PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jawa Barat adalah provinsi yang memiliki potensi sektor perikanan yang cukup
besar. Jawa Barat juga masuk ke dalam tiga provinsi di Indonesia yang
memberikan kontribusi cukup baik terhadap sektor perikanan. Potensi ini bisa
dilihat dari jumlah produksi perikanan laut yang di jual di TPI (Tempat Pelelangan
Ikan) pada tahun 2015 sebesar 52.361.50 ton (BPS 2016) dan produksi perikanan
tangkap pada tahun 2014 sebesar 198.179,00 ton (KKPI 2016). Selain pada jumlah
hasil olahan ikan menjadi kerupuk ikan dengan produksi lebih dari 10.000 ton
Selain pada jumlah produksi dan pengolahan ikan, nelayan pun menjadi salah
satu faktor peningkatan produksi perikanan. Jawa Barat termasuk ke dalam tiga
provinsi dengan jumlah nelayan paling banyak setelah Jawa Timur dan Jawa
Tengah, jumlah nelayan yang ada di Jawa Barat saat ini sebanyak 183.000 nelayan
(Kemenristek, 2016). Jawa Barat memiliki wilayah laut yang cukup luas dan
Kabupaten Ciamis Jawa Barat, Pantai Cipatujah Kabupaten Garut, Pantai Pondok
Bali Kabupaten Subang, dan Pantai Pelabuhan Ratu Kabupaten Sukabumi Jawa
Barat.
1
Pelabuhan Ratu Sukabumi adalah salah satu pesisir pantai yang ada di wilayah
Jawa Barat dan Ibu Kota Kabupaten Sukabumi. Mata pencaharian utama penduduk
adalah sebagai nelayan. Gado Bangkok merupakan pusat Kota sekaligus tempat
untuk jual beli hasil laut, olahan ikan dan Tempat Pelelangan ikan (Disparbud,
2016). Jumlah nelayan di Pelabuhan Ratu Sukabumi saat ini mencapai lebih dari
5.000 nelayan, masih jauh sedikit bila dibandingkan dengan jumlah nelayan yang
ada di Kabupaten Lamongan Jawa Timur yang mencapai lebih dari 28.000 nelayan
(Wardono, 2015:4). Meskipun jumlah nelayannya masih sedikit akan tetapi status
dibentuk secara kelompok besar yang terdiri dari beberapa anggota kelompok,
mereka menangkap ikan dengan menggunakan kapal mesin atau kapal motor
dengan begitu status nelayan pelabuhan ratu masih lebih baik dibandingkan dengan
nelayan pantai Lamongan Jawa Timur yang hanya berstatus sebagai nelayan kecil.
Selain status nelayan yang sudah menjadi armada ada beberapa hal lainnya yang
diantaranya yaitu, kebutuhan nelayan di pelabuhan ratu sudah dipenuhi yaitu seperti
kapal kecil juga sudah terdaftar dinas perikanan dan kelautan disertai dengan
2
Kontribusi yang cukup besar dari sektor perikanan bagi Indonesia berbanding
masih jauh dari kata sejahtera, hal ini disebabkan oleh lima faktor, pertama, adalah
sebagai ABK (Anak Buah Kapal) yang memberikan hasil tangkapannya kepada
juragan untuk nantinya dibagi dua (guritno, 2014 :312). Kebiasaan para nelayan
yang bergantung kepada juragan malah semakin membuat kondisi para nelayan
tersebut semakin parah dan pendapatan yang mereka dapatkan semakin tidak
menentu malah cenderung rendah, karena terkadang harga jual hasil tangkapan ikan
mereka berbeda dari harga pasar. Kedua, keterbatasan dalam menangkap ikan juga
menjadikan kondisi para nelayan ini masih kurang baik, biasanya para nelayan
memilih menggunakan alat pancing manual. Hal ini karena nelayan tidak ingin
3
Ketiga, terbatasnya wilayah para nelayan untuk memancing atau menangkap
ikan juga menjadi penyebab lainnya, karena keterbatasan tersebut maka hasil
tidak menentu. Faktor yang keempat, adalah cuaca dan musim. Cuaca dan musim
juga menjadi penyebab kondisi nelayan di Indonesia kurang baik, karena pekerjaan
sebagai nelayan sangat bergantung pada kedua hal tersebut. Contohnya, biasanya
pada musim tangkap ikan, hasil tangkapan mereka jadi lebih banyak daripada
biasanya, dan jika musim sudah berganti dengan musim paceklik hasil tangkapan
menjadi berkurang. Faktor cuaca, jika cuaca sedang buruk dan gelombang arus laut
sedang naik maka mereka akan berhenti untuk melaut sampai cuaca kembali
normal, keadaan seperti ini tidak akan berlangsung selama satu atau dua hari tapi
Seperti yang terjadi di pesisir tambak lorok, selain faktor musim dan kerusakan
Gaya hidup nelayan yang konsumtif tidak hanya dialami oleh masyarakat
tambak lorok, fenomena seperti ini juga terjadi pada masyarakat Desa Grajagan
tangkap ikan tiba lalu menjualnya kembali ketika musim paceklik datang,
kebiasaan ini sudah dianggap sebagai suatu hal yang wajar dan dilakukan baik oleh
4
Masyarakat nelayan di Gudang Lelang juga mengalami hal yang sama. Jika
sedang musim paceklik hasil tangkapan ikan menjadi berkurang, maka dari itu
nelayan akan menjual semua perhiasan dan barang untuk memenuhi kebutuhan
dengan syarat dan ketentuan nelayan harus menjual hasil tangkapan kepada juragan
dengan harga yang ditentukan juragan. Jika mereka tidak bisa melunasi hutangnya,
maka mereka tidak diperbolehkan keluar dalam lingkup nelayan dan mereka akan
bisa di kelola secara baik, karena masih banyak yang memilih membuang
sampahnya ke laut (Farid, 2015:88). jika masyarakat sekitar masih sering memilih
membuang sampahnya ke laut, maka yang akan terjadi adalah laut menjadi kotor
dan tidak bersih dan akan menyebabkan pencemaran lingkungan serta rusaknya
ekosistem laut, sehingga ikan-ikan tersebut akan mati dan hasil tangkapan nelayan
Dari berbagai macam uraian permasalahan kehidupan nelayan tadi, inti dari
Kebutuhan nelayan dibagi menjadi dua bagian, kebutuhan primer dan sekunder.
