Abstract. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang
menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari Sekolah Menengah
Pertama (SMP), MTs, atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui setara SMP/MTs. SMK diharapkan bisa menghasilkan
lulusan siap kerja, tetapi pada kenyataannya pengangguran terbuka paling banyak dari SMK. Satu diantara tugas
perkembangan remaja khususnya siswa SMK adalah tercapainya kematangan karir. Kematangan karir merupakan aspek
yang perlu dimiliki siswa untuk menunjang karir dimasa depan. Kematangan karir yaitu sikap dan kompetensi yang
berperan untuk pengambilan keputusan karir (B. Hasan, 2006). Siswa SMK dituntut agar dapat melakukan pemilihan karir
secara tepat ketika ia dihadapkan dalam proses penjurusan untuk memilih pilihan karir tertentu. Salah satu upaya untuk
membantu siswa SMK dalam menghadapi permasalahan kematangan karir yaitu melalui layanan konseling behavioral
dengan teknik Self Management. Penulisan ini menggunakan metode kajian literatur, sehingga tujuannya adalah bagaimana
konseling behavioral dengan teknik Self Management membantu siswa SMK dalam mengembangkan kematangan karirnya.
1
Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia
Volume 1 Nomor 1 Maret 2016. Page 1-5
p-ISSN: 2477-5916 e-ISSN: 2477-8370
tepat, tidak mengetahui cita-cita di masa depan, dan tekanan Salah satu upaya untuk membantu siswa SMK dalam
dari lingkungan. menghadapi permasalahan kematangan karir yaitu melalui
Satu diantara tugas perkembangan remaja khususnya layanan konseling behavioral dengan teknik Self
siswa SMK adalah tercapainya kematangan karir. Seorang Management. Sehingga digunakanlah konseling behavioral
remaja akan mencapai kematangan karir apabila pada masa dengan teknik Self Management yang bertujuan untuk
ini mampu menemukan konsep dan jati dirinya. Remaja membantu siswa SMK dalam mengembangkan kematangan
yang lebih jauh terlibat dalam proses pembentukan identitas karirnya.
lebih sanggup mengartikulasikan pilihan karir mereka dan
menentukan langkah berikut untuk mencapai tujuan jangka II. PEMBAHASAN
pendek maupun jangka panjang mereka [1]. Kematangan PENGERTIAN KEMATANGAN KARIR
karir merupakan aspek yang perlu dimiliki siswa untuk Kematangan karir merupakan kemampuan individu
menunjang karir dimasa depan., menyatakan kematangan untuk membuat pilihan karir yang tepat, termasuk kesadaran
karir yaitu sikap dan kompetensi yang berperan untuk tentang hal yang dibutuhkan untuk membuat keputusan karir
pengambilan keputusan karir [5]. Kematangan karir akan dan tingkat dimana pilihan individu tersebut realistik dan
mendasari kemampuan siswa untuk menganalisis peluang konsisten. Kematangan karir sebagai tingkat di mana
karir, yang muaranya adalah pengambilan keputusan karir individu telah menguasai tugas perkembangan karirnya, baik
dengan tepat. Kematangan karir merupakan persiapan awal komponen pengetahuan maupun sikap, yang sesuai dengan
untuk meraih sukses dalam berkarir [6]. tahap perkembangan karir [9].
