PETUNJUK PRAKTIKUM
MANAJEMEN AGROBISNIS DAN KELEMBAGAAN
Tim Penyusun :
Dr. Ir. Suci Paramitasari Syahlani, MM. IPM.
Dr. Ir. Tri Anggraeni Kusumastuti, S. P., M.P., IPM.
Prof. Dr. Ir. Rini Widiati, MS. IPU.
Ir. Mujtahidah Anggriani Ummul Muzayyanah, S. Pt., M.P., Ph.D., IPM.
Ir. Fransiskus Trisakti Haryadi, M. Si., Ph. D.
Endang Sulastri, S. Pt., M.A., Ph.D.
Ir. R. Ahmad Romadhoni Surya Putra, S.Pt., M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng.
Dr. Ir. Siti Andarwati, S.Pt., M.P., IPM.
Prof. Ir. Budi Guntoro, S.Pt., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng.
1
KATA PENGANTAR
2
Setelah praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat memperoleh
gambaran lengkap aplikasi manajemen pada bisnis peternakan di
Indonesia dan kelembagaannya. Penyusun menyadari masih terdapat
banyak kekurangan dalam penyusunan diktat. Kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak sangat diharapkan, agar di masa yang akan
datang terjadi perbaikan dan peningkatan kualitas diktat Panduan
praktikum MAK menjadi lebih baik.
Akhir kata, semoga dengan terselesaikannya diktat praktikum
Manajemen Agrobisnis dan Kelembagaan, dapat memberikan manfaat bagi
praktikan khususnya dan semua pihak pada umumnya. Tidak lupa
penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut
membantu proses penyusunan diktat ini.
3
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL .................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ................................................................................. 2
DAFTAR ISI ............................................................................................... 4
TATA TERTIB ........................................................................................... 6
KEGIATAN PRAKTIKUM .......................................................................... 8
PENDAHULUAN .................................................................................... 8
Latar Belakang .................................................................................... 8
Tujuan praktikum ................................................................................. 9
PELAKSANAAN PRAKTIKUM ............................................................ 10
Kegiatan Praktikum ........................................................................... 10
Tahap Pelaksanaan Praktikum.......................................................... 10
Tema Bahasan Aktivitas Agrobisnis dan Kelembagaan .................... 11
Pengumpulan Data ............................................................................ 11
Laporan Praktikum ............................................................................ 11
Sistem Penilaian Kegiatan Praktikum ................................................ 12
TIMELINE KEGIATAN ............................................................................ 13
MATERI PRAKTIKUM UNTUK GENERAL PRE-TEST .......................... 17
Industri Usaha Ternak Kambing di Indonesia .................................. 17
Pengantar Manajemen Agrobisnis .................................................... 18
Fungsi Perencanaan ......................................................................... 19
Fungsi Pengorganisasian .................................................................. 19
Fungsi Pengarahan ........................................................................... 20
Fungsi Pengendalian ......................................................................... 21
Manajemen Pengadaan Sarana Produksi Ternak ............................ 22
Prosedur Pembelian dan Pengadaan Barang ................................... 22
Manajemen Proses Produksi ............................................................. 22
Perancangan Produk ......................................................................... 22
Perencanaan Kapasitas, Proses Pemilihan Teknologi ...................... 23
Pemilihan Lokasi ............................................................................... 23
Perencanaan Tata Letak dan Layout ................................................ 24
4
Perencanaan Modal .......................................................................... 24
Penentuan Tipe Produksi .................................................................. 24
Manajemen Pasca Panen dan Pemasaran ........................................ 25
Perencanaan Pasar ........................................................................... 25
Kebijaksanaan pemasaran Produk (Bauran Pemasaran) ................. 26
Penanganan Produk .......................................................................... 26
Penetapan Harga .............................................................................. 28
Distribusi............................................................................................ 29
Promosi ............................................................................................. 30
Pencatatan Laporan Keuangan ......................................................... 30
Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) ...................................... 31
Kelembagaan Agrobisnis................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 35
DAFTAR ASISTEN PENDAMPING PRAKTIKUM .................................. 36
5
TATA TERTIB
PRAKTIKUM MANAJEMEN AGROBISNIS DAN KELEMBAGAAN
2021
6
8. Ketentuan lain yang belum tercantum dalam tata tertib akan
diberitahukan kemudian hari.
7
KEGIATAN PRAKTIKUM MANAJEMEN AGROBISNIS DAN
KELEMBAGAAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Berkembangnya industri dalam sektor peternakan memiliki peran
dalam usaha pemenuhan kebutuhan konsumsi masyarakat yang kian
meningkat. Akibat dari peningkatan tersebut, muncul usaha-usaha bidang
peternakan dengan fokus usaha yang berbeda-beda baik dari sektor hulu
sampai sektor hilir. Salah satu fokus usaha di bidang peternakan adalah
pada sektor kambing perah. Kebutuhan masyarakat terhadap konsumsi
susu menyebabkan pelaku usaha mencoba berbagai alternatif usaha
ternak perah yang dapat bersaing di pasar, salah satunya adalah kambing
perah.
Sebelum melakukan usaha kambing perah tersebut, tentu para
pelaku usaha memerlukan keterampilan dalam mengelola usaha tersebut.
Kegiatan pengelolaan tersebut disebut manajemen agrobisnis peternakan.
