Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model Discovery
Learning terhadap hasil belajar Matematika pada materi bangun datar siswa Sekolah Dasar.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan Quasi
Experimental Design jenis Noneequivalent Control Group Design. Penelitian ini merupakan
penelitian populasi. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan observasi. Analisis
data dengan uji releted sample t-test dan uji regresi. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan
bahwa ada perbedaan dan pengaruh penggunaan model Discovery Learning terhadap hasil
belajar Matematika pada materi bangun datar siswa Sekolah Dasar. Hal ini ditandai dengan
perhitungan rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen sebesar 74,22 lebih tinggi dari rata-
rata hasil belajar kelompok kontrol yaitu sebesar 26,63. Berdasarkan analisis t-test dapat
diketahui bahwa nilai t 8,893 > 2,052 dan nilai Sig. 0,000 < 0,025 sedangkan pada uji regresi
dapat diketahui bahwa nilai 2,060 > 2,052 dan nilai Sig. 0,953 > 0,05.
Nike Prasasty, dkk: Penerapan Model Discovery Learning Pada Pembelajaran Matematika Siswa Sekolah Dasar|
57 – 64 -- 57
yang ada di soal ujian, selain itu yang memungkinkan mereka
pergantian kurikulum membuat proses menemukan prinsip-prinsip untuk diri
dalam pembelajaran kurang menekankan mereka sendiri.
pada konsep-konsep dari matematika. Model DL memiliki kelebihan-
Mengamati permasalahan yang ada, kelebihan diantaranya yaitu dapat
peneliti mencoba menggunakan model membuat pembelajaran lebih
pembelajaran discovery learning dalam bermakna, meningkatkan motivasi
proses pembelajaran matematika. Model belajar peserta didik, mengaktifkan
pembelajaran ini dapat memberikan peserta didik dalam proses
kesempatan kepada peserta didik untuk pembelajaran, mendorong pesertadidik
belajar lebih aktif menurut Berdiati, I & untuk menemukan konsep sendiri,
Saefuddin, A (2014: 56). Model memberikan kesempatan peserta didik
pembelajaran discovery learning untuk belajar secara mandiri. Adanya
merupakan salah satu model kelebihan-kelebihan tersebut bisa
pembelajaran dimana guru tidak dipastikan bahwa model Discovery
memberikan hasil akhir atau kesimpulan Learning ini mampu memberi pengaruh
dari materi yang disampaikan, melainkan positif terhadap hasil belajar peserta
guru memberikan kesempatan peserta didik kelas IV.
didik untuk mencari dan menemukan Menurut Sinambela (2017)
hasil data tersebut, sehingga proses langkah-langkah pelaksanaan
pembelajaran lebih bermakna dan mudah pembelaja-ran dengan model
diingat oleh peserta didik dan hasil belajar Discovery learning yaitu: Pertama,
yang diperoleh tidak mudah dilupakan. Stimulation (pemberian rangsangan).
Atas dasar permasalahan tersebut, maka Siswa diberikan permasalahan di awal
peneliti mengambil judul penelitian sehinga bingung yang kemudian
“Pengaruh Penerapan Model Discovery menimbulkan keinginan untuk
Learning Terhadap Hasil Belajar menyelidiki hal tersebut. Pada saat itu
Matematika Materi Bangun Datar Kelas IV guru sebagai fasilitator dengan
SD Negeri Brosot Tahun Pelajaran 2019/ memberikan pertanyaan, arahan
2020”. membaca teks, dan kegiatan belajar
terkait discovery.
LANDASAN TEORITIS Kedua, problem statement
1. Model Discovery Learning (DL) (pernyataan/ identifikasi masalah).
Hosnan (2016: 281-282) Tahap kedua dari pembelajaran ini
mengemukakan bahwa dalam adalah guru memberi kesempatan
pembelajaran dengan penemuan atau kepada siswa untuk mengidentifikasi
Discovery Learning, peserta didik sebanyak mungkin kejadian-kejadian
didorong untuk belajar sebagian besar dari masalah yang relevan dengan
melalui keterlibatan aktif mereka bahan pelajaran, kemudian salah
sendiri dengan konsep-konsep dan satunya dipilih dan dirumuskan dalam
prinsip-prinsip, dan guru mendorong bentuk hipotesis (jawaban sementara
peserta didik untuk memiliki atas pertanyaan masalah).
pengalaman dan melakukan percobaan
Nike Prasasty, dkk: Penerapan Model Discovery Learning Pada Pembelajaran Matematika Siswa Sekolah Dasar|
57 – 64 -- 59
Berdasarkan faktor-faktor matematika (Susanto, 2013: 186-187).
mempengaruhi hasil belajar yang Berdasarkan uraian di atas hakikat
dikemukakan di atas, peneliti pembelajaran matematika merupakan
menyimpulkan bahwa model Discovery suatu proses belajar mengajar yang
Learning (DL) termasuk dalam faktor mengandung dua jenis kegiatan yang
eksternal. Model pembelajaran ini tidak dapat dipisahkan. Proses
merupakan faktor eksternal namun pembelajaran Matematika dapat
memiliki peranan besar di dalam dilaksanakan menjadi suatu kegiatan
proses dan hasil belajar peserta didik. pada saat terjadi interaksi antara
Alat ukur digunakan untuk peserta didik dengan guru, peserta
menentukan keberhasilan proses didik dengan peserta didik, dan antara
belajar mengajar atau program peserta didik dengan lingkungan
pendidikan. Alat ukur yang biasa disaat pembelajaran Matematika
dipergunakan dalam hal tersebut sedang berlangsung.
adalah tes hasil belajar. Killen (2009: 4)
menyatakan bahwa “students are able to METODE
perceive relationship between their existing Penelitian ini dilaksanakan di kelas
knowledge and the new thing they are IV SD Negeri Brosot Kecamatan Galur
learning.” Oleh karena itu dalam Kabupaten Kulon Progo Tahun Pelajaran
merencanakan pembelajaran perlu 2019/2020. Penelitian ini menurut jenis
dimasukkan cara mengukur hasil data dan analisisnya merupakan
belajar. Agar guru mengetahui tingkat penelitian kuantitatif, menurut metode
kemampuan siswa, maka guru harus atau timbulnya variabel merupakan
menguji hasil belajar siswa tersebut penelitian eksperimen.
menggunakan tes hasil belajar. Siswa Desain yang digunakan dalam
dikatakan tuntas dalam belajarnya penelitian ini yaitu desain quasi
apabila nilai siswa telah mencapai taraf eksperimental jenis nonequivalent control
penguasaan minimal yang diterapkan group design menurut Sugiyono, (2016: 78-
bagi setiap unit bahan yang 79). Populasi dalam penelitian ini adalah
dipelajarinya. peserta didik kelas IV SD Negeri Brosot
3. Pembelajaran Matematika yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas IV
Pembelajaran matematika A dan kelas IV B yang berjumlah 54
digunakan pada pendidikan formal peserta didik.
sejak sekolah dasar hingga perguruan Teknik atau prosedur penelitian
tinggi. Pembelajaran Matematika adalah cara yang harus ditempuh untuk
adalah suatu proses belajar mengajar mengumpulkan data menurut Anas
yang dibangun oleh guru untuk Sudijono, (2012: 66). Teknik pengumpulan
mengembangkan kreativitas berpikir data pada penelitian ini adalah tes dan
peserta didik, serta dapat observasi. Instrumen penelitian
meningkatkan kemampuan merupakan alat bantu yang digunakan
mengkontruksi pengetahuan baru oleh peneliti untuk mengumpulkan data
sebagai upaya meningkatkan penelitian dengan cara melakukan
penguasaan yang baik terhadap materi pengukuran menurut Widoyoko, (2012:
Brosot. Pretest
9.44 27 6.996 1.346
eksperimen
Nike Prasasty, dkk: Penerapan Model Discovery Learning Pada Pembelajaran Matematika Siswa Sekolah Dasar|
57 – 64 -- 61
Tabel 3. Coefficients variasinya model pembelajaran yang
Unstandardized Standardized digunakan dalam proses pembelajaran,
Coefficients Coefficients
sehingga guru cenderung lebih sering
Std.
mengajar dengan menggunakan
Model B Error Beta t Sig.
pembelajaran konvensional. Padahal
Constant)
1 73.875 6.955 10.621 .000
proses pembelajaran matematika ini baik
ModelDL .005 .083 .012 2.060 .953
divariasikan dengan berbagai model
pembelajaran, sehingga pembelajaran
DISKUSI
lebih menarik dan tidak monoton. Oleh
Matematika adalah ilmu yang karena itu, persepsi dan proses
mempelajari tentang logika, yang pembelajaran tersebut sedikit demi sedikit
berhubungan dengan bentuk, susunan, perlu diubah karena belajar dengan
besaran, dan konsep-konsep abstrak yang monoton dan kurang menarik ini
berhubungan satu dengan lainnya. berdampak pada hasil belajar peserta
Persepsi peserta didik kelas IV SD Negeri didik baik aspek kogitif, afektif, maupun
Brosot terhadap mata pelajaran psikomotor peserta didik.
matematika adalah mata pelajaran yang Kelebihan model discovery learning
membosankan, tak banyak peserta didik menurut (Hosnan, 2016: 287-288) dapat
yang memperhatikan, hal ini berdampak membantu peserta didik memperbaiki
pada rendahnya hasil belajar. Padahal dan meningkatkan keterampilan dan
mata pelajaran matematika merupakan proses kognitif, dapat meningkatkan
suatu mata pelajaran yang melibatkan kemampuan peserta didik untuk
proses berfikir, menghitung mengarah memecahkan masalah, mengembangkan
pada aritmatika dan mengukur mengarah ingatan pada proses belajar, mendorong
pada geometri merupakan fondasi atau keterlibatan keaktifan peserta didik dan
dasar dari matematika. Selain itu mata melatih peserta didik belajar mandiri,
pelajaran matematika juga melibatkan serta menyebabkan peserta didik
berbagai sikap seperti halnya sikap mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri
keingintahuan terhadap materi yang dengan melibatkan akalnya dan motivasi
dipelajari. sendiri. Berbagai kelebihan tersebut, maka
Berdasarkan persepsi dan diharapkan bahwa model discovery
rendahnya hasil belajar peserta didik pada learning ini mampu memberi dampak
mata pelajaran matematika ini kemudian positif terhadap hasil belajar peserta didik
peneliti melakukan observasi lebih lanjut. khususnya kelas IV SD Negeri Brosot.
Berdasarkan observasi yang dilakukan, Data yang digunakan untuk
peneliti mengamati bahwa proses mendapatkan hasil belajar peserta didik
pembelajaran yang berlangsung masih adalah data pretest dan posttest kelompok
cenderung berpusat pada guru (teacher eksperimen dan kelompok kontrol. Dari
center) dan pembelajaran masih berfokus data posttest yang diperoleh dapat
pada buku peserta didik dan buku guru diketahui bahwa ada perbedaan yang
yang terdapat di dalam kelas. Selain hal signifikan antara kelas yang
tersebut, kurangnya perencanaan guru menggunakan model discovery learning
sebelum pembelajaran terlihat dari kurang dengan kelas konvensional. Sedangkan
Nike Prasasty, dkk: Penerapan Model Discovery Learning Pada Pembelajaran Matematika Siswa Sekolah Dasar|
57 – 64 -- 63
pembelajaran yang menarik sehingga Academic Research in Business and
dapat meningkatkan aktivitas peserta Social Science, 1, pp. 119-128.
didik. Slameto. (2015). Belajar dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT
KESIMPULAN Rineka Cipta.
Berdasarkan hasil pembahasan dan Sinambela, P.N. (2017). Kurikulum 2013
analisis data, dapat disimpulkan bahwa dan Implementasinya dalam
ada pengaruh yang signifikan antara Pembelajaran. Jurnal UNIMED.ac.id,
penerapan model discovery laerning (DL) 18.
dan model konvensional terhadap hasil Sudijono, A. (2012). Pengantar Evaluasi
belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
matematika kelas IV SD Negeri Brosot Persada.
Tahun Pelajaran 2019/2020. Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
SARAN Bandung: Alfabeta.
Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan
Dari hasil penelitian yang telah
Pembelajaran di Sekolah Dasar.
dilaksanakan, maka model pembelajaran
Jakarta: Prenadamedia Group.
Discovery Learning ini dapat digunakan
Widoyoko, E.P. (2012). Teknik Penyusunan
oleh guru sebagai salah satu model
Instrumen Penelitian. Yogyakarta:
pembelajaran pada materi bangun datar
Pustaka Pelajar.
ataupun materi pembelajaran lainnya
yang bersifat penemuan karena dapat
mempengaruhi hasil belajar peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Berdiati, I & Saefuddin, A. (2014).
Pembelajaran Efektif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Helmawati. (2016). Pendidikan Keluarga.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Hosnan. (2016). Pendekatan Saintifik dan
Kontekstual dalam Pembelajaran Abad
21. Bogor: Ghalia Indonesia.
Khairani, M. (2017). Psikologi Belajar.
Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Killen, R. (2009). Effective teaching strategis:
Lessons from research and practice.
Sydney: National Library.
Rupani, C.M. & Bhutto, M.I. (2011).
Evaluation of existing teaching
learning process on bloom’s
taxonomy. International Journal of