Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BIMBINGAN KONSELING

DOSEN PENGAMPUH:

Dra.Hj.Hasnah,M.Si.

DISUSUN OLEH KLP 7

KELAS C21A:

1. NUR ISDA NIAR RAHMAN (210407552026)


2. INDAH PERTAMA SARI (210407552010)
3. AKMAL ABDUL RAUF (210407551003)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena atas rahmat,
karunia serta kasih sayangNya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai
Proses Jasa Pendidikan ini dengan sebaik mungkin. Sholawat serta salam semoga
tetap tercurah kepada Nabi terakhir, penutup para Nabi sekaligus satu-satunya
uswatun hasanah kita, Nabi Muhammad SAW. tidak lupa pula saya ucapkan terima
kasih kepada Ibu Zahrotul Munawwaroh, M.Pd selaku dosen mata kuliah
Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan. Dalam penulisan makalah ini, kami
menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan kekeliruan, baik yang berkenaan
dengan materi pembahasan maupun dengan teknik
pengetikan, walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami selaku para penulis
usahakan. Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan
ilmupengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna
memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.

PARE-PARE,29 AGUSTUS 2021

KLP 7
DAFTARI ISI
KATA PENGANTAR ................................................................... i

DAFTAR ISI. ................................................................................. Ii

BAB I PENDAHULUAN. ....................................................... 1


A. Latar Belakan Masalah...................................................................................1
B. Identifikasi Masalah.........................................................................................2
C. Pembetasan Masalah......................................................................................3
D. Perumusan Masalah.........................................................................................4
E. Tujuan....................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN........................................................... 5
A. Pengertian Bimbingan Konseling (BK)...................................................6
B. Fungsi Bimbingan Konseling (BK).......................................................7
C. Tujuan dan Manfaat Bimbingan Konseling (BK)..........................................................8
D. Asas dan Hakekat Bimbingan Konseling (BK)........................................9

BAB III PENUTUP........................................................................... 10


A. Kesimpulan................................................................................ 11
B. Saran. ......................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 13
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakan Masalah


Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dalam dunia pendidikan,dalam hal ini
guru bimbingan dan konseling yang menjadi pelaksan segala kegiatan layanan bimbingan dan
konseling (BK), salahsatunya adalah membantu konseli mencapai perkembangan diri yang
optimal. Raharjo dan Gudnanto (2013 : 4) mengemukakan memahami masalah individu secara
keseluruhan baik masalah yang dihadapi maupun latar belakangnya adalah hal yang penting
dalam bimbingan dan konseling. Maka individu akan mendapatkan pelayanan yang optimal.
Bimbingan dan konseling adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam pendidikan. Peran
bimbingan dan konseling mempunyai andil yang besar dalam dunia pendidikan khususnya dalam
mengoptimalkan perkembangan peserta didik. Peserta didik adalah sasaran utama guru
bimbingan dan konseling. Hal ini menjadi fokus utama layanan bimbingan dankonseling di
sekolah, layanan yang diberikan kepada konseli sesuai dengan
kurikulum yang berlaku. Kurikulum yang terbaru adalah kurikulum 2013. Kurikulum yang
dimuat memudahkan peserta didik untuk memilih jurusan atau kompetensi keahlian sesuai
dengan bakat dan minat yang dimiliki peserta didik. Peminatan tersebut didasarkan atas bakat
dan serta potensi dalam diri.

Pelaksanaan layanan BK di sekolah dilaksanakan oleh guru bimbingan dan konseling


(konselor). Konselor sebagaimana diatur dalam undang-undang dinyatakan sebagai salah satu
kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara,
fasilitator, dan instruktur (UU No.20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 6). Lampiran Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No. 27 tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Konselor bahwa sosok utuh kompetensi konselor mencakup kompetensi akademik dan
profesional sebagai keutuhan, kompetensi akademik merupakan landasan ilmiah dari
pelaksanaan pelayanan profesional bimbingan dan konseling. Kompetensi Profesional
menyatakan bahwa menguasai konsep dan praksis asesmen untuk memahami kondisi,
kebutuhan, dan masalah konseli (Permendiknas No.27 Tahun 2008). Perlunya pemahaman
konselor terhadap instrumen non tes bertujuan untuk mengetahui kebutuhan konseli atau peserta
didik. Komalasari, Eka, dan Karsih (2011: 17) menerangkan Secara garis besar guru Bimbingan
dan Konseling harus memahami konsep dan praktis asesmen baik itu tes dan non tes karena need
asesmen pada konseli adalah segala kebutuhan atau masalah yang ada pada konseli yang
meliputi aspek fisik yaitu (kesehatan dan
keberfungsian fisik), psikologis (kecerdasan, motivasi belajar, minat, sikap,
dan kebiasaan belajar, kepribadian, sifat-sifat atau karakteristik peserta didik),
serta sosial yang antara lain berkaitan dengan hubungan sosial dalam keluarga
dan teman-teman.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Guru BK kurang memahami assesment kebutuhan peserta didik sehingga
program yang disusun tidak berdasarkan asesmen kebutuhan.

2. Belum adanya penyusunan program bimbingan dan konseling berdasarkan


assesmen kebutuhan dasar peserta didik.

3. Sarana dan prasarana belum memadai untuk pelaksanaan layanan bimbingan


dan konseling di sekolah.

4. Tidak ada jam masuk kelas untuk layanan bimbingan dan konseling di
sekolah, sehingga guru BK tidak optimal melaksanakan layanan bimbingan
klasikal.

5. Rasio perbandingan antara guru BK dengan peserta didik yang masih tidak

C. BATASAN MASALAH
Dari berbagai masalah yang terindentifikasi yang telah diuraikan di
atas dan agar penelitian ini lebih terfokus, maka masalah penelitian membatasi
pada : “Belum adanya penyusunan program bimbingan dan konseling
berdasarkan asesmen kebutuhan peserta didik”.

D.RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka rumhsan masalah


dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bagaimana penyusunan program bimbingan dan konseling yang layak
Diujicobakan di perguruan tinggi.

E.TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian dan


pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan program tahunan Bimbingan
dan Konseling yang layak di Kampus v pare yang tervalidasi oleh ahli.
BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BIMBINGAN KONSELING

Pengertian konseling secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa


latin, yaitu “consilium” yang berarti dengan atau bersama yang dirangkai dengan
menerima atau memahami. Sedangkan dalam bahasa Anglo-Saxon, istilah konseling
berasal dari “sellan” yang berarti “menyerahkan”atau menyampaikan”.

Sebelumnya telah dijelaskan pengertian bimbingan selanjutnya akan dijelaskan


pengertian konseling. Wagito, (dalam Aqib 2012:29) mengemukakan bahwa
konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan
masalah kehidupannya dengan wawancara, dengan cara-cara yang sesuai dengan
keadaan individu yang dihadapi untuk mencapai kesejateraan hidupnya.

Tolbert, (dalam Prayitno dan Amti 2004:101). Konseling adalah hubungan pribadi
yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang dalam mana konselor melalui
hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya. Dalam hal
ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan
kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan
potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat.
Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan
menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang.

Dengan melihat uraian tentang bimbingan dan konseling di atas, maka dapat
dirumuskan tentang pengertian Bimbingan dan Konseling (BK) yaitu Serangkaian
kegiatan berupa bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli pada konseling dengan
cara tatap muka, baik secara individu atau beberapa orang dengan memberikan
pengetahuan tambahan untuk mengatasi permalahan yang dialami oleh konseli,
dengan cara terus menerus dan sistematis.
B. FUNGSI BIMBINGAN KONSELING

Bimbingan selalu berhubungan dengan sikap dan tindakan seorang individu.


