Anda di halaman 1dari 4

PERTEMUAN III

KETERAMPILAN BERBICARA

A. Pengertian Keterampilan Berbicara


Berbicara secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud, ide, pikiran, isi
hati seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut
dapat dipahami oleh orang lain (Depdikbud, 1984/1985:7). Berbicara adalah suatu kegiatan
berbahasa yang melahirkan ujaran dan ide untuk disampaikan (didengar) orang lain. Berbicara
merupakan sebuah keterampilan yang memerlukan latihan secara terus menerus. Tanpa dilatih,
seorang yang pendiam akan terus-menerus berdiam diri dan tidak akan berani untuk
menyuarakan pendapatnya.
Dalam keterampilan berbicara seseorang harus memperhatikan unsur situasi atau
konteks, dan paralinguistik yang nantinya sangat membantu proses komunikasi. Kelancaran
proses komunikasi dalam suatu ujaran bergantung pada bahasa atau lambang-lambang bunyi.
Agar siswa dapat berkomunikasi dengan baik, pembicara hendaklah menuangkan gagasannya
kedalam bahasa yang tepat dan jelas.
Dibandingkan dengan keterampilan berbahasa yang lain, keterampilan berbicara lebih
sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa tersebut. Hal itu disebabkan keterampilan
berbicara menghendaki penguasaan secara spesifik untuk mengungkapkan ide atau gagasan
yang kritis dan kreatif, serta harus menguasai lambang-lambang bunyi. Untuk dapat berbicara
dalam suatu bahasa secara baik, pembicara harus menguasai lafal, struktur, dan kosa kata yang
bersangkutan. Di samping itu, diperlukan juga penguasaan masalah dan atau gagasan yang
akan disampaikan, serta kemampuan memahami bahasa lawan bicara.
Keterampilan berbicara pada hakikatnya merupakan keterampilan memproduksi arus
sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan perasaan, dan keinginan
kepada orang lain. Keterampilan ini juga didasari oleh kepercayaan diri untuk berbicara secara
wajar, jujur, benar, dan bertanggungjawab dengan menghilangkan masalah psikologis seperti
malu, rendah diri, ketegangan, berat lidah, dan lain-lain.
Keterampilan berbicara merupakan seni keterampilan yang elegan, ekpresif, dan
kreatif. Di dalam keseharian kita, kita selalu melihat orang-orang bertemu dan berbicara
dengan orang lainnya dengan mudah. Beberapa orang memang terlahir dengan bakat berbicara
yang baik. Tapi untungnya, bagi kita yang tidak dilahirkan dengan bakat tersebut, keterampilan
berbicara bisa dipelajari dan dikuasai.
Mayoritas pemimpin dunia dan orang-orang sukses adalah orang-orang yang terampil
dalam berbicara. Keterampilan dalam berbicara sangat penting dalam kehidupan kita, karena
berbicara merupakan proses pertukaran informasi antarindividu maupun antarkelompok. Tidak
adanya keterampilan berbicara yang baik akan menghalangi seseorang, bukan saja dalam hal
berkarir, tetapi juga dalam hubungan sosial dan pribadi. Sebuah pesan dapat berubah menjadi
sebuah kesalahpahaman, frustasi, bahkan bencana bila terjadi kesalahan dalam penyampaian,
ataupun kesalahan interpretasi dari orang yang diajak bicara.

