DISUSUN OLEH :
TRI UTARIANI
(101540102016)
DOSEN PENGAMPUH :
RISA DEVITA SST.,M.Kes
C. Patofisiologi
1. Pigmen kuning ditemukan dalam empedu yang terbentuk dari pemecahan
hemoglobin oleh kerja heme oksigenase,biliverdin reduktase,dan agen
pereduksi nonenzimatik dalam system retikuloendotelial.
2. Setelah pemecahan hemoglobin,bilirubin tak terkonjugasi diambil oleh protein
intraseluler Y protein dalam hati.pengambilan tergantung pada aliran darah
hepatik dan adanya ikatan protein.
3. Bilirubin yang tak terkonjugasi dalam hati diubah atau terkonjugasi oleh
enzim asam uridin difosfoglukuronat uridin diphosphoglucuronic acid
(UPGA) glukuronil transferase menjadi bilirubin mono dan diglucuronida
yang polar larut dalam air (bereaksi direk).
4. Bilirubin yang terkonjugasi yang larut dalam air dapat dieliminasi melalui
ginjal dengan konjugasi bilirubin masuk dalam empedu melalui membran
kanalikular kemudian ke sistem gastointestinal dengan diaktifkan oleh bakteri
menjadi urobilinogen dalam tinja dan urin.beberapa bilirubin diabsorbsi
5. kembali melalui sirkulasi enterohepatik.Warna kuning dalam kulit akibat dari
akumulasi pigmen bilirubin yang larut dalam lemak,tak terkonjugasi,non
polar (bereaksi indirek)
6. Pada bayi dengan hyperbilirubinemia kemungkinan merupakan hasil dari
defisiensi atau tidak aktifnya glukuronil transferase.rendahnya pengambilan
dalam hepatik kemungkinan karena penurunan protein hepatik sejalan dengan
penurunan darah hepatik.
7. Jundice yang terkait dengan pemberian ASI merupakan hasil dari hambatan
kerja glukoronil transferase oleh pregnanediol atau asam lemak yang terdapat
dalam ASI terjadi 4- 7 hari setelah lahir dimana terdapat tkenaikan bilirubin
tak terkonjugasi dengan kadar 25 – 30 mg/dl selama minggu ke 2- ke
3.biasanya bisa mencapai usia 4 minggu dan menurun setelah 10 minggu.jika
pemberian ASI dilanjutkan,hyperbilirubinemia akan menurun berangsur
angsur dapat menetap selama 3-10 minggu pada kadar yang lebih
rendah.jikapemberian ASI dihentikan,kadar bilirubin serum akan turun
dengan cepat biasanya 1-2 hari dan pengganti ASI dengan susu formula
mengakibatkan penurunan bilirubin serum dengn cepat,sesudahnya
pemberian ASI dapat dimulai lagi dan hyperbilirubin tidak kembali ke kadar
yang tinggi seperti sebelumanya.
8. Bilirubin yang patologi tampak ada kenaikan bilirubin dalam 24 jam pertama
kelahiran.sedangkan untuk bayi dengan ikterus fisiologis muncul antara 3-5
hari sesedah kelahiran.
E. Penatalaksanaan Ikterus
ما أَ ْنزَ َل هلل دَا ًء إال أَ ْن َز َل لھ ِشفَا ًء
“Tidaklah Allah menurunkan satu penyakit melainkan Allah telah
menurunkan untuknya obat penyembuh.” (HR.Bukhari,no:5354).
1. Bawa segera ke tenaga kesehatan untuk memastikan kondisi ikteruspada bayi
kita masih dalam batas normal (fisiologis) ataukah sudah patologis.
2. Dokter akan memberikan pengobatan sesuai dengan analisa penyebab yang
mungkin. Bila diduga kadar bilirubin bayi sangat tinggi atau tampak tanda-
tanda bahaya, dokter akan merujuk ke RS agar bayi mendapatkan
pemeriksaan dan perawatan yang memadai.
3. Di rumah sakit, bila diperlukan akan dilakukan pengobatan dengan
pemberian albumin, fototerapi (terapi sinar), atau tranfusi tukar pada kasus
yang lebih berat.
Terapi sinar pada ikterus bayi baru lahir:
Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama-tama diperhatikan oleh salah seorang
perawat di salah satu rumah sakit di Inggris. Perawat tersebut melihat bahwa bayi
yang mendapatkan sinar matahari di bangsalnya ternyata ikterusnya lebih cepat
menghilang dibandingkan dengan bayi lainnya.
Cremer (1958) yang mendapatkan laporan tersebut mulai melakukan
penelitian mengenai pengaruh sinar terhadap hiperbilirubinemia ini. Dari
penelitiannya terbukti bahwa disamping sinar matahari, sinar lampui tertentu
juga mempunyai pengaruh dalam menurunkan kadar bilirubin pada bayi
prematur yang diselidikinya.
Terapi sinar tidak hanya bermanfaat untuk bayi kurang bulan tetapi juga efektif
terhadap hiperbilirubinemia oleh sebab lain. Pengobatan cara ini menunjukkan
efek samping yang minimal, dan belum pernah dilaporkan efek jangka panjang
yang berbahaya.
F. Komplikasi
Setiap pengobatan selalu akan menimbulkan efek samping, dalam penelitian
yang dilakukan selama ini, tidak ditemukan pengaruh negatif terapi sinar terhadap
tumbuh kembang bayi. Efek samping hanya bersifat sementara, dan dapat
dicegah/diperbaiki dengan memperhatikan tata cara penggunaan terapi sinar.
Kelainan yang mungkin timbul karena terapi sinar antara lain:
1. Peningkatan kehilangan cairan tubuh bayi. Karena itu pemberian cairan harus
diperhatikan dengan sebaik-baiknya. Bila bayi bisa minum ASI, sesering
mungkin berikan ASI.
2. Frekwensi buang air besar meningkat karena hiperperistaltik (gerakan usus
yang meningkat).
3. Timbul kelainan kulit yang bersifat sementara pada muka, badan, dan alat
gerak.
4. Kenaikan suhu tubuh.
5. Kadang pada beberapa bayi ditemukan gangguan minum, rewel, yang hanya
bersifat sementara.
Komplikasi biasanya bersifat ringan dan tidak sebanding dengan manfaat
penggunaannya. Karena itu terapi sinar masih merupaka pilihan dalam mengatasi
hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir.
DATA OBJEKTIF
A. Nilai APGAR
No Aspek 0 1 2 Waktu
1 5
yang
Dinilai
1 Warna Biru/Pucat Badan merah, Seluruh tubuh 0 0
Kulit ekstrimitas biru kemerahan
2 Denyut Tidak ada Kurang dari 100 Lebih dari 100 2 2
Nadi
3 Refleks Tidak ada Meringis, Batuk bersin/ 1 2
menangis lemah menangis kuat
ketika di
stimulasi
4 Tonus Otot Tidak ada Gerakan sedikit Gerakan aktif 1 2
5 Usaha Tidak ada Lemah, tidak Menangis kuat, 2 2
Bernafas teratur pernafasan baik
dan teratur
6 8
TOTAL
B. Antropometri
1. Berat badan : 3200 gr
2. Panjang badan : 50 cm
3. Lingkar lengan : 12 cm
4. Lingkar kepala
a) Circumferentia Fronto Occipitalis : 34 cm
b) Circumferentia Mento Occipitalis : 35 cm
c) Circumferentia Sub Occipito Bregmatika : 31 cm
5. Lingkar dada : 32 cm
6. Reflek
a) Moro : ada / positif
b) Tonic neck : ada / positif
c) Palmar graps : ada / positif
d) Rooting : ada / positif
e) Sucking : ada / positif
f) Stepping : ada / positif
g) Plantar : ada / positif
h) Babinski : ada / positif
i) Menangis : bayi menangis kuat
7. Tanda vital
a) Suhu : 36, 6 º C
b) Nadi : 120 x/menit
c) Pernafasan :34 x/menit
