zaman alluvium (Holocen). Di Indonesia zaman
Dilluvium menurut Dr. Von Koenigswald terbagi menjadi 3 lapisan, yaitu lapisan bawah,
lapisan tengah, dan lapisan atas. Yang mana masing-masing lapisan tersebut memiliki
fosil manusia purba tersendiri.
1. Dilluvium Bawah
Lapisan ini merupakan lapisan tertua, terdapat 3 jenis fosil manusia purba di
dalamnya, yaitu: Meganthropus Palaeojavanicus, adalah fosil tertua atau banyak yang
menyebutnya sebagai manusia purba pertama, fosil ini ditemukan di daerah Sangiran.
Pithecanthropus Dubius, adalah fosil yang belum jelas apakah fosil manusia atau kera,
oleh sebab itu fosil ini diberi nama Pithecanthropus Dubius yang berarti manusia kera
yang meragukan. Fosil ini didapati di daerah Sangiran juga.
Pithecanthropus Robustus atau Plthecanthropus Mojokertensis adalah fosil yang juga
di temukan di daerah Sangiran. Seorang sarjana Weidenreich memberi nama fosil
tersebut Pithecanthropus Robustus, sedangkan seorang penemu bernama Von

6
Koenigswald menamai fosil tersebut Plthecanthropus Mojokertensis sebab ia
mengatakan bahwa ia pertama kali menemukan fosil tersebut di dataran Mojokerto.
2. Dilluvium Tengah
Dr. Eugene Dubois merupakan tokoh yang menemukan fosil jenis ini, ia
mengatakan bahwa pada masa ini manusia purba telah mampu berdiri dengan tegak,
oleh karena itu ia menamainya Pithecanthropus Erectus yang berarti manusia kera
yang berjalan dengan tegak.
3. Dilluvium Atas
Di lapisan ini ditemukan fosil manusia purba termuda yang ditemukan di
Ngandong, kemudian diberi nama Homo Soloensis. Sedangkan fosil manusia purba
yang ditemukan di Wajak (Tulungagung) dalam jenis yang sama diberi nama Homo
Wajakensis.
Meski kehidupan pada zaman purba dikenal sangat primitif namun mereka sudah
mengenal yang namanya kebudayaan, baik itu berupa kebudayaan batu tua atau yang
disebut Palaeolitchicum. Kebudayaan tersebut banyak ditemukan di wilayah Pacitan
dan Ngandong. Kebudayaan daerah Pacitan, peralatan hasil kebudayaan Pacitan
tergolong sangat sederhana, bahan yang digunakan pun hanya batu dengan pembuatan
yang sederhana seperti kapak genggam. Kebudayaan Ngandong, di Ngandong
ternyata telah melakukan sedikit perkembangan dengan tidak hanya menggunakan
kapak genggam dari batu, namun juga mulai menggunakan tulang. Penggunaan tulang
berfungsi untuk penusuk dan pengorek tanah untuk mengambil ubi dan keladi. Homo
Soloensis dan Homo Wajakensis diperkiran sebagai pemilik kebudayaan ini pada
masa Dilluvium Atas.
Pola hidup manusia purba dapat kita ketahui dengan menilai peralatan yang
digunakan pada masa itu. Berdasarkan penelitian atas fosil-fosil tersebut dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut. Manusia purba belum mengenal yang namanya bercocok
tanam atau dunia agraris. Mereka memperoleh makanan langsung dari alam, baik
dengan jalan berburu, mengambil buah-buahan yang ada, dan sebagainya.
Manusia purba masih tinggal secara nomaden atau tinggal dengan berpindah-pindah
baik secara berkelompok ataupun sendiri-sendiri.

7
D. Jenis Beserta Ciri-Ciri Manusia Purba Yang Ditemukan Di Indonesia
Terdapat beberapa jenis manusia purba di Indonesia beserta ciri-cirinya, antara lain:
1. Manusia Purba Meganthropus Palaeojavanicus

Manusi purba Meganthropus Palaejavanicus adalah manusia purba yang


paling besar dan tertua di Indonesia. Manusia purba ini ditemukan oleh seorang
arkeolog dari Belanda yang bernama Van Koenigswald. Ia merupakan orang yang
pertama kali menemukan fosil di daerah Sangiran pada tahun 1936.
Meganthropus Palaeojavani memiliki arti manusia besar tua yang berasal dari
Jawa. Ini unsur-unsur namanya yang terdiri dari kata megan berarti besar, anthropus =
manusia, paleo = tua, dan javanicus = berasal dari Jawa. Diperkirakan Meganthropus
Palaeojavanicus hidup sejak 1 juta sampai 2 juta tahun yang lalu. Hal tersebut
dibuktikan dari fosil yang ditemukan tekniknya dengan peluruhan karbon. Maka dari
itu, usia dari fosil tersebut dapat diketahui.
Berikut ini adalah ciri-ciri manusia purba jenis Meganthropus
Palaeojavanicus:
 Memiliki tulang pipi yang sangat tebal
 Memiliki otot rahang yang kuat sekali
 Tidak memiliki dagu dan memiliki hidung yang lebar
 Memiliki tonjolan belakang yang tajam dan melintang sepanjang pelipis
 Memiliki tulang kening menonjol dan mempunyai otot kunyah, gigi, serta rahang
yang besar kuat
 Memiliki tinggi badan sekitar 165 – 180 cm
 Berbadan tegap dan volume otok 900cc
 Makanannya jenis tumbuh-tumbuhan

8
8
2. Manusia Purba Pithecanthropus Erectus

Pithecanthropus merupakan manusia purba yang fosilnya banyak ditemukan di


Indonesia. Di Indonesia sendiri, ada tiga jenis manusia purba ini dan yang sudah
ditemukan. Diantaranya adalah Pithecanthrophus Erectus, Pithecanthrophus
Mojokertensis, dan Pithecanthropus Soloensis. Manusia purba ini diperkirakan hidup
di Indonesia sejak satu sampai dua juta tahun yang lalu. Pithecanthropus Erectus
ditemukan oleh seorang dokter dari Belanda yaitu Eugene Dubois.
Pada awalnya dia mengadakan penelitian di Sumatera Barat, tetapi tidak
menemukan fosil disana. Kemudia dia berpindah ke pulau Jawa, ia pujn berhasil
menemukan fosil Pithecanthrophus Erectus di desa Trinil, Kabupaten Ngawi, Jawa
Timur pada tahun 1891. Fosil yang ditemukan pada saat itu adalah berupa tulang
rahang atas, tulang kaki, dan tengkorak. Fosil tersebut ditemukan pada masa kala
Pleistosen tengah. Pithecanthrophus Erectus hidup dengan cara berburu hewan-
hewan. Kemudian mereka mengumpulkan makanan dan hidup secara nomaden atau
berpindah-pindah tempat. Untuk mencari sumber bahan makanan dari satu tempat ke
tempat lain.
Berikut ini adalah ciri-ciri manusia purba Pithecanthrophus Erectus :
 Memiliki Volume otaknya sekitar 750 – 1350 cc.
 Memiliki tinggi badan sekitar 165 – 180 cm.
 Memiliki postur tubuh yang tegap tetapi tidak setegap meganthropus.
 Mempunyai gigi geraham yang besar dengan rahang yang sangat kuat.
 Mempunyai hidung yang tebal.
 Memilik tonjolan kening yang tebal dan melintang di dahi.
 Memiliki wajah menonjol ke depan serta dahinya miring ke belakang.
 Pada bagian belakang kepala terlihat menonjol
 Memiliki alat pengunyah dan alat tengkuk yang sangat kuat.

9
9
3. Manusia Purba Homo Wajakensis

Pada tahun 1889 Fosil dari Manusia Purba Homo Wajakensisi telah ditemukan
di Wilayah Wajak. Lebih lengkapnya di dekat Campur Darat, Tulungagung, Jawa
Timur dan ditemukan oleh Eugene Dubois. Hasil dari penemuan tersebut, berupa
tulang paha, rahang atas dan bawah, tulang kering. Dan fragmen tengkorak yang
mempunyai volume sekitar 1.600 cc. Dalam penelitian diperkirakan manusia purba
jenis ini sudah dapat membuat peralatan yang terbuat dari batu dan tulang. Serta
sudah mengerti caranya untuk memasak.
Berikut ini adalah ciri-ciri manusia purba Homo Wajakensis, sebagai berikut :
 Memiliki muka datar dan lebar
 Memiliki hidung lebar dan bagian mulut menonjol
 Dahinya sedikit miring dan diatas mata terdapat kerutan dahi yang nyata
 Pipinya menonjol ke samping
 Berat badan sekitar 30 – 150 kg
 Tinggi badan sekitar 130 -210 cm
 Jarak antara hidung dan mulut masih jauh
 Berdiri dan berjalan sudah tegak

