Anda di halaman 1dari 17

i

BAB V

MANAJEMEN

PERMODALAN

Latar Belakang

Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang
ditunjukkan dalam pos modal (modal saham) surplus dan laba yang ditahan, atau
kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-
hutangnya1 Perusahaan pada dasarnya membutuhkan modal yang cukup dalam
menjalankan kegiatan operasionalnya. Tanpa adanya modal aktivitas usaha tidak
dapat dijalankan. Menurut Sudarsono dan Edilius (1994:169) modal merupakan
barang-barang yang kongkrit yang masih ada dalam rumah tangga perusahaan
yang terdapat di neraca sebelah debet maupun berupa daya beli atau nilai tukar
dari barang-barang itu yang tercatat disebelah kredit. Modal tersebut berasal dari
kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.
Modal mempunyai peranan yang sangat penting bagi perusahaan, karena
modal digunakan untuk membelanjai operasional sehari-hari perusahaan secara
langsung dan kontinu, berputar selama perusahaan tersebut beroperasi sesuai
dengan tujuannya memperoleh keuntungan. Untuk dapat menghindari bahaya
adanya krisis keuangan ataupun kelebihan dana, perusahaan perlu mengatur
penggunaan modalnya dengan seekonomis dan seefisien mungkin sehingga
terciptakesesuaian antara kebutuhan dan jumlah dana yang tersedia. Penggunaan
modal yang dilaksanakan secara efisien berarti bahwa setiap jumlah yang tertanam
dalam modal aktif dan modal pasif harus dapat digunakan sebaik mungkin untuk
menghasilkan tingkat keuntungan investasi, karena efisiensi penggunaan modal
secara langsung akan menentukan besar kecilnya tingkat keuntungan yang
dihasilkan dari investasi tersebut.

1Munawir, S. 2001. Akuntansi Keuangan dan Manajemen. Edisi Pertama. Penerbit BPFE: Yogyakarta.

1
Perusahaan pada umumnya sangat memperhatikan masalah laba atau
keuntungan. Hal ini sangat penting agar perusahaan dapat mempertahankan
kelangsungan hidup usahanya. Rentabilitas atau profitability menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Jumlah
keuntungan (laba) yang diperoleh secara teratur serta kecenderungan atau trend
keuntungan yang meningkat merupakan faktor yang sangat penting dalam menilai
rentabilitas atau profitability suatu perusahaan.
Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal
dalam suatu perusahaan dengan memperbandingkan antara laba dengan modal
yang digunakan dalam operasi, oleh karena itu keuntungan yang besar tidak
menjamin atau bukan merupakan ukuran bahwa perusahaan itu rendabel. Oleh
karena itu bagi manajemen atau pihak-pihak lain, rentabilitas yang tinggi lebih
penting dari pada keuntungan yang besar2
Cara untuk menilai rentabilitas suatu perusahaan adalah bermacam-macam
dan tergantung pada laba dan aktiva atau modal mana yang akan diperbandingkan
satu dengan yang lainnya. Secara keseluruhan pengukuran terhadap rentabilitas
perusahaan akan memungkinkan seorang penganalisa untuk mengevaluasi tingkat
earning dalam hubungannya dengan volume penjualan yang menghasilkan laba,
jumlah aktiva dan investasi tertentu dari pemilik perusahaan.

1. 2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan manajemen permodalan?


2. Apa saja komponen permodalan atau capital bank?
3. Apa saja fungsi modal bank?
4. Bagaimanakah sumber permodalan bank?
5. Bagaimana kecukupan modal suatu bank?
1. 3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian manajemen permodalan


2. Untuk mengetahui komponen permodalan atau capital bank
3. Untuk mengetahui fungsi modal bank
4. Untuk mengetahui sumber modal bank
5. Untuk mengetahui kecukupan modal suatu bank

3
1. Modal Bank
Modal adalah dana yang ditempatkan pihak pemegang saham, pihak
pertama pada bank yang memiliki peranan sangat penting sebagai penyerap jika
timbul kerugian (risk loss). Modal juga merupakan investasi yang dilakukan oleh
pemegang saham yang harus selalu berada dalam bank dan tidak ada kewajiban
pengembalian atas penggunaannya.3
Pengertian modal menurut Dahlan Siamat (2000;56) :
“Modal bank adalah dana yang diinvestasikan oleh pemilik dalam rangka pendirian
badan usaha yang dimaksudkan untuk membiayai kegiatan usaha bank disamping memenuhi
peraturan yang ditetapkan”

Adapun pengertian modal menurut Komaruddin Sastradipoera (2004;297) :

“Modal bank sebagai sejumlah dana yang diinvestasikan dalam


berbagai jenis usaha (ventura) perbankan yang relevan”

Sedangkan pengertian modal menurut N.Lapoliwa (2000;137) :

“Modal bank merupakan modal awal pada saat pendirian bank


yang jumlahnya telah ditetapkan dalam suatu ketentuan atau pendirian
bank”

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa modal bank merupakan


dana yang diinvestasikan oleh pemilik untuk membiayai kegiatan usaha bank
yang jumlahnya telah ditetapkan.

2. Komponen - komponen Modal Bank

3
Sumartik, Musti, 2018, Manajemen Perbankan, Sidoarjo: UMSIDA PRESS
a. Modal Inti (primary capital). Komponen modal inti pada prinsipnya terdiri
atas modal disetor dan cadangan – cadangan yang dibentuk dari laba setelah
pajak. Dengan perincian sebagai berikut :
1. Modal disetor, yaitu modal yang disetor secara efektif oleh
pemiliknya.
2. Agio saham, yaitu selisih lebih setoran modal yang diterima oleh
bank sebagai akibat harga saham yang melebihi nilai nominalnya.
3. Cadangan Umum, yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan
laba yang ditahan atau dari laba bersih setelah dikurangi pajak, dan
mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham atau Rapat
Anggota sesuai dengan ketentuan pendirian atau anggaran dasar
masing -masing bank.
4. Cadangan Tujuan, yaitu bagian laba setelah dikurangi pajak yang
disisihkan untuk tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan
Rapat Umum Pemegang Saham atau Rapat Anggota.
5. Laba yang ditahan (retained earnings), yaitu saldo laba bersih
setelah dikurangi pajak yang oleh Rapat Umum Pemegang Saham
atau Rapat Anggota diputuskan untuk tidak dibagikan.
6. Laba tahun lalu, yaitu laba bersih tahun-tahun lalu setelah
dikurangi pajak, dan belum ditetapkan penggunaannya oleh Rapat
Umum Pemegang Saham atau Rapat Anggota. Jumlah laba tahun
lalu yang diperhitungkan sebagai modal inti hanya sebesar 50 %.
Dalam hal bank mempunyai saldo rugi tahun-tahun lalu, maka
seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal
inti.
7. Laba tahun berjalan, yaitu laba yang diperoleh dalam tahun buku
berjalan setelah dikurangi taksiran utang pajak. Jumlah laba tahun
buku berjalan yang diperhitungkan sebagai modala inti hanya
sebesar 50%. Dalam hal pada tahun berjalan bank mengalami
kerugian, maka seluruh kerugian tersebut menjadi faktor
pengurang dari modal inti.
8. Bagian kekayaaan bersih anak perusahaan yang laporan
keuangannya dikonsolidasikan (minority interest), yaitu modal inti
anak perusahaan setelah dikompensasikan dengan nilai penyertaan
bank pada anak perusahaan tersebut. Yang dimaksud dengan anak
perusahaan adalah bank lain, lembaga keuangan atau lembaga
pembiayaan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh bank.

b. Modal Pelengkap (secondary capital)


Modal pelengkap terdiri atas cadangan-cadangan yang dibentuk tidak dari
laba setelah pajak serta pinjaman yang sifatnya dipersamakan dengan
modal. Secara rinci modal pelengkap dapat berupa :

1. Cadangan revaluasi aktiva tetap, yaitu cadangna yang dibentuk dari


selisih penilaian kembali aktiva tetap yang telah medapat persetujuan
Direktorat Jendral Pajak

2. Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan, yaitu cadangan


yang dibentuk dengan cara membebani laba rugi tahun berjalan, denga
maksud untuk menampung kerugian yang mungkin timbul sebagai
akibat dari tidak diterimanya kembali sebagain atau seluruh aktiva
produktif. Dalam kategori, cadangan ini termasuk cadangan piutang
ragu-ragu dan cadangan penurunan nilai surat-surat berharga. Jumlah
cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan yang dapat
diperhitungkan adalah maksimum sebesar 1,25% dari jumlah aktiva
tertimbang menurut resiko.

3. Modal kuasi yang menurut BIS disebut hybrid (debt/equity) capital


instrumen, yaitu modal yang didukung oleh instrumen atau warkat yang
memiliki sifat seperti modal atau utang dan mempunyai ciri-ciri :
a. Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan, dipersamakan dengan
modal (subordinated) dan telah dibayar penuh.

b. Tidak dapat dilunasi atau ditarik atas inisiatif pemilik, tanpa persetujuan
Bank Indonesia.

c. Mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam hal jumlah


kerugian bank melebihi retained earnings dan cadangan-cadangan
yang termasuk modal inti, meskipun bank belum dilikuidasi
pembayaran bunga dapat ditangguhkan apabila bank dalam keadaan
rugi atau laba tidak mendukung untuk membayar bunga tersebut.

Dalam pengertian modal kuasi ini termasuk cadangan modal yang


berasal dari penyetoran modal yang efektf oleh pemilik bank yang belum
didukung oleh modal dasar (yang sudah mendapat pengesahan dari instansi
yang berwenang) yang mencukupi.

4. Pinjaman subordinasi, yaitu pinjaman yang mempunyai syarat-syarat


sebagai berikut :

a. Ada perjanjian tetulis antara bank dengan pemberi pinjaman.


b. Mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Bank Nomor. Dalam
hubungan ini pada saat bank mengajukan permohonan
persetujuan,bank harus menyampaikan program pembayaran
kembali pinjaman subordinasi tesebut. Tidak dijamin oleh bank yang
bersangkutan dan telah dibayar penuh.
c. Minimal berjangka waktu 5 (lima) tahun
d. Pelunasan sebelum jatuh tempo harus mendapat persetujuan dari BI,
dan dengn pelunasan tersebut permodalan bank tetap sehat.

Hak tagihnya dalam hal terjadinya likuidasi berlaku paling akhir dari
segala pinjaman yang ada (kedudukannya sama dengan modal). Jumlah
pinjaman subordinasi yang diperhitungkan sebagai modal untuk sisa
jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir adalah jumlah pinjaman
subordinasi dikurangi amortisasi yang dihitung dengan menggunakan
metode garis lurus (prorata).4

Maksimum pinjaman subordinasi yang dapat dijadikan komponen


modal pelengkap adalah sebesar 50% dari modal inti. Sesuai dengan
ketentuan pada Pasal 4 Ayat 3 Surat Keputusan Direksi BI Nomor.
23/67/KEP/DIR tanggal 28 februari 1991 di atas, seluruh modal
pelengkap tersebut pada nomor 1 sampai dengan nomor 4 hanya dapat
diperhitungkan sebagai modal yang setinggi-tingginya 100% dari jumlah
modal inti.

3. Fungsi Modal Bank


Modal bank pada prinsipnya memiliki tiga macam fungsi utama yaitu :
fungsi operasional, fungsi perlindungan dan fungsi pengaturan.

