Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
`Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya.
Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan
kemampuan dalam melakukan/melewati aktivitas perawatan diri secara mandiri.
Pemeliharaan hygiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan
kesehatan. Seperti pada orang sehat dapat memenuhi kebutuhan personal hygienenya sendiri.
Cara perawatan diri menjadi rumit dikarenakan kondisi fisik atau keadaan emosional klien.
Selain itu,beragam faktor pribadi dan sosial budaya mempengaruhi praktik hygiene klien.
Karena perawatan hygiene seringkali memerlukan kontak yang dekat dengan klien maka
perawat menggunakan ketrampilan komunikasi untuk meningkatkan hubungan terapeutik dan
belajar tentang kebutuhan emosional klien. Oleh karena itu penulis membahas makalah ini
untuk mempelajari tentang defisit perawatan diri dan mengkaji pasien dengan gangguan
perawatan diri.

1.2  Tujuan Penulis


Tujuan utama dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan mata kuliah Keperawatan Jiwa.Adapun tujuan lainnya yaitu:

1.2.1  Mahasiswa mengetahui dan memahami defisit perawatan diri.


       1.2.2 Mahasiswa mengetahui dan memahami etiologi defisit perawatan diri.
      1.2.3       Mahasiswa mengetahui manifestasi klinis defisit perawatan diri.
      1.2.4       Mahasiswa mengetahui mekanisme koping defisit perawatan diri.
1.2.5 Mahasiswa mengetahui dan memahami intervensi dari defisit perawatan diri dan
dapat mengimplementasikannya.

  1.3  Metode Penulis


Dalam penulisan makalah ini menggunakan penulisan metode studi pustaka, diskusi
kelompok dan browsing internet.

1 | D e fi s i t P e r a w a t a n D i r i
BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika
tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan
diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).

Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang
perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan
kebersihan untuk dirinya (Tarwoto dan Wartonah 2000).

2.2.   Jenis–Jenis Perawatan Diri


1.        Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan
Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas
mandi/kebersihan diri.
2.        Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias
Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan memakai
pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.
3.        Kurang perawatan diri : Makan
Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk menunjukkan aktivitas
makan.
4.        Kurang perawatan diri : Toileting
Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas toileting sendiri (Nurjannah : 2004, 79).

2.3    Etiologi
Tarwoto dan Wartonah (2000), Penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai berikut :
1.        Kelelahan fisik
2.        Penurunan kesadaran

2 | D e fi s i t P e r a w a t a n D i r i
Menurut DepKes (2000: 20) Penyebab kurang perawatan diri adalah :
1.        Faktor Predisposisi
·      Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif
terganggu.
·      Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.
·      Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yangkurang menyebabkan
ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
·      Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi lingkungan
mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.

2.        Faktor Presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi,
kerusakan kognisi atau perseptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga
menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.

Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:
1.        Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan
adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
2.        Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi
perubahan pola personal hygiene.
3.        Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo,
alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
4.        Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia
harus menjaga kebersihan kakinya.
5.        Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
6.        Kebiasaan Seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti
penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
7.        Kondisi Fisik atau Psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan
untuk melakukannya.

3 | D e fi s i t P e r a w a t a n D i r i
Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene.

1.        Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah : gangguan
integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan
gangguan fisik pada kuku.
2.        Dampak Psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan
rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan
gangguan interaksi sosial.

2.4    Tanda dan Gejala

Menurut Depkes (2000: 20), Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah :
1.        Fisik
Badan bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku panjang dan kotor, gigi kotor disertai,
mulut bau, penampilan tidak rapi.
2.        Psikologis
Malas, tidak ada inisiatif, menarik diri, isolasi diri, merasa tak berdaya, rendah diri dan
merasa hina.
3.        Sosial
Interaksi kurang, kegiatan kurang, tidak mampu berperilaku sesuai norma, cara makan tidak
teratur, BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.

2. 5    Mekanisme Koping
             1.      Regresi
             2.      Penyangkalan
             3.      Isolasi diri, menarik diri
             4.      Intelektualisasi

      2.6     Rentang Respon Kognitif


             Asuhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yang tidak dapat merawat diri
sendiri adalah :
               1.    Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
                       a.       Bina hubungan saling percaya.
                       b.      Bicarakan tentang pentingnya kebersihan.
                       c.       Kuatkan kemampuan klien merawat diri.
                2.      Membimbing dan menolong klien merawat diri.
                        a.       Bantu klien merawat diri
                        b.      Ajarkan ketrampilan secara bertahap
                        c.       Buatkan jadwal kegiatan setiap hari
                3.      Ciptakan lingkungan yang mendukung

4 | D e fi s i t P e r a w a t a n D i r i
                  a.   Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi.
                  b.   Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien.
c.     Sediakan lingkungan   yang aman dan nyaman bagi klien
misalnya,kamar mandi yang dekat dan tertutup.

