Anda di halaman 1dari 8

“STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA DALAM MENINGKATKAN

KUNJUNGAN WISATAWAN PADA DESTINASI WISATA RUMAH RAKIT”

Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Sarjana Terapan (S1) Di Program
Studi Usaha Perjalanan Wisata Politeknik Negeri Sriwijaya Oleh :

IRA FAHIRA DWI PUTRI

NIM : 061740611619

Politeknik Negeri Sriwijaya


Tahun Ajaran 2021
1. Judul Skripsi : “Strategi Pengembangan Daya Tarik Wisata Dalam Meningkatkan Kunjungan
Wisatawan Pada Destinasi Rumah Rakit”

2. Jenis Laporan : Penelitian


3. Bidang Ilmu : Manajemen Pariwisata
4. Pendahuluan
4.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara strategis yang dilintasi oleh garis khatulistiwa, serta
merupakan negara kepulauan yang terdiri dari 5 (lima) pulau besar, yaitu Sumatera, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi dan Papua serta pulau-pulau kecil yang berada disekitarnya. Karena
merupakan negara kepulauan Indonesia memiliki potensi sumber daya air yang besar, salah
satunya adalah sungai. Sungai merupakan hal yang penting sebagai sumber air dalam
kehidupan makhluk hidup. Selain merupakan sumber air bagi makhluk hidup, sungai juga
dapat dikelola untuk pengembangan infrastruktur suatu daerah. Untuk meningkatkan
pengembangan sumber daya air harus dikelola dengan memperhatikan fungsi sosial,
lingkungan hidup, dan ekonomi secara selaras dilandasi oleh Undang -Undang Nomor 7
Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Sebagai warga negara yang baik kita seharusnya
dapat membuat sungai menjadi lebih bermakna dalam kegunaannya serta dapat menjadi
warga negara yang peduli akan lingkungan dengan upaya mencegah kerusakan pada
lingkungan alam. Dalam meningkatkan infrastruktur suatu daerah, pemerintah daerah
berupaya mengembangkan potensi yang dapat mendukung perbaikan ekonomi masyarakat
dan dapat meningkatkan pendapatan daerah. Berdasarkan hal tersebut potensi yang dapat
dikembangkan salah satunya adalah pariwisata.

Sektor pariwisata mampu meningkatkan aktivitas bisnis dan menghasilkan manfaat bagi
masyarakat di sebuah destinasi. Keberhasilan pariwisata yang paling mudah untuk diamati
adalah bertambahnya jumlah kedatangan wisatawan dari periode ke periode. Indonesia
mengalami kenaikan jumlah wisatawan mancanegara setiap tahun. Hal ini membuktikan
bahwa pariwisata di Indonesia berkembang dengan baik. Tabel 1.1 berikut adalah jumlah
kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia berdasarkan pintu masuk bandara:
Tabel 1.1 Kunjugan Wisatawan 2016-2020 di Indonesia

Tahun
Kunjungan 2016 2017 2018 2019 2020
Wisman 11.519.275 14.039.799 15.810.305 16.106.954 1.713.572
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2020

Berdasarkan data dari tabel 1.1 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman
ke Indonesia meningkat setiap tahun. Pada tahun 2016 jumlah wisatawan mancanegara yang
ke Indonesia sebanyak 11.519.275 jiwa, mengalami peningkatan sebanyak 14.039.799 jiwa
di tahun 2017. Pada tahun 2018 jumlah wisatawan terus mengalami peningkatan sampai
dengan pada tahun 2019 namun di tahun 2020 wisatawan mancanegara mengalami
penurunan hanya 1.713.572 jiwa diakibatkan adanya pandemi covid-19 di seluruh dunia.
Walaupun di Tahun 2020 mengalami penurunan wisatawan tidak menutup kemungkinan
karena di Indonesia memiliki faktor pendukung dalam Pariwisata yang dipengaruhi dengan
kekayaan alam, keindahan, keunikan, keanekaragaman, seni dan budaya yang dimiliki oleh
setiap daerah di Indonesia salah satunya adalah Provinsi Sumatera Selatan.

