Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai hingga alat-alat reproduksi kembali seperti pada masa prahamil(Rustam
M,1998).Masa nifas dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan
6 minggu atau 42 hari sesudah itu(Prawiroharjo,2008).
Masa nifas terbagi dalam tiga periode, antara lain puerperium dini,
puerperium intermedial, dan remote puerperium. Paling sedikit 4 kali kunjungan
masa nifas dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir, dan untuk
mencegah, mendeteksi, manangani masalah-masalah yang terjadi.
Selama masa pemulihan masa nifas berlangsung, ibu akan mengalami
banyak perubahan, baik secara fisik maupun psikologis sebaiknya sebagian besar
bersifat fisiologis, namun jika tidak dilakukan pendampingan melalui asuhan
kebidanan maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi keadaan patologis.
Masa ini merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan
untuk selalu melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang kurang maksimal
dapat menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah, bahkan dapat berlanjut
pada komplikasi nifas, seperti sepsis puerperalis.
Selama masa nifas terdapat beberapa kebutuhan yang terkadang tidak
dibutuhkan oleh ibu namun harus diberikan oleh bidan,oleh karena itu bidan harus
berperan aktif dalam pemenuhan kebutuhan ibu nifas antara lain KB, gizi, tanda
bahaya, senam, dan menyusui.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pemberian KB pada ibu masa nifas normal?
2. Bagaimana kecukupan gizi pada ibu masa nifas normal?
3. Apa saja tanda bahaya ibu masa nifas?
4. Bagaimana senam pada ibu masa nifas normal?
5. Bagaimana menyusui pada ibu masa nifas normal?

1
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana memberikan asuhan tentang KB pada ibu


masa nifas normal.
2. Untuk mengetahui bagaimana memberikan asuhan tentang Gizi pada ibu
masa nifas normal.
3. Untuk mengetahui tanda bahaya pada masa nifas.
4. Untuk mengetahui bagaimana melakukan senam pada ibu masa nifas
normal.
5. Untuk mengetahui bagaimana menyusui pada ibu masa nifas normal.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Keluarga Berencana

A. Sejerah Singkat KB
Kontrasepsi terdiri dari dua kata,yaitu kontra(menolak) dan
konsepsi (pertemuan antara sel telur yang telah matang dengan sel
sperma), maka kontrasepsi dapat diartikan sebagai cara untuk mencegah
pertemuan antara sel telur dan sel sperma sehingga tidak terjadi
pembuahan dan kehamilan.
Di Indonesia, sejak zaman dulu telah dipakai obat dan jamu
tertentu untuk mencegah kehamilan. Di Irian Jaya, telah lama dikenal
ramuan dari daun-daunan yang khasiatnya dapat mencegah
kehamilan.Dalam masyarakat Hindu Bali, hanya ada nama untuk empat
orang anak sebagai suatu cara agar pasangan suami istri mengatur
kelahiran anaknya sampai empat saja.
Keluarga berencana modern di Indonesia, mulai dikenal pada tahun
1953. Sekelompok ahli kesehatan, kebidanan, dan tokoh masyarakat telah
mulai membantu masyarakat memecahkan masalah-masalah penduduk.
Pada tanggal 23 Desember 1957, mereka mendirikan wadah dengan nama
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia(PKBI) dan bergerak secara
silent operation membantu masyarakat memerlukan bantuan secara
sukarela.
B. Pengertian KB
Keluarga berencana merupakan usaha suami istri untuk mengukur
jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Usaha yang dimaksud termasuk
kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga.Prinsip
dasar metode kontrasepsi adalah mencegah sperma laki-laki mencapai dan
membuahi telur wanita(fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah dibuahi
berimplantasi(melekat) dan berkembang didalam rahim.

3
C. Tujuan KB
a. Tujuan umum : Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam
rangka mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia
Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang
sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin
terkendalinya pertambahan penduduk.
b. Tujuan khusus : Meningkatkan penggunaan alat kontrasepsi dan
kesehatan keluarga berencana dengan cara pengaturan jarak
kelahiran.
D. Program KB di Indonesia
1. Program KB
Menurut UUD no 10 tahun 1991 tentang Perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera, program KB adalah
upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan
sejahtera.
Dengan mengonsumsi pil kontrasepsi dapat mencegah kanker
uterus dan ovarium.Perencanaan kehamilan yang aman, sehat, dan
diinginkan merupakan factor penting dalam upaya menurunkan angka
kematian maternal.Ini berarti program tersebut dapat memberikan
keuntungan ekonomi dan kesehatan.
KB juga memberikan keuntungan ekonomi pada pasangan suami-
istri, keluarga dan masyarakat. Perencanaan KB harus dimiliki oleh setiap
keluarga termasuk calon pengantin, misalnya kapan usia ideal untuk
melahirkan, berapa jumlah anak, dan jarak kelahiran yang ideal,
bagaimana perawatan kehamilan, serta tanda-tanda bahaya dalam
kehamilan.
Selain pengetahuan, pasangan suami istri harus memiliki akses
terhadap pelayanan kontrasepsi yang berkualitas.Sehingga mereka mudah
merencanakan kehamilan seperti yang diinginkan dan menghindari
kehamilan yang tidak diinginkan.Dengan demikian, program KB menjadi