Patofisiologi

Nn.Zana 20 th menunjukkan tanda sebagai berikut : malam keluyuran, siang tidur terus
menerus, mengalami kemunduran dalam kebersihan diri, dari badannya tercium bau kurang
sedap, rambut acak-acakan dan baju kotor. Sekolah kacau dan sering bolos, teman
bergaulnya bukan anak sekolah. Malam minggu klien dibawa oleh polisi karena berada di
diskotik dengan gejala mengulang-ulang perilaku, curiga,agresif,mual,muntah dan euphoria.
Kepada temannya ia mengatakan kurang percaya diri, merasa tidk aman dan lebih suka
menyendiri, terutama setelah ke dua orag tuanya becerai.

2.7 Pohon Masalah

                                               Defisit perawatan diri


 

                                                      Menarik diri
                                           (lebih suka menyendiri)

                                                  Harga diri rendah


                                          (kurang PD,merasa tidak aman)
 

                                          Koping individu tidak efektif


 

Faktor predisposisi                                            Faktor prepipitasi

(keluyuran tiap malam kediskotik)                     (perceraian orangtua)

1. Tindakan keperawatan
a.      Tindakan keperawatan pada pasien

5 | D e fi s i t P e r a w a t a n D i r i
1. Tujuan keperawatan
a) Pasien mammpu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b) Pasien mampu melakukan berhias secara baik
c) Pasien mampu melakukan makan dengan baik
d) Pasien mampu melakukan eliminasi secara mandiri

2.      Tindakan keperawatan

a)      Melatih pasien cara perawatan kebersihan diri dengan cara:


1.      Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
2.      Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
3.      Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
4.      Melatih pasien mempraktikkan cara menjaga kebersihan diri

b)     Membantu pasien latihan berhias


Latihan berhias pada pria harus dibedakan dengan wanita. pada pasien laki-laki, latihan
meliputi latihan berpakaian, menyisir rambut, mencukur rambut, sedangkan pada pasien
perempuan  latihan meliputi latihan berpakaian , menyisir rambut, dan berhias/ berdandan.

c)      Melatih pasien makan secara mandiri dengan cara:


1.      Menjelaskan cara mempersiapkan makan
2.      Menjelaskan cara makan yang tertib

3.      Menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan


4.      Mempraktikkan cara makan yang baik

d)     Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri dengan cara:


1)     Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
2)     Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
3)     Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK

SP 1 pasien: mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara merawat diri dan melatih
pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri.

Tahap – tahap dalam terapi aktivitas kelompok.

Menurut Yalom yang dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1995, fase – fase dalam terapi
aktivitas kelompok adalah sebagai berikut :
1. Pre kelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang menjadi leader, anggota,
dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut dilaksanakan, proses evaluasi pada anggota dan
kelompok, menjelaskan sumber – sumber yang diperlukan kelompok seperti proyektor dan
jika memungkian biaya dan keuangan.
2. Fase awal
Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu orientasi, konflik atau
kebersamaan.
-          Orientasi.
Anggota mulai mengembangkan system social masing – masing, dan leader mulai
menunjukkan rencana terapi dan mengambil kontrak dengan anggota.

6 | D e fi s i t P e r a w a t a n D i r i
-          Konflik
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai memikirkan siapa yang
berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran anggota, tugasnya dan saling ketergantungan
yang akan terjadi.
-          Kebersamaan
Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi masalah, anggota mulai menemukan siapa
dirinya.

3. Fase kerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan engatif dikoreksi dengan
hubungan saling percaya yang telah dibina, bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah
disepakati, kecemasan menurun, kelompok lebih stabil dan realistic, mengeksplorasikan
lebih jauh sesuai dengan tujuan dan tugas kelompok, dan penyelesaian masalah yang
kreatif.

4. Fase terminasi
Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok mungkin mengalami
terminasi premature, tidak sukses atau sukses.

FORMAT STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

A.    Proses keperawatan

 Kondisi klien
Pasien menunjukkan tanda sebab:
Malam keluyuran, siang tidur terus menurus, mengalami kemunduran dalam kebersihan diri,
dari badannya tercium bau kurang sedap, rambut acak-acakan dan baju kotor. Sekolahnya
kacau dan sering bolos, teman bergaulnya bukan anak sekolah.
Pada waktu malam minggu pasien dibawa oleh polisi karena berada di diskotik dengan
gejala mengulang-ngulang perilakunya, curiga, agresif, mual muntah dan eforia.
Kepada temannya ia mengatakan kurang percaya diri, merasa tidak aman dan lebih suka
menyendiri, terutama setelah kedua orangtuanya bercerai.

