Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Hipertensi adalah istilah medis untuk penyakit tekanan darah tinggi dan

merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak diderita di

seluruh dunia, termasuk Indonesia (Sani, 2008). Hipertensi adalah kondisi medis

di mana tekanan darah dalam arteri meningkat melebihi batas normal (Kristanti,

2009).

Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang memerlukan

penatalaksanaan yang baik. Di Amerika Serikat sekitar 50 juta penduduk

mengalami peningkatan tekanan darah sistolik >140 mmHg dan diastolik >90

mmHg (Yusuf, 2008).

Sampai saat ini, data hipertensi yang lengkap sebagian besar berasal dari

negara-negara yang sudah maju. Data dari The National Health and Nutrition

Examination Survey (NHANES) menunjukkan bahwa dari tahun 1999-2000,

insiden hipertensi pada orang dewasa adalah sekitar 29-31% yang berarti terdapat

58-65 juta orang hipertensi di Amerika dan terjadi peningkatan 15 juta dari data

NHANES III tahun 1988-1991 (Sudoyo, 2006).

Berdasarkan data Lancet, jumlah penderita hipertensi di seluruh dunia

terus meningkat. Di India mencapai 60,4 juta orang pada tahun 2002 dan

diperkirakan 107,3 juta orang pada tahun 2025. Di China, 98,5 juta orang dan

akan meningkat menjadi 151,7 juta orang pada tahun 2025. Di Asia tercatat 38,4

1
2

juta penderita hipertensi pada tahun 2000 dan diprediksi akan meningkat menjadi

67,4 juta orang pada tahun 2025 (Pardosi, 2011).

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan bahwa

prevalensi hipertensi di Indonesia (berdasarkan pengukuran tekanan darah) sangat

tinggi, yaitu 31,7% dari total penduduk dewasa. Prevalensi ini jauh lebih tinggi

disbanding Singapura (27,3%), Thailand (22,7%), dan Malaysia (20%) (Hartono,

2011).

Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan

tuberkulosis, yakni  mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di

Indonesia. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang

menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas normal, yaitu 140/90 mmHg. Hasil

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007 menunjukan

prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 31,7% (Rahayu, 2010).

Indonesian Society of Hypertension (InaSH) mendefinisikan hipertensi

sebagai suatu keadaan di mana upaya penurunan tekanan darah akan memberikan

manfaat lebih besar dibanding tidak melakukan upaya apa pun. Resiko kematian

akibat penyakit kardiovaskuler akan meningkat, setiap peningkatan tekanan darah

20/10 mmHg (Andrianto, 2007).

Dari data World Health Organization (WHO) 1996, hipertensi berperan

dalam morbiditas dan mortalitas terutama di negara-negara maju (Idham, 2002).

Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini

terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia dan 3 juta di antaranya
3

meninggal setiap tahunnya. Tujuh dari setiap 10 penderita tersebut tidak

mendapatkan pengobatan secara adekuat (Rahajeng dan Tuminah, 2009).

Di Indonesia belum ada penelitian nasional multicenter yang

menggambarkan prevalensi secara tepat. Boedhi Darmojo dalam tulisannya

dikumpulkan dari berbagai penelitian melaporkan bahwa 1,8-28,6% penduduk

yang berusia di atas 20 tahun adalah pasien hipertensi. Pada umumnya prevalensi

hipertensi berkisar antara 8,6-10%. Terlihat ada kecenderungan bahwa masyarakat

perkotaan lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan masyarakat pedesaan

seperti pada penelitian Susalit E yang mendapatkan angka 14,2% pada masyarakat

di pinggiran kota Jakarta. Syakib Bakri dan kawan-kawan mendapatkan

prevalensi hipertensi 11,75% pada kelompok industri, 9,75% pada kelompok

nelayan dan 7,92% pada kelompok tani di Ujung Pandang (Yusuf, 2008),

sedangkan untuk populasi perkotaan MONICA (Multinational Monitoring of

Trends and Determinants in Cardiovaskular Deceases) Jakarta 1988 melaporkan

prevalensi hipertensi pada 3 kecamatan di daerah perkotaan Jakarta (Kebayoran

Baru, Mampang Prapatan dan Cilandak) dengan prevalensi hipertensi sebesar

14,9% (laki-laki 13,6%, wanita 16,0%). Pada survei berikutnya tahun 1993

didapatkan peningkatan hipertensi menjadi 16,9% (laki-laki 16,5%, wanita 17%)

(Idham, 2002).

Data hipertensi di Lhokseumawe menepati urutan ketujuh dengan jumlah

8669 penderita dari sepuluh penyakit terbesar menurut Dinas Kesehatan Kota

Lhokseumawe tahun 2010 (Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe, 2011).


4

Salah satu faktor resiko terjadinya hipertensi adalah kadar kolesterol yang

tinggi. Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah dapat menyebabkan penyempitan

pembuluh darah yang disebut aterosklerosis (Achadi, 2008). Hiperkolesterolemia

banyak ditemukan ¿ 60% populasi di Inggris memiliki kadar kolesterol total

>5,2 mmol/L dan 3% dari populasi memiliki kadar kolesterol total >7,5 mmol/L

(Davey, 2003).

Menurut penelitian Andi Wijaya, seperti yang tertera pada informasi

Laboratorium Prodia No. 6/1994, selama tiga tahun terhadap 11.489 orang

didapati keadaan sebagai berikut: 32,4% penduduk indonesia umur 20-70 tahun

kadar kolesterol total kurang dari 200 mg/dl; 32,8% penduduk punya kadar

kolesterol total antara 200-240 mg/dl; dan 34, 8% penduduk yang diperiksa

punya kadar kolesterol total sebesar lebih dari 240 mg/dl. Kadar kolesterol 200-

240 mg/dl biasanya disebabkan oleh konsumsi makanan berlemak hewani secara

berlebihan. Sedangkan kadar kolesterol lebih dari 240 mg/dl selain akibat

konsumsi makanan berlemak, juga disebakan oleh bakat yang dimiliki atau

diturunkan secara genetik (Sayoga, 2005).

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana hubungan profil lipid dengan kejadian hipertensi di Rumah

Sakit PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Utara?


5

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan profil lipid dengan kejadian hipertensi di

Rumah Sakit PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Utara

1.3.2 Tujuan khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. untuk mengetahui gambaran jumlah penderita hipertensi di Rumah Sakit

PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh Utara.

2. untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan lipid profil pada

penderita hipertensi di Rumah Sakit PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh

Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi peneliti

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai tambahan wawasan ilmu

pengetahuan serta keterampilan di dalam menganalisa permasalahan kesehatan

yang ada dimasyarakat terutama mengenai penyakit hipertensi.

1.4.2 Bagi masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk

menambah wawasan dan pengetahuan dalam mencegah dan mengatasi hipertensi.

1.4.3 Bagi instansi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau informasi

dalam upaya menanggulangi penyakit hipertensi di Rumah Sakit PT. Pupuk

Iskandar Muda Aceh Utara.


6

1.4.4 Bagi pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah yang

bermanfaat dalam pengembangan pembelajaran yang berhubungan dengan

penyakit hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai