Anda di halaman 1dari 8

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING PADA PEMBELAJARAN

MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

Nike Prasasty1, Siwi Utaminingtyas2


IKIP PGRI WATES
1
nikeprasasty20@gmail.com, 2siwiutami66@gmail.com

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model Discovery
Learning terhadap hasil belajar Matematika pada materi bangun datar siswa Sekolah Dasar.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan Quasi
Experimental Design jenis Noneequivalent Control Group Design. Penelitian ini merupakan
penelitian populasi. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan observasi. Analisis
data dengan uji releted sample t-test dan uji regresi. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan
bahwa ada perbedaan dan pengaruh penggunaan model Discovery Learning terhadap hasil
belajar Matematika pada materi bangun datar siswa Sekolah Dasar. Hal ini ditandai dengan
perhitungan rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen sebesar 74,22 lebih tinggi dari rata-
rata hasil belajar kelompok kontrol yaitu sebesar 26,63. Berdasarkan analisis t-test dapat
diketahui bahwa nilai t 8,893 > 2,052 dan nilai Sig. 0,000 < 0,025 sedangkan pada uji regresi
dapat diketahui bahwa nilai 2,060 > 2,052 dan nilai Sig. 0,953 > 0,05.

Kata Kunci: Discovery Learning, Hasil Belajar Matematika

PENDAHULUAN peserta didik. Salah satunya dengan


Pendidikan sangat berperan dalam menggunakan model pembelajaran yang
masyarakat sejak usia dini dan menjamin variatif dalam pembelajaran matematika.
masa depan bangsa. Melalui pendidikan, Berdasar hasil observasi hasil belajar
individu dapat menentukan masa depan peserta didik kelas IV di SD Negeri Brosot
dan berpotensi dalam perubahan masih jauh dari kata memuaskan yang
kemajuan zaman. Pendidikan dapat terlihat dari hasil ulangan harian materi
membantu peserta didik terhindar dari bangun datar mata pelajaran matematika
kemiskinan ilmu pengetahuan dan 70% peserta didik kelas IV SD Negeri
kemampuan kognitif. Hal ini sejalan Brosot mendapat nilai di bawah Kriteria
dengan pendapat Helmawati (2016: 24) Ketuntasan Minimal (KKM) yang
bahwa pendidikan adalah membantu ditetapkan, yaitu 70. Hal ini dapat terjadi
mengembangkan dan mengarahkan karena peserta didik masih kurang
potensi manusia untuk mencapai tujuan mampu menggunakan konsep-konsep
hidupnya. Guru sebagai kunci utama dari matematika untuk menyelesaikan
dalam pembelajaran harus mampu persoalan yang ada. Selama ini peserta
menjadi fasilitator untuk menciptakan didik hanya diberikan rumus-rumus
pengalaman belajar yang konkret bagi praktis untuk menyelesaikan masalah

Nike Prasasty, dkk: Penerapan Model Discovery Learning Pada Pembelajaran Matematika Siswa Sekolah Dasar|
57 – 64 -- 57
yang ada di soal ujian, selain itu yang memungkinkan mereka
pergantian kurikulum membuat proses menemukan prinsip-prinsip untuk diri
dalam pembelajaran kurang menekankan mereka sendiri.
pada konsep-konsep dari matematika. Model DL memiliki kelebihan-
Mengamati permasalahan yang ada, kelebihan diantaranya yaitu dapat
peneliti mencoba menggunakan model membuat pembelajaran lebih
pembelajaran discovery learning dalam bermakna, meningkatkan motivasi
proses pembelajaran matematika. Model belajar peserta didik, mengaktifkan
pembelajaran ini dapat memberikan peserta didik dalam proses
kesempatan kepada peserta didik untuk pembelajaran, mendorong pesertadidik
belajar lebih aktif menurut Berdiati, I & untuk menemukan konsep sendiri,
Saefuddin, A (2014: 56). Model memberikan kesempatan peserta didik
pembelajaran discovery learning untuk belajar secara mandiri. Adanya
merupakan salah satu model kelebihan-kelebihan tersebut bisa
pembelajaran dimana guru tidak dipastikan bahwa model Discovery
memberikan hasil akhir atau kesimpulan Learning ini mampu memberi pengaruh
dari materi yang disampaikan, melainkan positif terhadap hasil belajar peserta
guru memberikan kesempatan peserta didik kelas IV.
didik untuk mencari dan menemukan Menurut Sinambela (2017)
hasil data tersebut, sehingga proses langkah-langkah pelaksanaan
pembelajaran lebih bermakna dan mudah pembelaja-ran dengan model
diingat oleh peserta didik dan hasil belajar Discovery learning yaitu: Pertama,
yang diperoleh tidak mudah dilupakan. Stimulation (pemberian rangsangan).
Atas dasar permasalahan tersebut, maka Siswa diberikan permasalahan di awal
peneliti mengambil judul penelitian sehinga bingung yang kemudian
“Pengaruh Penerapan Model Discovery menimbulkan keinginan untuk
Learning Terhadap Hasil Belajar menyelidiki hal tersebut. Pada saat itu
Matematika Materi Bangun Datar Kelas IV guru sebagai fasilitator dengan
SD Negeri Brosot Tahun Pelajaran 2019/ memberikan pertanyaan, arahan
2020”. membaca teks, dan kegiatan belajar
terkait discovery.
LANDASAN TEORITIS Kedua, problem statement
1. Model Discovery Learning (DL) (pernyataan/ identifikasi masalah).
Hosnan (2016: 281-282) Tahap kedua dari pembelajaran ini
mengemukakan bahwa dalam adalah guru memberi kesempatan
pembelajaran dengan penemuan atau kepada siswa untuk mengidentifikasi
Discovery Learning, peserta didik sebanyak mungkin kejadian-kejadian
didorong untuk belajar sebagian besar dari masalah yang relevan dengan
melalui keterlibatan aktif mereka bahan pelajaran, kemudian salah
sendiri dengan konsep-konsep dan satunya dipilih dan dirumuskan dalam
prinsip-prinsip, dan guru mendorong bentuk hipotesis (jawaban sementara
peserta didik untuk memiliki atas pertanyaan masalah).
pengalaman dan melakukan percobaan

58 -- JRPD Volume 1 Nomor 1, Maret 2020 | 57 – 64


Ketiga, data collection Hasil belajar memiliki cakupan
(Pengumpulan Data), berfungsi untuk yang luas dan meliputi seluruh
membuktikan terkait pernyataan yang kemampuan maupun kompetensi yang
ada sehingga siswa berkesempatan ditargetkan pada siswa. Benjamin
mengumpulkan berbagai informasi Bloom mengklasifikasikan tujuan
yang sesuai, membaca sumber belajar pembelajaran sebagai bentuk hasil
yang sesuai, mengamati objek terkait belajar menjadi tiga domain, yaitu
masalah, wawancara dengan domain kognitif, afektif, dan
narasumber terkait masalah, psikomotorik (Rupani & Bhuto, 2011:
melakukan uji coba mandiri. 120). Menurut Rupani & Bhuto (2011:
Keempat, data processing 120)
(Pengolahan Data), merupakan Cognitive domain helps teachers to
kegiatan mengolah data dan informasi make their students able to get knowledge
yang sebelumnya telah didapat oleh or information, comprehend the concept,
siswa. Semua informai yang analyze the concept or the situation to its
didapatkan semuanya diolah pada parts, synthesize and integrate the parts to
tingkat kepercayaan tertentu. form a whole concept, apply the concept to
Kelima, verification (Pembuktian) new situation, and finally look into the
yaitu kegiatan untuk membuktikan concept critically to properly evaluate
benar atau tidaknya pernyataan yang strengths and weaknesses.
sudah ada sebelumnya dan Dari ketiga domain hasil belajar
dihubungkan dengan hasil data yang tersebut, peneliti fokus pada hasil
sudah ada. belajar kognitif. Domain kognitif
Keenam, generalization (menarik membantu guru untuk membuat siswa
kesimpulan/generalisasi). Tahap ini dalam memperoleh pengetahuan atau
adalah menarik kesimpulan dimana informasi, memahami konsep,
proses tersebut menarik sebuah menganalisis konsep atau situasi
kesimpulan yang akan dijadikan tertentu, menganalisis bagian-bagian
prinsip umum untuk semua masalah dari suatu konsep, mensintesis dan
yang sama Berdasarkan hasil maka mengintegrasikan bagian-bagian dari
dirumuskan prinsip-prinsip yang suatu konsep, menerapkan konsep
mendasari generalisasi. dalam situasi baru hingga
2. Hasil Belajar mengevaluasi kekuatan dan kelemahan
Belajar adalah proses mental suatu konseop atau informasi tertentu
yang mengarah pada penguasaan secara kritis.
pengetahuan, kecakapan skill, Faktor yang mempengaruhi
kebiasaan atau sikap yang semuannya belajar seperti yang dikemukakan oleh
diperoleh, disimpan dan dilakukan Slameto, (2015: 54-72) faktor-faktor
sehingga menimbulkan tingkah laku yang mempengaruhi hasil belajar dapat
yang progresif dan adaptif, Winkel dibedakan menjadi dua bagian, yaitu
(Khairani, 2017: 5). faktor intern (dalam) diri individu dan
faktor ekstern (luar) diri individu.

Nike Prasasty, dkk: Penerapan Model Discovery Learning Pada Pembelajaran Matematika Siswa Sekolah Dasar|
57 – 64 -- 59
Berdasarkan faktor-faktor matematika (Susanto, 2013: 186-187).
mempengaruhi hasil belajar yang Berdasarkan uraian di atas hakikat
dikemukakan di atas, peneliti pembelajaran matematika merupakan
menyimpulkan bahwa model Discovery suatu proses belajar mengajar yang
Learning (DL) termasuk dalam faktor mengandung dua jenis kegiatan yang
eksternal. Model pembelajaran ini tidak dapat dipisahkan. Proses
merupakan faktor eksternal namun pembelajaran Matematika dapat
memiliki peranan besar di dalam dilaksanakan menjadi suatu kegiatan
proses dan hasil belajar peserta didik. pada saat terjadi interaksi antara
Alat ukur digunakan untuk peserta didik dengan guru, peserta
menentukan keberhasilan proses didik dengan peserta didik, dan antara
belajar mengajar atau program peserta didik dengan lingkungan
pendidikan. Alat ukur yang biasa disaat pembelajaran Matematika
dipergunakan dalam hal tersebut sedang berlangsung.
adalah tes hasil belajar. Killen (2009: 4)
menyatakan bahwa “students are able to METODE
perceive relationship between their existing Penelitian ini dilaksanakan di kelas
knowledge and the new thing they are IV SD Negeri Brosot Kecamatan Galur
learning.” Oleh karena itu dalam Kabupaten Kulon Progo Tahun Pelajaran
merencanakan pembelajaran perlu 2019/2020. Penelitian ini menurut jenis
dimasukkan cara mengukur hasil data dan analisisnya merupakan
belajar. Agar guru mengetahui tingkat penelitian kuantitatif, menurut metode
kemampuan siswa, maka guru harus atau timbulnya variabel merupakan
menguji hasil belajar siswa tersebut penelitian eksperimen.
menggunakan tes hasil belajar. Siswa Desain yang digunakan dalam
dikatakan tuntas dalam belajarnya penelitian ini yaitu desain quasi
apabila nilai siswa telah mencapai taraf eksperimental jenis nonequivalent control
penguasaan minimal yang diterapkan group design menurut Sugiyono, (2016: 78-
bagi setiap unit bahan yang 79). Populasi dalam penelitian ini adalah
dipelajarinya. peserta didik kelas IV SD Negeri Brosot
3. Pembelajaran Matematika yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas IV
Pembelajaran matematika A dan kelas IV B yang berjumlah 54
digunakan pada pendidikan formal peserta didik.
sejak sekolah dasar hingga perguruan Teknik atau prosedur penelitian
tinggi. Pembelajaran Matematika adalah cara yang harus ditempuh untuk
adalah suatu proses belajar mengajar mengumpulkan data menurut Anas
yang dibangun oleh guru untuk Sudijono, (2012: 66). Teknik pengumpulan
mengembangkan kreativitas berpikir data pada penelitian ini adalah tes dan
peserta didik, serta dapat observasi. Instrumen penelitian
meningkatkan kemampuan merupakan alat bantu yang digunakan
mengkontruksi pengetahuan baru oleh peneliti untuk mengumpulkan data
sebagai upaya meningkatkan penelitian dengan cara melakukan
penguasaan yang baik terhadap materi pengukuran menurut Widoyoko, (2012:

60 -- JRPD Volume 1 Nomor 1, Maret 2020 | 57 – 64


51). Pendapat Purwanto (2009: 78) tes tidak menunjukkan perbedaan yang
sebagai instrumen berhubungan dengan signifikan. Hal ini berarti peserta didik
fungsinya untuk mengukur penampilan baik kelompok kontrol maupun
maksimal. Lembar observasi digunakan eksperimen memiliki kemampuan awal
sebagai data pendukung penelitian yang sama khususnya pada aspek
kelompok eksperimen. Penelitian ini kognitif.
menggunakan validitas isi dan validitas Tabel 1. Pretest Paired Samples Statistics
konstruk. Validitas isi pada penelitian ini Std.
meminta pertimbangan ahli (expert Std. Error
judgment), sedangkan validitas konstruk Mean N Deviation Mean

menggunakan uji coba yang dilakukan Pair Pretest


12.63 27 16.455 3.167
pada peserta didik kelas IV SD Negeri 3 1 kontrol

Brosot. Pretest
9.44 27 6.996 1.346
eksperimen

HASIL Sedangkan perolehan rata-rata


Data hasil penelitian yang diperoleh posttest untuk kelompok kontrol sebesar
dari hasil penelitian dengan pemberian 26,30 dan rata-rata hasil belajar kelompok
perlakuan berupa model discovery learning eksperimen sebesar 74,22. Berdasarkan
pada kelas eksperimen, sedangkan kelas data rata-rata nilai posttest tersebut dapat
kontrol tidak diberi perlakuan atau diketahui bahwa ada perbedaan yang
melakukan pembelajaran dengan model lebih signifikan pada kelompok
konvensional (model yang biasa guru eksperimen dibandingkan kelompok
terapkan). kontrol.
Pengujian hipotesis yang Tabel 2. Posttest Paired Samples Statistics
dilakukan untuk mengetahui apakah ada Std. Std. Error
perbedaan dan pengaruh model discovery Mean N Deviation Mean
learning terhadap hasil belajar yang Pair Posttest
26.30 27 22.818 4.391
signifikan antara kelas yang 1 kontrol
menggunakan model discovery learning Posttest
74.22 27 19.292 3.713
eksperimen
dan kelas yang menggunakan model
konvensional. Untuk menguji hipotesis, Pada uji regresi diketahui bahwa
dalam penelitian ini menggunakan nilai t 2,060 > 2,052 dan nilai Sig. = 0,953 >
program SPSS (Statistical Product and 0,050, ini berarti bahwa ada pengaruh
Service Solution) for windows relase 16.1 dalam penerapan model discovery learning
untuk menghitung paired sample test dan terhadap hasil belajar kelompok
regresi. eksperimen. Hal ini menunjukkan bahwa
Data penelitian pada mata pelajaran penerapan model discovery learning pada
matematika kelas IV materi bangun datar kelompok eksperimen memberi dampak
menunjukkan nilai pretest pada kelompok positif terhadap hasil belajar kognitif
kontrol sebesar 12,63 dan pada kelompok peserta didik dan memiliki pengaruh
eksperimen sebesar 9,44. Perolehan nilai yang lebih besar dalam pencapaian hasil
rata-rata pretest pada kedua kelompok belajar.