4
salah satu program pokok dalam meningkatkan status kesehatan dan
kelangsungan hidup ibu, bayi, dan anak.
2. KIE dalam pelayanan KB
1) Defenisi KIE
KIE adalah suatu proses penyampaian pesan,
informasi yang diberikan kepada masyarakat tentang
program KB baik menggunakan seperti radio, TV, pers,
film, mobil unit penerangan, penerbitan, kegiatan promosi,
pameran dengan tujuan utama adalah untuk memecahkan
masalah dalam lingkungan masyarakat dalam
meningkatkan program KB atau sebagai penunjang
tercapainya program KB.
2) Tujuan KIE
Tujuan dilaksanakannya program KIE, yaitu:
a) Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktik KB
hingga tercapai penambahan peserta baru.
b) Membina kelestarian peserta KB
c) Meletakkan dasar bagi mekanisme sosio-kultural
yang dapat menjamin berlangsungnya proses
penerimaan.
d) Mendorong proses perubahan prilaku kearah yang
positif, peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik
masyarakat(klien) secara wajar sehingga masyarakat
melaksanakannya secara mantap sebagai prilaku
yang sehat dan bertanggung jawab.
3) Jenis KIE
a) KIE individu : suatu proses KIE timbul secara
langsung antara petugas KIE dengan individu
sasaran program KB.
b) KIE kelompok : suatu proses KIE timbul secara
langsung antara petugas KIE dengan kelompok(2-
15 orang)

5
c) KIE masa : tentang program KB yang dapat
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung
kepada masyarakat dalam jumlah besar.
4) Prinsip langkah KIE
1) Memperlakukan klien dengan sopan, baik, dan
ramah.
2) Memahami, menghargai, dan menerima keadaan ibu
sebagaimana adanya.
3) Memberi penjelasan dengan bahasa yang sederhana
dan mudah dipahami.
4) Menggunakan alat peraga yang menarik dan
mengambil contoh dari kehidupan sehari-hari.
5) Menyesuaikan isi penyuluhan dengan keadaan dan
risiko yang dimiliki ibu.
3. Konseling KB
1) Defenisi Konseling KB
Suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan
seseorang kepada orang lain dalam membuat suatu
keputusan atau memecahkan masalah melalui pemahaman
tentang fakta-fakta dan perasaan-perasaan yang terlibat di
dalamnya.
2) Tujuan Konseling KB
a) Meningkatkan penerimaan
Informasi yang benar, diskusi bebas dengan
cara mendengarkan, berbicara dan komunikasi non
verbal, meningkatkan penerimaan informasi
mengenai KB oleh klien.
b) Menjamin pilihan yang cocok
Menjamin petugas dank lien memilih cara
terbaik yang sesuai dengan keadaan kesehatan dan
kondisi klien.

6
c) Menjamin penggunaan yang efektif
Konseling efektif diperlukan agar klien
mengetahui bagaimana menggunakan KB dengan
benar dan mengatasi informasi yang keliru tentang
cara tersebut.
d) Menjamin kelangsungan yang lebih lama
Kelangsungan pemakaian cara KB akan
lebih baik bila klien ikut memilih cara tersebut,
mengetahui cara kerjanya, dan mengetahui efek
sampingnya.
3) Jenis konseling KB
a) Konseling Awal
 Bertujuan menentukan metode apa yang diambil
 Bila dilakukan dengan objektif langkah ini akan
membantu klien untuk memilih jenis KB yang
cocok untuknya.
 Yang perlu diperhatikan adalah menanyakan
langkah yang disukai klien dan apa yang diketahui
tentang cara kerjanya, kelebihan, dan
kekurangannya.
b) Konseling khusus
 Memberikan kesempatan klien untuk bertanya
tentang cara KB dan membicarakan
pengalamannya.
 Mendapatkan informasi lebih rinci tentang KB
yang diinginkannya.
 Mendapatkan bantuan untuk memilih metode KB
yang cocok dan mendapat penerangan lebih jauh
tentang penggunaannya.
c) Konseling tindak lanjut
 Konseling lebih bervariasi dari konseling awal.

7
 Pemberian pelayanan harus dapat membedakan
masalah yang serius yang memerlukan rujukan dan
masalah yang ringan yang dapat diatasi di tempat.
4) Langkah konseling KB
GATHER
a) G : Greet
Berikan salam, kenalkan diri, dan buka
komunikasi.
b) A : Ask
Tanya keluhan/kebutuhan pasien dan
menilai apakah keluhan/kebutuhan sesuai dengan
kondisi yang dihadapi.
c) T : Tell
Beritahukan persoalan pokok yang dihadapi
pasien dari hasil tukar informasi dan carikan upaya
penyelesainnya.
d) H : Help
Bantu klien memahami dan menyelesaikan
masalahnya.
e) E : Explain
Jelaskan cara terpilih telah dianjurkan dan
hasil yang diharapkan mungkin dapat segera
terlihat/diobservasi.
f) R : Refer/Return visit
Rujuk bila fasilitas ini tidak dapat
memberikan pelayanan yang sesuai(buat jadwal
kunjungan ulang).
5) Tahapan Konseling dalam pelayanan KB
a) Tahapan KIE
 Sumber informasi pertama tentang jenis
alat/metode KB dari petugas lapangan KB.
 Pesan yang disampaikan :

8
 Pengertian dan manfaat KB bagi kesehatan
dan kesejahteraan keluarga.
 Proses terjadinya kehamilan pada
wanita(yang kaitannya dengan cara kerja
dan metode kontrasepsi)
 Jenis alat/metode kontrasepsi, cara
pemakaian, cara kerjanya serta lama
pemaikaian.
b) Kegiatan bimbingan
 Tindak lanjut dari kegiatan KIE dengan
menjaring calon peserta KB
 Tugas penjaringan : memberikan informasi
tentang jenis kontrasepsi lebih objektif, benar, dan
jujur sekaligus meneliti apakah calon peserta
memenuhi syarat.
 BIla iya,rujuk ke KIP/K
c) Kegiatan rujukan
 Rujukan calon peserta KB, untuk mendapatkan
pelayanan KB.
 Rujukan peserta KB, untuk menindaklanjuti
komplikasi.
d) Kegiatan KIP/K
Tahapan dalam KIP/K
 Menjejaki alas an pemilihan alat.
 Menjejaki apakah klien sudah mengetahui/paham
tentang alat kontrasepsi tersebut.
 Menjejaki klien tahu tidak alat kontrasepsi lain.
 Bila belum, berikan informasi.
 Beri klien kesempatan untuk mempertimbangkan
pilihannya kembali.
 Bantu klien mengambil keputusan.