5
mempertahankan hidupnya. Sedangkan kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang
bisa dipenuhi ketika kebutuhan primernya sudah terpenuhi (Dewi Rosalia, 2016:1).
nelayan terbagi kedalam tiga bagian, pertama, kebutuhan akan alat transportasi
untuk melaut, seperti kapal penangkap ikan untuk nelayan yang sudah menjadi
armada perikanan dan sampan untuk nelayan tradisional. Untuk kapal penangkap
sampan hanya membutuhkan kayu sebagai bahan dasar untuk membuatnya dan
sudah ada sampan yang terbuat dari fiber. Kebutuhan kedua, kebutuhan akan alat
tangkap seperti alat pancing, jaring insang dan masih banyak lagi kebutuhan alat
tangkap lainnnya.
akses untuk permodalan bagi nelayan masih sangat kurang karena lokasi yang
terpencil dan jauh dari perkotaan. Pada saat nelayan membutuhkan modal, nelayan
tidak memiliki cara lain selain meminjam kepada rentenir demi meringankan beban
hidup mereka. Sampai saat ini Sebagian besar nelayan Indonesia masih terjebak
dalam pusaran rentenir dan seakan belum terlepas dari kemiskinan dan hutang.
Padahal bunga yang diberikan oleh rentenir bisa mencapai 20-40% melebihi
pendapatan mereka sehari-hari. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat data nelayan
miskin pada tahun 2013 mencapai 7,87 juta orang (Syafrini, 2014:67). Mereka
6
membutuhkan alternatif lain selain meminjam kepada rentenir, alternatif yang
justru tidak menambah beban hidup mereka menjadi lebih berat tetapi
meringankan.
Bank syariah hadir sebagai alternatif dan solusi kepada para nelayan untuk
bank syariah berupa pengajuan untuk modal usaha merupakan salah satu cara yang
bisa diambil oleh para nelayan demi meringankan biaya hidup dan memenuhi
kebutuhan mereka. Bank syariah bisa menjadi tempat bagi nelayan untuk
bagi hasil dan berbagi risiko dalam kegiatan pembiayaanya dan menggunakan
Mandiri Syariah adalah salah satu bank yang terlibat ke dalam program Kredit
pertanian, kelautan dan perikanan, kehutanan, dan industri kecil, dan 70% dari
Kemiskinan, 2014). Akan tetapi yang menjadi kendala adalah pada pembiayaannya.
Dari Produk pembiayaan yang ditawarkan bank syariah, salah satunya mungkin
bisa memenuhi kebutuhan para nelayan atau mungkin sebaliknya bisa saja
7
pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah ternyata tidak sesuai dengan
B. Rumusan Masalah
Jawa Barat adalah salah satu provinsi yang memiliki potensi sektor perikanan
cukup besar. Akan tetapi kontribusi yang diberikan sektor perikanan terhadap Jawa
Barat berbanding terbalik dengan kehidupan nelayan yang tidak bisa terlepas dari
kemiskinan dan pendapatan mereka yang cenderung tidak menentu. Disisi lain
yang besar, bank syariah hadir memberikan bantuan berupa modal pinjaman
meringankan biaya hidup para nelayan dan meningkatkan taraf hidupnya. Kondisi
kebutuhan nelayan atau mungkin bisa sebaliknya, pembiayaan yang diberikan tidak
sesuai dengan nelayan dan tidak dapat membantu mereka untuk meningkatkan taraf
Barat?
8
2. Produk Pembiayaan seperti apa yang sesuai untuk para nelayan di pesisir pantai
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah
untuk:
dapat memberikan solusi kepada para nelayan bahwa masih ada alternatif lain
yang bisa mereka ambil untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari, tanpa
mereka sehari-hari.