10
4. Manusia Purba Pithecanthropus Soloensisi

Pithecanthropus Soloensisi merupakan salah satu jenis manusia purba yang


ditemukan di Indonesia. Fosil-fosil manusia purba ini dapat ditemukan di wilayah
sekitar Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pithecanthropus Soloensis ditemukan oleh
sejarawan, yaitu Oppenort, Ter Harr, dan G.H.R. Koenigswald di wilayah Ngandong,
Jawa Tengah. Pithecantropus Soloensis adalah salah satu manusia purba khas
Indonesia. Yang memiliki beberapa ciri khusus yang tidak dimiliki oleh semua
manusia purba pada umumnya.
Berikut ini ciri dari pithecantropus soloensis.
 Makanannya berupa hewan buruan dan tumbuhan
 Mempunyai gigi geraham yang besar dan rahang yang kuat
 Bentuk hidung lebar dan tidak berdagu
 Terdapat tonjolan pada kening tebal dan melintang di sepanjang pelipis
 Volume otak sekitar 750-1350 cc
 Berbadan tegap
 Tinggi tubuh sekitar 165-180 cm.

11
5. Manusia Purba Homo Floresiensis

Homo Floresiensis adalah termasuk salah satu dari manusia purba yang
berjenis Homo di Indonesia. Manusia purba ini ditemukan saat penggalian di Liang
Bua, di Pulau Flores oleh tim arkeolog gabungan. Yang terdiri dari Pusilitbang
Arkeolog Nasional, Indonesia dan Unikversity of New England. Homo Floresiensis
biasanya disebut disebut dengan manusia kerdil. Manusia purba ini diperkirakan
hidup sekitar 12.000 tahun yang lalu. Pada saat ditemukan oleh tim gabungan dari
Pusilitbang Arkeolog Nasional, Indonesia dan Unikversity of New England, Australia
pada tahun 2003.
Kerangka dari manusia purba ini belum membatu atau belum menjadi fosil.
Selain kerangka Homo Floresiensis, juga ditemukan kerangka homo sapiens dan
berbagai hewan mamalia lainnya. Seperti Gajah Stegodo, Biawak, dan Tikus besar.
Dan alat-alat batu seperti pisau, tulang yang terbakar, arang, beliung dan mata panah.
Seorang Ahli yang menemukan kerangka ini menyatakan dugaannya bahwa Homo
Floresiensis ini hidup berdampingan. Atau hidup bersama dengan jenis spesies
manusia purba Homo Sapiens, dan manusia modern lainnya.
Berikut ini ciri-ciri manusia purba Homo Floresiensis :
 Kepala dan badan memliki ukuran yang kecil
 Ukurab bentuk otak yang sangat kecil
 Volume otak 380 cc
 Mempunyai rahang yang menonjol atau berdahi sempit
 Berat badan sekitar 25 kg
 Tinggi badan diperkirakan sekitar 1,06 m

12
6. Manusia Purba Pithecanthropus Mojokertensis

Pithecanthropus Mojokertensis, artinya manusia kera dari Mojokerto.


Diambil dari kata Pithecos yang artinya kera dan Anthropus yang artinya manusia.
Karena ditemukannya di Mojokerto, Jawa Timur, jadilah dinamakan
Mojokertensis. Berbeda dengan Meganthropus yang lebih tinggi dan mencapai
lebih dari 2 meter. Maka Mojokertensis kisaran tingginya hanya mencapai 165
hingga 180 meter. Fosil manusia purba ini juga ditemukannya oleh von
Koenigswald, pada tahun 1936. Menurut para ahli, fosil Pithecanthropus
Mojokertensis ini dipercaya sebagai manusia tertua pada zamannya. Adapun
ciri-ciri dari manusia purba ini, antara lain:
 Bangun Dan Berdiri Lebih Tegak
 Memiliki tinggi antara 165 hingga 180 cm
 Wajah tidak menonjol sementara dahi menjulur ke belakang
 Dahi menonjol
 Saya tidak punya dagu
 Kapasitas volume otak berkisar antara 750 hingga 1.300 cm³
 Otot-otot leher kecil
 Ia memiliki gigi kunyah yang kuat dan telah memakan segalanya
 Memiliki rahang yang kuat
 Memiliki tengkorak yang tebal dan menjulur ke atas
 Hidup berkelompok
 Bentuk tubuh atau badan tubuh kuat dan kekar
 Bentuk hidung lebar
 Tulang pipi menonjol

