Anda di halaman 1dari 2

Nusa Tenggara barat merupakan provinsi yang memiliki keeksotikan panorama alam yang

memanjakan para pengunjung serta merupakan daerah agraris. Tak terlepas dari itu semua, Prov.
Nusa Tenggara barat juga memiliki masalah besar dalam hal penanganan sampah, baik itu yang
organik maupun non organik. Data menunjukan jumlah sampah di Nusa Tenggara barat 3.
388,76 ton/hari. Dari jumlah tersebut, yang langsung dibuang ke Tempat pembuangan akhir
(TPA) sekitar 641,92 ton/hari dan yang dapat didaur ulang oleh bank sampah sekitar 51,21
ton/hari dan sekitar 2.695,59 ton/hari yang masih belum dapat ditangani oleh pemerintah,
sedangkan Prov. Nusa tenggara barat termasuk provinsi agararis yang rata-rata pekerjaan
masyarakatnya sebagai petani. Bagaimana bisa hasil panen petani meningkat jika sampah tidak
dapat ditangani oleh pemerintah termasuk masyarakatnya.
Penanganan plastik yang populer selama ini adalah dengan metode 3R (Reuse, reduce,
recycle). Reuse adalah memakai barang yang terbuat dari plastik dengan cara berulang-ulang.
Reduse adalah mengurangi pembelian atau penggunaan barang-barang dari plastik. Recycle
adalah mendaur ulang barang-barang yang terbuat dari plastik.
Ketiga penanganan plastik dengan metode 3R masih memiliki kekurangan yang signifikan.
Misalnya Reuse penggunaan plastik berulang kali akan menimbulkan dampak bagi kesehatan
manusian karena plastik memiliki masa penggunaan yang terbatas sesuai jenis dan karaktenya,
Reduse jika konsumen mengurangi pembelian barang-barang yang menggunakan plastik
mungkin bisa-bisa saja, akan tetapi bagaimana dengan para produsen makanan, haruskah mereka
akan menggunakan kaleng aluminium untuk membungkus makanan mereka sedangkan
aluminium memiliki biaya produsksi yang mahal, Recycle bahwa plastik yang didaur ulang akan
mengalami penurunan kualitas yang ujung-ujungnya akan menjadi sampah yang mengancam
lingkungan.

Bagaimana cara pengolahan plastik yang harusnya dilakukan ?


Masalah mindset yang harus dirubah oleh pemerintah dengan memanfaatkan idealisme
pemuda yang progres dengan membentuk satgas disetiap Desa, untuk melakukan edukasi
masalah dampak buruk plastik bagi kesehatan, lingkungan dan berbagai hal yang mengancam
kehidupan masyarakat. Setelah melakukan edukasi perrlunya pemerintah memberikan
pendampingan terhadap masyaraka agar edukasi yang diberikan oleh pemuda tadi tidak sia-sia
yang hanya masuk dari telinga kanan kemudian keluar dari telinga kiri. Pemanfaatan sampah
organik dan an organik sebagai bahan bakar alternatif baik itu gas maupun cair menurut saya
bisa menyelesaikan masalah, eh bukan menyelesaikan masalah tapi setidaknya dapat mengurangi
masalah yang terjadi di masyarakat.

Sampah. Dalam proses ini diharapkan pengolahan sampah dapat dilakukan secara tuntas dan
mengiliminasi dampak negatif termasuk polusi yang ditimbul. Karena itu pilihan teknologi
disesuaikan dengan kebutuhan penanganan dan pengolahan sampah secara tuntas, dan teknologi
yang dipilih dapat dioperasikan secara baik oleh masyarakat setempat.

Dari teknologi yang tersedia maka ditawarkan teknologi gasifikasi untuk untuk penanganan
sampah organik maupun an organik.
Peralatan pengolahan sampah organik yang ditawarkan adalah instalasi biogas serat kaca
yang digunakan untuk penangan sampah yang berasal dari rumah tangga yang dimanfaakan
untuk menghidupkan generator listrik sebesar 5000 watt. Kemudian slury yang dihasilkan dapat
dimanfaatkan atau bahkan dijual yang dapat menunjang perekonomian rakyat kecil.

Kemudian teknologi lain yang dapat ditawarkan adalah intalasi pemusnah sampah organik
maupun an organik berbasis termal dengan konsep gasifikasi, menggunakan suhu tinggi. Intalasi
ini mampu memusnahkan sampah organik dengan bahan organik sebagai bahan bakarnya
misalnya, sisa daun dan ranting, dahan batang kayu, pempers, pembalut wanita serta bahan-
bahan organik lainnya. Sedangkan bahan an organik yang dapat dimusnahkan adalah hampir
semua jenis. Hasil penguraian dengan thermal cracking akan mengubah plastik menjadi bahan
bakar cair dan gas tanpa menghasilkan asap buang disetiap prosesnya.

Yang diharapkan bagaimana pemerintah menghadapi masalah lingkungan ini, atau hanya
sekedar program untuk menjabat di periode berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai