Kelas X-IPS 5
Disusun oleh:
Agdysta Virginia Budianti
Puji syukur diucapkan atas berkat rahmat Allah SWT, penulis telah menyelesaikan
makalah ini dengan judul “Manusia Purba” tepat pada waktunya. Tanpa pertolongan-Nya,
penulis tidak sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam turut
pula kita sanjungkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
alam jahiliyah ke alam yang penuh ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Makalah ini disusun sebagai salah satu bentuk pemenuhan tugas dalam mata pelajaran
“Sejarah Indonesia”. Dengan selesainya makalah ini, diharapkan dapat menjadi salah satu
bahan pembelajaran yang berguna bagi pihak manapun yang membacanya agar dapat
menambah dan mengembangkan pengetahuannya tentang Manusia Purba.
Akhirnya, tak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
sudah berkontribusi dalam membantu memberikan baik ide atau pikiran, materi, dan
pengetahuannya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penulisan maupun lainnya.
Disamping itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan.....................................................................................................................3
D. Manfaat………………………………………………………………...........
E. Metode Penciptaan…………………………………………………………..
F. Sistematika Penulisan………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................
A. Simpulan
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Eropa, Asia Utara dan Amerika Utara serta pegunungan Alpen, pegunungan Cherpatia
dan pegunungan
1
Himalaya ditutupi es namun pada zaman Interglasial iklim bumi sudah lebih hangat,
kemudian diikuti oleh Kala Holosen zaman munculnya Homo Sapiens yaitu manusia
modern yang berlangsung hingga sekarang. Sejak zaman dahulu kepulauan Indonesia
tidak lepas dari peristiwa alam dan perjalanan sejarah akan terus berhubungan antar satu
sama lain. Fakta tersebut dibuktikan melalui data sejarah penelitian ilmiah yang
menggambarkan kehidupan praaksara masih berlangsung sampai sekarang, seperti pada
bentuk hunian, bentuk pertanian subsistensi, kebiasaan memelihara hewan seperti anjing
dan kucing, kebiasaan bertani hingga perambahan hutan dengan menggunakan metode
tebang lalu bakar. Manusia yang hidup pada zaman pra aksara sekarang sudah berubah
menjadi fosil. Penemuan-penemuan fosil ini banyak disumbang oleh Indonesia. Hal ini
dikarenakan Indonesia merupakan wilayah tropis dan mempunyai iklim yang cocok
dihuni manusia kala itu. Fosil manusia yang ditemukan di Indonesia dalam perkembangan
terdiri dari beberapa jenis. Penemuan-penemuan fosil sangat berguna bagi perkembangan
ilmu sejarah sekarang ini. Baik dalam hal menjelaskan kehidupan manusia kala itu
maupun hewan yang pernah hidup dan bagaimana evolusi manusia hingga menjadi
sekarang ini.
Dilihat dari hasil penemuan di Indonesia maka dapat dipastikan Indonesia mempunyai
banyak sejarah peradapan manusia mulai saat manusia hidup. Hal ini diketahui dari
kedatangan para ahli dari Eropa pada abad ke-19, dimana mereka tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang fosil manusia di Indonesia. Dengan begitu ilmu sejarah
akan terus berkembang sejalan dengan fosil-fosil yang ditemukan. Itu sebabnya makalah
ini dibuat untuk mengetahui lebih jelas dan terperinci mengenai manusia purba yang
ditemukan di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud manusia purba?
2. Bagaimana penelitian mengenai manusia purba di Indonesia?
3. Bagaimana sejarah manusia purba di Indonesia?
4. Apa sajakah jenis beserta ciri-ciri manusia purba yang ditemukan di Indonesia?
5. Dimana lokasi penemuan fosil manusia purba di Indonesia?
6. Bagaimana kehidupan manusia purba?
7. Apa sajakah peralatan yang digunakan manusia purba?
2
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud manusia purba.