Sumatera Selatan memiliki beragam budaya, kuliner, dan juga keindahan alam yang
dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata. Sumatera Selatan memiliki beberapa jenis wisata
seperti wisata religi yaitu Masjid Ki Marogan, Al-Qur’an Al Akbar, wisata sejarah yaitu
Museum Sultan Mahmud Badaruddin II dan Situs Megalitikum di Pagar Alam, wisata alam
yaitu Gunung Dempo, Danau Ranau, Air Terjun Temam, Taman Nasional Sembilang dan
wisata buatan seperti Opi Waterpark, Sekayu Waterfront dan Wisata Rumah Rakit dan
Sungai Musi, juga masih banyak destinasi lain yang tersebar pada setiap kabupaten.
Sumatera Selatan memiliki 13 Kabupaten dan 4 Kota, Setiap Kabupaten dan Kota memiliki
keunikan serta keanekaragaman budaya masing-masing yang dapat dijadikan sebagai daya
tarik wisata salah satunya ada di Wisata Rumah Rakit Kota Palembang.

Kota Palembang sebagai ibukota Provinsi Sumatera Selatan yang merupakan kota
terbesar kedua di Pulau Sumatera setelah Medan, serta sebagai pusat pemerintahan Provinsi
Sumatera Selatan, dan kegiatan perdagangan. Pariwisata menjadi salah satu prioritas utama
pembangunan Kota Palembang. Adapun yang sangat berkaitan erat dengan Kota Palembang
adalah Sungai Musi yang merupakan sungai terpanjang di Pulau Sumatera. Sampai saat ini
Sungai Musi masih menjadi alternatif sarana transportasi masyarakat Kota Palembang. Salah
satu kawasan yang dapat menjadi destinasi wisata adalah Rumah Rakit dibangun di atas rakit
dan mengapung di sepanjang pinggiran Sungai Musi.
Tabel 1.2 Data Kunjungan Wisatawan Mancanegara dan Wisatawan Nusantara ke
Palembang

Kunjungan 2016 2017 2018 2019 2020


Wisman 9.261 9.850 12.249 15.862 2.297
Wisnus 1.889.887 2.001.567 2.110.898    
Sumber : Data Sekunder yang diolah,2020

Berdasarkan table 1.2 tersebut, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan jumlah
kunjungan wisatawan mancanegara dari tahun 2016 sampai dengan 2019. Namun pada tahun
2020 wisatawan mancanegara mengalami penurunan yang diakibatkan dengan adanya virus
covid-19 hingga pada saat ini. Untuk jumlah wisatawan nusantara yang berkunjung ke Kota
Palembang juga mengalami peningkatan dari tahun 2016 sampai dengan 2018. Namun,
mengalami penurunan pada tahun 2019-2020 yaitu sebanyak ? wisatawan nusantara yang
berkunjung ke Kota Palembang. Berdasarkan data jumlah kunjungan tersebut dapat dilihat
bahwa wisatawan yang berkunjung ke Kota Palembang mengalami peningkatan dan juga
penurunan. Maka perlu adanya pengembangan destinasi wisata agar dapat meningkatkan
jumlah kunjungan ke Kota Palembang.

Palembang sendiri memiliki banyak objek wisata yang cukup potensial untuk
dikembangkan antara lain: Sungai Musi, Benteng Kuto Besak, Monumen Perjuangan Rakyat,
Pulau Kemaro, Masjid Cheng-ho, Punti Kayu, Museum Balaputradewa, Rumah Rakit,
Jembatan Ampera dan masih banyak yang lainnya. Namun, kenyataanya objek wisata di
Palembang masih ada yang memiliki permasalahan pada bidang akesibilitas, atraksi dan
amenitas, seperti sulitnya akses jalan menuju ke lokasi wisata, tidak ada aktivitas atau kegiatan
yang dapat dilakukan oleh wisatawan, sulitnya mencari penginapan didekat objek wisata dan
kurangnya promosi objek wisata. Sehingga objek wisata di Palembang sulit untuk dijadikan
sebagai daya tarik wisata dan menarik minat kunjungan wisatawan. Oleh sebab itu, destinasi
wisata di Kota Palembang membutuhkan pengembangan agar dapat dijadikan objek wisata
yang diminati oleh wisatawan. Pengembangan tersebut khususnya pada bidang atraksi,
aksesibilitas dan amenitas.

Objek wisata di Kota Palembang yang memerlukan pengembangan salah satunya


adalah objek wisata Rumah Rakit. Rumah Rakit adalah objek wisata buatan yang memiliki
peninggalan kerajaan Tionghoa, tepatnya bereda di kawasan sepanjang Sungai musi kawasan
5-7 Ulu. Yang didirikan pada zaman Kerajaan Sriwijaya. Rumah rakit dibangun di
atas rakit dan mengapung di sepanjang pinggiran Sungai Musi, Sungai Ogan, dan Sungai
Komering. Supaya tidak hanyut terbawa arus, rumah diikat pada sebuah serdang (penambat)
dan tidak memiliki atraksi dan wahana lainnya. Hal ini menyebabkan destinasi ini menjadi
kurang diketahui oleh masyarakat khususnya Kota Palembang.

Faktor eksternal Rumah Rakit yang dapat dijadikan peluang yaitu sering dijadikan
sebagai lokasi pengisian bahan bakar kapal yang berlalu lalang di Sungai Musi, sebagai tempat
penignapan,gudang dan tempat berdagang. Rumah Rakit memiliki ancaman karena perubahan
pola piker manusia dan keterbatasan bahan-bahan untuk membuat rumah rakit, keterbatasan
lahan untuk menempatkan dan mengikat rumah serta anggapan bahwa rumah Rakit merupakan
sumber pencemaran sungai karena penghuninya membuang sampah dan kotoran langsung ke
Sungai yang menjadikan alasan untuk menggusur beberapa keberadaan Rumah Rakit.
Ancaman lainnya adalah masih kurangnya motivasi masyarakat sekitar untuk melestarikan
objek wisata Rumah Rakit dan cara untuk menarik pengunjung agar datang ke objek wisata
dikarenakan tidak adanya promosi dan attraksi lainnya di objek wisata ini.

Kondisi inilah yang membuat kurangnnya minat wisatawan untuk mengunjungi


destinasi wisata Rumah Rakit. Sehingga dibutuhkan adanya pengembangan destinasi wisata.
Tentang kepariwisataan, bahwa paling tidak ada 3 unsur yang penting dalam pengembangan
suatu destinasi wisata yaitu atraksi, aksesibilitas, dan amenitas menurut UU No. 10 Tahun
2009. Berhasilnya suatu tempat wisata hingga tercapainya kawasan wisata sangat tergantung
pada 3A yaitu atraksi (attraction), mudah dicapai (accessibility), dan fasilitas (amenities) Yoeti
(2002). Pengembangan destinasi wisata pada Rumah Rakit setidaknya mempertimbangkan 3
hal yaitu atraksi, aksesibilitas dan amenitas. Rumah rakit merupakan salah satu destinasi
wisata sungai di Kota Palembang yang mempunyai potensi wisata budaya yang harus di jaga
kelestariannya, ternyata dalam realisasinya masih mengalami kendala dalam pengelolaan dan
peningkatan kualitas baik dari pemerintah maupun rendahnya perhatian dari masyarakat
setempat dan dapat menjadi masukan dalam peningkatan kesejahtaraan masyarakat dan
pembuka lapangan pekerjaan dalam meningkatkan daya tarik maupun atraksi wisata.
Pengembangan daya tarik rumah rakit sebagai destinasi wisata sungai perlu adanya
optimalisasi pengembangan baik dari daya tarik/atraksi, aksesibilitas, dan amenitas. Untuk itu
perlu perencanaan yang bersifat holistik terhadap arahan pengembangan daya tarik rumah rakit
sebagai destinasi wisata.

Bentuk upaya yang dilakukan untuk menciptakan dan melestarikan kawasan wisata
dengan menciptakan strategi yang sesuai untuk pengembangan kawasan wisata. Sehingga
dengan demikian Pemerintah dalam hal Dinas Pariwisata dapat mengambil langkah yang tepat
dalam pengembangan kawasan wisata. Pariwisata terdiri dari tiga unsur, yaitu manusia (Man),
orang yang melakukan pariwisata, ruang (Space), daerah atau ruang lingkup melakukan
perjalanan, dan waktu (time) waktu yang digunakan selama dalam perjalanan dan tinggal di
daerah tujuan “Wahab (Yoeti: 116) bukunya yang berjudul An Introduction On Tourism
Theory”.

Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan kemenarikan wisata sungai konsep


pengembangan wisata yang diteliti oleh Anwar (2017) dari Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar dengan judul penelitian Perancangan Kawasan
Wisata Tepian Sungai (Studi Kasus Pada Area Jembatan Kembar Sungguminasa-Gowa),
dengan fokus penelitian bagaimana perancangan kawasan wisata tepian Sungai Jeneberang
pada area Jembatan Kembar Sungguminasa-Gowa.

Penelitian yang berkaitan dengan Pengembangan daya Tarik wisata juga di teliti oleh
Maharani Oktavia, Ahmad Zamhari, Mardiana pada Tahun 2016 dengan judul Pengembangan
Daya Tarik Wisata pada Rumah Rakit Sebagai wisata Sungai dengan fokus penelitian
frekuensi deskiriptif kualitatif dan analisis pengembangan dengan menggunakan SWOT.

Penelitian yang berkaitan dengan Pengembangan yaitu diteliti oleh Enny Mulyantari
pada Tahun 2016 dengan judul Strategi Pengembangan Situs Manusia Purba Sangiran sebagai
Daya Tarik Wisata Budayaa dengan fokus penelitian metode Kualitatif dengan pengambilan
data melalui dokumentasi pengamatan dan studi pustaka.

Penelitian yang berkaitan dengan Strategi Pengembangan diteliti oleh Siky Alfriza
dengan judul Strategi Pengembangan Atraksi, Aksesibilitas dan Amenitas Objek Wisata dalam
meningkatkan minat kunjuungan wisatawan pada Taman Rekreasi Ribang Kemambang
Kabupaten Lahat Sumatera Selatan dengan fokus penelitian Deskriptif Kualitatif.

Penelitian yang berkaitan dengan Pengembangan juga diteliti oleh Dariusman


Abdillah pada tahun 2016 dengan judul Pengembangan Wisata Bahari di Pesisir Pantai Teluk
Lampung dengan fokus penelitian analisis SWOT sebagai bentuk analaisis kualitatif.

Penelitian Norastika dan Anom (2018), bertujuan menganalisis potensi objek wisata
dan membuat strategi pengembangan daya tarik wisata menggunakan elemen 4 A yaitu
atraksi, aksesibilitas, amenitas dan ansileri untuk mengidentifikasi faktor internal dan
eksternal. Menggunakan analisis SWOT dengan perumusan stragei SO, WO, ST dan WT.
Hasil dari penelitian ini adalah menyusun paket wisata dan membuat paket tiket masuk ke
daya tarik wisata, memasang papan penunjuk arah, menetapkan Ogah-Ogah Bali Collection
sebagai daya tarik wisata unggulan di Kabupaten Bandung, Mengembangkan fasilitas wisata
dan mempromosikan objek wisata.

Penlitian selanjutnya yang berkaitan dengan Strategi Pengembangan diteliti oleh


Rabiah Oktaviany (2020) dengan judul Strategi Pengembangan Danau Tanah Mas sebagai
Daya Tarik Wisata Rekreasi di Kabupaten Banyuasin dengan fokus penelitian Deskriptif
Kualitatif.

Berdasarkan dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui


pengembangan destinasi wisata Rumah Rakit di Sungai Musi sebagai salah satu cara dalam
pengembangan potensi destinasi wisata Rumah Rakit tersebut. Penelitian ini dituliskan dalam
skripsi berjudul “STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA DALAM
MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN PADA DESTINASI WISATA
RUMAH RAKIT”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang didapat
adalah sebagai berikut:

1. Apa faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan
ancaman) dari aspek Atraksi, Aksesibilitas, dan Amenitas yang ada pada Objek Wisata
Rumah Rakit Kota Palembang?

2. Bagaimana Strategi Pengembangan Objek Wisata Rumah Rakit?

1.3 Batasan Masalah

Agar pembahasan dalam penulisan skripsi ini tidak menyimpang dari permasalahan pokok
yang akan dibahas, maka penulis membatasi pembahasan skripsi ini yaitu mengetahui
faktor internal dan faktor eksternal Rumah Rakit dan menganalisis strategi pengembangan
menggunakan analisis SWOT di destinasi Wisata Rumah Rakit Palembang.

1.4 Tujuan Penelitian


1. Untuk menjelaskan apakah faktor internal (kekuatan dan kelemahan) danfaktor eksternal
(peluang dan ancaman) dari aspek Atraksi, Aksesibilitas,dan Amenitas yang ada pada
Objek Wisata Rumah Rakit.

2. Untuk menentukan strategi pengembangan yang tepat untuk meningkatkan minat


kunjungan wisatawan pada Objek Wisata Rumah Rakit.

1.5 Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan sebagai sarana pengembangan ilmu


pengetahuan dan wawasan tentang manajemen strategis dan strategi pengembangan
Daya tarik wisata khususnya Rumah Rakit.

b. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan objektif bagi
pengelola Rumah Rakit sebagai acuan dalam pengambilan keputusan untuk dapat
diimplementasikan terkait dengan pengembangan Daya tarik wisata khususnya Rumah
Rakit.

Anda mungkin juga menyukai