Anda di halaman 1dari 17

HAKIKAT PENDIDIKAN MULTIKULTURAL, DASAR,

TUJUAN, DAN FUNGSI PENDIDIKAN


MULTIKULTURAL
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS KELOMPOK PADA MATA KULIAH
PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
DISUSUN OLEH
KELOMPOK
FENNY JUWITA NIM 0301182108
MUHAMMAD FIKRI M. BAGASAN NIM 0301182127
NUR KHADIJAH LUBIS NIM 0301181063
YAYANG GIARNI NIM 0301183269

PAI-5/SEMESTER VII
DOSEN PENGAMPU : RABIATUL ADAWIYAH,M.Pd.I

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah dengan tepat
waktu yang berjudul “HAKIKAT PENDIDIKAN MULTIKULTURAL, DASAR,
TUJUAN, DAN FUNGSI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL”. Dan tak lupa sholawat
dan salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad saw, yang diharapkan syafaat nya di
hari akhir kelak.

Makalah ini diajukan guna menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen pengampu
yaitu Ibu Rabiatul Adawiyah,M.Pd.I., pada mata kuliah Pendidikan Multikultural. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari dari kata
sempurna baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya
dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan
baik.Maka daari itu pemakalah juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
perbaikan nantinya jika diperlukan.

Medan, September 2021

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I.....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan.................................................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. Hakikat Pendidikan Multikultural.........................................................................................3
B. Dasar Pendidikan Multikultural.............................................................................................5
C. Tujuan Pendidikan Multikultural...........................................................................................5
D. Fungsi Pendidikan Multikultural..........................................................................................10
BAB III................................................................................................................................................12
PENUTUP...........................................................................................................................................12
A. Simpulan.................................................................................................................................12
B. Saran........................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah salah satu ultic ulticultural terbesar di dunia. Kenyataan ini dapat
dilihat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas.
Berdasarkan hal itu, maka diperlukan strategi khusus untuk memecahkan persoalan tersebut
melalui berbagai bidang; ultic, ekonomi, budaya, dan pendidikan. Berkaitan dengan hal ini,
maka pendidikan ulticultural menawarkan satu ulticultur melalui penerapan strategi dan
konsep pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan keragaman yang ada di masyarakat,
khususnya yang ada pada siswa seperti keragaman etnis, budaya, bahasa, agama, status ultic,
gender, kemampuan, umur, dan sebagainya.

Pendidikan multuikultural didefinisikan sebagai sebuah kebijakan ultic yang didasarkan


pada prinsip-prinsip pemeliharaan budaya dan saling memiliki rasa hormat antara seluruh
kelompok budaya di dalam masyarakat. Pembelajaran ulticultural pada dasarnya merupakan
program pendidikan bangsa agar komunitas ulticultural dapat berpartisipasi dalam
mewujudkan kehidupan demokrasi yang ideal bagi bangsanya (Banks, 1993). Dalam konteks
yang luas, pendidikan ulticultural mencoba membantu menyatukan bangsa secara
demokratis, dengan menekankan pada perspektif pluralitas masyarakat di berbagai bangsa,
etnik, kelompok budaya yang berbeda.

Multikulturalitas bangsa Indonesia ini ult diibaratkan pisau bermata ganda. Di satu sisi ia
menjadi potensi yang berharga dalam membangun peradaban bangsa, disisi lain apabila tidak
dapat dikelola dengan baik, multikulturalitas tersebut akan memunculkan konflik yang
mampu menghancurkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara bahkan disintegrasi
bangsa. Perbedaan-perbedaan tersebut akan menjadi beban atau kekayaan tergantung
bagaimana cara mengolahnya. Dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika yang telah dicetuskan
oleh para founding fathers bangsa ini, diharapkan masyarakat Indonesia dapat hidup bersama
berdampingan dalam suasana aman, damai, dan sejahtera. Oleh karena itu, dalam makalah ini
akan dibahas mengenai hakikat pendidikan ulticultural, tujuan pendidikan ulticultural, dan
fungsi pendidikan multicultural.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Hakikat Pendidikan Multikultural?
2. Apa Dasar Pendidikan Multikultural?
3. Apa Tujuan Pendidikan Multikultural?
4. Apa Fungsi Pendidikan Multikultural?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui Hakikat Pendidikan Multikultural
2. Untuk mengetahui Dasar Pendidikan Multikultural
3. Untuk mengetahui Tujuan Pendidikan Multikultural
4. Untuk mengetahui Fungsi Pendidikan Multikultural

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Pendidikan Multikultural

Pembelajaran multikultural adalah kebijakan dalam praktik pendidikan dalam mengakui,


menerima dan menegaskan perbedaan dan persamaan manusia yang dikaitkan dengan gender,
ras, kelas, (Sleeter and Grant, 1988). Pendidikan multikultural adalah suatu sikap dalam
memandang keunikan manusia dengan tanpa membedakan ras, budaya, jenis kelamin, seks,
kondisi jasmaniah atau status ekonomi seseorang (Skeel, 1995). Pendidikan multikultural
(multicultural education) merupakan strategi pendidikan yang memanfaatkan keberagaman
latar belakang kebudayaan dari para peserta didik sebagai salah satu kekuatan untuk
membentuk sikap multikultural. Strategi ini sangat bermanfaat, sekurang-kurangnya bagi
sekolah sebagai lembaga pendidikan dapat membentuk pemahaman bersama atas konsep
kebudayaan, perbedaan budaya, keseimbangan, dan demokrasi dalam arti yang luas (Liliweri,
2005). Pendidikan multuikultural didefinisikan sebagai sebuah kebijakan sosial yang
didasarkan pada prinsip-prinsip pemeliharaan budaya dan saling memiliki rasa hormat antara
seluruh kelompok budaya di dalam masyarakat. Pembelajaran multikultural pada dasarnya
merupakan program pendidikan bangsa agar komunitas multikultural dapat berpartisipasi
dalam mewujudkan kehidupan demokrasi yang ideal bagi bangsanya.1

Dalam konteks yang luas, pendidikan multikultural mencoba membantu menyatukan


bangsa secara demokratis, dengan menekankan pada perspektif pluralitas masyarakat di
berbagai bangsa, etnik, kelompok budaya yang berbeda. Dengan demikian sekolah
dikondisikan untuk mencerminkan praktik dari nilai-nilai demokrasi. Kurikulum
menampakkan aneka kelompok budaya yang berbeda dalam masyarakat, bahasa, dan dialek;
dimana para pelajar lebih baik berbicara tentang rasa hormat di antara mereka dan menunjung
tinggi nilai-nilai kerjasama, dari pada membicarakan persaingan dan prasangka di antara
sejumlah pelajar yang berbeda dalam hal ras, etnik, budaya dan kelompok status sosialnya.
Pembelajaran berbasis multikultural didasarkan pada gagasan filosofis tentang kebebasan,
keadilan, kesederajatan dan perlindungan terhadap hak-hak manusia. Hakekat pendidikan
multikultural mempersiapkan seluruh siswa untuk bekerja secara aktif menuju kesamaan
1
J.A. Banks, “Multicultural Educatian: Historical Development, Dimentions and Practrice”, 1993. Hal. 45.

3
struktur dalam organisasi dan lembaga sekolah. Pendidikan multikultural bukanlah kebijakan
yang mengarah pada pelembagaan pendidikan dan pengajaran inklusif dan pengajaran oleh
propaganda pluralisme lewat kurikulum yang berperan bagi kompetisi budaya individual.2

Pembelajaran berbasis multikultural berusaha memberdayakan siswa untuk


mengembangkan rasa hormat kepada orang yang berbeda budaya, memberi kesempatan untuk
bekerja bersama dengan orang atau kelompok orang yang berbeda etnis atau rasnya secara
langsung. Pendidikan multikultural juga membantu siswa untuk mengakui ketepatan dari
pandangan-pandangan budaya yang beragam, membantu siswa dalam mengembangkan
kebanggaan terhadap warisan budaya mereka, menyadarkan siswa bahwa konflik nilai Bering
menjadi adi penyebab konflik antar kelompok masyarakat (Savage & Armstrong, 1996).
Pendidikan multikultural diselenggarakan dalam upaya mengembangkan kemampuan siswa
dalam memandang kehidupan dari berbagai perspektif budaya yang berbeda dengan budaya
yang mereka miliki, dan bersikap positif terhadap perbedaan budaya, ras, dan etnis. (Farris &
Cooper, 1994). Tujuan pendidikan dengan berbasis multikultural dapat diidentifikasi: 

1. untuk memfungsikan peranan sekolah dalam memandang keberadaan siswa yang


beraneka ragam.
2. untuk membantu siswa dalam membangun perlakuan yang positif terhadap perbedaan
kultural, ras, etnik, kelompok keagamaan.
3. memberikan ketahanan siswa dengan cara mengajar mereka dalam mengambil
keputusan dan keterampilan sosialnya.
4. untuk membantu peserta didik dalam membangun ketergantungan lintas budaya dan
memberi gambaran positif kepada mereka mengenai perbedaan kelompok (Banks,
dalam Skeel, 1995).

Di samping itu, pembelajaran berbasis multikultural dibangun atas dasar konsep


pendidikan untuk kebebasan yang bertujuan untuk: (1) membantu siswa atau mahasiswa
mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk berpartisipasi di dalam
demokrasi dan kebebasan masyarakat; (2) memajukan kekebasan, kecakapan, keterampilan
terhadap lintas batas-batas etnik dan budaya untuk berpartisipasi dalam beberapa kelompok
dan budaya orang lain.3

2
,Muhamad Ali, Teologi Pluralis-Multikultural: Menghargai Kemajemukan  Menjalin Kebersamaan.(Jakarta. Penerbit Buku
Kompas, 2003), Hal. 23.
3
Ibid, Hal. 25.

4
B. Dasar Pendidikan Multikultural

Pendidikan yang cocok untuk bangsa Indonesia yang multikultural adalah pendidikan
multicultural. Pendidikan multicultural paling tidak menyangkut tiga hal, yaitu: (a) ide dan
kesadaran akan nilai penting keragaman budaya; (b) gerakan pembaharuan pendidikan, dan
(c) proses.4

a. Kesadaran nilai penting keragaman budaya


Kesadaran akan keragaman berkontribusi pada perkembangan pribadi siswa. Pendidikan
multicultural menekankan pada perkembangan pemahaman diri yang lebih besar, konsep diri
yang positif, dan kebanggaan pada identitas pribadinya Artinya, memiliki pemahaman yang
lebih baik tentang dirinya yang pada akhirnya berkontribusi terhadap keseluruhan prestasi
intelektual, akademis, dan sosial siswa.

b. Gerakan pembaharuan pendidikan


Pendidikan multikultural bisa muncul berbenttuk bidang studi, program dan praktek yang
direncanakan lembaga pendidikan untuk merespon tuntutan, kebutuhan, dan aspirasi berbagai
kelompok. Pendidikan multikultural bukan sekedar merupakan praktik aktual atau bidang
study atau program pendidikan semata, namun mencangkup seluruh aspek-aspek pendidikan.

c. Proses pendidikan

Pendidikan multikultural adalah proses menjadi, proses yang berlangsung terus menerus
dan bukan sebagai sesuatu yang langsung tercapai. Tujuan pendidikan multikultural adalah
untuk memperbaiki prestasi secara untuh bukan sekedar meningkatkan skor.5

C. Tujuan Pendidikan Multikultural

Pendidikan multi kultural sebagai kesadaran merupakan suatu pendekatan yang di dasarkan
pada keyakinan bahwa budaya merupakan salah satu kekuatan yang dapat menjelaskan
perilaku manusia. Budaya memiliki peranan yang sangat besar dalam menentukan arah kerja
sama maupun konflik antar sesama manusia. Pendidikan multikultural dipersepsikan sebagai
suatu jembatan untuk mencapai kehidupan bersama dari umat manusia dalam era globalisasi

4
Choirul Mahfud, Pendidikan Multikultural, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), Hal. 34.
5
Sutarno. Pendidikan Multikultural, (Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas, 2007), Hal. 40.

5
yang penuh tantangan baru. Pertemuan antar budaya bisa berpotensi memberi manfaat tetapi
sekaligus menimbulkan salah paham.

a. Pengembangan literasi etnis dan budaya

Salah satu alasan utama gerakan untuk memasukkan pendidikan multikultural dalam
program sekolah adalah untuk memperbaiki kelelahan dalam penyusunan kurikulum.
Pertama, kita harus memberi informasi pada siswa tentang sejarah dan kontribusi dari
kelompok etnis yang secara tradisional diabaikan dalam kurikulum dan materi
pembelajaran. Kedua, kita harus menempatkan kembali citra kelompok ini secara lebih
akurat dan signifikan, menghilangkan bias dan informasi menyimpang yang terdapat
dalam kurikulum. Yang dimaksud dengan informasi menyimpang adalah informasi yang
salah tentang sistem nilai dan budaya dari etnis tertentu atau melihat sistem nilai budaya
mereka dari sudut pandang kelompok lain. Siswa masih terlalu sedikit mengetahui tentang
sejarah, perwarisan budaya bahasa dan kontribusi kelompok masyarakat yang beragam
dari bangsanya sendiri.

Jadi, tujuan utama pendidikan multikultural adalah mempelajari tentang latar belakang
sejarah, bahasa, karakteristik budaya, sumbangan, peristiwa kritis, individu yang
berpengaruh, dan kondisi sosial, politik, dan ekonomi dari berbagai kelompok etnis
mayoritas dan minoritas. Informasi ini harus komprehensif, komparatif dan harus
memasukkan persamaan dan perbedaan di antara kelompok-kelompok yang ada.

Mempelajari sejarah kehidupan, dan budaya kelompok etnis cocok untuk semua siswa
karena mereka perlu belajar lebih akurat tentang warisan budayanya sendiri maupun
budaya orang lain. Lebih dari itu, pengetahuan tentang pluralisme budaya merupakan
dasar yang diperlukan untuk menghormati, mengapresiasi, menilai dan memperingati
keragaman, dari itu, pengetahuan tentang pluralisme budaya merupakan dasar yang
diperlukan untuk menghormati, mengapresiasi, menilai dan memperingati keragaman,
baik lokal, nasional, maupun global.

b. Perkembangan Pribadi

Dasar bersekolah di pendidikan multikultural menekankan pada pengembangan


pemahaman diri yang lebih besar, konsep diri yang positif, dan kebanggaan pada identitas

6
pribadinya. Penekanan bidang ini merupakan bagian dari tujuan pendidikan multikultural
yang berkontribusi terhadap keseluruhan prestasi intelektual, akademis, dan sosial siswa.

Para siswa telah meminta realisasi konsep negatif dan salah tentang smsnya sendiri
dan kelompok etnis lain. Siswa dari kelompok lain mungkin ber pendirian bahwa warisan
budaya nya hanya memiliki nilai tawar yang kecil, sedangkan bila yang ada pada
kelompok dominan mungkin terlalu di tinggikan. Mengembangkan pemahaman yang
lebih baik tentang diri mereka sendiri dan pengalaman budaya dan kelompok etnis yang
lain dapat memperbaiki penyimpangan ini. pendidikan multikultural juga membantu
mencapai tujuan memaksimalkan potensi kemanusiaan, dengan memenuhi kebutuhan
individu, dan mengajar siswa seutuhnya dengan memper tinggi rasa penghargaan pribadi,
kepercayaan dan kompetensi dirinya pendidikan multikultural menciptakan kondisi
kesiapan pesikososial dalam diri individu dan lingkungan belajar yang memiliki efek
positif pada upaya dan penguasaan tugas akademis.