Manajemen agrobisnis pada prinsipnya adalah menerapkan ilmu
manajemen atau pengelolaan pada system agrobisnis yang berjalan pada
suatu peternakan. Manajemen agrobisnis adalah ilmu yang mengatur atau
mengelola suatu kesatuan kegiatan yang meliputi salah satu atau
keseluruhan dari mata rantai pengadaan sarana produksi, proses produksi,
pengolahan hasil dan pemasaran untuk mencapai tujuan bisnis pertanian
(Downey and Erickson, 1987), temasuk peternakan. Masing-masing mata
rantai tersebut perlu dikelola. Dalam agrobisnis yang telah mencapai tahap
komersial, terdapat pembagian tugas yang mendasar dan jelas mulai dari
hulu sampai hilir untuk mencapai tujuan yang sangat ditentukan oleh
pengelolaannya, yaitu melakukan pengelolaan aktivitas pada fungsi-fungsi
manajemen (Barnard, et al., 2012). Fungsi-fungsi manajemen tersebut
secara ringkas terdiri dari perencanaan (planning), pengorganisasian
8
(organizing), pengarahan (directing), dan pengendalian (controlling)
(Downey and Erickson, 1987 dan Barnard, et al., 2012). Selain itu dalam
agrobisnis tidak luput dari peran kelembagaan. Peran kelembagaan
agrobisnis sangat menentukan terhadap keberhasilan pembangunan
pertanian, karena diharapkan akan mampu berkontribusi terhadap
aksesibilitas petani khususnya peternak terhadap pengembangan sosial
ekonomi petani, serta pasar (Tedjaningsih et al., 2018). Berdasarkan
pemaparan tersebut maka praktikum Manajemen Agrobisnis dan
Kelembagaan mengusung tema “Agrobisnis dan Kelembagaan Peternakan
Kambing Perah di Indonesia”
Tema tersebut diambil karena salah satu usaha di bidang peternakan
yang cukup potensial dan mulai dikembangkan di Indonesia adalah sektor
industri kambing perah. Usaha di bidang kambing perah merupakan salah
satu sektor yang memiliki potensi dan modal bisnis yang diperlukan tidak
sebanyak dalam memulai sektor usaha di bidang sapi potong atau sapi
perah. Selain itu pengelolaan kambing perah juga tidak rumit dan mudah
diaplikasikan atau diajarkan. Praktikum Manajemen Agrobisnis dan
Kelembagaan adalah bagian yang tak terpisahkan dari mata kuliah
Manajemen Agrobisnis dan Kelembagaan yang merupakan mata kuliah
wajib di Program Studi Ilmu dan Industri Peternakan yang diselenggarakan
pada semester genap Fakultas Peternakan UGM.
Tujuan praktikum
Praktikum Manajemen Agrobisnis dan Kelembagaan bertujuan agar
mahasiswa Fakultas Peternakan UGM dapat memenuhi course outcome
sesuai dengan kompetensi mata kuliah Manajemen Agrobisnis dan
Kelembagaan, yaitu:
1. Mahasiswa mampu menerapkan konsep sub-sistem agrobisnis pada
bisnis peternakan kambing perah
2. Mahasiswa mampu menjelaskan peran kelembagaan dalam
agrobisnis peternakan kambing perah
9
3. Mahasiswa mampu mencari solusi dan pengambilan keputusan
untuk bisnis peternakan serta kelembagaan yang terkait dengan
peternakan kambing perah
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Pelaksanaan praktikum MAK dilakukan secara daring. Acara
praktikum MAK meliputi general pretest, asistensi terkait subsistem
agrobisnis dan kelembagaan, diskusi, post test, kunjungan virtual,
pembuatan laporan, dan responsi presentasi.
Kegiatan Praktikum
Kegiatan praktikum Manajemen Agrobisnis dan Kelembagaan
meliputi asistensi, general pretest, diskusi, dan responsi. Kegiatan asistensi
diberikan dengan membahas mengenai aktivitas agrobisnis dimulai dari
penyediaan sarana produksi ternak (SAPRONAK), pengolahan, pasca
panen, pemasaran, pencatatan laporan keuangan, SDM, dan
kelembagaan. General pretest dilakukan selanjutnya. Diskusi terkait
pembuatan laporan mengenai sistem agrobisnis di 4 perusahaan.
Perusahaan yang menjadi lingkup praktikum sudah menggambarkan tema
yang diusung dalam praktikum ini yaitu “Agrobisnis dan Kelembagaan
Kambing Perah di Indonesia”.
10
Studi kasus industri agrobisnis peternakan dilakukan secara
berkelompok beranggotakan 4 sampai 5 mahasiswa setiap
kelompok. Kelompok dan lokasi praktikum ditentukan oleh masing-
masing yang ditempatkan pada masing-masing kelas.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara langsung
dengan menggunakan alat bantu berupa kuesioner kepada pihak
perusahaan mengenai aktivitas agrobisnis yang dijalankan perusahaan
yang berhubungan dengan topik manajemen pengadaan bahan baku,
manajemen produksi, manajemen pasca panen, manajemen pemasaran,
manajemen SDM, dan manajemen kelembagaan pada usaha agrobisnis
peternakan
Laporan Praktikum
Penulisan laporan menggunakan pedoman penulisan yang telah
ditetapkan dalam petunjuk praktikum lapangan dan disesuaikan dengan
format laporan.
11
Sistem Penilaian Kegiatan Praktikum
Kegiatan praktik lapangan terdiri atas beberapa acara yang
memberikan kontribusi penilaian sebesar 100% dari acara praktikum atau
30% dari keseluruhan mata kuliah Manajemen Agrobisnis dan
Kelembagaan, yaitu:
Acara Proporsi (%)
Asistensi 10%
General Pretest 15%
Kunjungan 30%
Laporan 20%
Responsi 25%
Total 100%
Kehilangan salah satu nilai dari acara-acara tersebut akan
mengakibatkan pengurangan nilai praktikum secara keseluruhan.
12
TIMELINE KEGIATAN
Tabel 1. Satuan Acara Praktikum Manajemen Agrobisnis dan
Kelembagaan
Mg Tanggal Acara Uraian Kegiatan Tempat
Pelaksanaan Pelaksanaaan
I 7 September Asistensi 1. Penyampaian materi Google Meet
dan General secara daring oleh
pretest asisten
2. GP dilakukan melalui
link google form yang
dibagikan pada saat
asistensi berlangsung
3. Toleransi
keterlambatan 15
menit
4. Dimulai pukul 13.30-
15.00 WIB
8 September GP Susulan 1. Praktikan yang tidak Google Form
dapat mengikuti
asistensi sebelumnya
dapat membuat
resume materi dengan
tulis tangan
2. Resume discan lalu
dikirim ke email sosek
3. Praktikan
mengerjakan GP
susulan pada link
google form yang
diberikan
II 14 Diskusi I 1. Diskusi dilakukan Google Meet
September dengan memasuki
room meeting sesuai
dengan kelas masing-
masing
2. Waktu kegiatan
berlangsung dari
pukul 13.30-15.00
WIB
3. Topik yang dibahas
mengenai diskusi I
adalah tentang
pengadaan sapronak,
produksi, pasca
13
panen, serta
pemasaran produk
4. Pengerjaan post test
usai dilakukannya
diskusi
III 21 Diskusi II 1. Diskusi dilakukan Google Meet
September dengan memasuki
room meeting sesuai
dengan kelas
masing-masing
2. Waktu kegiatan
berlangsung dari
pukul 13.30 – 15.00
WIB
3. Pembahasan diskusi
meliputi pencatatan
laporan keuangan,
SDM, dan
kelembagaan
4. Setelah kegiatan
diskusi masing-
masing kelompok
diberi tugas
terstruktur untuk
menyusun laporan
keuangan dengan
study case yang
diberikan
IV 28 Wawancara 1. Masing-masing Zoom
September praktikan memasuki
breakout room
berdasarkan
perusahaan
2. Waktu kegiatan
berlangsung dari
pukul 13.30 – 15.00
WIB
3. Narasumber akan
memasuki room dan
menjawab
pertanyaan yang
diajukan
4. Kegiatan akan
dipandu oleh asisten
yang berjaga
14
V 2 November Virtual Tour 1. Masing-masing Zoom Meeting
praktikan memasuki
room meeting sesuai
dengan perusahaan
yang telah ditentukan
2. Waktu kegiatan
berlangsung dari
pukul 13.30 – 15.00
WIB
3. Praktikan menonton
video kunjungan
masing-masing
perusahaan yang
akan ditayangkan di
room meeting
VI 9 November ACC Total 1. Praktikan sosekfptugm@
mengumpulkan gmail.com
laporan yang telah
ACC ke email asisten
pendamping dan
email sosek
2. Pengiriman paling
lambat pada pukul
23.59 WIB
3. Keterlambatan
pengiriman dapat
menyebabkan
kelompok terkait
tidak dapat mengikuti
responsi
VII 16 November Responsi 1. Sebelum kegiatan Google Meet
Presentasi responsi, akan
diumumkan pada OA
sosek tentang room
responsi
2. Setiap room akan
diisi 4 kelompok
dengan perusahaan
yang berbeda
3. Masing-masing
kelompok akan
memaparkan hasil
laporan yang dibuat
4. Responsi
berlangsung dari
15
pukul 13.30 – 15.00
WIB
16
MATERI PRAKTIKUM UNTUK GENERAL PRE-TEST
17
pasteurisasi namun juga olahannya seperti keju, yogurt, kefir, dan susu
bubuk.
Sato Loka
Sato Loka adalah perusahaan selanjutnya yang dikenalkan dalam
praktikum Manajemen Agrobisnis dan Kelembagaan kali ini. Sato Loka
merupakan sebuah taman satwa dan unit konservasi yang di dalamnya
terdapat satwa eksotik yang dijaga. Selain satwa-satwa tersebut yang
dijadikan daya tarik agrowisatanya, juga terdapat kambing perah yang
memproduksi susu yang nantinya dijual dalam berbagai olahan seperti
puding, es krim, yogurt, dan susu pasteurisasi.
Sahabat Ternak
Sahabat Ternak adalah salah satu unit usaha di bidang olahan susu
kambing perah yang sudah memasarkan produknya bahkan sampai ke
Taiwan. Produk olahan di unit usaha ini meliputi susu bubuk, sabun, dan
masih banyak lagi. Sahabat Ternak selain mengandalkan susu dari
kandang sendiri juga menjalin hubungan kemitraan dengan peternakan
sekitar untuk memproduksi olahan produk susu yang siap dijual kemana
saja.
Pengantar Manajemen Agrobisnis
Manajemen adalah suatu seni dan ilmu untuk menggabungkan asset
manusia, keuangan, dan fisik yang tersedia untuk memaksimalkan
keuntungan jangka panjang dari suatu operasi atau aktivitas bisnis dengan
cara memuaskan tuntutan pelanggannya. Dalam banyak hal, prinsip dan
konsep manajemen sama untuk bisnis apa pun. Bisnis terbesar di suatu
negara maupun agrobisnis satu orang terkecil dipandu oleh prinsip
manajemen umum yang sama. Perbedaan antara mengelola agrobisnis
besar dan kecil serta jenis bisnis lainnya, terletak pada seni menerapkan
prinsip-prinsip dasar manajemen pada situasi spesifik yang dihadapi bisnis.
Aktivitas manajemen umumnya dilakukan oleh manajer dalam bentuk
melaksanakan aktivitas fungsi-fungsi manajemen. Semua manajer
18
agrobisnis yang efektif melaksanakan empat tugas utama manajemen
dalam pekerjaan mereka, yaitu:
● Planning/Perencanaan
● Organizing/pengorganisasian
● Directing/pengarahan
● Controlling/pengendalian
Empat prinsip tugas manajemen tersebut diimplementasikan di
semua mata rantai atau sub sektor pengadaan sarana produksi, proses
produksi, pengolahan hasil dan pemasaran (Downey and Erickson, 1987
dan Barnard, et al., 2012).
