BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan fisik dan psikis pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan
ibu menyusui juga termasuk resiko dalam kehamilan dan persalinan yang
mungkin timbul dan mempunyai efek yang bermakna terhadap kualitas
hidup ibu. Seorang ibu yang mengalami kehamilan pada saat yang sudah
diperkirakan akan mengalami proses persalinan. Proses persalinan
merupakan keadaan yang melelahkan secar fisik dan psikis sehingga masa
postpartum dapat berdampak bagi kualitas hidup ibu. Robekan perineum
baik secara alami maupun episiotomi, bisa mengakibatkan gangguan fungsi
otot dasar panggul, sehingga dapat menurunkan kualitas hidup ibu setelah
melahirkan. Ibu menjadi tidak mampu mengontrol BAK dan BAB karena
beberapa saraf atau bahkan otot yang terputus. Peregangan dan robekan
pada jalan lahir selama proses persalinan dapat melemahkan otot-otot
dasar panggul. Trauman pada perineum juga menimbulkan rasa tidak
nyaman dan nyeri pada melakukan aktivitas hubungan seksual.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Masa Nifas
1. Pengertian
Masa nifas atau post partum disebut juga puerpurium yang berasal dari
bahasa latin yaitu dari kata “Puer” yang artinya bayi dan “Parous” berarti
melahirkan. Nifas yaitu darah yang keluar dari rahim karena sebab melahirkan
atau setelah melahirkan (Anggraeni, 2010).
Masa nifas (puerpurium) dimulai sejak plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung kira-kira 6 minggu. Puerperium (nifas) berlangsung selama 6 minggu
atau 42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan
pada keadaan yang normal (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
Jadi masa nifas adalah masa yang dimulai dari plasenta lahir sampai alat-
alat kandungan kembali seperti sebelum hamil, dan memerlukan waktu kira-kira 6
minggu.
2. Tahap Masa Nifas
a. Puerperium Dini
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila
selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat
sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan, tahunan (Anggraeni, 2010).
1) Uterus
Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lokhea berbau
amis atau anyir dengan volume yang berbeda-beda pada setiap wanita. Lokhea
yang berbau tidak sedap menandakan adanya infeksi. Lokhea mempunyai
perubahan warna dan volume karena adanya proses involusi. Lokhea dibedakan
menjadi 4 jenis berdasarkan warna dan waktu keluarnya :
a) Lokhea rubra
Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa post partum.
Cairan yang keluar berwarna merah karena terisi darah segar, jaringan sisa-sisa
plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi), dan mekonium.
9
b) Lokhea sanguinolenta
d) Lokhea alba
Lokhea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir
serviks, dan serabut jaringan yang mati. Lokhea alba ini dapat berlangsung selama
2-6 minggu post partum.
Pada masa nifas, tanda – tanda vital yang harus dikaji antara lain :
1) Suhu badan
Dalam 1 hari (24 jam) post partum, suhu badan akan naik sedikit (37,50 –
38◦ C) akibat dari kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan.
Apabila dalam keadaan normal, suhu badan akan menjadi biasa. Biasanya pada
hari ketiga suhu badan naik lagi karena ada pembentukan Air Susu Ibu (ASI). Bila
suhu tidak turun, kemungkinan adanya infeksi pada endometrium.
2) Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali per menit. Denyut nadi
sehabis melahirkan biasanya akan lebih cepat. Denyut nadi yang melebihi 100x/
menit, harus waspada kemungkinan dehidrasi, infeksi atau perdarahan post
partum.
3) Tekanan darah
B. Personal Hygiene
a. Citra tubuh
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampo dan alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pada keadaan sakit, tentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
perlu bantuan untuk melakukannya.
4. Macam-macam personal hygiene
a. Perawatan kulit
b. Mandi
c. Perawatan Mulut
1) Pengertian
C. Penyembuhan Luka
1. Pengertian
Menurut Smeltzer dan Suzanne (2002) beragam proses seluler yang saling
tumpang tindih dan terus menerus memberikan kontribusi terhadap pemulihan
luka, regenerasi sel, proliferasi sel, dan pembentukan kolagen. Respon jaringan
terhadap cidera melewati beberapa fase yaitu :
a. Fase inflamasi
c. Per Tertiam atau per primam tertunda yaitu luka yang dibiarkan terbuka
selama beberapa hari setelah tindakan debridemen. Setelah diyakini bersih, tepi
luka dipertautkan (4-7 hari).
4. Faktor Eksternal Penyembuhan Luka
Makanan yang bergizi dan sesuai porsi akan menyebabkan ibu dalam
keadaan sehat dan segar. Dan akan mempercepat masa penyembuhan luka
perineum.
5. Faktor Internal Penyembuhan Luka
a. Usia
Penyembuhan luka lebih cepat terjadi pada usia muda dari pada orang tua.
Orang yang sudah lanjut usianya tidak dapat mentolerir stress seperti trauma
jaringan atau infeksi.
b. Penanganan jaringan
Akumulasi darah menciptakan ruang rugi juga sel-sel mati yang harus
disingkirkan. Area menjadi pertumbuhan untuk infeksi.
d. Hipovolemia
3) Kurang tidur
Imun yang lemah karena sepsis atau malnutrisi, penyakit tertentu seperti
Pada saat mandi, ibu nifas pasti melepas pembalut, setelah terbuka maka
terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung pada pembalut, untuk itu
maka perlu dilakukan penggantian pembalut, demikian pula pada perineum ibu,
untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
b. Setelah buang air kencing
Pada saat buang air kencing terjadi kontaminasi air seni pada rektum
akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri pada perineum, untuk itu
diperlukan pembersihan perineum
c. Setelah buang air besar
Pada saat buang air besar diperlukan pembersihan sisa – sisa kotoran
disekitar anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri pari anus ke
perineum yang letaknya bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus
dan perineum secara keseluruhan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat penulis tarik kesimpulan :
a. Kehamilan dan persalinan merupakan suatu proses yang dapat menyebabkan
perubahan pada tubuh secara fisiologis maupun psikologis seorang wanita,
sehingga diperlukan beberapa penyesuaian terhadap perubahan tersebut.
Perubahan yang terjadi setelah persalinan yaitu masa nifas, masa nifas adalah
masa dimana keluarnya darah dari rahim setelah melahirkan bayi.
b. Pada masa nifas ini terdapat perubahan fisiologis, antara lain: perubahan sistem
reproduksi, perubahan sistem pencernaan, perubahan sistem perkemihan,
perubahan sistem muskuloskeletal, perubahan sistem kardiovaskuler, dan
perubahan tanda tanda vital.
B. Saran
Setelah kita membaca makalah di atas, kami sebagai penulis makalah ini,
memberi saran untuk :
a. Tenaga kesehatan : memberikan pelayanan pasca persalinan pada masa nifas
untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan,
deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi,
serta penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan,
imunisasi, dan nutrisi bagi ibu.
b. Untuk ibu pasca persalinan : ibu di sarankan istirahat yang cukup selama masa
nifas, kemudian menjaga kebersihan area kewanitaan selama masa nifas agar
tidak terjadi infeksi.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, dkk. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Jakarta: Mitra Cendikia Offset.
Astuti, Puji Hutari. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu I (Kehamilan). Yogyakarta:
Rohima Press.
Bahiyatun, 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC.
Dewi, dkk. 2011. Asuhan kehamilan untuk kebidanan. Jakarta: Salemba medika.