Anda di halaman 1dari 5

Keterangan:

- Stabilo merah: keliru atau kerang tepat


- Highlight hijau: koreksi
- Highlight kuning: komentar dan saran  sebagian mungkin disisipkan di hlm akhir

KAJIAN AKSIOLOGI : ANTARA ILMU BEBAS NILAI DAN TERIKAT NILAI


Budi Ilham

 judul terlalu general, belum spesifik. Seharusnya dibuat lebih spesifik agar terlihat
lebih mendalam dan detail dalam mengkaji tema yang diangkat. Misalnya sbb:

Beberapa alternatif tema/judul:


1. AKSIOLOGI PERBANDINGAN: Studi tentang Ilmu Bebas Nilai dan Ilmu Terikat Nilai  bisa
dikaji “terikat nilai” dan “bebas nilai” dari perspektif Islam saja (berarti mengkaji juga
“Islamisasi Ilmu Pengetahuan” vs “Sekuarisasi Ilmu Pengetahuan” khusus dalam
pandangan tokoh-tokoh muslim, seperti: Ismail Raji Al-Faruqi, Syed Nuqib Alatas, dll
yang pro islamisasi; dibandingkan dengan yang kontra isalmisasi).
2. AKSIOLOGI PERBANDINGAN: Studi tentang Fungsi Ilmu dalam Perspektif Islam dan Barat
 kajian lebih fokus pada peran dan fungsi ilmu [pengetahuan] dalam pandangan
Islam dan Barat. Misalnya bahwa ilmu dalam Islam terikat pada aspek-aspek
spiritualitas (transenden, ruhaniah, ilahiyah, dsb). Sementara di dalam peradaban
Barat, ilmu relatif lebih besa, dalam arti hanya mengandalkan pada “obyektivikasi”
ilmu itu sendiri yang ditakar dan dinilai dari logika kemanusiaan semata.
3. Dan lainnya, silakan dicari yang lebih memungkinkan untuk dieksplorasi…!

Catatan:
- Tema/judul yang dipilih, perlu dimasukkan studi kasus atau contoh kasus dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini untuk memperjelas peran dan fungsi ilmu [pengetahuan]
sebagai kajian “aksiologi” dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya kasus “euthanasia”
[yang merupakan bagian dari “etika kedokteran” di satu sisi, tapi juga “etika agama” di
sisi lain; kasus “kloning”; dan beberapa kasus lainnya yang bisa dipilih satu atau dua
kasus saja. Dalam pandangan Islam, ada kredo/akidah bahwa membunuh mahkulk
bernyawa (apalagi manusia) dilarang. Namun di sisi lain (masih dalam pandangan
Islam), menelantarkan keluarga (anak-anak dan istri) di masa yang akan datang, juga
dilarang.
- Dalam kasus “euthanasia” misalnya, akan ada dilema: antara menolong nyawa
orangtua di satu sisi, dan memperhatikan masa depan anak di sisi lain (tentu dengan
kasus tidak ada BPJS, atau harta seorang bapak sudah tinggal satu-satunya). Meskipun
begitu, dalam konteks “etika kedikteran”, “euthanasia” dibolehkan---sepanjang ada
izin dari keluarga (entah di Indonesia, apakah sudah ada peraturannya atau belum,
silakan browsing ya…!).
- Dalam kasus “kloning” misalnya, Islam membolehkan hanya sebatas pada kloning
tumbuhan dan hewan, sedangkan pada “kloning manusia” dilarang. Dalam perspektif
filsafat, hal tersebut (melarang kloning pada manusia) masih perlu dipertanyakan.
Misalnya bahwa kloning adalah “produk ilmu pengetahuan” yang bersumber dari “akal
manusia” yang akhirnya akal tersebut juga bersumber dari Tuhan. Jika kloning sebagai
produk akal (yang secara otomatis juga produk Tuhan) tersebut dilarang, maka hampir
sama atau sama saja dengan agama (Tuhan) melarang produknya sendiri… benarkah
seperti itu…?! Di sinilah, kajian “filsafat ilmu” menjadi menarik untuk dikaji lebih
lanjut…!