Fungsi Perencanaan
Dalam menjalankan pengelolaan agrobisnis, perencanaan merupakan
kegiatan yang paling penting dan mendasar untuk mengawali suatu
aktivitas, termasuk di dalamnya perencanaan dalam menentukan action,
kebijakan dan prosedur. Perencanaan adalah suatu persiapan langkah dan
kegiatan yang disusun atas pemikiran yang logis untuk mencapai tujuan
organisasi (perusahaan) yang telah ditentukan. Perencanaan dapat
didefinisikan sebagai pemikiran kedepan tentang tindakan yang didasarkan
pada pemahaman penuh. Contohnya adalah merencanakan bahan baku
berupa pakan untuk kambing perah diperoleh dari lahan sendiri atau dari
supplier.
Fungsi Pengorganisasian
Pelaksanaan manajemen perlu kerjasama untuk dapat mencapai tujuan
perusahaan. Kerjasama tersebut diwujudkan dalam bentuk
pengorganisasian. Organisasi perusahaan adalah orang-orang yang
bekerja secara efektif untuk mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu
harus ada pengorganisasian untuk memungkinkan orang bekerja secara
efektif guna mencapai tujuan perusahaan. Tugas manajemen
pengorganisasian adalah menyediakan struktur atau kerangka kerja untuk
beroperasi. Pengorganisasian merupakan klasifikasi pengelompokan
sumber daya manusia dan lainnya dengan cara yang konsisten sejalan
19
dengan tujuan perusahaan. Proses pengorganisasian penting di setiap
mata rantai agrobisnis. Pengorganisasian merupakan tantangan manajer
untuk merancang struktur organisasi yang memungkinkan karyawan
menyelesaikan tugas sehingga mencegah "kelalaian" dan kebingungan
tentang siapa melakukan apa dan siapa yang bertanggung jawab.
Pengorganisasian memungkinkan dapat merinci sifat dan tingkat
wewenang yang diberikan kepada masing-masing orang ketika kegiatan
perusahaan diselesaikan. Dalam pengorganisasian harus dipastikan bahwa
setiap karyawan memiliki peran/ tugas yang jelas. Tugas dalam
menyiapkan struktur organisasi adalah :
• Menentukan pekerjaan yang harus dilakukan
• Mendefinisikan garis wewenang dan tanggung jawab (siapa
melakukan apa dibawah wewenang siapa?)
• Membangun hubungan dalam organisasi
Membangun saluran komunikasi dalam organisasi. Komunikasi
memberikan peluang untuk umpan balik dan keterlibatan semua yang
terlibat dalam suatu aktivitas melalui proses komunikasi yang dirancang
dengan cermat yang melibatkan komite, rapat, memo, email, pesan teks,
dan kontak perorangan. Umpan balik memungkinkan manajer untuk
menentukan apakah pemahaman telah terjadi sehingga dapat digunakan
untuk pengambilan keputusan/ kebijakan menuju pada pencapaian tujuan
perusahaan. Contohnya adalah seorang manajer peternakan kambing
perah mempunyai bawahan-bawahan khusus dalam penanganan bakalan
masuk atau penanganan produk untuk dipasarkan ke koperasi.
Fungsi Pengarahan
Pengarahan adalah memandu orang lain, yaitu orang-orang dalam
organisasi dalam upaya untuk mencapai tujuan bersama organisasi.
Manajer dalam mengarahkan disertai dengan:
• Memilih, mengalokasikan, dan melatih personel
• Posisi penempatan staf
• Menugaskan tugas dan tanggung jawab
20
• Menetapkan hasil yang ingin dicapai
• Menciptakan keinginan untuk sukses
• Melihat bahwa pekerjaan dilakukan dengan benar
Mengarahkan melibatkan memimpin, mengawasi, memotivasi,
mendelegasikan, dan mengevaluasi orang-orang yang dikelola. Manajer
mengarahkan ketika mereka memastikan bahwa upaya masing-masing
individu difokuskan untuk mencapai tujuan bersama organisasi.
Fungsi Pengendalian
Pengendalian adalah fungsi manajerial yang merupakan salah satu
tugas manajer dalam hal pemeriksaan dan penilaian secara kontinyu atas
tercapainya suatu tujuan agrobisnis. Pengendalian harus ditujukan kearah
tercapainya tujuan, yaitu dengan mengadakan perbaikan (koreksi) untuk
menghindarkan penyimpangan dari apa yang telah direncanakan.
Pengendalian yang efektif harus ditujukan kearah pencegahan dan
penyimpangan terhadap pencapaian tujuan organisasi.
Tugas pengendalian mewakili pemantauan dan evaluasi kegiatan.
Untuk mengevaluasi kegiatan, manajer harus mengukur kinerja dan
membandingkannya dengan standar dan harapan yang mereka tetapkan.
Pada dasarnya, tugas pengendalian menilai apakah tujuan dan sasaran
kinerja yang dikembangkan dalam tugas yang telah direncanakan tercapai.
Kontrol dalam manajemen mencakup system informasi yang memantau
rencana dan proses untuk memastikan bahwa mereka memenuhi tujuan
yang telah ditentukan, dan memberikan peringatan bila perlu sehingga
tindakan perbaikan dapat segera diambil. Salah satu tujuan yang paling
penting dari kontrol adalah untuk mengevaluasi kemajuan yang dibuat
menuju tujuan organisasi. Contoh dari jenis kontrol ini ditemukan dalam
anggaran. Anggaran apakah suatu kegiatan menghabiskan dana diatas
atau di bawah anggaran yang direncanakan? Contoh lain apakah perkiraan
penjualan dan penerimaan sesuai dengan perencanaan/ prediksi. Informasi
dari kontrol ini diperlukan di semua bidang dan harus didasarkan pada
tujuan tertulis yang telah ditentukan sebelumnya.
21
Manajemen Pengadaan Sarana Produksi Ternak atau Bahan Baku
Manajemen pengadaan baku merupakan aktivitas hulu yang dilakukan
sebelum suatu proses produksi dimulai. Persediaan bahan baku
merupakan factor utama dalam perusahaan untuk menunjang kelancaran
proses produksi, baik dalam perusahaan besar ataupun kecil. Selain itu
dengan adanya persediaan bahan baku yang cukup tersedia di gudang
diharapkan dapat menghindari terjadinya kekurangan bahan baku. Seperti
dalam peternakan kambing perah, sapronak yang perlu disediakan seperti
pakan hijauan, konsentrat, vitamin, dan obat yang menunjang produktivitas
kambing perah tersebut.