 Diagnosa Keperawatan
Deficit perawatan Diri

2.8 Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

a.   FASE ORIENTASI
1.   Salam terapeutik
“Selamat pagi mbak, kenalkan saya suster Ratna, saya biasa dipanggil Ana.”
“Mbak siapa namanya dan senang dipanggil apa?”
“Saya yang akan merawat mbak pagi ini”.
2.   Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan mbak Zana hari ini ? “Dari tadi, saya lihat mbak menggaruk-garuk
badanya, gatal ya?”
3.   Kontrak
Topik : “Bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri ?”
     Waktu : “Berapa lama kita berbicara ? 30 menit ya....?
     Tempat : Mau dimana.....? Disini saja ya?”

7 | D e fi s i t P e r a w a t a n D i r i
Baiklah jadi  kita akan berbicara di sini tentang kebersihan diri selama 30 menit

b.   FASE KERJA
“Berapa kali mbak Zana  mandi dalam sehari? Apakah mbak Zana sudah mandi hari
ini? Menurut mbak Zana apa kegunaanya mandi? Apa alasan mbak Zanasehingga tidak
bisa merawat diri? Menurut mbak Zana  apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan
diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak merawat diri dengan baik seperti apa ya….?
Badan gatal ,mulut bau , apa lagi....? Kalau tidak teratur menjaga kebersihan masalah apa
menurut mbak Zana yang bisa muncul? Betul ada kudis, kutu........... dan lain – lain?”
“Apa yang mbak Zana lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan
sajambak Zana menyisir rambut? Bagaimana dengan merias muka? Apa maksud dan
tujuan menyisir dan berhias?”
“Berapa kali mbak Zana makan sehari?
Apa pula yang dilakukan setelah makan?” Betul, kita harus menyikat gigi sesudah
makan.”
“Dimana biasanya mbak Zana buang air besar / buang air kecil? Bagaimana
membersihkannya?” iya..... kita buang air kecil dan besar harus di WC.” “ Nah itu WC di
ruangan ini, lalu jangan lupa membersihkan pakai air dan sabun.”
“Menurut mbak Zana kalau mandi itu kita harus bagaimana? Sebelum mandi apa yang
perlu kita persiapkan? Benar sekali, mbak Zana perlu menyiapkan pakaian ganti, handuk,
sikat gigi, sampo, sabun, dan sisir.”
“Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi , saya akan
membimbing mbakZana melakukannya. Sekarang, buka pakaian, dan siram  seluruh
tubuh mbak Zanatemasuk rambut lalu ambil shampo gosokaan pada
kepala mbak Zana sampai berbusa lalu bilas sampai bersih. Bagus sekali… selanjutnya
ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara merata lalu siram dengan air sampai
bersih, jangan lupa  sikat gigi pakai odol, giginya disikat mulai dari arah atas ke bawah.
Gosok seluruh gigimbak Zana mulai dari depan sampai belakang. Bagus, lalu kumur- kumur
sampai bersih. Terakhir siram lagi seluruh tubuh mbak Zana sampai bersih lalu keringkan
dengan handuk. Mbak Zana bagus sekali melakukannya. Selanjutnya, mbak Zanapakai baju
dan sisir rambutnya dengan baik.”

c.    FASE TERMINASI
1.   Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
“Bagaimana perasaan mbak Zana setelah mandi dan mengganti pakaian ?
Cobambak Zana sebutkan lagi apa saja cara- cara mandi yang baik yang
sudah mbakZana  lakukan tadi?”
“Bagaimana perasaan mbak Zana setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya
kebersihan diri tadi ? Sekarang coba mbak Zana ulangi lagi tanda-tanda bersih dan rapi.”
“Bagus sekali !
2.   Rencana tindak lanjut
“Nah.., mbak Zana mau berapa kali mandi dan sikat gigi....? dua kali pagi dan sore, Mari ....
kita masukkan dalam jadwal aktivitas harian !”
“ Nah...... lakukan ya  mbak Zana...., ini saya beri lembar aktivitas harian dan beri
tanda kalau sudah dilakukan seperti pada kolom M ( mandiri ) kalau dilakukan tanpa disuruh
, B ( bantuan ) kalau diingatkan baru dilakukan , dan T (tidak) tidak melakukan.
3.   Kontrak yang akan datang
Topik : “Baik, besok kita latihan berdandan ya….”
Waktu  : “ Bagaimana kalau sesudah makan pagi besok? Jam 9 mungkin?” mau berapa
lama? 30 menit ya….’’
Tempat : “ tempatnya dimana? di sini saja ya”
Jadi besok kita akan berlatih cara berdandan jam 9 pagi di sini (kamar Zana).

8 | D e fi s i t P e r a w a t a n D i r i
2.9 Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Nn.Z
Umur : 20 tahun
Alamat : Jalan Sriti 4, Malang
Pekerjaan : Mahasiswi
Jenis Kelamin : perempuan
Agama : Islam
No. RM : 002011
Tanggal Dirawat : 12-06-2011
Tanggal Pengkajian : 12-06-2011
Ruang Rawat : Mawar
Dx : Defisit Keperawatan diri
Dr : Dr. B

2.2        Alasan Masuk
Keluarga pasien mengatakan anaknya mengurung diri dan mengalami kemunduran
dalam kebersihan diri.
2.3        Riwayat Penyakit Sekarang dan Faktor Presipitasi
Keluarga pasien mengatakan pasien kurang percaya diri dan merasa tidak aman
dan lebih suka menyendiri, terutama setelah kedua orangtuanya bercerai.
 
2.4        Faktor Predisposisi
2.4.1   Riwayat Penyakit Masa Lalu
1.   Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu
ð    Ya
ð    Tidak
Jika Ya, jelaskan: sebelumnya klien mengalami depresi dan menarik diri dari
lingkungan keluarganya.
2.   Pengobatan sebelumnya
ð    Berhasil
ð    Kurang berhasil
ð    Tidak berhasil
Jelaskan: klien tidak pernah mengonsumsi obat sebelumnya untuk mengatasi masalah
kejiwaannya.
3.   Pernah mengalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang)
ð    Ya
ð    Tidak
Bila Ya, jelaskan: klien tidak pernah mengalami penyakit fisik dari kecil hingga saat ini.

9 | D e fi s i t P e r a w a t a n D i r i
2.4.2   Riwayat Trauma
Trauma Usia Pelaku Korban Saksi
1.   Aniaya fisik - - - -
2.   Aniaya seksual - - - -
3.   Penolakan -
4.   Kekerasan dalam - - - -
keluarga
5.   Tindakan kriminal 20 tahun  Polisi Klien Teman
klien
Jelaskan:klien pernah dibawa oleh polisi saat berada di tempat diskotik bersama
teman yang tidak satu sekolah dengan pasien

1.   Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (bio, psiko, sosio, kultural, dan
spiritual)
Semasa kecilnya klien selalu tidak diperhatikan olehorangtuanya karena kedua
orangtuanya sering mengalami masalah dan sering bertengkar sehingga menyebabkan
kurang perhatian kepada anak.
Diagnosa keperawatan: deficit perawatan diri.

2.4.3   Riwayat Penyakit Keluarga


1.   Anggota keluarga yang gangguan jiwa?
ð    Ada
ð    Tidak
Kalau ada:
·     Hubungan keluarga: hubungan keluarga tidak harmonis karena kedua orangtua klien
bercerai.
·     Gejala: klien tampak merasa sekelilingnya tidak aman dan lebih suka menyendiri.
·     Riwayat pengobatan: tidak ada
Diagnosa keperawatan : deficit perawatan diri.
2.5        Status Mental
2.5.1           Penampilan
ð    Tidak rapi
ð    Penggunaan pakaian tidak sesuai
ð    Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan: cara berpenampilan klien tidak rapi, rambut acak-acakkan, baju yang
dipakai kotor dan bau badan tidak sedap.
Diagnosa keperawatan: defisit perawatan diri.
2.5.2           Kesadaran Menurun:
ð    Compos mentis
ð    Sopor
ð    Apatis/Sedasi
ð    Subkoma
ð    Somnolensia
ð    Koma
ð    Meninggi
ð    Hipnosa
ð    Gangguan Tidur: Ya

10 | D e fi s i t P e r a w a t a n D i r i
ð    Disosiasi: -
ð    Berubah
ð    Gangguan perhatian
Jelaskan: setiap malam klien  pergi ke diskotik bersama temannya.
Klien mengulang-ulang perilaku yang sama, agresif dan efhoria.
Diagnosa keperawatan: gangguan istirahat tidur
2.5.3            Disorientasi
ð    Waktu
ð    Tempat
ð    Orang
Jelaskan: pasien pada malam hari pergi keluyuran, dan pada saat siang hari pasien justru
menghabiskan waktunya untuk tidur.
Diagnosa keperawatan : .defisit perawatan diri
2.5.4           Pembicaraan
ð    Cepat
ð    Keras
ð    Gagap
ð    Apatis
ð    Lambat
ð    Membisu
ð    Tidak mampu memulai pembicaraan
ð    Lain-lain: …

2.5.5           Aktifitas Motorik/Psikomotor
a.   Kelambatan
ð    Hipokinesia, hipoaktifitas
ð    Katalepsi
ð    Sub stupor katatonik
ð    Fleksibilitas serea

b.   Peningkatan
ð    Hiperkinesia, hiperaktifitas
ð    Gagap
ð    Stereotipi
ð    Gaduh Gelisah Katatonik
ð    Mannarism
ð    Katapleksi
ð    Tik
ð    Ekhopraxia
ð    Command automatism
ð    Grimace
ð    Otomatisma
ð    Negativisme
ð    Reaksi konversi
ð    Tremor
ð    Verbigerasi
ð    Berjalan kaku/Rigid
ð    Kompulsif: sebutkan .....

