Anda di halaman 1dari 1

Seorang klien menceritakan tentang lintasan-lintasan pikiran yang sering muncul ketika

ia sedang sendiri atau ketika sedang tanpa aktivitas.Lintasan pikiran tersebut biasanya berisikan
tentang hal-hal buruk, misalnya klien pernah berpikir bagaimana rasanya mati, kemudian klien
mengambil pisau dan ingin menusukkan ke perutnya. Tetapi klien menyadari bahwa hal ini tidak
boleh terjadi sehingga klien pun meletakkan pisau itu kembali. Klien juga bercerita bahwa ketika
ia sedang mengendarai motor, ia pernah berpikir untuk menabrakkan motornya ke pagar rumah
orang. Pikiran-pikiran itu terlintas begitu saja dan klien merasa takut dengan pikirannya tersebut.
Klien juga pernah berpikir bahwa ia adalah orang yang munafik, ia merasa dirinya tidak tulus
ketika membantu orang lain. Ia merasakan bahwa apa yang ia lakukan untuk membantu orang
lain hanyalah sebuah target, bukan sebuah ketulusan hati.

Klien merasa sangat cemas dengan lintasan pikirannya, bahkan ia pernah mengatakan
bahwa ada satu bagian dalam dirinya yang harus ia bunuh. Ketika melakukan meditasi, klien
pernah mengatakan bahwa dirinya melihat ada dua sosok, yang pertama adalah dirinya sendiri
yang sedang berbaris ketika melakukan outbond di kaliurang. Yang kedua adalah seseorang yang
serba hitam memandangi dirinya dan seolah-olah menyalahkan diri klien tersebut atas apa yang
ia lakukan terhadap sosok hitam tersebut. Klien mengakui bahwa dirinya sangat takut dengan hal
itu. Ia bingung mengapa lintasan pikiran yang jelek itu selalu datang tanpa sebab yang pasti.
Bahkan klien sangat bingung dengan apa yang menyebabkan munculnya lintasan pikiran
tersebut. Namun, ada keyakinan dalam diri klien bahwa penyebabnya adalah salah satu bagian
dari masa lalu klien yang tidak bisa ia ingat.

Klien dan keempat saudara kandungnya yang juga perempuan semua merasakan
kekangan yang sangat kuat dari kedua orangtua mereka. Klien dan keempat saudara kandungnya
tidak dibolehkan bergaul dengan laki-laki, harus belajar pada waktu-waktu yang sudah
ditentukan, tidak boleh bersolek, membaca majalah, komik, novel lupus dan sebagainya. Namun
hal ini berhasil dijalani klien dengan tenang karena klien dan keempat saudaranya saling
mendukung satu sama lain. Misalnya, ketika kakak klien sedang bertemu dengan seorang teman
laki-lakinya, klien dan saudara kandungnya yang lain akan menjaga kakaknya agar pertemuan ini
tidak diketahui oleh orangtua mereka.Klien juga mengatakan bahwa klien bersama saudara
kandungnya sering mendiskusikan hal ini dan mereka sepakat bahwa apa yang diilakukan
orangtuanya adalah demi kebaikan mereka semua. Klien juga menceritakan tentang masa
kecilnya dimana klien sering ditinggalkan di depan rumahnya oleh keluarganya dengan kondisi
pintu dan pagar rumah terkunci. Klien diberikan rumah-rumahan untuk tempat bermain,
makanan, dan minuman. Subjek ketika itu sering mengkhayal karena tidak ada teman bicara atau
teman untuk bermain.

Anda mungkin juga menyukai