berusia 2 tahun. ASI mengandung immunoglobulin, antiviral factors, sitokin, dan lekosit
yang membantu bayi mempertahankan diri dari serangan virus atau bakteri patogen dan
meningkatkan sistem imun bayi. Kandungan ini semakin bertambah seiring pertambahan
usia balita.
ASI merupakan sumber makanan bayi yang aman dan terjamin kualitas dan
ketersediaannya bahkan pada krisis global dan merupakan cara yang hemat tanpa
membebani anggaran rumah tangga. ASI eksklusif sangat penting dalam mendukung
membuat para ibu berhenti atau takut memberikan ASI-nya. Saat ini, pemerintah telah
menghimbau masyarakat untuk menjaga jarak fisik minimal satu meter dari orang lain,
Hingga saat ini belum ditemukan bukti adanya virus COVID-19 dalam ASI, sehingga
aman bagi seorang ibu terduga atau terkonfirmasi COVID-19 untuk menyusui secara
langsung atau memberikan ASI perah. Menyusui melindungi bayi baru lahir dari sakit
dan juga melindungi mereka selama masa bayi dan masa kanak. Menyusui secara efektif
melawan penyakit menular karena akan memperkuat sistem kekebalan dengan cara
Pemberian ASI adalah keputusan bersama antara petugas kesehatan, ibu dan keluarga.
Terdapat 3 pilihan pemberian ASI pada bayi yang lahir dari ibu yang suspek atau
1. Pilihan pertama, pada kondisi klinis ibu berat sehingga ibu tidak memungkinkan
melakukan pemisahan sementara antara ibu dan bayi. Nutrisi pilihan adalah ASI
donor atau formula. Ibu dapat tetap memompa untuk mempertahankan produksi
ASI, namun dibuang sampai ibu dinyatakan sembuh.
2. Pilihan kedua, pada kondisi klinis ibu ringan / sedang. Keluarga dan tenaga
bayi. Pilihan nutrisinya adalah ASI perah. Ibu memakai masker selama
memerah. Ibu mencuci tangan menggunakan air dan sabun minimal 20 detik
membersihkan pompa serta semua alat yang bersentuhan dengan ASI dan
wadahnya setiap selesai (sesuai manufaktur pabrik). ASI perah diberikan oleh
tenaga kesehatan atau keluarga yang tidak menderita COVID-19. Tidak berbagi alat
pompa dan botol ASI. Botol ASI disimpan terpisah dari pasien bukan COVID-19.
3. Pilihan ketiga, pada kondisi klinis ibu tidak bergejala / ringan dan satau sarana –
tenaga kesehatan menerima risiko tertular dan menolak pemisahan sementara ibu
dan bayi. Pilihan nutrisinya adalah menyusui langsung. Ibu menggunakan masker
bedah. Ibu mencuci tangan dan membersihkan payudara dengan sabun dan air. Ibu
menyusui bayinya. Orang tua harus mengerti bayi berisiko tertular. Untuk
• Ada penghalang antara bayi dan ibu misal korden atau bayi didalam incubator.
Ibu menyusui sangat perlu untuk terus mendapat dukungan. Keberhasilan menyusui akan
meningkat jika ibu mendapatkan dukungan dari keluarga, misalnya dorongan semangat
dan bantuan dalam mengerjakan tugas rumah tangga. Selain itu, jangan lupa untuk
menjaga asupan gizi—tanpa adanya pandemi ini pun, ibu menyusui perlu gizi yang baik.