Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Kedokteran dan Kesehatan: Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Volume 7, No. 1, 2020/DOI :10.32539/JKK.V7I1.8945


p-ISSN 2406-7431; e-ISSN 2614-0411

Disfungsi Mitokondria Pada Gagal Jantung Akut

Yose Ramda Ilhami1,2


1
Bagian Fisiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas, Padang
2
Bagian Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler, Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas, Padang

yose_milanisti@yahoo.co.id
Received 9 Juli 2019, accepted 12 Februari 2020

Abstrak

Mitokondria merupakan organel penting yang bermanfaat dalam homeostasis tubuh tidak hanya pada pembentukan
ATP saja tetapi juga memiliki fungsi lain seperti mengatur pensinyalan sel dengan memodulasi keadaan redoks,
memberikan cofactor untuk reaksi biokimia dan menghasilkan ligand untuk transduksi sinyal. Pada keadaan gagal
jantung terjadi gangguan mitokondria yang diakibatkan oleh berbagai mekanisme meliputi hiperasetilasi protein,
gangguan homeostasis kalsium, pembentukan spesies oksigen reaktif dan peningkatan respons inflamasi.
Kata kunci: mitokondria, gagal jantung, mekanisme gangguan mitokondria

Kata kunci : mitokondria, gagal jantung akut

Abstract
Mitochondria are important organelles that are useful in body homeostasis not only in the formation of ATP but also
have other functions such as regulating cell signaling by modulating the redox state, providing cofactors for
biochemical reactions and producing ligands for signal transduction. In conditions of heart failure mitochondrial
disorders are caused by various mechanisms including protein hyperacetylation, disorders of calcium homeostasis,
formation of reactive oxygen species and increased inflammatory response
Keyword: mitochondria, heart failure, mechanism of mitochondrial dysfunction

Keywords : mitochondria, heart failure

1. Pendahuluan pasien yang dirawat dengan GJA.2 Di


Indonesia sendiri berdasarkan studi Acute
Gagal jantung akut (GJA) merupakan Decompensated Heart Failure Registry
suatu masalah kesehatan publik yang (ADHERE) yang mengikutsertakan 5
menimbulkan morbiditas dan mortalitas rumah sakit rujukan nasional ditemukan
yang sangat tinggi terutama pada pasien 1687 orang yang dirawat dengan gagal
usia 65 tahun atau lebih. Perkembangan jantung akut pada tahun 2006 dengan
terapi gagal jantung kronik yang sangat angka kematian di rumah sakit sebesar
baik dalam beberapa dekade terakhir yang 6,7%.3
mengakibatkan peningkatan pada angka Gagal jantung akut berasal dari
harapan hidup jangka panjang di lain pihak gangguan kardiak akut ataupun subakut
hasil luaran pasien dengan GJA tetap jelek yang mengakibatkan kongesti pulmoner.
dengan angka rehospitalisasi 90 hari dan Gagal jantung akut dapat berupa gagal
angka kematian 1 tahun mencapai 10- jantung awitan baru (de novo) ataupum
30%.1 Berdasarkan data dari Eropa (studi konsekuensi dari dekompensasi akut gagal
ESC-HF) didapatkan bahwa angka jantung kronik yang biasanya dipresipitasi
hospitalisasi dan kematian selama 12 bulan oleh beberapa faktor seperti infeksi,
masing-masing sebesar 44% dan 17% pada hipertensi tak terkontrol, gangguan irama
68 Yose Ramda Ilhami, Disfungsi Mitokondria…

atau ketidakpatuhan terhadap obat.2 orthopnea, distensi vena jugular dll)