13
7. Manusia Purba Homo Soloensis

Homo Soloensis artinya manusia dari Solo. Fosil ini juga ditemukan
oleh von Koenigswald dan para rekannya pada 1931 di Sangiran, Jawa Tengah.
Sebagai catatan, meski serupa dengan fosil Pithecanthropus Soloensis karena
sama-sama ditemukan di solo, namun lokasi penemuan fosil dan cirinya jelas
berbeda. Adapun ciri-ciri dari manusia purba ini, antara lain:
 Volume otak cukup besar mulai dari 1.013-1.251 cc
 Tinggi badan berkisar antara 130-210 cm
 Berat badan antara 30-150 kg
 Bagian belakang tengkorak telah membulat dan tinggi
 Otot-otot pada bagian tengkuk mulai mengalami reduksi
 Alat pengunyah menyusut sehingga gigi dan tulang rahang menjadi kecil
 Wajah dan hidungnya lebar
 Dahi dan mulut masih menonjol, namun tidak seperti Pithecanthropus
 Diperkirakan bisa berjalan dan berdiri sempurna.

8. Manusia Purba Homo Sapiens

14
Homo Sapiens sering disebut sebagai manusia cerdas atau bijaksana.
Sapiens berarti bijaksana, dan ditemukan oleh von Koenigswald bersama para
rekannya periode tahun 1931 hingga 1934. Perlu diingat homo sapiens adalah

14
kategori umum, sehingga Homo Soloensis, Wajakensis, dan Floresiensis
termasuk di dalam kategori homo sapiens, meskipun ciri dan khasnya jelas
berbeda. Adapun ciri-ciri dari manusia purba ini, antara lain:
 Dapat berdiri dan berjalan dengan tegak
 Memiliki sebuah volume otak 1.650 cc
 Memiliki sebuah bentuk muka datar dan lebar
 Memiliki akar hidung yang lebar
 Memiliki busur kening yang menonjol dan terlihat nyata
 Pada bagian mulut sedikit menonjol
 Memiliki ciri-ciri mirip ras mongoloid dan ras austramelanosoid
 Memiliki tinggi tubuh 1,30 m sampai dengan 2,10 m
 Memiliki otak lebih berkembang daripada Meganthropus dan Pithecanthropus
 Mempunyai otot kunyah, gigi, dan rahang yang sudah menyusut
 Memiliki sebuah dagu
 Penyusutan pada sebuah otot dibagian tengkuk