Melalui sikap berarti individu mampu mengambil Individu dikatakan matang atau siap untuk membuat
keputusan terhadap karir dan bertanggung jawab atas segala keputusan karir jika pengetahuan yang dimilikinya untuk
konsekuensi keputusan, sedangkan kompetensi membuat keputusan karir didukung oleh informasi yang
menunjukkan kemampuan individu memahami kekuatan diri adekuat mengenai pekerjaan berdasarkan pencarian yang
dalam kaitannya dengan dunia pekerjaan. Siswa SMK telah dilakukan [10]. Kematangan karir adalah keberhasilan
seyogyanya, dapat melihat gambaran dirinya secara realistis individu menyelesaikan tugas perkembangan karir yang khas
yang mencakup kelebihan dan kekurangan diri baik dari segi pada tahap perkembangan karir [11]. Kematangan karir juga
fisik, sikap, maupun kognitif serta memiliki pengetahuan merupakan kesiapan afektif dan kognitif dari individu untuk
tentang minat dan bakatnya sehingga siswa mudah dalam mengatasi tugas-tugas perkembangan yang dihadapkan
melakukan perencanaan, pemilihan dan keputusan karir. kepadanya, karena perkembangan biologis, sosial dan
Siswa dituntut agar dapat melakukan pemilihan karir secara harapan dari masyarakat yang telah mencapai tahap
tepat ketika ia dihadapkan dalam proses penjurusan untuk perkembangan tersebut. Kesiapan afektif terdiri dari
memilih jurusan tertentu. Siswa yang memilih jurusan perencanaan karir dan eksplorasi karir sementara kesiapan
berdasarkan kemampuan dan minat, cenderung memiliki kognitif terdiri dari kemampuan mengambil keputusan dan
tujuan hidup yang jelas sehingga dapat menjadikan dirinya wawasan mengenai dunia kerja. Kematangan karir adalah
bersemangat, serius, memiliki motivasi dalam belajar dan kesiapan dan keberhasilan individu dalam menyelesaikan
selalu berusaha mengembangkan pengetahuan dan tahap-tahap perkembangan karir dimana individu telah
kemampuannya pada jurusan yang telah dipilih. memiliki pengetahuan mendalam tentang dirinya yang
Siswa SMK dalam usahanya untuk mencapai mencakup minat dan bakat serta potensi diri, mampu
kematangan karir yang diinginkan salah satunya dipengaruhi memilih karir yang sesuai dan memiliki pengetahuan tentang
oleh pengelolaan diri (Self Management) yang dimiliki pekerjaan yang telah dipilih, dan dapat membuat keputusan
masing-masing siswa. Self Management merupakan upaya karir dengan baik serta bertanggung jawab terhadap hidup
individu untuk melakukan perencanaan, pemusatan perhatian, dan pekerjaannya.
dan evaluasi terhadap aktivitas yang dilakukan [7]. Terdapat Terdapat empat aspek yang dapat digunakan untuk
kekuatan psikologis yang memberi arah pada individu untuk mengukur kematangan karir remaja, yaitu : perencanaan
mengambil keputusan dan menentukan pilihannya serta (kesadaran individu bahwa dirinya harus membuat pilihan
menetapkan cara-cara yang efektif dalam mencapai pendidikan dan karir serta mempersiapkan diri untuk
tujuannya. Self management merupakan salah satu model membuat pilihan tersebut), eksplorasi (individu secara aktif
dalam cognitive behavior therapy. Self management meliputi menggunakan berbagai sumber untuk memperoleh informasi
pemantauan diri (self monitoring), reinforcement yang mengenai dunia kerja umumnya dan untuk memilih salah
positif (self reward), kontrak atau perjanjian dengan diri satu bidang pekerjaan khususnya), kompetensi infromasional
sendiri (self contracting), dan penguasaan terhadap (kemampuan untuk menggunakan informasi tentang karir
ransangan (stimulus control) [8]. Anggapan dasar Self yang dimiliki untuk dirinya, serta mulai mengkristalisasikan
management merupakan teknik kognitif behavioral adalah pilihan pada bidang dan tingkat pekerjaan tertentu, dan
setiap perilaku manusia itu merupakan hasil dari proses pengambilan keputusan (individu mengatahui apa saja yang
belajar (pengalaman) dalam merespon berbagai stimulus dari harus dipertimbangkan dalam membuat pilihan pendidikan
lingkungannya. Segenap perilaku manusia itu merupakan dan karir, kemudian membuat pilihan pekerjaan yang sesuai
hasil dari proses belajar dalam merespons terhadap berbagai dengan minat dan kemampuan) [10].
stimulus dari lingkungannya.