9
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
Memberikan referensi kepada para peneliti lain untuk dijadikan bahan penelitian
E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan ini berisi bab yang merupakan garis besar dan akan
BAB I PENDAHULUAN
sistematika penulisan.
populasi dan sampel, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Nelayan
1. Definisi Nelayan
kepada hasil laut. Melalui budidaya ikan ataupun dengan cara menangkap ikan.
nelayan. Bagi para nelayan laut merupakan peluang untuk mencari nafkah
penangkapan ikan.
12
e. Nelayan pemilik adalah nelayan yang memiliki kapal penangkap ikan yang
penangkapan ikan.
diartikan sebagai orang yang secara aktif melakukan operasi penangkapan ikan.
diantaranya:
2015:75).
terbagi kedalam dua kelompok, nelayan kecil dan nelayan tradisional. Nelayan
menggunakan kapal perikanan berukuran paling besar lima gross ton untuk
13
melaut. Batasan penggunaan kapal ini sudah tercantum dalam peraturan
kriteria dan pengelompokkan skala kecil, menengah dan besar dalam pungutan
daerah pesisir (Makruf, 2015:12). Jumlah awak kapal nelayan kecil sekitar 2-5
dibawah kapal nelayan besar dan jangkauan kapal yang tidak terlalu luas
(Iflakhah, 2016:10).
nelayan secara turun temurun menggunakan perahu kecil dan peralatan yang
14
khususnya untuk pemenuhan pangan bukan untuk dijadikan potensi usaha
(Rangkuti, 2013:186).
2. Karakteristik Nelayan
Jember misalnya, memiliki karakter yang tidak sama dengan nelayan pada
umumnya, karakter tersebut terbagi menjadi tiga aspek yaitu kondisi sosial,
budaya dan ekonomi. Kondisi sosial adalah seperti ikut berpartispasi dalam
alat tangkap pada kegiatan melaut. Dan yang terakhir adalah kondisi ekonomi
Kabupaten Batu Bara membagi karakter nelayan kedalam tiga bagian, pertama,
karakteristik pada demografi yang didasarkan usia, suku dan agama, kedua,
karakteristik pada alat tangkap yang dilihat dari jenis perahu, kapal dan alat tangkap
apa yang sering digunakan oleh kelompok nelayan, ketiga, adalah kondisi ekonomi
yang dilihat dari segi pendapatan nelayan setiap harinya (E. Wulandari, 2014:59-
60). Selain karakteristik yang dibagi kedalam beberapa bagian, salah satu
menjadi lima bagian, yaitu pada usia, tingkat pendapatan rumah tangga
15
nelayan, pengeluaran rumah tangga nelayan, tingkat pendidikan dan jumlah
tanggungan keluarga.
a. Usia Nelayan
masa lanjut usia ditentukan berdasarkan masa usia produktif dan dibedakan
laut lepas dan sepanjang pantai adalah usia diatas usia 50 tahun.
usaha lain (Ermayanti, 2014: 5-6). Nelayan lanjut usia masih termasuk ke
dalam jumlah yang cukup besar dan memiliki peranan yang penting dalam
Kepulauan Riau membagi batas usia nelayan dari usia 25 tahun yang paling
tahun termasuk kategori untuk nelayan sudah dimulai sejak usia tersebut
(Wahyuni, 2015:14-15).
16
b. Pendapatan Rumah Tangga Nelayan
nelayan bisa diperoleh dari kegiatan penangkapan ikan dan aktivitas diluar
produksi selama melaut dan menangkap ikan selama satu bulan dan
nelayan akan tetapi sebagai petani, pedagang dan buruh yang dinyatakan
17
bergantung kepada alat pancing sederhana saja, wilayah pancing mereka
pun hanya pada satu tempat saja dan itu berdampak pada pendapatan yang
tidak menentu. Oleh karena itu banyak nelayan di desa ini yang menjadi
menangkap ikan saja. Pekerjaan sampingan saat musim paceklik datang atau
(Oktaveasman, 2013:78-79).
dari anak istri dan usaha sampingan nelayan. Pendapatan utama nelayan
adalah diperoleh dari kegiatan perikanan dan hasil tangkapan ikan (Noprita,
18
2015:9-10). Total pendapatan nelayan yang paling terbesar adalah di
pengeluaran untuk rumah tinggal, pakaian, alas kaki dan tutup kepala
non pangan. Dan pengeluaran rumah tangga habis oleh kebutuhan pangan
yang persentasenya jauh lebih besar dari pengeluaran non pangan dan secara
19
tidak langsung memperlihatkan tingkat kesejahteraan yang rendah (M.Agam
Alpharesy, 2012:15).
bergantung kepada tiga musim, yang pertama musim tangkap ikan, kedua,
musim peralihan dan yang ketiga musim paceklik. Pendapatan mereka akan
lebih ditingkatkan lagi maka nelayan akan lebih pintar terutama dalam hal
Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja
pendidikan formal juga tidak beda jauh dengan minimnya pendidikan non-
(Tjitradjaja,2012:161-162).
20
Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting dalam penunjang
Pendidikan yang hanya sampai sekolah dasar juga dialami oleh nelayan di
tersebut karena mereka sudah terbiasa melaut sejak masih sekolah demi
2011:319).