15
E. Lokasi Penemuan Fosil Manusia Purba Di Indonesia
Jawa merupakan wilayah terpenting yang menjadi pusat lokasi penemuan fosil di
Indonesia. Manusia purba di Indonesia sebagian besar ditemukan pada lapisan Plestosen.
Berikut ini merupakan situs-situs penemuan manusia purba di Indonesia.
1. Sangiran
Sangiran terletak di kaki Gunung Lawu, sekitar 15 km dari lembah Sungai
Bengawan Solo. Situs Sangiran menyimpan kekayaan fosil-fosil purbakala, mulai dari
fosil manusia purba, binatang-binatang purba, hingga hasil kebudayaan manusia
prasejarah. Penelitian di daerah ini diawali oleh P.E.C. Pada 1895, Eugene Dubois
mendatangi tempat ini, tetapi tidak menemukan apa-apa. Setelah sekian lama, von
Koenigswald berhasil menemukan berbagai peralatan manusia purba. Kemudian pada
1936, penduduk setempat menyerahkan fosil rahang kanan manusia purba kepada
Koenigswald. Inilah temuan pertama fosil manusia purba di Sangiran, dan sejak saat
itu hingga 1941 von Koenigswald menemukan fosil manusia purba Homo erectus.
Dari situlah situs Sangiran menjadi sangat terkenal dan ditetapkan sebagai Warisan
Dunia pada 1996.
2. Trinil
Trinil terletak di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Penelitian manusia purba di
lokasi ini pertama kali dilakukan oleh Eugene Dubois pada 1890. Di lokasi inilah
Eugene Dubois menemukan fosil Pithecanthropus erectus berupa tulang rahang, gigi
geraham, bagian atas tengkorak, serta tulang paha kiri.
3. Wajak
Nama daerah Wajak di Tulungagung mulai mengemuka setelah B.D.
Reitschoten menemukan sebuah fosil tengkorak pada 1889. Fosil yang kemudian
diserahkan kepada Eugene Dubois ini kemudian dinamai Homo wajakensis. Dubois
akhirnya tinggal selama lima tahun di Wajak dan berhasil menemukan sisa fosil reptil,
mamalia, serta fosil tengkorak manusia.
4. Flores
Flores merupakan salah satu pulau di gugusan Kepulauan Nusa Tenggara.
Penelitian di daerah ini dimulai pada 2003, oleh peneliti dari Indonesia dan Australia.
Tim Indonesia dipimpin oleh Raden Pandji Soejono dari Pusat Penelitian Arkeologi
Nasional dan tim Australia dipimpin oleh Mike Morwood dari Universitas New
England. Pada penggalian di Gua Liang Bua, Flores, mereka menemukan fosil
manusia kerdil yang diberi nama Homo floresiensis.
15
F. Kehidupan Manusia Purba
Manusia purba mempunyai cara hidup yang sangat sederhana dan masih bergantung
dengan alam. Berikut ini adalah beberapa paparan mengenai corak kehidupan manusia
purba, diantaranya:
1. Masa Kehidupan berburu / Makanan
Dalam corak kehidupan manusia Untuk mengumpulkan makanan (food
gathering) dibagi menjadi 2 bagian. Yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan
tingkat sederhana dan tingkat lanjut. Ciri-ciri kehidupan manusia purba saat zaman
berburu dan mengumpulkan makanan, sebagai berikut :
 Belum mempunyai tempat tinggal
 Hidup sendiri atau dengan kelompok kecil
 Menggunakan senjata kapak genggam untuk berburu hewan
 Tempat berlindung di dalam goa
 Membuat lukisan berupa cap jari tangan dan babi rusa dalam keadaan terpanah,
biasanya menggunakan warna hitam, putih, dan merah.
 Mengumpulkan makanan seperti umbi-umbian
2. Masa Bercocok Tanam
Salah satu ahli menyatakan bahwa manusia purba lebih dahulu mengenal
beternak hewan. Dibandingkan dengan mengenal bercocok tanam atau membuat
ladang. Beberapa ahli lainnya, juga menyatakan bahwa keadaan yang terjadi sebelum
munculnya beternak dan bercocok tanam pada manusia purba adalah bermukim dan
semakin bertambahnya jumlah penduduk pada zaman itu.
Bertambah besarnya anggota kelompok dalam kehidupan manusia purba
menyebabkan kondisi makanan yang awalnya melimpah menjadi lebih sedikit. Dan
bahkan berkurang pada daerah pemukiman manusia purba. Karena hewan-hewan
sering diburu dan masa reproduksinya cukup lambat menjadikan manusia beralih ke
bercocok tanam. Jenis tanaman yang pertama kali dalam bercocok tanam, menurut
Vishu Mitre adalah Jawawut (pearl millet). Dan juga sorgum, Wijen, Kurma, serta
Kacang-kacangan.

17
Namun, juga ada pendapat lain tentang jenis makanan yang pertama kali
ditanam oleh manusia purba dalam bercocok tanam. Yaitu Pohon Ara (fig tree) yang
mempunyai buah banyak dan rasanya sedikit manis. Pada sekitar tahun 10.000 SM
mulai beralih ke tanaman gandum dan jenis-jenis tanaman yang tumbuh liar. Seperti
buncis, kacang p[olong, labu botol, kentang, labu, jagung, dan lain-lain. Ciri-ciri
kehidupan manusia purba saat zaman bercocok tanam, sebagai berikut :
 Hidupnya sudah mulai menetap pada suatu tempat dan melakukan kegiatan
bercocok tanam
 Sudah mulai memakai pakaian yang terbuat dari kulit hewan maupun kulit kayu
 Membangun rumah atau tempat tinggal dari kayu
 Membuat alat-alat bercocok tanam, seperti : mata panah, beliung persegi, kapak
lonjong, dan perhiasan.