Seringkali GJA ini dianggap sebagai sementara kongesti hemodinamik
penyakit yang homogen dengan kelebihan didefinisikan ketika terdapat peningkatan
cairan sebagai penyebab terjadinya tekanan pengisian kardiak dengan atau
akumulasi cairan di paru. Akan tetapi, tanpa kongesti klinis. Kongesti
analisis lebih lanjut menunjukkan hemodinamik dapat terjadi beberapa hari
terdapatnya beberapa fenotip GJA dengan atau minggu sebelum perawatan untuk
patofisiologi berbeda yang potensial untuk gagal jantung akut dan resolusinya selama
mendapatkan terapi spesifik. Beberapa hospitalisasi bisa tertunda atau bahkan
fenotip GJA diantaranya dapat terjadi tidak sempurna walaupun dengan
6
berupa GJA awitan baru atau pada pasien pemberian diuretik yang agresif. Beberapa
dengan gagal jantung yang sudah ada mekanisme baru bagaimana bisa terjadi
sebelumnya baik berupa gagal jantung kongesti hemodinamik tanpa adanya
dengan ejeksi fraksi yang terjaga (HFpEF) kongesti klinik adalah melalui peranan
ataupun menurun (HFrEF).4 kapasitansi splanchnic dalam menangani
Gejala klinik gagal jantung akut secara volume yang meliputi gangguan kapasitas
umum meliputi gejala atau tanda yang penyimpanan splanchnic, peningkatan
berhubungan dengan kongesti dan tonus simpatis yang mengakibatkan cairan
kelebihan volume dibandingkan dengan keluar dari kompartemen splanchnic dan
gejala hipoperfusi. Mekanisme terjadinya interaksi langsung antara ginjal dengan
kongesti pada gagal jantung akut splanchnic yang berakibat retensi cairan.7
melibatkan beberapa mekanisme. Adanya Akumulasi cairan saja tidak bisa
gangguan kardiak mengakibatkan aktivasi menjelaskan gambaran patofisiologi pada
jalur neurohumoral yang bermacam- gagal jantung akut. Mayoritas pasien gagal
macam diantaranya sistem saraf simpatis, jantung akut hanya memiliki sedikit
sistem renin angiotensin aldosterone dan peningkatan berat badan sebelum masuk
sistem arginin-vasopresin, yang kemudian rumah sakit. Pada penelitian ASCEND-HF
akan melawan efek negatif gagal jantung. (Acute Study of Clinical Effectiveness of
Aktivasi sistem neurohumoral tersebut Nesiritide and Decompensated Heart
akan mengakibatkan akumulasi natrium Failure) 26% pasien tidak mendapatkan
yang kemudian mengakibatkan akumulasi efek penurunan berat badan selama
cairan. Akumulasi natrium akan hospitalisasi dan pada evaluasi tekanan
mengakibatkan gangguan pengisian intrakardiak, tekanan jantung
glikosaminoglikan pada jaringan kanan dan kiri mulai meningkat bahkan
interstitial dan kemudian gangguan sebelum adanya perubahan berat badan
kapasitas dan peningkatan komplians. Pada yang dapat dideteksi.1,7 Pada kelompok
gagal jantung akut adanya edema paru atau pasien ini, kongesti dipresipitasi oleh
perifer berkorelasi tidak baik dengan redistribusi cairan dibandingkan dengan
tekanan pengisian kiri dan kanan, akan akumulasi cairan. Stimulasi simpatis yang
tetapi pada pasien dengan gangguan memicu vasokonstriksi transien
jaringan glikosaminoglikan, kenaikan mengakibatkan perpindahan volume
tekanan vena yang sedikit saja dapat mendadak dari sistem sphlancnic dan vena
mengakibatkan edema paru dan perifer.1,4,5 perifer ke sirkulasi pulmoner tanpa adanya
Kelebihan cairan secara konseptual retensi cairan eksogen. Akumulasi dan
dapat dibagi menjadi kongesti klinis dan redistribusi cairan keduanya
hemodinamik. Kongesti klinik mengakibatkan peningkatan beban jantung
didefinisikan ketika terdapat tanda dan dan kongesti pada gagal jantung akut, akan
gejala kelebihan cairan (dyspnea, tetapi relevansinya bervariasi berdasarkan
69 Yose Ramda Ilhami, Disfungsi Mitokondria…

skenario klinis tertentu. Sehingga penilaian redistribusi cairan dibandingkan dengan