Dari tiga fungsi utama tersebut, maka fungsi modal dapat disimpulkan sebagai
berikut :

a. Untuk melindungi deposan dengan menyanggah semua kerugian atau bila


terjadi insolvensi dan dilikuidasi, terutama bagi sumber dana yang tidak
diasuransikan.
b. Untuk memenuhi kebutuhan gedung, inventaris guna menunjang kegiatan
operasional dan aktiva tidak produktif lainnya.
c. Memenuhi ketentuan permodalan minimum yaitu untuk menutupi
kemungkinan terjadi kerugian pada aktiva yang memiliki risiko yang tidat

4
Ilyas, Rahmat. 2015. Konsep Pembiayaan Dalam Perbankan Syari’ah. Jurnal Penelitian.Vol. 9,
No. 1.
dapat diperkirakan sehingga operasi bank dapat tetap berjalan tanpa
mengalami gangguan yang berarti.
d. Untuk meningkatkan kepoercayaan masyarakat mengenai kemampuan
bank memenuhi kewajibannya yang telah jatuh tempo dan memberi
keyakinan mengenai kelanjutan operasi bank meskipun terjadi kerugian.
4. Sumber-sumber Modal Bank
Secara garis besar sumber dana bank dapat di peroleh dari:

a) Dari bank itu sendiri


b) Dari masyarakat luas
c) Dan dari lembaga lainnya

Jenis Sumber Dana

a. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri

Perolehan dana dari sumber bank itu sendiri (modal sendiri) maksudnya
adalah dana yang diperoleh dari dana bank salah satu jenis dana yang bersumber dari
bank itu sendiri adalah modal setor dari para pemegang saham. Dana sendiri adalah
dana yang berasal dari para pemegang saham bank atau pemilik
saham. Adapun pencarian dana yang bersumber dari bank itu sendiri terdiri dari:

1. Setoran modal dari pemegang saham yaitu merupakan modal dari para
pemegang saham lama atau pemgang saham yang baru. Dana yang disetor
secara efektif oleh para pemegang saham pada waktu bank berdiri. Pada
umumnya modal setoran pertama dari pemilik bank sebagian digunakan untuk
sarana perkantoran, pengadaan peralatan kantor dan promosi untuk menarik
minat masyarakat.
2. Cadangan laba, yaitu merupakan laba yang setiap tahun di cadangkan oleh
bank dan sementara waktu belum digunakan. Cadangan laba yaitu sebagian
dari laba bank yang disisihkan dalam bentuk cadangan modal dan cadangan
lainnya yang
akan dipergunakan untuk menutupi timbulnya resiko di kemudian hari.
Cadangan ini dapat diperbesar apabila bagian untuk cadangan tersebut
ditingkatkan atau bank mampu meningkatkan labanya.
3. Laba bank yang belum di bagi, merupakan laba tahun berjalan tapi belum
dibagikan kepada para pemegang saham. Semakin besar modal yang dimiliki
oleh suatu bank, berarti kepercayaan masyarakat bertambah baik dan bank
tersebut akan diakui oleh bank-bank lain baik di dalam maupun di luar negeri
sebagai bank yang posisinya kuat.

b. Dana yang bersumber dari masyarakat luas

Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi
bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya
dari sumber dana ini. Adapun Dana masyarakat adalah dana-dana yang berasal dari
masyarakat, baik perorangan maupun badan usaha, yang diperoleh dari bank dengan
menggunakan berbagai instrumen produk simpanan yang dimiliki oleh bank.
Untuk memperoleh dana dari masyarakat luas bank dapat menggunakan tiga macam
jenis simpanan (rekening). Masing-masing jenis simpanan memiliki keunggulan
tersendiri, sehingga bank harus pandai dalam menyiasati pemilihan sumber dana.
Sumber dana yang dimaksud adalah:

1. Simpanan Giro (Demand Deposit)

Secara umum giro adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan mempergunakan cek, surat perintah
pembayaran, lainnya, atau dengan cara pemindahbukuan.