 Dalam filsafat ada tiga garis besar pembahasannya yakni ontology, epistemologi,
aksiologi. Aksiologi adalah filsafat nilai. Aksiologi membahas mengenai nilai,
moral, etika, dan estetika. Apa kegunnaan ilmu dalam kehidupan manusia ?
Tentunya semuanya sepakat bahwa ilmu banyak memberikat manfaat bagi
kehidupan manusia.(Abadi, 2016)
 Pada tahap awal pertumbuhannya ilmu sudah digunakan untuk tujuan perang,
bukan saja untuk menguasai alam, namun ilmu juga digunakan untuk memerangi
sesama manusia dan menguasai mereka. (Suriasmantri, 2010, p. 233)
 Sebenarnya sejak pertumbuhannya ilmu sudah terkait dengan masalah- masalah
moral, namun dalam prespektif yang berbeda dan gradasi yang berbeda.(Ihsan,
2010, p. 274).
 Copernicus ( 1473- 1543) menggunakan teorinya tentang kesemestaan alam dan
menemukan bahwa “bumi yang berputar mengelilingi matahari dan bukan
sebaliknya (Anas & Nukman, 2018, p. 88) maka timbullah interaksi antara ilmu
dan moral yang bersumber dari ajaran agama yang berkonotasi metafisik. Secara
metafisik ilmu ingin mempelajari alam dengan apa adanya sedangkan dalam sisi
lain ilmu juga harus memperhatikan aspek nilai yang di antaranya bersumber dari
agama salah satunya.
 Pengadilan inkusisi Galileo, selama kurang lebih dua setengah abad mempengaruhi
proses perkembangan berpikir di Eropa, yang pada dasarnya mencerminkan
pertarugan antara ilmu yang ingin bebas dari nilai- nilai yang ada diluar bidang
keilmuan. Dalam kurun waktu tersebut para ilmuwan perjuang dalam menafsirkan
ilmu yang apa adanya sesuai dengan alam.(Ihsan, 2010, p. 275)
 Setelah ilmu mendapatkan otonom kebebasan nilai, ilmu dapat mengembangkan
dirinya baik dalam bentuk abstrak maupun dalam bentuk konkret(Bakhtiar, 2017, p.
169). Seperti contohnya pada masa sekarang adalah teknologi. Tidak ada yang bisa
menafikan dampak dari teknologi yang merupakan hasil dari otonomi ilmu bebas
nilai.
 Tidak bisa dipungkiri bahwa dampak dari tekonologi tersebut bukan hanya
berdampak positif namun juga ada dampak negatif. Yang dimana juga manusia
sering memanfaatkan ini dalam hal – hal yang negatif yang menimbulkan kerugian
baik bagi manusia itu sendiri maupun bagi lingkungan.
 Menurut aliran logis positivistik berpendapat bahwa ilmu pengetahuan haruslah
bebas nilai.(Ihsan, 2010, p. 233). Mengkaitan ilmu dengan nilai akan mengurangi
kadar objektivitas ilmiah dari ilmu. Hal ini bersifat sebjektif dan hal yang subjektif
harus disingkirkan dari ilmu agar dapat dipertanggung jawabkan. Ilmu tersebut
dikatakan benar apabila dapat diukur, ditakar, dan ditimbang.
 Aliran dualisme berpendapat bahwa ilmu ada yang bebas nilai dan terikat. Ilmu
yang bebas nilai meliputi ilmu eksas sedangkan ilmu yang terikat adalah ilmu yang
masuk dalam bidang kerohanian.(Ihsan, 2010, p. 234). Ada juga golongan yang
menyatakan bahwa ilmu hanya bebas nilai hanya dalam metafisik keilmuan
sedangkan dalam penggunaannya ilmu harus tetap memperhatikan nilai serta
norma- norma yang berlaku. Pendapat ini di dasari pada beberapa hal sebagai yang
pertama ilmu secara faktual telah digunakan secara destruktif oleh manusia, yang
dibuktikan dengan adanya dua perang dunia yang mempergunakan teknologi-
teknologi keilmuan. Kemudian yang kedua ilmu telah berkembang dengan pesat
dan eksoterik hingga para ilmuan lebih mengetahui tentang ekses- ekses yang
terjadi bila terjadi penyelewengan. Kemudian yang terakhir ilmu telah berkembang
sedemikian rupa dimana terdapat kemungkinan bahwa ilmu dapat mengubah
manusia dan kemanusian yang paling hakiki seperti pada kasus revolusi genetika
dan teknik perbuatan sosial.(Zaini, 2017)
 Ilmu bukan lagi merupakan sarana yang membantu manusia untuk mencapai tujuan
hidupnya, namun juga menciptakan tujuan hidup itu sendiri.(Suriasmantri, 2010,
p. 231). Ini artinya ilmu yang bebas nilai mampu mengeksplor dirinya sehingga
pada tingkatan kemajuan yang pesat. Dalam kondisi seperti ini ilmu tidak lagi di
atur oleh manusia tapi bisa saja ilmu yang mengatur manusia dan manusia juga
yang harus menyesuainkan diri dengan kemajuan ilmu itu sendiri.
 Dalam pandangan filsafat islam, kebenaran dan ilmu tidak boleh berada dibawah
kekuasaan hawa nafsu, karena akan melahirkan kerusakan. Dengan demikian etika
ilmu adalah keberpihakan kepada kebenaran, pembebasan manusia, dan
kemandirian artinya terkooptasi oleh sistem yang menindas.(Asy’arie, 2010, pp.
89–90)
 Dalam islam ilmu memiliki derajat yang tinggi. Adapun fungsi ilmu dalam islam
sebagai petunjuk kepada jalan yang benar, kebebasan dari kebodohan dan taklid
buta, alat untuk mencapai kemulian dan sebagai jalan untuk mendekatkan diri dan
mengenal Tuhan.(Zainuddin, 2001)
 Dalam pandangan islam sumber dari ilmu tersebut adalah Allah ini tentu sangat
berbeda dengan barat yang sekuler dan antroposentris. Karena sumber ilmu dalam
islam adalah Allah maka tujuan dari ilmu itu juga Allah.(Zainuddin, 2001). Ini
artinya dalam islam ilmu itu terikat dengan nilai- nilai moral yang harus
diperhatikan juga.
 Tujuan akhir dari ilmu adalah keimanan. Iman yang akan mengkontrol ilmu bukan
sebaliknya ilmu yang mengkontrol iman.
 Jika dikatakan bahwa ilmu itu bebas dari nilai maka secara tidak langsung hal
tersebut telah menyimpang dari maksud penciptaan ilmu itu sendiri. Paham ilmu itu
netral secara tidak langsunng akan menambah kesulitan manusia bukan
mempermudah manusia.(Tafsir, 2004, pp. 48–49)

DAFTAR PUSTAKA

Abadi, T.W., 2016. Aksiologi : Antara Etika, Moral , dan Estetika. Kanal 2, 187–204.

Anas & Nukman, M.& I., 2018. Filsafat Ilmu. Rosda, Bandung.

Asy’arie, M., 2010. Filsafat Islam. LESFI, Yogyakarta.

Bakhtiar, A., 2017. Filsafat Ilmu. Rajawali Pers, Depok.

Ihsan, F., 2010. Filsafat Ilmu. Rineka Cipta, Jakarta.

Suriasmantri, J.S., 2010. Filsafat Ilmu. Penebar Swadaya, Jakarta.

Tafsir, A., 2004. Filsafat Ilmu. Rosda, Bandung.

Zaini, M., 2017. Kontrol Nilai terhadap Sains. UIN Ar- Raniry, 1 11, 37–52.

Zainuddin, M., 2001. Aksiologi dalam Prespektif Islam. El- Harakah 2, 30–41.
------------------------------------------
Catatan dan Perbaikan (BELUM DIEDIT):
- Dalam “paper perbaikan” sudah harus dalam bentuk atau format jurnal (silakan
dipelajari kembali beberapa file yang sudah diterima, atau browsing dari internet
terkait dengan format jurnal).
- Beberapa paper perbaikan yang harus diperhatikan: 1) masukan dan saran dari dosen
pembimbing dan kawan-kawan diskusi; 2) merujuk pada referensi yang ada.
- Pola penyajian “paper presentasi” ini sudah bagus, hanya di dalamnya masih perlu
diperbaiki, masih berada pada level “deskriptif”. Idealnya, tampilan paper itu harus
“analitis-kritis” (untuk tingkat magister dan/atau doktor), bukan “deskriptif” saja.

https://www.kompasiana.com/siscopetra/5cf3bdfd95760e050f328fbb/euthanasia-
pandangan-agama-kristen-hukum-masyarakat?
page=2https://www.kompasiana.com/siscopetra/5cf3bdfd95760e050f328fbb/euthanasia
-pandangan-agama-kristen-hukum-masyarakat?page=2

https://www.cnnindonesia.com/internasional/20180809120807-134-320820/anak-9-
tahun-jadi-pasien-euthanasia-termuda-di-belgia
-

Anda mungkin juga menyukai