Pendahuluan
Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi terjadinya kematian ibu maupun bayi
adalah faktor pelayanan yang sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan keterampilan tenaga
kesehatan sebagai penolong pertama pada persalinan tersebut. Di samping itu, masih
tingginya persalinan di rumah dan masalah yang terkait budaya dan perilaku dan tanda-tanda
sakit pada neonatal yang sulit dikenali, juga merupakan penyebab kematian bayi baru lahir.1
Pembahasan
Skenario 1
Kecamatan A memiliki tingkat kematian ibu dan balita yang tinggi, terutama
neonatal. Jumlah Penduduk di Kecamatan A berjumlah 40.000 orang. Puskesmas Kecamatan
B berusaha untuk menangani hal ini, di mana dari hasil evaluasi program beberapa tahun lalu
didapatkan faktor kinerja puskesmas yang masih kurang dengan cakupan yang rendah juga
faktor rendahnya kesadaran masyarakat dengan pendidikan dan sosial ekonomi rendah serta
kurangnya Kerjasama lintas sectoral.
1
Angka Kematian Ibu
Definisi2
Angka kematian ibu ialah jumlah kematian ibu sebagai akibat komplikasi kehamilan,
persalinan, dan masa nifas yang dicatat selama satu tahun per 1000 kelahiran hidup pada
tahun yang sama.
Penyebab:3
Langsung
Tidak Langsung
Anemia
Penyakit ini terjadi karena konsumsi zat besi (Fe) pada tubuh tidak seimbang atau
kurang dari kebutuhan tubuh. Zat besi merupakan mikro elemen yang esensial bagi tubuh,
2
sangat diperlukan dalam pembentukan darah yaitu dalam hemoglobin. Disamping itu zat besi
juga diperlukan enzim sebagai penggiat. Fe lebih mudah diserap oleh usus halus dalam
bentuk Ferro. Penyerapan ini mempunyai mekanisme autoregulator yang diatur oleh kadar
Ferritin yang terdapat dalam sel-sel mukosa usus. Dalam kondisi Fe yang baik, hanya sekitar
10% saja dari Fe yang terdapat dalam makanan diserap ke dalam mukosa usus. Ekskresi Fe
dilakukan melalui menstruasi. Oleh sebab itu kebutuhan Fe pada wanita dewasa lebih banyak
dibandingkan dengan pria. Pada wanita hamil kebutuhan Fe meningkat karena bayi yang
dikandung juga memerlukan Fe ini. Definisi Fe atau anemia besi di Indonesia jumlahnya
besar sehingga sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat. Program penanggulangan
anemia besi khususnya ibu hamil sudah dilakukan melalui pemberian Fe secara cuma-Cuma
melalui Puskesmas atau Posyandu. Akan tetapi karena masih rendahnya pengetahuan
sebagian besar ibu-ibu hamil maka program ini tampak berjalan lambat.4
Ibu hamil sebenarnya juga berhubungan dengan proses pertumbuhan, yaitu pertumbuhan
janin yang dikandungnya dan pertumbuhan berbagai organ tubuhnya sebagai pendukung
proses kehamilan tersebut. Untuk mendukung berbagai proses pertumbahan ini maka
kebutuhan makanan sebagai sumber energi juga meningkat. Kebutuhan kalori tambahan bagi
ibu hamil sekitar 300-350 kalori perhari. Demikian pula kebutuhan protein meningkat dengan
10 gram sehari. Peningkatan metabolisme berbagai zat gizi pada ibu hamil juga memerlukan
peningkatan suplai vitamin, terutama thiamin, reboflafin, vitamin A dan D. Kebutuhan
berbagai mineral khususnya Fe dan calsium juga meningkat. Apabila kebutuhan kalori,
protein, vitamin dan mineral yang meningkat ini tidak dapat dipenuhi melalui konsumsi
makan oleh ibu hamil, akan terjadi kekurangan gizi.