11 | D e fi s i t P e r a w a t a n D i r i
Jelaskan:
Diagnosa Keperawatan :

2.5.6           Afek dan Emosi


ð    Adekuat
ð    Tumpul
ð    Merasa kesepian
ð    Apatis
ð    Marah
ð    Dangkal/Datar
ð    Inadekuat
ð    Labil
ð    Anhedonia
ð    Eforia
ð    Ambivalensi
ð    Depresi/Sedih
ð    Cemas (Ringan, Sedang, Berat dan Panik)
Jelaskan:
Diagnosa keperawatan:harga diri rendah
            2.5.7 Persepsi-Sensorik
a.   Halusinasi
ð    Pendengaran
ð    Penglihatan
ð    Perabaan
ð    Pengecapan
ð    Penciuman

b.   Ilusi
ð    Ada
ð    Tidak ada
c.    Depersonalisasi
ð    Ada
ð    Tidak ada

d.   Derealisasi
ð    Ada
ð    Tidak ada
e.   Gangguan Somatosensorik Pada Reaksi Konversi
ð    Ada
ð    Tidak ada
Jelaskan: -
Diagnosa keperawatan:
2.5.7           Proses Pikir
a.   Arus pikir
ð    Koheren
ð    Inkoheren
ð    Sirkumstansial

12 | D e fi s i t P e r a w a t a n D i r i
ð    Neologisme
ð    Tangensial
ð    Logorea
ð    Kehilangan asosiasi
ð    Bicara lambat
ð    Flight of idea
ð    Bicara cepat
ð    Irrelevansi
ð    Main kata-kata
ð    Blocking
ð    Pengulangan pembicaraan/Perseverasi
ð    Afasia
ð    Asosiasi bunyi
Jelaskan: saat membicarakan suatu topik biasanya klien bicara terus menerus, dan eforia
Diagnosa keperawatan: gangguan prooses pikir (arus pikir).

b.   Isi pikir
ð    Obsesif
ð    Ekstasi
ð    Fantasi
ð    Alienasi
ð    Pikiran bunuh diri
ð    Pre okupasi
ð    Pikiran isolasi sosial
ð    Ide yang terkait
ð    Pikiran rendah diri
ð    Pesimisme
ð    Pikiran magis
ð    Pikiran curiga
ð    Fobia, sebutkan .....
ð    Waham:
ð    Agama
ð    Somatik/Hipokondria
ð    Kebesaran
ð    Kejar/Curiga
ð    Nihilistik
ð    Dosa
ð    Sisip pikir
ð    Siar Pikir
ð    Kontrol pikir
c.    Bentuk pikir
ð    Realistik
ð    Non realistik
ð    Dereistik
ð    Otistik
Jelaskan:pasien mengatakan kurang percaya diri dan merasa tidak nyaman dan lebih suka
menyendiri.
Diagnosa keperawatan: harga diri rendah.

13 | D e fi s i t P e r a w a t a n D i r i
2.5.8           Interaksi Selama Wawancara
ð    Bermusuhan
ð    Tidak kooperatif
ð    Mudah tersinggung
ð    Kontak mata kurang
ð    Defensif
ð    Curiga
Jelaskan: saat pengkajian klien menunjukkan tidak kooperatif, kontak mata dengan klien
kurang, dan klien menaruh rasa curiga terhadap perawat yang baru dijumpai, klien merasa
terancam dengan kehadiran perawat yang baru.
Diagosa keperawatan: resiko menciderai orang lain.

2.5.9           Memori
ð    Gangguan daya ingat jangka panjang (>1 bulan)
ð    Gangguan daya ingat jangka pendek (1 hari-1 bulan)
ð    Gangguan daya ingat saat ini (<24 jam)
ð    Amnesia
ð    Paraamnesia
ð    Konfabulasi
ð    Dejavu
ð    Jamaisvu
ð    Fausereconnaissance
ð    Hiperamnesia
Jelaskan: klien lupa dengan kejadian-kejadian yang baru saja dialaminya.
Diagnosa keperawatan : gangguan memori.

