Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Teknologi Informasi & Komunikasi dalam Pendidikan, Vol. 2, No.

1, Juni 2015, p-ISSn: 2355-4983; e-ISSN: 2407-7488

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN ONLINE – OFFLINE DAN KOMUNIKASI


INTERPERSONAL TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS

Novita Arnesi1 dan Abdul Hamid K.2


SMA Negeri 1 Dolok Merawan1 dan Universitas Negeri Medan2
novitaarnesi@yahoo.com1

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan hasil belajar Bahasa Inggris
antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan media pembelajaran online dan offline, (2)
perbedaan hasil belajar siswa yang memiliki komunikasi interpersonal terbuka dan tertutup, (3)
interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan komunikasi interpersonal dalam
mempengaruhi hasil belajar Bahasa Inggris siswa. Metode penelitian eksperimen quasi dan
melalui persyaratan, hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan ANAVA 2 jalur pada taraf
signifikansi α = 0,05 yang sebelumnya dilakukan uji persyaratan normalitas dengan Lilifors dan
uji homogenitas varians dengan uji Barlett dan uji Fisher. Hasil pengujian hipotesis diperoleh: (1)
hasil belajar Bahasa Inggris siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan media pembelajaran
online lebih tinggi dibandingkan media pembelajaran offline, hal ini ditunjukan oleh Fhitung = 6.596
> Ftabel = 3.94, (2) hasil belajar Bahasa Inggris siswa yang memiliki komunikasi interpersonal
terbuka lebih tinggi dibandingkan interpersonal tertutup hal ini ditunjukkan oleh Fhitung = 11.18 >
Ftabel = 3,94, dan (3) terdapat interaksi antara penggunaan media pembelajaran dengan
komunikasi interpersonal dalam mempengaruhi hasil belajar Bahasa Inggris yaitu Fhitung = 68.38
> Ftabel=3,94.

Kata Kunci: media pembelajaran online – offline, komunikasi interpersonal, bahasa inggris

Abstract: This study aims to determine: (1) differences in the results of English learning among
students that learned by using learning media online and offline, (2) differences in learning
outcomes of students who have interpersonal communication open and closed, (3) the interaction
between media use learning and interpersonal communication in affecting student learning
English. Quasi experimental research methods and through the requirements, research hypotheses
were tested using 2-way ANOVA at significance level α = 0.05, which previously carried out test
requirements with Lilifors normality and homogeneity of variance with Bartlett test and Fisher's
exact test. The hypothesis testing results obtained: (1) the results of English learning students that
learned using online learning media is higher than offline learning media, this is indicated by Fc =
6596 > Ft = 3.94, (2) the results of English learning students which has an open interpersonal
communication interpersonal closed higher than it is indicated by Fc = 11:18 > Ft = 3.94, and (3)
there is interaction between the use of instructional media with interpersonal communication in
influencing the outcomes of learning English, namely Fc = 68.38 > Ft = 3.94.

Keywords: online learning media - offline, interpersonal communication, English

PENDAHULUAN wawasannya dalam teknologi informasi sendiri


Bahasa inggris adalah salah satu bahasa akan lebih terbuka dan dengan itu pastinya
yang di pelajari di seluruh dunia karena bahasa seorang IT telah memiliki modal besar untuk
inggris merupakan bahasa international yang melangkah dalam dunia yang kemajuan
mencakup semua aspek global baik untuk anak- teknologinya selalu bergerak maju.
anak, pertukaran mahasiswa ke perguruan Sebagai sarana komunikasi global,
tinggi luar negeri, pengusaha,pedagang besar, bahasa Inggris harus dikuasai secara aktif baik
atau pejabat tinggi. Manfaat mempelajari lisan maupun tulisan. Tidaklah mustahil
bahasa inggris sendiri tidak terlalu jauh dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat
tujuannya, hanya saja sebagai manfaat tentunya menuntut kita untuk lebih proaktif dalam
hal ini diartikan lebih spesifik. Dengan menanggapi arus informasi global sebagai aset
menguasai bahasa inggirs seseorang dapat dalam memenuhi kebutuhan pasar. Sebagai
berkomunikasi lebih jauh, sehingga bahasa pergaulan dunia bahasa Inggris bukan
85
Jurnal Teknologi Informasi & Komunikasi dalam Pendidikan, Vol. 2, No. 1, Juni 2015, p-ISSn: 2355-4983; e-ISSN: 2407-7488

hanya sebagai kebutuhan akademis karena diharapkan dapat meningkatkan efisiensi proses
penguasaannya hanya terbatas pada aspek belajar mengajar, meningkatkan motivasi,
pengetahuan bahasa melainkan sebagai media memfasilitsasi belajar aktif, memfasilitasi
komunikasi global. belajar eksperimental, konsisten dengan belajar
Seiring dengan perkembangan jaman, berpusat pada siswa, memandu belajar lebih
penggunaan TIK khususnya internet untuk baik, serta belajar dengan keinginan sendiri dan
pendidikan di Indonesia terus berkembang. dengan kecepatan yang disesuaikan sendiri
Pengembangan pendidikan menuju e-learning meningkatkan pemahaman akan isi (MPB TIK
merupakan suatu keharusan agar standar mutu 2010).
pendidikan dapat ditingkatkan, karena e- Banyak pengertian tentang belajar
learning merupakan penggunaan teknologi yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya
internet dalam penyampaian pembelajaran adalah pengertian yang dikemukakan oleh
dalam jangkauan luas yang berlandaskan tiga Thorndike (1911, 60) “ proses belajar adalah
kriteria yaitu: (1) e-learning merupakan trial and error learning (beajar dari uji coba),
jaringan dengan kemampuan untuk atau yang disebut sebagai selecting and
memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan connecting (pemilihan dan pengaitan)”. Teori
membagi materi ajar atau informasi, (2) ini sering pula disebut “trial and error
pengiriman sampai ke pengguna terakhir learning” individu yang belajar melakukan
melalui komputer dengan menggunakan kegiatan melalui proses “trial and error” dalam
teknologi internet yang standar, (3) rangka memilih respon yang tepat bagi stimulus
memfokuskan pada pandangan yang paling luas tertentu. Dari eksperimen yang dilakukan oleh
tentang pembelajaran di balik paradigma Thorndike, ia menemukan hukumnya yaitu : 1)
pembelajaran tradisional, dengan demikian law of readiness : jika reaksi terhadap stimulus
urgensi teknologi informasi dapat dioptimalkan didukung oleh kesiapan untuk bertindak atau
untuk pendidikan (Rosenberg, 2001:28). bereaksi, maka reaksi menjadi memuaskan, 2)
Menurut Arikunto (1993:38) bahwa law of exercise : makin banyak dipraktekkan
guru diharapkan sanggup menciptakan proses atau digunakannya hubungan stimulus respon,
pembelajaran yang berkualitas tinggi sehingga makin kuat hubungan itu. Praktek perlu disertai
mampu menghasilkan prestasi belajar siswa. dengan “reward” 3) law of effect : apabila
Tugas utama seorang guru adalah untuk terjadi hubungan antara stimulus dan respon,
membantu siswa dalam belajar. Ada 3 fungsi dan dibarengi dengan “state of affair” yang
yang dapat diperankan guru dalam mengganggu, maka kekuatan hubungan
pembelajaran, yakni : (1) sebagai perancang menjadi berkurang
pembelajaran, (2) pengelola pembelajaran, dan Definisi lain tentang belajar
(3) evaluator pembelajaran. Sebagai perancang dikemukakan oleh Morgan dan kawan-kawan
atau perencana pembelajaran, seorang guru (1986, 58) yang menyatakan bahwa belajar
diharapkan mampu merancang pembelajaran adalah perubahan tingkah laku yang relative
agar dapat terlaksana secara efektif dan efisien, tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau
untuk itu guru dituntut memiliki pengetahuan pengalaman. Apa yang dikemukakan oleh
yang cukup tentang prinsip-prinsip belajar Morgan dan kawan-kawan ini senada dengan
sebagai dasar untuk merancang kegiatan pernyataan yang dikemukakan oleh para ahli
pembelajaran dengan memilih media lainnya yang menyatakan bahwa belajar sebagai
pembelajaran, merumuskan tujuan, memilih proses yang dapat menyebabkan perubahan
bahan, memilih metode/pendekatan dan tingkah laku karena adanya reaksi terhadap
mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Sebagai suatu situasi tertenetu atau karena adanya
pengelola pembelajaran seorang guru harus proses yang terjadinyan internal di dalam diri
mampu mengelola seluruh proses kegiatan seseorang Perubahan tersebut tidak terjadi
pembelajaran dengan menciptakan kondisi karena adanya warisan genetic, atau respon
belajar yang dinamis dan kondusif, sehingga secara alamiah, kedewasaan, atau keadaan
guru dituntut secara terus menerus memantau organisma yang bersifat temporer, sepengaruh
hasil belajar yang telah dicapai siswa dan selalu obatrti misalnya karena kelelahan, pengaruh
berusaha meningkatkannya. obat-obatan, rasa takut, dan sebagainya. Serta
Melalui E-Learning Moodle (Modular dapat merupakan perubahan dalam pemahaman,
Object Oriented Dynamic Learning tingkahlaku, persepsi, motivasi, atau gabungan
Environment) yang merupakan salah satu dari dari semuannya..
Learning Management System (LMS)
86
Jurnal Teknologi Informasi & Komunikasi dalam Pendidikan, Vol. 2, No. 1, Juni 2015, p-ISSn: 2355-4983; e-ISSN: 2407-7488

Sehubungan dengan teori kognitivisme, adalah cara berpikir divergen, menuju ke


Piaget (1896-1980) mengatakan bahwa proses beberapa target tujuan sekaligus. Memahami
belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan, suatu konsep yang mengandung arti ganda dan
yaitu asimilasi, akomodasi dan equilibrasi penafsiran biasanya menuntut seseorang untuk
(penyeimbangan). Proses asimilasi adalah menggunakan cara berpikir heuristic. Contoh
proses penyatuan (pengintegrasian) informasi proses berpikir heuristic adalah: operasi
baru ke struktur kognitif yang sudah ada dalam pemilihan atribut geometri, penemuan cara-cara
benak pebelajar. Proses akomodasi adalah pemecahan masalah (Reigeluth, 1983:163).
penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi Gordon dan Jeannette (2001:107)
yang baru. Dan proses equilibrasi adalah mengatakan belajar seharusnya memiliki tiga
penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi tujuan yaitu : (1) mempelajari keterampilan dan
dan akomodasi (Driscoll, 1994:178) pengetahuan tentang materi-materi pelajaran
Djiwandono (2006:173) mengatakan spesifik, (2) mengembangkan kemampuan
beberapa keuntungan penting dari belajar konseptual umum, mampu belajar menerapkan
menemukan (discovery learning). Pertama, konsep yang sama atau yang berkaitan dengan
discovery learning menimbulkan keingintahuan bidang-bidang lain, (3) mengembangkan
siswa, dapat memotivasi mereka untuk kemampuan dan sikap pribadi yang secara
melanjutkan pekerjaan sampai mereka mudah dapat digunakan dalam segala tindakan.
menemukan jawaban-jawaban. Kedua, Dari beberapa konsep belajar di atas,
pendekatan ini dapat mengajarkan keterampilan pada dasarnya belajar adalah suatu proses yang
menyelesaikan masalah secara mandiri dan menyangkut perubahan tingkah laku,
memaksa siswa untuk menganalisis dan bertambahnya pengetahuan, keterampilan dan
memanipulasi informasi dan tidak hanya sikap di mana dalam hal ini berupa fisik, mental
menyerap secara sederhana saja. dan emosional akibat adanya interaksi yang
Sementara menurut Gagne, belajar dilakukan dengan lingkungannya. Oleh sebab
tidak merupakan sesuatu yang terjadi secara itu, jika seseorang yang sedang melakukan
alamiah tetapi hanya akan terjadi dengan aktivitas belajar dan di akhir aktivitasnya telah
adanya kondisi-kondisi tertentu, yaitu kondisi memperoleh perubahan dalam dirinya dengan
(1) internal, yang antara lain menyangkut pengalaman baru, maka individu itu dapat
kesiapan pebelajar dan apa yang telah dipelajari dikatakan telah mengalami proses belajar.
sebelumnya (prerequisite), (2) eksternal, yang Perubahan inilah yang sering disebut sebagai
merupakan situasi belajar dan penyajian stimuli hasil belajar.
yang secara sengaja diatur oleh guru dengan Perubahan perilaku akibat dari belajar
tujuan memperlancar proses belajar. Tiap-tiap sering disebut sebagai hasil belajar. Arikunto
jenis hasil belajar memerlukan kondisi-kondisi (2002:132) menyatakan bahwa hasil belajar
tertentu yang perlu diatur dan dikontrol seseorang dapat berupa pengetahuan,
(Reigeluth, 1983:81). keterampilan dan sikap. Seseorang yang sudah
Menurut teori sibernetik, belajar adalah belajar akan mengalami terjadinya perubahan
pengolahan informasi. Menurut teori ini yang dalam dirinya dalam bentuk pengetahuan,
terpenting adalah sistem informasi dari apa keterampilan dan sikap.
yang akan dipelajari pebelajar. Sedangkan Djiwandono (2009:210) menegaskan
bagaimana proses belajar akan berlangsung, pendapat Bloom, bahwa ranah kognitif terdiri
akan sangat ditentukan oleh sistem informasi dari : pengetahuan, penerapan, analisis, sintesis
ini. Oleh karena itu teori ini berasumsi bahwa dan evaluasi. Kemampuan pada ranah afektif
tidak ada satupun jenis cara belajar yang ideal meliputi : penerimaan, partisipasi / tanggapan,
untuk segala situasi. Sebab cara belajar sangat penghargaan / penentuan, sikap / penilaian,
ditentukan oleh sistem informasi. Dalam pengorganisasian nilai dan pemeranan.
bentuknya yang lebih praktis, teori ini telah Kemudian kemampuan pada ranah
dikembangkan antara lain oleh Landa dalam psikomotorik, meliputi : persepsi gerakan,
bentuk pendekatan “algoritmik dan heuristic”. Kata media berasal dari kata medium yang
Proses berpikir algoritmik yaitu proses berpikir secara harfiah artinya perantara atau pengantar.
yang sistematis, tahap demi tahap, linier, Banyak pakar tentang media pembelajaran yang
konvergen, lurus menuju satu target tujuan memberikan batasan tentang pengertian media.
tertentu. Contoh proses algoritmis adalah: Menurut EACT yang dikutip oleh Rohani (1997
kegiatan menelpon, menjalankan mesin mobil, : 2) “media adalah segala bentuk yang
dan lain-lain. Sedangkan cara berpikir heuristic dipergunakan untuk proses penyaluran
87
Jurnal Teknologi Informasi & Komunikasi dalam Pendidikan, Vol. 2, No. 1, Juni 2015, p-ISSn: 2355-4983; e-ISSN: 2407-7488