2. Untuk mengetahui penelitian mengenai manusia purba di Indonesia.
3. Untuk mengetahui sejarah manusia purba di Indonesia.
4. Untuk mengetahui jenis beserta ciri-ciri manusia purba yang ditemukan di Indonesia.
5. Untuk mengetahui lokasi penemuan fosil manusia purba di Indonesia.
6. Untuk mengetahui kehidupan manusia purba.
7. Untuk mengetahui peralatan yang digunakan manusia purba.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Manusia purba sering disebut dengan manusia prasejarah atau manusia yang
hidup sebelum tulisan ditemukan. Manusia purba yang paling tertua di dunia
diperkirakan berumur lebih dari 4 juta tahun yang lalu. Namun demikian, para ahli
sejarah meyakini bahwa jenis manusia pertama telah ada di muka bumi ini sekitar 2
juta tahun yang lalu. Karena lamanya waktu, sisa-sisa manusia purba sudah membatu
atau berubah menjadi fosil. Oleh karena itu, manusia purba juga sering disebut
manusia fosil. Manusia purba adalah jenis manusia yang hidup pada zaman pleistosen
yang mempunyai ciri-ciri yang sangat sederhana baik bentuk fisik, kecerdasan,
maupun tongkat peradabannya. Maka dari itu, para ahli sejarah menyebutnya
sebagai Prehistoric People atau manusia prasejarah. Salah satu ciri manusia yang
hidup pada zaman purba adalah memiliki volume otak yang lebih besar dibanding
manusia modern saat ini. Manusia purba banyak ditemukan diberbagai bagian dunia,
tapi lebih banyak ditemukan di negara Indonesia. Fosil-fosil yang ditemukan di
berbagai daerah di Indonesia, salah satunya ada yang sudah berumur jutaan tahun
yang lalu. Untuk mengetahui keberadaan kehidupan manusia purba lebih dalam. Anda
bisa melihat sisa-sisa tulang manusia, hewan, dan tumbuhan, yang sudah menjadi batu
atau jadi fosil. Atau bisa melewati peninggalan-peninggalan peralatan yang digunakan
oleh manusia purba. Seperti, peralatan rumah tangga, senjata, bangunan, atau
perhiasan.
4
B. Penelitian Manusia Purba di Indonesia
Ada beberapa peneliti yang meneliti manusia purba di Indonesia, diantaranya:
1. Eugena Dobois
Dia adalah yang pertama kali tertarik meneliti manusia purba di Indonesia setelah
mendapat kiriman sebuah tengkorak dari B.D Von Reitschoten yang menemukan
tengkorak di Wajak, Tulung Agung. Fosil itu dinamai Homo Wajakensis, termasuk
dalam jenis Homo Sapien (manusia yang sudah berpikir maju). Fosil lain yang
ditemukan adalah : Pithecanthropus Erectus (phitecos = kera, Antropus Manusia,
Erectus berjalan tegak) ditemukan di daerah Trinil, pinggir Bengawan Solo, dekat
Ngawi, tahun 1891. Penemuan ini sangat menggemparkan dunia ilmu pengetahuan.
5
3. DR. T. Jacob
Penelitian tentang manusia Purba oleh bangsa Indonesia dimulai pada tahun
1952 yang dipimpin oleh Prof. DR. T. Jacob dari UGM, di daerah Sangiran dan
sepanjang aliran Bengawan Solo.
6
Koenigswald menamai fosil tersebut Plthecanthropus Mojokertensis sebab ia
mengatakan bahwa ia pertama kali menemukan fosil tersebut di dataran Mojokerto.
2. Dilluvium Tengah
Dr. Eugene Dubois merupakan tokoh yang menemukan fosil jenis ini, ia
mengatakan bahwa pada masa ini manusia purba telah mampu berdiri dengan tegak,
oleh karena itu ia menamainya Pithecanthropus Erectus yang berarti manusia kera
yang berjalan dengan tegak.
3. Dilluvium Atas
Di lapisan ini ditemukan fosil manusia purba termuda yang ditemukan di
Ngandong, kemudian diberi nama Homo Soloensis. Sedangkan fosil manusia purba
yang ditemukan di Wajak (Tulungagung) dalam jenis yang sama diberi nama Homo
Wajakensis.
Meski kehidupan pada zaman purba dikenal sangat primitif namun mereka sudah
mengenal yang namanya kebudayaan, baik itu berupa kebudayaan batu tua atau yang
disebut Palaeolitchicum. Kebudayaan tersebut banyak ditemukan di wilayah Pacitan
dan Ngandong. Kebudayaan daerah Pacitan, peralatan hasil kebudayaan Pacitan
tergolong sangat sederhana, bahan yang digunakan pun hanya batu dengan pembuatan
yang sederhana seperti kapak genggam. Kebudayaan Ngandong, di Ngandong
ternyata telah melakukan sedikit perkembangan dengan tidak hanya menggunakan
kapak genggam dari batu, namun juga mulai menggunakan tulang. Penggunaan tulang
berfungsi untuk penusuk dan pengorek tanah untuk mengambil ubi dan keladi. Homo
Soloensis dan Homo Wajakensis diperkiran sebagai pemilik kebudayaan ini pada
masa Dilluvium Atas.