Prosedur Pembelian dan Pengadaan Barang
Untuk jenis barang yang pemakaiannya bersifat routine (past
moving) harus ada stock minimum. Stock minimum ditetapkan oleh
perencanaan dan pengawasan bersama-sama dengan bagian keuangan
dengan memperhatikan faktor-faktor yaitu:
1. Jangka waktu (umur) pemakaian barang
2. Jumlah pemakaian suatu jenis barang dalam satu waktu tertentu
3. Jangka waktu pembelian sampai barang diterima di gudang
4. Jumlah pembiayaan
Manajemen Proses Produksi
Perancangan Produk
Karakteristik atau ciri-ciri produk yang dirancang akan
mempengaruhi rancangan sistem produksi dan sistem operasi. Material
yang digunakan untuk memproduksi suatu produk akan berpengaruh
terhadap tipe mesin, peralatan yang digunakan, dan pengaturan tenaga
kerja sehingga dapat menghasilkan produk yang lebih baik. Misal pada
perusahaan sapi perah:
• Merancang produk : produk berupa susu segar, susu pasteurisasi
• Merancang proses dan kapasitas :
a. Bagaimana proses produksi
b. Berapa kapasitas/skala usaha
22
c. Memilih lokasi
d. Merencanakan tata letak dan fasilitasnya
e. Menyusun dan mengorganisasikan tugas karyawan
f. Perencanaan dan penjaminan kualitas produk/ jasa
g. Mengelola material
Misal: pengadaan hijauan dengan menanam sendiri, menyusun
pakan konsentrat sendiri dengan bahan baku berasal dari pasar lokal,
menggunakan bibit sapi perah FH, memerah dengan mesin pemerah,
produk susu dijual ke koperasi/ Industri Pengolahan Susu/ dalam
perencanaan susu diolah menjadi susu pasteurisasi dan di packing dalam
bentuk cup, dll.
Perencanaan Kapasitas, Proses Pemilihan Teknologi
Manajer operasional dalam suatu perusahaan harus memikirkan
berapa besar produksi barang yang akan dilakukan dan bagaimana cara
memproduksinya. Perencanaan kapasitas sangat tergantung pada sumber
daya yang dimiliki, skala ekonomi, dan pasar yang dikuasai. Dalam usaha
sektor kambing perah, banyak teknologi yang sudah diaplikasikan,
contohnya adalah mesin perah. Dalam memilih mesin perah juga perlu
diperhitungkan apakah menguntungkan atau tidak dengan melihat
kapasitas produksi yang meningkat setelah adanya teknologi yang
digunakan.
Pemilihan Lokasi
Suatu perusahaan peternakan kambing perah dalam menentukan
lokasi pabrik harus mengacu pada beberapa faktor yaitu sumber bahan
baku, ketersediaan tenaga kerja, lokasi pasar, dan insentif khusus yang
tersedia. Contoh: tersedianya fasilitas umum jalan TOL dan sebagainya.
Misalnya lokasi peternakan dekat dengan koperasi karena dalam
memasarkan produk susu kambing perah, peternakan memasarkannya
langsung ke koperasi.
23
Perencanaan Tata Letak dan Layout
Perencanaan layout atau tata letak pabrik berfungsi untuk
mempermudah penanganan bahan baku/ sumber daya dan proses
produksi. Misalnya dalam peternakan kambing perah kandang karantina
tidak boleh dekat dengan kandang laktasi karena dikhawatirkan penyakit
yang ada pada kambing dikarantina bisa menular. Pengaturan layout yang
baik akan memberikan manfaat dalam sistem produksi, antara lain:
1. Meningkatkan output produksi per satuan unit input,
2. Mengurangi waktu tunggu,
3. Mengurangi proses pemindahan bahan,
4. Menghemat penggunaan area (produksi, gudang, servis, dan lainnya),
5. Peningkatan pendayagunaan pemakaian mesin, tenaga kerja, dan
fasilitas produksi,
6. Mengurangi kemacetan dan kesimpang siuran dalam proses produksi.
Perencanaan Modal
Tujuan dari perencanaan modal adalah uang atau segala sesuatu
yang telah dikeluarkan sesuai dengan rencana dan efisiensi modal, jumlah
biaya yang dibutuhkan akan diketahui mulai dari persiapan hingga adanya
produk. Perencanaan modal sangat penting terutama bagi usaha yang
memiliki modal terbatas atau usaha yang mendapat modal dari kredit bank
atau lembaga kredit lainnya. Seperti contoh dalam memulai bisnis kambing
perah perlu direncanakan bahan dasar pembuatan kandang yang
disesuaikan dengan modal yang dimiliki.
Penentuan Tipe Produksi
Tipe produksi ada dua, yaitu produksi yang berkesinambungan dan
produksi yang terputus-putus. Tipe produksi berkesinambungan. Arus
masukan berlangsung secara terus menerus melalui sistem yang
distandarisasi agar menghasilkan output yang pada dasarnya sama.
Contohnya dalam peternakan kambing perah dilakukan pemerahan susu
yang terus menerus dilakukan setiap hari dengan pola yang sama dan
kapasitas produksi yang cenderung tetap. Tipe produksi terputus-putus.
24
Produksi terputus-putus akan terasa jelas jika menggambarkannya dengan
proses yang melibatkan output yang berbeda-beda. Sebagai gambaran
dalam subsitem budidaya peternakan dikenal sebagai sistem produksi all in
all out.