informasi”. Sedangkan pengertian media belajar melalui penggunaan teknologi


menurut Djamarah (1995 : 136) adalah “media pembelajaran.
adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan Pengertian media pembelajaran online
sebagai penyalur pesan guna mencapai Tujuan pada penelitian ini adalah penggunakan
pembelajaran”. program E-Learning Moodle yang berisikan
Selanjutnya ditegaskan oleh Purnamawati materi-materi pelajaran Bahasa Inggris, yang
dan Eldarni (2001 : 4) yaitu : “media adalah akan dilakukan secara online. Setiap siswa akan
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk diberikan kesempatan untuk aktif dalam
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pembelajaran, baik untuk bertanya maupun
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, untuk mengakses dan mengunduh materi-materi
perhatian dan minat siswa sedemikian rupa dari berbagai sumber melalui internet. Siswa
sehingga terjadi proses belajar”. juga dapat mengerjakan soal-soal yang ada serta
Menurut Dabbagh dan Ritland dapat melihat hasil dari soal-soal yang telah
(2005:15) pembelajaran online adalah sistem dikerjakan, untuk setiap siswa mendapatkan
belajar yang terbuka dan tersebar dengan soal secara acak.
menggunakan perangkat pedagogi (alat bantu Media pembelajaran offline dapat
pendidikan), yang dimungkinkan melalui diartikan sebagai media yang tidak dilengkapi
internet dan teknologi berbasis jaringan untuk dengan alat pengontrol/navigasi yang dapat
memfasilitasi pembentukan proses belajar dan digunakan oleh pengguna (user). media ini
pengetahuan melalui aksi dan interaksi yang berjalan secara berurutan (in sequence).
berarti. Misalnya media persentasi yang pada umumnya
Media pembelajaran online dapat tidak dilengkapi alat untuk mengontrol apa
diartikan sebagai media yang dilengkapi yang akan dilakukan oleh pengguna. Persentasi
dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan berjalan sekuensial sebagai garis lurus sehingga
oleh pengguna (user), sehingga pengguna (user) dapat disebut media linier dan biasanya
dapat mengendalikan dan mengakses apa yang digunakan bila jumlah audiens lebih dari satu
menjadi kebutuhan pengguna, misalnya orang, sebagai contoh dapat dapat diwujudkan
mengunduh sumber-sumber untuk materi dalam bentuk CD.
Tenses pada pelajaran Bahasa Inggris . Beberapa karakteristik media
Keuntungan penggunaan media pembelajaran pembelajaran offline menurut Dabbagh dan
online adalah pembelajaran bersifat mandiri dan Ritland (2005:4) adalah : (1) materi
interaktivitas yang tinggi, mampu pembelajaran terpadu, (2) waktu pembelajaran
meningkatkan tingkat ingatan, memberikan tetap / waktu yang pasti, (3) di kontrol oleh
lebih banyak pengalaman belajar, dengan teks, guru / instruktur, (4) pembelajaran searah /
audio, video dan animasi yang semuanya linier, (5) sumber informasi yang dipilih telah di
digunakan untuk menyampaikan informasi, dan edit, (6) sumber informasi yang sudah tetap, (7)
juga memberikan kemudahan menyampaikan, teknologi yang dipergunakan telah di kenal.
meng-update isi, mengunduh, para siswa juga Pada prinsipnya penggunaan media
bisa mengirim email kepada siswa lain, pembelajaran offline pada penelitian ini sama
mengirim komentar pada forum diskusi, dengan penggunaan media secara online, yaitu
memakai ruang chat, hingga link video dengan menggunakan program E-Learning
conference untuk berkomunikasi langsung. Moodle. Pada sistem offline, siswa
Selanjutnya Dabbagh dan Ritland mendapatkan sumber hanya dari guru dan
mengatakan ada tiga komponen pada materi-materi yang telah ada pada program E-
pembelajaran online yaitu : (a) model Learning Moodle, siswa tidak dapat mengakses
pembelajaran, (b) strategi instruksional dan ataupun mengunduh melalui internet. Siswa
pembelajaran, (c) media pembelajaran online. dapat aktif bertanya hanya seputar materi-
Ketiga komponen ini membentuk suatu materi yang ada, siswa dapat mengerjakan soal-
keterkaitan interaktif, yang didalamya terdapat soal yang ada dan dapat melihat hasilnya, tetapi
model pembelajaran yang tersusun sebagai untuk setiap siswa mendapat soal yang sama,
suatu proses sosial yang menginformasikan tidak diberikan secara acak.
desain dari lingkungan pembelajaran online, Dalam kehidupan sehari-hari,
yang mengarah ke spesifikasi strategi komunikasi mempunyai peranan yang sangat
instruksional dan pembelajaran yang secara penting. Karena komunikasi merupakan
khusus memungkinkan untuk memudahkan medium penting bagi pembentukan atau
pengembangan pribadi untuk kontak sosial. Dan
88
Jurnal Teknologi Informasi & Komunikasi dalam Pendidikan, Vol. 2, No. 1, Juni 2015, p-ISSn: 2355-4983; e-ISSN: 2407-7488

melalui komunikasi seseorang tumbuh dan Kualitas keterbukaan mengacu pada


belajar, menemukan pribadi kita dan orang lain, sedikitnya tiga aspek dari komunikasi
kita bergaul, bersahabat, bermusuhan, interpersonal. Pertama, komunikator
mencintai atau mengasihi orang lain, membenci interpersonal yang efektif harus terbuka kepada
orang lain dan sebagainya. orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah
Istilah komunikasi atau dalam bahasa berarti bahwa orang harus dengan segera
Inggris Communication berasal dari bahasa membukakan semua riwayat hidupnya,
Latin Communicatio, dan bersumber dari kata memang ini mungkin menarik, tapi biasanya
Communis yang berarti sama atau sama makna. tidak membantu komunikasi. Sebaliknya, harus
Secara sederhana komunikasi dapat dirumuskan ada kesediaan untuk membuka diri
sebagai proses pengoperan isi pesan berupa mengungkapkan informasi yang biasanya
lambang-lambang dari komunikator kepada disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini
komunikan. patut. Aspek keterbukaan yang kedua mengacu
Di lihat dari jenis Interaksi dalam kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi
komunikasi, komunikasi dapat dibedakan atas secara jujur terhadap stimulus yang datang.
tiga kategori yaitu komunikasi interpersonal, Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak
komunikasi kelompok kecil dan komunikasi tanggap pada umumnya merupakan peserta
publik. Menurut Muhammad (2007), percakapan yang menjemukan. Kita ingin orang
komunikasi interpersonal adalah proses bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita
pertukaran informasi diantara seseorang dengan ucapkan. Dan kita berhak mengharapkan hal
paling kurang seorang lainnya atau biasanya di ini. Tidak ada yang lebih buruk daripada
antara dua orang yang dapat langsung diketahui ketidak acuhan, bahkan ketidaksependapatan
balikannya. Soyomukti (2010:141) jauh lebih menyenangkan.
mengemukakan komunikasi interpersonal pada Kita memperlihatkan keterbukaan
hakikatnya adalah interaksi antara seorang dengan cara bereaksi secara spontan terhadap
individu dan individu lainnya tempat lambang- orang lain. Aspek ketiga menyangkut
lambang pesan secara efektif digunakan, “kepemilikan” perasaan dan pikiran. Terbuka
terutama dalam hal komunikasi antar-manusia dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa
menggunakan bahasa. perasaan dan pikiran yang anda lontarkan
Sementara Devito (Soyomukti, adalah memang milik anda dan anda
2010:142), menyatakan bahwa komunikasi bertanggungjawab atasnya. Cara terbaik untuk
interpersonal adalah “the process of sending menyatakan tanggung jawab ini adalah dengan
and receiving message between two person, or pesan yang menggunakan kata Saya (kata ganti
among a small group of person, with some orang pertama tunggal).
effect and some immidiate feedback” (proses 2. Empati (empathy)
pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara Empati sebagai ”kemampuan seseorang
dua orang atau di antara sekelompok kecil untuk ‘mengetahui’ apa yang sedang dialami
orang-orang dengan beberapa efek dan orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut
beberapa umpan balik seketika). Dari definisi pandang orang lain itu, melalui kacamata orang
tersebut, komunikasi interpersonal bisa lain itu.” Bersimpati, di pihak lain adalah
berlangsung antara dua orang yang saling merasakan bagi orang lain atau merasa ikut
bertemu, misalnya antara seorang mahasiswa bersedih. Sedangkan berempati adalah
dan dosen. Komunikasi interpersonal lebih merasakan sesuatu seperti orang yang
efektif berlangsung jika berjalan secara mengalaminya, berada di kapal yang sama dan
dialogis, yaitu antara dua orang yang saling merasakan perasaan yang sama dengan cara
menyampaikan dan memberi pesan secara yang sama. Orang yang empatik mampu
timbal balik. memahami motivasi dan pengalaman orang
Devito (2011:285) mengemukakan lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan
efektivitas komunikasi interpersonal dimulai dan keinginan mereka untuk masa mendatang.
dengan lima kualitas umum yang Kita dapat mengkomunikasikan empati
dipertimbangkan yaitu keterbukaan (openness), baik secara verbal maupun non verbal. Secara
empati (empathy), sikap mendukung nonverbal, kita dapat mengkomunikasikan
(supportiveness), sikap positif (positiveness), empati dengan memperlihatkan: (1) keterlibatan
dan kesetaraan (equality). aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah
1. Keterbukaan (Openness) dan gerak-gerik yang sesuai; (2) konsentrasi
terpusat meliputi komtak mata, postur tubuh
89
Jurnal Teknologi Informasi & Komunikasi dalam Pendidikan, Vol. 2, No. 1, Juni 2015, p-ISSn: 2355-4983; e-ISSN: 2407-7488

yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik; serta interpersonal adalah suatu proses pertukaran
(3) sentuhan atau belaian yang sepantasnya. informasi, ide, pikiran dan perasaan yang
3. Sikap mendukung (supportiveness) berlangsung antar pribadi agar terjalin
Hubungan interpersonal yang efektif hubungan yang baik dalam interaksi sosial.
adalah hubungan dimana terdapat sikap Adapun indikator dari komunikasi interpersonal
mendukung (supportiveness). Komunikasi yang pada penelitian ini meliputi : keterbukaan,
terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung empati, sikap mendukung, sikap positif dan
dalam suasana yang tidak mendukung. Kita kesetaraan.
memperlihatkan sikap mendukung dengan Masalah dan pembatasan masalah,
bersikap (1) deskriptif, bukan evaluatif, (2) maka rumusan masalah dalam penelitian ini
spontan, bukan strategi, dan (3) provisional, adalah sebagai berikut; (1) Apakah hasil belajar
bukan sangat yakin. Bahasa Inggris kelompok siswa yang diajar
4. Sikap positif (positiveness) dengan menggunakan media pembelajaran
Kita mengkomunikasikan sikap positif online lebih tinggi dibandingkan dengan
dalam komunikasi interpersonal dengan menggunakan media pembelajaran offline?; (2)
sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap Apakah kelompok siswa yang memiliki
positif dan (2) secara positif mendorong orang kemampuan berkomunikasi interpersonal
yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap terbuka memperoleh hasil belajar Bahasa
positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari Inggris lebih tinggi dibandingkan dengan
komunikasi interpersonal. Pertama, komunikasi kelompok siswa yang memiliki kemampuan
interpersonal terbina jika seseorang memiliki berkomunikasi interpersonal tertutup?; dan (3)
sikap positif terhadap diri mereka sendiri. Apakah terdapat interaksi antara penggunaan
Kedua, perasaan positif untuk situasi media pembelajaran Online – Offline dan
komunikasi pada umumnya sangat penting komunikasi interpersonal dalam mempengaruhi
untuk interaksi yang efektif. Tidak ada yang hasil belajar Bahasa Inggris?
lebih menyenangkan daripada berkomunikasi
dengan orang yang tidak menikmati interaksi METODE
atau tidak bereaksi secara menyenangkan Penelitian ini di laksanakan di SMA
terhadap situasi atau suasana interaksi. Negeri 1 Dolok Merawan, Jl. Medan- P. Siantar
5. Kesetaraan (Equality) KM 99 desa Kalembak,Kecamatan Dolok
Dalam setiap situasi, barangkali terjadi Merawan, Kabupaten Serdang Bedagai, pada
ketidaksetaraan. Salah seorang mungkin lebih siswa kelas X semester ganjil. Perlakuan
pandai. Lebih kaya, lebih tampan atau cantik, (eksperimen) dilaksanakan selama 4 kali
atau lebih atletis daripada yang lain. Tidak pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 45 menit.
pernah ada dua orang yang benar-benar setara Proses pembelajaran dilaksanakan di kelas dan
dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan disesuaikan dengan kalender pendidikan dan
ini, komunikasi interpersonal akan lebih efektif jadwal pelajaran yang berlaku. Populasi dalam
bila suasananya setara. Artinya,, harus ada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X,
pengakuan secara diam-diam bahwa kedua yang terdiri dari 3 kelas, masing-masing kelas
pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan terdiri dari rata-rata 30 orang, secara
bahwa masing-masing pihak mempunyai keseluruhan populasi berjumlah 90 orang.
sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Untuk teknik pengambilan sampel pada
Dalam suatu hubungan interpersonal yang penelitian ini digunakan sampel kelompok
ditandai oleh kesetaraan, ketidak-sependapatan secara acak (Cluster Random Sampling) melalui
dan konflik lebih dillihat sebagai upaya untuk undian. Kelas sampel yang diambil adalah kelas
memahami perbedaan yang pasti ada daripada X-1 dan kelas X-3 dengan jumlah sampel
sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak sebanyak 60 orang.
lain. Kesetaraan tidak mengharuskan kita Metode yang diterapkan pada penelitian
menerima dan menyetujui begitu saja semua ini adalah metode quasi-eksperimen. Metode ini
perilaku verbal dan nonverbal pihak lain. dipilih karena kelas yang dipakai untuk kelas
Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain. perlakuan baik kelas pembelajaran dengan
Kesetaraan meminta kita untuk memberikan menggunakan media pembelajaran online
”penghargaan positif tak bersyarat” kepada maupun kelas pembelajaran dengan
orang lain. menggunakan media pembelajaran offline
Dengan melihat beberapa pendapat di merupakan kelas yang sudah terbentuk
atas, maka dapat dipahami bahwa komunikasi sebelumnya dan karakteristik siswa adalah
90
Jurnal Teknologi Informasi & Komunikasi dalam Pendidikan, Vol. 2, No. 1, Juni 2015, p-ISSn: 2355-4983; e-ISSN: 2407-7488

