Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ASAS ASAS UMUM ADMINISTRASI NEGARA YANG BAIK


Disusun untuk memenuhi tugas kelompok

Mata Kuliah :Hukum Administrasi Negara

Dosen Pengampun:Rizki Syafril, SHI,M.Si

Oleh:

1. Rika Lestari (20042040)


2. Fahren Al Fayed (20242204)
3. Siti Wahyuni (20042045)
4. Dendi Putra (20042198)

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI NEGARA

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur mari kita ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
‘ASAS ASAS MANAJEMEN ADMINISTRASI NEGARA “ sholawat dan salam tak
bosan bosannya kita kita kirimkan kepada arwah junjungan kita yakninya nabi besar
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan sampai kealam yg berilmu
pengetahuan.

Saya sebagai penulis saya menyadari begitu banyak kekurangan dan kesalahan dalam
pembuatan makalah ini .dan saya sangat mengaharpkan kritik dan saran dalam pembuatan
makalah ini agar dapat memperbaiki dan meyempurnakan pembuatan makalah ini.

Oleh karena itu saya ingin meyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yg
telah mendukung saya dalam pembuatan makalah ini :

1. Kepada ALLAH SWT atas nikmat yang luar biasa yang telah di berikan kepada saya
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini .
2. Kepada bapak Rizky Syafril ,SHI.M,Si selaku dosen pengampun
3. Dan kepada seluruh teman teman anggota kelompok yang telah ikut berpartisipasa
dalam mengerjakan tugas ini

Hanya untaian do’a yang dapat kami panjatkan semoga amal baiknya di terima oleh Allah
SWT. Dan menjadi amal saleh yang senantiasa mengalir keharibaan penguasa alam semesta.

Akhirnya kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh sekali dari kesempurnaan,
oleh karena itu kritik dan saran yang mampu membangkitkan jiwa kami, sangat diharapkan.
Mudah-mudahan skripsi ini mamapu memberi manfaat serta menunjang ilmu pengetahuan
bagi penullis khususnya dan bagi para generasi yang akan datang. Serta senantiasa mendapat
ridho-Nya. Amin.
ABSTRAK

Asas-asas umum pemerintahan yang baik (selanjutnya disebut AAUPB) lahir dari
praktik penyelenggaraan negara dan pemerintahan sehingga bukan produk formal suatu
lembaga negara seperti undang-undang. Asas-asas umum pemerintahan yang baik dapat
dipahami sebagai asas-asas umum yang dijadikan sebagai dasar dan tata cara dalam
penyelenggaraan pemerintahan yang layak, yang dengan cara demikian penyelenggaraan
pemerintahan itu menjadi baik,sopan,adil,dan terhormat, bebas dari kezaliman,
pelanggaranperaturan, tindakan penyalahgunaan wewenang dan tindakan sewenang-
wenang.Sejarah perkembangan AUPB di

Adminitrative Law & Governance Journal. Volume 2 Issue 3, August2019 ISSN.