Sehingga bimbingan harus mampu mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan yang
dirasakan oleh individu yang dibimbing. Adapun fungsi bimbingan konseling jika
ditinjau dari sifatnya ialah sebagai berikut:

1. Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahaman ialah bimbingan dan konseling yang dapat menghasilkan
pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu, yang disesuaikan dengan
kebutuhan yang diperlukan dalam rangka mengembangkan potensi siswa.

2. Fungsi Perbaikan
Fungsi perbaikan berperan untuk membantu individu dalam mengatasi dan
memecahkan permasalahan yang dialami peserta didik. Selain itu, fungsi ini
berfungsi untuk memperbaiki sikap dan tindakan yang dilakukan siswa saat
melanggar norma-norma tertentu.

3. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan


Fungsi ini diberikan untuk membantu peserta didik dalam memelihara dan
mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah, dan
berkelanjutan. Sehingga siswa bisa memelihara dan mengembangkan potensi yang
dimilikinya secara optimal.

4. fungsi Adaptasi Membantu proses mengajar untuk menyesuaikan program


pendidikan dengan latar belakang pendidikan, kemampuan, minat, dan bakat
peserta didik.

5. fungsi pencegaham
Mengantisipasi berbagai masalah yang dapat terjadi dan berupaya untuk
mencegahnya, agar tidak dialami oleh peserta didik.
C. TUJUAN DAN MANFAAT BIMBINGAN KONSELING

Adapun tujuan dari bimbingan dan konseling secara khusus untuk membantu
peserta didik agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangannya, yaitu sbagai
berikut:
1. Agar siswa mempunyai komitmen kuat terutama dalam hal mengamalkan
keimanan dan nilai ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam
kehidupannya sendiri, keluarga, pergaulan terhadap teman maupun
masyarakat.

2. Agar siswa mempunyai sebuah pemahaman serta penerimaan diri baik


secara objektiF maupun konstruktif yang berhubungan dengan kelebihan
maupun kelemahan secara fisik dan psikis.

3. Mempunyai sikap yang positif terhadap dirinya sendiri maupun terhadap


orang lain.

4. Agar siswa memiliki kemampuan dalam hal berinteraksi sosial serta


mewujudkannya dalam bentuk persahabatan, persaudaraan maupun
silaturahmi sesama manusia.

5. Agar siswa memiliki kemampuan untuk bisa mengambil keputusan secara


efektif.

6. Agar siswa mempunyai sikap serta kebiasaan belajar hal yang positif
misalnya seperti kebiasaan belajar, disiplin, membaca buku dan kegiatan
yang positif lainnya.

7. Agar siswa memiliki kesadaran terutama dalam hal potensi diri yang
dimiliki dalam aspek belajar serta bisa memahami berbagai macam
hambatan yang bisa kapan saja muncul dalam proses belajar yang sedang
dilakukan.
MANFAAT DARI BK
1. BK akan membuat diri Anda lebih baik, nyaman dan tenang karena BK bisa
membantu Anda untuk menerima sisi yang ada dalam diri Anda.

2. BK membantu Anda agar bisa menerima diri sendiri dan orang lain sehingga
hubungan dengan orang lain lebih efektif.

3. BK juga membantu mengurangi tingkat depresi dan stres yang dialami


karena sebuah masalah yang belum terselesaikan.

4. BK akan membantu Anda mengembangkan personal tentang cara berfikir


yang positif.

D. ASAS DAN HAKEKAT BIMBINGAN KONSELING

Asas – asas bimbingan dan konseling tentu saja harus diterapkan dalam
penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling. Adapun asas – asas bimbingan
dan konseling yaitu sebagai berikut.

1. Asas Kerahasiaan
Merupakan asas yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan
konseli yang menjadi sasaran layanan. Di mana data atau keterangan yang tidak
boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain harus dirahasiakan oleh konselor.
Dalam hal ini, konselor wajib secara penuh untuk memelihara dan menjaga semua
data dan keterangan sehingga kerahasiaan benar- benar terjamin.

2. Asas kesukarelaan
Merupakan asas yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan konseli dalam
mengikuti, menjalani layanan yang dibutuhkan bagi dirinya. Dalam hal ini konselor
wajib membina dan mengembangkan kesukarelaan tersebut.

3. Asas keterbukaan
Merupakan asas yang menghendaki konseli yang menjadi sasaran layanan bersifat
terbuka dan tidak berpura- pura, baik dalam memberikan keterangan tentang
dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar
yang bermanfaat bagi pengembangan dirinya.

Dalam hal ini konselor wajib untuk mengembangkan keterbukaan konseli.


Keterbukaan ini sangat terkait dengan terlenggaranya asas kerahasiaan dan adanya
kesukarelaan pada diri konseli yang menjadi sasaran layanan. Agar konseli dapat
terbuka, konselor perlu terlebih dahulu untuk bersikap terbuka dan tidak berpura-
pura.

4. Asas kekinian
Merupakan asas yang menghendaki agar objek sasaran layanan bimbingan dan
konseling adalah masalah konseli dalam kondisinya sekarang. Layanan yang
berhubungan dengan masa depan atau kondisi di masa lampaupun dilihat dampak
atau kaitannya dengan kondisi yang ada dan apa yang dilakukan sekarang.

5. Asas kemandirian
Merupakan asas yang menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan konseling yaitu
konseli sebagai sasaran layanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi
individu yang mandiri dengan ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan
lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri
sendiri. Konselor hendaknya mampu untuk mengarahkan segenap layanan
bimbingan dan konseling yang diselenggarakannya bagi berkembangnya
kemandirian peserta didik.

6. Asas kegiatan
Merupakan asas yang menghendaki agar konseli yang menjadi sasaran layanan
berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan layanan bimbingan dan
konseling. dalam hal ini konselor perlu untuk mendorong konseli untuk aktif dalam
setiap layanan bimbingan dan konseling yang diperuntukkan baginya.

7. Asas kedinamisan
Merupakan asas bimbingan konseling yang menghendaki agar isi layanan terhadap
sasaran layanan yang sama kehendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan
terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap
perkembangan dari waktu ke waktu.

8. Asas keterpaduan
Merupakan asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar berbagai layanan
dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh konselor maupun
oleh pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu.

Untuk ini kerja sama antara konselor dan pihak –pihak yang berperan dalam
penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan.
Koordinasi segenap layanan bimbingan dan konseling itu harus dilaksanakan
dengan sebaik- baiknya.

9. Asas kenormatifan
Merupakan usaha bimbingan dan konseling yang tidak boleh bertentangan dengan
norma-norma yang berlaku, baik ditinjau dari norma agama, adat, hukum, ilmu
pengetahuan, maupun kebiasaan sehari- hari.

Asas kenormatifan ini ditetapkan terhadap isi maupun proses penyelenggaraan


bimbingan dan konseling. Seluruh isi layanan harus sesuai dengan norma- norma
yang ada. Demikian juga dengan prosedur, teknik, dan peralatan yang dipakai tidak
menyimpang dari pada norma - norma yang dimaksudkan.

10. Asas keahlian


Merupakan asas yang menghendaki agar layanan bimbingan dan konseling yang
diselenggarakan atas dasar kaidah – kaidah profesional. Dalam hal ini para
pelaksana konseling hendaklah tenaga yang benar- benar ahli dalam bidang
bimbingan dan konseling.

keprofesionalan konselor harus terwujud baik dalam penyelenggaraan jenis layanan


dan kegiatan bimbingan dan konseling maupun dalam penegakan kode etik
bimbingan dan konseling.

