Toaz - Info Hukum Dan Etik Keperawatan Gerontik PR
Toaz - Info Hukum Dan Etik Keperawatan Gerontik PR
Keperawatan Gerontik
Latar Belakang Perlunya Kebijakan
1. Jumlah lansia yang
2. Pertambahan cepat
3. Kondisi kesehatan
Kemunduran fisik mental Hubungan &
4. Kondisi Sosial ekonomi komunikasi terbatas.Produktivitas kerja menurun
Rawan terhadap penyakit;
5. Stigma Masyarakat
Usila identik dengan pikun, renta, loyo, tidak produkif,
masa lalu, ketinggalan jaman, cerewet, beban.
KEKERASAN/PENELANTARAN
Legal Ilegal
Standar Profesional
Standar II – Theory
Standar IX – Penelitian
“Kesejahteraan lansia”
• Hak, kewajiban, tugas, serta tanggung jawab pemerintah,
masyarakat, dan kelembagaan
• Upaya pemberdayaan
• Upaya peningkatan kesejahteraan sosial lansia potensial dan tidak
potensial
• Pelayanan terhadap lansia
• Perlindungan sosial
• Bantuan sosial
• Koordinasi
• Ketentuan pidana dan sanksi administrasi
• Ketentuan peralihan
Pasal 41 (Ayat 2) UU No.39
Tahun 1999
“Hak Asasi Manusia”
Setiap penyandang cacat, orang yang berusia lanjut, wanita hamil,
dan anak-anak berhak memperoleh kemudahan dan perlakuan khusus
Setiap warganegara yang berusia lanjut, cacat fisik dan atau cacat
mental berhak memperoleh perawatan, pendidikan, pelatihan dan
bantuan khusus atas biaya negara, untuk menjamin kehidupan yang
layak sesuai dengan martabat kemanusiaannya, meningkatkan rasa
percaya diri, dan kemampuan berpartisipasi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pasal 8 UU No.39 Tahun 1999
Pertama
Mengajak negara-negara : bersama-sama atau sendiri, untuk
mengembangkan dan menerapkan kebijakan peningkatan
kehidupan lansia sejahtera lahir batin, damai, sehat dan
aman.
Kedua
Mengkaji dampak menuanya penduduk terhdp pembangunan
untuk mengembangkan potensi lansia. Untuk mendorong
terciptanya pembanguna yg selaras, dibutuhkan lansia yg sehat dan
mandiri dengan dukungan dari segala pihak, yaitu pemerintah,
lembaga swadaya masyarakat, dan keluarga. Bentuknya berupa
penyediaan fasilitas dan pelayanan kesehatan bagi lansia utk
meningktkan derjat keshtn dan mutu kehdupannya dgn
menanamkan cara pola hidup sehat.
Etika
a. Otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan
bahwa individu mampu berpikir logis dan
mampu membuat keputusan sendiri. Orang
dewasa dianggap kompeten dan memiliki
kekuatan membuat sendiri, memilih dan
memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang
harus dihargai oleh orang lain. Praktek
profesional merefleksikan otonomi saat
perawat menghargai hak-hak klien dalam
membuat keputusan tentang perawatan dirinya
b. Berbuat baik (Beneficience)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik.
Kebaikan, memerlukan pencegahan dari kesalahan atau
kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan
peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang,
dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara
prinsip ini dengan otonomi.
c. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk
tercapai yang sama dan adil terhadap
orang lain yang menjunjung prinsip-
prinsip moral, legal dan kemanusiaan.
h. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang
pasti bahwa tindakan seorang profesional
dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas
atau tanpa terkecuali.
Kode Etik
Pernyataan standar profesional yang digunakan
sebagai pedoman perilaku dan menjadi kerangka
kerja untuk membuat keputusan.
Fungsi Kode Etik Perawat
Kode etik perawat yang berlaku saat ini berfungsi
sebagai landasan bagi status profesional dengan cara
sebagai berikut:
1.Kode etik perawat menunjukkan kepada masyarakat
bahwa perawat diharuskan memahami dan menerima
kepercayaan dan tanggungjawab yang diberikan kepada
perawat oleh masyarakat.
2.Kode etik menjadi pedoman bagi perawat untuk
berperilaku dan menjalin hubungan keprofesian sebagai
landasan dalam penerapan praktek etikal.
3. Kode etik perawat menetapkan hubungan-hubungan
profesional yang harus dipatuhi yaitu hubungan
perawat dengan pasien/klien sebagai advokator,
perawat dengan tenaga profesional kesehatan lain
sebagai teman sejawat, dengan profesi
keperawatan sebagai seorang kontributor dan
dengan masyarakat sebagai perwakilan dari asuhan
kesehatan.
4. Kode etik perawat memberikan sarana pengaturan
diri sebagai profesi.
Kode etik keperawatan Indonesia
1. Tanggung jawab perawat terhadap individu, keluarga
dan masyarakat
authorization (persetujuan)
Lisan
a. Dinyatakan (expressed)
Tertulis