2621 –2781 OnlineAdministrative Law & Governance Journal.Volume 2Issue3,
August2019542Indonesia dapat dilihat dari perkembangan prinsip AUPB dalam
berbagai peraturan perundang-undangan, praktik penerapan AUPB dalam putusan
pengadilan atauyurisprudensi serta doktrin. Perkembangan pengaturan prinsip AUPB
menemukan momentumnya yang semakin kuat, tatkala UU Administrasi Pemerintahan
disahkan pada tahun 2014.Sebagai akibat dari dianutnya konsepsi welfare state maka
negara memiliki kewajiban untuk memenuhi kesejahteraan masyarakat salah satunya
melalui pelayanan publik. Dengan adanya AAUPB diharapkan pemerintah sebagai
pemberi pelayanan publik dapat menerima AAUPB sebagai norma hukum yang
harus dijadikan dasar oleh penyelenggara pelayanan publik dalam menjalankan
kewenangannya, sekaligus sarana bagi warga negara untuk menggugat penyelenggara
pelayanan publik yang menyimpan.
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
ABSTRAK.................................................................................................................................3
DAFTAR ISI..............................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................5
A. Latar Belakang.............................................................................................................5
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................6
C. Tujuan masalah............................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................6
A. Diskreasi Administrasi dan Penyalahgunaanya...........................................................6
B. SEJARAH KELAHIRAN ASAS ASAS UMUM ADMINISTRASI NEGARA........8
C. Azaz azas management umum adm negara.....................................................................11
BAB III PENUTUP..................................................................................................................13
A. KESIMPULAN.........................................................................................................14
B. KRITIK DAN SARAN.............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem penyelenggaraan pemerintahan negara merupakan unsur penting dalam
suatu negara. Oleh karena itu, maka tidak berlebihan apabila salah satu faktor penentu
krisis nasional dan berbagai persoalan yang melanda bangsa Indonesia bersumber dari
kelemahan di bidang manajemen pemerintahan, terutama birokrasi, yang tidak lagi
mengindahkan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.
Asas - asas umum pemerintahan yang baik (Algemene Behoorlijk Van
Bestuur/General Principle Of Good Administration) merupakan jembatan antara norma
hukum dan norma etika. Asas - asas tersebut ada yang tertulis dan tidak tertulis. Asas ini
sebagai perwujudan pemerintahan yang baik, baik dari sistem dan pelaksanaan
pemerintahan. Pada dasarnya dengan adanya kewenangan bagi administrasi negara untuk
bertindak secara bebas dalam melaksanakan tugas-tugasnya maka ada kemungkinan
bahwa administrasi negara melakukan perbuatan yang menyimpang dari peraturan –
peraturan yang berlaku sehingga dapat merugikan masyarakat luas.

Di dalam UU RI No. 28 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih


dan bebas dari KKN Pasal 1 (6) yaitu Asas umum pemerintah, Asas Umum Pemerintahan
Negara yang Baik adalah asas yang menjunjung tinggi norma kesusilaan, kepatutan, dan
norma hukum, untuk mewujudkan Penyelenggara Negara yang bersih dan bebas dari
korupsi, kolusi, dan nepotisme.

B. Rumusan Masalah
1. Apasaja administratif dan penyalahgunaan asas asas administrasi Negara
2. Sejarah kelahiran asas asas umum administrasi Negara yang baik
3. Apa saja arti penting asas asas umum administrasi Negara

C. Tujuan masalah
1. Menjelaskan asas asas administrasi Negara yg baik
2. Menjelaskan kelahiran asas asas umum administrasi Negara yang baik
3. Menjelelaskan arti penting asas asas umum administrasi Negara yang baik
BAB II
PEMBAHASAN

A. Diskreasi Administrasi dan Penyalahgunaanya


Diskresi Administrasi dan Penyalahgunaannya Menurut Kamus Hukum, Diskresi
berarti kebebasan mengambil keputusan dalam setiap situasi yang dihadapi menurut
pendapatnya sendiri. Sedangkan menurut Rancangan Undang-Undang Administrasi
Pemerintahan Draft bulan Juli 2008 didalam pasal 6 mengartikan diskresi sebagai wewenang
badan atau pejabat pemerintahan dan atau badan hukum lainnya yang
memungkinkan untuk melakukan pilihan dalam mengambil tindakan hukum dan atau
tindakan faktual dalam administrasi pemerintahan.

Dalam undang-undang pengertian diskresi berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka


9 Undang-Undang No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, adalah
keputusan atau tindakan yang ditetapkan atau dilakukan oleh Pejabat Pemerintahan untuk
mengatasi persoalan konkret yang dihadapi dalam penyelenggaraan pemerintahan dalam hal
peraturan perundang-undangan yang memberikan pilihan, tidak mengatur, tidak lengkap atau
tidak jelas, dan atau adanya stagnasi pemerintahan.