Pola hidup manusia purba dapat kita ketahui dengan menilai peralatan yang
digunakan pada masa itu. Berdasarkan penelitian atas fosil-fosil tersebut dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut. Manusia purba belum mengenal yang namanya bercocok
tanam atau dunia agraris. Mereka memperoleh makanan langsung dari alam, baik
dengan jalan berburu, mengambil buah-buahan yang ada, dan sebagainya.
Manusia purba masih tinggal secara nomaden atau tinggal dengan berpindah-pindah
baik secara berkelompok ataupun sendiri-sendiri.
7
D. Jenis Beserta Ciri-Ciri Manusia Purba Yang Ditemukan Di Indonesia
Terdapat beberapa jenis manusia purba di Indonesia beserta ciri-cirinya, antara lain:
1. Manusia Purba Meganthropus Palaeojavanicus
8
8
2. Manusia Purba Pithecanthropus Erectus
9
9
3. Manusia Purba Homo Wajakensis
Pada tahun 1889 Fosil dari Manusia Purba Homo Wajakensisi telah ditemukan
di Wilayah Wajak. Lebih lengkapnya di dekat Campur Darat, Tulungagung, Jawa
Timur dan ditemukan oleh Eugene Dubois. Hasil dari penemuan tersebut, berupa
tulang paha, rahang atas dan bawah, tulang kering. Dan fragmen tengkorak yang
mempunyai volume sekitar 1.600 cc. Dalam penelitian diperkirakan manusia purba
jenis ini sudah dapat membuat peralatan yang terbuat dari batu dan tulang. Serta
sudah mengerti caranya untuk memasak.
Berikut ini adalah ciri-ciri manusia purba Homo Wajakensis, sebagai berikut :
Memiliki muka datar dan lebar
Memiliki hidung lebar dan bagian mulut menonjol
Dahinya sedikit miring dan diatas mata terdapat kerutan dahi yang nyata
Pipinya menonjol ke samping
Berat badan sekitar 30 – 150 kg
Tinggi badan sekitar 130 -210 cm
Jarak antara hidung dan mulut masih jauh
Berdiri dan berjalan sudah tegak
10
4. Manusia Purba Pithecanthropus Soloensisi
11
5. Manusia Purba Homo Floresiensis
Homo Floresiensis adalah termasuk salah satu dari manusia purba yang
berjenis Homo di Indonesia. Manusia purba ini ditemukan saat penggalian di Liang
Bua, di Pulau Flores oleh tim arkeolog gabungan. Yang terdiri dari Pusilitbang
Arkeolog Nasional, Indonesia dan Unikversity of New England. Homo Floresiensis
biasanya disebut disebut dengan manusia kerdil. Manusia purba ini diperkirakan
hidup sekitar 12.000 tahun yang lalu. Pada saat ditemukan oleh tim gabungan dari
Pusilitbang Arkeolog Nasional, Indonesia dan Unikversity of New England, Australia
pada tahun 2003.
Kerangka dari manusia purba ini belum membatu atau belum menjadi fosil.
Selain kerangka Homo Floresiensis, juga ditemukan kerangka homo sapiens dan
berbagai hewan mamalia lainnya. Seperti Gajah Stegodo, Biawak, dan Tikus besar.
Dan alat-alat batu seperti pisau, tulang yang terbakar, arang, beliung dan mata panah.
Seorang Ahli yang menemukan kerangka ini menyatakan dugaannya bahwa Homo
Floresiensis ini hidup berdampingan. Atau hidup bersama dengan jenis spesies
manusia purba Homo Sapiens, dan manusia modern lainnya.
Berikut ini ciri-ciri manusia purba Homo Floresiensis :
Kepala dan badan memliki ukuran yang kecil
Ukurab bentuk otak yang sangat kecil
Volume otak 380 cc
Mempunyai rahang yang menonjol atau berdahi sempit
Berat badan sekitar 25 kg
Tinggi badan diperkirakan sekitar 1,06 m
12
6. Manusia Purba Pithecanthropus Mojokertensis
13
7. Manusia Purba Homo Soloensis
Homo Soloensis artinya manusia dari Solo. Fosil ini juga ditemukan
oleh von Koenigswald dan para rekannya pada 1931 di Sangiran, Jawa Tengah.
Sebagai catatan, meski serupa dengan fosil Pithecanthropus Soloensis karena
sama-sama ditemukan di solo, namun lokasi penemuan fosil dan cirinya jelas
berbeda. Adapun ciri-ciri dari manusia purba ini, antara lain:
Volume otak cukup besar mulai dari 1.013-1.251 cc
Tinggi badan berkisar antara 130-210 cm
Berat badan antara 30-150 kg
Bagian belakang tengkorak telah membulat dan tinggi
Otot-otot pada bagian tengkuk mulai mengalami reduksi
Alat pengunyah menyusut sehingga gigi dan tulang rahang menjadi kecil
Wajah dan hidungnya lebar
Dahi dan mulut masih menonjol, namun tidak seperti Pithecanthropus
Diperkirakan bisa berjalan dan berdiri sempurna.
14
Homo Sapiens sering disebut sebagai manusia cerdas atau bijaksana.
Sapiens berarti bijaksana, dan ditemukan oleh von Koenigswald bersama para
rekannya periode tahun 1931 hingga 1934. Perlu diingat homo sapiens adalah
14
kategori umum, sehingga Homo Soloensis, Wajakensis, dan Floresiensis
termasuk di dalam kategori homo sapiens, meskipun ciri dan khasnya jelas
berbeda. Adapun ciri-ciri dari manusia purba ini, antara lain:
Dapat berdiri dan berjalan dengan tegak
Memiliki sebuah volume otak 1.650 cc
Memiliki sebuah bentuk muka datar dan lebar
Memiliki akar hidung yang lebar
Memiliki busur kening yang menonjol dan terlihat nyata
Pada bagian mulut sedikit menonjol
Memiliki ciri-ciri mirip ras mongoloid dan ras austramelanosoid
Memiliki tinggi tubuh 1,30 m sampai dengan 2,10 m
Memiliki otak lebih berkembang daripada Meganthropus dan Pithecanthropus
Mempunyai otot kunyah, gigi, dan rahang yang sudah menyusut
Memiliki sebuah dagu
Penyusutan pada sebuah otot dibagian tengkuk
15
E. Lokasi Penemuan Fosil Manusia Purba Di Indonesia
Jawa merupakan wilayah terpenting yang menjadi pusat lokasi penemuan fosil di
Indonesia. Manusia purba di Indonesia sebagian besar ditemukan pada lapisan Plestosen.
Berikut ini merupakan situs-situs penemuan manusia purba di Indonesia.
1. Sangiran
Sangiran terletak di kaki Gunung Lawu, sekitar 15 km dari lembah Sungai
Bengawan Solo. Situs Sangiran menyimpan kekayaan fosil-fosil purbakala, mulai dari
fosil manusia purba, binatang-binatang purba, hingga hasil kebudayaan manusia
prasejarah. Penelitian di daerah ini diawali oleh P.E.C. Pada 1895, Eugene Dubois
mendatangi tempat ini, tetapi tidak menemukan apa-apa. Setelah sekian lama, von
Koenigswald berhasil menemukan berbagai peralatan manusia purba. Kemudian pada
1936, penduduk setempat menyerahkan fosil rahang kanan manusia purba kepada
Koenigswald. Inilah temuan pertama fosil manusia purba di Sangiran, dan sejak saat
itu hingga 1941 von Koenigswald menemukan fosil manusia purba Homo erectus.
Dari situlah situs Sangiran menjadi sangat terkenal dan ditetapkan sebagai Warisan
Dunia pada 1996.
2. Trinil
Trinil terletak di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Penelitian manusia purba di
lokasi ini pertama kali dilakukan oleh Eugene Dubois pada 1890. Di lokasi inilah
Eugene Dubois menemukan fosil Pithecanthropus erectus berupa tulang rahang, gigi
geraham, bagian atas tengkorak, serta tulang paha kiri.
3. Wajak
Nama daerah Wajak di Tulungagung mulai mengemuka setelah B.D.
Reitschoten menemukan sebuah fosil tengkorak pada 1889. Fosil yang kemudian
diserahkan kepada Eugene Dubois ini kemudian dinamai Homo wajakensis. Dubois
akhirnya tinggal selama lima tahun di Wajak dan berhasil menemukan sisa fosil reptil,
mamalia, serta fosil tengkorak manusia.
4. Flores
Flores merupakan salah satu pulau di gugusan Kepulauan Nusa Tenggara.
