PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi kegawat daruratan dapat terjadi dimana saja dan kapan saja.
(WHO, 2012). Kondisi kegawat daruratan yang harus segera di tangani salah
satunya adalah Henti jantung maupun hilang napas. Kejadian henti jantung
tahunnya, (World Heart Federation, 2015). Angka kejadian henti jantung atau
cardiac arrest berkisar 10 dari 100.000 orang normal yang berusia dibawah 35
10.000 warga per tahun yang berarti 30 orang per hari mengalami henti
jantung koroner dan stroke diperkirakan akan terus meningkat mencapai 23,3
juta kematian pada tahun 2030, (Depkes, 2014). Dari hasil studi pendahuluan
yang telah di lakukan di SMA Negeri 1 Wates Kabupaten Kediri pada tanggal
10 Juli 2018 terhadap 10 siswa, 5 siswa mengatakan mereka tidak mampu
memberi tindakan pertolongan pertama apabila ada siswa yang tiba-tiba tidak
tempat ini.
tekanan darah arteri. Henti jantung dapat terjadi pada seesorang yang memang
(Hardisman 2014). Kematian pada korban henti jantung dapat terjadi karena
Basic Life Support (BLS). BLS adalah suatu tindakan pertolongan pada
korban henti jantung maupun henti nafas dan merupakan langkah yang sering
PERSI DIY, 2012). Bantuan hidup dasar (BHD) dapat di ajarkan kepada siapa
seharusnya diajarkan teknik bantuan hidup dasar terlebih pada pekerja yang
berkaitan dengan pemberian pertolongan keselamatan, (Resusitacion Council,
ketahui oleh masyarakat, tidak hanya oleh paramedis saja. Hal ini sangat
saat tiba di rumahsakit atau sudah meninggal ketika dalam perjalanan menuju
sehingga bisa mengurangi angka kematian yang terjadi pada penderita henti
jantung. Pada kasus henti jantung adalah masalah yang paling krusial untuk
cepat dan tepat, tidak ada waktu tunggu meskipun hanya 1 detik saja,
(Wahyudi,2011).
pada henti jantung adalah kemampuan skill atau ketrampilan yang di miliki.
kewajiban yang harus dimiliki oleh semua orang termasuk petugas kesehatan,
(Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu-SPGDT,2009). Salah satu
begitu tidak menutup kemungkinan bahwa henyi jantung dapat terjadi di luar
rumahsakit atau di daerah yang sulit dijangkau oleh petugas kesehatan. Oleh
karena itu peran serta masyarakat ataupun siswa sangat penting dalam hal
yang benar dalam kondisi kegawat daruratan henti jantung. Henti jantung
Hidup Dasar dalam hal ini yaitu tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP) yang
berjumlah sekitar 1,1 miliar dari penduduk dunia, (WHO, 2010). Seharusnya
para remaja yang tergolong siswa setingkat sekolah menengah atas (SMA)
sudah dapat melakukan tindakan RJP dengan baik dan benar. Pemberian
pelatihan Resusitasi Jantung Paru pada para siswa SMA merupakan hal yang
kerampilan dalam pertolongan pertama pada korban henti jantung. Selain itu
juga bermanfaat bagi peningkatan jumlah orang yang terlatih dalam BHD
Pemberian pelatihan ini juga dapat menambah wawasan dan pengetahuan para
RJP dengan baik, sama baiknya dengan yang dilakukan orang dewasa.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi responden
masyarakat.
jantung
c. Bagi Institusi Pendidikan
gunakan sebagai data untuk penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan
d. Bagi Masyarakat
henti jantung,
e. Bagi Peneliti
E. Keaslian Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
A. Pengertian
et al 2010).
nafas. Intervensi ini terdiri dari pemberian kompresi dadadan bantuan nafas,
Resuscitation) yaitu:
adekuat
mengurangipenderitaan.
c. Mendorong pemulihan
Jantung Paru) yang berbeda dari prosedur sebelumnya yang sudah dipakai
sirkulasi darah. Oleh karena itu memulai kompresi dada lebih dahulu
dada akan dilakukan lebih awal dan ventilasi hanya sedikit tertunda satu
siklus kompresi dada (30 kali kompresi dada secara ideal dilakukan
sekitar 18 detik).
RJP dari orang sekitarnya. Ada banyak kemungkinan penyebab hal ini
namun salah satu yang menjadi alasan adalah dalam algoritma A-B-C
terjadi bila oksigen tidak beredar Dan oksigen yang tersisadalam organ
ke otak dan organ vital lainnya, jika pada keadaan ini diberikan bantuan
nafas akan sangat bermanfaat agar korban dapat tetap hidup dan
berikut:
a. Proteksi diri
proteksi diri krena mengingat saat ini begitu banyak penyakit menular
Memeriksa keadaan pasien tanpa teknik look, like, dan feel. Karena
Bila anda berada diluar rumah sakit segera cari bantuan deengan
(EMS).
