Anda di halaman 1dari 7

PENGAUDITAN II

SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN RINCI SALDO

Disusun Oleh:

Kelompok 2

I Putu Evan Aditya Dharma Merta (1907531061)

Leonardus P.M. Watu Sugi (1907531062)

Elsa Isabel (1907531173)

Dosen Pengampu :

Dr. Dra. Gayatri., M.Si., Ak., CA., ACPA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2021
3. SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN RINCI SALDO
Di Indonesia pedoman atau standar mengenai sampling audit diatur pada SA
530 Sampling Audit. SA 530 Sampling Audit ini diterapkan ketika auditor telah
memutuskan untuk menggunakan sampling audit dalam pelaksanaan prosedur audit.
Hal ini berkaitan dengan penggunaan sampling statistik maupun nonstatistik ketika
perancangan dan pemilihan sampel audit, pelaksanaan pengujian pengendalian, dan
pengujian rinci, serta pengevaluasian hasil sampel tersebut.
Sampling audit (sampling) merupakan penerapan prosedur audit terhadap
kurang dari 100% unsur dalam suatu populasi audit yang relevan sedemikian rupa
sehingga semua unit sampling memiliki peluang yang sama untuk dipilih untuk
memberikan basis memadai bagi auditor untuk menarik kesimpulan tentang populasi
secara keseluruhan. Tujuan penggunaan sampling audit oleh auditor adalah untuk
memberikan basis yang memadai bagi auditor untuk menarik kesimpulan mengenai
populasi yang menjadi sumber pemilihan sampel.

3.1 PERBANDINGAN SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN ATAS RINCIAN


SALDO DAN UNTUK PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO DAN UNTUK
PENGUJIAN PENGENDALIAN SERTA PENGUJIAN SUBSTANTIVE ATAS
TRANSAKSI
Perbedaan utama antara pengujian pengendalian, pengujian substantive atas
transaksi, dan pengujian atas rincian saldo terletak pada apa yang ingin di ukur oleh
auditor.

Jenis Pengujian Apa yang diukur


Pengujian Pengendalian  Efektivitas operasi pengendalian internal
 Efektivitas operasi pengendalian internal
Pengujian substantif transaksi  Kebenaran rupiah transaksi dalam sistem
akuntansi
 Apakah jumlah rupiah saldo akun
Pengujian rinci saldo mengandung kesalahan penyajian secara
material.

Auditor melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantifatas transaksi:


 Untuk menentukan apakah tingkat pengecualian populasi cukup rendah.
 Untuk mengurangi penilaian resiko pengendalian dan karenannya mengurangi
pengujian atas rincian saldo.
 Untuk perusahaan publik, guna menyimpulkan bahwa pengendalian telah beroperasi
secara efektif demi tujuan audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan.

3.2 SAMPLING NONSTATISTIK


Ada 14 langkah yang diperlukan dalam sampling audit untuk pengujian atas
rincian saldo. Keempatbelas tahapan tersebut sejalan dengan 14 tahapan yang
digunakan dalam sampling untuk pengujian pengendalian dan pengujian subtantif
transaksi, meskipun tujuannya berbeda.

Langkah-Sampling Audit untuk Langkah-Sampling Audit untuk


Pengujian atas Rincian Saldo Pengujian Pengendalian dan Pengujian
Substantif atas Transaksi
Merencanakan Sampel Merencanakan Sampel
1. Menyatakan tujuan pengujian audit 1. Menyatakan tujuan pengujian audit
2. Memutuskan apakah sampling audit 2. Memutuskan apakah sampling audit
dapat audit dapat diterapkan. dapat audit dapat diterapkan.
3. Mendifinisikan salah saji. 3. Mendefinisikan atribut dan kondisi
pengecualian.
4.Mendefinisikan populasi 4. Mendefiniskan populasi
5. Mendefiniskan unit sampling 5. Mendefiniskan unit sampling
6. Menetapkan salah saji yang dapat 6. Menetapkan tingkat pengecualian
ditoleransi yang dapat ditoleransi.
7. Menetapkan risiko yang dapat 7. Menetapkan risiko yang dapat penilian
diterima atas diterima atas penerima risiko pengendalian yang (ARACR)
yang salah terlalu rendah.
8. Mengestimasi salah saji dalam 8. Mengestimasi tingkat pengecualian
populasi. populasi
9. Menentukan ukuran sampel awal 9. Menentukan ukuran sampel awal

Memilih sampel dan Melaksanakan Memilih sampel dan Melaksanakan


Prosedur Audit Prosedur
10. Memilih sampel 10. Memilih sampel
11. Melaksanakan Prosedur Audit 11. Melaksanakan Prosedur Audit

Mengevaluasi Hasil Mengevaluasi Hasil


12. Menggeneralisasi dari sampel ke 12. Menggeneralisasi dari sampel ke
populasi populasi
13. Menganalisis salah saji 13. Menganalisis pengecualian
14. Memutuskan akseptibilitas populasi 14. Memutuskan akseptibilitas populasi
1. Menetapkan tujuan Pengujian Audit
Sampel untuk pengujian rinci saldo digunakan auditor untuk menentukan
apakah saldo akun yang sedang diaudit telah ditetapkan dengan wajar.
2. Memutuskan Apakah Sampling Audit Bisa Diterapkan
Meskipun auditor biasanya menggunakan sampel pada banyak akun, tetapi
dalam situasi tertentu sampling tidak dapat diterapkan.
3. Merumuskan Kesalahan Penyajian
Karena sampling audit untuk pengujian rinci saldo mengukur kesalahan
penyajian moneter, suatu kesalahan penyajian terjadi apabila unsur sampel
kesalahan penyajian. Dalam pengauditan ppiutang usaha, setiap kesalahan
penyajian yang dilakukan klien pada suatu piutang kepada pelanggan yang
termasuk dalam sampel yang ditarik auditor adalah suatu kesalahan penyajian.
4. Merumuskan Populasi
Dalam pengujian rinci saldo, populasi didefiniskan sebagai unsur-unsur yang
membentuk populasi rupiah yang tercatat dalam pembukuan. Auditor akan
mengevaluasi apakah populasi dalam pembukuan mengandung lebih saji atau
kurang saji.
5. Sampling Distratifikasi (Sampling Berjenjang)
Pada banyak populasi, auditor sering memilah populasi menjadi dua atau lebih
subpopulasi sebelum menerapkan sampling audit. Hal ini disebut sampling
distratifikasi yang setiap subpopulasinya disebut stratum. Statifikasi memberi
kemungkinan auditor untuk menenkankan pada unsur populasi tertentu dan kurang
mementingkan yang lainnya.
6. Merumuskan Unit Sampling
Unit sampling audit non-statistika dalam pengujian audit saldo, unit
samplingnya hamper selalu berupa unsur-unsur yang membentuk saldo akun.
Auditor bisa menggunakan unsur-unsur yang membentuk populasi sebagai unit
sampling untuk pengujian semua tujuan audit, kecuali tujuan kelengkapan.
7. Menetapkan Kesalahan Penyajian Bisa Ditoleransi
Auditor memulai dengan menteapkan pertimbangan pendahuluan tentang
materialitasdan menggunakan jumlah tersebut untuk menetapkan kesalahan
penyajian bisa ditoleransi untuk setiap akun. Setiap kali kesalahan penyajian bisa
ditoleransi diturunkan auditor, maka ukuran sampel yang dibutuhkan harus dinaikan
untuk saldo akun atau kelompok transaksi yang bersangkutan.
8. Menetapkan Risiko Bisa Diterima Untuk Keliru Menerima
Risiko bisa diterima untuk keliru menerima atau acceptable risk of incorrect
acceptance (ARIA) adalah besarnya risiko yang bisa diterima auditor dalam
menerima kesalahan penyajian yang sesungguhnya melampaui kesalahan penyajian
bisa ditoleransi.
Menaksir Kesalahan Penyajian Dalam Populasi
Auditor biasanya membuat estimasi berdasarkan pengalaman tahun
sebelumnya dengan klien yang bersangkutan dan dengan menaksir risiko bawaan,
mempertimbangkan hasil pengujian pengendalian, pengujian substantive transaksi,
dan pengujian analitis yang telah dilakukan. Ukuran sampel direncanakan akan naik
sejalan dengan jumlah kesalahan penyajian yang diperkirakan dalam populsi
menurut pendekatan kesalhan penyajian bisa ditoleransi.
9. Menentukan Ukuran Sampel Awal
Apabila auditor menggunakan sampling berstrata, auditor harus
mengalokasikan ukuran sampel diantara strata yang ada, biasanya bagian terbesar
unsur sampel dialokasikan pada unsur populasi yang paling benar.
10. Memilih Sampel
Untuk sampling non-statistik, standar auditing mengijinkan auditor untuk
menggunakan salah satu dari metoda pemilihan. Untuk sampling berstrata, auditor
memilih sampel secara independen dari setiap strata.
11. Melaksanakan Prosedur Audit
Untuk melaksanakan prosedur audit, auditor menerapkan prosedur audit yang
tepat terhadap setiap unsur dalam sampel untuk menentukkan apakah berisi
kesalahan penyajian.
12. Generalisasi Dari Sampel ke Populasi dan Memutuskan Akseptabilitas
Populasi
Auditor harus melakukan generalisasi dari sampel ke populasi dengan (1)
melakukan proyeksi kesalahan penyajian dari hasil sampel ke populasi dan (2)
mempertimbangkan kesalahan sampling dan risiko sampling (ARIA).
13. Menganalisis Kesalahan Penyajian
Auditor harus mengevaluasi sifat dan penyebab setiap kesalahan penyajian
yang ditemukan dalam pengujian rinci saldo. Auditor harus melakukan analisis
kesalahan penyajian untuk memutuskan apakah diperlukan suatu modifikasi atas
model risiko audit.
14. Tindakan Apabila Populasi Ditolak
Apabila auditor berkesimpulan bahwa kesalahan penyajian dalam populasi
lebih besar dari kesalagan penyajian bisa ditoleransi setelah mempertimbangkan
kesalahan sampling, populasi dipandang tidak bisa diterima
DAFTAR PUSTAKA

AI. Haryono Jusup. 2014. AUDITING (Pengauditan Berbasis ISA) Edisi II. Yogyakarta:
Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN

Institut Akuntan Publik Indonesia. (2013). Standar Audit (SA) 530. Sampling Audit.

https://www.scribd.com/document/388183957/PERBANDINGAN-ANTARA-SAMPLING-
AUDIT-UNTUK-PENGUJIAN-RINCI-SALDO-DENGAN-SAMPLING-AUDIT-
UNTUK-PENGUJIAN-PENGENDALIAN-DAN-PENGUJIAN-SUBSTANTIF-
TRANSAKSI-d

https://www.academia.edu/8510107/Resume_BAB_17_SAMPLING_AUDIT_UNTUK_PEN
GUJIAN_ATAS_RINCIAN_SALDO

Anda mungkin juga menyukai