Manajemen Pasca Panen dan Pemasaran
Perencanaan Pasar
1. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar merupakan salah satu metode pemasaan modern
dengan membagi pasar dalam beberapa kelompok (Segmen), berdasarkan
faktor-faktor demografis, geografis, psikologis, dan perilaku, sehingga
produsen dapat menarget pasar dan pemasaran lebih efektif. Analisis
terhadap pelanggan mempermudah produsen menyediakan barang jasa
yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Terdapat beberapa segmentasi
pasar yang biasa dilakukan yaitu:
• Segmentasi Geografis : membagi pasar berdasarkan unit geografis,
seperti wilayah, negara, negara bagian, kabupaten, kota, dll.
• Segmentasi Demografik : Umur, agama, Pendidikan, jenis klamin,
generasi, penghasilan, dll.
• Segmentasi Psikologis : kesukaan, kegemaran, hobi, dll.
• Segmentasi Perilaku : respon, tingkah laku, kegunaan, dll.
Pengetahuan produsen terhadap perbedaan segmentasi, membantu
produsen dalam penentuan produk yang akan dibuat dan penentuan
promosi yang efektif.
2. Analisis Trend Penjualan atau Prediksi
Tren adalah sesuatu yang memungkinkan trader dan investor untuk bisa
mendapatkan keuntungan. Apakah untuk jangka panjang atau jangka
pendek, dalam pasar yang bergerak satu arah atau di kisaran terbatas,
perubahan dari harga yang satu ke harga selanjutnya adalah yang
menciptakan keuntungan atau kerugian.
Analisis trend merupakan suatu metode analisis yang ditujukan untuk
melakukan suatu estimasi atau peramalan pada masa yang akan datang.
25
Untuk melakukan peramalan dengan baik maka dibutuhkan berbagai
macam informasi (data) yang cukup banyak dan diamati dalam periode
waktu yang relatif cukup panjang, sehingga dari hasil analisis tersebut dapat
diketahui sampai berapa besar fluktuasi yang terjadi dan faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi terhadap perubahan tersebut.
Kebijaksanaan pemasaran Produk (Bauran Pemasaran)
Alat bauran pemasaran utama diklasifikasikan ke dalam empat
kelompok besar, yang disebut 4P pemasaran: produk, harga, tempat, dan
promosi. Untuk memenuhi proposisi nilainya, perusahaan harus terlebih
dahulu menciptakan penawaran pasar (produk) yang memuaskan
kebutuhan. Ia harus memutuskan berapa biaya untuk penawaran (harga)
dan bagaimana itu akan membuat penawaran tersedia untuk target
konsumen (tempat). Akhirnya, ia harus berkomunikasi dengan pelanggan
sasaran tentang penawaran dan meyakinkan mereka tentang manfaatnya
(promosi). Perusahaan harus memadukan setiap alat bauran pemasaran
ke dalam program pemasaran terpadu yang komprehensif yang
mengkomunikasikan dan memberikan nilai yang dimaksudkan kepada
pelanggan terpilih. Tiga langkah utama adalah segmentasi, penentuan
pasar, dan posisi pasar, membentuk bauran pemasaran tersendiri.
Penanganan Produk
- Ada tidaknya standarisasi dan grading
- Macam teknologi atau bentuk nilai guna untuk menambah kualitas produk
- Ada tidaknya diferrensiasi produk dan atau diversifikasi produk
- Pengemasan, merk dagang
- Jaminan atau garansi jika terjadi kerusakan produk
1. Standarisasi dan Grading
Standarisasi adalah penetapan suatu ukuran atau ketentuan mutu
yang diterima umun berdasar ciri produk baik dari sisi ukuran, bentuk,
warna dan lain-lain, misalnya dalam perusahaan susu kambing
menetapkan 3 macam varian rasa susu UHT yaitu coklat, vanilla, dan
pisang.
26
Grading adalah mengelompokkan produk berdasar bobot agar
memudahkan proses pemanenan, menghindari selisih bobot badan yang
mencolok, serta menjamin produk yang diberikan kepada konsumen telah
memenuhi klasifikasi, misalnya setelah dilakukan pemerahan susu,
dilakukan uji kualitas susu sehingga bisa ditetapkan tingkatan kualitas susu
yang bisa mempengaruhi harga akhir.
2. Jenis-jenis standarisasi
a. Standarisasi khusus : Dilakukan oleh perusahaan bersangkutan khusus
untuk kepentingan sendiri (misalnya rasa, aroma, kemasan pada susu
Indomilk).
b. Standar umum / kualitas : Dilakukan untuk diikuti oleh seluruh
perusahaan. Standar ini ditetapkan oleh pemerintah untuk melindungi
konsumen, badan khusus misalnya lembaga konsumen atau persetujuan
Bersama, misalnya logo BPOM pada susu pasteurisasi
c. Standar jual : Menetapkan jumlah tertentu suatu barang dalam bungkus
(unit atau volume) misalnya dalam satu kardus susu indomilk berisi 10 susu
indomilk.
d. Standar ukuran : Ditetapkan oleh pemerintah, badan khusus atau
persetujuan, misalnya dalam susu ditetapkan kemasan 100 ml, 250 ml, dan
1 L.
3. Diversifikasi Produk
Diversifikasi produk adalah suatu usaha yang dilakukan untuk
menganekaragamkan jenis produk yang bertujuan untuk memperluas
pangsa pasar sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Contoh : daging kambing diolah menjadi korned, sosis, abon, sate.
4. Perencanaan pemasaran
Prakiraan penjualan (buatlah peramalan jumlah produk yang terjual dalam
periode tertentu minimal 1 bulan) dan jelaskan pada periode kapan terjadi
penurunan atau peningkatan permintaan produk. Selain itu analisis
persaingan / SWOT atau analisis kekuatan perusahaan, kelemahan,
27
peluang, dan ancaman yang ada pada perusahaan dan buatlah strategi
untuk kemampuan bersaing sebagai masukan bagi perusahaan.
