Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PRINSIP MORAL DALAM KEPERAWATAN

Oleh :
Audy Aribi Ilhamsyah ( 719621281 / 081335172143 )
Moh. Hasan Basri ( 719621290 / 085335933281 )
Fitrotul Lailiyah ( 719621256 / 085235377731 )
Robi’atul Adawiyah ( 719621310 / 083122942572 )
Aulia Aprilita Sofiyana ( 719621264 / 081949743664 )
Roghibafillah M. D. ( 719621249 / 085330098344 )
Amalia Nur Jannah ( 719621272 / 082337274722 )
Linda Yusrita ( 719621299 / 085855658138 )

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PRODI KEPERAWATAN
UNIVERSITAS WIRARAJA
TAHUN AJARAN 2020-2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “ Prinsip Moral Keperawatan “. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Emdat Suprayitno, S.Kep, Ns., M.Kep selaku dosen
pembimbing mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan 1 yang telah membimbing
kami. Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan
sehingga kami mohon masukan dan saran guna penyempurnaan makalah ini. Kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Sumenep, 14 April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... I
KATA PENGANTAR.................................................................................... II
DAFTAR ISI.................................................................................................. III
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 1
1.3 Tujuan Masalah.................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Autonomy.............................................................................................. 2
2.2 Beneficence.......................................................................................... 3
2.3 Nonmalaficence.................................................................................... 4
2.4 Justice................................................................................................... 4
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Menurut KBBI, prinsip adalah asas kebenaran yang menjadi pokok dasar
berfikir , bertindak, dsb. Sedangkan moral adalah ajaran tentang baik buruknya
yang diterima umum mengenai perbuatan sikap, kewajiban, dan sebagainya. Moral
sendiri sering disalah artikan dengan etika, dimana moral biasanya mengacu paada
standar pribadi tentang apa yang benar dan salah dalam perilaku, karakter, dan
sikap. Dari pengertian yang ada, dapat disimpulkan bahwa prinsip moral adalah
hal-hal yang mendasari cara berfikir dan bertindak seseorang ketika akan
melakukan sebuah perbuatan. Prinsip moral diterima secara luas dan umumnya
didasarkan pada aspek kemanusiaan dari masyarakat (DeLaune & ladner, 2011).
Pada umumnya, prinsip-prinsip moral ada enam, yaitu autonomy, beneficence,
nonmalaficence, justice, fidelity, dan veracity.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Autonomy ?
2. Apa yang dimaksud dengan Beneficence ?
3. Apa yang dimaksud dengan Nonmalaficence ?
4. Apa yang dimaksud dengan Justice ?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Autonomy
2. Untuk mengetahui Beneficence
3. Untuk mengetahui Nonmalaficence
4. Untuk mengetahui Justice
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Autonomy
Autonomy berasal dari bahasa latin yaitu autos yang berarti sendiri dan nomos
artinya aturan. Autonomy artinya kemampuan untuk menentukan sendiri atau
mengatur diri sendiri. Autonomy mengacu pada hak untuk membuat keputusan
sendiri. Menghargai otonomi berarti menghargai manusia sebagai seseorang yang
mempunyai harga diri dan martabat yang mampu menentukan sesuatu bagi dirinya.
Prinsip otonomi sangat penting dalam keperawatan.
Perawat yang mengikuti prinsip ini mengakui bahwa setiap klien adalah unik,
memiliki hak untuk menjadi dirinya sendiri, dan memiliki hak untuk memilih
tujuan pribadinya masing-masing ( Registered Nursing, n.d. ). Perawat harus
menghargai harkat dan martabat manusia sebagai individu yang dapat memutuskan
hal yang terbaik bagi dirinya. Perawat harus melibatkan klien untuk berpartisipasi
dalam membuat keputusan yang berhubungan dengan asuhan keperawatan klien
tersebut. Selain perawat harus menghargai manusia dalam penerapan autonomy,
perawat juga harus menghargai profesi lain dalam lingkup tugas perawat,
misalnya, dokter , ahli farmasi,dan sebagainya.
Perawat juga harus memberikan penjelasan kepada klien apabila mengambil
keputusan yang dapat memperburuk keadaannya. Dalam beberapa kasus, perawat
tetap harus melindungi klien yang tidak dapat mengambil keputusan sendri,
misalnya ketika klien dalam keadaan tidak sadar ( Berman, Synder, & Frandsen,
2016 ).
Contoh tindakan perawat yang melaksanakan autonomy adalah perawat yang
melakukan informed consent. Yaitu meminta persetujuan klien ketika akan
melakukan suatu tindakan. Dengan melakukan informed consent, perawat berarti
telah memberi kesempatan kepada klien untuk membuat keputusan sendiri dimana
klien tersebut setuju atau tidak dengan tindakan yang akan dilakukan ( DeLaune &
Ladner, 2011 ).
2.2 Beneficence
Beneficience ( berbuat baik ) merupakan prinsip untuk melakukan yang baik
dan tidak merugikan orang lain. Perawat wajib menerapkan tindakan yang
menguntungkan klien dan menghindari tindakan merugikan klien. Kesepakatan
mengenai prinsip beneficence adalah bahwa kepentingan pasien tetap lebih penting
daripada kepentingan diri sendiri ( Potter, Perry, Stockert, & Hall, 2013 ).
Salah satu perbuatan beneficence yang kurang disarankan adalah sikap
paternalistic, dimana seseorang memperlakukan orang dewasa yang kompeten
seolah-olah mereka adalah anak-anak yang membutuhkan perlindungan.
Misalnya, ketika seorang perawat memutuskan apa yang terbaik untuk klien dan
memaksa atau mendorong klien untuk memilih tindakan tersebut. Meski begitu,
terkadang sikap paternalistic disarankan untuk dilakukan. Seperti halnya ketika
kemampuan seseorang klien untuk memilih tindakan tetapi dibatasi oleh
ketidakmampuan klien tsb, maka paternalism dapat dibenarkan.
Contoh lain dari penerapan prinsip beneficence yaitu seorang klien yang
mempunyai kepercayaan bahwa pemberian transfuse darah bertentangan dengan
keyakinannya, mengalami pendarahan hebat akibat penyakit hati yang kronis.
Sebelum kondisi klien bertambah berat,klien sudah memberikan pernyataan tertulis
kepada dokter bahwa ia tidak mau dilakukan transfuse darah. Pada suatu saat
ketika kondisi klien bertambah buruk dan terjadi pendarahan hebat, dokter
seharusya menstruksikan untuk memberikan tarnsfusi darah. Dalam hal ini,
akhirnya transfuse darah tidak diberikan karena prinsip beneficience, walaupun
sebenarnya pada saat yang bersamaan terjadi penyalahgunaan prinsip malefisiensi.
2.3 Nonmaleficence
Nonmaleficence berarti tidak melukai atau tidak menimbulkan bahaya atau
cidera bagi orang lain. Jhonson ( 1989 ) menyatakan bahwa prinsip untuk tidak
melukai orang lain berbeda dan lebih keras daripada prinsip untuk melakukan yang
baik.
Nonmaleficence adalah tindakan untuk tidak membahayakan, membahayakan
dapat berarti dengan sengaja menyebabkan kerusakan, menempatkan seseorang
dalam bahaya, ataupun secara tidak sengaja menyebabkan kerusakan. Oleh karena
itu dalam hal melakukan asuhan keperawatan, penting untuk mempertimbangkan
tindakan dengan pertanyaan “akankah tindakan ini menyebabkan lebih banyak
bahaya atau kebaikan bagi klien?”. Perawat harus bertindak bijaksana dan hati-
hati, serta menimbang potensi resiko dan manfaat penelitian atau perawatan.
Contoh tindakan yang menerapkan prinsinp nonmaleficence diantaranya
mencegah kesalahan pengobatan, menyadari resiko yang berpotensi akibat
modalitas pengobatan, dan menghilangkan bahaya. Hal yang diharapkan dari
perawat yang professional adalah mencoba untuk menyeimbangkan resiko dan
manfaat perawatan dengan tetap berjuang untuk melakukan bahaya sekecil
mungkin.
2.4 Justice
Justice merupakan prinsip moral berlaku adil untuk semua individu. Tindakan
yang dilakukan untuk semua orang sama. Tindakan yang sama tidak selalu identic,
tetapi dalam hal ini persamaan berarti mempunyai kontribusi yang relative sama
untuk kebaikan kehidupan seseorang. Dalam aplikasinya, prinsip moral ini tidak
berdiri sendiri, tetapi bersifat komplementer sehingga kadang-kadang
menimbulkan masalah dalam berbagai situasi.
Hubungan perawat-klien : Kontak yang terus menerus antara perawat dengan
klien membutuhkan suatu hubungan perawat klien yang spesifik, yang dibina atas
dasar saling percaya. Hubungan yang spesifik ini merupakan dasar dalam etika
keperawatan. Hubungan perawat-klien didasarkan pada penghargaan atas harkat
dan martabat manusia , penumbuhan rasa saling percaya, cara pemecahan masalah,
dan kolaborasi. Dalam hubungan perawat-klien, perawat dapat berfungsi sebagai
narasumber dalam memberi informasi yang relevan dengan masalah klien. Perawat
juga dapat berfungsi konselor, yaitu ketika klien menjelaskan perasaannya dan hal-
hal yang berkaitan dengan keadaan sakitnya.
Dalam profesi keperawatan, seorang perawat harus mendistribusikan perawatan
kepada kliennya dengan adil dan merata. Contoh tindakan yang tidak sesuai
dengan prinsip justice adalah melakukan diskriminasi atau perlakuan sewenang-
wenang yang tida adil, memanfaatkan atau mengambil keuntungan secara tidak
adil dari orang lain, dan membuat pernyataan yang tidak adil tentang orang lain/
pasien.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Prinsip-prinsip moral dalam keperawatan sangatlah penting karena dengan
menerapkan prinsip moral perawat menjadi lebih sistematis dalam menyelesaikan
konflik moral. Prinsip-prinsip moral dapat digunakan sebagai pedoman dalam
menganalisis dilema. Selain itu, prinsip-prinsip moral juga dapat berfungsi sebagai
pembenaran untuk penyelesaian masalah etika.
Prinsip moral juga penting sekali untuk dilakukan agar perawat berprilaku
sesuai dengan prinsip moral dalam melakukan asuhan keperawatan sehingga tidak
menimbulkan kerugian bagi klien. Apabila ada kerugian yang ditimbulkan kepada
klien dan klien merasa tidak puas, hal tersebut akan berdampak pada citra perawat
dan profesi keperawatan. Oleh karena itu, pembelajaran mengenai prinsip-prinsip
moral penting bagi perawat sebagai salah satu upaya untuk menjunjung
profesionalisme dalam keperawatan.
3.2 Saran
Agar di dalam tugas ini bisa bermanfaat , kami sebagai penulis menyarankan :
- Belajar dan tahu mengenai berbagai prinsip moral keperawatan
- Mengerti berbagai tindakan yang sesuai dengan prinsip moral keperawatan
- Kami sadari penulisan makalah ini banyak kekurangan baik dari segi bahasa
maupun dari segi penulisan, karena kami masih dalam tahap belajar.
DAFTAR PUSTAKA

https://books.google.co.id
https://www.kompasiana.com

Anda mungkin juga menyukai