1. Posisi korban:
a. Kaji nadi
Jika nadi ada tapi pernafasan tidak ada maka segera lakukan
dan setiap 1 ventilasi dalam waktu 1,5-2 detik. Bila denyut nadi
b. Kompresi dada
kedalaman kompresi 2 inci / 5-6 cm. Rasio kompresi dan ventilasi adalah
nadi).
f. Airway control
Pada orang yang tidak sadar tindakan membuka jalan napas harus
tilt chin-lift jika tidak ditemukan trauma cervical. Namun jika terdapat
bawah (dagu).
g. Breathing support
Pertukaran gas yang terjadi pada saat bernapas adalah hal mutlak
dalam tubuh meliputi fungsi yang baik dari paru-paru, dinding dada,
a. Mulut ke mulut
a. Mulut ke hidung
Gambar 2.9 Pemberian Napas dari Mulut ke
Mulut (Charles, 2015)
listrik. Hal ini dilakukan jika penyebab henti jantung adalah kelainan
dan defibrilasi dilakukan dalam waktu 3-5 menit setelah tidak sadar.
dalam 1 menit.
nadi karotis, penolong kembali melanjutkan RJP. Jika ada nadi dan napas
belum ada, korban/ pasien diberikan bantuan napas sebanyak 10-12 x/
menit. Jika ada napas dan ada nadi tetapi pasien masih belum sadar,
letakkan pasien atau korban pada posisi pemulihan. Posisi ini dirancang
untuk menjaga jalan napas paten dan mengurangi resiko obstruksi jala
Ambu Bag atau Pocket Mask. Tujuan RJP dewasa dengan 2 penolong
tidak adekuat. Kelelahan dan kompresi dada yang tidak adekuat dapat
tertutup oleh lidah, lendir, dan muntahan pada korban tidak sadar
korban pada posisi recovery. Posisi ini menjaga jalan napas tetap
recovery:
paha kanan.
miring.
korban
terguling.
tangan korban
2. Periksa posisi tangan korban yang lain menggeletak bebas
beberapa menit.
a. Pengertian Pengetahuan
disadari sebagai “ada” atau terjadi. Pengetahuan dapat salah atau keliru,
karena bila suatu pengetahuan ternyata salah atau keliru, tidak dapat
(Notoatmodjo, 2013).
b. Klasifikasi pengetahuan
yaitu:
1. Tahu (Know)
(Notoatmodjo,2012).
2. Memahami (Comprehension)
3. Aplikasi (Aplication)
5. Analisis (Analysis)
2012).
6. Sintesis (Syntesis)
Sintesis menunjuk pada kemampuan untuk
7. Evaluasi (Evaluation)
1) Awarness (Kesadaran)
(obyek).
2) Interest (Tertarik)
timbul.
3) Evaluation (Evaluasi)
4) Trial (Mencoba)
Dimana subyek mulai mencoba
5) Adaptation (Adaptasi)
b) Secara kebetulan
generasi-kegenerasi berikutnya,
(Notoatmodjo, 2012).
(Notoatmodjo, 2012).
(Notoatmodjo, 2012)
i) Induksi
pertanyaan-pertanyaan khusus ke
j) Deduksi
pengamatan.
pengamatan.
(Notoatmodjo, 2012)
1. Umur
(Nursalam, 2013).
2. Minat
3. Tempat tinggal
mendapatkan informasi
4. Sumber informasi
luas (Notoatmodjo,2012).
5. Pendidikan
seseorang.
7. Pengalaman
f. Pengukuran pengetahuan
alat tes atau kuesioner tentang objek pengetahuan yang akan diukur. Selanjutnya
diberi nilai 5 dan jika salah diberi nilai 0. Penilaian dilakukan dengan cara
membandingkan jumlah skor jawaban dengan skor yang diharapkan atau tertinggi
kemudian dikalikan 100% dan hasilnya prosentase dengan rumus yang digunakan
sebagai berikut :
N = SP 100%
SM x
Keterangan :
N= Nilai pengetahuan
Baik = 76-100%
Cukup = 56-75%
kurang = 55%
(Arikunto, 2013)
3.Konsep Ketrampilan
a. Pengertian
tugas-tugas fisik.
b. Kesesuaian kemampuan-pekerjaan
serta mendengarkan.
2. Technical Skill: Keahlian secara teknis yang didapat melalui
a. Tingkat pendidikan
b. Umur
Ketika umur seseorang bertambah maka akan terjadi
c. Pengalaman
2009).
1. Pengetahuan
(Mubarok, 2009).
2. Sikap
Sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan ynag
3. Perilaku
4. Motivasi
a. Pengertian.
secaraefektif.
b. Faktor predisposisi
(Iskandar,2008).
a. Ada jejas di jantung akibat dari serangan jantung terdahulu atau oleh sebab
proarrythmic effect.
e. Pembuluh darah yang tidak normal. Hal ini memang jarang dijumpai
aktifitas fisik yang berat, bias menjadi pemicu terjadinya cardiac arrest
118(2010) yaitu:
femoralis, radialis).
tanpa nadi (PEA),dan asistol (Diklat Ambulans Gawat Darurat 118, 2010).
a. Fibrilasi ventrikel
b. Takhikardi ventrikel
tidak teraba. Pada kasus ini CPR adalah tindakan yang harus segera
dilakukan.
d. Asistoles
lurus. Pada
F. Prognosis
Kediri.