2.5.10       Tingkat Konsentrasi Dan Berhitung


ð    Mudah beralih
ð    Tidak mampu berkonsentrasi
ð    Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan: saat sedang mengobrol satu topik tiba-tiba klien bercerita tentang hal lain yang
tidak ada kaitannya dengan topik yang sedang dibicarakan bersama perawat.
Diagnosa keperawatan: ketidakmampuan berkonsentrasi.
2.5.11       Kemampuan Penilaian
ð    Gangguan ringan
ð    Gangguan bermakna
2.5.12       Daya Tilik Diri
ð    Mengingkari penyakit yang diderita
ð    Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan: klien menyangkal bahwa klien saat ini sedang menderita penyakit jiwa. Yang klien
tahu hanya orangtuanya sudah bercerai.
Diagnosa keperawatan: kurangnya daya tilik diri.
2.6        Pemeriksaan Fisik
Tanggal :
2.6.1   Keadaan Umum: cukup
2.6.2   Tanda Vital:
·     Tekanan darah: 120/70 mmHg

14 | D e fi s i t P e r a w a t a n D i r i
·     Nadi: 85 kali/menit
·     Suhu: 36,5°C
·     RR: 20 kali/menit
2.6.3   Ukur: BB: 55 kg                 TB: 165cm
ð    Turun
ð    Naik
2.6.4   Keluhan Fisik:
ð    Tidak
ð    Ya
Jelaskan: sebelum sakit, klien memiliki BB 60 kg, karena semua aktivitasnya
menurun karena suka keluyuran malam ke diskotik sehingga berat badannya menjadi turun.
2.6.5   Pemeriksaan Fisik (head to toe):
·     Tidak ada abnormalitas pada bagian tubuh.
·     Rambut tampak berminyak, acak-acakkan, dan kulit kotor.
·     Klien memiliki bau badan yang tidak sedap.
Jelaskan: hanya penampilan klien yang tidak rapi,acak-acakan,baju px kotor.
Diagnosa keperawatan: defisit perawatan diri.

2.7        Pengkajian Psikososial
2.7.1   Konsep Diri
a.   Citra tubuh: klien mengatakan tidak suka dengan keadaannya yang seperti itu apalagi
semenjak orangtuanya bercerai.
b.   Identitas: klien mengatakan bahwa ia adalah seorang mahasiswi namun sekarang
sering tidak masuk kuliah.
c.   Peran: klien merasa tidak berguna bagi keluarganya karena keluargaklien tidak
lagi harmonis(orangtua bercerai).
d.   Ideal diri: klien hanya ingin keluarganya kembali harmonis dan menjadi anak yang
berguna bagi kedua orangtuanya dan keluarga lainnya.
e.   Harga diri: klien mengalami harga diri rendah karena klien merasa tidak aman dan
kurang percaya diri dengan kondisinya sekarang.
Diagnosa keperawatan: harga diri rendah, perubahan peran, gangguan citra tubuh.
2.7.2   Hubungan sosial
a.   Orang yang berarti/terdekat: keluarga dan teman/sahabatnya.
b.   Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: sebelum sakit klien biasa
mengikuti kegiatan keagamaan.
c.   Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: saat sakit klien hanya menyendiri
saja, klien sering keluyuran malam dan pergi ke diskotik.
Diagnosa keperawatan: isolasi sosial.
2.7.3   Spiritual
a.   Nilai dan keyakinan: saat ini klien tidak bisa menjelaskan tentang spiritualitasnya.
b.   Kegiatan ibadah: klien tidak lagi menjalankan ibadah
Diagnosa keperawatan: ketidakefektifan kegiatan keagamaan.

2.8        Kebutuhan Persiapan Pulang

15 | D e fi s i t P e r a w a t a n D i r i
2.8.1   Makan
ð    Bantuan minimal
ð    Bantuan total
Jelaskan: klien hanya mampu untuk makan sendiri tetapi klien tidak mampu dalam
menyiapkan makanannya sendiri, sehingga membutuhkan orang untuk menyiapkan
makanannya.
2.8.2   BAK/BAB
ð    Bantuan minimal
ð    Bantuan total
Jelaskan: klien mampu BAK dan BAB dengan mandiri.
2.8.3   Mandi
ð    Bantuan minimal
ð    Bantuan total
Jelaskan: klien mampu mandi dengan mandiri hanya saja klien butuh arahan pada
saat akan mandi harus diingatkan untuk mandi.
2.8.4   Berpakaian/Berhias
ð    Bantuan minimal
ð    Bantuan total
Jelaskan: klien hanya perlu diingatkan untuk mengganti pakaiannya dan
berhias karena klien malas melakukan aktifitas kebersihan dirinya.
2.8.5   Istirahat dan tidur
ð    Tidur siang, lama : tidur sepanjang siang hari          
ð    Tidur malam, lama: jarang tidur malam karena klien sering kluyuran malam dengan pergi
ke diskotek
ð    Aktifitas sebelum dan/sesudah tidur:
ð    Jelaskan: klien biasanya saat siang hari hanya menghabiskan waktunya untuk
tidur, jarang tidur malam karena klien sering kluyuran malam dengan pergi ke diskotek
.
2.8.6   Penggunaan obat
ð    Bantuan minimal
ð    Bantuan total
Jelaskan: klien hanya perlu disiapkan obatnya dan perawat harus menunggui klien
minum obat dan memastikan obat sudah benar-benar diminum oleh klien.

2.8.7   Pemeliharaan kesehatan
Ya                   Tidak
     Perawatan lanjutan     x        

16 | D e fi s i t P e r a w a t a n D i r i
     Sistim pendukung       x

2.8.8   Aktifitas dalam rumah


Ya                   Tidak
     Mempersiapkan makanan                                x
     Menjaga kerapihan rumah                                x
     Mencuci pakaian                                              x
     Pengaturan keuangan                                        x
2.8.9   Aktifitas di luar rumah
Ya                   Tidak
Belanja                                            x      
Transportasi                                   x                                                                  
Jelaskan: klien keluyuran pada malam hari dengan pergi ke diskotik
Diagnosa keperawatan: hipoaktifitas

2.9        Mekanisme Kopimg
Adaptif Maladaptif
ð    Bicara dengan orang lain ð    Minum alkohol
ð    Mampu menyelesaikan masalah ð    Reaksi lambat/berlebihan
ð    Teknik relaksasi ð    Bekerja berlebihan
ð    Aktifitas konstruktif ð    Menghindar
ð    Olah raga ð    Mencederai diri
Diagnosa keperawatan: inefektif koping, resiko menciderai diri dan orang lain.

2.10    MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


ð    Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya klien tidak mendapatkan dukungan
dari kelompok, terutama teman sebaya untuk membantu menahan emosinyaa.
ð    Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya lingkungan sekitar klien
memberikan stigma yang buruk terhadap klien bahwa klien adalah orang gila dan tidak bisa
disembuhkan.
ð    Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya klien tidak pernah mengikuti perkuliahan dan
tidak pernah memperhatikan kebersihan dirinya.
ð    Masalah dengan perumahan, spesifiknya klien ditolak oleh lingkungan sekitar.

17 | D e fi s i t P e r a w a t a n D i r i
ð    Masalah dengan ekonomi, pasien memiliki status ekonomi yang cukup dalam mencukupi
kebutuhan sehari-harinya.
ð    Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya klien tidak pernah masuk rumah
sakit sebelumnya.
Diagnosa keperawatan: isolasi sosial.

2.11    Pengetahuan Kurang Tentang


Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang kurang
tentang suatu hal?
ð    Penyakit/Gangguan jiwa
ð    Sistem pendukung
ð    Faktor presipitasi
ð    Mekanisme koping
ð    Penyakit fisik
ð    Obat-obatan
Jelaskan: klien menyangkal bahwa klien sedang mengalami gangguan jiwa,
mekanisme koping yang digunakan klien juga tidak efektif dalam menghadapi suatu
masalah, selain itu klien juga tidak mengetahui obat-obatan apa yang dikonsumsi klien dan
manfaatnya.
Diagnosa keperawatan: kurang pengetahuan.

2.12    Analisa Data
NO. DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN
DS: Gangguan persepsi sensori:  waham
ü Keluargapasien mengatakkan sejak kebesaran
kedua orangtuanya bercerai pasien
mengatakan kurang percaya diri  .dan
sering menyendiri.
ü Keluarga pasien mengatakan bahwa
pasien kurang percaya diri dengan
keadaannya yang seperti itu.
ü keluarga mengatakan ia adalah anak
yang tidak diinginkan oleh orang
tuannya.
ü Keluarga pasien mengatakkan bahwa
pasien mengalami kemunduran dalam
kebersihan dirinya.
ü Keluarga pasien mengatakan bahwa
pasien tidak pernah masuk sekolah dan
sering bolos .
ü .keluarga pasien mengatakan pasien
sering kluyuran malam dan pergi
kediskotik
ü klien mengatakan tidak pernah
melakukan ibadah lagi
.

18 | D e fi s i t P e r a w a t a n D i r i
DO:
  Rambut pasien tampak kotor danacak –
acakan
   Badan dan pakaian kotor dan bautidak
sedap
  Mulut dan gigi kotor dan bau tidak sedap
   Kulit kusam dan kotor
 Kuku panjang dan tidak terawat

2.13    Daftar Diagnosa Keperawaatan


1.   Gangguan persepsi sensori halusinasi
2.   Isolasi sosial.
3.   Ketidakefektifan kegiatan keagamaan.
4.   Harga diri rendah.
5.   Perubahan peran.
6.   Gangguan citra tubuh.
7.   Gangguan proses pikir (arus pikir).
8.   Gangguan tidur.
9.   Defisit perawatan diri.

2.14    Prioritas Diagnosa Keperawatan


1.     Deficit perawatan diri
2.     Ketidakefektifan kegiatan keagamaan
3.     Gangguan proses pikir (arus pikir).
4.     Perubahan peran
5.     Gangguan tidur

2.10 Rencana Tindakan

19 | D e fi s i t P e r a w a t a n D i r i
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
NO.
DIAGNOSA KRITERIA
DX. TUJUAN INTERVENSI
HASIL
I Defisit Klien mampu-      Klien dapat TUK1:Klien dapat membina
Keperawatan melakukan melakukan             Hubungan Saling
Diri : Higiene kebersihan diri, kebersihan diri Percaya
Diri, Berhias, berhias, makan secara baik Intervensi :
Makan dan dan -      Klien dapat  1. Salam terapetik,perkenalan
Eliminsasi eliminasisecara berhias secara diri,
baik baik  2.  Jelaskan tujuan interaksi,
-      Klien mampu  3. Ciptakan lingkungan yg tenang,
makan secara  4.Buat kontrak yang jelas pada
mandiri tiap pertemuan (topic, tempat dan
-      Klien mampu waktu)
BAB/BAK
secara mandiri TUK2: Melatih Pasien cara
             perawatan kebersihan
diri
 Intervensi
Ø Menjelaskan pentingnya
perawatan diri
Ø Menjelaskan alat – alat untuk
kebersihan diri
Ø Menjelaskan cara – cara
melakukan perawatan diri
Ø Melatih klien mempraktikan cara
menjaga kebersihan diri

TUK3: Membantu klien


             Latihan Berhias
Intervensi
Latihan berhias harus dibedakan
antara laki-laki dan perempuan,
latihan untuk klien laki-laki meliputi
:
1.   Bepakaian
2.   Menyisir rambut
3.   Bercukur,dll.
Untuk klien perempuan meliputi :
1.   Berpakaian
2.   Menyisir rambut
3.   Berhias / berdandan,dll.

TUK4: Melatih Pasien makan

20 | D e fi s i t P e r a w a t a n D i r i
             secara mandiri
Intervensi
1.    Menjelaskan cara
mempersiapkan makan
2.    Menjelaskan cara makan yang
tertib
3.    Menjelaskan cara merapikan
peralatan makan setelah makan
4.    Mempraktikan cara makan yang
baik

TUK5: Mengajarkan Klien


             melakukan BAB/BAK
             secara mandiri
Intervensi
1.   Menjelaskan tempat BAB/BAK
yang sesuai
2.   Menjelaskan cara membersih kan
diri setelah BAB/BAK
3.   Menjelaskan cara membersih kan
tempat BAB/BAK

2.11 Implementasi dan Evaluasi

          Nama: Nn. Z                              Ruang: Mawar                             No. RM: 002011


DIAGNOSA TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI
Defisit ·     BHSP dengan klien. S:
Keperawatan Diri ·     Melatih
: Pasien cara ·     klien mampu menjelas
Higiene Diri,      perawatan kebersihan diri kan pentingnya perawa
Berhias, Makan     dengan cara : tan diri klien
dan Eliminsasi Ø Menjelaskan pentingnya·     klien mampu menyebut
perawatan diri kan alat – alat untuk per
Ø Menjelaskan alat – alat untuk awatan diri

21 | D e fi s i t P e r a w a t a n D i r i
kebersihan diri ·     klien mampu menjelas
Ø Menjelaskan cara – cara kan cara-cara pera watan
melakukan perawatan diri diri
Ø Melatih klien mempraktikan cara·     Klien mampu mem
menjaga kebersihan diri praktikan cara menjaga
kebersihan diri

O:
·     klien menjelaskan
pentingnya perawatan diri
klien
·     Klien menyebutkan alat –
alat untuk per awatan diri
·     Klien mampumenjelaskan
cara-cara perawatan diri
·     Klien mampu
mempraktikan cara
menjaga kebersihan diri

A: Masalah teratasi
     sebagian TAK 1.

P: lanjutkan intervensi
     TAK 2 - 5

BAB III

22 | D e fi s i t P e r a w a t a n D i r i
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan
kemampuan dalam melakukan/melewati aktivitas perawatan diri secara mandiri.
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika
tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000).

3.2 Saran

1)   Sebagai mahasiswa/mahasiswi calon perawat agar dapat lebih memperdalam ilmu serta
wawasan mengenai gangguan jiwa pada klien dengan defisitperawatan diri dan dapat
mengaplikasikannya dalam dunia keperawatan.

2)   Bagi masyarakat agar lebih peduli dan berpartisipasi dalam menjaga kesehatan dan
jangan mengabaikan tanda dan gejala yang muncul sebagai penyakit yang wajar tetapi
segera periksakan kedokter atau pelayanaan kesehatan yang terdekat  untuk mencegah
komplikasi dan prognosis yang buruk.

                             

DAFTAR PUSTAKA

23 | D e fi s i t P e r a w a t a n D i r i
 Keliat, Budi dan Akemat.2006.Model Praktik Keperawatan Profesional    
          Jiwa.Jakarta:EGC

Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

24 | D e fi s i t P e r a w a t a n D i r i

Anda mungkin juga menyukai