2011:75-76).
karena dapat mempengaruhi pola konsumsi dan biaya hidup rumah tangga.
Jika jumlah anggota keluarga lebih banyak maka konsumsi akan semakin
21
tanggungan yang bervariasi dan berkisar 3-7 orang (Tamanampo, 2016:76).
terdiri dari ayah, ibu dan 3 orang anak, lebih besar ketimbang rata-rata
daripada keluarga yang bukan nelayan, akan tetapi jika dilihat dari segi
Pada tahun 2011, jumlah masyarakat nelayan miskin mencapai 7,87 juta
orang atau sebesar 26,2% dari total penduduk miskin di Indonesia (Bank
22
Indonesia, 2016 :1). Kondisi kemiskinan nelayan ini disebabkan oleh enam
pembangunan masyarakat.
2011:9).
Tahun 1964 oleh Pemerintah Pusat dan Daerah, sehingga muncul kesenjangan
selain melaut atau pekerjaan sampingan selain sebagai nelayan (Arifin, 2014:1).
. 4. Kebutuhan Nelayan
23
Kebutuhan nelayan untuk melaut adalah kebutuhan untuk pemeliharaan dan
perbaikan kapal, dan kebutuhan akan alat-alat untuk melaut lainnya seperti
minyak, es, dan kebutuhan akan alat tangkap jika alat-alat tersebut sudah
melaut setiap harinya kebutuhan akan solar, alat tangkap, kebutuhan untuk
hidup sehari-sehari seperti sandang, pangan dan papan. Kebutuhan nelayan yang
paling penting bagi nelayan. Terutama nelayan yang kapal tangkap yang besar.
Subsidi BBM terutama solar bagi nelayan harus tetap dipertahankan karena
2012:112).
saja, akan tetapi kebutuhan modal pun menjadi sangat penting akan tetapi
terjadi. Nelayan sangat membutuhkan modal yang tanpa agunan dan tidak
menambah beban hidup mereka, Modal usaha nelayan adalah aset dan peluang
2015:25).
Akan tetapi, biasanya para nelayan memilih meminjam uang kepada rentenir
24
nelayan di kawasan pesisir ini jauh lebih berkurang karena meminjam modal
Al-Wadiah adalah akad penitipan barang antara pihak yang mempunyai barang
atau uang antara pihak yang mempunyai barang atau uang dengan pihak yang
dititipkan. Dalam bentuk tabungan atas dasar akad wadiah berlaku persyaratan
a. Bank bertindak sebagai penerima dana titipan dan nasabah bertindak sebagai
penitip dana.
penggunaan produk giro atau tabungan atas dasar akad wadiah dalam bentuk
perjanjian tertulis.
f. Dana titipan dapat diambil setiap saat oleh nasabah (Anggraini, 2015:30-31).
2. Al-Mudharabah
25
Akad perjanjian antara pemilik modal dengan pihak yang memberikan modal.
dan pembagian hasil dibagi sesuai dengan perjanjian. Salah satu bank syariah
Tbk. Cabang Pekanbaru yang memberikan syarat dan ketentuan bagi nasabah
ketentuan :
g. Foto kopi NPWP bagi yang mengajukan diatas Rp. 100 juta.
3. Musyarakah
memberikan kontribusi dana terhadap suatu usaha dan keuntungan dibagi sesuai
dengan kesepakatan antara dua pihak tersebut. syarat sah dari pembiayaan
musyarakah adalah:
26
b. Legalitas usaha, seperti identitas diri, akta pendirian usaha, surat izin umum
c. Laporan keuangan, seperti neraca, laporan laba rugi, data persediaan terakhir,
4. Ijarah
Ijarah adalah akad sewa menyewa barang. Muajir adalah orang yang
kesepakatan. Setelah masa sewa barang selesai barang dikembalikan lagi kepada
c. Barang yang disewakan halal dan bukan barang yang dilarang atau tidak
memiliki manfaat .
d. Barang yang disewakan harus jelas agar tidak ada unsur gharar.
f. Sewa adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar oleh nasabah kepada
g. Pembayaran sewa boleh berbentuk jasa yang sesuai dengan obyek kontrak.
h. Ketentuan jangka waktu sewa dapat diwujudkan dalam kurun waktu, tempat
5. Qardh
27
Qardh adalah akad pinjam meminjam dari satu pihak ke pihak yang lain dan
berikut:
menyertakan foto Copy indentitas diri KTP suami istri, kartu keluarga, surat
yang diperlukan.
2015:73-74).
6. Rahn (Gadai)
Rahn adalah penyerahan barang atau harta sebagai jaminan atas seluruh hutang
(Amin, 2016:503-504). Aplikasi rahn atau gadai di bank syariah sendiri biasanya
di terapkan dalam produk gadai emas. BNI syariah cabang Surabaya dengan
syarat:
28
b. Ongkos dan biaya penyimpanan barang (marhun) ditanggung oleh penggadai.
nyata diperlukan.