2
Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia
Volume 1 Nomor 1 Maret 2016. Page 1-5
p-ISSN: 2477-5916 e-ISSN: 2477-8370
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat mempengaruhi tingkah laku individu [12]. Self management
disimpulkan kematangan karir adalah kemampuan individu adalah suatu proses dimana klien mengarahkan sendiri
dalam menguasai tugas perkembangan karir sesuai dengan pengubahan perilakunya dengan satu strategi atau gabungan
tahap perkembangan karir, dengan menunjukkan perilaku- strategi [13].
perilaku yang dibutuhkan untuk merencanakan karir, Self management bertujuan untuk membantu konseli
mencari informasi, memiliki wawasan mengenai dunia kerja menyelesaikan masalah, teknik ini menekankan pada
dan memiliki kesadaran tentang apa yang dibutuhkan dalam perubahan tingkah laku konseli yang dianggap merugikan
membuat keputusan karir. orang lain. Self management merupakan upaya individu
untuk melakukan perencanaan, pemusatan perhatian, dan
KONSELING BEHAVIORAL evaluasi terhadap aktivitas yang dilakukan. Di dalamnya
Dalam pandangan behavioral, perilaku dibentuk terdapat kekuatan psikologis yang memberi arah pada
berdasarkan hasil dari segenap pengalamannya yang berupa individu untuk mengambil keputusan dan menentukan
interaksi individu dengan lingkungan sekitarnya yang pilihannya serta menetapkan cara-cara yang efektif dalam
membentuk sebuah kepribadian seseorang. Sehingga dapat mencapai tujuannya.
diubah dengan memanipulasi dan mengkreasikan kondisi- Pada dasarnya, pengelolaan diri terjadi ketika
kondisi belajar. Kepribadian sesorang dengan yang lainnya seseorang terlibat dalam satu perilaku dan mengendalikan
berbeda-beda karena kenyataannya manusia memiliki terjadinya perilaku lain (perilaku sasaran) dikemudian
pengalaman yang berbeda dalam kehidupannya. Dalam waktunya [14]. Self management melibatkan adanya perilaku
proses konseling, konselor berfungsi sebagai konsultan, pengendali dan perilaku yang terkendali. Dalam perilaku
penasehat, pemberi dukungan dab fasilitator. Konselor pengendali melibatkan penerapan strategi pengelolaan diri
dalam pendekatan ini berfungsi sebagai guru, pengaruh dan dimana anteseden dan konsekuensi dari perilaku terget atau
ahli yang mendiagnosa tingkah laku yang maladiptif dan perilaku alternatif yang akan dimodifikasi [15].
menentukan prosedur untuk mengatasi persoalan tingkah Self management merupakan serangkaian teknis
laku individu. Para konselor behavioral memandang untuk mengubah perilaku, pikiran, dan perasaan Berdasarkan
kelainan perilaku sebagai kebiasaan yang dipelajari. Perilaku uraian di atas, self management merupakan seperangkat
dapat diubah dengan mengganti situasi positif yang prinsip atau prosedur yang meliputi pemantauan diri (self
direkayasa sehingga kelainan perilaku berubah menjadi monitoring), reinforcement yang positif (self reward),
positif. Modifikasi perilaku menyimpang melalui perjanjian dengan diri sendiri (self contracting), penguasaan
pengubahan situasi lingkungan positif yang direkayasa terhadap rangsangan (stimulus control) dan merupakan
sehingga dapat menstimulus terjadinya perilaku positif. keterkaitan antara teknik cognitive, behavior, serta affective
Perubahan perilaku harus diusahakan melalui proses dengan susunan sistematis berdasarkan kaidah pendekatan
belajar (learning) atau belajar kembali (relearning) yang cognitive behavior therapy, digunakan untuk meningkatkan
berlangsung selama proses konseling. Proses konseling pada keterampilan siswa dalam proses kematangan karir yang
dasarnya juga dipandang sebagai proses belajar yang diharapkan.
dimaksudkan belajar untuk bertingkah laku kearah yang
lebih baik dengan bantuan konselor kemudian pada akhirnya TUJUAN SELF MANAGEMENT
klien dapat terbiasa dengan berperilaku yang adaptif Tujuan dari self management adalah pengembangan
meskipun tanpa dibimbing konselor terus-menerus [11]. perilaku yang lebih adaptif dari konseli. Konsep dasar dari
Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat self management adalah : (1) Proses pengubahan tingkah
disimpulkan konseling behavioral adalah suatu teknik dalam laku dengan satu atau lebih strategi melalui pengelolaan
konseling yang berlandaskan teori belajar berfokus pada tingkah laku internal dan eksternal individu. (2) Penerimaan
tingkah laku individu untuk membantu konseli mempelajari individu terhadap program perubahan perilaku menjadi
tingkah laku baru dalam memecahkan masalahnya. Tujuan syarat yang mendasar untuk menumbuhkan motivasi
konseling behavioral yaitu : (1) Menciptakan perilaku baru. individu. (3) Partisipasi individu untuk menjadi agen
(2) Menghapus perilaku yang tidak sesuai. (3) Memperkuat perubahan menjadi hal yang sangat penting. (4) Generalisasi
dan mempertahankan perilaku yang diinginkan. dan tetap mempertahankan hasil akhir dengan jalan
mendorong individu untuk menerima tanggung jawab
PENGERTIAN SELF MANAGEMENT menjalankan strategi dalam kehidupan sehari-hari. (5)
Self management melibatkan pemantauan diri, Perubahan bisa dihadirkan dengan mengajarkan kepada
penguatan yang positif, kontrak atau perjanjian dengan diri individu menggunakan ketrampilan menangani masalah. (6)
sendiri dan penguasaan terhadap rangsangan. Self Agar individu secara teliti dapat menempatkan diri dalam
management atau pengelolaan diri merupakan suatu strategi situasi-situasi yang menghambat tingkah laku yang mereka
pengubahan perilaku yang bertujuan untuk mengarahkan hendak hilangkan dan belajar untuk mencegah timbulnya
perilaku seseorang dengan suatu teknik atau kombinasi perilaku atau masalah yang tidak dikehendaki. (7) Individu
teknik terapeutik. dapat mengelola pikiran, perasaan dan perbuatan mereka
Self management berkenaan dengan kesadaran dan sehingga mendorong pada pengindraan terhadap hal-hal
keterampilan untuk mengatur keadaan sekitarnya yang yang tidak baik dan peningkatan hal-hal yang baik dan benar.
3
Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia
Volume 1 Nomor 1 Maret 2016. Page 1-5
p-ISSN: 2477-5916 e-ISSN: 2477-8370
4
Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia
Volume 1 Nomor 1 Maret 2016. Page 1-5
p-ISSN: 2477-5916 e-ISSN: 2477-8370
of the Indian Academy of Applied Psychology No.2 Vol. 32 [12] Fauzan, Lutfi. 1992. Modul Rancangan Konseling Individual.
February 2006. p.127-134. Malang: Depdikbud IKIP Malang.
[6] Supriatna, Mamat. 2009. Layanan Bimbingan Karir di Sekolah [13] Cormier, L.J. & Cormier, L.S. 1989. Interviewing For Helpers. 2nd
Menengah. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional Universitas Edition. California: Brooks/Cole Publishing Company.
Pendidikan Indonesia. [14] Watson, D. R., & Tharp, R. G. 2001. Self-directed behavior (8th ed.)
[7] Knowles, M.S. 2003. Self Directing Learning: A guide for learner Monterey, CA: Brooks/Cole.
and teachers. Chicago: Follet Publishing Company. [15] Raymond, M.G. 2008. Behavior Modification: Principles and
[8] Gunarsa, D. Singgih. 2004. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Procedures. University of South Florida.
Gunung Mulia.
[9] Brown, Duana. 2002. Career Counseling Techniques. Needham
Height MA: A Division of Simon & Schuls Inc.
[10] Savickas, M. L. 2001. A Developmental Perspective on Vocational
Behavior: Career Pattern, Salience, and Themes. International
Journal for Educational and Vocational Guidance, 1, 49-57.
[11] W. S Winkel & Sri Hastuti. 2006. Bimbingan dan Konseling di
Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi