Anda di halaman 1dari 7

Tuhumury, G.N.C dan H.R.D. Amanupunya, 2013.

Kerusakan Tanaman Cabai …

KERUSAKAN TANAMAN CABAI AKIBAT PENYAKIT VIRUS


DI DESA WAIMITAL KECAMATAN KAIRATU

G.N.C. Tuhumury dan H.R.D. Amanupunyo

Jurusan Budidaya Fakultas Pertanian Universitas Pattimura


Jl. Ir. M Putuhena, kampus Poka Ambon, 97233

ABSTRAK

Salah satu kendala yang dihadapi petani dalam usaha budidaya tanaman cabai di Wilayah Transmigrasi Desa
Waimital Kecamatan Kairatu adalah serangkan penyakit yang disebabkan oleh virus. Penelitian ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui jenis-jenis virus yang menyerang tanaman cabai dan besar intensitas
kerusakannya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey langsung di kebun. Pengambilan petani
sampel dan petak sampel dengan teknik Random Sampling. Data yang dikumpulkan adalah intensitas kerusakan
tanaman cabai serta penyebabnya, kondisi areal/teknik budidaya pertanaman, dan data curah hujan yang diambil
dari BMG. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyakit virus yang menyerang tanaman cabai di Desa Waimital
adalah penyakit virus kuning dan penyakit virus keriting, dengan besar intensitas kerusakan masing-masing 10,03%
tergolong ringan 32,17 % tergolong sedang.

Kata kunci: cabai, virus, intensitas penyakit

DAMAGE OF CHILI BY VIRUS DISEASE IN WAIMITAL VILLAGE KAIRATU


DISTRICT

ABSTRACT

One of the constraints faced by farmers in the cultivation of chili in Transmigration Areas District Kairatu Waimital
Village is a disease caused by virus. This study was conducted to know the types of viruses that attack chili plants
and how worse the damage intensity. The method used was a survey method directly in the field. Farmer decision-
sample and sample plots was done using a random sampling technique. The data collected is the damage intensity
of chili plants and the cause, the condition of the area/crop cultivation techniques, and rainfall data taken from
Meteorology station (BMG). The results showed that the disease that attacks the chili plants in the Waimital village
is a yellow virus and curl virus disease, with intensity of damage of 10.03% and 32.17% classified as mild and
moderate, respectively.

Keywords: chili, viruses, disease intensity

PENDAHULUAN Dilihat dari kandungan gizi dan


manfaat yang dimiliki cabai, maka cabai juga
Tanaman cabai (Capsicum spp.) penting dikomsumsi oleh manusia. Untuk itu
merupakan salah satu jenis tanaman sayuran pembudidayaan tanaman cabai harus
yang prospeknya sangat baik untuk diperhatikan agar produksi tanaman cabai
dikembangkan sebagai tanaman utama karena meningkat dari tahun ketahun. Dalam satu
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Buah periode tanam, cabai dapat dipanen beberapa
cabai bermanfaat antara lain sebagai kali bila musim dan perawatannya baik dapat
penyedap masakan, penambah selera makan. dipanen 15-17 kali, namun umumnya
Tanaman ini juga dibudidayakan oleh sebanyak 10-12 kali. Perawatan tanaman
masyarakat Indonesia,dan menunjang gizi cabai lebih rumit dibandingkan dengan
masyarakat (Prajnanta, 2003). perawatan tanaman hortikultura lainnya,
sehingga biaya perawatannya lebih mahal,
36 
 
Agrologia, Vol. 2, No. 1, April 2013, Hal. 36-42

rendahnya produksi juga dapat membuat Kairatu dan berlangsung pada bulan Mei –
harga cabai meningkat (Sunarjono, 2001). Juni 2012. Luas wilayah Desa Waimital
Rendahnya produksi cabai salah untuk usaha persawahan, perkebunan dan
satunya disebabkan oleh adanya serangan hortikultura masig-masing 850 ha, 700 ha,
hama dan penyakit karena dapat menyebab- dan 200 ha. Luas seluruhnya 2.000 ha
kan kerugian baik kualitas maupun kuantitas termasuk pemukiman.
cabai. Salah satu penyakit yang mem- Metode yang digunakan dalam
pengaruhi produksi tanaman cabai di penelitian ini adalah metode survei yakni
Indonesia adalah penyakit virus yang observasi langsung pada lahan petani sampel
menyerang cabai yaitu virus kuning dan virus di desa Waimital. Pengambilan sampel
keriting (Semangun, 2008). Virus dapat dengan teknik Random Sampling, dengan
mempunyai bermacam-macam pengaruh mengambil lima petani sebagai sampel.
terhadap tumbuhan, karena virus mempunyai Untuk intensitas kerusakan tanaman diambil
daya tular yang tinggi karena itu virus 10% dari jumlah populasi tanaman pada tiap
semakin diakui sebagai kendala utama petani sampel. Pengambilan petak sampel
terhadap perkembangan tanaman cabai. disesuaikan dengan kondisi lahan petani
Virus kuning ditularkan secara sampel.
persisten oleh kutu kebul (Bemisia tabacci), Penelitian ini dilakukan dengan cara
Virus keriting ditularkan oleh Aphid dan pengamatan langsung areal kebun petani.
Thrips secara persisten. Virus tersebut Data yang diperoleh meliputi data primer
menyebar di dalam tanaman, Virus mem- yaitu intensitas kerusakan tanaman cabai
bentuk gen yang dapat merusak jaringan pada akibat serangan penyakit virus, teknik
tanaman yang berupa kromosom atau budidaya yang diperoleh melalui wawancara
RNA/DNA. Juga menghentikan kerjanya gen langsung dengan petani, dan data sekunder
kromosom/klorofil yang berupa asam amino berupa data curah hujan yang diambil dari
sehingga tanaman tersebut dikuasai oleh gen BMG. Perhitungan intensitas kerusakan
virus kuning (Semangun 2008). tanaman akibat serangan penyakit dilakukan
Penyakit ini menyebar luas dengan pendekatan dengan menggunakan rumus
cepat karena kurang adanya perhatian khusus menurut Natawigena (1989) sebagai berikut:
dari petani yang diakibatkan oleh kurangnya IP x 100%
pemahaman petani mengenai penyakit ini. dimana :
Wilayah Transmigrasi Desa Waimital IP = Intensitas penyakit
merupakan salah satu daerah sentra produksi a = Tanaman yang sakit
hortikultura seperti cabai, tomat, dan sayur- b = Tanaman yang sehat
sayuran yang berada dalam wilayah
Kecamatan Kairatu Kabupaten Seram Bagian Kategori serangan penyakit dapat dilihat pada
Barat pada Provinsi Maluku. Tanaman cabai Tabel 1.
di daerah ini ditemukan banyak terserang
penyakit virus tetapi kerusakannya belum Tabel 1. Kategori Serangan Berdasarkan
diketahui, sehingga perlu dilakukan Tingkat Serangan
penelitian. Penelitian ini bertujuan mengeta-
hui jenis-jenis virus yang menyerang tanaman
cabai dan besar intensitas kerusakannya di Intensitas Penyakit Kategori serangan
Desa Waimital Kecamatan Kairatu. 0 Normal
>0 – 25 % Ringan
METODOLOGI >25 – 50 % Sedang
>50 – 75 % Berat
Penelitian ini dilakukan pada lahan >75 % Sangat Berat
pertanian di Desa Waimital Kecamatan
37 
 
Tuhumuryy, G.N.C dan H.R.D. Amaanupunya, 20113. Kerusakann Tanaman Cabai
C …

HASIL DAN
D PEMB
BAHASAN

Kondisi Areal dan Teknik


T Bud
didaya
Tanamaan
K
Kondisi areaal/teknik buudidaya per-
tanaman cabai di Deesa Waimitaal Kecamataan
Kairatu dapat
d dilihat pada Tabel 2. Pada tabeel
ini menu unjukkan baahwa varietaas cabai yanng
dibudidayyakan sebaggian besar menggunaka
m an
varietas keriting, assal benih bu uatan sendirri,
pola tannaman secarra monokulltur, rata-ratta
luas areeal pertanaaman cabaai 125 m2,
sanitasi/ppembersihan n gulma dilaakukan secarra
intensif, pengendaliian hama dan d penyakkit Gambbar 1. Gejalaa Penyakit Virus
V Kuningg
dilakukann dengan menggunakkan pestisidda pada Tanaman
T Caabai
secara teratus 2--3 kali per p mingguu,
pemupuk kan dilakukaan menggun nakan pupuuk Penyakit umumnya menyebabbkan
NPK Pelangi, NPK K Mutiara, NPK
N Ponska, penuruunan laju fotosintesis
f dengan meengu-
dan Za. Jenis gulmaa yang ditem mukan antarra rangi jumlah klorrofil perdaunn. Penyakit vvirus
lain Agerratum conyzzoides, Physa alis floridanna ini dittularkan olehh vektor kutu u kebul (Bemmisia
L, dan Mymosa
M sappudica. Taanaman yanng tabaccci) dengan carac mengissap cairan dalam
jaring
gan tanamann pada bagiian-bagian yang y
ditemukaan disekitar areal pertaanaman cabaai
seperti kemangi,
k teerung dan tomat.
t Hamma lunak sehingga tuulang daun menebal
m dan daun
yang dittemukan di areal pertaanaman cabaai muda yang akan tumbuh berrikutnya mennjadi
adalah Bemisia
B tabbacci, Aphiss goypii daan kaku dan kecil maka m gejala lanjut, tanaaman
Trips, jugga ditemukaan serangga lainnya yaittu menjaadi kerdil (Tjjahjadi, 19933).
Intensitas kerusakan tanaman cabai c
Coccinellla sp.
akibatt penyakit virus kuuning di D Desa
Waim mital dapat ddilihat padaa Tabel 3. Pada P
Penyakitt-Penyakit Virus
V Pada Tanaman
Tabel tersebut terlihat baahwa intennsitas
Cabai
kerusaakan penyyakit virus kuning yang y
1. Penyaakit Virus Kuning
K tertingggi pada peetani ke 1 dengan kriiteria
Gejjala penyak kit yang diitemukan ddi- sedang. Kerusaakan ini diipengaruhi oleh
lapangann adalah daun-daun
d muda yanng faktorr teknik budidaya
b y
yang diterappkan
terserangg mulai men nguning dann berkembanng sepertti tertera padda Tabel 2.
menjadi warna kuninng jelas, kemmudian tulanng Kerusakann yang berrat pada llahan
daun menebal
m daan menggu ulung keataas petanii ke 1 disebabkan karena ttidak
(Gambarr1). dilakuukannya sannitasi terhadaap tanaman sakit
G
Gejala penyaakit seperti pada
p Gambaar atau yang
y sudah terserang
t (tiidak dicabutt dan
1 sama seperti gejala yang dideskripsika
d an dibakaar), sehinggga dapat menjadi
m sum
mber
oleh Greeen (1996) dan Sulanndari (20044), inokulum. Selain sanitasi yang ttidak
yakni gej
ejala virus kuning
k ditanddai dari dauun dilakuukan oleh petani ke 1 adanya guulma-
mulai menguning
m dan
d mengeriiting dimulaai gulmaa disekitar pertanamann cabai seeperti
dari daun-daun pucuuk berkembbang menjaddi babaddotan (Ageraatum conyzooides) inang dari
warna ku uning jelas tulang
t daun menebal daan virus kuning (Sullandari, 20044) dalam jum mlah
mengguluung keatas sehingga fuungsi fisiologgi yang banyak
b disekitar lahan petani
p ke-1 yang
y
dari tanaman terhaambat sehinngga kloroffil sudahh terserang viirus kuning.
tidak beerfungsi. Pennyakit virus kuning inni
menyeranng pada sem mua umur tannaman.
38 
Agrologia, Vol. 2, No. 1, April 2013, Hal. 36-42

39 
 
Tuhumury, G.N.C dan H.R.D. Amanupunya, 2013. Kerusakan Tanaman Cabai …

Tabel 3. Intensitas Penyakit Virus Kuning pada Tanaman Cabai di Desa Waimital

Petak
Petani Rata-rata Kategori
1 2 3 4 5
1 50 40 50 60 50 50,00 Sedang
2 0 0 0 0 0 0 Normal
3 0 0 0,8 0 0 0,16 Ringan
4 0 0 0 0 0 0 Normal
5 0 0 0 0 0 0 Normal
10,03 Ringan

Pengamatan langsung di lapangan dengan tanaman cabai yang sudah selesai


pada tanaman cabai milik petani ke-1 terlihat dipanen tetapi tidak di musnakan sehingga
dengan jelas bahwa vektor yang ditemukan menjadi inokulum, dan inang untuk per-
dalam jumlah yang banyak (pada setiap helai kembang biakan vektor.
daun terdapat vektor) yang mengakibatkan Cabai rawit sangat rentan, hal ini
intensitas kerusakan yang berat. Karena kutu terbukti dengan intensitas serangan 50% dan
kebul merupakan vektor utama dari virus gejala yang ditimbulkan sangat parah. Ini
kuning, ini sejalan dengan pendapat sejalan dengan pendapat (Sulandari, 2004)
(Sulandari 2004), yang mengatakan bahwa yang mengatakan semua cabai rawit dan
kutu kebul merupakan serangga vektor yang cabai besar kultivar TM 999 sangat rentan
mampu menularkan tujuh kelompok jenis dan serangannya yang mencapai 100% dan
virus dan diantara tujuh kelompok ini yang gejala yang ditimbulkan sangat parah.
paling banyak ditularkan adalah virus kuning
(Gemini Virus). Kutu kebul merupakan 2. Penyakit Virus Keriting
vektor virus kuning yang sangat efektif
(Sulandari, 2004). Hasil pengamatan penyakit virus
Benih yang digunakan oleh petani ke- keriting dilapangan terlihat jelas pada
1 ini merupakan turunan dari hasil panen tanaman cabai terserang adanya gejala
awal, sehingga kualitasnya tidak terjamin mozaik atau hijau muda yang mencolok.
karena kemungkinan besar virus sudah ada di Kemudian pucuk daun mengeriting dan
dalam benih tersebutdan merupakan salah menumpuk dengan bentuk helaian yang
satu kendala bagi petani ke-1. Selain asal menyempit (Gambar 2).
benih yang berbeda dari petani yang lain jenis
cabai yang digunakan juga berbeda (Tabel 2).
Berdasarkan pengamatan dilapangan penge-
lolaanya juga tidak intensif sehingga
kerusakan yang ditimbulkan sangat berat.
Berdasarkan data yang diperoleh
selain jenis cabai yang berbeda, pemupukan
awal juga menjadi satu penyebab kerusakan
yang berarti bagi petani ke-1, dan ber-
pengaruh terhadap ketahanan dan partum-
buhan tanaman cabai.
Pada petani sampel yang lain hanya
petani ke- 3 yang tanamannya terserang virus
kuning, tetapi tidak seluruh tanaman terserang Gambar 2. Gejala Penyakit Virus Keriting
yang terserang hanya pada petak ke-4 pada Tanaman Cabai
disebabkan posisi petak ke- 4 bersebelahan
40 
 
Agrologia, Vol. 2, No. 1, April 2013, Hal. 36-42

Gejala seperti Gambar 2 sama dengan Penyakit virus keriting ini lebih
gejala yang dideskripsikan oleh Green (1996) banyak menyerang tanaman cabai di Desa
yaitu gejala penyakit virus keriting pada Waimital, ini mengakibatkan produksi
tanaman cabai tampak adanya warna mozaik menurun. Penyakit virus keriting ini ditular-
kuning atau hijau muda yang mencolok pada kan oleh vektor Kutu daun (Aphis gosypii)
daun, kelanjutannya pucuk menumpuk kriting dan Thrips Tabacci (Tjahjadi 1993). Penyakit
dengan bentuk belaian daun menyempit atau virus keriting juga menimbulkan kerugian
cekung. Secara keseluruhan tanaman tumbuh yang berarti bagi para petani. Intensitas
tidak normal dan menjadi lebih kerdil penyakit virus keriting dapat dilihat pada
dibandingkan dengan tanaman yang sehat. Tabel 4.

Tabel 4. Intensitas Penyakit Virus Keriting Tanaman Cabai Akibat Penyakit Virus Keriting di
Desa Waimital

Petak
Petani Rata-rata Kategori
1 2 3 4 5
1 50,00 60,00 50,00 40,00 50,00 50,00 Sedang
2 36,00 42,00 34,00 20,00 20,00 30,40 Normal
3 55,71 54,28 37,14 42,58 71,42 52,28 Ringan
4 12,50 12,50 7,50 7,50 5,00 9,00 Normal
5 30,00 22,00 20,00 14,00 10,00 19,20 Normal
32,17 Ringan