11. Asas alih tangan kasus


Merupakan asas yang menghendaki agar pihak – pihak yang tidak mampu
menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas
suatu permasalahan konseli mengalih tangankan permasalahan itu kepada pihak
yang lebih ahli.

Konselor dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru – guru, atau ahli
lain, demikian juga konselor dapat mengalih tangankan kasus kepada guru mata
pelajaran, guru praktek, dan lain – lain.

12. Asas Tut Wuri Handayani


Merupakan asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pelayanan
bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana yang
mengayomi atau memberikan rasa aman, mengembangkan keteladanan,
memberikan rangsangan, dan dorongan serta kesempatan yang seluas- luasnya
pada konseli untuk maju.

DAN ADAPUN HAKEKATNYA :


Bimbingan konseling pada dasarnya merupakan upaya bantuan untuk mewujudkan
perkembangan manusia secara optimal baik secara kelompok maupun individual, sesuai
dengan hakikat kemanusiaannya, yaitu dengan berbagai potensi, kelebihan dan
kekurangan, kelemahan serta permasalahannya.

Saat ini keberadaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah termasuk madrasah
sudah tampak lebih baik, apabila dibandingkan dengan era sebelumnya. Pengakuan kearah
pelayanan bimbingan dan konseling atau konseling sebagai suatu profesi sudah semakin
mengkristal terutama dari pemerintah dan kalangan profesi lainnya. Meskipun demikian,
masih adanya persepsi negative tentang bimbingan dan konseling terutama tentang
keberadaannya di sekolah dan madrasah dari para guru mata pelajaran, sebagai pengawas,
kepala sekolah dan madrasah, para siswa orang tua siswa bahkan dari guru BK sendiri.

Fokus pelayanan bimbingan dan konseling adalah manusia. Oleh sebab itu, melihat
relevansi tujuan dan fungsi bimbingan dan konseling dengan Islam (ajaran Islam) juga
harus melihat bagaimana Islam memandang manusia, tujuan penciptaannya dan tugas atau
tanggung jawabnya serta penjelasan-penjelasan lain yang berkenaan dengan syariat Islam .

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN

Dari satu segi dapat kita lihat bahwa Bimbingan dan Konseling memiliki arti yang sama yaitu
proses pemberian bantuan terhadap seseorang, atau sekelompok orang. Dari segi lain konseling
merupakan alat dalam pemberian bimbingan, konseling juga merupakan alat yang paling
ampuh dalam keseluruhan program bimbingan atau dengan kata lain konseling merupakan titik
sentral dari keseluruhan kegiatan bimbingan. Tujuan dari Bimbingan dan Konseling yaitu (a)
Untuk dapat mewujudkan diri sendiri. (b) Untuk dapat mengarahkan diri sendiri. (c) Untuk
dapat mengambil keputusan sendiri tentang berbagai hal. (d) Untuk dapat menerima diri
sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis. (e) Untuk mengenal diri sendiri dan
lingkungannya. Bimbingan dan Konseling memiliki arah pelayanan seperti pelayanan dasar,
pelayanan pengembangan, terapeutik, dan peminatan.

B. SARAN

Seorang guru bisa dinilai memiliki mutu kerja yang berkualitas jika bisa
membimbing siswa dengan baik, jadi hendaknya mendalami dan menguasai
bidang Bimbingan dan Konseling agar jika terjadi masalah yang di hadapi peserta
didik hendaknya membimbing mereka agar menjadi pribadi yang berkualitas pula.

C. DAFTAR PUSTAKA
https://www.gurupendidikan.co.id/bimbingan-dan-
konseling/

https://www.portal-ilmu.com/2017/07/12-asas-
bimbingan-dan-konseling_6.html?m=1

https://bdkpalembang.kemenag.go.id/berita/hakekat-
bimbingan-konseling-dalam-pendidikan-di-indonesia

https://www.dosenpendidikan.co.id/fungsi-bimbingan-
konseling/

Anda mungkin juga menyukai