7. Al- Muzara’ah
ditanami produk pertanian dengan imbalan bagian tertentu dari hasil panen.
d. Objek akad harus jelas pemanfaatan benihnya, pupuknya, dan obatnya seperti
2016:35-36).
8. Al- Musaqah
(Umam, 2013:33).
29
C. Pembiayaan pada sektor Pertanian dan Perikanan
Muzaraah menurut bahasa adalah bentuk kata yang mengikuti wazan (pola)
pemilik tanah dan penggarap tanah dengan kesepakatan bagi hasil yang
Akad muzara’ah berakhir ketika salah satu dari pihak yang melakukan
masa panen, maka dari itu penggarap wajib menyelesaikan tugasnya sampai
masa panen tiba. Ahli waris yang ditinggalkan tidak boleh ikut campur atau
melarang penggarap untuk bekerja. Jika penggarap yang meninggal, maka ahli
perjanjian telah berakhir. Terjadi bencana alam seperti banjir atau tanaman
pembayaran selesai dan hasil panen sudah dihitung. Pada kenyataanya masih ada
petani yang lebih memilih akad sewa menyewa (ijarah). Akad muzara’ah lebih
sulit diterapkan karena petani tersebut sudah terbiasa menggunakan akad ijarah
Pembiayaan pada sektor perikanan saat ini diberikan untuk pembelian kapal
nasabah dan melanjutkan akadnya kepada pihak pembuat barang. Akad ini harus
untuk pembiaayan rumah. Akad isthisna pararel bisa digunakan untuk usaha
biasa disebut dengan istilah down payment, sementara sisa pembayaran bisa
diangsur setelah barang selesai. Akad Istishna Pararel bisa diterapkan sebagai
salah satu solusi dari permasalahan nelayan yang terkait dengan terbatasnya
sarana dan kecilnya kapasitas kapal yang membuat hasil tangkapan ikan menjadi
Selain akad istishna pararel, akad musyarakah juga bisa dijadikan sebagai
pembiayaan bagi nelayan melalui kerjasama antara pemilik kapal dan nelayan.
banyak yang belum terlalu paham tentang pembiaayan yang berbasis syariah
Nelayan yang sudah memiliki kehidupan yang lebih baik biasanya menjadi
juragan kapal dan nelayan biasa menjadi anak buah kapal mereka bekerjasama
satu sama lain. Menurut ilmu Fiqih klasik kerjasama ini disebut Musyarakah.
Akad Musyarakah ini hanya untuk penyediaan kapal dan alat tangkap, meskipun
pemilik kapal ada yang bekerja sebagai nelayan,menyediakan modal dan pasar,
31
yang terakhir menentukan harga jual ikan sesuai harga yang diinginkan.
Perjanjian dilakukan secara lisan dan sesuai dengan adat yang berlaku.Jika
dilihat dari tinjauan hukum Islam pelaksanaan bagi hasil usaha yang dilakukan
oleh pemilik kapal dan buruh nelayan ini masih belum adil karena pembagian
hasil masih banyak diperoleh pemilik kapal dan cenderung mengeksploitasi para
Sistem kerjasama antara pemilik kapal dan nelayan bisa juga dilakukan
melalui sistem bagi hasil dengan akad mudharabah karena 100% modal
perjanjian antara nelayan dan pemilik kapal tidak bertentangan dengan hukum
Islam selama rukun dan syaratnya sudah terpenuhi, meskipun pada praktiknya
masih ada saja nelayan yang tidak menepati perjanjian sesuai dengan
D. Penelitian Terdahulu
kuantitatif dan dua variabel yatitu x dan y untuk menemukan korelasi dari
strata satu sampai tiga. Strata satu yang memiliki perahu dengan mesin besar,
strata dua yang memiliki perahu dengan mesin kecil dan strata tiga yang tidak
32
memiliki perahu mesin. Dari tiga tingkatan strata tersebut maka dari itu diambil
akad murabahah pada produk usaha kapal nelayan di kospin jasa syariah Tegal
satu variabel yaitu perhitungan margin. Hasil dari penelitian tersebut adalah,
mekanisme pembiayaan di Kospin jasa syariah untuk usaha kapal yaitu nasabah
membeli barang yang diperlukan atas permintaan kospin jasa syariah, namun
kuasa berisi barang-barang yang akan dibeli untuk membuat kapal sesuai dengan
akad jual beli yang dilakukan nasabah dengan pihak kospin. Pihak kospin lebih
33
4. Berdasarkan penelitian Indra (2013) dengan judul penelitian penerapan jual beli
istishna pada jual beli sampan di desa pangkalan kecamatan teluk meranti
sampel. Penentuan sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 15 orang sebagai
penelitian ini adalah, usaha jual beli sampan ini sudah dilakukan secara turun
tempat pembuatan sampan untuk memesan sampan yang dibutuhkan. Jual beli
dan peran istri nelayan dalam pendapatan keluarga nelayan di kota Pekalongan
pendapatan istri (I) sebagai variabel dependen dan umur (U) sebagai variabel
bekerja sebagai pedagang, buruh, dan wiraswasta. Istri nelayan bisa membantu
34
E. Kerangka pemikiran
Nelayan merupakan faktor penting bagi sektor perikanan di wilayah Jawa Barat
35
pembiayaan dengan beberapa produk pembiayaan yang sesuai untuk nelayan,
akan tetapi pembiayaan yang diberikan oleh Bank Syariah belum tentu sesuai
dengan nelayan. Untuk itu penulis membuat kerangka pemikiran sebagai berikut:
Kebutuhan
Nelayan
Produk pembiayaan
yang sesuai untuk
kebutuhan nelayan
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
tujuan dan kegunaan tertentu. Empat kata kunci yang perlu diperhatikan adalah,
cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Cara ilmiah adalah kegiatan yang
didasarkan pada ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional
dalam arti kegiatan penelitian tersebut dilakukan dengan cara yang masuk akal,
empiris dalam arti kegiatan penelitian dapat diamati oleh indera manusia, sistematis
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sampel adalah bagian dari populasi
tertentu yaitu:
37
a. Nelayan yang tidak memiliki pekerjaan sampingan selain sebagai nelayan,
orang nelayan.
tanggal 27 mei 207. Yang bertempat di wilayah pesisir pantai Pelabuhan Ratu
1. Data Primer
Data primer adalah sumber data utama yang dilakukan melalui proses
jawabanya sudah disediakan. Penulis juga bisa membawa alat bantu seperti alat
2. Data Sekunder
38
Data sekunder adalah sumber kedua yang diambil dari buku, ataupun jurnal
Teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling utama dalam penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui
teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang
yang pertanyaannya sudah dipersiapkan terlebih dahulu oleh peneliti. Selain dengan
1. Uji Validitas
Uji validitas adalah derajad ketepatan antara data yang terjadi pada objek
penelitian dengan data yang diperoleh peneliti. Uji validitas terbagi menjadi dua
bagian yaitu validitas internal dan eksternal. Validitas internal adalah derajad
merupakan derajad akurasi hasil penelitian dapat diterapkan atau tidak pada
2. Uji Reabilitas
39
Uji reabilitas merupakan konsintensi dan kestabilan data. Data yang diperoleh
dikatakan reliabel jika ada peneliti lain yang mengulangi penelitian yang sama.
Hasil penelitian tersebut akan sama karena datanya bersifat reliabel dan
konsisten.
3. Uji Objektivitas
satu data. Data dapat dinyatakan objektiv jika banyak mengatakan hal yang sama
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
analisis kebutuhan atau yang biasa disebut dengan analisis need assestment,
Analisis kebutuhan bisa juga disebut sebagai teknik dasar yang digunakan untuk
mengetahui perbedaan yang terjadi antara harapan dan keinginan akan suatu
yang berbeda, ada yang menggunakan metode survey, wawancara dan observasi
ataupun lembaga. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode yang
berdasarkan observasi yang akan dibuat dalam suatu bentuk laporan keuangan.
nelayan, yaitu:
40
Pendapatan nelayan biasanya diperoleh dari hasil menangkap ikan dan
dilakukan pada saat musim paceklik datang atau cuaca yang buruk. Pekerjaan
sampingan nelayan ini bisa jadi buruh tani atau pedagang. Pendekatan yang
b. Pendapatan yang dihasilkan dari pekerjaan lain sebagai nelayan, jika sedang
musim paceklik berakhir. Pekerjaan sampingan ini bisa sebagai buruh tani
sendiri. Untuk pengeluaran pangan pokok misalnya, meliputi sayur, buah dan
41
Jumlah tanggungan keluarga
kebutuhan hidupnya dan kebutuhan pada saat pergi melaut pemeliharaan untuk
alat tangkap dan transportasi melaut seperti solar, solar sangat dibutuhkan,
yang mereka dapatkan selama ini apakah didapatkan dari pinjaman rentenir
d. Menghitung setiap modal yang habis dikeluarkan untuk membeli solar dan
42
Pendekatan yang dilakukan dalam menganalisis produk pembiayaan dilakukan
pengajuan pembiayaan, pada akad musyarakah misalnya, dalam akad ini bank
mencakup kebutuhan primer dan sekunder yang dibagi kedalam tiga bagian,
berikut:
∑ Kebutuhan
c. Analisa Pendapatan
Menganalisis pendapatan yang dihasilkan selama ini lebih banyak dari hasil
43
datang. Analisis pendapatan ini dilakukan dengan cara menghitung pendapatan
Menganalisis semua produk yang ditawarkan oleh bank syariah bisa memenuhi
kebutuhan nelayan atau tidak dengan memilih salah satu dari produk
pembiayaan tersebut sudah sesuai atau belum bagi sektor perikanan. Analisis
adanya jaminan bagi nelayan yang akan mengajukan pinjaman maka akan
yang bisa mereka berikan selain rumah tinggal. Maka dari itu analisis
kesesuian antara produk dan kemampuan nelayan sangatlah penting agar tidak
e. Analisa Lanjut Untuk Desain Produk Yang Sesuai Dengan Kebutuhan Nelayan
Tujuan utama dari adanya analisis lanjut mengenai desain produk ini adalah
syariah sudah sesuai atau belum sesuai, jika belum sesuai maka akan dibuat
44
Costing), metode ini adalah metode yang dilakukan dengan cara menghitung
metode ini juga bisa diterapkan dalam perusahaan jasa dan pelayanan.
