URF
Di susun oleh :
1. Urf shahih
Urf shahih harus dipelihara oleh seseorang mujtahid
dalam menetapkan hukum-hukum dan oleh seorang hakim
dalam memutuskan perkara, karena apa yang telah
dibiasakan dan dijalankan oleh orang banyak menjadi
kebutuhan dan menjadi muslahat yang diperlukannya.
Selama kebiasaan tersebut tidak berlawanan dengan syari’at,
harus dipeliharanya. Syari’at itu sendiri memelihara adat
kebiasaan orang Arab yang baik dalam menetapkan hukum.
Didalam sebuah kata bijak dikenal istilah :
Artinya :
Yang dikenal menurut kebiasaan seperti halnya ditetapkan
dalam syarat dan yang ditetapkan menurut syarat seperti
ditetapkan menurut nash.
2. Urf fasidal
Urf fasidal harus diperhatikan karena memeliharanya
berarti menentang dalil syara’ atau membatalkan hukum
syara’ oleh karena itu apabila seseorang membiasakan
mengadakan perikatan-perikatan yang fasid seperti
perikatan yang mengundang riba atau mengundang unsur
penipuan maka unsur tersebut tidak mempunyai pengaruh
dalam menghalalkan perikatan tersebut, hanya saja
perikatan ini dapat ditinjau dari segi darurat dengan
demikian dibolehkan mengerjakan perbuatan demikian itu
dengan alasan darurat bukan karena sudah biasa dilakukan
orang banyak.
Berdasarkan hasil seleksi tersebut urf dapat di bagi
kedalam 4 macam yaitu :
1. Urf yang lama secara substansial dan dalam hal
pelaksanaannya mengandumg unsur kemaslahatan
2. Urf lama yang pada prinsipnya secara substansial
mngandung unsur muslahat, namun dalam
pelaksanaanya tidak dianggap baik oleh Islam
3. Urf lama yang pada prisip dan pelaksanaanya
mengandung unsur merusak
4. Urf yang telah berlangsung lama diterima oleh orang
banyak karena tidak mengandung unsur merusak dan
tidak bertentangan dengan dalil-dalil syara’ yang
datang kemudian, namun secara jelas belum terserap
ke dalam syara’ baik secara langsung maupun tidak
langsung.