9
 Beri klien informasi, apapun pilihannya, klien
akan diperiksa kesehatannya.
 Hasil pembicaraan akan dicatat pada lembar
konseling.
e) Kegiatan pelayanan kontrasepsi
 Pemeriksaan Kesehatan : anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
 Bila tidak ada kontra indikasi, pelayanan
kontrasepsi dapat diberikan.
 Untuk kontrasepsi jangka panjang perlu inform
consent.
d. Inform Consent
a) Persetujuan yang diberikan oleh klien atau keluarga atas
informasi dan penjelasan mengenai tindakan medis yang akan
dilakukan terhadap klien.
b) Setiap tindakan medis yang beresiko harus persetujuan
tertulis ditandatangani oleh yang berhak memberikan
persetujuan(klien) dalam keadaan sadar atau sehat.
4. Kontrasepsi Selama Masa Post partum
Pada tahun 2010, CDC telah mempublikasikan U.S.
Medical Eligibility Criteria For Contraceptive use(US MEC) yang
merupakan pedoman penggunaan kontrasepsi, yang dilengkapi
dengan evidence based sebagai pertimbangan dalam pemilihan
metode kontrasepsi.Dalam pemeliharaan metode kontrasepsi,
keamanan penggunanya menjadi hal utama yang harus
diperhatikan khususnya untuk wanita,termasuk wanita dalam masa
postpartum.
Keamanan penggunaan kontrasepsi postpartum tetap juga
harus dipertimbangkan.Perubahan hematologi secara normal akan
terjadi selama kehamilan, termasuk peningkatan factor koagulasi
dan fibrinogen serta penurunan bahan anti koagulan alami, yang
menyebabkan peningkatan risiko tromboemboli vena(TEV) selama

10
masa postpartum.Banyak wanita postpartum memiliki factor
tambahan yang meningkatkan risiko tromboemboli, misalnya umur
≥ 35 tahun, merokok, atau melahirkan secara Caesar.Hal-hal
tersebut memengaruhi penentuan penggunaan kontrasepsi oleh
karena kontrasepsi hormonal kombinasi(estrogen dan
progesterone)memiliki efek samping yang bisa meningkatkan
risiko tromboemboli pada wanita usia subur.
5. Jenis-jenis Alat Kontrasepsi
a. Spermisida
Spermisida adalah alat kontrasepsi yang
mengandung bahan kimia(non oksinol) yang digunakan
untuk membunuh sperma. Jenis spermisida terbagi atas:
a) Aerosol
b) Tablet vagina, suppositoria, serta dissolvable film
c) Krim
b. Cervical cap
Merupakan kontrasepsi wanita, terbuat dari bahan
latex, yang dimasukkan kedalam liang kemaluan dan
menutupi leher rahim(serviks).Cervical cap berfungsi
sebagai barier(penghalang) agar sperma tidak masuk
kedalam rahim sehingga tidak terjadi kehamilan.Setelah
berhubungan cervical cap tidak boleh dilepas selama 8
jam.Agar efektif, cap biasanya dicampur pemakaiannnya
dengan jeli spermisidal(pembunuh sperma)
c. Suntik
Suntikan kontrasepsi diberikan setiap 1 atau 3 bulan
sekali.Suntikan kontrasepsi mengandung hormone
progesterone yang menyerupai hormone progesterone yang
di produksi oleh wanita selama 2 minggu pada setiap awal
siklus menstruasi.Hormon tersebut mencegah wanita untuk
melepaskan sel telur sehingga memberikan efek kontasepsi.
d. Implan

11
Implan atau susuk kontrasepsi merupakan alat
kontrasepsi yang berbentuk batang dengan panjang sekitar
4 cm yang didalamnya terdapat hormone progesterone,
implant ini kemudian dimasukkan kebagian kulit lengan
atas.Hormon tersebut kemudian dilepaskan secara perlahan
dan implant ini dapat efektif sebagai alat kontrasepsi
selama 3 tahun.
e. Metode Amenorea Laktasi
Laktational Amenorrhea Method (MAL) adalah
metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan
pemberian air susu ibu(ASI) secara ekslusif, artinya hanya
diberikan ASI saja tanpa tambahan makanan dan minuman
lainnya.
f. IUD&IUS
IUD(Intrauterin device) merupakan alat kecil
berbentuk huruf T yang lentur yang diletakkan didalam
rahim untuk mencegah kehamilan,efek kontrasepsi
didapatkan dari lilitan tambaga yang ada di badan IUD.IUD
dapat efektif selama 12 tahun. IUS efek kontasepsi didapat
melalui pelepasan hormone progesterone dan efektif selama
5 tahun.
g. Pil Kontrasepsi
Pil kontrasepsi dpat berupa pil kombinasi (berisi
hormone estrogen&progesterone) ataupun hanya berisi
progesterone saja.Pil kontrasepsi bekerja dengan cara
mencegah terjadinya ovulasi dan mencegah terjadinya
penebalan dinding rahim.
h. Kondom
Kondom merupakan alat kontrasepsi penghalang
mekanik.Kondom mencegah kehamilan dan infeksi
penyakit kelamin dengan menghentikan sperma untuk
masuk ke dalam vagina.Kondom pria dapat terbuat dari

12
bahan lateks (karet), polyurethane (plastic), sedangkan
kondom wanita terbuat dari polyurethane.