Sedangkan menurut Pasal 1 butir 6 UU No. 10 Tahun 1998 yang dimaksud


dengan giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan
pemindahbukuan.
Atau dengan kata lain giro adalah suatu istilah perbankan untuk suatu cara
pembayaran yang hampir merupakan kebalikan dari sistem cek. Suatu cek diberikan
kepada pihak penerima pembayaran (payee) yang menyimpannya di bank mereka,
sedangkan giro diberikan oleh pihak pembayar (payer) ke banknya, yang selanjutnya
akan mentransfer dana kepada bank pihak penerima, langsung ke akun mereka.

2. Simpanan Tabungan

Tabungan dapat diartikan sebagai simpanan pihak ketiga pada bank yang
penarikannya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi
tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lain yang dipersamakan
dengan itu (Pasal 1 butir 9 UU No. 10/1998)

3. Simpanan Deposito

Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu


berdasarkan perjanjian nasabah dengan bank (Pasal 1 butir 7 UU No. 10/1998).

Jenis jasa tabungan yang biasa ditawarkan oleh bank kepada masyarakat ini
biasanya memiliki jangka waktu tertentu di mana uang di dalamnya tidak boleh
ditarik nasabah. Bunga deposito biasanya lebih tinggi daripada bunga tabungan biasa.

4. Sertifikat Deposito

Simpanan dalam bentuk deposito yang sertifikat bukti penyimpanannya dapat


dipindahtangankan (Pasal 1 butir 8) sedangkan dalam pengertian lain dikatakan
bahwa setipikat deposito adalah simpanan berjangka atas pembawa atau atas tunjuk,
yang dengan izin Bank Indonesia dikeluarkan oleh bank sebagai bukti simpanan yang
dapat diperjualbelikan atau dipindahtangankan kepada pihak lain.

c. Dana yang bersumber dari lembaga lain


Dalam praktiknya sumber dana ini merupakan tambahan jika bank mengalami
kesulitan dalam pencarian sumber dana sendiri dan masyarakat. Dana yang diperoleh
dari sumber ini digunakan untuk membiayai atau membayar transaksi-transaksi
tertentu. Perolehan dana dari sumber ini antara lain dapat diperoleh dari:

1. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI)

BLBI adalah dana yang dikucurkan Bank Indonesia ke bank-bank yang


mengalami kesulitan likuiditas dalamoperasinya sehari-hari. Kesulitan likuiditas ini
terjadi karena penarikan dana secara tiba-tiba dan besar-besaran oleh nasabah,
sementara bank tersebut tidak siap melayani kejadian tersebut.

Dalam pengertian lain dikatakan bahwa BLBI adalah fasilitas yang diberikan
oleh Bank Indonesia kepada perbankan , untuk menjaga kestabilan sistem
pembayaran dan sector perbankan, agar tidak terganggu adanya ketidakseimbangan
(ketidakseimbangan) likuiditas antara penerimaan dana pada bank-bank.

2. Pinjaman Antar Bank (Call Money)

Dana talangan atau tambahan yang bersumber dari lembaga keuangan


bank. Call Money diartikan sebagai dana dalam rupiah yang dipinjamkan oleh bak
dari bank lainnya paling lama 7 (tujuh) hari yang setiap waktu dapat ditarik kembali
oleh bank yang meminjamkan tanpa dikenakan suatu pembebanan. Ini adalah
instrument atau sarana yang paling mudah digunakan oleh bank-bank yang
membutuhkan tambahan dana dalam kegiatan operasionalnya, baik dalam keadaan
darurat atau mendesak maupun dalam keadaan biasa.

3. Pinjaman Dari Bank-Bank Luar Negeri

Keseluruhan dana yang diperoleh dari pinjaman luar negeri baik yang berasal
dari lembaga keuangan bank atau lembaga keuangan bukan bank yang menimbulkan
kewajiban bagi bank penerima pinjaman untuk mengembalikan dana pinjaman tersebut
kepada pihak pemberi pinjaman dalam jangka waktu tertentu.

4. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)

Dalam hal ini pihak perbankan menerbitkan SPBU kemudian diperjual


belikan kepada pihak yang berminat, baik perusahaan keuangan maupun
nonkeuangan. SPBU diterbitkan dan ditawarkan dengan tingkat suku bunga sehingga
masyarakat tertarik untuk membelinya.

5. Faktor - faktor Dalam Menilai Kecukupan Modal Bank


Faktor - faktor dalam menilai kecukupan modal bank sebagai berikut :

• Kualitas manajemen
• Likuiditas
• Kualitas aktiva
• Hasil usaha dan laba ditahan
• Kualitas dan integritas manajemen bank
• Pembebanan biaya
• Fluktuasi struktur simpanan masyarakat
• Kualitas prosedur operasi
• Kemampuan bank memenuhi kebutuhan keuangan dalam
kaitannya dengan kompetisi yang dihadapi.
a. Rasio Permodalan

Menurut Dahlan Siamat (2000; 271) rasio permodalan yang digunakan untuk
mengukur kemampuan dan kecukupan modal bank adalah sebagai berikut :
a. Rasio modal terhadap dana pihak ketiga

Rumus : Modal sendiri

Total Dana Pihak Ketiga

b. Rasio modal terhadap total aktiva berisiko

Rumus : Modal sendiri

Total Aktiva - (Kas + Sekuritas)

c. Rasio modal terhadap total aktiva

Rumus : Modal sendiri

Total Aktiva

d. Rasio kredit terhadap modal

Rumus : Modal sendiri

Total kredit
Kesimpulan

Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang
ditunjukkan dalam pos modal (modal saham) surplus dan laba yang ditahan, atau
kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-
hutangnya Jenis modal ada dua macam yaitu modal aktif dan modal pasif.

Dalam mengatur modal, diharuskan mengetahui sumber-sumber modal itu


berasal, dari segi adany ataupun terjadinya, baik intern maupun intern. Efisiensi
penggunaan modal adalah modalnya secara produktif untuk menghasilka laba
dengan melihat tingkat efisiensinya adalah melalui analisis terhadap rasio
profitabilitas atau rasio rentabilitas. Efisiensi penggunaan modal ini mengacu
pada perbandingan antara laba usaha yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut
dengan total aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut dalam satu periode,
untuk dapat mengetahui tingkat efisiensi penggunaan modal tersebut perusahaan
perlu menghitung tingkat pengembalian atas modal yang digunakan yaitu melalui
tingkat pengembalian investasi atau Return On Investment (ROI). Return On
Investment merupakan ratio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat
mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan
dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan.
DAFTAR PUSTAKA

Ilyas, Rahmat. 2015. Konsep Pembiayaan Dalam Perbankan Syari’ah. Jurnal


Penelitian.Vol. 9, No.1.

Karim,Adiwarman A. 2004. Bank Islam Perbankan. h. 250-251.

Munawir, S. 2001. Akuntansi Keuangan dan Manajemen. Edisi Pertama. Penerbit


BPFE: Yogyakarta.

Siamat, Dahlan, 2000, Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbitan


Fakultas Ekonomi UI.

Sumartik, Musti, 2018, Manajemen Perbankan, Sidoarjo: UMSIDA PRESS.

Umam, Khairul, Manajemen Perbankan Syariah, Bandung: Pustaka Setia, 2013

Referensi Internet

https://iainpspblog.blogspot.com › ...MAKALAH MANAJEMEN PERMODALAN BANK


SYARIAH – MAKALAH IAIN PSP

https://www.researchgate.net/publication/338159103_Buku_1_Manajemen_Perbankn
https://www.academia.edu/29576673/MANAJEMEN_PERMODALAN?auto=downlo
ad

Anda mungkin juga menyukai