Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MAKALAH
Tinjauan Yuridis Kebijakan Pendaftaran Tanah Pada Sistem
Hukum Pertanahan di Indonesia
Dosen Pengampu:
Oleh
:
S. JATI WIDYATMOJO
NIM P2B120003
JAMBI
2021
DAFTAR ISI
BAB I.................................................................................................................................6
PENDAHULUAN............................................................................................................7
1. Latar Belakang......................................................................................................7
BAB II.............................................................................................................................11
PEMBAHASAN...............................................................................................................12
A. Sistem Hukum Pertanahan Di Indonesia.......................................................12
1. Sejarah Sistem Hukum Pertanahan Di Indonesia..........................................12
BAB III............................................................................................................................26
KESIMPULAN................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................27
6
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
dan hukum adat) khususnya hukum agraria. Lebih kompleks lagi karena
motivasi dan aspirasi perjuangan serta tekad bangsa Indonesia, yang juga
oleh cita hukum dan cetak biru masyarakat di dalam UUD NRI 1945, tidak
7
pembentukan politik dan Hukum Agraria nasional, yang berisi perintah
kepada negara agar bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di
agraris, bumi, air dan ruang angkasa sebagai karunia Tuhan Yang Maha
adil dan makmur, kedua; bahwa hukum agraria yang berlaku sebelum
hukum barat, dan keempat; bahwa bagi rakyat asli Indonesia hukum
8
dan negara, dan memenuhi keperluannya menurut permintaan jaman
dua macam yaitu: sumber hukum tertulis dan sumber hukum tidak tertulis:
manusia yang harus dijunjung tinggi dan dihormati oleh sesama manusia
ketentuan yang berlaku, sedangkan dari sisi pemegang hak, ada kewajiban
untuk mendaftarkan hak atas tanah yang dikuasainya secara terus menerus
setiap kali terjadi peralihan hak atas tanah tersebut dalam rangka
10
keterlibatan seluruh komponen di lingkungan birokrasi maupun
2. Rumusan Masalah
BAB II
11
PEMBAHASAN
A. Sistem Hukum Pertanahan Di Indonesia
1. Sejarah Sistem Hukum Pertanahan Di Indonesia
24 September 1960 sampai sekarang. Hal itu berarti setelah lima belas
tahun merdeka dan sesudah berusaha selama kurang lebih dua belas tahun,
menjadi Grundnorm UUPA tersebut berpijak pada Pasal 33 ayat (3) UUD
NRI Tahun1945. 3Tujuan Hukum Agraria sejalan dengan tujuan dari UUD
22
Prof. Boedi Harsono. 1999, “Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang Undang
Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya” Jilid I, Jakarta, Djambatan,. hal 132
3
https://arenahukum.ub.ac.id/index.php/arena/article/viewFile/327/269
12
RI 1945 sebagai dasar hukum pembentukan UUPA, yakni “melindungi
bahkan negara. Pada satu sisi dengan keberadaan hukum agraria nasional
penguasaan tanah.
berkaitan satu sama lain, tersusun menurut suatu rencana/pola, hasil suatu
pengaturan yang baik dan tertib atas hak-hak penguasaan atas tanah.5
pada masyarakat, khususnya pemegang hak atas tanah, akan arti penting
hak dan kewajiban terhadap hak atas tanahnya dan menjunjung tinggi hak
UUPA.
relevan lagi sehingga perlu ditinjau kembali. Wacana revisi UUPA diawali
segala dampaknya.
6
Ibid, Halaman 122
15
Pemerintah Nomor 24 tahun 1997, yang dalam pasal 1 ayat 1 menyatakan:
merupakan istilah teknis untuk suatu yang menunjukkan pada luas, nilai
dan kepemilikan (atau lain-lain alas hak) terhadap suatu bidang tanah.
Kata “Cadastre” berasal dari bahasa latin “Capitastrum” yang berarti suatu
register atau capita atau unit yang diperbuat untuk pajak tanah romawi
(Capotatio Terrens).7
Pendaftaran tanah yang wajib dilakukan dalam pemberian hak atas tanah
yang baru. Bila kewajiban yang dimuat dalam Surat Keputusan Pemberian
hak yang diperoleh pemohon tidak akan lahir secara konstitutif, begitu
7
Prof. Dr. A.P. Parlindungan, S.H.,2009, “Pendaftaran Tanah Di Indonesia”Jilid
IV,Bandung,Mandar Maju,Hlm.18
16
berkedudukan sebagai kreditor preference.8 Sedangkan pendaftaran yang
tidak wajib misalnya dalam hal jual beli tanah, tanpa pendaftaran akta jual
belinya tetap sah dan hak telah beralih kepada pembeli (levering) saat
pertanahan seperti jual – beli dan tanah sebagai jaminan kredit di bank.
memperoleh jaminan kepastian hukum dan kepastian hak atas tanah, maka
tanah.