terhadap terapi dekongestif harus akumulasi cairan. Peningkatan resistensi
dilakukan. Diuretik bisa bermanfaat pada atau kekakuan vaskuler dapat
adanya akumulasi cairan, sementara mengakibatkan baik penurunan kapasitansi
vasodilator bisa lebih tepat dengan adanya pada vena besar dan peningkatan resistensi
redistribusi cairan untuk memodulasi arterial. Penurunan kapasitansi vena
hubungan ventrikuler dan vaskuler.1,2 mengakibatkan peningkatan aliran balik
Gagal jantung akut berdasarkan vena dan peningkatan preload. Sementara,
konsep patofisiologinya bisa dibedakan peningkatan kekakuan dan resistensi pada
menjadi dua yakni gagal jantung akut tipe pembuluh darah arteri mengakibatkan
vaskuler (hipertensif) dan gagal jantung peningkatan afterload. Peningkatan
akut tipe kardiak (dekompensata). Gagal preload dan afterload tidak dapat
jantung akut hipertensif terjadi akibat diakomodasi pada jantung yang sudah
adanya tekanan darah tinggi yang diikuti mengalami gangguan sehingga
adanya sesak nafas akut dan biasanya mengakibatkan peningkatan tekanan
ditemukan pada pasien dengan risiko intrakardiak yang ditransmisikan kembali
hipertensi dan adanya ejeksi fraksi yang ke vena pulmoner dan paru.8
umumnya terjaga. Sementara gagal jantung
akut dekompensata dikarakteristikkan oleh 2. Pembahasan
adanya perburukan gejala yang lebih
lambat dan lebih ringan, dengan kongesti 2.1 Fungsi Umum Mitokondria
vena jugular, hepatomegali, edema perifer,
tanda gangguan renal dan hepar serta Mitokondria merupakan organel dengan
gangguan perfusi perifer.8 dua membrane yang ditemukan pada
Gagal jantung akut hipertensif semua sel eukariot yang berfungsi untuk
merupakan suatu subgrup GJA dimana menghasilkan ATP melalui proses
proses patofisiologis primer yang terjadi fosforilasi oksidatif. Impermeabilitas
berupa peningkatan afterload dan membrane dalam dan potensial membran
penurunan kapasitansi vena yang mitokondria merupakan komponen penting
selanjutnya menyebabkan terjadinya untuk berfungsi normalnya mitokondria.
redistribusi volume dengan perpindahan Metabolisme oksidatif pada mitokondria
cairan dari sphlanchnic dan pembuluh tidak terbatas pada pembentukan ATP saja.
darah perifer ke dalam sirkulasi pulmoner. Pada beberapa jenis sel, seperti adiposit,
Gambaran klinis pada kondisi ini akan protein menggunakan potensial membran
bermanifestasi berupa awitan cepat dari mitokondria untuk thermogenesis.
dyspnea pada pasien dengan tekanan darah Metabolisme intermediat dari mitokondria
sistolik >160 mmHg yang umumnya memberikan metabolit untuk beberapa
memiliki riwayat hipertensi. Pada keadaan proses biologis seperti biosintesis dan
ini intervensi yang memperbaiki aliran modifikasi protein. Selain itu mitokondria
darah dan mengatur kembali terjadinya juga mengatur pensinyalan sel dengan
interaksi ventrikel-vaskuler yang normal, memodulasi keadaan redoks, memberikan
akan memberikan efek lebih baik daripada cofactor untuk reaksi biokimia dan
sekedar mengurangi preload melalui menghasilkan liganduntuk transduksi
proses diuresis.4 sinyal.9,10,11
Manifestasi kelebihan cairan pada
pasien dengan gagal jantung akut Mitokondria memiliki sistem transport
hipertensif terutama dalam bentuk kongesti kalsium aktif dan beberapa enzim pada
pulmoner, terutama disebabkan oleh jalur metabolism oksidatif diaktivasi oleh
70 Yose Ramda Ilhami, Disfungsi Mitokondria…