komunikasi interpersonal. Desain penelitian offline pada siswa yang mempunyai


yang digunakan adalah desain faktorial 2×2. komunikasi interpersonal tertutup
Pada penelitian ini terdapat dua faktor yang Teknik analisis data yang digunakan
berpengaruh terhadap hasil belajar Bahasa untuk pengujian hipotesis adalah analisis
Inggris yaitu pembelajaran dengan varians (ANAVA) dua jalur (two-way Anova).
menggunakan media pembelajaran online – Penggunaan teknik ini dimaksudkan agar hasil
offline dan komunikasi interpersonal siswa. tes akhir yang dicapai oleh subjek penelitian
Variabel-variabel tersebut dapat dilihat pada benar-benar karena pengaruh dari perlakuan
tabel 2 berikut ini : yang diberikan dalam proses penelitian dengan
taraf signifikansi α = 0,05. Jika hasil pengujian
Tabel 2. Tabel Desain Penelitian menunjukkan terdapatnya interaksi maka perlu
dilakukan uji lanjut. Dalam penggunaan
Media Pembelajaran ANAVA dua jalur harus memenuhi syarat
(A) sebagai berikut: (1) data yang digunakan harus
Online Offline
berdistribusi normal, sehingga perlu dilakukan
(A1) (A2)
Komunikasi uji normalitas dengan menggunakan uji
Interpersonal ( B ) Lillifors, (2) data harus memiliki varians
Terbuka (B1) A1B1 A2B1 populasi homogen, sehingga dilakukan uji
homogenitas varians dengan menggunakan uji
Tertutup (B2) A1B2 A2B2 Fisher dan uji Bartlet.
Untuk keperluan pengujian hipotesis perlu
Keterangan : dirumuskan hipotesis secara statistik yaitu :
A1B1 : Hasil belajar Bahasa Inggris yang 1. Ho : µA1 = µA2
menggunakan media pembelajaran Ha : µA1 > µA2
online pada siswa yang mempunyai 2. Ho : µB1 = µB2
komunikasi interpersonal terbuka Ha : µB1 > µB2
A2B1 : Hasil belajar Bahasa Inggris yang 3. Ho : A × B = 0
menggunakan media pembelajaran Ha : A × B ≠ 0
offline pada siswa yang mempunyai
komunikasi interpersonal terbuka HASIL DAN PEMBAHASAN
A1B2 : Hasil belajar Bahasa Inggris yang Hasil
menggunakan media pembelajaran Pengujian hipotesis dilakukan
online pada siswa yang mempunyai menggunakan teknik analisis varians
komunikasi interpersonal tertutup (ANAVA). Untuk keperluaan analisis varians,
A2B2 : Hasil belajar Bahasa Inggris yang data yang diperlukan dapat dilihat pada Tabel 2.
menggunakan media pembelajaran

Tabel 2. Data Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa

Komunikasi Media
Total
Interpersonal
Online (A1) Offline (A2)
nA1B1 17 nA2B1 18 nt 35

X 37.41 X 32.5 X 35.01


t
KI Terbuka (B1) A1B1 A2B1
SD 7.42 SD 4.27 SD 7.75
ƩX 231 ƩX 155 ƩX 255.5
ƩX2 9173.5 ƩX2 4895 ƩX2 9773.75
nA1B2 13 nA2B2 12 nt 25
KI Tertutup (B2) X 34.54 X 27.17 31.2
X t
A1B2 A2B2
SD 7.47 SD 4.34 SD 3.15

91
Jurnal Teknologi Informasi & Komunikasi dalam Pendidikan, Vol. 2, No. 1, Juni 2015, p-ISSn: 2355-4983; e-ISSN: 2407-7488

ƩX 190 ƩX 118 ƩX 213


ƩX2 7470 ƩX2 3561 ƩX2 7999
nt 30 nt 30 ntot 60
X 36.3 X 31.67 X Tot 33.96
Total SD 7.23 SD 2.095 SD 3.242
ƩX 225 ƩX 183 ƩX 876.5
ƩX2 8717.5 ƩX2 5739 ƩX2 13456.5

Hasil perhitungan ANAVA seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 3 adalah rangkuman
analisis faktorial 2x2.

Tabel 3. Rangkuman Analisis Faktorial 2x2

Sumber Varians JK Dk RJK Fhitung Ftabel Kesimpulan


Multimedia Pembelajaran 38.44 1 38.44 6.596 3.94 Signifikan
Komunikasi Interpersonal 65.19 1 65.19 11.18 3.94 Signifikan
Interaksi 398.51 1 398.51 68.38 3.94 Signifikan
Antar kelompok 502.14 3 38.44
Dalam kelompok 559.5 46 5.83
Total 1061.64 49

Berdasarkan rangkuman pada tabel 3 maka dibelajarkan dengan media pembelajaran online
akan dirinci pengujian hipotesis sebagai lebih tinggi dibandingkan dengan media
berikut: pembelajaran offline teruji kebenarannya secara
empirik. Hal ini juga terlihat dari rata-rata hasil
Hipotesis Pertama. Pengujian hipotesis belajar Bahasa Inggris yang dibelajarkan
pertama yang menyatakan hasil belajar Bahasa dengan media pembelajaran online ( X =36.3)
Inggris siswa yang dibelajarkan dengan media lebih tinggi dari hasil belajar Bahasa Inggris
pembelajaran online, lebih tinggi daripada hasil yang dibelajarkan dengan media pembelajaran
belajar Bahasa Inggris siswa yang diajarkan
offline ( X = 31.67).
dengan media pembelajaran offline, hipotesis
statistiknya adalah:
Hipotesis Kedua. Pengujian hipotesis kedua
Ho : A1 = A2 Ha : A1 > A2
yang menyatakan : hasil belajar Bahasa Inggris
siswa yang memiliki komunikasi interpersonal
Pernyataan hipotesis tersebut adalah :
terbuka, lebih tinggi daripada hasil belajar
Ho = Rata-rata hasil belajar bahasa Inggris
Bahasa Inggris siswa yang memiliki
siswa yang dibelajarkan dengan
komunikasi interpersonal tertutup, hipotesis
menggunakan media pembelajaran
statistiknya adalah:
online lebih kecil atau sama dengan
Ho : B1 = B2 Ha : B1 > B2
rata rata hasil belajar Bahasa Inggris
Pernyataan hipotesis tersebut adalah :
siswa yang dibelajarkan dengan media
Ho = Siswa yang memiliki komunikasi
pembelajaran offline
interpersonal terbuka memperoleh
Ha = Siswa yang dibelajarkan dengan
rata-rata hasil belajar bahasa Inggris
menggunakan media pembelajaran
lebih rendah atau sama dengan siswa
online memperoleh rata-rata hasil
yang memiliki komunikasi
belajar Bahasa Inggris lebih tinggi dari
interpersonal tertutup
pada siswa yang dibelajarkan dengan
Ha = Siswa yang memiliki komunikasi
media pembelajaran offline
interpersonal terbuka memperoleh
Berdasarkan perhitungan ANAVA
hasil belajar Bahasa Inggris lebih
faktorial 2x2 diperoleh Fhitung = 6.596 sedangkan
tinggi daripada siswa yang memiliki
nilai Ftabel = 3.94 untuk dk (1,96) dan taraf nyata
komunikasi interpersonal tertutup
 = 0,05. Ternyata nilai Fhitung = 6.596 > Ftabel =
3.94, pengujian hipotesis menolak Ho dan
Hipotesis Ketiga. Berdasarkan perhitungan
menerima Ha, sehingga ditarik kesimpulan
ANAVA faktorial 2x2 diperoleh Fhitung = 11.18
bahwa hasil belajar Bahasa Inggris siswa yang
92
Jurnal Teknologi Informasi & Komunikasi dalam Pendidikan, Vol. 2, No. 1, Juni 2015, p-ISSn: 2355-4983; e-ISSN: 2407-7488