Nike Prasasty, dkk: Penerapan Model Discovery Learning Pada Pembelajaran Matematika Siswa Sekolah Dasar|
57 – 64 -- 61
Tabel 3. Coefficients variasinya model pembelajaran yang
Unstandardized Standardized digunakan dalam proses pembelajaran,
Coefficients Coefficients
sehingga guru cenderung lebih sering
Std.
mengajar dengan menggunakan
Model B Error Beta t Sig.
pembelajaran konvensional. Padahal
Constant)
1 73.875 6.955 10.621 .000
proses pembelajaran matematika ini baik
ModelDL .005 .083 .012 2.060 .953
divariasikan dengan berbagai model
pembelajaran, sehingga pembelajaran
DISKUSI
lebih menarik dan tidak monoton. Oleh
Matematika adalah ilmu yang karena itu, persepsi dan proses
mempelajari tentang logika, yang pembelajaran tersebut sedikit demi sedikit
berhubungan dengan bentuk, susunan, perlu diubah karena belajar dengan
besaran, dan konsep-konsep abstrak yang monoton dan kurang menarik ini
berhubungan satu dengan lainnya. berdampak pada hasil belajar peserta
Persepsi peserta didik kelas IV SD Negeri didik baik aspek kogitif, afektif, maupun
Brosot terhadap mata pelajaran psikomotor peserta didik.
matematika adalah mata pelajaran yang Kelebihan model discovery learning
membosankan, tak banyak peserta didik menurut (Hosnan, 2016: 287-288) dapat
yang memperhatikan, hal ini berdampak membantu peserta didik memperbaiki
pada rendahnya hasil belajar. Padahal dan meningkatkan keterampilan dan
mata pelajaran matematika merupakan proses kognitif, dapat meningkatkan
suatu mata pelajaran yang melibatkan kemampuan peserta didik untuk
proses berfikir, menghitung mengarah memecahkan masalah, mengembangkan
pada aritmatika dan mengukur mengarah ingatan pada proses belajar, mendorong
pada geometri merupakan fondasi atau keterlibatan keaktifan peserta didik dan
dasar dari matematika. Selain itu mata melatih peserta didik belajar mandiri,
pelajaran matematika juga melibatkan serta menyebabkan peserta didik
berbagai sikap seperti halnya sikap mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri
keingintahuan terhadap materi yang dengan melibatkan akalnya dan motivasi
dipelajari. sendiri. Berbagai kelebihan tersebut, maka
Berdasarkan persepsi dan diharapkan bahwa model discovery
rendahnya hasil belajar peserta didik pada learning ini mampu memberi dampak
mata pelajaran matematika ini kemudian positif terhadap hasil belajar peserta didik
peneliti melakukan observasi lebih lanjut. khususnya kelas IV SD Negeri Brosot.
Berdasarkan observasi yang dilakukan, Data yang digunakan untuk
peneliti mengamati bahwa proses mendapatkan hasil belajar peserta didik
pembelajaran yang berlangsung masih adalah data pretest dan posttest kelompok
cenderung berpusat pada guru (teacher eksperimen dan kelompok kontrol. Dari
center) dan pembelajaran masih berfokus data posttest yang diperoleh dapat
pada buku peserta didik dan buku guru diketahui bahwa ada perbedaan yang
yang terdapat di dalam kelas. Selain hal signifikan antara kelas yang
tersebut, kurangnya perencanaan guru menggunakan model discovery learning
sebelum pembelajaran terlihat dari kurang dengan kelas konvensional. Sedangkan

62 -- JRPD Volume 1 Nomor 1, Maret 2020 | 57 – 64


data pretest menunjukkan tidak ada berarti nilai Sig (2-tailed) > ½ α.
perbedaan yang signifikan antara Berdasarkan data tersebut, dapat
kelompok eksperimen dan kelompok disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
kontrol. Hal ini dapat disimpulkan bahwa yang signifikan antara pretest hasil belajar
peserta didik memiliki tingkat kelompok eksperimen dengan pretest hasil
pengetahuan awal yang sama. belajar kelompok kontrol. Sedangkan nilai
Berdasarkan analisis yang telah thitung posttest hasil belajar antara kelompok
dilakukan pada kelompok kontrol dan eksperimen dan kelompok kontrol sebesar
kelompok eksperimen yang masing- 8,893 dengan nilai Sig. sebesar 0,000. Dari
masing kelompok berjumlah 27 peserta data tersebut dapat diketahui bahwa nilai
didik ini dapat dilihat bahwa terjadi t = 8,893 > 2,052 ini berarti thitung> ttabel dan
peningkatan rata-rata hasil belajar peserta nilai Sig. = 0,000 < 0,025 ini berarti nilai Sig
didik pada kelompok kontrol yaitu dari (2-tailed) < ½ α. Berdasarkan data
12,63 menjadi 26,30 dengan beda mean tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada
sebesar 13,67. Selain itu, peningkatan perbedaan yang signifikan antara posttest
terjadi pada kelompok eksperimen setelah hasil belajar kelompok eksperimen
dilakukan perlakuan dengan penerapan dengan posttest hasil belajar kelompok
penggunaan model discovery learning yaitu kontrol.
dari 9,44 menjadi 74,22 dengan beda mean Pada uji regresi diperoleh t = 2,060
sebesar 64,78. Angka peningkatan hasil dengan sig. 0,953, dari data tersebut,
belajar yang dialami oleh peserta didik dapat diketahui bahwa nilai t = 2,060 >
kelompok kontrol tidaklah signifikan 2,052 ini berarti thitung> ttabel dan nilai Sig. =
karena mereka tidak diberi perlakuan 0,953 > 0,05 ini berarti nilai Sig > α.
untuk mengatasi rendahnya hasil belajar. Sehingga dari perhitungan statistik
Sedangkan angka peningkatan mean yang tersebut menunjukkan bahwa ada
tinggi terjadi pada kelompok eksperimen pengaruh yang signifikan dalam
karena peserta didik diberi perlakuan penggunaan model discovery learning
dengan menerapkan penggunaan model bangun datar terhadap hasil belajar
discovery learning dalam pembelajarannya. peserta didik pada mata pelajaran
Pada peningkatan nilai mean tersebut matematika kelas IV SD Negeri Brosot
dapat diketahui bahwa kelompok tahun 2019/2020.
eksperimen mendapat peningkatan rata- Berdasarkan penelitian ini maka
rata mean lebih signifikan dibandingkan dapat dinyatakan bahwa pembelajaran
kelompok kontrol. matematika menggunakan model
Demikian pula, perbedaan terlihat discovery learning merupakan salah satu
dari thitung. Nilai thitung pretest hasil belajar solusi yang tepat untuk mengembangkan
antara kelompok eksperimen dan pembelajaran, sehingga hasil belajar
kelompok kontrol sebesar 0,918 dengan Matematika peserta didik pada materi
nilai Sig. sebesar 0,367. Dari data tersebut, bangun datar. Selain itu, pembelajaran ini
dapat diketahui bahwa nilai thitung sebesar juga dapat mengarahkan guru untuk
0,918 dan ttabel sebesar 2,052, hal ini berarti mengembangkan pembelajaran yang
thitung< ttabel . Nilai Sig. = 0, 918 > 0,025 ini bermakna dengan menciptakan suasana

Nike Prasasty, dkk: Penerapan Model Discovery Learning Pada Pembelajaran Matematika Siswa Sekolah Dasar|
57 – 64 -- 63
pembelajaran yang menarik sehingga Academic Research in Business and
dapat meningkatkan aktivitas peserta Social Science, 1, pp. 119-128.
didik. Slameto. (2015). Belajar dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT
KESIMPULAN Rineka Cipta.
Berdasarkan hasil pembahasan dan Sinambela, P.N. (2017). Kurikulum 2013
analisis data, dapat disimpulkan bahwa dan Implementasinya dalam
ada pengaruh yang signifikan antara Pembelajaran. Jurnal UNIMED.ac.id,
penerapan model discovery laerning (DL) 18.
dan model konvensional terhadap hasil Sudijono, A. (2012). Pengantar Evaluasi
belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
matematika kelas IV SD Negeri Brosot Persada.
Tahun Pelajaran 2019/2020. Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
SARAN Bandung: Alfabeta.
Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan
Dari hasil penelitian yang telah
Pembelajaran di Sekolah Dasar.
dilaksanakan, maka model pembelajaran
Jakarta: Prenadamedia Group.
Discovery Learning ini dapat digunakan
Widoyoko, E.P. (2012). Teknik Penyusunan
oleh guru sebagai salah satu model
Instrumen Penelitian. Yogyakarta:
pembelajaran pada materi bangun datar
Pustaka Pelajar.
ataupun materi pembelajaran lainnya
yang bersifat penemuan karena dapat
mempengaruhi hasil belajar peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA
Berdiati, I & Saefuddin, A. (2014).
Pembelajaran Efektif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Helmawati. (2016). Pendidikan Keluarga.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Hosnan. (2016). Pendekatan Saintifik dan
Kontekstual dalam Pembelajaran Abad
21. Bogor: Ghalia Indonesia.
Khairani, M. (2017). Psikologi Belajar.
Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Killen, R. (2009). Effective teaching strategis:
Lessons from research and practice.
Sydney: National Library.
Rupani, C.M. & Bhutto, M.I. (2011).
Evaluation of existing teaching
learning process on bloom’s
taxonomy. International Journal of

64 -- JRPD Volume 1 Nomor 1, Maret 2020 | 57 – 64

Anda mungkin juga menyukai