Nutrient Management
Nutrient Management
(Nutrient Management)
Pengelolaan N
• Gejala kekurangan N. Tanaman tumbuh kerdil, daun menguning dan jumlah anakan sedikit; hasil
rendah karena jumlah malai per unit area dan jumlah gabah per malai lebih sedikit.
• Terjadinya kekurangan N. Hampir semua jenis tanah kekurangan N; tanah masam dengan tekstur
kasar (coarse) dan kandungan bahan organik rendah (kurang dari 0,5 % organik C); tanah masam,
salin, drainase buruk, dan tanah kahat P dengan kapasitas mineralisasi N dan fiksasi biologis N rendah;
kalkareous dan tanah salin dengan kadar bahan organik rendah serta berpotensi tinggi untuk terjadinya
penguapan amonia.
• Dosis aplikasi N. Pupuk anorganik merupakan sumber yang biasa digunakan mensuplai N, dan lebih
menguntungkan petani dibandingkan menggunakan pupuk N organik. Sumber pupuk organik N tersedia
di lahan pertanian seperti pupuk kandang dan kompos bisa efektif dan menarik secara finansial guna
memenuhi kebutuhan padi.akan N. Berikan pupuk N anorganik 40-50 kg/ha untuk setiap kenaikan
satu ton hasil dari tanpa pemberian N. Pada level hara optimum, tanaman padi (jerami + biji) menyerap
sekitar 16 kg N per ton hasil gabah ( 10 kg N dalam gabah + 6 kg N dalam jerami).
• Waktu pemberian N. Warna daun dan penampilan tanaman menunjukkan status N dan membantu
menentukan kebutuhan akan pemupukan N. Lihat; i) Pengelolaan N berdasarkan Bagan Warna Daun
(BWD=leaf color chart=LCC), dan ii) Split aplikasi N berdasarkan fase pertumbuhan dan BWD.
Sumber N
• Amonium sulfat (21 % N, 24 % S)
• Urea (46 % N)
• Diamonium fosfat atau DAP (18 % N; 44-46 % P2O5).
Aplikasi pupuk N (urea) selama Tanaman kahat N dibandingkan dengan tanaman cukup N
pertumbuhan tanaman
Aplikasi Terpisah
Penggunaan BWD
Gunakan nilai BWD kritis untuk menyesuaikan dosis N terpisah berdasarkan kebutuhan dan status N
tanaman. Sebagai contoh, bila 30±10 kg N/ha dianjurkan untuk fase pertumbuhan tertentu,
• Berikan 40 kg N/ha, bila warna daun di bawah nilai kritis
• Berikan dosis standar 30 kg N/ha bila warna daun sesuai nilai kritis
• Tangguhkan pemberian pupuk dan berikan dosis kurang dari 20 kg N/ha bila warna daun di atas
nilai kritis.
Azolla
Azolla adalah sejenis pakis (fern) air tawar yang hidup di kolam, danau,
rawa dan sungai kecil baik di kondisi tropis maupun sub tropis. Untuk
berabad lamanya, azolla telah digunakan sebagai pupuk hijau di Cina
Selatan dan Vietnam Utara.
Tumpangsari azolla
• Berikan azolla ke dalam pertanaman padi dalam keadaan tergenang. Tumpangsari azolla biasanya
tidak dipupuk ( namun bila tersedia super fosfat (TSP) pemberian 4-5 kg P/ha dapat dianjurkan).
• Pada kedua sistem, azolla dapat dibenamkan beberapa kali selama siklus pertumbuhan padi.
Kecepatan pertumbuhan
• 16-20 hari setelah inokulasi, pertanaman akan tertutup oleh sekitar 20 ton azolla, yang selanjutnya
dibenamkan ke dalam tanah. Biasanya sebagian azolla dibiarkan tumbuh setelah pembenaman
pertama. Kadangkala 3-4 pertanaman azolla diproduksi dan dibenamkan pada setiap kali bertanam
padi.
• Teknologi ini mampu menghasilkan sekitar 40 t azolla segar/ha setara dengan sekitar 60 kg N/ha.
Untuk itu diperlukan aplikasi 0,5 t inokulum azolla segar, 2-3 t pupuk kandang, 20-30 kg P, dan
20 kg K/ha.
Keterbatasan
• Azolla tidak dapat bertahan pada kondisi kering – sehingga selalu diperlukan genangan air.
• Karena azolla berkembang secara vegetatif, inokulumnya harus selalu dipertahankan dalam
persemaian sepanjang tahun dan diperbanyak untuk disebarkan sebelum diinokulasikan ke
lapang.
• Suhu tinggi mengakibatkan meningkatnya serangan hama dan penyakit pada azolla. Cuaca
dingin merupakan kunci sukses pemanfaatan azolla.
• Diantara unsur hara, P yang terpenting untuk azolla. Karena azolla mengapung, ia tidak
dapat menyerap P dari tanah, oleh karenanya pertumbuhannya terkendala oleh kekurangan
P bila unsur ini tidak diberikan ke dalam genangan air.
• Penggunaan azolla secara ekonomi amat penting. Teknologinya memerlukan tenaga kerja
intensif. Petani seringkali tidak memperoleh keuntungan ekonomi dari penggunaan azolla
dibandingkan dengan penggunaan pupuk kimia karena adanya tambahan biaya tenaga kerja,
kesempatan lahan memperoleh irigasi, binit/inokulum, fosfat, dan pestisida menjadikan penggunaan
azolla tidak ekonomis.
Sesbania
Sesbania sebangsa leguminosa yang biasa digunakan sebagai pupuk hijau untuk menambah N dan bahan
organik ke dalam tanah. Spesies sesbania yang banyak digunakan di Asia adalah Sesbania cannabina (d/
h acculeata). S. restrata dan S. rostrata (menghasilkan nodul fiksasi N pada akarnya). S. rostrata
(memproduksi bintil fiksasi N pada akar dan batang) banyak ditemukan di Afrika.
Keterbatasan
Kendala sesbania sebagai pupuk hijau :
• Produksi benih rendah
• Meningkatnya kebutuhan tenaga kerja (mis. untuk membajak dan membenamkan biomasa ke
dalam tanah)
• Sesbania sensitif terhadap fotoperiod
• Masalah hama
• Kompetisi dengan tanaman lain akan lahan dan air.
Fosfat
15 20 30 40 60
Jumlah pupuk yang diperlukan (kg/ha)
Single super 16-18 88 117 176 234 352
Double super/SP36 36 42 56 84 112 168
Triple super 44-46 33 44 66 88 132
DiammoniumP(DAP)* 44-46 33 44 66 88 **
* Mengandung juga 18 % N.
**Pada dosis P2O5 tinggi, kombinasikan DAP dengan pupuk P lainnya untuk menghindari kelebihan pemupukan
dasar N. Catatan: 1 kg P2O5 = 0,44 kg P, dan 1 kg P = 2,29 P2O5
[ [
Rendah 3 20 40 60
[
4 15 25 40 60
Medium 5 - 20 30 40 60
6 - - 25 35 45
Tinggi 8 - - - - 35
Rekomendasi pupuk P2O5 berdasarkan target hasil dan faktor pembatas hasil P pada petak omisi (tanpa P) [ indikasi
target hasil yang mungkin tidak realistik.
Kalium (K)
Sumber Kalium
Yang sudah banyak dikenal adalah kalium klorida (MOP-muriate of potash) yang mengandung 50% K
atau 60% K2O dalam bentuk KCl (30 kg K2O setara dengan 50 kg MOP atau KCl). Jerami kaya akan
K (14,0 kg K atau 16,8 kg K2O/ton jerami). Catatan: 1 kg K2O = 0,83 kg K dan 1 kg K = 12 kg K2O.
Rekomendasi pemupukan K berdasarkan target hasil dan pembatas hasil K pada K-petak omisi (tanpa
K) pada level pengembalian jerami medium (2-3 t/ha).
Status K tanah Hasil plot tanpa Rekomendasi pemupukan K2O dalam kg/ha
K (t/ha)
[ [
Rendah 3 30 60 90
[
4 0 35 65 95
Medium 5 - 20* 50* 80* 110*
6 - - 35* 65* 95*
Tinggi 7 - - - 50* 80*
8 - - - - 65*
[
indikasi kemungkinan target hasil tidak realistik
* Dosis K2O rendah sekitar 20-25 kg K2O/ha, bila 4-5 t/ha jerami dikembalikan ke tanah setelah
panen, input dari endapan K tinggi, atau percobaan jangka panjang menunjukkan suplai K tanah
tinggi. Tingkatkan dosis K dengan jumlah sama dengan yang diambil jerami (bila jerami tidak
dikembalikan ke tanah) setelah panen.
Belerang (S)
Sumber Pupuk S
Sumber S yang biasa digunakan adalah amonium sulfat (24% S), single super fosfat (12% S), dan gypsum
(17% S).
Zinc (Zn)
Peran Zn dalam Tanaman
Seng atau Zinc (Zn) adalah hara utama penting yang dibutuhkan tanaman
untuk beberapa proses biokimia dalam tanaman padi, termasuk produksi
klorofil dan integritas membran. Oleh karenanya kahat Zn mempengaruhi
warna dan turgor tanaman. Zn hanya sedikit mobil dalam tanaman dan
sangat mobil di dalam tanah.
Sumber Zn
Sumber Zn yang biasa digunakan adalah zinc sulfate terlarut (23-36% Zn), zinc klorida terlarut (48-50%
Zn), dan zinc oksida tidak larut (60-80% Zn).
Besi (Fe)
Sumber Fe
Pupuk Fe yang biasa digunakan adalah larutan fero sulfat (20-30 % Fe), fero amonium sulfat (14 % Fe),
dan chelate besi (5-14 %).
Kahat Fe. Tulang Keracunan Fe. Bercak Kahat Fe. Daun menguning
daun menguning coklat kecil pada daun pada kondisi lapang