8
Prof. Dr. Ketut Oka Setiawan, S.h., M.H., Sp.N, 2020, “Hukum Agraria”, Bandung, Pustaka
Reka Cipta, Hlm. 166
9
Ibid. Hlm. 167.
17
hasilnya dapat memberikan jaminan kepastian hukum sesuai tujuan
tanah harus bisa terjangkau oleh para pihak yang memerlukan. Asas
10
Rusmadi Murad, S.H.,M.H., 2013,”Administrasi Pertanahan”, Cetakan I, Bandung, Mandar
Maju, hlm 8
11
Ibid.
18
Kebijakan pemerintah di bidang pertanahan yaitu dikeluarkannya
pendaftaran tanah.
Tahun 1957 (LN 1957-163) Tentang Perubahan RI No. 24 Tahun 1954 dan
hak atas tanah, pemberian izin untuk serah pakai, memindahkan hak-hak
atas tanah dan barang tetap lainnya serta pengawasannya yang semula ada
19
Indonesia, melalui ketentuan yang sangat teliti dan terarah sehingga bukan
tanah atas inisiatif pemilik tanah. Biaya ditanggung oleh pemilih tanah.
pendaftaran hak pun setiap penciptaan hak baru dan perbuatan hukum
20
datanya, maka pada sistem ini disediakan suatu daftar isian (register),
untuk mencatat setiap peralihan dalam ruang mutasi pada daftar isian yang
salinan register (certificate of title), hal ini diatur dalam pasal 29 PP. No 24
tanah), sehingga orang yang merasa merasa haknya lebih kuat/benar dari
yang terdapat pada sertipikat dapat mengklaim hal ini dengan mengajukan
hal ini pada Pengadilan Negeri setempat, dengan adagium siapa yang
Dalam sistem stelsel negatif ini ada pengaruh asas nemo plus yuris,
itu maka data yang diajikan dalam pendaftaran dengan sistem publikasi
negatif ini tidak boleh begitu saja dipercaya kebenarannya, artinya negara
tidak menjamin kebenaran data yang disajikan.13 Maka ada juga cara untuk
12
Prof. Dr. A.P. Parlindungan, Op.Cit. Hlm. 36
13
Prof. Boedi Harsono, Op.Cit. Hlm.80
14
Prof. Dr. A.P. Parlindungan, Op.Cit. Hlm. 37
21
atau kebijakan publik bagi para pihak yang berperkara, sehingga putusan
pengadilan itu hanya mengikat dan harus dilaksanakan para pihak yang
yurisprudensi.
rugikan, baik perorangan, badan hukum maupun negara, maka orang yang
Ruslan Burhani yang dikutip dari laman Antaranews. com Kepala BPN RI
22
Setelah dilakukan penelaahan hampir sebanyak 208 peraturan sudah tidak
baginya.
15
Ruslan Burhani, “BPN Sederhanakan Aturan Pertanahan”,
http://www.antaranews.com/berita/376127/bpnsederhanakan-aturan-pertanahan, diakses 12
April 2017.
23
Indonesia. Omnibus Law sendiri berasal dari bahasa Latin yang artinya
istilah hukum di Barat juga sudah menjelaskan apa itu omnibus law. Satu
regulasi baru dibentuk sekaligus menggantikan lebih dari satu regulasi lain
yang sudah berlaku. Konsep ini bisa saja hanya menggantikan beberapa
pasal di satu regulasi dan saat bersamaan mencabut seluruh isi regulasi
lain. Omnibus Law hanya sebagai metode dalam menyusun suatu undang-
juga bisa menjadi solusi atas tumpang tindih regulasi di Indonesia baik
24
Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
tinggi itu sampai ke yang paling tinggi, yang disebut oleh Hans Kelsen
BAB III
KESIMPULAN
25
pengakuan hak atas tanah bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal ini dilakukan
hukum dan legalisasi hak atas tanah secara menyeluruh. Hal ini dilakukan
guna melerai potensi konflik dan sengketa serta praktek mafia tanah.
regulasi. Untuk itu perlu dicarikan solusi atau terobosan untuk menata
hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup dalam masyarakat dan
DAFTAR PUSTAKA
Setiawan, Ketut Oka, “Hukum Agraria”, Bandung: Pustaka Reka Cipta, 2020
Jurnal:
1. Subekti, Beberapa Pemikiran Mengenai Sistem Hukum Nasional Yang Akan Datang,
2. https://arenahukum.ub.ac.id/index.php/arena/article/viewFile/327/269 .
http://www.antaranews.com/berita/376127/bpnsederhanakan-aturan-pertanahan,
27