kalsium. Sehingga kalisum merupakan ATP yang dihasilkan hanya dari glikolisis
second messenger penting yang berkontribusi terhadap kurang dari 5%
menghubungkan fungsi kontraktil dan total ATP yang dikonsumsi pada jantung
metabolisme mitokondria. Masuknya normal, sehingga meningkatkan glikolisis
kalsium ke dalam mitokondria merupakan bukan merupakan metode efektif untuk
mekanisme yang mempertahankan meningkatkan suplai energi.9 Kandungan
homeostasis kalsium intraseluler. Peran fosfat energi tinggi pada jantung yang
mitokondria tidak hanya terbatas dalam terganggu menurun yang akan
mempertahankan kehidupan, tetapi juga bermanifestasi berupa penurunan cadangan
terlibat aktif dalam menginisiasi kematian energi campuran fosfokreatine (PCr)
sel. Kondisi stress yang mengakibatkan sehingga menurunkan rasio PCr/ATP.
kelebihan kalsium ataupun ROS memicu Akan tetapi kandungan ATP pada jantung
pembukaan mitchocondrial permeability yang rusak dapat dipertahankan sampai
transition pore (mPTP) yang pada stadium akhir gagal jantung
mengakibatkan hilangnya potensial walaupun sudah terdapat
membran mitokondria. Hal ini akan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan
mengakibatkan kegagalan produksi ATP suplai energi. Status energi miokard ini
dan pelepasan protein mitokondria seperti dipertahankan melalui mekanisme adaptif
sitokrom C yang akan memicu kematian selama progresi gagal jantung. Mekanisme
sel baik melalui jalur nekrosis dan adaptif ini yang diduga berkontribusi
apoptosis.10,11 terhadap siklus berbahaya yang mendorong
remodeling jantung menjadi gagal jantung
Kematian sel yang diinisiasi oleh (gambar 1).9
mitokondria merupakan mekanisme
penting pada gagal jantung dan hubungan
antara kandungan kalsium mitokondria
dengan disfungsi kardiak pada fase stres
kronis telah menjadi fokus investigasi
beberapa tahun terakhir. DNA mitokondria
dan/atau ROS merupakan pemicu respons
inflamasi. Mekanisme molekuler yang
mengakibatkan transisi mitokondria dari Gambar 1. Ketidakseimbangan kebutuhan
penghasil energi menjadi penginisiasi dan pembentukan energi dalam perkembangan
kematian sel melibatkan berbagai macam gagal jantung9
mekanisme.10 Pada jantung sehat, ATP
yang tersimpan akan mempertahankan 2.2 Gangguan Metabolik pada Gagal
denyut jantung untuk beberapa detik ketika Jantung
sintesis ATP berhenti sehingga diperlukan
keseimbangan antara konsumsi ATP Kardiomiosit memiliki kapasitas tinggi
dengan sintesis ATP. Proses ini didapatkan untuk metabolisme oksidatif dan mampu
melalui metabolism oksidatif pada menggunakan bermacam substrate karbon
mitokondria dengan menggunakan asam untuk sintesis ATP. Pada jantung normal,
lemak sebagai sumber utama energi. aliran electron melalui metabolisme
Selama proses remodeling jantung intermediat dan fosforilasi oksidatif dapat
patologis, metabolisme jantung deprogram meningkat secara proporsional untuk
untuk menggunakan glukosa lebih banyak menyesuaikan dengan kebutuhan selama
melalui proses glikolisis, sementara aktifitas berat. Jantung ini juga fleksibel
oksidasi asam lemak lebih sedikit. Jumlah secara metabolik yang mampu beradaptasi
terhadap ketersediaan sumber energi
71 Yose Ramda Ilhami, Disfungsi Mitokondria…