3. Masa Mengenal Kepercayaan


Seiring dengan perkembangan kemampuan berfikir manusia-manusia purba.
Mereka mulai mengenal kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan lain di luar dalam
dirinya. Sehingga mereka melakukan upacara atau ritual khusus, untuk menjalankan
kepercayaan yang diyakininya memberi kekuatan. Sistem kepercayaan yang di
percaya manusia pada masa prakasara atau masa prasejarah antara lain animisme,
dinamisme, totemisme, dan totemisme. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1. Animisme, adalah percaya pada roh nenek moyang maupun roh-roh lain yang
mempengaruhi kehidupan mereka. Upaya yang dilakukan agar roh-roh tersebut
tidak mengganggu adalah dengan memberikan sesaji.
2. Dinamisme, adalah percaya pada kekuatan alam dan benda-benda yang
mempunyai sifat gaib. Manusia purba melakukanya dengan cara menyembah batu
atau pohon besar, gunung, laut, gua, keris, jimat, dan patung.
3. Totemisme, adalah percaya pada binatang yang dinganggap suci dan memiliki
kekuatan. Dalam melakukan upacara ritual pemujaan manusia purba
membutuhkan sarana atau tempat. Mereka membangun bangunan dari batu yang
dipahat dengan ukuran yang besar. Masa ini di sebut sebagai kebudayaan
Megalitikum (kebudayaan batu besar).

18
Ciri-ciri kehidupan manusia purba saat zaman mengenal kepercayaan, sebagai
berikut:
 Melaksankan upacara-upara khusus, untuk bukti adanya kekuatan yang melebihi
mereka.
 Mulai terdapat bangunan-bangunan besar untuk dijadikan sebagai tempat
melakukan pemujaan maupun upacara.

G. Peralatan Yang Digunakan Manusia Purba


Ada beberapa peralatan yang digunakan manusia purba dalam menjani kehiduoan
sehari-harinya, diantaranya:
1. Kapak Genggam

Kapak genggam digunakan oleh manusia jenis Pithecanthropus untuk


berburu. Struktur dan bentuknya masih sangat sederhana, ada satu bagian yang tajam
yaitu hanya terdapat di satu sisi saja. Kapak ini digunakan dengan cara digenggam
dan ditemukan di beberapa tempat, yaitu di Trunyan (Bali), Awangbangkal
(Kalimantan Selatan), dan Kalianda (Lampung).

2. Alat Serpih

Alat serpih ini digunakan oleh manusia purba untuk menusuk, memotong dan
melubangi kulit binatang, dan terbentuk dari batu. Diperkirakan, alat ini merupakan

18
serpihan-serpihan dari batu yang dibuat sebagai kapak genggam. Alat ini pernah
ditemukan di Sangiran dan Gombong (Jawa Tengah), serta Cabbenge (Flores).

18
3. Kapak Persegi

Kapak persegi merupakan alat yang terbuat dari batu dan digunakan oleh
manusia untuk mencangkul, memahat, dan berburu. Alat ini terbuat dari batu
berbentuk segi empat yang kedua sisinya diasah halus. Pada salah satu sisi pangkal,
ada bagian berlubang untuk tangkai. Sementara pangkal lainnya adalah bagian yang
tajam. Alat ini banyak ditemukan di berbagai tempat di Indonesia mulai dari Sumatra,
Jawa, Nusa Tenggara, hingga Sulawesi.

4. Kapak Lonjong

Kapak lonjong, pangkal kapak tersebut lebar dan tajam, sedangkan ujungnya
runcing dan diikatkan pada gagang. Alat ini terbuat dari batu yang telah diasah sampai
halus. Kapak lonjong zaman praaksara pernah ditemukan di Nusa Tenggara, Maluku,
dan Papua.

20
5. Menhir

Menhir merupakan tugu batu yang tinggi. Diperkirakan menhir digunakan


sebagai tempat pemujaan oleh manusia prasejarah.

6. Dolmen

Dolmen yaitu meja yang terbuat dari batu, diperkirakan digunakan oleh
manusia pra sejarah sebagai tempat menyimpan sesaji untuk sesembahan.

7. Sarkofagus

Sarkofagus yaitu peti mati yang terbuat dari batu. Pasti tahu kan ya peti mati
digunakan untuk apa, RG Squad?