2.2 Gizi

A. Kebutuhan dasar ibu nifas dan menyusui


Kualitas dan jumlah makannan yang dikonsumsi akan sangat
mempengaruhi produksi ASI.Ibu menyusui harus mendapatkan tambahan
makanan sebesar 800 kkal yang digunakan untuk memproduksi ASI dan
untuk aktivitas ibu sendiri.
1. Energi
Penambahan kalori sepanjang 3 bulan pertama pasca post partum
mencapai 500 kkal.Rekomendasi ini berdasarkan pada asumsi bahwa
tiap 100 cc ASI berkemampuan memasok 67-77 kkal.Efisiensi
konversi energy yang terkandung dalam makanan menjadi energy
susu sebesar rata-rata 80 % dengan kisaran 76-94 % sehingga dapat
diperkirakan besaran energy yang diperlukan untuk menghasilkan 100
cc susu sekitar 85 kkal.Rata-rata produksi ASI sehari 800 cc yang
bearti mengandung 600 kkal.Sementara itu kalori yang dihabiskan
untuk menghasilkan ASI sebanyak itu adalah 750 kkal. Jika laktasi
berlangsung selama lebih dari 3 bulan,selama itu pula berat badan ibu
akan menurun, yang berarti jumlah kalori tambahan harus
ditingkatkan.
Untuk menghasilkan 850 cc ASI, dibutuhkan energy 680-807 kkal
(rata-rata 750 kkal) energy. Jika kedalam diet tetap ditambahkan 500
kkal, yang terkonversi hanya 400-450 kkal, bearti setiap hari harus
dimobilisasi cadangan energy endogen sebesar 300-350 kkal yang
setara dengan 33-38 gram lemak.
2. Protein
Selama menyusui, ibu membutuhkan tambahan protein di
atas normal sebesar 20 gram/hari. Dasar ketentuan ini adalah tiap
100 cc ASI mengandung 1,2 gram protein.Dengan demikian, 830
cc ASI mengandung 10 gram protein.Efisiensi konversi protein

13
makanan menjadi protein susu hanya 70 %(dengan variasi
perorangan).Peningkatan kebutuhan ini ditunjukkan bukan hanya
untuk transformasi menjadi protein susu, tapi juga untuk sintesis
hormone yang memproduksi (prolaktin), serta yang mengeluarkan
ASI (oksitosin).
3. Kalsium
RDA untuk kalsium selama menyusui sama seperti selama
kehamilan yaitu 1200 mg/ hari.
4. Cairan
Wanita yang menyusui harus minum 50 ml/kg BB/hari
ditambah dengan 800-1000 ml untuk menghasilkan ASI yang
adekuat.
5. Vitamin B12
Wanita dengan diet vegetarian yang ketat selama beberapa
tahun dapat menghasilkan ASI dengan kadar vitamin B12 yang
sangat rendah.Anemia megaloblastik, pertumbuhan yang buruk,
dan kelainan neurologic dapat terjadi pada bayi yang disusui oleh
ibu yang demikian.

14
B. Angka kecukupan gizi ibu tidak menyusui dan ibu menyusui

Zat Gizi Ibu tidak Ibu Menyusui


6 bulan 6 bulan
menyusui(19-
pertama kedua
29 tahun)
Energi(kkal) 1900 500 550
Protein(g) 50 17 17
Vitamin A(RE) 500 350 350
Vitamin D(ug) 5 0 0
Vitamin E(mg) 15 4 4
Vitamin K(ug) 55 0 0
Tiamin(mg) 1,0 0,3 0,3
Riboflavin(mg) 1,1 0,4 0,4
Niasin(mg) 14 3 3
Asam Folat(ug) 400 100 100
Piridoksin(mg) 1,3 0,5 0,5
Vitamin B12(ug) 2,4 0,4 0,4
Vitamin C(mg) 75 25 25
Kalsium(mg) 800 150 150
Fosfor(mg) 600 0 0
Magnesium(mg) 250 0 0
Besi(mg) 26 6 6
Yodium(ug) 150 50 50
Seng(mg) 9,3 4,5 4,5
Selenium(ug) 30 10 10
Mangan(mg) 1,8 0,8 0,8
Flour(mg) 2,5 0 0
Sumber : Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2004

15
2.3 Tanda Bahaya
Normalnya, ibu nifas akan mengalami beberapa tanda dan gejala berikut:
1. Lelah dan sulit tidur
2. Adanya tanda infeksi puerperalis(demam)
3. Nyeri/panas saat berkemih,nyeri abdomen
4. Sembelit,hemorrhoid
5. Sakit kepala terus-menerus, nyeri ulu hati, dan edema
6. Lochea berbau busuk yang sangat banyak(lebih dari 2 pembalut dalam
1 jam) dan dibarengi nyeri abdomen.
7. Putting susu pecah dan mammae bengkak
8. Sulit menyusui
9. Rabun senja
10. Edema, sakit, dan panas pada tungkai.

Sebagian besar kematian Ibu terjadi selama masa pasca persalinan.Oleh


karena itu, sangat penting bagi ibu dan keluarganya mengenal tanda bahaya dan
perlu mencari pertolongan kesehatan. Beberapa bahaya nifas,antara lain :

a. Perdarahan pervaginam
Perdarahan pervaginam yang melebihi 500 ml setelah bersalin
didefinisikan sebagai perdarahan pasca persalinan.Terdapat beberapa
masalah mengenai definisi ini, yaitu:
1. Perkiraan kehilangan darah biasanya tidak sebanyak yang
sebenarnya, kadang-kadang hanya setengah dari biasanya. Darah
tersebut bercampur dengan cairan amnion atau urin. Darah tersebar
pada spon, handuk, dan kain didalam ember dan lantai.
2. Volume darah yang hilang juga bervariasi. Kekuatan darah dapat
diketahui dari kadar hemoglobin ibu. Seorang ibu dengan kadar Hb
normal dapat menyesuaikan diri terhadap kehilangan darah yang
mungkin dapat menyebabkan anemia.Seorang ibu yang sehat dan
tidak anemiapun dapat mengalami akibat fatal dari kehilangan
darah.