c. Klarifikasi nilai dan sikap

Pendidikan multikultural mengangkat nilai-nilai inti yang berasal dari prinsip martabat
manusia (human dignity), keadilan,persamaan, kebebasan, dan demokrasi. Maksudnya
adalah mengajari generasi muda untuk menghargai dan menerima pluralisme etnis,
menyadarkan bahwa perbedaan budaya tidak sama dengan kekurangan atau rendah diri,
dan untuk mengakui bahwa keragaman merupakan bagian integral dari kondisi manusia.
Pengklasifikasian sikap dan nilai etnis di desain untuk membantu siswa memahami bahwa
berbagai konflik nilai itu tidak dapat dilakukan dalam masyarakat pluralistik dan bahwa
konflik tidak harus menghancurkan dan memecah belah. Jika kita mengelola dengan baik
dan itu akan dapat menjadi katalis kemajuan sosial dan ada kekuatan dalam pluralisme
etnis dan budaya; bahwa kesetiaan etnis dan loyalitas nasional bukan tidak dapat di
damaikan; dan bahwa kerjasama dan koalisi diantara kelompok etnis tidak tergantung
pada pemilihan keyakinan, nilai, dan perilaku yang sama. Menganalisis dan meng
klarifikasi sikap dan nilai etnis merupakan langkah kunci dalam proses melepaskan
potensi kreatif individu untuk mempengaruhi diri dan masyarakat.

d. Kompetensi multicultural

Penting sekali bagi siswa untuk mempelajari bagaimana berinteraksi dengan dan
memahami orang yang secara etnis, ras, dan kultural berbeda dari dirinya. Dunia kita

7
menjadi semakin lebih beragam, kompak dan saling tergantung. Namun, bagi sebagian
besar siswa, awal-awal pembentukan kehidupannya dihabiskan dengan isolasi atau
terkurung di daerah kantong secara teknis dan kultural kita biasa hidup dalam kantong
kantong budaya yang sempit yang hanya mengenal budaya yang sempit pula. dan kita
lebih mengenal budaya daerah kita orang tua kita mengalami sedikit pengurangan dalam
memahami budayanya. Akhirnya, nilai-nilai budaya yang diajarkan kepada kita tidak
utuh. Kita kemudian menjadi terkungkung oleh kepicikan budaya yang serba kurang dan
menyimpang dari akar budaya yang sesungguhnya. Kita tidak menyiapkan lingkungan
dan latar belakang multikultural yang berbeda untuk pembelajaran. Upaya interaksi lintas
kultural seringkali terhalang oleh nilai, harapan, dan sikap negatif, kesalahan budaya
(cultural blunders), dan dengan mencoba menentukan aturan etika sosial (rules of social
etiquette) dari satu sistem budaya terhadap sistem budaya lain. Hasilnya seringkali adalah
frustasi, kecemasan, ketakutan, kegagalan dan permusuhan kelompok antar ras dan antar
etnis.

Pendidikan multikultural dapat meredakan ketegangan ini dengan mengajarkan


keterampilan dalam komunikasi lintas budaya, hubungan antara pribadi, pengambilan
perspektif, analisis kontekstual, pemahaman sudut pandang dan kerangka berpikir
alternatif, dan menganalisis bagaimana kondisi budaya mempengaruhi nilai, sikap,
harapan dan perilaku pendidikan multikultural dapat membantu siswa mempelajari
bagaimana memahami perbedaan budaya. Untuk mencapai tujuan ini anak diberi
pengalaman belajar dengan memberi berbagai kesempatan pada siswa untuk
mempraktekkan kompetensi budaya dan berinteraksi dengan orang pengalaman, dan
situasi yang berbeda.

e. Kemampuan keterampilan dasar

Tujuan utama pendidikan multikultural adalah untuk memfasilitasi pembelajaran


untuk melatih kemampuan keterampilan dasar dari siswa yang berbeda secara etnis.
Pendidikan multikultural dapat memperbaiki penguasaan membaca, menulis, materi
pelajaran dan keterampilan proses intelektual seperti pemecahan masalah, berpikir kritis,
dan pemecahan konflik dengan memberi materi dan teknik yang lebih bermakna untuk
kehidupan dan kerangka berpikir dari sesuai yang berbeda secara etnis.