Penelitian di daerah ini dimulai pada 2003, oleh peneliti dari Indonesia dan Australia.
Tim Indonesia dipimpin oleh Raden Pandji Soejono dari Pusat Penelitian Arkeologi
Nasional dan tim Australia dipimpin oleh Mike Morwood dari Universitas New
England. Pada penggalian di Gua Liang Bua, Flores, mereka menemukan fosil
manusia kerdil yang diberi nama Homo floresiensis.
15
F. Kehidupan Manusia Purba
Manusia purba mempunyai cara hidup yang sangat sederhana dan masih bergantung
dengan alam. Berikut ini adalah beberapa paparan mengenai corak kehidupan manusia
purba, diantaranya:
1. Masa Kehidupan berburu / Makanan
Dalam corak kehidupan manusia Untuk mengumpulkan makanan (food
gathering) dibagi menjadi 2 bagian. Yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan
tingkat sederhana dan tingkat lanjut. Ciri-ciri kehidupan manusia purba saat zaman
berburu dan mengumpulkan makanan, sebagai berikut :
Belum mempunyai tempat tinggal
Hidup sendiri atau dengan kelompok kecil
Menggunakan senjata kapak genggam untuk berburu hewan
Tempat berlindung di dalam goa
Membuat lukisan berupa cap jari tangan dan babi rusa dalam keadaan terpanah,
biasanya menggunakan warna hitam, putih, dan merah.
Mengumpulkan makanan seperti umbi-umbian
2. Masa Bercocok Tanam
Salah satu ahli menyatakan bahwa manusia purba lebih dahulu mengenal
beternak hewan. Dibandingkan dengan mengenal bercocok tanam atau membuat
ladang. Beberapa ahli lainnya, juga menyatakan bahwa keadaan yang terjadi sebelum
munculnya beternak dan bercocok tanam pada manusia purba adalah bermukim dan
semakin bertambahnya jumlah penduduk pada zaman itu.
Bertambah besarnya anggota kelompok dalam kehidupan manusia purba
menyebabkan kondisi makanan yang awalnya melimpah menjadi lebih sedikit. Dan
bahkan berkurang pada daerah pemukiman manusia purba. Karena hewan-hewan
sering diburu dan masa reproduksinya cukup lambat menjadikan manusia beralih ke
bercocok tanam. Jenis tanaman yang pertama kali dalam bercocok tanam, menurut
Vishu Mitre adalah Jawawut (pearl millet). Dan juga sorgum, Wijen, Kurma, serta
Kacang-kacangan.
17
Namun, juga ada pendapat lain tentang jenis makanan yang pertama kali
ditanam oleh manusia purba dalam bercocok tanam. Yaitu Pohon Ara (fig tree) yang
mempunyai buah banyak dan rasanya sedikit manis. Pada sekitar tahun 10.000 SM
mulai beralih ke tanaman gandum dan jenis-jenis tanaman yang tumbuh liar. Seperti
buncis, kacang p[olong, labu botol, kentang, labu, jagung, dan lain-lain. Ciri-ciri
kehidupan manusia purba saat zaman bercocok tanam, sebagai berikut :
Hidupnya sudah mulai menetap pada suatu tempat dan melakukan kegiatan
bercocok tanam
Sudah mulai memakai pakaian yang terbuat dari kulit hewan maupun kulit kayu
Membangun rumah atau tempat tinggal dari kayu
Membuat alat-alat bercocok tanam, seperti : mata panah, beliung persegi, kapak
lonjong, dan perhiasan.
18
Ciri-ciri kehidupan manusia purba saat zaman mengenal kepercayaan, sebagai
berikut:
Melaksankan upacara-upara khusus, untuk bukti adanya kekuatan yang melebihi
mereka.
Mulai terdapat bangunan-bangunan besar untuk dijadikan sebagai tempat
melakukan pemujaan maupun upacara.
2. Alat Serpih
Alat serpih ini digunakan oleh manusia purba untuk menusuk, memotong dan
melubangi kulit binatang, dan terbentuk dari batu. Diperkirakan, alat ini merupakan
18
serpihan-serpihan dari batu yang dibuat sebagai kapak genggam. Alat ini pernah
ditemukan di Sangiran dan Gombong (Jawa Tengah), serta Cabbenge (Flores).