sebagai bentuk barang, sedangkan pada perusahaan jasa, hasilnya tidak dapat
didefinisikan. Metode ini bisa diterapkan dalam desain produk yang baru
pergi melaut, dalam sudut perbankan syariah hal ini terkait dengan
perhitungan.
seperti biaya membeli solar, membeli minyak dan es untuk menjaga ikan
3) Mengetismasikan biaya yang akan didapatkan dari hasil melaut pada bulan-
biaya ini adalah dengan membuat laporan Laba Rugi seperti pada sistem
4) Menghitung biaya untuk modal yang dibutuhkan untuk setiap kali pergi
45
sudut perbankan modal atau capital merupakan salah satu syarat yang
harus dipenuhi oleh calon nasabah sebagai bahan pertimbangan bagi bank
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
46
sebagai salah satu lokasi yang paling sering dikunjungi oleh wisatawan
terutama pada saat musim liburan tiba. Kabupaten Sukabumi sendiri adalah
salah satu daerah di jawa barat yang memiliki potensi sektor perikanan cukup
besar karena letaknya yang cukup strategis dan berbatasan langsung dengan
Pelabuhan Ratu merupakan pusat dari kegiatan perikanan tangkap yang ada
di wilayah Sukabumi Jawa Barat memiliki nilai produksi perikanan yang cukup
(PPN) pada tahun 1993, produksi perikanan terus mengalami naik turun,
seperti penurunan pada produksi perikanan yang dibagi kedalam beberapa jenis
alat tangkap penurunan ini terjadi pada tahun 2015. Berikut gambarannya:
Tabel 4.1
Produksi Perikanan Berdasarkan Alat Tangkap
menurunnya nilai produksi ini disebabkan oleh dua hal, yaitu karena faktor
indonesia,dampak ini bisa dirasakan langsung oleh para pengusaha ikan dengan
47
skala yang cukup besar, sedangkan untuk pengusaha ikan berskala kecil tidak
merasakan dampaknya langsung atau tidak memiliki pengaruh apapun. Jika ada
penurunan maka akan ada peningkatan, peningkatan ini terjadi pada alat
tangkap lain seperti produksi perikanan yang dihasilkan dari nelayan pancing
tonda dan pancing ulur karena kapal mereka yang memiliki ukuran lebih kecil
penggerak kapal.
Selain pada produksi perikanan yang cukup fluktuatif, Pelabuhan Ratu juga
menempati posisi ketiga setelah Jawa Timur dan Jawa Tengah, akan tetapi
nelayan yang berasal dari luar Jawa Barat masih jauh lebih banyak
Ratu itu sendiri, terutama nelayan kapal besar (longlen) hampir semua dari
nakhkoda sampai ke anak buah kapal (ABK) berasal dari luar Jawa Barat, ada
yang berasal dari Jawa Tengah, bahkan Sulawesi pun ada, itu semua karena
mereka memiliki keinginan yang kuat untuk pergi merantau. Sedangkan untuk
penduduk asli yang memang berasal dari Jawa Barat, mereka rata-rata memilih
bekerja di kapal tonda atau kapal yang berukuran lebih kecil, selain karena
waktu untuk melautnya hanya berkisar 6-10 hari mereka merasa bahwa
48
Meskipun nelayannya banyak berasal dari luar daerah, itu tidak merubah
yang mereka butuhkan jika sedang memasuki musim tangkap, dan akan dijual
Selain pada karakteristik sifat yang konsumtif dan asal mereka yang
a. Usia Nelayan
yang sudah dibahas di bab sebelumnya, usia produktif nelayan adalah usia
49
(Yampu, 2015:52). Untuk itu penulis menjadikan usia sebagai salah satu
dari nelayan yang paling usianya paling muda sampai dengan nelayan yang
Tabel 4.2
diagram 4.1
50
Kisaran Usia Nelayan
tahun, dengan usia paling muda yaitu 16 tahun dan usia lanjut 54 tahun,
meskipun sudah berusia lanjut akan tetapi usia ini masih bisa dikatakan usia
yang cukup produktif untuk seseorang yang memilih bekerja sebagai nelayan,
karena batasan usia bagi nelayan untuk melaut sampai dengan usia 64 tahun.