1. Berat badan bayi pada waktu lahir rendah atau sering disebut Berat Bayi Lahir
Rendah (BBLR)
2. Kelahiran prematur
3. Lahir dengan berbagai kesulitan dan lahir mati.
3
Jaminan mutu layanan kesehatan merupakan suatu proses yang berkesinambungan
atau suatu proses tanpa henti. Dengan demikian, keseluruhan rangkaian kegiatan yang
terdapat dalam proses tersebut merupakan suatu siklus. Siklus tersebut akan berlangsung
terus mengikuti urutan yang berulang sehingga disebut sebagai siklus pemecahan masalah
mutu layanan kesehatan.
Siklus itu diawali oleh kegiatan identifikasi masalah, penentuan prioritas masalah,
pernyataan masalah, pembentukan kelompok pemecah masalah, kemudian pemahaman
proses lokasi masalah (proses-proses yang ada di dalam lokasi masalah), penentuan penyebab
masalah, pengumpulan data penyebab masalah, dan penentuan penyebab masalah terpilih.
Selanjutnya, kegiatan penentuan alternatif pemecahan masalah, penentuan pemecahan
masalah terpilih, penyusunan rencana pemecahan masalah, dan disusul oleh penerapan
pemecahan masalah. Siklus diakhiri dengan pemantauan dan evaluasi hasil. Tidak semua
masalah mutu layanan kesehatan dipecahkan dengan menggunakan siklus tersebut, masalah
mutu layanan kesehatan yang sederhana tentu tidak perlu dipecahkan dengan menggunakan
siklus.
Berdasarkan dari skenario, rincian yang dapat dianalisa adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi masalah:
Apakah telah terjadi masalah mutu dalam layanan di Puskesmas kecamatan A ?
Jawabnya tentu Ya, telah terjadi masalah mutu pada Puskesmas kecamatan A, karena
AKI (Angka Kematian Ibu) yang tinggi.
2. Prioritas masalah:
Prioritas masalah yang akan diselesaikan adalah tingginya angka kematian ibu
akibat sosial ekonomi yang rendah, terutama Neonatal.
3. Penyelesaian:
Ada beberapa program dari puskesmas salah satunya adalah Program KIA
4. Prioritas alternatif:
Dengan fokus terhadap kesehatan ibu, baik terhadap ibu sebelum hamil, bersalin,
maupun nifas yang juga berhubungan dengan masalah sosial ekonomi yang rendah.
4
Puskesmas
Program KIA termasuk satu dari enam program pokok (basic six) Puskesmas yang
bertujuan untuk memantapkan dan meningkatkan mutu pelayanan KIA secara efektif dan
efisien. Program ini bertanggung jawab dalam kegiatan pelayanan sebagai berikut: pelayanan
ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana,
neonatus, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi, dan balita. Keberhasilan program KIA
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi salah
satu prioritas utama pembangunan kesehatan di Indonesia.