sedangkan nilai Ftabel = 3.94 untuk dk (1,96) dan komunikasi interpersonal terhadapa
taraf nyata  = 0,05. Ternyata nilai Fhitung = hasil belajar Bahasa Inggris siswa.
11.18 > Ftabel = 3.94, pengujian hipotesis Ha = Terdapat interaksi antara media
menolak Ho dan menerima Ha, sehingga ditarik pembelajaran online-offline dan
kesimpulan bahwa hasil belajar Bahasa Inggris komunikasi interpersonal terhadap hasil
siswa yang memiliki komunikasi interpersonal belajar Bahasa Inggris siswa.
terbuka lebih tinggi dibanding siswa yang Berdasarkan perhitungan ANAVA
memiliki komunikasi interpersonal tertutup faktorial 2x2 diperoleh Fhitung = 68.38 sedangkan
teruji kebenarannya secara empirik. Hal ini juga nilai Ftabel = 3.94 untuk dk (1,96) dan taraf nyata
terlihat dari rata-rata hasil belajar Bahasa  = 0,05. Ternyata nilai Fhitung = 68.38 > Ftabel =
Inggris yang memiliki komunikasi interpersonal 3.94, pengujian hipotesis menolak Ho dan
terbuka ( X = 35.01) lebih tinggi dari hasil menerima Ha, sehingga ditarik kesimpulan
belajar bahasa Inggris siswa yang memiliki bahwa terdapat interaksi antara media
pembelajaran Online-Offline dan komunikasi
komunikasi interpersonal tertutup ( X = 31.2),
interpersonal terhadap hasil belajar Bahasa
Pengujian hipotesis yang ketiga yaitu:
Inggris siswa, teruji kebenarannya secara
terdapat interaksi antara media pembelajaran
empirik. Untuk melihat perbandingan
online-offline dan komunikasi interpersonal
kombinasi interaksi antara media pembelajaran
dalam meningkatkan hasil belajar Bahasa
online-offline dan komunikasi interpersonal
Inggris.
terhadap hasil belajar Bahasa Inggris , maka
Ho : A X B = 0 Ha : A X B ≠ 0
dilakukan uji lanjut dengan Uji Scheffe.
Perhitungan untuk uji Scheffe dapat dilihat pada
Pernyataan hipotesis tersebut adalah :
lampiran 8. Rangkuman hasil perhitungan uji
Ho = Tidak terdapat interaksi antara media
Scheffe dapat dilihat pada Tabel 4.
pembelajaran online-offline dan

Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Scheffe

Hipotesis Statistik Fhitung Ftabel (3,96)  = 0,05


Ho: A1B1 = A2B1 Ha: A1B1 > A2B1 11.45 2.70
Ho: A1B1 = A1B2 Ha: A1B1 > A1B2 12.31 2.70
Ho: A1B1 = A2B2 Ha: A1B1 > A2B2 5.68 2.70
Ho: A2B1 = A1B2 Ha: A2B1 < A1B2 1.79 2.70
Ho: A2B2 = A2B2 Ha: A2B1 > A2B2 5.12 2.70
Ho: A2B1 = A2B2 Ha: A2B2 > A1B2 6.43 2.70

Berdasarkan Tabel 4 di atas terdapat 1 dari pembelajaran online berdasarkan


enam kombinasi yang dibandingkan komunikasi interpersonal terbuka lebih
menunjukkan hasil yang tidak signifikan, hal ini tinggi dibanding dengan rata-rata hasil
disebabkan oleh tidak terdapatnya perberdaan belajar Bahasa Inggris siswa dengan media
yang signifikan antara rata-rata hasil belajar pembelajaran online berdasarkan
Bahasa Inggris dalam sel. Dari hasil uji Scheffe komunikasi interpersonal tertutup.
di atas diperoleh simpulan: (3) Rata-rata hasil belajar Bahasa Inggris
(1) Rata-rata hasil belajar Bahasa Inggris siswa yang dibelajarkan dengan media
siswa yang dibelajarkan dengan media pembelajaran online berdasarkan
pembelajaran online berdasarkan komunikasi interpersonal terbuka lebih
komunikasi interpersonal terbuka lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil
tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar Bahasa Inggris siswa yang
belajar Bahasa Inggris siswa yang dibelajarkan dengan media pembelajaran
dibelajarkan dengan media pembelajaran offline berdasarkan komunikasi
offline berdasarkan komunikasi interpersonal tertutup.
interpersonal tertutup. (4) Rata-rata hasil belajar Bahasa Inggris
(2) Rata-rata hasil belajar Bahasa Inggris siswa yang dibelajarkan dengan media
siswa yang dibelajarkan dengan media pembelajaran online berdasarkan
93
Jurnal Teknologi Informasi & Komunikasi dalam Pendidikan, Vol. 2, No. 1, Juni 2015, p-ISSn: 2355-4983; e-ISSN: 2407-7488

komunikasi interpersonal tertutup lebih berdasarkan komunikasi interpersonal


rendah dibanding dengan rata-rata hasil tertutup lebih tinggi dibandingkan dengan
belajar Bahasa Inggris siswa yang rata-rata hasil belajar Bahasa Inggris siswa
dibelajarkan dengan media pembelajaran dengan media pembelajaran offline
offline berdasarkan komunikasi berdasarkan komunikasi interpersonal
interpersonal terbuka. tertutup.
(5) Rata-rata hasil belajar Bahasa Inggris Hasil pengujian lanjut di atas, menunjukkan
siswa yang dibelajarkan dengan media adanya interaksi antara media pembelajaran
pembelajaran offline berdasarkan interaktif dan komunikasi interpersonal
komunikasi interpersonal terbuka lebih terhadap hasil belajar Bahasa Inggris siswa
tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil SMA Negeri 1 Dolok Merawan, Kab. Serdang
belajar Bahasa Inggris siswa yang Bedagai.
dibelajarkan dengan media pembelajaran Interaksi media pembelajaran dan
offline berdasarkan komunikasi komunikasi interpersonal dapat ditunjukkan
interpersonal tertutup. seperti pada Gambar 1 berikut ini :
(6) Rata-rata hasil belajar Bahasa Inggris
siswa dengan media pembelajaran online

40.01
39.01
38.01

37.01 37.41
36.01
35.01 34.54
34.01
33.01
Rata-rata hitung

32.01 32.5
31.01
30.01
29.01
28.01
27.01 27.17
26.01
25.01

Rendah Tinggi
Komunikasi Interpersonal

Gambar 1. Interaksi Antara Pembelajaran Dengan Menggunakan Media Pembelajaran Online-


Offline Dan Komunikasi Interpersonal Terhadap Hasil Belajar Bahasa Inggris

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis Inggris yang diperoleh siswa, rata rata hasil
ketiga yang menyatakan adanya interaksi antara belajar Bahasa Inggris yang dibelajarkan
media pembelajaran Online-Offline dengan offline. Penelitian ini juga membuktikan faktor
komunikasi interpersonal, maka perlu dilakukan komunikasi interpersonal sebagai salah satu
uji perbedaan rata-rata antara dua proposi. karakteristik siswa perlu diperhatikan karena
Gambar 9 menunjukkan pengaruh dan interaksi terbukti bahwa komunikasi interpersonal siswa
dari media pembelajaran dan komunikasi berpengaruh terhadap hasil belajar Bahasa
interpersonal terhadap hasil belajar Bahasa Inggris.
94
Jurnal Teknologi Informasi & Komunikasi dalam Pendidikan, Vol. 2, No. 1, Juni 2015, p-ISSn: 2355-4983; e-ISSN: 2407-7488