16
3. Perdarahan dapat terjadi secara lambat dalam jangka waktu
beberapa jam dan kondisi ini mungkin tidak dikenali sampai terjadi
syok.
Penilaian resiko pada antenatal tidak dapat memperkirakan terjadinya
perdarahan pascapersalinan. Penanganan aktif kala III sebaiknya dilakukan
pada semua wanita yang bersalin. Hal ini dapat menurunkan insiden
perdarahan pascapersalinan akibat atonia uteri.Semua ibu pascapersalinan
harus dipantau dengan ketat untuk kemungkinan perdarahan fase
persalinan.
b. Infeksi Masa Nifas
Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi pasca
persalinan.Infeksi masa nifas masih merupakan penyebab tertinggi angka
kematian ibu(AKI).Infeksi alat genitalia merupakan komplikasi masa
nifas.Infeksi yang meluas ke saluran urinary payudara dan pembedahan
merupakan penyebab terjadinya AKI tinggi.Gejala umum infeksi dapat
dilihat dari suhu, pembengkakan, takikardia, dan malaise.Gejala lokalnya
berupa uterus lembek,kemerahan,rasa nyeri pada payudara,atau adanya
disuria.
Ibu berisiko infeksi postpartum karena adanya luka bekas
pelepasan plasenta, laserasi pada saluran genital, termasuk episiotomy
pada perineum, dinding vagina, dan serviks.Infeksi pasca seksio sesaria
mungkin terjadi.Penyebab infeksi adalah bakteri endogen dan
eksogen.Faktor predisposisi meliputi nutrisi yang buruk, defisiensi zat
besi. persalinan lama, rupture membrane, episiotomy, dan seksio sesaria.
Gejala endometritis tampak pada hari ke-3 postpartum disertai suhu yang
mencapai 39ºc dan takikardia, sakit kepala, kadang terdapat uterus yang
lembek.Ibu yang mengalami kondisi ini harus diisolasi.
c. Sakit Kepala, Nyeri Epigastrik, dan Penglihatan Kabur
Wanita yang baru melahirkan sering mengeluh sakit kepala hebat
atau penglihatan kabur.Penanganan terhadap gangguan ini meliputi :
1. Jika ibu sadar, periksa nadi, tekanan darah, dan pernapasan.

17
2. Jika ibu tidak bernapas, periksa dan lakukan ventilasi dengan
masker dan balon. Lakukan intubasi jika perlu. Dan jika
pernapasan dangkal,periksa dan bebaskan jalan napas serta beri
oksigen 4-6 liter/menit.
3. Jika pasien tidak sadar/koma, bebaskan jalan napas, baringkan
miring, ukur suhu, dan periksa apakah ada kaku tengkuk.
d. Pembengkakan Wajah atau Ekstremitas

Bila terjadi gejala ini, periksa adanya varises, periksa kemerahan


pada betis, dan periksa apakah tulang kering, pergelangan kaki, atau kaki
mengalami edema(perhatikan adanya edema putting,jika ada)

e. Demam, Muntah, dan Nyeri Berkemih


Organisme yang menyebabkan infeksi saluran kemih berasal dari
flora normal perineum.Telah terdapat bukti bahwa beberapa galur
Escherichia coli memiliki pili yang meningkatkan virulensinya(Svanborg-
Eden, 1982).
Pada masa nifas dini, sensitivitas kandung kemih terhadap
tegangan air kemih didalam vesika sering menurun akibat trauma
persalinan atau analgesia epidural atau spinal.Sensasi peregangan kandung
kemih juga mungkin berkurang akibat rasa tidak nyaman yang
ditimbulkan oleh episiotomy yang lebar,laserasi periuretra, atau hematoma
dinding vagina.
Setelah melahirkan, terutama saat infuse oksitosin dihentikan,
terjadi dieresis yang disertai peningkatan produksi urin dan distensi
kandung kemih.Overdistensi yang disertai kateterisasi untuk
mengeluarkan air kemih, sering menyebabkan infeksi saluran kemih.
f. Payudara Bengkak
Payudara bengkak yang tidak disuse secara adekuat dapat
menyebabkan payudara menjadimerah, panas, terasa sakit, dan akhirnya
terjadi mastitis. Putting lecet akan memudahkan masuknya kuman dan
terjadinya payudara bengkak.BH/bra yang terlalu ketat mengakibatkan

18
engorgement segmental.Bila payudara ini tidak disusukan dengan adekuat,
dapat terjadi mastitis.
Gejala gangguan ini meliputi:
1. Bengkak dan nyeri pada seluruh payudara atau local.
2. Kemerahan pada seluruh payudara atau hanya local.
3. Payudara keras dan berbenjol-benjol.
4. Panas badan dan rasa sakit umum.

Gangguan ini dapat diatasi dengan :

1. Menyusui tetap dilanjutkan.Pertama, bayi disusukan pada payudara


yang sakit selama dan sesering mungkin.Hal ini dilakukan agar
payudara kosong. Selanjutnya, susukan bayi pada payudara yang
normal.
2. Beri kompres panas. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan
shower hangat atau lap basah panas pada payudara yang terkena.
3. Ubah posisi menyusui dari waktu ke waktu, yaitu dengan posisi
berbaring, duduk, atau posisi memegang bola(football position).
4. Pakai BH longgar.
5. Istirahat yang cukup dan makan makanan yang bergizi.
6. Banyak minum(2 liter per hari).