B. Sarana dan Taktik dalam Keterampilan Berbicara


Dua sarana yang dapat dipergunakan dalam keterampilan berbicara untuk efektivitas
komunikasi retoris, yaitu:
1. Mendengarkan , mendengar adalah sikap yang penting dalam proses dialog dan diskusi.
Setiap peserta dalam diskusi selalu berganti peranan antara berbicara dan mendengar.
2. Menggunakan taktik-taktik retoris.
Dalam uraian berikut ini akan dijelaskan sejumlah taktik yang dapat membantu untuk
mencapai sasaran dan tujuan secara efektif dalam proses komunikasi retoris.
1. Taktik Afirmasi
Dalam taktik ini, pertanyaan dirumuskan dengan sedemikian rupa agar lawan bicara
hanya bisa menjawab: ‘Ya’, serta perlahan-lahan akan menuntunnya pada kesimpulan
akhir yang mengejutkan atau jelas, yang harus diterima tanpa ada syarat.
2. Taksit Ofensif
Sementara lawan bicara sedang menyampaikan pendapat, kita sudah melakukan
antisipasi kelemahan, setelah itu kita langsung menjatuhkan pendapatnya dengan
mengemukakan argumentasi kontra.
3. Taktik Nagasi
Taktik ini menyangkal pendapat lawan bicara secara langsung, karena menuntut
penjelasan yang tuntas.
C. Bentuk Keterampilan Berbicara
Berikut adalah bebersapa bentuk dari keterampilan berbicara.
1. Monologika
Monologika merupakan suatu ilmu tentang seni berbicara dengan monolog, dimana
hanya ada seorang yang berbicara. Bentuk dari monologika yang sangat penting adalah
proses dalam menyampaikan ide atau gagasan kepada orang lain di depan umum, sebagai
contoh berpidato.
2. Dialogika
Dialogika merupakan suatu ilmu tentang seni berbicara dengan cara dialog, dimana
dua orang atau lebih, mengambil atau bebicara dalam suatu proses pembicaraan. Bentuk
dialogika yang sangat penting ialah diskusi, berunding, tanya jawab, debat dan percakapan.
3. Prinsip Umum dalam Berbicara
Pada kegiatan berbicara tentu ada hal yang mendasari di dalamnya, ada beberapa
prinsip pokok, antara pembentukan paling sedikit yaitu dua orang, memakai bahasa yang
dipahami bersama, menerima atau mengakui daerah referensi umum, adalah proses tukar
pikiran antarpartisipan, penyampaian gagasan dengan tujuan melaporkan, meyakinkan dan
menghibur seseorang.

D. Faktor-Faktor Keberhasilan Berbicara


Dalam berbicara ada faktor yang perlu diperhatikan, yaitu: pembicara dan pendengar.
Kedua faktor tersebut akan menentukan berhasil atau tidaknya kegiatan berbicara. Di bawah
ini kedua faktor tersebut akan dibahas satu persatu.
1. Pembicara
Pembicara adalah salah satu faktor yang menimbulkan terjadinya kegiatan berbicara.
Dan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pembicara untuk melakukan
kegiatannya, yaitu: (a) pokok pembicaraan (b) metode, (c) bahasa, (d) tujuan, (e) sarana,
dan (f) interaksi.
2. Bahasa
Bagi pembicara, bahasa merupakan suatu alat untuk menyampaikan pesan kepada
orang lain. Oleh karena itu, pembicara mutlak harus menguasai faktor kebahasaan. Di
samping itu, pembicara juga harus menguasai faktor nonkebahasaan.

3. Faktor nonkebahasaan
Faktor-faktor nonkebahasaan mencakup (a) sikap yang wajar, tenang, dan tidak kaku
, (b) pandangan yang diarahkan pada lawan bicara, (c) kesediaan menghargai pendapat
orang lain, (d) kesediaan mengoreksi diri sendiri, (e) keberanian mengungkapkan dan
mempertahankan pendapat, (6) gerak-gerik dan mimik yang tepat, (7) kenyaringan suara,
(8) kelancaran, (9) penalaran dan relevansi, dan (10) penguasaan topik.

DAFTAR PUSTAKA

Iskandarwassid, Dadang Sunendar. 2010. Strategi Pembelajaran Bahasa. Remaja Rosdakarya:


Bandung

Taringan H.G. 2008. Berbicara. Angkasa: Bandung

Marhiyanto, Bambang. 2008. Pintar Bahasa Indonesia. Gitamedia Press: Surabaya.

Universitas Ciputra. 2015. Keterampilan Berbicara. Diakses melalui


[http://ciputrauceo.net/blog/2015/6/3/keterampilan-
berbicara#:~:text=Keterampilan%20berbicara%20atau%20yang%20disebut,bentuk%20k
omunikasi%20kepada%20orang%20lain.&text=Sebagai%20seni%2C%20keterampilan%
20berbicara%20merupakan,elegan%2C%20ekpresif%2C%20dan%20kreatif.] Pada
tanggal 26 Januari 2021 pukul 16.57 WIB

Kurniawan, Aris. 2021. Pengertian Keterampilan Berbicara – Bentuk, Landasan, Sarana, Jenis,
Faktor, Contoh, Para Ahli. Diakses melalui
[https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-keterampilan-berbicara/] Pada tanggal 26
Januari 2021 pukul 17.06 WIB

Anda mungkin juga menyukai