Aspek lain dari pendidikan multikultural yang berkontribusi secara langsung pada
level pencapaian keterampilan dasar yang lebih tinggi adalah kesesuaian dengan gaya

8
belajar dan mengajar. Tidak adanya titik temu antara bagaimana siswa yang berbeda
mempelajari masyarakat budayanya dan bagaimana mereka diharapkan belajar di sekolah
menyebabkan banyak waktu dan perhatian di curahkan pada pemecahan konflik daripada
berkonsentrasi dalam tugas academik itu sendiri. Mengajari siswa supaya bisa belajar
meminimalkan konflik ini dan menyalurkan energi dan upaya secara langsung lebih
diarahkan pada penyelesaian tugas akademis. Jadi pengajaran kontekstual secara kultural
dalam melakukan proses pendidikan lebih efektif untuk siswa yang beragam secara etnis
menjadi prinsip mendasar dari pendidikan multikultural.

Jenis iklim sosial yang ada di kelas juga mempengaruhi kinerja siswa dalam tugas
akademis. Pengaruh ini terutama benar untuk kelompok etnis yang mempertimbangkan
hubungan sosial dan latar belakang informal untuk proses belajar. Jika guru merespon
kebutuhan ini dengan memasukkan simbol, gambar, dan informasi etnis dalam dekorasi
ruang kelas, isi kurikulum, dan interaksi interpersonal, maka siswa merasa nyaman dan
memiliki afiliasi yang lebih besar dengan sekolah.

f. Memperkuat pribadi dan reformasi social

Tujuan pendidikan multikultural adalah memulai proses perubahan di sekolah yang


pada akhirnya akan meluas ke masyarakat. Tujuan ini akan melengkapi penanaman sikap,
nilai, kebiasaan dan keterampilan siswa sehingga mereka menjadi agen perubahan sosial
(social change agent) yang memiliki komitmen yang tinggi dengan reformasi masyarakat
untuk memberantas perbedaan etnis dan berhasil dalam kesempatan dan kemauan untuk
bertindak berdasarkan komitmen ini. Untuk melakukan itu, mereka perlu memperbaiki
pengetahuan tentang isu etnis. Selain itu juga mengembangkan kemampuan pengambilan
keputusan, keterampilan tindakan sosial, kemampuan kepemimpinan, dan komitmen
moral atas harkat dan persamaan. Mereka tidak hanya perlu memahami dan mengapresiasi
mengapa pluralisme etnis dan budaya itu ada, tetapi juga bagaimana menterjemahkan
pengetahuan pada keputusan dan tindakan yang berhubungan dengan isu, peristiwa dan
situasi sosial politik yang esensial.

g. Memiliki wawasan kebangsaan/kenegaraan yang kokoh

Dengan mengetahui kekayaan budaya bangsa akan tumbuh rasa kebangsaan yang
kuat. Oleh karena itu, pendidikan multikultural perlu menambahkan materi, program dan

9
pembelajaran yang memperkuat rasa kebangsaan dan kenegaraan dengan menghilangkan
etnosentrisme, prasangka, diskriminasi, dan stereotipe.

h. Memiliki wawasan hidup yang lintas budaya dan lintas bangsa sebagai warga
dunia

Hal ini berarti individu dituntut memiliki wawasan sebagai warga dunia (world
citizen). Namun siswa harus tetap dikenalkan dengan budaya lokal harus diajak berpikir
tentang apa yang ada disekitar lokal nya. Mahasiswa diajak berpikir secara internasional
dengan mengajak mereka untuk tetap peduli dengan situasi yang ada di sekitarnya.

i. Hidup berdampingan secara damai

Dengan melihat perbedaan sebagai sebuah keniscayaan dengan menjunjung tinggi


nilai kemanusiaan, dengan menghargai persamaan akan tumbuh sikap toleransi terhadap
kelompok lain dan pada gilirannya dapat hidup berdampingan secara damai.6

D. Fungsi Pendidikan Multikultural

Menurut The National Council for Social Studies (Gorski, 2001), fungsi pendidikan
multikultural adalah sebagai berikut :

1) Memberi konsep diri yang jelas.


