Belajar Dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Belajar Dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Disusun Oleh :
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, serta
hidayah- Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah” Belajar Dan Prinsip-
Prinsip Pembelajaran” tepat pada waktunya. Tidak lupa shalawat serta salam
semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang kita nanti
syafaatnya di hari akhir.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Studi Islam
Indonesia Tahun Pelajaran 2021, Terima kasih kami ucapkan kepada ibu Sri
Marwiyati, M.Pd. selaku dosen pengampu yang telah membimbing kami. Dengan
adanya makalah ini, diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan bagi
pembaca maupun penulis.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu saran dan kritik yang membangun akan kami terima dengan senang hati.
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 10
B. Saran ................................................................................................................. 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Belajar
2. Untuk mengetahui Prngertian Pembelajaran
3. Untuk Mengrtahui Prinsip Prinsip Pembelajaran
1
4. Untuk Mengetahui Faktor Pemengaruh Keberhasilan Pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh ilmu
pengetahuan. Belajar juga merupakan sesuatu yang dilakukan untuk
menguasai hal tertentu. Beberapa ahli berpendapat sebagai berikut:
1
Slameto. 2010. Belajar & Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT. Rineka Cipta, h. 2.
2
Djamarah, Syaiful Bahri. 1999. Psikologi Belajar. Rineka Cipta, h.12
3
Ibid, h.13
4
Oemar Hamalik. 2003. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara cet. Ke-2, h. 27
5
Ratna Wilis Dahar.2011. Teori-teori belajar dan pembelajaran. Erlangga, h. 77
2
tingkah laku, seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,
pemahaman, keterampilan, daya piker, dan kemampuan lainnya melalui
pengalaman yang didapat selama proses belajar itu sendiri.
B. Pengertian Pembelajaran
Berdasarkan dari sudut pandang teori behavioristik pembelajaran
diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku siswa melalui pengoptimalan
lingkungan sebagai sumber stimulus belajar. Sedangkan menurut teori kognitif,
pemblelajaran didefinisikan sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru
untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya
meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi. Berdasarkan pengertian
ini pembelajaran dapat dikatakan sebagai upaya guru untuk memberikan
stimulus, bimbingan dan arahan agar terciptanya proses belajar mengajar.
Namun, pembelajaran dari definisi tersebut bukanlah hanya sebuah proses
pemberian pengetahuan melainkan proses pembentukan pengetahuan oleh
siswa untuk siswa melalui optimalisasi kinerja kognitifnya.
Sudut pandang lainnya dari teori interaksional mendefinisikan bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi antara pendidik dan peserta didik dan
sumber belajar dalam lingkungan belajar. Berdasarkan definisi tersebut
pembelajaran dapat diartikan sebagai proses menjembatani terjadinya proses
interaksi antar guru, siswa dan sumber belajar.
Jadi, berdasarkan konsep ini pembelajaran dapat dipandang memiliki
kualitas yang baik jika interaksi yang terjadi bersifat multiarah yakni guru-
siswa, siswa-sumber belajar, dan siswa-lingkungan belajar. Oleh karena itu
keberhasilan dari suatu pembelajaran menurut konsep ini tergantung pada
keberartian interaksi multiarah tersebut. Interaksi yang dimaksud adalah
interaksi interaktif yang bersifat edukatif yaitu interaksi yang berfungsi untuk
mengembangkan berbagai potensi peserta didik dalam rangka membangun
pengetahuan pada dirinya. Selanjutnya interaksi ini harus mampu membangun
inspiratif siswa, menyenangkan, menantang, memotivasi serta memberikan
3
ruang yang cukup bagi kreativitas dan kemandirian sesuai bakat dan minat
siswa.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu interaksi
aktif antara guru yang memberikan bahan pelajaran dengan siswa sebagai
objeknya. Proses pembelajaran merupakan kegiatan yang didalamnya terdapat
sistem rancangan pembelajaran hingga menimbulkan sebuah interaksi antara
pemateri (guru) dengan penerima materi (murid/siswa).
C. Prinsip Prinsip Pembelajaran
Sebagai guru/calon guru harus mempelajari prinsip-prinsip belajar dan
pembelajaran yang dapat membimbing aktivitas merencanakan dan
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Prinsip belajar dan pembelajaran
diharapkan menentukan langkah demi langkah pro bisa memberi arah
prioritas-prioritas dalam tindakan guru, terdapat 7 prinsip pembelajaran yang
akan dipaparkan oleh penulis.
1. Kesiapan
Proses belajar di-pengaruhi kesiapan peserta didik, yang
dimaksud dengan ke-siapan atau readinessialah kondisi individu
yang memungkinkan ia dapat belajar, Yang termasuk kesiapan ini
ialah kematangan dan pertumbuhan fisik, intelegensi latar
belakang pengalaman, hasil belajar yang baku, motivasi, persepsi dan
faktor-faktor lain yang memungkinkan seseorang dapat belajar.
2. Motivasi
Motivasi adalah suatu kondisi dari pelajar untuk memprakarsai
kegiatan, mengatur arah kegiatan itu dan memelihara ke-
sungguhan.6 Seseorang akan berhasil dalam belajar kalau keinginan
untuk belajar itu timbul dari dirinya, motivasi dalam hal ini meliputi
dua hal: (a) mengetahui apa yang akan dipelajari, (b) memahami
mengapa hal tersebut patut dipelajari. Kedua hal ini sebagai
unsur motivasi yang menjadi dasar permulaan yang baik untuk
6
Rothwell, A.B.,Learning Principles, dalam Clark L.H. Strategies and Tactics in secondary
School Teaching: A Book of Readings,(Toronto: the Mac Millan, Co., 1968), h. 10
4
belajar, sebagai guru sebaiknya dapat membangkitkan motivasi belajar
peserta didik.
3. Keaktifan
Pembelajaran moderen menghendaki peserta didik bekerja praktek
sambil belajar. Dengan bekerja, peserta didik memperoleh pengetahuan
dan pengembangan keterampilan. Pembelajaran yang bermakna apabila
peserta didik aktif dalam proses pembelajaran. Peserta didik tidak
sekedar menerima dan menelan konsep-konsep yang disampaikan guru,
tetapi peserta didik beraktivitas langsung. Dalam hal ini guru perlu
menciptakan situasi yang menimbulkan aktivitas peserta didik, sehingga
ia mampu melakukan eksplorasi dalam menggali dan menambahas basic
knowledge yang telah disampaikan oleh gurunya.
4. Keterlibatan Langsung
Pembelajaran dengan pelibatan langsung didasari oleh teori John
Dewy lerning by doing, Peserta didik diasumsikan akan memperoleh
lebih banyak pengetahuan baru jika dilibatkan secara aktif baik personal
maupun kelompok. Pelibatan langsung peserta didik dan guru dalam
proses pembelajaran dapat memberi pengalaman yang sama bagi setiap
peserta didik. Ia juga merasa diberi apresiasi oleh gurunya karena pada
saat belajar, sang guru menghampiri setiap peserta didik dan menyapa
satu persatu sambil menanyakan sejauh mana pengertiannya terhadap
materi. Interaksi antara guru dan peserta didik menimbulkan semangat
baru dalam belajar (Muchith, 2008). Interaksi sistemik akan
menimbulkan interaksi edukatif yang mampu mengoptimalkan proses
akselerasi pemahaman materi belajar yang berfokus pada tiga aspek
yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.
5. Pengulangan
Pengulangan sangat membantu untuk memperbaiki semua kesan
yang masih samar-samar untuk menjadi kesan-kesan yang
sesungguhnya, yang tergambar jelas dalam ingatan. Sebaliknya, tanpa
latihan pengalaman-pengalaman yang telah dimilikinya dapat menjadi
5
hilang atau berkurang. Guru dapat mendorong peserta didik supaya
melakukan pengulangan misalnya dengan memberi pekerjaan rumah,
membuat laporan, melaksanakan ulangan harian dan sebagainya.
6. Tantangan
Tantangan yang dihadapi oleh peserta didik dalam belajar membuat
mereka bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar baru, banyak
mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat peserta didik
tertantang untuk mempelajarinya, Beberapa kegiatan dapat dijadikan
sebagai guide line bagi guru untuk menciptakan challenge dalam
kegiatan belajar). Misalnya, merancang dan mengelola kegiatan
eksperimen, memberi tugas problem solving, menugaskan peserta didik
untuk membuat summary, mengelola kegiatan diskusi, mencari materi
pelajaran yang menarik, menyiapkan strategi pembelajaran yang dapat
menantang peserta didik dan seterusnya.
7. Perbedaan Individu
Peserta didik merupakan individu yang unik, artinya tidak ada dua
orang atau lebih diantara peserta didik yang sama. Tiap peserta didik
memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Perbedan itu terdapat pada
karateristik psikis, kepribadian dan sifat-sifatnya. Perbedaan individu
berpengaruh terhadap cara dan hasil belajar. Karena adanya perbedaan
tersebut guru perlu memperhatikan dalam pelaksanaan proses
pembelajaran. Sifat yang unik pada setiap peserta belajar peserta didik
ditambah dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan
kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap peserta
didik, seorang guru harus memiliki keterampilian tersendiri dalam
mentransfer materi pembelajaran agar peserta didik yang merupakan
individu yang unik dapat memahami materi yang disampaikan.
6
D. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar
Secara garis besar faktor faktor yang memapengaruhi keberhasilan belajar
itu dibagi menjadi dua bagian besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor Internal
Faktor ini merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu
itu sendiri. Faktor internal terdiri faktor biologis fan psikologis.
a. Faktor Biologis
Faktor biologis meliputi segala hal yang berhubungan dengan
keadaan fisik atau jasmani individu yang bersangkutan. Pertama,
kondisi fisik yang normal, kondisi fisik yang normal atau tidak
memiliki cacat dalam kandungan sangat mempengaruhi
kebarhasilan seorang individu dalam belajar, kondisi fisik yang
normal meliputi keadaan otak, panca-indra, anggota tubuh separti
tangan dan kaki, dan organ tubuh bagian dalam. Yang kedua adalah,
kondisi Kesehatan fisik, selain kondisi fisik yang normal, Kesehatan
fisik juga sangat menentukan.
b. Faktor Psikologis
Faktor psikologis erat kaitannya dengan keadaan mental
seseorang, kondisi mental yang menunjang keberhasilan belajar
adalah mental yang mantap dan stabil, kondisi ini tampak dalam
bentuk sikap mental yang positif dalam menghadapi segala hal
terutama adalah hal yang berkaitan dengan proses belajar. Selain
berkaitan erat dengan mental faktor psikologis juga meliputi
Intelegensi (tingkat kecerdasan), kemauan (kemauan merupakan
motor penggerak yang palin utama seorang individu untuk melalui
proses belajar), bakat, daya Ingat, dan daya konsentrasi
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari luar
individu, faktor eksternal meliputi faktor lingkungan keluarga, faktor
lingkungan sekolah, faktor lingkungan masyarakat, dan faktor waktu.
7
a. Faktor lingkungan keluarga
Kondisi lingkungan keluarga sangat mementukan keberhasilan
belajar seseorang, diantaranya adalah adanya hubungan harmonis
dalam keluarga, tersedianya alat penunjang yang memadai, keadaan
ekonomi, suasana lingkungan rumah yang mendukung, adanya
perhatian besar dari orang tua terhadao perkembangan proses belajar
dan Pendidikan anak anaknya.
b. Faktor lingkungan sekolah
Kondisi lingkungan sekolah juga dapat mempengaruhi kondisi
belajar antara lain adanya guru yang yang mumpuni dalam bidang
studi yang diampunya, peralatan belajar, fasilitas sekolah yang
memadai, adanya lingkup pertemanan yang baik, yang tidak kalah
penting adlah adanya tata tertib dalam sekolah yang ditaati oleh
semua warga yang ada didalam sekolah itu sendiri, karena hal ini
sangat pentin dalam menciptakan suasana harmonis dilingkungan
sekolah.