21
8. Arca

Arca merupakan batu yang dibentuk hingga menyerupai makhluk hidup


tertentu.

9. Bejana Perunggu

Bejana perunggu merupakan benda yang terbuat dari perunggu. Bentuknya


mirip dengan gitar Spanyol tanpa gagang. Alat ini hanya ditemukan di dua tempat
yaitu di Madura dan Sumatra.

10. Kapak Corong

Kapak corong yang terbuat dari perungu dan bentuk bagian atas mirip dengan
corong. Alat ini pernah ditemukan di Jawa, Bali, Sulawesi, dan Papua.

22
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Manusia purba sering disebut dengan manusia prasejarah atau manusia yang hidup
sebelum tulisan ditemukan. Manusia purba yang paling tertua di dunia diperkirakan
berumur lebih dari 4 juta tahun yang lalu. Untuk mengetahui keberadaan kehidupan
manusia purba lebih dalam. Anda bisa melihat sisa-sisa tulang manusia, hewan, dan
tumbuhan, yang sudah menjadi batu atau jadi fosil. Atau bisa melewati peninggalan-
peninggalan peralatan yang digunakan oleh manusia purba. Seperti, peralatan rumah
tangga, senjata, bangunan, atau perhiasan. Ada beberapa peneliti yang meneliti manusia
purba di Indonesia, diantaranya: Eugena Dobois, G.H.R Von Koeningswald, dan DR. T.
Jacob. Di Indonesia sendiri penemuan manusia purba pertama sekali didapati di wilayah
Jawa, khususnya di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Manusia purba di Indonesia
telah ada sejak zaman quartair atau dapat dikatakan telah hidup sejak 600 ribu tahun yang
lalu. Zaman quartair terbagi menjadi 2 bagian, yang pertama disebut zaman Dilluvium
(pleistocen), sedang zaman kedua disebut zaman alluvium (Holocen). Di Indonesia zaman
Dilluvium menurut Dr. Von Koenigswald terbagi menjadi 3 lapisan, yaitu lapisan bawah,
lapisan tengah, dan lapisan atas.
Terdapat beberapa jenis manusia purba di Indonesia, antara lain: Meganthropus
Palaeojavanicus, Pithecanthropus Erectus, Homo Wajakensis, Pithecanthropus Soloensisi,
Homo Floresiensis, Pithecanthropus Mojokertensis, Homo Soloensis, danHomo
Sapiens. Jawa merupakan wilayah terpenting yang menjadi pusat lokasi penemuan fosil
di Indonesia. Manusia purba di Indonesia sebagian besar ditemukan pada lapisan
Plestosen. Berikut ini merupakan situs-situs penemuan manusia purba di Indonesia, antara
lain: Sangiran, Trinil, Wajak, dan Flores.
Manusia purba mempunyai cara hidup yang sangat sederhana dan masih bergantung
dengan alam. Berikut mengenai corak kehidupan manusia purba, diantaranya: masa
kehidupan berburu / makanan, masa bercocok tanam, dan masa mengenal kepercayaan.
Ada beberapa peralatan yang digunakan manusia purba dalam menjani kehiduoan sehari-
harinya, diantaranya: Kapak Genggam, Alat Serpih, Kapak Persegi, Kapak Lonjong,
Menhir, Dolmen, Sarkofagus, Arca, Bejana Perunggu, dan Kapak Corong.

23
23
B. Saran
Mengingat di Indonesia banyak ditemukan fosil-fosil manusia purba, maka dapat
dilakukan penelitian lanjutan untuk memperjelas proses evolusi manusia dan untuk
memperbaiki teori-teori lama yang kurang tepat.

24
DAFTAR PUSTAKA

Pujiani, Sri. (2019). Zaman Prasejarah. Singkawang: Maraga Borneo Tarigas.


Setiawan, Parta. 2021. Manusia Purba. https://www.gurupendidikan.co.id/manusia-purba/
(diakses tanggal 16 September 2021).
Superadmin. 2020. Sejarah Manusia Purba di Indonesia.
https://www.pakarsejarah.com/sejarah-manusia-purba-di-indonesia/ (diakses tanggal
16 September 2021).
Trimaryanto, Aldriyanto. (2019). Manusia Purba di Indonesia. Yogyakarta: Sentra Edukasi
Media.

25
25

Anda mungkin juga menyukai