Dengan penatalaksanaan tersebut, biasanya peradangan akan


menghilang setelah 48 jam, dan jarang sekali yang menjadi abses. Tetapi
bila dengan cara-cara tersebut tidak ada perbaikan setelah 12 jam, ibu
perlu diberi antibiotic selama 5 -10 hari dan analgesic.

g. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya atau diri
sendiri.
Fenomena pasca partum awal atau baby blues merupakan sekuel
umum kelahiran bayi.Biasanya terjadi pada 70% wanita.Penyebabnya ada
beberapa hal, antara lain lingkungan tempat melahirkan yang kurang
mendukung, perubahan hormone yang cepat, dan keraguan terhadap persn
yang baru.Faktor penyebab biasanya merupakan kombinasi dari berbagai

19
factor, termasuk adanya gangguan tidur yang tidak dapat dihindari oleh
ibu selama masa-masa awal menjadi seorang ibu.
Post partum blues biasanya dimulai pada beberapa hari setelah
kelahiran dan berakhir setelah 10-14 hari.Karakteristik postpartum blues
meliputi menangis , merasa letih karena melhirkan, gelisah, perubahan
alam perasaan, menarik diri, serta reaksi negative terhadap bayi dan
keluarga.Karena pengalaman melahirkan digambarkan sebagai
pengalaman “puncak”, ibu baru mungkin merasa perawatan dirinya tidak
kuat atau ia tidak mendapatkan perawatan yang tepat, jika bayangan
melahirkan tidak sesuai dengan apa yang ia alami, ia mungkin juga merasa
diabaikanjika perhatian keluarganya tiba-tiba berfokus pada bayi yang
baru saja dilahirkannya.
Kunci untuk mendukung wanita dalam melalui periode ini adalah
berikan perhatian dan dukungan yang baik baginya, serta yakinkan
padanya bahwa ia adalah orang yang berarti bagi keluarga dan
suaminya.Hal yang terpenting, berikan kesempatan untuk beristirahat yang
cukup. Selain itu, dukungan positif atas keberhasilanya menjadi orang tua
dari bayi yang baru lahir dapat membantu memulihkan kepercayaan diri
terhadap kemampuannya.

2.4 Senam Nifas


1. Pengertian senam nifas
Senam yang dilakukan sejak hari pertama melahirkan setiap hari
sampai ,terdiri dari sederetan gerakan tubuh yang dilakukan untuk
mempercepat pemulihan keadaan ibu.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan senam nifas adalah:
a. Diskusikan ppentingnya pengambilan otot perut dan panggul
karena dapat mengurangi sakit punggung.
b. Anjurkan ibu untuk melakukan ambulasi sedini mungkin secara
bertahap, missal latihan duduk, jika tidak pusing baru boleh berjalan.
c. Melakukan latihan beberapa menit sangat membantu.

20
2. Tujuan Senam Nifas
Tujuan dilakukannya senam nifas pada ibu setelah melahirkan adalah:
a. Membantu mempercepat pemulihan keadaan ibu.
b. Mempercepat proses involusi dan pemulihan fungsi alat
kandungan.
c. Membantu memulihkan kekuatan dan kekencangan otot-otot
panggul, perut, dan perineum.
d. Memperlancar pengeluatan lochea
e. Membantu mengurangi rasa sakit pada otot-otot setelah melahirkan
f. Merelaksasikan otot-otot yang menunjang proses kehamilan dan
persalinan
g. Meminimalisasi timbulnya kelainan dan komplikasi nifas,
misalnya emboli, trobosia, dan lain-lain.
3. Manfaat senam nifas
Senam nifas membantu memperbaiki sirkulasi darah, memperbaiki
sikap tubuh dan punggung setelah melahirkan, memperbaiki tonus otot,
pelvis, dan peregangan otot abdomen, memperbaiki otot panggul dan
membantu ibu untuk lebih relaks dan segar pasca persalinan.
4. Persiapan senam Nifas
Sebelum melakukan senam nifas ada hal-hal yang perlu dipersiapkan yaitu
sebagai berikut:
a. Sebaiknya mengenakan baju yang nyaman
b. Persiapan minum, sebaiknya air putih
c. Bisa dilakukan di matras atau tempat tidur
d. Ibu yang melakukan senam nifas dirumah sebaiknya mengecek
denyut nadinya dengan memegang pergelangan tangan dan
merasakan adanya denyut nadi kemudian hitung selama 1 menit
penuh.
e. Boleh diiringi dengan music yang menyenangkan jika
menginginkan.
f. Petunjuk untuk bidan/tenaga kesehatan yang mendampingi ibu
untuk melakukan seman nifas: Perhatikan keadaan umum ibu dan

21
keluhan-keluhan yang dirasakan, pastikan tidak ada kontraindikasi
dan periksa tanda vital secara lengkap untuk memastikan pulihnya
kondisi ibu yaitu tekanan darah, suhu, pernapasan, dan nadi.Hal
tersebut dilakukan sebelum dan sesudah senam nifas.

Hari Pertama:

Posisi tubuh telentang dan rileks, kemudian lakukan pernapasan


perut diawali dengan mengambil nafas melalui hidung, kembungkan perut
dan tahan hingga hitungan ke-5 kemudian keluarkan nafas pelan-pelan
melalui mulut sambil mengkontaksikan otot perut.Ulangi sebanyak 8 kali.