c. Faktor lingkungan masyarakat
Tidak mudah memilih lingkungan masyarakat yang dapat
menunjang keberhasilan belajar dan lingkungan belajar, lingkungan
masyarakat yang sekiranya dapat menunjang keberhasilan belajar
dapat tercipta dengan ditingkatkanya peranan Pendidikan dirumah
dan disekolah agar dapat mengimbangi pesatnya perkembangan
yang terjadi dilingkungan masyarakat, contoh lingkungan
masyarakat yang baik untuk menciptakan lingkungan belajar adalah
adanya lembaga pendidikan nonformal yang terorganisir seperti
sanggar keterampilan, sanggar kursus, sanggar organisasi
keagamaaan seperti remaja masjid dan gereja, sanggar karang
taruna, dalam artian lingkungan masyarakat yang mendukung
keberhasilan belajar adalah lingkungan masyarakat yang positif.
8
d. Faktor waktu
Waktu atau kesempatan sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan belajar, maka dari penting sekali untuk mengatur waktu
agar seimbang antara kegiatan belajar dan kegiatan lainnya,
keseimbangan antara waktu untuk belajar dan hiburan atau bermain
juga sangat pernting, tujuannya agar selain siswa meraih prestasi
belajar, siswa juga terhindar dari kejenuhan dan kelelahan pikiran.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Belajar adalah suatu kegiatan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku, seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,
pemahaman, keterampilan, daya piker, dan kemampuan lainnya melalui
pengalaman yang didapat selama proses belajar itu sendiri.
2. Pembelajaran merupakan suatu interaksi aktif antara guru yang memberikan
bahan pelajaran dengan siswa sebagai objeknya. Proses pembelajaran
merupakan kegiatan yang didalamnya terdapat sistem rancangan
pembelajaran hingga menimbulkan sebuah interaksi antara pemateri (guru)
dengan penerima materi (murid/siswa).
3. Prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran membantu membimbing
aktivitas merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar,
terdapat 7 prinsip pembelajaran yaitu, kesiapan, motivasi, keaktifan,
keterlibatan langsung, pengulangan, tantangan, dan perbedaan individu.
4. Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar, yaitu faktor
internal dan Faktor eksternal. Faktor internal meliputi faktor biologis dan
faktor psikologis, sedangkan faktor eksternal meliputi faktor lingkungan
keluarga, faktor lingkungan sekolah, faktor lingkungan masyarakat, dan
faktor waktu.
B. Saran
Keberhasilan proses belajar dan pembelajaran sangat bergantung dari
pelaku proses belajar dan pembelajaran itu sendiri, yaitu pengajar (guru),
peserta didik, dan bahan ajar. Dalam upaya mensukseskan keberhasilan belajar
ini, guru sebagai komponen yang sangat penting diharapkan untuk
meningkatkan pemahamanya yang berkaitan dengan dasar dasar belajar dan
pembelajaran. Penulis mengharapkan kritik dan saran dalam penulisan
makalah dikemudian hari.
10
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Dahar, Ratna Wilis. 2011. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Erlangga.
Djamarah, Syaiful Bahri. 1999. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Ruslan, Rusli Yusuf. 2017. Perencanaan Pembelajaran PPKn. Banda Aceh :
Syiah Kuala Press.
Slameto. 2010. Belajar & Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Jurnal :
Abdul Muis Andi. 2013. Prinsip-Prinsip Belajar Dan Pembelajaran. Jurnal
Istiqra’. Vol 1. No 1
Munirah. 2018. Prinsip-Prinsip Belajar Dan Pembelajaran. AULADUNA:
Jurnal Pendidikan Dasar Islam. Vol 5. No 1. Hal 116-117.
Lallo. 2017. “Pengertian Belajar dan Hakikat Belajar”.
http://lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/ diakses pada 22 September 2021
pukul 16.58 WIB.
11