Selain itu pengetahuan masyarakat tentang kesehatan masih kurang, keadaan gizi
masyarakat belum mantap (anemia hamil masih tinggi) dan masih terdapat infeksi parasit
cacing yang menyebabkan tumbuh kembang janin kurang sempurna, penerimaan KB belum
mantap, pelaksanaan pengawasan hamil belum merata, pertolongan persalinan masih
didominasi oleh dukun terutama didaerah pedesaan, sistem rujukan masih belum memuaskan
sehingga baru dikirimkan ke rumah sakit bila keadaan sudah gawat.1
Tujuan umum program kesehatan ibu dan anak adalah tercapainya kemampuan hidup
sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya untuk
atau mempercepat pencapaian target Pembangunan Kesehatan Indonesia yaitu Indonesia
Sehat secara meningkatnya derajat kesehatan anak optimal yang merupakan landasan bagi
peningkatan kualitas manusia seutuhnya.6
Kegiatan KIA
Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak balita dan anak
prasekolah
Deteksi dini faktor resiko ibu hamil
Pemantauan tumbuh kembang balita
Imunisasi tetanus toksoid 2x pada ibu hamil serta BCG, DPT 3x, Polio 3x dan
Campak 1x pada bayi
Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA
6
Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita dan anak pra sekolah untuk macam-macam
penyakit
Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan pemeliharaan serta
bayi-bayi yang lahir ditolong oleh dukun selama periode neonatal (0-30 hari)
Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun bayi serta
kader-kader kesehatan.6,7
Pelayanan antenatal adalah pelayanan terhadap individu yang bersifat preventif care
untuk mencegah terjadinya masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin agar dapat
melalui persalinan dengan sehat dan aman, diperlukan kesiapan fisik dan mental ibu sehingga
ibu dalam status kesehatan yang optimal, karena dengan keadaan kesehatan ibu yang optimal
sangat berpengaruh bagi pertumbuhan janin yang dikandungnya.8
Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4. Cakupan
K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang
telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan
pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah
mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai standar serta paling sedikit empat kali kunjungan,
dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali pada
trimester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan
kepada ibu hamil
7
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin agar dapat
tumbuh kembang secara normal
7. Mengurangi bayi lahir premature, kelahiran mati dan kematian neonatal9
Kunjungan ibu hamil sesuai standar adalah pelayanan yang mencakup minimal :10,11
Evaluasi Program
1. Analisis profil sebagai landasan aplikasi standar melalui analisis kondisi nyata,
kondisi yang diketahui serta merumuskan kondisi yang diharapkan.
2. Menentukan indikator mutu yang meliputi indikator operasioal, pengukuran yang
dilandasi dengan memperhatikan kebutuhan komunitas.
8
3. Mengembangkan perangkat evaluasi dengan mengembangkan disain pengukuran,
melakukan pengukuran, mengolah data, dan merekomendasikan perbaikan.
4. Melaksanakan pengukuran dalam rangka meningkatkan mutu sistem informasi
manajemen puskesmas serta mengaplikasikan teknologi informasi dan komunikasi.
Dalam usaha mencapai tujuan di atas pelaksanaan pengawasan menggunakan strategi utama,
yaitu:3
Kesimpulan
Keberhasilan program KIA menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) menjadi salah satu prioritas utama pembangunan kesehatan di
Indonesia yang salah satunya dicanangkan melalui puskesmas. Pada Puskesma kecamatan A
terdapat AKI yang tinggi yang disebabkan karena adanya masalah dalam pelaksaan program
pelayanan kesehatan yang mencakup unsur-unsur masukan, pengetahuan, dan keadaan sosial-
ekonomi penduduk. Maka diperlukan peninjauan kembali atau evaluasi program dengan
penelitian yang epidemiologis.
Daftar Pustaka
9
6. Depkes. Upaya Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir di
Indonesia. 2014.
7. Kementrian Kesehatan RI. Rencana Operasional Promosi Kesehatan Ibu dan Anak.
2010.
8. Indarwati R. Puskesmas. Universitas Airlangga.Surabaya. 2008.
9. Dyah A.N. Faktor – Faktor yang berhubungan dengan perilaku antenatal care ibu
hamil trimester tiga di kelurahan way mengaku kecamatan balik bukit kabupaten
lampung barat pada agustus 2010. Universitas Pembangunan Nasional Veteran.
Jakarta. 2010.
10. Revisi Buku Pedoman Kerja Puskesmas Tim. Kesehatan Lingkungan Pemukiman.
Pedoman Kerja Puskesmas. Jilid 3. Jakarta: Departeman Kesehatan RI, 1991.h.G1-80.
11. Depkes. Pedoman penyelenggaraan imunisasi.dalam keputusan meneteri kesehatan
Republik Indonesia nomor 1059/MENKES/SK/IX/2004.Jakarta.2004.
12. Syafrudin, Hamidah. Kebidanan komunitas. Jakarta: EGC; 2009.
10