Anda di halaman 1dari 4

Setelah persiapan bahan baku lalu mengalami pengecilan ukuran, maka dilakukan pembakaran.

Pembakaran ini
meliputi 3 bagian utama: preheater, rotary kiln, unit pendinginan. Di pembakaran di sini, sebelum dimasukkan
suspension preheater maka bahan-bahan yang siap untuk dimasukkan ke suspension preheater disiapkan di dalam
blending silo dimana blending silo adalah tempat pencampuran bahan baku yang sudah mengalami pengecilan ukuran
dan siap untuk diumpankan ke suspension preheater (SP). Blending silo kapasitasnya 20.000 ton tingginya 55 m
diameternya sekitar 20 m. Ini adalah bag dalam dari blending silo. Jadi ada bagian yg terpenting ada cone valve.
Dimana disini mengatur pencampuran bahan baku menggunakan udara tekan, tidak menggunakan propeller sehingga
semacam ditiup gitu pada layer-layer nya sehingga akan mengalami pencampuran bahan baku.
Karena butiran-butiran nya adalah kecil maka secara otomatis pencampuran berjalan dengan baik. Kemudian
keuntungan dari proses ini multi printer menjadi lebih baik karena hasil pembakarannya akan menjadi lebih hemat
dengan adanya butiran-butiran yang kecil, pembakarannya stabil. Kemudian ada pembentukan coating sehingga bata
tahan api bertahan lama, artinya nanti di rotary drum ada bata tahan api, sebelum proses berlangsung secara
keseluruhan, di awal proses harus ada pembentukan coating. Coating ini adalah penebalan di dinding-dinding dari
refractory yang digunakan. Karena di rotary kiln ini menggunakan batu tahan api meskipun kalo batunya tahan api
tetapi kalo bersentuhan dengan api secara terus menerus maka akan rusak. Oleh karena itu, di industri semen
dikondisikan harapannya ada coating.
Coating berasal dari bahan baku awal proses, jadi di awal proses bahan bakunya itu setelah dilelehkan harapannya
lelehannya tidak semua turun di cooler, tetapi ada nempel-nempel di dinding batu tahan api. Nah, kalau
penempelannya cukup tebal mereka senang. Dari jauh apinya bersentuhan dengan batu tahan apinya. Kemudian inilah
model dari suspension preheater. Kapasitasnya 14.000 ton/hari tersusun dari 4-6 cyclone, diameternya cukup besar 6,9
m tingginya 50 m.
Terdapat 2 jenis dari Suspension Preheater, yaitu In-Line Calsiner (ILC) dan Separate-Line Calsiner (SLC). Antara
keduanya dibedakan dari suplai udara panas yang masuk, dimana udara yg masuk berasal dari bagian bawah. Di
bagian bawah sini kalau ILC, udaranya beraal dari rotary kiln yang bagian ujung, jadi kalo kita lihat misalnya ada
rotary kiln. Rotary kiln nya ini, ujungnya yang berdekatan dengan bahan bakar adalah ujung awal, sedangkan yang
jauh dari bahan bakar adalah yang mendekati ke Suspension Preheater. Jadi SP intinya adalah suatu pemanas awal
sebelum masuk rotary kiln supaya di rotary kiln ini tinggal finishing saja (tinggal enaknya saja) tinggal mematangkan
saja sehingga tidak perlu terlalu lama.
Di sinilah nanti di atas yang warnanya ada pre-dryer ini yang dari SP ini di arah sini, sedangkan bahan bakar utama
yang menggunakan batu bara dengan menggunakan burning gun itu ada di sini. Burning gun modelnya ada semacam
pipa silindris yang berisikan bisa batu bara yang mengarahkan ke sini ke sisi yang ada di sini jadi masuk ke dalam sini
menjorok ke dalam. Jadi yang namanya SP di bagian ujung sini, kan ini nanti masuk ke sini turun ke bawah terus
kemiringannya hanya 94 derajat. Ini ikut berputar sekitar 2,8 rpm.
Selain ada udara panas, di bagian sini ada yang namanya kalsinernya. Jadi ada suatu reactor pembakaran
menggunakan batu bara yang juga memanasi. Jadi udara panas masih di ada pembakaran juga disini. Demikian juga di
SLC, di SLC yang sebelah kanan dilakukan hal yang sama. Pemanasannya berkisar pada 800-900 celcius di SP.
Efektivitas SP dipengaruhi oleh banyak hal termasuk desainnya, material yang masuk juga kehalusannya harus
diperhitungkan, panas pembakarnya juga demikian.