18
3. Kapak Persegi
Kapak persegi merupakan alat yang terbuat dari batu dan digunakan oleh
manusia untuk mencangkul, memahat, dan berburu. Alat ini terbuat dari batu
berbentuk segi empat yang kedua sisinya diasah halus. Pada salah satu sisi pangkal,
ada bagian berlubang untuk tangkai. Sementara pangkal lainnya adalah bagian yang
tajam. Alat ini banyak ditemukan di berbagai tempat di Indonesia mulai dari Sumatra,
Jawa, Nusa Tenggara, hingga Sulawesi.
4. Kapak Lonjong
Kapak lonjong, pangkal kapak tersebut lebar dan tajam, sedangkan ujungnya
runcing dan diikatkan pada gagang. Alat ini terbuat dari batu yang telah diasah sampai
halus. Kapak lonjong zaman praaksara pernah ditemukan di Nusa Tenggara, Maluku,
dan Papua.
20
5. Menhir
6. Dolmen
Dolmen yaitu meja yang terbuat dari batu, diperkirakan digunakan oleh
manusia pra sejarah sebagai tempat menyimpan sesaji untuk sesembahan.
7. Sarkofagus
Sarkofagus yaitu peti mati yang terbuat dari batu. Pasti tahu kan ya peti mati
digunakan untuk apa, RG Squad?
21
8. Arca
9. Bejana Perunggu
Kapak corong yang terbuat dari perungu dan bentuk bagian atas mirip dengan
corong. Alat ini pernah ditemukan di Jawa, Bali, Sulawesi, dan Papua.
22
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Manusia purba sering disebut dengan manusia prasejarah atau manusia yang hidup
sebelum tulisan ditemukan. Manusia purba yang paling tertua di dunia diperkirakan
berumur lebih dari 4 juta tahun yang lalu. Untuk mengetahui keberadaan kehidupan
manusia purba lebih dalam. Anda bisa melihat sisa-sisa tulang manusia, hewan, dan
tumbuhan, yang sudah menjadi batu atau jadi fosil. Atau bisa melewati peninggalan-
peninggalan peralatan yang digunakan oleh manusia purba. Seperti, peralatan rumah
tangga, senjata, bangunan, atau perhiasan. Ada beberapa peneliti yang meneliti manusia
purba di Indonesia, diantaranya: Eugena Dobois, G.H.R Von Koeningswald, dan DR. T.
Jacob. Di Indonesia sendiri penemuan manusia purba pertama sekali didapati di wilayah
Jawa, khususnya di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Manusia purba di Indonesia
telah ada sejak zaman quartair atau dapat dikatakan telah hidup sejak 600 ribu tahun yang
lalu. Zaman quartair terbagi menjadi 2 bagian, yang pertama disebut zaman Dilluvium
(pleistocen), sedang zaman kedua disebut zaman alluvium (Holocen). Di Indonesia zaman
Dilluvium menurut Dr. Von Koenigswald terbagi menjadi 3 lapisan, yaitu lapisan bawah,
lapisan tengah, dan lapisan atas.
Terdapat beberapa jenis manusia purba di Indonesia, antara lain: Meganthropus
Palaeojavanicus, Pithecanthropus Erectus, Homo Wajakensis, Pithecanthropus Soloensisi,
Homo Floresiensis, Pithecanthropus Mojokertensis, Homo Soloensis, danHomo
Sapiens. Jawa merupakan wilayah terpenting yang menjadi pusat lokasi penemuan fosil
di Indonesia. Manusia purba di Indonesia sebagian besar ditemukan pada lapisan
Plestosen. Berikut ini merupakan situs-situs penemuan manusia purba di Indonesia, antara
lain: Sangiran, Trinil, Wajak, dan Flores.
Manusia purba mempunyai cara hidup yang sangat sederhana dan masih bergantung
dengan alam. Berikut mengenai corak kehidupan manusia purba, diantaranya: masa
kehidupan berburu / makanan, masa bercocok tanam, dan masa mengenal kepercayaan.
Ada beberapa peralatan yang digunakan manusia purba dalam menjani kehiduoan sehari-
harinya, diantaranya: Kapak Genggam, Alat Serpih, Kapak Persegi, Kapak Lonjong,
Menhir, Dolmen, Sarkofagus, Arca, Bejana Perunggu, dan Kapak Corong.
23
23
B. Saran
Mengingat di Indonesia banyak ditemukan fosil-fosil manusia purba, maka dapat
dilakukan penelitian lanjutan untuk memperjelas proses evolusi manusia dan untuk
memperbaiki teori-teori lama yang kurang tepat.
24
DAFTAR PUSTAKA
25
25