Penetapan Harga
Penetapan harga dalam agribinisis sangat diperlukan untuk
mendapatkan keuntungan yang maksimal dari proses produksi. Penetapan
harga dalam dibedakan menjadi beberapa yaitu :
1. Penetapan harga berpedoman pada biaya
- Harga dinamis : harga mempunyai rentang (area) antara harga tertinggi
yang ditentukan oleh pelanggan di pasar dan harga terendah berdasar
perhitungan biaya produksi sehingga perusahaan menetapkan harga yang
berbeda atas produk dan jasa yang sama ke pelanggan yang berbeda
- Harga lini : menentukan harga produk yang dikelompokkan dalam
beberapa golongan berdasar kualitas dan biaya dengan tujuan
menyediakan produk untuk berbagai jumlah pembeli dan memungkinkan
mereka untuk menjaga agar pembelian produk tetap sesuai dengan
anggaran konsumen.
2. Penetapan harga berpedoman pada pesaing
- Harga diatas harga pesaing
- Harga sama dengan harga pesaing
- Harga dibawah harga pesaing
3. Penetapan harga berorientasi pada permintaan
- Demand-Oriented pricing : diskriminasi harga berdasar tingkah laku dari
permintaan pasar. Sasaran dari diskriminasi ini adalah para pelanggan
khusus yang memerlukan perlakuan khusus.
- Elastisitas harga : ukuran relative untuk melihat presentase perubahan
kuantitas permintaan produk yang disebabkan adanya perubahan harga.
4. Penetapan harga berpedoman pada harga psikologi
- Harga tidak bulat (odd pricing) : menetapkan harga yang berakhir dengan
angka ganjil karena percaya harga tersebut bernilai psikologi pada
konsumen karena memberikan nilai lebih murah daripada angka bulat.
Misal harga susu Rp12.999,00 Lebih rendah dari Rp13.000,00
28
5. Penetapan harga berpedoman pada harga promosi
- Leader pricing : harga dijual di bawah harga pasar adalah strategi
penerapan harga dengan menjual harga dengan keuntungan yang sangat
tipis, sehingga harga di bawah harga pasar
- Loss leader pricing : harga dibawah harga pokok adalah strategi
penerapan harga yang dilakukan dengan menjual barang dibawah harga
pokok (modal), dengan harapan agar memberikan kesan kepada
konsumen bahwa barang yang dijual di took rata-rata harganya murah
- Special event pricing : strategi harga khusus dalam menghadapi hari-hari
besar tertentu dan peristiwa penting. Tujuannya adalah agar masyarakat
mendapat keringanan dalam merayakan atau mengikuti hari besar atau
peristiwa penting
6. Penetapan harga berpedoman pada transfer cost
- Zone pricing : menjual produk dengan harga yang berbeda untuk
pelanggan yang berada di wilayah yang berbeda karena perbedaan transfer
cost.
- FOB (Free On Board) : perusahaan menjual produk ke pelanggan jika
pelanggan membayar atau menanggung biaya pengiriman sehingga
perusahaan bisa menetapkan harga yang sama untuk produk.
Distribusi
1. Lembaga pemasaran
Lembaga pemasaran adalah pihak yang menjalankan fungsi
tataniaga. Lembaga pemasaran dapat terdiri dari perseorangan atau
kelompok. Masing-masing lembaga pemasaran dapat menjalankan satu
atau beberapa tugas pemasaran sekaligus. Alasan utama penggunaan jasa
perantara pemasaran adalah karena mereka dapat membantu
meningkatkan efisiensi distribusi.
Contoh lembaga-lembaga pemasaran:
a. Pengepul, adalah mereka yang aktif membeli dan mengumpulkan barang
dari produsen di daerah produksi dan menjualnya ke pedagang perantara
berikutnya.
29
b. Pengolah, adalah mereka yang melakukan pengolahan terhadap produk-
produk peternakan sehingga menjadi barang jadi maupun setengah jadi.
2. Saluran / Jalur Tataniaga
Urut-urutan lembaga tataniaga yang harus dilalui oleh produsen peternak--
an dari tempat berproduksi sampai ke konsumen disebut saluran tataniaga.
Satu jenis produk dimungkinkan mempunyai lebih dari satu macam saluran
tataniaga.
Promosi
Promosi merupakan metode pengenalan produk pada konsumen.
Promosi dapat dilakukan oleh produsen atau reseller. Promosi dapat
dilakukan dengan media online, media cetak, dan penjelasan produk secara
langsung. Promosi yang baik diharapkan dapat mem-branding produk,
mengkomunikasikan produk, dan menarik pelanggan. Media yang
digunakan untuk promosi antara lain webside, leaflet, brosur, mouth to
mouth, pameran, dan lain- lain.
Pencatatan Laporan Keuangan
Dalam sebuah usaha, segala kegiatan jual beli perlu dilaporkan
dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan memiliki fungsi untuk
menggambarkan kondisi perusaahaan terkait kondisi finansialnya sehingga
dapat dilakukan evaluasi perusahaan. Dalam pencatatan laporan
keuangan, terdapat istilah-istilah yang perlu diketahui, antara lain
1. Pendapatan, yaitu selisih antara penerimaan dengan biaya produksi
yang dinyatakan dalam satuan rupiah per satu kali proses produksi
(Rp/satu kali proses produksi)
2. Penerimaan, yaitu jumlah hasil produksi dikalikan dengan harga
satuan produksi total yang dinilai dalam satuan rupiah yang
dinyatakan dalam satuan rupiah per satu kali proses produksi
(Rp/satu kali proses produksi)
3. Biaya, yaitu korbanan yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu
produksi yang dinyatakan dalam satuan rupiah
4. Analisis Pendapatan
30
Y = TR – TC
Keterangan
Y = pendapatan (keuntungan)
TR = total revenue (penerimaan total)
TC = total cost (biaya total)
Contoh penyusunan laporan keuangan sederhana pada usaha kambing
perah dengan masa pemeliharaan 1 tahun dapat dilihat pada tabel berikut
Komponen Unit Harga (Rp) Total (Rp)
Penerimaan
Cempe 60 ekor 1.500.000/ekor 90.000.000
Susu Kambing 5.040 L / 30.000/L 151.200.000
tahun
Pupuk ternak 730 kg 3.000/kg 2.190.000
Total Penerimaan (A) 243.390.000
Biaya
Bibit kambing betina 40 ekor 2.000.000/ekor 80.000.000
Pakan konsentrat 48.180 kg 3.000/kg 144.540.000
Total Biaya (B) 224.540.000
Pendapatan (A-B) 18.850.000
31
rekomendasi karyawan yang sudah bekerja, lewat lembaga
pendidikan, internet, dan lain lain.