nelayan, karena dengan ilmu yang mereka peroleh selama di sekolah bisa
menjadi bekal untuk mereka kelak, terutama ilmu yang berkaitan dengan
nelayan yang ada diwilayah Pelabuhan Ratu paling rendah adalah hanya
51
hanya tamat sekolah dasar, sedangkan yang sekolah dasarnya tidak selesai
mencapai 12 orang, Jika pendidikan terendah yang para nelayan tempuh adalah
sekolah dasar, maka pendidikan tertinggi yang mereka tempuh adalah hanya
hanya ada tiga orang yang meneruskan sekolahnya sampai sekolah menengah
3 orang
12 orang
tidak tamat SD
15 orang tamat SD
tamat SMA
disebabkan oleh dua kemungkinan, Pertama, mereka sudah terbiasa dari kecil
ikut dengan orang tuanya melaut, dan yang Kedua, karena kurangnya biaya
kebutuhan keluarganya apalagi jika statusnya hanya seorang anak buah kapal
52
c. Jumlah tanggungan keluarga nelayan
pengeluaran suatu keluarga, jika dalam satu keluarga hanya terdiri dari satu
istri, dan dua orang anak dan dengan pendapatan atau gaji seorang ayah
yang tetap setiap bulannya, maka pola konsumsi dan pendapatan yang
jika yang ditanggung lebih dari dua orang, misalnya dalam satu keluarga
terdiri dari 5 orang, maka pendapatan dan pola konsumsinya harus jauh
gambarannya
53
Jumlah Tanggungan keluarga nelayan
kategori, ada nelayan kapal besar (longlen) dan ada nelayan kapal kecil
tangkapan melewati target yang harus dicapai maka akan diberi bonus
mereka tidak diberikan dengan sistem gaji, akan tetapi dengan upah
harian atau bagi hasil dengan juragan, karena untuk kapal kecil waktu
54
40.000/hari dan untuk hitungan perbulannya bisa mencapai 1-3 juta.
Berikut gambarannya:
besar (longlen) jauh lebih besar bila dibandingkan dengan nelayan kapal
meskipun jika dihitung dengan total selama satu bulan, cukup lebih besar
dari sekedar hitungan per-hari, tetap saja pendapatan sebesar itu belum
55
operasionalnya sudah dipenuhi oleh pemilik kapal, dari beras sampai
makanan kecil.
Pada dasarnya baik untuk nelayan kapal kecil maupun nelayan kapal
besar, pendapatan mereka sama, meskipun jika dilihat dari segi besar
atau kecilnya pendapatan lebih besar nelayan kapal besar, tetapi itu
para nelayan beserta ABK nya juga akan sama besar, bahkan bisa
juga berkurang.
besar pengeluaran mereka, akan tetapi ada salah seorang nelayan yang
56
mencukupi untuk semua kebutuhan rumah tangganya termasuk untuk
jajan anak.
Berbeda dengan nelayan kapal kecil (tonda) mereka merasa jika mereka harus
bekerja di nelayan kapal besar, atau menjadi armada kapal, dengan gaji
bulanan seperti itu rasanya masih terlalu kecil bagi mereka. mereka lebih
senang dengan upah harian yang jelas dan tidak suka berlama-lama dilaut.
Kualitas sumber daya manusianya pun sudah cukup banyak, sarana dan
pelabuhan perikanannya pun ada, hanya saja untuk lembaga sosial ekonomi
dan akses modal masih terbatas, karena koperasi yang ada di sekitar pelabuhan
kurang berjalan dengan baik, selain itu teknologi penangkapan masih terbatas,
karena masih ada beberapa yang menggunakan alat pancing tradisional dan
kapal atau perahu yang terbuat dari kayu bukan dari fiber.
57
mereka selama melaut, kebutuhan itu diantaranya adalah, kebutuhaan akan
solar, alat tangkap, dan kebutuhan untuk pemeliharaan alat untuk melaut.
Tabel 4.2
Kebutuhan logistik operasional Nelayan
yang dibutuhkan oleh nelayan, terutama pemilik kapal untuk setiap kali
solar,bbm,es dan solar yang dibutuhkan tidaklah sedikit jumlahnya, maka dari
itu modal yang dibutuhkan pun tidak sedikit, bisa sampai ratusan juta rupiah.
Hal ini terkait dengan beberapa analisis yang dilakukan melalui beberapa
58
tangga, analisis kebutuhan modal,dan pendekatan dalam analisis produk
pembiayaan.
Berikut gambarannya:
sampingan)
59
Rp.1.200.000=(Rp.400.000+Rp.50.000)
=Rp.450.000
= Rp.450.000
Rp.1.200.000
= Rp.3750.000
Berdasarkan dari hasil perhitungan diatas, pendapatan dari pekerjaan
pekerjaan sampingan ini biasanya menjadi pilihan terbaik pada saat musim
nelayan kapal besar, bernama bapak Renggo (45) yang menjadi pedagang
Jumlah tanggungan
= ∑ 1.500.000
60
6 orang
= 250.000
Jumlah tanggungan
= 200.000
5 orang
=
40.000
besar.
61
untuk biaya operasionalnya saja dan untuk setiap satu kali pergi melaut,
kebutuhan ini masih bisa terpenuhi dari hasil melaut selama beberapa
modal yang mereka dapatkan apakah hasil dari meminjam atau modal
sendiri, rata- rata mereka mengatakan bahwa itu modal sendiri, mereka
sehari-hari.berikut rinciannya:
1) Kapal Rp.2.000.000-,
62
3) Alat Rp.1.500.000,- +
Rp.6.500.000
Rp.8.500.000
1) Aspek keuangan merupakan salah satu syarat atau hal yang dilihat
oleh seorang analis pembiayaan pada bank syariah, karena aspek ini
63