melalui pengaturan preferensi substrat seperti pyruvate dehydrogenase dan enzim


energi. Remodeling metabolik pada pengoksidasi asam lemak telah terbukti
hipertrofi patologis berupa mengalami hiperasilasi. Hiperasilasi
adanyapenurunan oksidasi asam lemak dan protein telah terbukti menurunkan aktivitas
peningkatan penggunaan glukosa yang succinate dehydrogenase, pyruvate
akan mengakibatkan peningkatan produksi dehydrogenase, dan ATP synthase.
laktat. Hal ini juga akan meningkatkan Penghambatan jalur malate ke aspartate
aliran glukosa melalui jalur aksesoris yang oleh asetilasi mengganggu transport
semuanya menurunkan efisiensi sintesis NADH sitoplasma ke mitokondria
ATP dan memperburuk remodeling sehingga mengganggu keadaan redoks
patologis. Kapasitas produksi ATP dari sitoplasma dan produksi ATP dari
glukosa pada jantung dewasa terbatas dan glikolisis selama transisi dari hipertrofi
metabolisme glukosa yang meningkat jantung ke gagal jantung.9,10
memungkinkan sinyal pertumbuhan yang Penyebab terjadinya hiperasilasi
meningkatkan remodeling patologis dari protein mitokondria pada gagal jantung
jantung.9,11,12 melibatkan beberapa mekanisme. Pertama
Suatu penelitian menemukan bahwa kemungkinan adanya kelebihan asil-CoA.
tingginya kadar glukosa intraseluler Penurunan oksidasi asam lemak pada gagal
menghambat katabolisme asam amino jantung berhubungan dengan peningkatan
rantai cabang (BCAA) yang kadar asil-CoA rantai pendek pada
mengakibatkan akumulasi BCAA selama miokardium, sehingga ketidakseimbangan
perkembangan hipertrofi kardiak. Asam antara suplai dan oksidasi asetil-CoA dapat
lemak merupakan sumber energi dominan mengakibatkan peningkatan asetilasi
dan efektif untuk jantung dewasa. protein yang meningkat.11 Mekanisme
Penurunan aktivitas jalur oksidasi asam potensial lain dari hiperasetilasi protein
lemak dan akumulasi dari asam lemak adalah menurunnya deasetilasi protein
yang teroksidasi secara tidak lengkap yang dikatalis oleh keluarga sirtuin dari
ditemukan pada stadium awal gagal deasetilase tergantung NAD+. Aktivitas
jantung yang menggambarkan ketidak sirtuin tergantung pada ketersediaan
seimbangan antara suplai dan oksidasi NAD+. Penurunan kadar NAD+ dan rasio
asam lemak. Ketidakmampuan untuk NAD+/NADH didapatkan pada jantung
mengoksidasi asam lemak pada keadaan dengan disfungsi mitokondria dan/atau
peningkatan ketersediaan lemak seperti hipertrofi patologis. Rasio NAD+/NADH
obesitas dan diabetes dapat mengakibatkan yang rendah menurunkan aktivitas
akumulasi metabolit lipotoksisitas.9,11 enzimatis untuk katabolisme substrat dan
penurunan kadar NAD+ menekan
2.3 Mekanisme Disfungsi Mitokondria deasetilasi protein yang tergantung NAD
pada Gagal Jantung yang berakibat penurunan fungsi protein
mitokondria. Perubahan ini menghasilkan
Protein mitokondria dapat dimodifikasi sirkuit regulatoris negatif yang
melalui proses asilasi dari residu lisin oleh menghambat aliran metabolik secara
thioester-COA seperti asetil-CoA, umum dan meningkatkan kerentanan
malonyl-CoA dll, yang diproduksi oleh mitokondria terhadap stress.11,13 Gangguan
metabolisme intermediat. Terdapat homeostasis kalsium juga merupakan tanda
peningkatan asetilasi protein mitokondria gagal jantung. Gangguan pengambilan
yang ditemukan pada jantung yang kembali Ca2+ oleh reticulum
terganggu. Sejumlah protein termasuk sarkoplasmikum dan peningkatan
yang terlibat dalam oksidasi substrat kebocorankalsium melalui reseptor
72 Yose Ramda Ilhami, Disfungsi Mitokondria…