Hari Kedua:

Sikap tubuh telentang kedua kaki lurus kedepan. Angkat kedua


tangan lurus keatas sampai kedua telapak tangan bertemu kemudian
turunkan perlahan sampai kedua tangan terbuka lebar hingga sejajar
dengan bahu.Lakukan gerakan dengan baik hingga terasa otot sekitar
tangan dan bahu terasa kencang.Ulangi sebanyak 8 kali.

Hari Ketiga

Berbaring rileks dengan posisi tangan disamping badan dan lutut


ditekuk.Angkat pantat perlahan kemudian diturunkan kembali.Jangan
menghentak jika menurunkan badan.Gerakan dilakukan 8 kali.

Hari Keempat

Posisi tubuh berbaring dengan posisi tangan kiri disamping


badan,tangan kanan diatas perut dan lutut ditekuk, angkat kepala sampai
dagu menyentuh dada sampil mengeluarkan otot sekitar anus dn
mengkontraksikan otot perut.Kepala turun pelan-pelan ke posisi semula
sambil mengendurkan otot sekitar anus dan merelaksasikan otot
perut.Jangan lupa mengatur pernapasan.Ulangi gerakan sebanyak 8 kali.

22
Hari Kelima

Tubuh tidur telentang, kaki lurus, bersama-sama mengangkat


kepala sampai dagu menyentuh dada, tangan kanan menjangkau lutut kiri
yang ditekuk, diulang sabaliknya.Kerutkan otot sekitar anus dan
kontraksikan perut ketika mengangkat kepala.Lakukan perlahan dan atur
pernapasan saat melakukan gerakan.lakukan sebanyak 8 kali.

Hari Keenam

Posisi tidur telentang, kaki lurus dan kedua tangan disamping


badan, kemudian lutut ditekuk kea rah 90 derajat secara bergantian antara
kaki kiri dan kaki kanan.Jangan menghentak ketika menurunkan kaki,
lakukan perlahan tapi bertenaga. Lakukan gerakan sebanyak 8 kali.

Hari Ketujuh

Tidur telentang kaki lurus kedua tangan disamping badan.Agar


kedua kaki secara bersamaan dalam keadaan lurus sambil
mengkontraksikan perut kemudian turunkan perlahan. Atur
pernapasan.Lakukan sesuai kemampuan.Gerakan dilakukan sebanyak 8
kali.

Hari Kedelapan

Posisi nungging, nafas melalui pernapasan perut.Kerutkan anus


dan tahan 5 – 10 detik.Saat anus dikerutkan ambil nafas kemudian
keluarkan nafas pelan-pelan sambil mengendurkan anus.Lakukan
sebanyak 8 kali.

Hari Kesembilan

Posisi berbaring kaki lurus kedua tangan disamping badan, angkat


kedua kaki dalam keadaan lurus sampai 90 derajat kemudian turunkan
kembali pelan-pelan.Jangan menghentak ketika menurunkan kaki.Atur
nafas saat mengangkat dan menurunkan kaki.Gerakan dilakukan sebanyak
8 kali.

23
Hari Kesepuluh

Tidur telentang kaki lurus, kedua telapak tangan diletakkan


dibelakang kepada kemudian bangun sampai posisi duduk kemudian
perlahan-lahan tidur kembali(sit up).Lakukan gerakan sebanyak 8 kali.

2.5 Menyusui

1. Defenisi Menyusui
Menyusui adalah cara yang optimal dalam memberikan nutrisi dan
mengasuh bayi, dan dengan penambahan makanan pelengkap pada paruh
kedua tahun pertama, kebutuhan nutrisi, imunologi, dan psikososial dapat
terpenuhi hingga tahun kedua dan tahun-tahun berikutnya.Pernyataan yang
mendukung menyusui dibahas oleh asosiasi profesi di Amerika Serikat
termasuk American Academy of Pediatrics(AAP), Association of
women’s Health, Obstetrical, and Neonatal
Nureses(AWHONN),American Dietetic Assosiation(ADA), dan American
College of Nurse-Midwives(ACNM).Dalam pernyataan sikap
mereka,ACNM:
a. Mendorong usaha untuk menginformasikan dan mendidik public, pemberi
perawatan kesehatan, dan klien tentang menyusui sebagai proses normal
dan sebagai metode terbaik dalam pemberian makanan bayi.
b. Mendorong pemberi perawatan kesehatan untuk memberi atau mengatur
sistem konseling dan dukungan menyusui terus-menerus.
c. Meningkatkan adopsi kebijakan internasional. nasional, Negara, local, dan
institusi yang dengan jelas mendukung menyusui.
d. Mendorong identifikasi dan menghilangkan rintangan untuk menyusui dan
menentang praktik yang menghentikan menyusui,dan
e. Mendorong dukungan menyusui ditempat kerja dan sekolah, dengan
mendorong institusi untuk menyediakan kondisi yang optimal untuk
memfasilitasi menyusui.

Usaha yang dirancang untuk meningkatkan hasil menyusui harus meliputi


tiga karakteristik :

24
a) promosi
b) proteksi, dan
c) dukungan menyusui.

Untuk menyusu dengan baik, bayi harus mencakup putting dan


aerola ibu dengan mulut terbuka lebar.Agar bayi menganga lebar, hidung
bayi harus sejajar dengan putting susu ibu.Ibu menyangga kepala dan leher
bayi dengan lembut dengan meletakkan tangannya pada tulang oksipital
bayi, dan membuat kepala bayi bergerak kebelakang pada posisi seperti
menyium bunga.Saat rahang bayi membuka, ibu menggerakkan bayi
mendekati payudara dengan perlahan, mengarahkan bibir bawah bayi kea
rah lingkar luar areola.Payudara harus benar-benar memenuhi mulut
bayi.Bayi menggunakan bibir, lidah, kavum oral, rahang, otot wajah, dan
lapisan lemak bukal untuk menimbulkan tekanan negative dan positif,
menarik keluar air susu.Respon hormone ibu terhadap penarikan dan
stimulasi putting susu meningkatkan sirkulasi oksitosin yang
menyebabkan sel mioepitel mengeluarkan air susu ke dalam mulut bayi.

Menyusui memiliki irama yang dapat dilihat dan didengar.Bayi


menghisap dengan gerakan rahang yang pendek-pendek, cepat, seperti
piston pada permulaan menyusu, dilanjutkan dengan gerakan menyedot
yang lebih dalam dan lambat pada saat rahang menyentuh lekukan
payudara, menarik keluar air susu.

2. Posisi Menyusui
Posisi yang nyaman saat menyusui sangat penting.Lecet pada
putting susu dan payudara merupakan kondisi tidak normal dalam
menyusui, tetapi penyebab lecet yang paling umum adalah posisi dan
perlekatan yang tidak benar pada payudara.
Posisi ibu harus adekuat diatas kurdi atau tempat tidur.Tidak ada
satupun posisi yang paling benar dalam menyusui.Posisi madona,
menggendong menyilang, dan football sering kali bermanfaat bagi itu
baru.Akan tetapi, tidak perlu menyesuaikan posisi jika ibu dan bayi
nyaman,dan jika transfer air susu adekuat.

25
Pada posisi madona(menggendong) bayi berbaring miring,
menghadap ibu.Kepala, leher, dan punggung atas bayi diletakkan pada
lengan bawan lateral payudara. Ibu menggunakan tangan sebelah untuk
memegang payudara jika diperlukan.
Pada posisi menggendong-menyilang, bayi berbaring miring,
menghadap ibu.Kepala, leher, dan punggung atas bayi diletakkan pada
telapak kontralateral dan sepanjang lengan bawahnya.Ibu menggunakan
tangan sebelahnya untuk memegang payudara jika diperlukan.
Pada posisi football(atau mengepit), bayi berbaring miring atau
punggung melingkar antara lengan dan samping dada ibu. Lengan bawah
dan tangan ibu menyangga bayi, dan ia menggunakan tangan sebelahnya
untuk memegang payudara jika diperlukan.
Pada posisi berbaring miring, ibu dan bayi berbaring miring saling
berhadapan.Posisi ini merupakan posisi paling nyaman bagi ibu yang
menjalani penyembuhan dari pelahiran melalui pembedahan.

26
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Keluarga berencana merupakan usaha suami istri untuk mengukur


jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Usaha yang dimaksud termasuk
kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga.Prinsip
dasar metode kontrasepsi adalah mencegah sperma laki-laki mencapai dan
membuahi telur wanita(fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah dibuahi
berimplantasi(melekat) dan berkembang didalam rahim.
Menurut UUD no 10 tahun 1991 tentang Perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera, program KB adalah
upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan
sejahtera. Alat-alat kontrasepsi yang biasa digunakan adalah kondom,
IUD, cervicalis cap, implant, spermisida, Metode Amenorea
Laktasi(MAL), dan suntik.
Ibu dalam masa nifas memerlukan berbagai nutrisi untuk
memulihkan kondisi tubuhnya dan untuk kebutuhan kecukupan ASI,
kecukupan nutrisi tersebut antara lain kalori, zat besi, kalsium, protein, dan
berbagai macam vitamin.
Tanda bahanya pada ibu nifas antara lain perdarahan pervaginam,
sakit kepala terus-menerus, oedema pada ekstremitas, deman, muntah,
nyeri epigastrik, payudara bengkak,dan lain-lain.
Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama
melahirkan setiap hari sampai ,terdiri dari sederetan gerakan tubuh yang
dilakukan untuk mempercepat pemulihan keadaan ibu. Tujuan dari senam
nifas adalah dilakukannya senam nifas pada ibu setelah melahirkan adalah
membantu mempercepat pemulihan keadaan ibu, mempercepat proses
involusi dan pemulihan fungsi alat kandungan, membantu memulihkan
kekuatan dan kekencangan otot-otot panggul, perut, dan perineum,

27
memperlancar pengeluatan lochea, dan membantu mengurangi rasa sakit
pada otot-otot setelah melahirkan.
Menyusui adalah cara yang optimal dalam memberikan nutrisi dan
mengasuh bayi, dan dengan penambahan makanan pelengkap pada paruh
kedua tahun pertama, kebutuhan nutrisi, imunologi, dan psikososial dapat
terpenuhi hingga tahun kedua dan tahun-tahun berikutnya.

3.2 SARAN

Dalam pemberian asuhan kebidanan pada ibu nifas tenaga


kesehatan khususnya bidan harus mengetahui bagaimana dan apa saja
asuhan yang akan diberikan kepada pasien.Contohnya bidan harus tau apa
itu KB, apa tujuan dari KB, bagaimana KB di Indonesia, bagaimana
kecukupan gizi ibu nifas, tanda bahaya pada masa nifas, senam nifas, dan
bagaimana cara ibu menyusui bayinya.

Dalam memberikan asuhan disarankan bidan atau tenaga kesehatan


melakukannya sesuai dengan prosedur, agar pasien yang kita layani
merasa nyaman serta dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

28
DAFTAR PUSTAKA

Furwasyih,Dian.2016.Konsep Dasar Manajemen Asuhan


Kebidanan.Padang : Mitra Pemuda.

Purwoastuti, Endang Th. 2015 . Kesehatan Reproduksi dan Keluarga


Berencana. Yogyakarta : Pustaka Baru

Sulistyawati,Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.


Yogyakarta : Andi Yogyakarta.

Suherni,dkk.2009.Perawatan Masa Nifas.Yogyakarta : Fitramaya.

Varney,Helen.dkk.2002. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. EGC.

29

Anda mungkin juga menyukai