8. Kepala
a) Simetris : tampak simetris
b) Ubun-ubun besar : datar dan belum menutup
c) Ubun-ubun kecil : datar
d) Caput succedaneum : tidak ada
e) Cephal haematoma : tidak ada
f) Sutura : tidak ada molase
g) Luka di kepala : tidak ada
h) Kelainan yang dijumpai: tidak ada
9. Mata
a) Posisi : simetris kiri dan kanan
b) Kotoran : tidak ada
c) Perdarahan : tidak ada
d) Sclera : Ikterik
e) Bulu mata : ada
10. Hidung
a) Lubang hidung : normal
b) Pengeluaran : tidak ada pengeluaran /sekret
c) Pernafasan Cuping Hidung : tidak ada
11. Mulut
a) Simetris : tampak simetris
b) Palatum mole : ada tampak haik dan ada celah
c) Palatum dulum : ada tampak haik dan ada celah
d) Saliva : ada, mukosa mulut basah
e) Bibir : bibir atas dan bibir bawah simetris
f) Gusi : tampak baik tidak ada celah /sumbing
g) Lidah bintik putih: tidak ada
12. Telinga
a) Simetris :tampak simetris
b) Daun telinga : kiri dan kanan ada normal
c) Lubang telinga : kiri dan kana ada
d) Keluaran : tidak ada
13. Leher
a) Kelainan : tidak ada
b) Pergerakan : baik dan aktif
14. Dada
a) Simetris : tampak simetris kanan! /kiri tidak ada tonjolan
b) Pernafasan : baik, gerakan dada sesuai pernafasan
c) Retraksi : tidak ada
d) Denyut jantung : terdengar baik dan normal
15. Perut
a) Bentuk : tidak buncit
b) Bising usus : terdengar normal
c) Kelainan : tidak ada
16. Tali pusat
a) Pembuluh darah : normal
b) Perdarahan : tidak ada
c) Kelainan tali pusat : tidak ada
17. Kulit
a) Warna : kuning
b) Turgor : normal
c) Elastisitas : normal
d) Lanugo : ada
e) Vernik caseosa : tidak ada
f) Kelainan : tidak ada
18. Punggung
a) Bentuk : normal
b) Kelainan : tidak ada
19. Ekstremitas
a) Tangan : normal kanan/kiri, simetris, jari
lengkap
b) Kaki : normal kanan/kiri, simetris, jari
lengkap
c) Gerakan : aktif
d) Kuku : ada, warna kemerahan
e) Bentuk kaki : normal tidak ada X atau O
f) Bentuk tangan : normal
g) Kelainan : tidak ada
20. Genitalia
Wanita
1) Labia : labia mayora lengkap, telah menutupi
labia minora, ada klitoris, tampak lubang
vagina dan lubnag uretra
2) Keluaran : tidak ada
3) Hymen : Ada
4) Kelainan : tidak ada
ASSESMENT (A)
(Interpretasi data, antisipasi masalah / diagnosa potensial & evaluasi tindakan segera)
By Ny.W Umur 6 hari dengan ikterus neonatorum patologis
PLAN (P)
PENATALAKSANA
AN Tanggal/jam:23 juni
2020/15.00
1. Melakukan fototerapi kepada By Ny W
No Tanggal/jam Hasil
1 23 Juni 2020 RR : 48 X/menit, Residu : 2cc, ASI : 10 cc melalui
pukul 15.00 OGT , BAB : tidak, BAK : ya
2 23 Juni 2020 RR : 50 X/menit, Residu : tidak ada, ASI : 10 cc
pukul 18.00 melalui OGT , BAB : tidak, BAK : ya
3 23 Juni 2020 RR : 50 X/menit, Residu : tidak ada, ASI : 10 cc
pukul 21.00 melalui OGT , BAB : tidak, BAK : ya
4 23 Juni 2020 RR : 54 X/menit, Residu : 1 cc, ASI : 10 cc melalui
pukul 00.00 OGT , BAB : tidak, BAK : ya
6. Mengukur nadi dan SpO2 bayi setiap 6 jam sekali
No Tanggal/jam Hasil
1 tanggal 23 juni Suhu : 37,20C , Nadi : 141 x
/menit , SpO2 :
pukul 18.00 99%.
2 tanggal 23 juni Suhu : 37,30C , Nadi : 149 x
/menit , SpO2 :
pukul 00.00 99%.