ada. Secara ringkas dapat dinyatakan bahwa


sumber-sumber informasi yang didapat hanya
Pembahasan pada informasi yang telah ada sebelumnya,
Dari hasil pengolahan data penelitian dibandingkan dengan penggunaan media
yang dilakukan, terdapat perbedaan hasil belajar pembelajaran online. Pembelajaran dengan
Bahasa Inggris antara siswa yang dibelajarkan menggunakan media offline menempatkan guru
dengan menggunakan media online dan siswa menggunakan kontrol pembelajaran dengan
yang dibelajarkan dengan menggunakan media aktif, sementara siswa relatif pasif menerima
pembelajaran offline yaitu rata-rata hasil belajar dan mengikuti apa yang disampaikan guru.
Bahasa Inggris siswa yang dibelajarkan dengan Guru menyampaikan materi secara terstruktur
menggunakan media pembelajaran online lebih dengan harapan materi pelajaran yang
tinggi dibandingkan dengan siswa yang disampaikan dapat dikuasai dengan baik dengan
dibelajarkan dengan menggunakan media terfokus kepada kemampuan akademik.
pembelajaran offline. Hal ini dapat dilihat dari Tetapi pada data rata-rata hasil belajar
hasil nilai rata-rata Bahasa Inggris siswa yang Bahasa Inggris siswa yang dibelajarkan dengan
yang diajar dengan media pembelajaran online media pembelajaran online berdasarkan
yaitu sebesar 36.3, sedangkan hasil nilai rata- komunikasi interpersonal tertutup lebih rendah
rata Bahasa Inggris siswa yang yang diajar dibanding dengan rata-rata hasil belajar Bahasa
dengan media pembelajaran offline sebesar Inggris siswa yang dibelajarkan dengan media
31.67. Dari data ini membuktikan bahwa pembelajaran offline berdasarkan komunikasi
penggunaan media pembelajaran online lebih interpersonal terbuka, hal ini terjadi mungkin
baik dalam meningkatkan pengetahuan siswa dikarenakan ada faktor lain misalnya kondisi
dalam pembelajaran Bahasa Inggris daripada pembelajaran yang tidak baik, guru yang
penggunaan media pembelajaran offline. Ini ditugaskan tidak memahami perlakuan
beralasan, karena media pembelajaran online sepenuhnya, kondisi pada saat siswa diberikan
adalah sistem belajar yang terbuka dan tersebar perlakuan dan sebagainya.
dengan menggunakan perangkat pedagogi (alat Walaupun dalam penelitian ini secara
bantu pendidikan), yang dimungkinkan melalui umum diperoleh data bahwa hasil belajar
internet dan teknologi berbasis jaringan untuk Bahasa Inggris siswa lebih tinggi jika
memfasilitasi pembentukan proses belajar dan dibelajarkan dengan media pembelajaran online
pengetahuan melalui aksi dan interaksi yang daripada hasil belajar Bahasa Inggris siswa
berarti (Dabbagh dan Ritland 2005:15). yang dibelajarkan dengan media pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran online offline. Namun dalam pelaksanaannya kedua
dalam pembelajaran Bahasa Inggris media pembelajaran ini telah mampu
memungkinkan siswa untuk berinteraksi meningkatkan pemahaman dan hasil belajar
langsung dan melakukan kontrol langsung pada Bahasa Inggris siswa. Sehingga dapat
sumber informasi, sehingga siswa dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Bahasa Inggris
mengendalikan dan mengakses apa yang siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan
menjadi kebutuhannya. Pembelajaran dengan media pembelajaran online lebih tinggi
media online juga memungkinkan guru bebas dibandingkan dengan hasil belajar Bahasa
melakukan interaksi dengan siswa sehingga Inggris siswa yang dibelajarkan dengan
pembelajaran yang membuat pembelajaran menggunakan media pembelajaran offline.
terfokus pada informasi yang sedang dipelajari. Dari hasil penelitian ini, juga
Hal tersebut di atas berbeda dengan menunjukkan bahwa. Hal ini mengindikasikan
pembelajaran menggunakan media bahwa siswa yang memiliki komunikasi
pembelajaran offline, siswa tidak berinteraksi interpersonal terbuka lebih mampu memahami
langsung pada sumber informasi dan pelajaran Bahasa Inggris dibandingkan dengan
pembelajaran didominasi oleh guru yang siswa yang memiliki komunikasi interpersonal
menyajikan informasi secara linier atau satu tertutup. Hal ini beralasan, karena siswa yang
arah. Hal ini terjadi karena pada media memiliki komunikasi interpersonal terbuka
pembelajaran offline siswa mendapatkan memiliki karakteristik: (1) keterbukaan
sumber informasi hanya dari guru dan materi- (openness), (2) empati (empathy), (3) sikap
materi yang telah ada pada program E-Learning mendukung (supportive-ness), (4) sikap positif
Moodle, siswa tidak dapat mengakses ataupun (positiveness) dan (5) kesetaraan (equality),
mengunduh melalui internet. Siswa dapat aktif sedangkan siswa yang memiliki komunikasi
bertanya hanya seputar materi-materi yang telah
96
Jurnal Teknologi Informasi & Komunikasi dalam Pendidikan, Vol. 2, No. 1, Juni 2015, p-ISSn: 2355-4983; e-ISSN: 2407-7488

interpersonal tertutup sebaliknya menggunakan media atau alat bantu yang


(Devito:2011:285) praktis, sederhana dan mudah dilakukan. Salah
Temuan penelitian menunjukkan bahwa satunya adalah penggunaan media offline, siswa
terdapat interaksi antara media pembelajaran hanya dituntut mampu mengkaitan konsep-
online-offline dan komunikasi interpersonal konsep sehingga dapat membentuk suatu
terhadap hasil belajar Bahasa Inggris. Siswa informasi yang sesuai dengan kompetensi dasar
yang memiliki komunikasi interpersonal yang telah ditetapkan.
terbuka yang dibelajarkan dengan media
pembelajaran online memperoleh hasil belajar PENUTUP
Bahasa Inggris yang lebih tinggi daripada siswa Simpulan
yang memiliki komunikasi interpersonal Berdasarkan hasil penelitian dan
terbuka yang dibelajarkan dengan pembahasan yang dikemukakan sebelumnya
menggunakan media pembelajaran offline. maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan
Demikian pula siswa yang memiliki bahwa :
komunikasi interpersonal tertutup yang 1. Penggunaan media pembelajaran online
dibelajarkan dengan menggunakan media memberikan pengaruh terhadap hasil
pembelajaran online memperoleh hasil belajar belajar Bahasa Inggris yang lebih tinggi
Bahasa Inggris yang lebih rendah dibandingkan bila dibandingkan dengan penggunaan
dengan siswa yang dibelajarkan dengan media pembelajaran offline.
menggunakan media pembelajaran offline, 2. Hasil belajar Bahasa Inggris siswa yang
meskipun dalam penelitian ini tidak terdapat memiliki komunikasi interpersonal terbuka
perbedaan yang signifikan. Hal ini lebih tinggi daripada hasil belajar Bahasa
mengindikasikan adanya interaksi antara Inggris siswa yang memiliki komunikasi
penggunaan media pembelajaran online-offline interpersonal tertutup.
dengan komunikasi interpersonal terhadap hasil 3. Terdapat interaksi antara penggunaan
belajar Bahasa Inggris siswa. media pembelajaran dan komunikasi
Media pembelajaran online-offline interpersonal dalam mempengaruhi hasil
merupakan media pembelajaran yang menuntut belajar Bahasa Inggris siswa. Hal ini
adanya interaksi langsung dengan sumber terbukti dari hasil uji lanjutan yang
informasi sehingga dapat meningkatkan rasa memberikan kesimpulan bahwa kelompok
keingintahuan, minat, kreatifitas, motivasi siswa yang memiliki komunikasi
belajar bagi siswa yang memilki komunikasi interpersonal terbuka memperoleh hasil
interpersonal terbuka. Media pembelajaran belajar Bahasa Inggris lebih tinggi jika
online adalah sistem belajar yang terbuka dan dibelajarkan dengan menggunakan media
tersebar dengan menggunakan perangkat pembelajaran online daripada menggunakan
pedagogi (alat bantu pendidikan), yang media pembelajaran offline, sementara
dimungkinkan melalui internet dan teknologi siswa yang memiliki komunikasi
berbasis jaringan untuk memfasilitasi interpersonal tertutup lebih tinggi hasil
pembentukan proses belajar dan pengetahuan belajarnya jika dibelajarkan dengan media
melalui aksi dan interaksi yang berarti pembelajaran offline daripada
(Dabbagh dan Ritland:2005:15) menggunakan media pembelajaran online.
Sehingga bagi siswa yang memiliki
komunikasi interpersonal terbuka akan terpacu Saran
untuk lebih giat belajar dan mampu Berdasarkan hasil dan temuan yang telah
mengendalian diri karena mereka selalu optimis diuraikan pada kesimpulan serta implikasi hasil
untuk dapat mengetahui informasi tentang penelitian, maka disarankan beberapa hal
tujuan penerapan Bahasa Inggris dalam sebagai berikut :
kehidupan sehari hari dan meningkatkan hasil 1. Kepada guru dalam memberikan pelajaran
belajarnya. Sedangkan siswa yang memilki sebaiknya menggunakan media
komunikasi interpersonal tertutup mungkin pembelajaran online, daripada
akan merasa khawatir dan was-was kalau menggunakan media pembelajaran offline.
mereka tidak mampu mengikuti pembelajaran. Hal ini berdasarkan hasil dari penelitian
Hal ini terjadi karena siswa dengan karakteristik yaitu penggunaan media pembelajaran
komunikasi interpersonal tertutup akan online memberikan pengaruh terhadap hasil
termotivasi dan tertarik pada materi offline.
pembelajaran yang disajikan dengan
97
Jurnal Teknologi Informasi & Komunikasi dalam Pendidikan, Vol. 2, No. 1, Juni 2015, p-ISSn: 2355-4983; e-ISSN: 2407-7488