Pada Tabel 4 intensitas penyakit ter- dengan interval 3 kali dalam seminggu (Tabel
tinggi terdapat pada petani ke-3 dengan rata- 2).
rata 52,28% dengan kategori berat dan Faktor lain yang mempengaruhi inten-
terendah pada petani ke-4 sebesar 9,0%. Nilai sitas kerusakan yaitu, pada petani ke- 3 tidak
intensitas penyakit tertinggi pada petani ke-3 menggunakan mulsa plastik seperti petani
ini disebabkan karena jarak tanam yang yang lain. Karena pantulan mulsa bisa mem-
terlalu dekat sehingga daun tanaman yang pengaruhi keberadaan vektor di areal
telah terserang saling bersinggungan dengan pertanaman.
daun tanaman lain yang memungkinkan Berdasarkan hasil wawancara demgan
terjadi penularan. petani dan pengamatan dilapangan ternyata
Tanaman di sekitar areal pertanaman ditemui bahwa satu tanaman (cabai) dapat
yang sudah selesai dipanen tetapi tidak terserang oleh lebih dari satu virus.
dicabut dan dibakar dapat menjadi sumber Sastrahidayat (1990) mengatakan bahwa
inokulum dan inang untuk perkembang salah satu jenis virus dapat menyerang satu
biakan vektor (Aphis gosypii). Penyakit virus sampai seribu jenis tumbuhan dan satu
ini ditularkan oleh vektor dengan cara tumbuhan dapat diserang lebihdari satu virus.
mengisap cairan dalam jaringan tanaman Kerentanan dan ketahanan jenis tumbuhan
pada bagian-bagian yang lunak (Tjahjadi, sangat mempengaruhi perkembangan
1993). penyakit, pada jenis tumbuhan tertentu rentan
Kerusakan yang terjadi juga di terhadap suatu jenis virus tetapi toleran
sebabkan oleh pengendalian yang dilakukan terhadap virus lain yang mengakibatkan
oleh petani ke-3 kurang tepat, dengan interval infeksi laten. Menurut Agrios (1996), gejala
waktu 2 kali dalam seminggu, sedangkan mozaik pada tumbuhan disebabkan adanya
petani lainnya melakukan peengendalian penumpukan karbohidrat dalam daun dan
penurunan fotosintesis melalui penuruan
41 
 
Tuhumury, G.N.C dan H.R.D. Amanupunya, 2013. Kerusakan Tanaman Cabai …

jumlah klorofil perluasan daun. Sehingga Green, S. K. 1996. Guidelines for Diagnostic
tanaman menjadi kerdil dibandingkan dengan Work in Plant Vireologi. Asian
tanaman yang sehat. Vegetables Research and Develop-
Selain itu dari hasil wawancara petani ment Center.
ternyata pengendalian terhadap hama dan
penyakit pada tanaman cabai dilakukan Natawigena, H. 1989. Pestisida dan
dengan cara menggabungkan beberapa jenis Kegunaanya. CV. Amrico, Bandung.
pestisida secara serempak dengan dosis yang
sama untuk seluruh jenis pestisida Prajnanta, 2003. Kiat khusus bertanam cabai,
diantaranya (Bion, Antracol, Metindo, Penebar Swardaya, Jakarta.
Curacron, Sumo, Pegasus ) diaplikasikan ke
tanaman cabai, tanpa adanya pengetahuan Sastrahidayat, I. R. 1990. Ilmu Penyakit
tentang bahan-bahan aktif serta sasaran dari Tumbuhan, Penerbit Fakultas
pestisida- pestisida yang digunakan. Pertanian Universitas Brawijaya
bekerja sama dengan Usaha Nasional,
KESIMPULAN Surabaya.

1. Penyakit virus yang menyerang tanaman Semangun, H. 2008. Penyakit-Penyakit


cabai ditemukan di Desa Waimital adalah Tanaman Hortikultura di Indonesia.
penyakit virus kuning dan penyakit virus Penerbit Gadjah Mada University
keriting, dengan besar intensitas Press, Yogyakarta.
kerusakan masing-masing 10,03%
tergolong ringan 32,17% tergolong Sulandari, S. 2004. Karakterisasi biologi,
sedang. serologi dan sidik jari DNA virus
2. Besarnya intensitas kerusakan masing- penyebab penyakit daun keriting
masing penyakit dipengaruhi oleh teknik kuning cabai. Institut pertanian Bogor
budidaya yang dilakukan petani, seperti
sanitasi kebun, jenis gulma dan vektor Sunarjono. 2001. Budidaya Cabai Rawit,
serta pengendakliannya. Penebar Swadaya, Jakarta

DAFTAR PUSTAKA Tjahjadi, N. 1993. Bertanam Cabai, Penerbit


Kanisius, Yogyakarta.
Agrios, G. N. 1996. Ilmu Penyakit
Tumbuhan, Edisi Ketiga Terjemahan
Munzio Burnid, M.Si. Gadjah Mada
Press.Yogyakarta.

42 
 

Anda mungkin juga menyukai