Dalam pelaksanaannya diskresi merupakan salah satu hak pejabat administrasi negara
dalam menjalankan tugas, tetapi pelaksanaan tugas melalui diskresi tersebut hanya dapat
dilakukan oleh pejabat yang berwenang.Menurut UUNo. 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan, Diskresi hanya dapat dilakukan oleh Pejabat Pemerintahan
yang berwenang, dengan tujuan untuk:

1. Melancarkan penyelenggaraan pemerintahan


2. Mengisi kekosongan hokum
3. Mengatasi stagnasi pemerintahan dalam keadaan tertentu guna kemanfaatan
dan kepentinganumum.

Adapun penggunaan Diskresi yang berpotensi mengubah alokasi anggaran wajib


memperoleh persetujuan dari Atasan Pejabat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Persetujuan dimaksud dilakukan apabila penggunaan Diskresi
menimbulkan akibat hukum yang berpotensi membebani keuangan negara.Sementara pada
hakikatnya kewenangan diskresi diberikan kepada pejabat pemerintahan sebagai
pelengkap dari aturan perundang-undangan. Karena pada prinsipnya peraturan
perundang-undangan tidak dapat mengikuti perkembangan dinamika dimasyarakat
sehingga diperlukan kemerdekaan bagi pejabat pemerintahan untuk mengeluarkan
keputusan secara cepat sesuai dengan persoalan yang dihadapi. Karena tidak mungkin
seorang pejabat pemerintahan tidak melakukan sesuatu dengan alasan menunggu sampai
dibuatnya suatu aturan atau menunggu suatu aturan yang baru (Rechtsvacuum).Namun
dengan adanya deskresi, mengakibatkan adanyapejabat yang melakukan perbuatan
menyalahgunakan wewenang, hal tersebut terjadi apabila seseorang memiliki kewenangan
berdasarkan ketentuan atau kebiasaan umum yang berlaku yang melekat pada suatu
kedudukan atau jabatan yang dipangkunya digunakan secara salah, menyimpang dan
bertentangan dengan maksud dan tujuan dari diberikannya kewenangan dari kedudukan atau
jabatan tersebut.

Penyalahgunaan wewenang (detournement de pouvoir) menurut Philipus M


Hadjon adalah penggunaan wewenang tidak sebagaimana mestinya. Dalam hal ini
pejabat menggunakan wewenangnya untuk tujuan lain yang menyimpang dari tujuan
yang telah diberikan kepada wewenang itu. Sedangkan, Jean Rivero dan Waline
mengartikan penyalahgunaan wewenang dalam hukum administrasi diartikan menjadi 3 (tiga)
bentuk yaitu :

a. Penyalahgunaan wewenang untuk melakukan tindakan-tindakan yang


bertentangan dengan kepentingan umum untuk menguntungkan kepentingan
pribadi, kelompok atau golongan.
b. Penyalahgunaan wewenang dalam arti tindakan penjabat tersebut adalah
benar diajukan untuk kepentingan umum, tetapi menyimpang dari tujuan apa
kewenangan tersebut diberikan oleh undang-undang atau peraturan-peraturan
lainnya.
c. Penyalahgunaan wewenang dalam arti penyalahgunaan prosedur yang
seharusnya dipergunakan untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi telah
menggunakan prosedur lain

Dalam Undang-Undang Administrasi Pemerintahan UUAP pasal 17 dan 18


mengkategorikan bentuk penyalahgunaan wewenang yaitu:

Melampaui wewenang, jika keputusan dan/atau tindakan yang dilakukan melampaui


masa jabatan atau batas waktu berlakunya wewenang, melampaui batas wilayah
berlakunya wewenang dan/atau bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan ,Mencampuradukan wewenang, jika keputusan dan/atau tindakan yang
dilakukan diluar cakupan bidang atau materi wewenang yang diberikan dan/atau
bertentangan dengan tujuan wewenang yang diberikan bertindak sewenang-wenang, jika
keputusan dan/atau tindakan yang dilakukan tanpa dasar kewenangan bertentangan dengan
putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.Melampaui masa jabatan atau batas waktu
berlakunya wewenange) Melampaui batas wilayah berlakunya wewenang Bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Diluar cakupan bidang atau materi
wewenang yang diberikanh) Bertentangan dengan tujuan wewenang yang diberikan

B.Sejarah Kelahiran Asas Asas Umum Administrasi Negara

Sejarah perkembangan asas asas umum manajemen administrasi Negara berhubungan


erat dengan perkembangan asas asas umum pemerintahan yang baik di belanda. Istilah asas
asas umum pemerintahan yang baik di Indonesia juga mulai muncul setelah diperkenalkan
oleh ahli-ahli Hukum Administrasi Negara Belanda. Di samping itu memang Indonesia
merupakan bekas koloni Belanda sehingga hukum hukum di Indonesia banyak yang
merupakan konkondansi dari hukum-hukum Belanda. Untuk itu mengawali bagian ini maka
akan dibahas terlebih dahulu sejarah perkembangan asas asas umum pemerintahan yang baik
di Negers Belanda

Di Negara Belanda, penerapan prinsip asas-asas umum pemerintahan yang baik, pada
awalnya dipengaruhi oleh implementni konsep sefire saute (negars kesejahteraan). Konsep ini
menempatkan penyelenggara pemerintahan negara sebagai pihak yang bertanggung jawab
terhadap tercapainya kesejahteraan warga negara dan warga masyarakat. Di dalam
mewujudkan konsep welfare

state pemerintah diberi wewenang yang luas untuk melakukan campur tangan dalam
segala urusan kehidupan warga negara dan masyarakat. Wewenang untuk mencampuri segala
urusan warga negara ini tidak hanya bersumber dari peraturan perundang-undangan, Akan
tetapi dalam keadaan tertentu yang menderak pemerintah dapat menggunakan wewenang
bebas (aukres). Perwujudan konsep negara kesejahteraan ini pada akhirnya menimbulkan
kontradiksi. Hal ini dikarenakan dalam negara yang menganut faham kesejahteraan
menghendaki setiap tindakan alat administrasi negara atau alat tata usaha negara, pejabat
negara atau pejabat pemerintah harus berdasarkan atas hukum. Di samping itu dalam waktu
yang sama alat administrasi negara ini diserahi peran, tugu dan tanggung jawab yang luas dan
kompleks untuk mewujudkan kesejahteraan warga negara dan masyarakat.

Sebetulnya konsep mengenai asas-asas umum pemerintahan yang baik, baru muncul
pada awal abad ke-20 sebagai akibar dari munculnya konsep rechaz dan zie rule of law. Pada
awal abad tersebut suasana pada banyak negara diwarnai oleh gagasan yang menyatakan
bahwa negara tidak boleh melakukan campur tangan dalam urusan kehidupan warga negara.
Negara hanya diperbolehkan melakukan campur tangan dalam urusan ketertiban, keamanan,
dan hubungan luar negeri. Gagasan ini dikenal dengan tipe negara penjaga malam atau negara
hukum formal, negara hukum dalam arti sempit dan sering disebut dengan istilah
nachwachterstat. Konsep negara penjaga malam ini lahir dan berkembang bersamaan dengan
berkembangnya faham ekonomi liberal. Pada akhirnya faham ekonomi liberal ini kemudian
memunculkan krisis ekonomi yang mencapai puncaknya pada tahun 1934 dan melumpuhkan
perekonomian sebagian besar negara-negara di dunia. Akibat dari krisis ekonomi itu, secara
perlahan-lahan muncul petan negara dalam kehidupan warga negara untuk mengatasi krisis'.
Setelah itu negara terlibat dalam berbagai aspek kehidupan warga negara maka muncullah
konsep welfare state atau yang sering dischut dengan istilah negara kesejahteraan. Awal
kemunculan asas-asas umum pemerintahan yang baik atau dalam bahasa Belanda disebut
dengan "algemene beginselen van behoorlijk bestuur disingkar ABBB di Negara Belanda
adalah adanya kekhawatiran di kalangan warga masyarakat. Kekhawatiran ini disebabkan
karena potensi terjadinya benturan kepentingan antara pemerintah dengan rakyat akibat dari
adanya diskresi yang dipunyai oleh alat administrasi negara. Diskresi ini di dalam praktik
seringkali menimbulkan kerugian bagi warga masyarakat akibat dari tindakan-tindakan yang
kurang terpuji dari aparat pemerintah. Bahkan acapkali terjadi tindakan-tindakan kurang
terpuji itu juga merugikan alat administrasi negara sendiri. Berbagai bentuk penyimpangan
tindakan pemerintah yang merupakan tindakan tidak terpuji, seperti onrechtmatige
overheidsdaad (perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh pemerintah), denournement
de pouvoir (penyalahgunaan kekuasaan), atau willekeur (kesewenang-wenangan). Hal ini
dapat terjadi dan menyebabkan hak asasi warga negara dirugikan atau terabaikan.

Di Negara Belanda sebetulnya pengembangan konsep algemene beginselen van


behoorlijk bestuur (ABBB) sudah mulai berkembang di dalam literatur hukum Belanda sejak
awal abad ke-19. Pada saat itu, juga mulai bermunculan pula beberapa yurisprudensi yang
berkaitan dengan sarana pengawasan hakim terhadap sah atau tidaknya tindakan-tindakan
pemerintah yang mengacu pada ABBB. Namun demikian, penyusunan kerangka kebijakan
yang lebih jelas mengenai ABBB di Negara Belanda baru mulai dilakukan oleh Pemerintah
Belanda pada tahun 1950-an. Pada tahun tersebut di Nederland, oleh sebuah komisi di
parlemen Belanda yang dikenal dengan Panitia de Monchy telah dibuat suatu laporan
mengenai asas-asas umum pemerintahan yang baik. Komisi ini dibentuk oleh pemerintah
Belanda agar meneliti dan membuat laporan mengenal peningkatan perlindungan hukum bagi
rakyat dari tindakan menyimpang alat administrasi negara. Asas-asas ini dapat dijadikan
dasar oleh warga untuk minta banding terhadap keputusan-keputusan yang telah diambil oleh
badan-badani pemerintahan. Pada waktu itu asas-asas ini dapat dijadikan landasan banding
atau dasar pengujian hakim terhadap suatu keputusan administrual negara.

mengenal ABBB di Negara Belanda baru mulai dilakukan oleh Pemerintah Belanda
pada tahun 1950-an. Pada tahun tersebut di Nederland, oleh sebuah komisi di parlemen
Belanda yang dikenal dengan Panitia de Moncly telah dibuat suatu laporan mengenai asas-
asas umum pemerintahan yang baik. Komisi ini dibentuk oleh pemerintah Belanda agar
meneliti dan membuat laporan mengenal peningkatan perlindungan hukum bagi rakyat dari
tindakan menyimpang alat administrasi negara. Asas-asas ini dapat dijadikan dasar oleh
warga untuk minta banding terhadap keputusan-keputusan yang telah diambil oleh badan-
badan pemerintahan. Pada waktu itu atas-asas ini dapat dijadikan landasan banding atau dasar
pengujian hakim terhadap suatu keputusan administrasi negara.

Pada saat itu panitia de Monchy" berpendapat bahwa perlu segera diadakan
perlindungan hukum bagi para boger (warga) terhadap tindakan alat administrasi negara
meskipun tindakan itu sudah sesuai dengan asas legalitas. Terciptanya pemerintahan yang
bersih (clean government) dan pemerintahan yang baik (good governance) bagi para
penyelenggara negara tidak cukup hanya berpegang puda asas legalitas atau ketentuan
normatif undang-undang, akan tetapi juga harus berpedoman pada asas-asas hukum yang
telah berkembang dalam masyarakat dalam menjalankan wewenangnya. [19.26, 10/9/2021]
Siti Wahyuni IAN UNP: Di Indonesia konsep asas-asas umum pemerintahan yang baik
(AUPB) yang telah berkembang di Belanda ini mulai diperkenalkan oleh G.A.van Poelje
pada tahun 1953. Namun pada waktu itu konsep AUPB belum mendapat perhatian di
lingkungan para ahli Hukum Administrasi Negara di Indonesia. Baru pada tahun 1978 AUPB
mulai diperhatikan di lingkungan ahli Hukum Administrasi Negara di Indonesia tatkala
Crince Le Roy seorang ahli Hukum Administrasi Belanda, memberikan kuliahnya pada
Penataran Lanjutan Hukum Tata Usaha Negara/Hukum Tata Pemerintahan di Fakultas
Hukum Universitas Airlangga. Crince Le Roy mengetengahlun 11 butir asas-asas umum
pemerintahan yang baik yang merupakan terjemahan dari algemene beginselen van
behoorlijk bestuur yang sudah diterima di lingkungan ilmu Hukum Administrasi Negara
Belanda. Asas-asas umum pemerintahan yang baik tersebut adalah:

a. Asas kepastian hukum (principle of legal security)


b. Asas keseimbangan (principle of propertionality)
c. Asas kesamaan dalam mengambil keputusan (principle of quality)
d. Asas bertindak cermat (principle of carefulnes).
e. Asas motivasi untuk setiap keputusan (principle of motivation):
f. Asas jangan mencampuradukkan kewenangan (principle of non misure
of competence);
g. Asas permainan yang layak (principle of fair play).
h. Asas keadilan atau kewajaran (principle of reasonablenen or
prohibition of arbritariness)
i. Asas menanggapi pengharapan yang wajar (principle of meeting raised
expectation)
j. Asas meniadakan akibat-akibat suatu keputusan yang haral (principle
of undoing the consequences of annulled decicion)
k. Asas perlindungan atas pandangan hidup (principle of protecting the
personal way of life).

C.Arti Pentingnya Azaz-Azaz Umum Administrasi Negara

Pada awal kemunculannya, AAUB hanya dimaksudkan sebagai sarana perlindungan


hukum dan dijadikan sebagai instrumen untuk peningkatan perlindungan hukum bai warga
negara dari tindakan pemerintah. Fungsi asas-asas umum pemerintahan yang baik dalam
penyelenggaraan pemerintahan adalah sebagai pedoman atau penuntun bagi pemerintah atau
pejabat administrasi negara dalam rangka pemerintahan yang baik.

Dalam hubungan ini, Muin Fahmal mengemukakan bahwa asas umum pemerintahan
yang layak sesungguhnya adalah rambu-rambu bagi para penyelenggara negara dalam
menjalankan

tugasnya. Rambu-rambu tersebut diperlukan agar tindakan-tindakan tetap sesuai


dengan tujuan hukum yang sesungguhnya.

AAUPB dapat di ibaratkan sebagai rambu lalu lintas dan pedoman perjalanan dalam
rangka memperlancar hubungan pemerintahan yaitu antara pemerintah dan yang diperintah
atau warga masyarakat. AAUPB

selanjutnya dijadikan sebagai dasar penilaian dan upaya administrasi, di samping


sebagai norma hukum tidak tertulis bagi tindakan pemerintah.

Dalam perkembangannya, AAUPB memiliki arti penting dan fungsi sebagai berikut:
1. Bagi administrasi negara, bermanfaat sebagai pedoman dalam melakukan penafsiran
dan penerapan terhadap ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang bersifat
sumir, samar atau tidak jelas. Kecuali itu sekaligus membatasi dan menghindari
kemungkinan
2. administrasi negara mempergunakan freies ermessen atau melakukan kebijakan yang
jauh menyimpang dari ketentuan perundang-undangan. Dengan demikian,
administrasi negara diharapkan terhindar dari perbuatan onrechtmatige daad,
detournement de pouvoir, abus de droit, dan ultravires.
3. Bagi warga masyarakat, sebagai pencari keadilan, AAUPB dapat dipergunakan
sebagai dasar gugatan sebagaimana disebut dalam pasal 53 UU No. 5 Tahun 1986.
4. Bagi Hakim TUN, dapat dipergunakan sebagai alat menguji dan membatalkan
keputusan yang dikeluarkan badan atau Pejabat TUN.
5. AAUPB juga berguna bagi badan legislatif dalam merancang suatu Undang-Undang.
6. Menurut Indroharto, AAUPB merupakan bagian dari asas-asas hukum yang umum
yang secara khusus berlaku dan penting artinya bagi perbuatan-perbuatan hukum
pemerintahan. Arti penting dari keberadaan

a.AUPB disebabkan oleh beberapa hal:

1. AUPB merupakan bagian dari hukum positif yang berlaku


2. AUPB merupakan norma bagi perbuatan-perbuatan administrasi Negara, di
samping norma-norma dalam hukum tertulis dan tidak tertulis;
3. AUPB dapat dijadikan alasan untuk mengajukan gugatan, dan pada akhirnya
AUPB dapat dijadikan “alat uji” oleh Hakim administrasi, untuk menilai sah atau
tidaknya, atau batal atau tidaknya keputusan administrasi Negara
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Jadi dari materi di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Asas-asas
umum pemerintahan yang baik dapat dipahami sebagai asas-asas umum yang
dijadikan sebagai dasar dan tata cara dalam penyelenggaraan pemerintahan yang
layak, yang dengan cara demikian penyelenggaraan pemerintahan itu menjadi baik,
sopan, adil, dan terhormat, bebas dari kezaliman, pelanggaran peraturan, tindakan
penyalahgunaan wewenang dan tindakan sewenang-wenang. Sejarah perkembangan
AUPB di Indonesia dapat dilihat dari perkembangan prinsip AUPB dalam berbagai
peraturan perundang-undangan, praktik penerapan AUPB dalam putusan pengadilan
atau yurisprudensi serta doktrin. Perkembangan pengaturan prinsip AUPB
menemukan momentumnya yang semakin kuat, tatkala UU Administrasi
Pemerintahan disahkan pada tahun 2014. Sebagai akibat dari dianutnya konsepsi
welfare state maka negara memiliki kewajiban untuk memenuhi kesejahteraan
masyarakat salah satunya melalui pelayanan publik. Dengan adanya AAUPB
diharapkan pemerintah sebagai pemberi pelayanan publik dapat menerima AAUPB
sebagai norma hukum yang harus dijadikan dasar oleh penyelenggara pelayanan
publik dalam menjalankan kewenangannya, sekaligus sarana bagi warga negara untuk
menggugat penyelenggara pelayanan publik yang menyimpang.

B. KRITIK DAN SARAN


Selain kesimpulan di atas, kami juga memberikan saran kepada pembaca agar dapat
lebih teliti dan memahami materi tentang Asas Asas Umum Administrasi Negara Yang Baik..
DAFTAR PUSTAKA

https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/alj/article/view/6521

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/administratum/article/view/18158

https://fhukum.unpatti.ac.id/jurnal/sasi/article/view/349/176

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/alj/article/download/65
21/3361%23:~:text%3DFungsi%2520AUPB%2520adalah%2520untuk
%2520mewujudkan,dari%2520korupsi%252C%2520kolusi%2520dan
%2520nepotisme.&ved=2ahUKEwilk97IhvLyAhUEeisKHXUFAJIQFnoECAQQBg&usg=A
OvVaw115gjUB4qA1ZVN80SZV8M-

http://staffnew.uny.ac.id/upload/131570328/lainlain/ASAS-ASAS%20UMUM
%20PEMERINTAHAN%20YANG%20BAIK%20%20HVS%2070gr%2016x23__20eks.pdf

https://books.google.com/books?
id=9AcREAAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=Asas+asas+umum+administrasi+negara+ya
ng+baik&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjMi8HCre_yAhXJyzgGHTZeAF4Q6AF6BAgGEA
M

http://repository.ubharajaya.ac.id/id/eprint/8407

https://bldk.mahkamahagung.go.id/images/PDF/2018/PENJELASAN-HUKUM-ASAS-
ASAS-UMUM-PEMERINTAHAN-YANG-BAIK.pdf

https://bldk.mahkamahagung.go.id/images/PDF/2018/PENJELASAN-HUKUM-ASAS-
ASAS-UMUM-PEMERINTAHAN-YANG-BAIK.pdf

Anda mungkin juga menyukai