2. Kepada para guru agar memperhatikan Djiwandono, S. E. (2006). Psikologi


komunikasi interpersonal yang yang Pendidikan. Jakarta: Gramedia Wiasara.
dimiliki siswa. Dengan mengelompokkan Dryden, Gordon and Vos. J. (2001). Revolusi
siswa berdasarkan kelompok komunikasi Cara Belajar. Bandung: Kaifa.
interpersonal terbuka dan tertutup, maka Erlinawati. (2009). “ Pengaruh Strategi
guru dapat membedakan dalam Pembelajaran Dan Komunikasi
memberikan pelajaran dengan Interpersonal Terhadap Hasil Belajar
menggunakan media pembelajaran online- Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 3
offline yaitu menggunakan media Rantau Utara Kabupaten Labuhan Batu”.
pembelajaran online untuk kelompok siswa Tesis
yang memiliki komunikasi terbuka dan Foster. Helen and Cole . Jason (2008). Using
media pembelajaran offline untuk siswa Moodle Second Edition. USA : O’Reilly.
yang memiliki komunikasi interpersonal Hamid, A. (2009). Teori Belajar dan
tertutup. Pembelajaran. Medan: Unimed.
3. Untuk penelitian lebih lanjut pada Heinich, R and Molenda. M and Russel, D. J.
penggunaan media pembelajaran di (1985). Instructional Media and The New
samping guru yang menjadi mitra peneliti, Technologies of Instruction. United State:
perlu untuk disosialisasikan terlebih dahulu John Willey & Son.
kepada siswa bagaimana prosedur Julismin. (2009). “Pengaruh Penggunaan Media
penggunaan media pembelajaran online- Grafis Dan Kemampuan Awal Terhadap
offline sehingga peggunaan waktu bisa Hasil Belajar Meteorologi Dan
seefisien mungkin dan efektifitas Klimatologi Pada Mahasiswa Jurusan
pembelajaran dapat tercapai. Geografi Semester II Universitas Negeri
4. Untuk peneliti lain yang meneliti tentang Medan.” : Tesis.
penggunaan media pembelajaran Karo-Karo, D. (2002). “Pengaruh Pembelajaran
disarankan untuk menggunakan media Menggunakan Media dan Kecerdasan
pembelajaran yang memiliki kualitas Emosional Terhadap Hasil Belajar IPA”
kelayakan sama antara dua media Medan: Tesis Unimed. Tidak
pembelajaran yang dibandingkan sehingga dipublikasikan.
hasil penelitian lebih akurat. Kumpulan Permendiknas Tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP) dan Panduan
DAFTAR PUSTAKA KTSP.
AECT, (1987). Defenisi Teknologi Pendidikan : Margono, S. (2009). Metodologi Penelitian
Satuan Tugas Defenisi dan termologi. Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Jakarta: Rajawali. Mayer, R. E. (2009). Multi Media Learning
Arikunto, S. (2008). Prosedur Penelitian Suatu Prinsip-Prinsip Dan Aplikasi.
Pendekatan Praktek Edisi Revisi V. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Jakarta: Rineka Cipta. Miarso, Y. (2004). Menyemai Benih Teknologi
Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali.
Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Muchtaridi dan Justiana S. (2007). Kimia SMA
Aksara. Kelas X. Bandung: Quadra.
Arsyad, A. (2005). Media Pembelajaran. Muhammad, A. (2007). Komunikasi
Jakarta: Raja Grafindo Persada. Organisasi. Yogyakarta: Bumi Aksara.
Borg. R. W. and Gall M. D. (1989). Nasution, S. (2008). Berbagai Pendekatan
Educational Research, An Introduction, Dalam Proses Belajar dan Mengajar.
Fifth Edition: Longman. Jakarta: Bumi Aksara.
Dabbagh, N. and Ritland. B. B. (2005). Online Pelatihan Manajemen Pembelajaran Berbasis
Learning, Concepts, Strategies And TIK Tahun 2010 (MPB TIK 2010)
Application. Ohio: Pearson. Kemendiknas Direktorat Pembinaan
DeVito. Joseph A. (2011). Komunikasi SMA
Antarmanusia Edisi Kelima. Alih Bahasa Purba, Michael. (2007). Kimia SMA Kelas X.
Maulana. Agus. Tangerang Selatan : Jakarta: Erlangga.
Karisma Rada, R. (2001). Understanding Virtual
Dick. W and Carey. L (2005). The Systematic Universities. USA: Intellect.
Design of Instruction Six Edition. Rakhmat, J. (2004). Psikologi Komunikasi.
USA: Pearson. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
98
Jurnal Teknologi Informasi & Komunikasi dalam Pendidikan, Vol. 2, No. 1, Juni 2015, p-ISSn: 2355-4983; e-ISSN: 2407-7488

Reigeluth, C. M. (1983). Instructional-Design Kecerdasan Emosional Siswa Terhadap


Theories And Models : An Overview of Hasil Belajar TIK SMP Negeri 37
Their Current Status. London : Lawrence Medan” : Tesis.
Erlbaum Associates Publishers. Soyomukti, Nurani. (2010). Pengantar Ilmu
Reigeluth, C. M. (1999). Instructional-Design Komunikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Theories And Models : A New Paradigm Media.
of Instructional Theory Volume II. Sunardi. (2007). Kimia Bilinggual SMA Kelas
London : Lawrence Erlbaum Associates X. Bandung: Yrama Widya.
Publishers. Suparman, M. A. (2001). Desain Instruksional.
Rosenberg, Marc Jeffrey. (2001). E-Learning : Jakarta
Strategies For Delivering Knowledge In Tagg, B. (1995).Developing A Whole School IT
The Digital Era. USA : Mcgraw Hill. Policy. London: Pitman.
Sanders, D. H. (1990). Statistics A Fresh Yusuf, P. M. (2010). Komunikasi Instruksional
Approach. Singapore: McGraw-Hill Teori Dan Praktek. Jakarta: Bumi Aksara
International Edition. Sudrajat, Akhmad (2011). Hakikat Belajar
Schwier, R. A & Misanchuk, R. E. (1994). (online). (http://akhmadsudrajat.
Interactive Multimedia Inctruction. wordpress.com/2008/01/31/hakikat-
Sony, E. (2010). “ Pengaruh Penggunaan belajar/, di akses pada tanggal 22
Multimedia Pembelajaran Dan Pebruari 2011, pukul 09.55 WIB)

99

Anda mungkin juga menyukai