ryanodine pada gagal jantung berakibat kompensasi terhadap defisit energi yang
penurunan kadar kalsium sitoplasma akan memiliki efek yang buruk dalam
selama eksitasi tetapi peningkatan kalsium jangka panjang.11,12
sitoplasma pada awal. Diperkirakan bahwa Mitochondrial Na+/Ca2+ exchanger
mitokondria berperan sebagai sumur (NCLX) diperkirakan bertanggung jawab
penampung kalsium dalam keadaan terhadap aliran keluar kalsium menuju
patologis dan kelebihan kalsium sitoplasma. Hilangnya NCLX berakibat
berkontribusi terhadap disfungsi tingginya kadar kalsium mitokondria,
mitokondria. Kalsium berperan dalam kematian sel nekrosis dan kematian
mengaktivasi sejumlah enzim metabolic mendadak dari hewan, sehingga NCLX
pada mitokondria dan mengatur protein sangat penting dala mengontrol kadar
yang terlibat dalam fosforilasi oksidatif kalsium mitokondria. Ekspresi berlebihan
dan pembukaan mPTP. Peran ini membuat dari NCLX pada jantung tikus juga
kalsium menjadi regulator penting dari bermanfaat dalam proses remodeling
fungsi mitokondria dan juga punya peran jantung setelah infark miokard. Akan tetapi
potensial dalam terjadinya gagal jantung beberapa studi lain menemukan bahwa
seperti terlihat pada gambar 2.9,11,12 peningkatan aktifitas pertukaran kalsium
pada hamster yang mengalami gagal
jantung berakibat penurunan kalsium pada
matriks mitokondria, gangguan suplai
energi dan peningkatan kematian
10,11,14
miosit.
ROS merupakan produk sampingan
dari respirasi mitokondria. Kebocoran
electron dari beberapa tempat
mengakibatkan reduksi parsial oksigen
menjadi superoksida. Superoksida akan
Gambar 2. Mekanisme maladaptif diubah secara cepat menjadi hydrogen
menghubungkan disfungsi mitokondria dengan peroksida oleh superoksida dismutase
progresi gagal jantung9 (SOD). Hidrogen peroksida dari
Satu pemain penting dari pengontrolan mitokondria akan dibuang oleh sistem
ambilan kalsium mitokondria adalah antioksidan peroxiredoxin (Prx) dan
komples mitokondrial calcium uniporter glutathione peroxidase (Gpx). Kerusakan
(MCU). Hilangnya MCU mengakibatkan yang diakibatkan oleh ROS di mitokondria
ketidakmampuan melakukan pengambilan (mtROS) merupakan mekanisme
kalsium oleh mitokondria secara invitro. patogenesis utama terjadinya gagal
MCU ini memiliki afinitas rendah tetapi jantung.10,11
kapasitas yang tinggi dalam mentranspor Penurunan hydrogen peroksida
kalsium yang memungkinkan MCU untuk mitokondria akibat ekspresi system Prx
secara cepat mengambil kalsium selama dan Gpx mitokondria sangat bermanfaat
puncak aliran kalsium tetapi menghambat bagi jantung selama stres patologis,
ambilan kalsium dalam keadaan basal. sementara defisiensi sistem anti oksidan
Peningkatan aktivitas MCU dan memberikan konsekuensi yang buruk.
berkurangnya aliran keluar melaui saluran Sistem Prx dan Gpx mitokondria
Na/Ca merupakan mekanisme terjadinya membutuhkan reduksi kontinu dari
peningkatan kalsium mitokondria pada thioredoxin 2 (Trx2) untuk mengubah
gagal jantung. Peningkatan kalsium glutathione teroksidasi menjadi glutathione
mitokondria merupakan respons menggunakan NADPH. Suplai NADPH
73 Yose Ramda Ilhami, Disfungsi Mitokondria…

