ANAMNESA
MIGRAIN
No Pertanyaan Keterangan jawaban
.
1. Identitas Nama : Sari
Usia : 22 th
Pekerjaan : mahasiswa
Tinggal : Genuk
2. RPS( Sacred 7)
a. Keluhan Utama Nyeri Kepala dok
“Ada Keluhan apa bu?”
c. Onset
“Sejak kapan merasa sakit Sejak kemarin dok
bu?
d. Kronologi
“Kira-kira kenapa bisa kayak Pokoknya itu dok, saya sedang ada
gitu awalnya? Bisa deadline skripsi dok, ditambah lagi saya
diceritakan” sedang menstruasi hari pertama
ii. Kuantitas
Frekuensi, “sudah berapa “dalam sebulan ini sudah 3 kali”
kali nyeri seperti?”
Severity,“apakah
mengganggu aktivitas bu?”
“iya”
Durasi, “tiap serangan berapa
lama ya bu?” “dari siang sampek sore”
f. Faktor Perberat Peringan
“belum”
g. Keluhan Lain
3. RPD
“Dulu pernah sakit seperti ini? Pernah
“Ada alergi seperti coklat susu
atau keju dan makanan lain?”
4. RPK
“Keluarga di rumah ada yang Ada, ibu saya
sakit seperti ini?”
5. Sosek
“Tinggalnya di lingk. Bersih?” Iya
Pemeriksaan Fisik
1. KU dan TTV (DBN)
KU = komposmentis, tampak lemah
TTV = N
2. Nervus cranialis =
a. 1 🡪 aura dengan halusinasi pembau (kalo ada keluhan aja)
b. 2 🡪 mata kabur 🡪 aura halusinasi visual (Pemeriksaan mata untuk
STASE MATA, stase saraf ternyata tidak ada)
c. 3,4,6 🡪 kelemahan 🡪 gerak bola mata
d. 5 🡪 trigeminal
e. 11 🡪 nyeri TTH
3. Pemeriksaan motoric (n spinalis) 🡪1 = N
4. Pemriksaan sensorik 🡪 1 = N
5. Reflek Fisiologis Patologis kanan kir 🡪 = N
Pemeriksaan Penunjang
1. Neuroimaging (CT Scan)
- Sakit kepala terparah seumur hidup
- Terdapat pemeriksaan neurologik yg abnormal
- Progresif dan persisten
- Respon yang tidak adekuat terhadap terapi
2. Darah Rutin untuk nemuin penyebab lain menyerupai nyeri kepala migren
Diagnosis
1. Diagnosis Klinis : Cephalgia unilateral dextra
2. Diagnosis Topis : Vaskular Pericranial/ vasa epicranial
3. Diagnosis Etiologi : Migrain dengan aura
DD
1. Cluster
2. TTH
3. Arterious venous malformation
Terapi
R/Ergotamin tab 1 mg No. III
Respon buruk dengan NSAID
S.1.d.d tab 1 prn
Nyeri dengan intensitasi sedang-berat
Atau
R/Paracetamol tab 500 mg No. IX
s.3.d.d tab 1 prn
Edukasi
1. Sampaikan nama penyakit
2. Sampaikan penyebab dan pemicu
3. Menghindari Pemicu
4. Menghindanri stimulasi sensoris 🡪 tidur ditempat gelap sepi.
5. Berolahraga secara teratur
6. Berhenti merokok
7. Obat diberikan saat serangan
KASUS 2
Seorang wanita berusia 25 tahun bersama suaminya datang dengan keluhan
demam dan terasa kaku pada bagian leher
A. ANAMNESIS
Identitas diri
Nama : Tuti
Usia : 25 tahun
Tempat Tinggal : Genuk
Pekerjaan : Mahasiswa S2
Keluhan utama : Demam
Lokasi :-
Onset : Satu minggu yang lalu
Kronologis : Awal demam 1 minggu yang lalu, demam
semakin lama semakin tinggi
Keluhan penyerta : Terasa kaku di daerah leher, nyeri kepala,
muntah
Factor memperberat : Aktivitas
Factor memperingan : Istirahat
Kualitas : Demam semakin lama semakin tinggi
Kuantitas : Demam terus menerus
RPD : Dulu pernah sakit infeksi pada telinga
RPK : Tidak ada
RPS : Tidak ada
B. PF
- Px. Kaku kuduk (+)
o Kepala difleksikan sampai dagu menyentuh dada 🡪 (+) jika
terdapat tahanan
- Px. Kernig sign (+)
o Tungkai difleksikan 90O pada sendi panggul lalu
diekstensikan 45 O 🡪 (+) jika dirasakan pasien merasakan
nyeri/terdapat tahanan < 135 O atau fleksi dikontralateral
- Px. Brudzinski sign (+) (Neck, Cheek, Symphysis, Leg)
o Neck sign 🡪 Kepala difleksikan sampai menyentuh sternum
🡪 (+) jika muncul fleksi pada tungkai
o Cheek sign 🡪 Penekanan kepada kedua os. Zygomaticus 🡪
(+) jika muncul gerakan fleksi pada siku
o Symphysis sign 🡪 Penekanan pada suprasymphysis 🡪 (+)
jika muncul fleksi pada tungkai
o Leg sign 🡪Flexi tungkai pada sendi panggul 🡪 (+) flexi
tungkai kontralateral
C. PP
- Pungsi Lumbal.
D. DIAGNOSIS
- Dx. Topis: Selaput meningen (Meninges)
- Dx. Klinis: Kaku kuduk
- Dx. Etiologis: Meningitis bakteri
- DD:
o Encephalitis
o Septicaemia
o Malaria
E. TATALAKSANA
- Penicilin 20 – 24 jt U/hari IV
- Cephalosporin generasi III 🡪 Seftriakson iv 100 mg/kg/hari tiap 12
jam
- Vancomycin 1 gr tiap 8 jam (bisa ditambahkan)
KASUS 3
Seorang laki-laki berusia 41 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri
punggung bawah.
a) Lakukan anamnesis lengkap pada pasien tersebut!
b) Lakukan pemeriksaan fisik pada pasien tersebut!
c) Ajukan pemeriksaan penunjang dan mintalah hasil pada penguji
d) Sampaikan diagnosis dan diagnosis banding pasien tersebut kepada
penguji!
e) Sampaikan edukasi kepada pasien tersebut!
j. Onset
“Sejak kapan merasa sakit 4 bulan terakhir, penjalarannya yg
bu? seminggu yang lalu
k. Kronologi
“Kira-kira kenapa bisa kayak Habis pulang kerja tidur bangun2 sudah
gitu awalnya? Bisa
diceritakan” sakit dok
iv. Kuantitas
Frekuensi, “sudah berapa “terus menerus”
kali nyeri seperti?”
Severity,“apakah
mengganggu aktivitas bu?”
“Ya”
3. RPD
“Apakah sebelumnya pernah Tidak
seperti ini?”
“Apakah sebelumnya pernahh
Tidak
jatuh atau tidak?”
“Apakah bapak mempunyai
riwayat jatuh atau kecelakaan?” Tidak
“Apakah bapak pernah
mengalami batuk lama?”
Tidak
4. RPK
“Keluarga di rumah ada yang Engga
sakit seperti ini?”
5. Sosek
“Tinggalnya di lingk. Bersih?” Iya
Pemeriksaan fisik :
-KU
-TTV
-PEMERIKSAAN NYERI PINGGANG
- Inspeksi :
- lihat tulang vertebra terdapat lengkungan fisiologis atau tidak 🡪 YA,
NORMAL
- ada deformitas (lordosis, kifosis, scoliosis, kifosis fokal/ gibus) atau tidak
🡪 TIDAK
- Atrofi otot2 paravertebra 🡪 TIDAK
- Fasikulasi 🡪 TIDAK
- Spasme otot 🡪 TIDAK
- Palpasi :
- Palpasi (mulai dari bahu sampai bawah) otot2 paravertebra 🡪 nilai nyeri
dan kontraksi otot 🡪 NYERI PINGGANG KIRI
- Pasien diminta untuk menunjukan daerah yang paling nyeri 🡪 “DISINI
DOK (MENUNJUK PINGGANG KIRI) TRIGER POINT
- Palpasi proc spinosus 🡪 Kalo nyeri ada infeksi diskus
- ROM :
- Membungkuk nyeri
- Menengadah nyeri
- Miring kanan nyeri
- Miring kiri lebih enakan
- Gaya Jalan :
▪ Jalan biasa
▪ Jalan jinjit (menilai radix L5 S1) 🡪 NYERI
▪ Jalan dengan tumit (menilai radix L4 L5) 🡪 TIDAK
NYERI
▪ Berdiri dari jongkok (menilai radix L2-S1) 🡪
NYERI
- SENSORIS : bila ada kelainan tentukan batas shg tau dermatom shg tau
radix mata yg terganggu
● Nyeri
● Suhu
● Raba
● Getar
● Posisi
- PEMERIKSAAN KHUSUS :
- Pemeriksaan lasseque : flexi tungkai (+) = nyeri bokong, belakang
paha kiri, betis, bawah. Tulis derajat 🡪(+) LASSEQ 30 Derajat
- Pemeriksaan pattrick : tumit ke patella. (+)= nyeri panggul
- Pemeriksaan kontra Patrick : tungkai ke lateral. (+) = nyeri panggul
- Pemeriksaan valsava : (+)
- Pemeriksaan Nafziger : (+)
PEMERISAAN PENUNJANG
Lab :
- Darah rutin, kimia darah
- Px serologi, faktor genetic, tumor marker
Neurofisiologi :
- EMG : untuk mengetaahui kelumpuhan otot
- Needle EMG dan H-reflex
- Somatosensory evokes potensial
Radiologic :
- Foto polos vertebra lumbosacral proyeksi AP Lateral
- Mielografi, mielo-CT, CT-Scan, MRI
- Diskografi
DIAGNOSIS :
Diagnosis klinis : ischialgia
Diagnosis topis : L5-S1
Diagnosis etiologi : HNP
DD :
- Spondylitis TB
Terapi :
- NSID : Ibuprofen 400mg 3x sehari
- Muscle relaxan : Tinazidin 2 mg 1x sehari
Edukasi :
- Jangan mengkat akat beban berat
RUJUK
KASUS 4
Seorang laki-laki berusia 76 tahun datang dengan keluarganya keluhan lumpuh
pada muka dan ekstremitas
a. Lakukan anamnesis lengkap pada pasien tersebut!
b. Lakukan pemeriksaan fisik pada pasien tersebut!
c. Ajukan pemeriksaan penunjang dan mintalah hasil pada
penguji
d. Sampaikan diagnosis dan diagnosis banding pasien tersebut
kepada penguji!
e. Sampaikan edukasi kepada pasien tersebut!
q. Kronologi
“Kira-kira kenapa bisa Tadi malam ketidak saya hendak makan
kayak gitu awalnya? Bisa malam, tangan kanan saya tiba tiba tidak
diceritakan” bisa menggenggam centong nasi dan
lemah saya rasakan menjalar ke bagian
kaki kanan
r. Kualitas & Kuantitas
-
3. RPD
“Apakah sebelumnya pernah Tidak pernah
seperti ini?”
“apakah ada riwayat tekanan
Ada hipertensi
darah tinggi, gula darah tinggi,
atau kolesterol?”
“Obatnya rutin diminum apa
enggak?”
Tidak
“Apakah sebelumnya pernah
jatuh atau tidak?”
tidak
4. RPK
“Keluarga di rumah ada yang Enggak tahu
sakit seperti ini?”
5. Sosek
“Tinggalnya di lingk. Bersih?” Iya
Pemeriksaan fisik :
● keadaan umum 🡪 kesadaran : compos mentis (GCS 15)
● TTV
o Tekanan darah : 150/90
o Suhu : 36,7oC
o Nadi : 80 x / menit
o RR : 22 x / menit
● PF motoric (periksa yang SEHAT, lalu yang sakit)
o Kekuatan : 5/4/3/2/1/0
o Tonus otot
o Trofi
● PF sensoric (periksa yang SEHAT, lalu yang sakit) 🡪 pasien diminta
tutup mata
o Propriotaktil
▪ Taktil (Raba)
▪ Nyeri (jarum/tusuk gigi)
▪ Suhu (panas/dingin)
o Proprioseptif
▪ Posisi
▪ Tekanan dalam (menggunakan objek)
▪ Hantaran (menggunakan garpu tala)
● Pf reflek fisiologis dan patologi (periksa yang SEHAT, lalu yang sakit)
o Tangan
▪ bisep
o Kaki
▪ patella
● Pemeriksaan saraf kranialis (sesuai kasus)
o Pelo mendadak : n.12
o Perot mendadak : n.7
o Pandangan doble : n.3,4,6
o Nyeri di wajah : n.5
o Buta mendadak : n.2
Pemeriksaan Penunjang :
● Profil lipid
● Hematologi rutin
● Ct scan kepala
Diagnosis
Diagnosis Klinis : Hepiparesis dextra
Diagnosis topis : hemisfer serebri sinistra
Diagnosis etiologis : stroke non hemoragik
Terapi
5B
● Breath 🡪 O2 (Kanul 3 LPM)
● Blood 🡪 iv line
● Brain 🡪 neuroprotector (citicoline tab 1000 mg)
● Bowl 🡪 NGT
● Bladder 🡪 DC (cateter)
Edukasi
● Menjelaskan definisi stroke ke keluarga
● Kontrol kolesterol dan tekanan darah (makanan rendah garam)
● Menjelaskan untuk rujukan ke dokter spesialis saraf
c. Kronologi
“Kira-kira kenapa bisa Tadi malam saya tidur, pakek kipas
kayak gitu awalnya? Bisa angin langsung ke wajah saya, terus
diceritakan” bangun tidur sudah terasa baal dok
d. Kualitas & Kuantitas
-
3. RPD
“Apakah sebelumnya pernah Tidak pernah
seperti ini?”
“apakah ada riwayat tekanan
Tidak ada
darah tinggi, gula darah tinggi,
atau kolesterol?”
“Obatnya rutin diminum apa
enggak?”
Tidak
“Apakah sebelumnya pernah
jatuh atau tidak?”
“apakah dulu pernah terkena tidak
infeksi hsv tipe I?”
tidak
4. RPK
“Keluarga di rumah ada yang Enggak tahu
sakit seperti ini?”
5. Sosek
“Tinggalnya di lingk. Bersih?” Iya
Pemeriksaan fisik :
● keadaan umum 🡪 kesadaran : compos mentis (GCS 15)
● TTV
o Tekanan darah : 150/90
o Suhu : 36,7oC
o Nadi : 80 x / menit
o RR : 22 x / menit
● PF motoric (periksa yang SEHAT, lalu yang sakit)
o Kekuatan : 5/4/3/2/1/0
o Tonus otot
o Trofi
● PF sensoric (periksa yang SEHAT, lalu yang sakit) 🡪 pasien diminta
tutup mata
o Propriotaktil
▪ Taktil (Raba)
▪ Nyeri (jarum/tusuk gigi)
▪ Suhu (panas/dingin)
o Proprioseptif
▪ Posisi
▪ Tekanan dalam (menggunakan objek)
▪ Hantaran (menggunakan garpu tala)
● Pf reflek fisiologis dan patologi (periksa yang SEHAT, lalu yang sakit)
o Tangan
▪ Bisep
▪ Hofman (patologi)
o Kaki
▪ Patella
▪ Babinski (patologi)
● Pemeriksaan saraf kranialis (sesuai kasus)
o Pelo mendadak : n.12
o Perot mendadak : n.7
o Pandangan doble : n.3,4,6
o Nyeri di wajah : n.5
o Buta mendadak : n.2
Pemeriksaan Penunjang :
● Hematologi rutin
● Ct scan kepala
Diagnosis
Diagnosis Klinis : Paresis nervus facialis dextra perifer flaksid
Diagnosis topis : nervus 7 perifer
Diagnosis etiologis : bell palsy
Terapi
Edukasi
● Menjelaskan tentang bell pasly ke pasien
● Latihan gerak gerak an muka, senyum, di depan cermin
● Kontrol kembali ke dokter
● Menjelaskan cara untuk menghindari terkena bell palsy