No Tanggal/jam Hasil
X
1 25 Juni 2020 RR : 50 /menit, Residu : 0 cc, ASI : 12,5 cc
pukul 03.00 melalui OGT , BAB : tidak, BAK : tidak
2 25 Juni 2020 RR : 46 X/menit, Residu : 0cc, ASI : 12,5 cc
pukul 06.00 melalui OGT , BAB : ya, BAK : ya
3 25 Juni 2020 RR : 40 X/menit, Residu : 2cc, ASI : 5cc melalui oral,
pukul 09.00 ASI : 7,5 cc melalui OGT , BAB : tidak,
BAK : ya
4 25 Juni 2020 RR : 41 X/menit, Residu : tidak ada, ASI : 12,5 cc,
pukul 12.00 melalui OGT , BAB : ya, BAK : ya
5 25 Juni 2020 RR : 40 X/menit, Residu : 1 cc, ASI : 11,5cc
pukul 15.00 melalui OGT ,BAB : ya, BAK : ya
6 25 Juni 2020 RR : 43X/menit, Residu : 5cc, ASI : 7,5 cc melalui
pukul 18.00 OGT , BAB : tidak, BAK : ya
7 25 Juni 2020 RR : 45 X/menit, Residu : 1 cc, ASI : 10 cc melalui
pukul 21.00 OGT , ASI oral : 15cc, BAB : tidak, BAK : ya
8 25 Juni 2020 RR : 46 X/menit, Residu : 0 cc, ASI : 15 cc melalui
pukul 00.00 OGT , BAB : ya, BAK : ya
4. Mengukur suhu, nadi, dan SpO2 bayi setiap 6 jam sekali
No Tanggal/jam Hasil
1 tanggal 25 juni Suhu : 36,5 C , Nadi : 157 x/menit , SpO2 : 97%.
0
pukul 06.00
2 tanggal 25 juni Suhu : 35,50C , Nadi : 131x/menit , SpO2 : 97%.
pukul 12.00
3 tanggal 25 juni Suhu : 35,90C , Nadi : 146 x/menit , SpO2 : 98%.
pukul 18.00
4 tanggal 25 juni Suhu : 36,40C , Nadi : 158 x/menit , SpO2 : 98%.
pukul 00.00
- Sudah dilakukan
Tanggal/jam :27 Juni 2020/03.00
No Tanggal/jam Hasil
X
1 27 Juni 2020 RR : 42 /menit, Residu : 0 cc, ASI : 17,5 cc
pukul 03.00 melalui OGT , BAB : tidak, BAK : tidak
2 27 Juni 2020 RR : 44 X/menit, Residu : 0cc, ASI : 17,5 cc
pukul 06.00 melalui OGT , BAB : ya, BAK : ya
3 27 Juni 2020 RR : 43 X/menit, Residu : 7,5 cc, ASI : 10 cc
pukul 09.00 melalui OGT , BAB : ya, BAK : tidak
4 27 Juni 2020 RR : 40 X/menit, Residu : tidak ada,netek : 0 cc,
pukul 12.00 ASI : 17,5 cc, melalui OGT , BAB : ya, BAK : ya
5 27 Juni 2020 RR : 42 X/menit, Residu : 0cc, netek :3cc, ASI
pukul 15.00 : 20 cc melalui OGT ,BAB : ya, BAK : ya
6 27 Juni 2020 RR : 43X/menit, Residu :tidak ada, ASI : 20 cc
pukul 18.00 melalui OGT , BAB : tidak, BAK : ya
7 27 Juni 2020 RR : 40 X/menit, Residu : 0 cc, ASI : 0 cc melalui
pukul 21.00 OGT , ASI oral : 20 cc, BAB : ya,
BAK : ya
8 27 Juni 2020 RR : 42 X/menit, Residu : 1 cc, ASI : 20 cc
pukul 00.00 melalui OGT , BAB : tidak, BAK : ya
3. Mengukur nadi dan SpO2 bayi setiap 6 jam sekali
No Tanggal/jam Hasil
1 27 juni 2020 Suhu : 37,10C , Nadi : 155x/menit ,
pukul 06.00 SpO2 : 96%.
2 27 juni 2020 Suhu : 36,80C , Nadi : 148x/menit ,
pukul 12.00 SpO2 : 97%.
3 27 juni 2020 Suhu : 36,40C , Nadi : 145 x/menit ,
pukul 18.00 SpO2 : 95%.
4 27 juni 2020 Suhu : 36,30C , Nadi : 128 x/menit ,
pukul 00.00 SpO2 : 99%.
Palembang,........................
Mengetahui,
CI Lahan praktik Mahasiswa
(...........................)
(..............................)
CI Akademik
(.........................................)