b. Seleksi
Seleksi merupakan pemilihan calon tenaga kerja yang
dianggap paling sesuai bagi perusahaan atau paling tepat memenuhi
persyaratan jabatan.
c. Pembentukan Bagan Organisasi
Organisasi merupakan hubungan antara fungsi fungsi,
personalia dan faktor fisik, supaya kegiatan kegiatan yang harus
dilaksanakan dapat disatukan dan diarahkan pada pencapaian
tujuan bersama. Berdasarkan tipe organisasi, tipe utama struktur
organisasi dapat dibagi menjadi 4 macam yaitu:
a. Organisasi Lini / Departemen
Struktur ini memiliki garis wewenang yang hanya satu,
sederhana, dan jelas (top down). Organisasi ini cocok untuk
agrobisnis skala kecil
b. Organisasi Lini dan Staf
Tipe organisasi ini dijalankan seperti organisasi lini.
Terdapat tempat untuk para ahli/spesialis/konsultan, namun
mereka tidak diberikan wewenang.
c. Organisasi Fungsional
Tipe organisasi ini digunakan untuk mengatasi
masalah terkait pembentukan wewenang staf ahli dengan
memberikan mereka wewenang sesuai dengan bidang
keahliannya.
d. Organisasi Matriks
Struktur Organisasi yang memungkinkan beberapa
bagian perusahaan saling berinteraksi untuk memusatkan
perhatian pada proyek-proyek tertentu. Tipe organisasi ini
biasanya pada perusahaan perusahaan besar. Pada tipe
32
perusahaan ini seseorang dapat bertanggungjawab atau
masuk ke beberapa tim sekaligus.
Kelembagaan Agrobisnis
Kelembagaan merupakan organisasi atau kaidah baik formal
maupun informal yang mengatur perilaku dan tindakan masyarakat untuk
mencapai tujuan tertentu. Peran kelembagaan dalam agrobisnis
memusatkan tujuan, nilai, atau kebutuhan sosial dan mengacu pada suatu
prosedur, kepastian, dan panduan untuk melakukan sesuatu. Peran
kelembagaan dalam agrobisnis sangat diperlukan untuk memberikan
masukan dan pertimbangan bagi pelaku pembangunan dalam rangka
pengembangan ekonomi lokal. Dalam kegiatan usaha seorang pelaku
usaha mempunyai hubungan kerja dengan lembaga-lembaga
pendukungnya, seperti kelompok ternak, pedagang sapronak, pegadang
hasil peternakan, penyuluh, koperasi, bank, dan pemerintah daerah.
Ada empat macam bentuk kelembagaan dalam agrobisnis, yaitu
1. Kelembagaan berbentuk individu, yaitu bentuk lembaga yang
dikendalikan oleh satu orang dengan tanpa adanya batasan dalam
mendirikannya
2. Kelembagaan berbentuk persekutuan, yaitu badan usaha yang
dimiliki dua orang atau lebih yang bersama bekerja sama untuk
mencapai tujuan bisnis
a. Persekutuan Umum
b. Persekutuan Terbatas
3. Kelembagaan berbentuk perseroan, yaitu inovaasi usaha dimana
pelaku usaha tidak memiliki sesuatu secara langsung namun oleh
badan hukum itu sendiri
4. Kelembagaan berbentuk kemitraan, yaitu badan yang melibatkan
sektor, kelompok masyarakat, lembaga pemerintah, lembaga non
pemerintah untuk mencapai suatu tujuan berdasarkan kesepakatan.
Pola kemitraan berdasarkan pasal 27 dalam Undang-Undang antara
lain sebagai berikut
33
a. Inti plasma
b. Subkontrak
c. Dagang umum
d. Waralaba
e. Keagenan
f. Modal ventura
Adapun lembaga-lembaga yang mendukung sektor agrobisnis antara lain
sebagai berikut
1. Lembaga pemerintahan, mulai dari tingkat pusat sampai daerah
memiliki wewenang, regulasi dalam menciptakan lingkungan
agrobisnis yang kompetitif dan adil
2. Lembaga pembiayaan, menyediakan modal investasi dan modal
kerja dari sektor hulu sampai hilir
3. Lembaga pemasaran dan distribusi, menyediakan hubungan antara
konsumen dengan produsen
4. Koperasi, menyalurkan input dan hasil peternakan
5. Penyuluh, melakukan pemberdayaan peternak, menjadi fasilitator,
dan konsultan peternakan
6. Lembaga Riset
34
Daftar Pustaka
Barnard, F., J. Akridge, F. Dooley, and J. Foltz. 2016. Agribusiness
Management 4th Edition. Routledge. New York.
Downey, W. David, and S. P. Erickson. 1987. Agribusiness Management
2nd Edition. Mc Graw-Hill Book Company. New York.
Tedjaningsih, T., Suyudi, dan H. Nuryaman. 2018. Peran kelembagaan
dalam pengembangan agrobisnis mendong. Jurnal Pemikiran
Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agrobisnis. 4(2): 210-226.
Widiati R, dan T.A. Kusumastuti, 2013. Manajemen Agrobisnis. Aplikasi
Pada Industri Peternakan. Penerbit PT Citra Gama Sakti. Yogyakarta
Wilson, R. T. 1995. Livestock Production System. Macmillan Education.
Paris.
35
DAFTAR ASISTEN PENDAMPING PRAKTIKUM
MANAJEMEN AGROBISNIS DAN KELEMBAGAAN
36