Bagaimana model cyclone ini bekerja? Jadi ada hembusan udara panas naik ke atas ini secara radial (muter) ada
bahan baku dari atas ke bawah yang partikel-partikel halus akan terbawa oleh udara panas tadi naik ke sini balik lagi
ke sini dst, tetapi untuk partikel berat dia akan langsung turun ke bawah akan mengalami pemanasan-pe terus
langsung masuk nanti di ujung rotary kiln yang tadi. Nah itu sudah setengah matang. Kemudian keuntungan dari SP
kalo ditinjau terhadap rortary kiln yaitu pembakaran di rotary kiln bisa lebih cepat, umur batu tahan api menjadi lebih
panjang karena tidak perlu memanasi dari awal, gas panas yang keluar dari SP dapat dimanfaatkan untuk alat-alat
yang lain baik di raw mill maupun di ball mill. Cool mill dan raw mill perlu panas karena raw material seperti batu
bara biasanya diletakkkan di tongkang-tongkang yg berasal dari Kalimantan tidak tertutup, kemungkinan kena air dan
hujan dsb.
Dalam pengecilan ukurannya untuk menyiapkan masuk ke dalam proses? bahan bakar maka harus dikecilkan dan
juga ada pemanasan. Pemanasan digunakan untuk menghilangkan kandungan airnya sehingga efektivitas pembakaran
menjadi lebih baik. Sehingga dengan demikin penghematan bahan bakar yang digunakan akan lebih bagus karena kalo
menggunakan banyak air, untuk menghilangkan airnya saja sudah energi. Oleh karena itu, proses pembuatan semen
dengan proses keirng ini lebih efektif dibandingkan proses basah. Proses basah pencampurannya lebih homogen tapi
karena air yang digunakan sebagai media pencampuran membutuhkan panas penguapan yang cukup tingi maka tidak
efektif. Semua bahan baku yg mau dilakukan pembakaran harus dilakukan dalam proses kering semua. Jadi
pemanfaatan panas diputr ke alat sekitar yang ada di industri semen. Ataukah di pengecilan ukuran, finish mill atau di
mana mana.
Pernyataan no 4 ada tidak benarnya bahwa pembentukan C 2S terjadi pada preheater. Ini suhunya 800-900. Padahal
di pre heater tidak sampai 900 derajat.
Di ILC bahwa terjadi proses kalsinasi terjadinya CaCO 3→CaO + CO2 dan MgCO3→MgO + CO2. SLC yang kanan
dan yang kiri ILC langsung rotary kiln.
Rotarty kiln ini adalah alat yang digunakan untuk memproses pembakaran material yang sudah siap dari preheater
tadi. Untuk apa target akhirnya? Untuk pembentukan sesuai komposisi semen. C3S, C2S, dst. (reaksi) (pembetulan
reaksi)
Apakah ada ketentuan khusus agar dia menjadi batu tahan panas?
Batu tahan panas bentuknya seperti batu bata (rectangular), ada nomernya 1,2,3,4 dst. Nomer ini untuk memasang
di rotary kiln yang bentuknya bulat. Supaya nanti bisa bulet seser maka ada nomernya. Kalo tidak ada nomernya
kayak bentuknya segi 4 kamu pasang ditempelkan seperti batu bata maka kemungkinan bentuknya tidak bisa bulat.
Diameter rotary kiln 5,6 m panjangnya 60-84 m. pembongkaran batu tahan api yg misalnya rusak diganti itu
penggantiannya bisa memakan biaya sampai 10 M, agar tidak gampang rusak diusahakan coatingnya tebal. Jadi
setelah dipasang pada saat start up itu diharapkan ada semacam kayak kolesterolnya, ada kerak yang nempel di batu
tahan api sehingga panasnya tidak bersentuhan langsung dengan batu tahan api.
Batu tahan api itu tahan tetapi lama kalau kena panas tidak tahan juga. Refractory lining atau pelapisan di refractory
di batu tahan api semakin bertambahnya waktu karena proses pembakaran terus maka dimungkinkan bisa terjadi
kerusakan. Untuk mengatasi pergantian itu, batu tahan apinya harus sesuai yang diperlukan, sumber api harus tahan
panas beneran, yang dari agak kejauhan sudah mulai menggunakan, yang paling dekat dengan batu tahan api
Namanya spinal, kalo yang agak jauh namanya basic. Jadi pemanasan berlangsung terus menerus tiap hari ada proses
pemanasan.
Hal yang perlu diperhatikan bahwa komponen pengikut ada yang menguntungkan dalam jumlah kecil dan
merugikan dalam jumlah besar. Karena ada yang menurunkan temperature clinker. Boleh tetapi ada ketentuan
tertentu. Kalau penurunan terlalu banyak menyebabkan lelehan yang sudah membentuk coating itu terikut sebagai
produk. Maka coatingnya hilang, batu tahan apinya bersentuhan langsung dengan panas. Central control room yang
ada di semen itu bisa kelihatan, coatingnya tebal atau nggak.
Di SP apa selalu ada Kalsiner?
Ada kalsiner nya semua di ILC maupun SLC, di pemanasan awal sebelum masuk ke .. (di cyclone yang ada
pembakarnya warma biru kalsiner, api warnanya merah) udara panas ada kalsinernya
Di SP kan ada recycle, itu yg di recycle Cuma yg size nya aja atau padatan juga?
Jadi bahan baku dan udara panas muter di sekitar situ, perputaran ini menyebabkan bertemunya bahan baku dengan
bahan bakar berasal dari bawah udara panas. Nanti ada dari sistem desain secara gravitasi ada yang mungkin
berpapasan sehingga produk yang diharapkan dari pemanasan bisa sampe turun ke bawah. Jadi ada partikel halus yang
terangkat ke atas tetapi dari desain itu nanti produk turun ke bawah. Jadi terikut oleh bahan yang baru masuk. Jadi
modelnya cyclone itu ada perputaran udara panas/atau udara yang mau dihilangkan debunya berputar secara radial,
naik ke atas udara panas ini maka akan bertemu bahan baku yang dari turun atas ke bawah.
Itu partikelnya ada yang berat ada yang ringan, turun ke bawah akan bersentuhan dengan udara panas. Partikel yang
halus akan terangkat ke di atasnya atas tetapi ujung-ujungnya nanti balik ke bawah. Desainnya dibuat seperti itu.
Blowernya ada. Dari pemanasan yang ada di batu bara akan ada udara panas naik ke atas, tentunya di cyclone
targetnya akan menghantam di dinding-dinding di cyclone kena udara tadi turun ke bawah, yang jelas udara panas
yang ke atas pasti akan ada yang keluar. Nah yang keluar pasti ada penghalang supaya tidak ada debu yg naik ke atas.
Muter trus turun ke bawah yang sudah mengalami proses pemanasan membentuk semacam semi lelehan itu bisa turun
ke bawah bersama partikel lainnya (Al 2O3, CO2, CaO), nanti di rotary kiln tinggal finishing. Tinggal pelelehan bahan
baku pembentukan C2S, C3S semua ada di zona sintering (zona terakhir). Zona reaksi ini hanya untuk memudahkan.
Zona 1 mungkin terjadi kalsinasi. Untuk pembentukan C 2S, dst terutama terjadi di suhu di atas 1300 C, pelelehan akan
terbentuk C3S, C4AF, dst.
Mulai dari awal adalah proses penyiapan bahan baku, crushing, pnegecilan ukuran, drying and grinding butiran
diikuti pengeringan. Setelah siap semua dimasukkan ke raw mill silo jadi di silo2 yg siap diumpankan ke sp
penegcilan ukurannya sudah memenuhi standar. Pada saat masuk ke sp, targetnya adaah terjadi oemanasan awal sblm
masuk ke rotary kiln. Produk yg masuk ke rotary kiln sudah setengah matang sehingga keluar dari rotary kiln sudah
menjadi kerak. Kerak didinginkan di clinker cooler dengan menggunakan fan2 yg sangat besar ada 8 , hembusan
sangat keras. Kemudian lelehan yg berupa spt letusan gunung berapi yg merah akan melewati akan residu packing
grate cooler. Alat ini seperti kayak genteng ditata bersaf2 dia ada pergerakan gesekan, supaya ada perjalanan clinker
menuju temoat yg ditentukan. Di bagian yg spt genteng yg terbuat dri besi tahan api ada logam-logamnya. Logam2
inilah tempat hembusan udara keluar dr bawah. Nanti panas yg 1400, udara yg dingin mjd menyerap panas. Nah ini yg
dimanfaatkan di tempat lain yg dimanfaatkan untuk digunakan sbg preheater, apakah di drying and grinding karen
abutuh udara panas untuk emngeringkan material, apakah untuk mengeringkan batubara, apakah si SP yg di separate
kalsiner, berasal dari clinker cooler. Kl ILC UDARA PANASNYA langsung dr ujungnya dari rotary kiln. Setelah ini
semua berlangsung maka pendinginan mendadak membuat clinker td mengalami bentuk yg amorf (mudah
dihancurkan), kalau di finish mill masih sulit dihancurkan dgn raw mill. Maka di clinker breaker dengan
menggunakan hydraulic crusher. Setelah mengalami pengecilan masuk ke clinker silo sebelum dicamourkan dgn
gypsum, gypsum ditambahkan 3-5%. Waktu settling: apabila dia bereaksi dgn air akan mengeras. gypsum menambah
kekuatan dari hari2 berikutnya. Gypsum dikhususkan untuk c3a nya tinggi terutama tipe 1 dan 3. Tipe 2,4,5
seharusnya tidak ada penambahan.
Semen yg dihasilkan diuji dianalisa apakah sesuai standar, panas hidrasinya. Pnegujian kandungan c2s, dkk, pengujian
LSM (Lime Saturated Factor) yaitu menunjukkan factor dari lime, kelebihannya berapa. Ada rumusnya yg
menyatakan ttg kelebihan dari cao nya berapa, jangan sampe terlalu banyak. Pengujian tidak hanya kekuatan tekan
saja, tp keluar dari bahan baku ada pengujian alumina rasio, silica rasio dicek kelebihannya berapa. Pengujian dengan
sample dan computer.
Gypsum adalah caso4.2h2o ditambahkan di dalam alat yg namanya tube mill. Di dalam tube mill ada bola2 baja yg
berisi yg ukurannya berbeda. Terdiri dr 2 kompartmen. Kompartmen 1 bola baja yg besar cukup banyak dicampur
dengan yg sedang dan yg kecil. Sedangkan kompartmen 2 lebih kecil lagi bola baja nya. Untuk menggiling kerak yg
sudah dihasilkan Bersama dgn gypsum dengan suhu maks 120 derajat C. Gypsum ada anhidratnya, anhidratnya tidak
boleh hilang. Kalua hilang mkaa kemampuan gypsum sebagai retarder akan berkurang. Bahwa ada semacm injeksi dr
tube mill (di finish mill) sejumlah air kabut air untuk mempertahankan anhidratnya. Padahal semen sendiri jgn sampe
ketemu air.
Setelah semen dihasilkan maka disimpan di semen silo. Kemudian ke packer atau bulk cement. Bulk cement langsung
dimasukkan ke tangki2 truk, sehingga memudahkan ketika butuh semen dalam jumlah besar.
Ukuran partikel semen sekitar 325 mesh. Kalua tidak 325, misalnya di atasnya maka akan di reject. Jadi setelah finish
mill, ada separator untuk memisahkan partikel yg halus dan kasar. Partikel kasar direcycle Kembali masuk ke unit
tube mill atau finish mill.
(gambar separatpr cell) di bagian air outlet juga ada separatornya. Di unit separator terdapat bukaan fan yg mengatur
mana yg partikel halus dan yg kasar. Kalua nanti dari outlet masih ada yg kasar maka akan di recycle Kembali masuk
ke inlet. Kompartmen 1 (coarse grinding) partikelnya masih banyak yg kasar, kompartemen II (fine grinding), bola
baja lebih kecil dan banyak. Unitnya di Pencampuran ini terjadi pencampuran antara kerak Bersama dengan gypsum.
Pada cement mill, clinker diling bersamaan dengan gypsum serta bahan aditif lain seperti limestone, fly ash, pozzolan.
Fly ash membuat warnanya agak lebih abu-abu. Finish mill ada 2 unit, bukan hanya tube mill.
Setelah dari ini kan ditambah dengan fly ash, sebelum masuk ke silo apa masih dimurnikan dari pengotor lagi?
Tidak, sudah selesai. Bahan tambahan ini di luar dari pembakaran. Dilakukan pada saat pre treatment? terutama di unit
finish mill sebelum di masukkan sebagai semen silo, dimasukkan ke tempat penampungan semen. Jadi produk itu
diberi nama semen apabila sudah ditambahkan gypsum dan tadi disebutkan ditambahkan bahan-bahan lain, tapi
penambahan bahan lain juga dilakukan saat akhir proses.
Trend terbaru: penambahan bahan baku sudah langsung dilakukan di pecampuran bahan bakunya, itu bukan hanya
batu kapur, tanah liat dsb, ternyata sekarang yang berasal dari limbah batu bara yang ada di industri pembangkit
listrik, baik bottom ash maupun top produk itu dimasukkan di dalam tungku pembangkaran. Demikian juga tanah liat
yang berasal dr pertamina yang tercemari minyak-minyak pertamina juga digunakan sebagai bahan baku. Belum tau
masukya bahan baku ini apakah melalui preheater atau langsung masuk ke rotary kiln. Kalau dimasukkan ke preheater
apakah tidak terjadi penyumbatan di cyclone/stage yang ada. Tanah liat yang terkontaminasi oleh limbah pertamina.
Jadi kalau fly ash, pozzolan, sisa abu vulkanik yang sudah dikecilkan ukurannya pencampurannya ditambahkan di
akhir proses (di finish mill). Sehingga setelah dicampurkan tinggal masuk ke semen silo dari semen silo masuk ke
packer, di packing sudah jadi produk.

Anda mungkin juga menyukai