mitokondria tergantung beberapa enzim,


dimana gangguan pada aktivitas enzim
tersebut mengakibatkan stress oksidatif
dan perkembangan gagal jantung. Akan
tetapi enzim yang memproduksi NADPH
ini akan mengalihkan substrat
metabolismeyang akan menghasilkan
NADH untuk produksi ATP, sehingga
mengakibatkan gangguan energi
mitokondria.10,11,12
Selama perkembangan gagal jantung,
peningkatan stress oksidatif pada
mitokondria dapat menjadi sebab dan
konsekuensi dari disfungsi mitokondria.
Stimulasi respirasi mitokondria untuk
menghasilkan ATP berhubungan dengan Gambar 3. Keseimbangan antara
pembentukan dan eliminasi ROS mitokondria –
peningkatan ROS karena peningkatan fisiologi dan perubahan pada gagal jantung10
aktivitas rantai transport electron. Pada
gagal jantung, aktivitas ATP synthase Kelebihan ROS akan memicu
terhambat karena peningkatan asetilasi pembukaan mPTP dan mengakibatkan
protein yang akan mengakibatkan kematian sel. Peningkatan stress oksidatif
penurunan produksi ATP dan juga berhubungan dengan kerusakan mtDNA
mengganggu aliran electron serta dan gangguan biogenesis mitokondrial.
meningkatkan pengeluaran ROS. Kebocoran mtDNA yang merupakan
Kerusakan mitokondrial yang terjadi konsekuensi dari kerusakan yang diinduksi
selama fase awal stress oksidatif akan ROS merupakan pemicu potensial
mengakibatkan peningkatan pembentukan inflamasi. ROS pada mitokondria juga
ROS dan kerusakan lebih lanjut pada merupakan mediator molekuler
mitokondria (ROS menginduksi ROS). pensinyalan hipoksia, jalur MAP kinase,
Selain itu juga didapatkan penurunan inflamasi dan komunikasi antara
kemampuan mengatasi ROS seperti mitokondria dengan nucleus.9,11
penurunan ekspresi protein dan penurunan Gagal jantung berhubungan dengan
aktivitas SOD pada gagal jantung. Peranan peningkatan respons inflamasi steril yang
ROS pada gagal jantung dapat dilihat pada menggambarkan suatu keadaan
gambar 3.10,15 peningkatan aktivitas imunitas. Pelepasan
molekul endogen yang mengandung
damage-associated molecular patterns
(DAMPs) memicu terjadinya respons
inflamasi. DAMPs mitokondria memiliki
dua gambaran molekuler unik yakni
unmetilated CpC dan peptida N-formyl.
Beberapa penelitian menemukan bahwa
mtDNA dan peptida N-formyl bekerja
pada TLR9 dan reseptor formyl peptide
untuk menginduksi respons inflamasi
melalui inflamasom NLRP3.11,16
74 Yose Ramda Ilhami, Disfungsi Mitokondria…

Aktivasi inflamasom NLRP3 2. Ponikowski P, Voors AA, Anker SD,


merupakan mekanisme penting yang et al. 2016 ESC Guidelines for the
menghubungkan fungsi dan integritas diagnosis and treatment of acute and
mitokondria terhadap imunitas natural. chronic heart failure: The Task Force
Selama perkembangan gagal jantung, for the diagnosis and treatment of acute
peningkatan kerusakan mitokondria and chronic heart failure of the
berhubungan dengan stress oksidatif yang European Society of Cardiology
lebih tinggi dan mengganggu kontrol (ESC). Developed with the special
kualitas melalui autofagi yang contribution of the Heart Failure
berkontribusi terhadap inflamasi kardiak. Association (HFA) of the ESC. Eur J
Ditemukan bahwa mtDNA yang Heart Fail. 2016;18(8):891-975.
menginduksi respons inflamasi tidak
membutuhkan pelepasan mtDNA ke 3. Siswanto BB, Radi B, Kalim H, et al.
sirkulasi, yang menjelaskan bahwa sel Heart Failure in NCVC Jakarta and 5
yang terletak dalam jantung, termasuk hospitals in Indonesia. CVD Prev
makrofag dan miosit berkontribusi Control. 2010;5(1):35-38.
terhadap pathogenesis. Selain itu,
4. Viau DM, Sala-Mercado JA, Spranger
didapatkan bahwa keadaan redoks
MD, O’Leary DS, Levy PD. The
mitokondria dan ketersediaan NAD+ dapat
pathophysiology of hypertensive acute
memodulasi aktivitas NLRP3, sehingga
heart failure. Heart.
menjadi dasar adanya keterkaitan antara
2015;101(23):1861-1867.
disfungsi mitokondria dengan inflamasi
pada gagal jantung.9,11 5. Arrigo M, Rudiger A. Acute heart
failure: from pathophysiology to
3. Kesimpulan optimal treatment. Cardiovasc Med.
2017;20(10):229-235.
Gagal jantung merupakan sindrom klinis
kompleks yang menggambarkan hasil 6. Ambrosy AP, Pang PS, Khan S, et al.
akhir dari kegagalan kompensasi Clinical course and predictive value of
kerusakan jantung akibat berbagai etiologi. congestion during hospitalization in
patients admitted for worsening signs
Disfungsi mitokondria yang terjadi sebagai and symptoms of heart failure with
akibat kegagalan adaptasi stress energi reduced ejection fraction: findings
pada jantung, dapat memicu suatu proses from the EVEREST trial. Eur Heart J.
maladaptive yang mengakibatkan 2013;34(11):835-843.
kerusakan jantung lebih lanjut. Beberapa
7. Fudim M, Hernandez AF, Felker GM.
mekanisme yang berhubungan dengan Role of volume redistribution in the
mitokondria telah teridentifikasi sebagai congestion of heart failure. J Am Heart
pemicu kerusakan jantung sebelum Assoc. 2017;6(8):e006817.
kekurangan ATP.
8. Cotter G, Metra M, Milo‐Cotter O,
Daftar Pustaka Dittrich HC, Gheorghiade M. Fluid
overload in acute heart failure—
1. Arrigo M, Parissis JT, Akiyama E, re‐distribution and other mechanisms
Mebazaa A. Understanding acute heart beyond fluid accumulation. Eur J
failure: pathophysiology and diagnosis. Heart Fail. 2008;10(2):165-169.
Eur Hear J Suppl.
2016;18(suppl_G):G11-G18. 9. Tang WHW. The New Promise of
75 Yose Ramda Ilhami, Disfungsi Mitokondria…

Mitochondrial Transplantation for


Myocardial Recovery. JACC Basic to
Transl Sci. 2019;4(8):889.
10. Dietl A, Maack C. Targeting
mitochondrial calcium handling and
reactive oxygen species in heart failure.
Curr Heart Fail Rep. 2017;14(4):338-
349.
11. Aimo A, Borrelli C, Vergaro G, et al.
Targeting mitochondrial dysfunction in
chronic heart failure: current evidence
and potential approaches. Curr Pharm
Des. 2016;22(31):4807-4822.
12. Santulli G, Xie W, Reiken SR, Marks
AR. Mitochondrial calcium overload is
a key determinant in heart failure. Proc
Natl Acad Sci. 2015;112(36):11389-
11394.
13. Raimundo N. Mitochondrial pathology:
stress signals from the energy factory.
Trends Mol Med. 2014;20(5):282-292.
14. Knowlton AA, Le Chen ZAM. Heart
failure and mitochondrial dysfunction:
the role of mitochondrial fission/fusion
abnormalities and new therapeutic
strategies. J Cardiovasc Pharmacol.
2014;63(3):196.
15. Perry JB, Davis GN, Allen ME, et al.
Cardioprotective effects of idebenone
do not involve ROS scavenging:
Evidence for mitochondrial complex I
bypass in ischemia/reperfusion injury.
J Mol Cell Cardiol. 2019;135:160-171.
16. Von Hardenberg A, Maack C.
Mitochondrial therapies in heart
failure. In: Heart Failure. Springer;
2016:491-514.

Anda mungkin juga menyukai