Anda di halaman 1dari 2

Info Kesehatan

Oleh dr. William

Panduan ibu menyusui di Masa Pandemi COVID-19


Menyusui adalah proses pemberian air susu ibu (ASI) kepada bayi sejak lahir sampai

berusia 2 tahun. ASI mengandung immunoglobulin, antiviral factors, sitokin, dan lekosit

yang membantu bayi mempertahankan diri dari serangan virus atau bakteri patogen dan

meningkatkan sistem imun bayi. Kandungan ini semakin bertambah seiring pertambahan

usia balita.

ASI merupakan sumber makanan bayi yang aman dan terjamin kualitas dan

ketersediaannya bahkan pada krisis global dan merupakan cara yang hemat tanpa

membebani anggaran rumah tangga. ASI eksklusif sangat penting dalam mendukung

pertumbuhan anak yang optimal.

Situasi pandemi COVID-19 yang terjadi di Indonesia, tentunya diharapkan tidak

membuat para ibu berhenti atau takut memberikan ASI-nya. Saat ini, pemerintah telah

mengambil berbagai tindakan untuk menghentikan penyebaran virus corona dengan

menghimbau masyarakat untuk menjaga jarak fisik minimal satu meter dari orang lain,

memakai masker, dan rajin ,mencuci tangan.

Hingga saat ini belum ditemukan bukti adanya virus COVID-19 dalam ASI, sehingga

aman bagi seorang ibu terduga atau terkonfirmasi COVID-19 untuk menyusui secara

langsung atau memberikan ASI perah. Menyusui melindungi bayi baru lahir dari sakit

dan juga melindungi mereka selama masa bayi dan masa kanak. Menyusui secara efektif

melawan penyakit menular karena akan memperkuat sistem kekebalan dengan cara

langsung mentransfer antibodi dari ibu.

Pemberian ASI adalah keputusan bersama antara petugas kesehatan, ibu dan keluarga.

Terdapat 3 pilihan pemberian ASI pada bayi yang lahir dari ibu yang suspek atau

terkonfirmasi COVID-19 ( Tergantung kondisi klinis ibu)

1. Pilihan pertama, pada kondisi klinis ibu berat sehingga ibu tidak memungkinkan

memerah ASI dan terdapat sarana-prasarana fasilitas kesehatan yang memadai.

Keluarga dan tenaga kesehatan memilih mencegah risiko penularan, dengan

melakukan pemisahan sementara antara ibu dan bayi. Nutrisi pilihan adalah ASI

donor atau formula. Ibu dapat tetap memompa untuk mempertahankan produksi
ASI, namun dibuang sampai ibu dinyatakan sembuh.

2. Pilihan kedua, pada kondisi klinis ibu ringan / sedang. Keluarga dan tenaga

kesehatan memilih mengurangi risiko penularan, mempertahankan kedekatan ibu dan

bayi. Pilihan nutrisinya adalah ASI perah. Ibu memakai masker selama

memerah. Ibu mencuci tangan menggunakan air dan sabun minimal 20 detik

sebelum memerah (disiplin dalam menjaga kebersihan tangan). Ibu harus

membersihkan pompa serta semua alat yang bersentuhan dengan ASI dan

wadahnya setiap selesai (sesuai manufaktur pabrik). ASI perah diberikan oleh

tenaga kesehatan atau keluarga yang tidak menderita COVID-19. Tidak berbagi alat

pompa dan botol ASI. Botol ASI disimpan terpisah dari pasien bukan COVID-19.

3. Pilihan ketiga, pada kondisi klinis ibu tidak bergejala / ringan dan satau sarana –

prasarana terbatas atau tidak memungkinkan perawatan terpisah. Keluarga dan

tenaga kesehatan menerima risiko tertular dan menolak pemisahan sementara ibu

dan bayi. Pilihan nutrisinya adalah menyusui langsung. Ibu menggunakan masker

bedah. Ibu mencuci tangan dan membersihkan payudara dengan sabun dan air. Ibu

menyusui bayinya. Orang tua harus mengerti bayi berisiko tertular. Untuk

mengurangi risiko penularan pada pilihan ini maka :

• Ada penghalang antara bayi dan ibu misal korden atau bayi didalam incubator.

• Cuci tangan sebelum menyentuh bayi.

• Jarak antara ibu dan bayi 2 meter

• Bayi tidak diperkenankan menggunakan masker atau penutup wajah apapun

karena beresiko kematian.

Ibu menyusui sangat perlu untuk terus mendapat dukungan. Keberhasilan menyusui akan

meningkat jika ibu mendapatkan dukungan dari keluarga, misalnya dorongan semangat

dan bantuan dalam mengerjakan tugas rumah tangga. Selain itu, jangan lupa untuk

menjaga asupan gizi—tanpa adanya pandemi ini pun, ibu menyusui perlu gizi yang baik.

Anda mungkin juga menyukai