Anda di halaman 1dari 6

A.

Perkembangan Teori Atom

Pernakah kalian mengamati gula pasir atau garam dapur yang dihaluskan? Butiran – butiran gula
pasir atau garam dapur yang terbentuk apakah masih memiliki sifat gula atau garam dapur ?
Tentunya butiran – butiran tersebut masih memiliki sifat zat asalnya. Coba kalian perhatikan
proses pelarutan gula pasir pada gambar dibawah ini ! Setiap materi,misalnya gula pasir jika
ditumbuk sampai halus maka sifat butir-butir yang terkecil sekalipun masih serupa dengan sifat
gula pasir semula, hanya ukurannya saja yang berubah. Apabila proses pemecahannya diteruskan
hasilnya tetap masih mempunyai sifat-sifat gula pasir. Bahkan ketika dimasukkan dalam airpun
rasa manis gula pasir masih bisa dirasakan.

Butir – butir gula pasir yang terkecil ini pada awalnya dinamakan dengan partikel. Dengan
demikian,setiap materi gula pasir yang kita kenal terdiri atas kumpulan partikel gula pasir yang
jumlahnya banyak sekali. Setiap materi bukan merupakan satu kesatuan,tetapi merupakan
kumpulan dari partikel – partikel yang sangat banyak. Oleh karena partikel – partikel itu terdiri
atas satu kesatuan maka berarti setiap materi terdiri atas bagian – bagian yang diskontinu
(terputus – putus). Pemikiran ini mendasari pengertian tentang atom yang telah mengalami
perkembangan cukup lama.
Pada beberapa abad sebelum masehi, filsuf-filsuf Yunani, di antaranya Leucippus dan
Democritus berpendapat bahwa semua materi terdiri dari partikel-partikel kecil yang tak terbagi.
Democritus menyatakan bahwa jika suatu materi dibagi menjadi bagian yang lebih kecil
kemudian terus dibagi lagi maka akan sampai pada suatu saat di mana didapat bagian yang
sangat kecil yang tidak dapat dihancurkan atau dibagi lagi yang disebut atom (‘atomos’ dalam
bahasa Yunani yang artinya ‘tak terbagi’).
Namun, pemikiran filosofis tersebut tidak begitu diterima pada saat itu hingga pada awal abad
ke-18, John Dalton merumuskan teori atom yang berhasil menjelaskan hukum-hukum dasar
kimia – hukum kekekalan massa, hukum perbandingan tetap, dan hukum kelipatan
perbandingan.

1. Teori Atom Dalton


Teori atom Dalton menyatakan bahwa:
1. Setiap unsur tersusun dari partikel yang sangat teramat kecil yang
disebut atom.
2. Semua atom dari satu unsur yang sama adalah identik, namun atom
unsur satu berbeda dengan atom unsur-unsur lainnya.
3. Atom dari satu unsur tidak dapat diubah menjadi atom dari unsur lain
melalui reaksi kimia; atom tidak dapat diciptakan ataupun
dimusnahkan dalam reaksi kimia.
4. Senyawa terbentuk dari kombinasi atom-atom dari unsur-unsur yang
berbeda dengan rasio atom yang spesifik.
Teori atom Dalton ini memberikan gambaran model atom seperti model bola pejal atau
model bola billiard.

Namun sayangnya, teori Dalton tidak dapat menjelaskan bagaimana atom sebagai bola
pejal dapat menghantarkan arus listrik. Padahal, listrik adalah elektron yang bergerak. Ia
tak sempat membuktikan partikel lain yang menghantarkan arus listrik. Secara garis
besarnya Teori Dalton memiliki kelemahan antara lain: • Masih ada partikel sub atomik
yang menyusun atom (proton, neutron, elektron) • Atom atom dari unsur yang sama dapat
mempunyai massa yang berbeda • Tidak mengenal muatan/ sifat listrik materi sehingga
tidak bisa menjelaskan bagaimana cara atom dapat berikatan • Beberapa unsur tidak
terdiri dari atom-atom melainkan molekul, seperti molekul unsur terbentuk dari atom
sejenis dengan jumlah tertentu.

2. Teori Atom J.J. Thomson


Pada tahun 1897, J.J. Thomson melakukan eksperimen dengan sinar katoda. Eksperimen
tersebut menunjukkan bahwa sinar katoda terdefleksi (terbelokkan) oleh medan magnet
maupun medan listrik. Hal ini menunjukkan bahwa sinar katoda merupakan radiasi
partikel yang bermuatan listrik. Pada eksperimen dengan medan listrik, sinar katoda
terbelokkan menuju ke arah kutub bermuatan positif. Hal ini menunjukkan bahwa sinar
katoda merupakan radiasi partikel bermuatan negatif. Selanjutnya, partikel sinar katoda
ini disebut sebagai elektron. Penemuan elektron ini kemudian mengacu pada kesimpulan
bahwa di dalam atom terdapat elektron yang bermuatan negatif. Menurut model atom
Thomson, elektron bermuatan negatif tersebar dalam bola bermuatan positif seperti
model roti kismis, di mana kismis-kismis adalah elektron-elektron, dan roti adalah bola
bermuatan positif.
Namun sayangnya teori atom Thomson juga memiliki kekurangan, yaitu
• tidak adanya lintasan elektron dan tingkat energi.
• tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam atom.

3. Teori Atom Rutherford


Pada tahun 1911, Ernest Rutherford melakukan eksperimen menembakkan partikel α
(partikel bermuatan positif ) pada lempeng emas tipis. Ia menemukan bahwa sebagian
besar partikel-partikel α tersebut menembus melewati lempeng emas, namun ada
sebagian yang mengalami pembelokan bahkan terpantulkan. Hal ini mengacu pada
kesimpulan model atom Rutherford: model inti, di mana dalam atom yang sebagian besar
merupakan ruang kosong terdapat inti yang padat pejal dan masif bermuatan positif yang
disebut sebagai inti atom; dan elektron-elektron bermuatan negatif yang mengitari inti
atom.

mengenalkan konsep lintasan atau kedudukan elektron yang kelak disebut dengan kulit
atom. Namun model atom Rutherford tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak
jatuh ke dalam inti atom.
4. Teori Atom Bohr
Niels Bohr, ahli fisika dari Denmark adalah ilmuwan pertama yang mengembangkan
teori struktur atom pada 1913. Teori tentang sifat atom yang didapat dari pengamatan
Bohr:
• Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron yang
bermuatan negatif di dalam suatu lintasan.
• Elektron bisa berpindah dari satu lintasan ke lintasan yang lain dengan menyerap atau
memancarkan energi sehingge energi elektron atom itu tidak akan berkurang
• Jika berpindah ke lintasan yang lebih tinggi, elektron akan menyerap energi.
• Jika berpindah ke lintasan yang lebih rendah, elektron akan memancarkan energi.
Kedudukan elektron-elektron pada tingkat-tingkat energi tertentu yang disebut kulit-kulit
elektron.

menunjukkan bahwa atom terdiri dari beberapa kulit. Kulit ini adalah tempat berpindahnya
elektron. Kesimpulan yang diperoleh adalah selama elektronelektron berada di lintasan
energinya relatif tetap. Elektron-elektron yang berputar mengelilingi inti atom berada pada
lintasan atau tingkat energi tertentu yang kemudian dikenal dengan sebutan kulit atom. Dasar
inilah yang digunakan untuk menentukan konfigurasi elektron suatu atom.Namun model atom
Bohr memiliki Kelemahan,yaitu :

• Adanya radius dan orbit. Ini tidak sesuai dengan Prinsip Ketidakpastian Heisenberg yang
menyatakan radius tidak bisa ada bersamaan dengan orbit.

• Selain itu, model atom Bohr juga tidak menjelaskan Efek Zeeman. Efek Zeeman adalah ketika
garis spektrum terbagi karena adanya medan magnet
5. Teori Atom Mekanika Kuantum
Pada tahun 1924, Louis de Broglie menyatakan hipotesis dualisme partikel-gelombang
semua materi dapat memiliki sifat seperti gelombang. Elektron memiliki sifat seperti
partikel dan juga sifat seperti gelombang. Pada tahun 1926, Erwin Schrödinger
merumuskan persamaan matematis yang kini disebut persamaan gelombang Schrödinger,
yang memperhitungkan sifat seperti partikel dan seperti gelombang dari elektron. Pada
tahun 1927, Werner Heisenberg mengajukan asas ketidakpastian Heisenberg yang
menyatakan bahwa posisi elektron tidak dapat ditentukan secara pasti, namun hanya
dapat ditentukan peluang posisinya. Teori-teori (dualisme partikel gelombang, asas
ketidakpastian Heisenberg, dan persamaan Schrödinger) ini kemudian menjadi dasar dari
teori atom mekanika kuantum. Penyelesaian persamaan Schrödinger menghasilkan fungsi
gelombang yang disebut orbital. Orbital biasanya digambarkan seperti awan elektron, di
mana kerapatan awan tersebut menunjukkan peluang posisi elektron. Semakin rapat awan
elektron maka semakin tinggi peluang elektron, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu,
model atom mekanika kuantum disebut juga model awan elektron.
Sebelumnya, pada tahun 1919, Rutherford berhasil menemukan partikel bermuatan
positif, yang disebut proton, dari eksperimen penembakkan partikel α pada atom nitrogen
di udara. Lalu, pada tahun 1932, James Chadwick menemukan partikel netral, yang
disebut neutron, dari eksperimen bombardir partikel α pada berbagai unsur. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam model awan elektron, awan elektron terdiri
dari elektron-elektron bermuatan negatif yang bergerak sangat cepat mengelilingi inti
atom yang tersusun dariproton yang bermuatan positif dan neutron yang tak bermuatan.

Rangkuman

Secara singkat Perkembangan model atom dapat dituliskan sebagai berikut:

1. Dalton menyarankan bahwa atom adalah bagian terkecil dari materi yang tidak bisa
dibagi-bagi lagi.
2. Thomson menyatakan bahwa atom adalah partikel positif dengan elektron yang
tersebar di dalamnya.

3. Rutherford menyatakan bahwa atom terdiri dari inti atom yang bermuatan positif dan
dikelilingi elektron yang bermuatan negatif.

4. Neils Bohr menyarankan bahwa elektron yang berputar mengelilingi atom berada
pada lintasan atau tingkat energi tertentu.

5. Mekanika Kuantum menemukan daerah kebolehjadian ditemukannya elektron yang


dinamakan dengan orbital

Anda mungkin juga menyukai