2) Membantu memahami pengalaman kelompok etnis dan budaya ditinjau dari
sejarahnya.
3) Membantu memahami bahwa konflik antara ideal dan realitas itu memang ada pada
setiap masyarakat.
4) Membantu mengembangkan pembuatan keputusan (decision-making), partisipasi
sosial, dan keterampilan kewarganegaraan (citizenship skills).7
5) Mengenal dalam penggunaan bahasa.

Pendidikan multikultural memberi tekanan bahwa sekolah pada dasarnya berfungsi


mendasari perubahan masyarakat dan meniadakan penindasan dan
6
Ujang Syarif Hidayat, Menumbuhkan Pendidikan Multikultural Pada Peserta Didik Melalui Pembelajaran Di Kelas, ( Jawa
Barat : Budi Mulia, 2018 ), h.59_67
7
Sutarno, Pendidikan Multikultural, (Kalimantan Selatan: Dinas Pendidikan dan FKIP Unlam, 2007), Hal.61

10
ketidakadilankeberagaman.Fungsi pendidikan multikultural yang mendasar adalah
mempengaruhi perubahan sosial yang menyangkut :

1) Perubahan diri.
2) Perubahan sekolah dan persekolahan.
3) Perubahan masyarakat.

Perubahan diri dimaknai sebagai perubahan yang dimulai dari diri siswa itu sendiri yang
lebih menghargai orang lain agar bisa hidup damai dengan sekelilingnya. Kemudian
diwujudkan dalam tata tutur dan tata perlakuannya di lingkungan sekolah dan berlanjut
hingga di masyarakat sekolah dan berlanjut hingga di masyarakat.Hal itu dikarenakan sekolah
merupakan agen perubahan, maka diharapkan ada perubahan yang terjadi di masyarakat
seiring dengan terjadi perubahan yang terdapat dalam lingkungan sekolahan.

11
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Pendidikan Multikultural merupakan ide, gerakan pembaharuan pendidikan dan proses

pendidikan  yang tujuan utamanya adalah untuk mengubah struktur lembaga pendidikan

supaya siswa baik pria maupun wanita, siswa berkebutuhan khusus, dan siswa yang

merupakan anggota dari kelompok ras, etnis, dan kultur yang bermacam-macam itu akan

memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai prestasi akademis di sekolah.

Pendidikan Multikultural dipandang sebagai jembatan untuk mencapai kehidupan

bersama dari umat manusia di dalam era globalisasi yang penuh tantangan baru.

Tujuan  pendidikan  multikultural  yang  mendasar  adalah  mengubah  struktur lembaga

pendidikan supaya siswa dengan karakteristik budayanya masing-masing memiliki

kesempatan yang sama untuk mewujudkan potensinya secara penuh dan dapat mempengaruhi

perubahan sosial.

B. Saran

Dalam implementasinya paradigma pendidikan multikultural dituntut untuk berpegang

pada prinsip- prinsip berikut ini:

a. Pendidikan multikultural harus menawarkan beragam kurikulum yang merepresentasikan

pandangan dan perspektif banyak orang.

b. Pendidikan multikultural harus didasarkan pada asumsi bahwa tidak ada penafsiran

tunggal terhadap kebenaran sejarah.

c. Kurikulum dicapai sesuai dengan penekanan analisis komparatif dengan sudut pandang

kebudayaan yang berbeda- beda.

12
d. Pendidikan multikultural harus mendukung prinsip - prinsip pokok dalam memberantas

pandangan klis tentang ras, budaya dan agama.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhamad. 2003. Teologi Pluralis-Multikultural: Menghargai Kemajemukan  Menjalin


Kebersamaan. Jakarta. Penerbit Buku Kompas.

Banks, J.A. 1993. “Multicultural Educatian: Historical Development, Dimentions and


Practrice”

Hidayat. Ujang Syarif. 2018. Menumbuhkan Pendidikan Multikultural Pada Peserta Didik
Melalui Pembelajaran Di Kelas. Jawa Barat : Budi Mulia.

Mahfud, Choirul. 2006. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sutarno. 2007. Pendidikan Multikultural. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas


Sutarno. 2007. Pendidikan Multikultural. Kalimantan Selatan: Dinas Pendidikan dan FKIP
Unlam.

14

Anda mungkin juga menyukai