Anda di halaman 1dari 11

Presentasi berjudul: "Current Cost Accounting / Akuntansi Harga

Kini"— Transcript presentasi:


1 Current Cost Accounting / Akuntansi Harga Kini
Anggota Tim: Said Ramadhoan saputraKevin

2 Apa itu Current Cost Accounting?


Menilai asset pada harga beli pasar sekarang ( berlawanan dengan historical cost- real
prices)Laba ditentukan oleh alokasi yang berdasarkan harga sekarang

3 Mengapa Current Cost Accounting diperlukan ?


Professor Edward and Bell (1961) :Pada dasarnya manajer perusahaan ingin mengetahui
bagaimana harus mengalokasikan sumber daya perusahaan untuk memaksimalkan laba3
pertanyaan terkait masalah mendasar bagi manajerExpansion Problem (Masalah
Pengembangan)The Composition Problem (Masalah Komposisi Aset)Fiancal Problem (Masalah
Keuangan)

4 Konsep dari Laba Bisnis (Bussiness Profit)


2 keputusan yang selalu dihadapi ManajemenHoliding DecisionOperating DecisionEdwards &
Bell :“Business profit” berisikanLaba operasi sekarang (Current operating profit)Penghematan
uang terealisasi (Realisable cost saving)

5 Holding gains and losses


CCA berasumsi bahwa dengan mencampur antara holding gains and losses dengan operating
gains and losses akan membingungkan evaluasi akan keputusan manajemen dan
menyembunyikan alokasi sumber daya ekonomi.Sehingga, Pemisahan dari kedua komponen
tersebut diperkenankan oleh CCA.

6 Mengapa Holding gains adalah komponen dari Laba?


Edwards and Bell, mengatakan kenaikan dari harga aset merupakan laba holding dan diakui
sebagai pendapatanSelaras dengan Edwards and Bell, pendapat dari Revsine mengatakan bila
terjadi kenaikan aset berarti merupakan suatu oppurtunity gainJika holding gains dipandang dari
sudut pandang modal finansial (bandingan atas modal fisik)

7 Modal Finansial VS Modal Fisik


Sistem perhitungan akuntansi nilai pasar dari laba tergantung pada pengukuran
modalnya.Dalam CCA ada 2 pandangan dasar yaitu Konsep Modal Keuangan dan Konsep
Fisik.Perbedaannya terletak pada pengakuan laba/rugi holding sebagai pendapatan atau bukan.
Menurut pandangan Konsep Modal Keuangan perolehan keuntungan termasuk dalam profit
sedangkan menurut Konsep Fisik diperlakukan sebagai penyesuaian ekuitas pemegang saham.

8 Argumen pendukung dari Modal Finansial


1. Dengan menginvestasikan sumber daya finansial adalah harapannya untuk memperoleh level
penerimaan kas yang lebih tingi2. Pemulihan jumlah sumber daya finansial yang diinvestasikan
adalah Return on Capital3. Cash flow yang melebihi jumlah sumber daya finansial untuk
mempertahankan kemampuan operasional fisik dan peningkatan sumber daya finansial untuk
memperluas kemampuan operasi fisik tidak bisa dibedakan

9 Argumen pendukung dari Modal Fisik


Modal adalah unit fisik yang menunjukkan kemampuan operasi perusahaanArgumen yang
memasukkan laba holding sebagai pendapatan- cost savings- mencerminkan kenaikan arus kas
masa yang akan datangLaba atau rugi holding diperlakukan sebagai penyesuaian ekuitas
pemegang saham
10 Kritik terhadap Modal Fisik
Sterling :pengakuan pendapatan sebagai akibat penggunaan modal fisik, hanya berarti apabila
ada 4 kondisi berikut:Yang dijual merupakan unit yang berbedaMenghadapi kondisi kenaikan
harga yang terus menerusMmbeli dan menjual pada pasar yang berbedaSecara penuh modal
yang tersedia sudah dibelanjakan

11 Namun , jika 4 kondisi tersebut tidak ada, maka timbul masalah pengukuran terhadap:
Unit unit yang berbedaPerubahan hargaBeli dan jual pada pasar yang samaPenggunaan modal
sebagian

12 Kritik terhadap Current Cost Accounting


Dari pendukung biaya historis:Menolak CCA karena melanggar prinsip realisasi. Perusahaan
memiliki aset untuk menggunakan bukan menjual. Laba yang diharapkan (holding gains) belum
tentu terjadiSubyektivitas dalam penentuan kenaikan biaya

13 Lanjutan... Dari pendukung exit (selling) price accounting:


Tidak sesuai dengan prinsip opportunity cost, karena kesempatan selanjutnya bukan membeli
kembali, tetapi menjual atau menggunakanMasih ada persoalan alokasi, misalnya depresiasi
atas aset tetap dengan current costPerubahan teknologi akan membuat model perhitungan laba
dengan mempertahankan kapasitas produksi saat ini menjadi menyesatkanAda persoalan
matematis karena menjumlahkan angka-angka dengan metode pengukuran yang bervariasi

14 Lanjutan....Chambers: penggunakan indeks harga spesifik tidak tepat. Kecuali kebetulan,


tidak mungkin suatu perusahaan menghadapi perubahan harga yang sama dengan perusahaan
lain.Chambers: aset bernilai bagi perusahaan bukan karena penggantian, tetapi karena dapat
dibuat untuk hal lain, dapat digunakan untuk meminjam, menjadi kas ketika dijual, dan
berpotensi menjadi lindung nilai terhadap inflasi dalam aset-aset non moneter

15 Argumen Pendukung Current Cost Accounting


Unrealised holding gains adalah fenomena yang terjadi pada tahun berjalan, dan memenuhi
prinsip pengakuan bila cukup bukti objektif mendukung perubahan hargaObjektivitas sesuatu
yang relatif, yang penting penentuan biaya memenuhi tingkat obyektivitas minimum (misal
penggunaan harga pasar pada LCM): standardisasi prosedur dan ketersediaan harga pasar

16 Lanjutan....Perubahan teknologi dapat diakomodasi dengan penerapan CCA. Laba pada


CCA dapat menjadi indikator apakah proses produksi saat ini masih yang terbaik ataukah
perusahaan perlu mengadopsi proses produksi alternatif. Perkembangan teknologi yang
memunculkan alternatif yang lebih baik akan membuat nilai berjalan dari kapasitas produksi
akan turun nilai berjalannya.Entry price merupakan metode penilaian 'normal' karena:Exit price
memunculkan penilaian anomali karena tidak memperhitungkan biaya transportasi, biaya
pembongkaran dan pemasangan dan akses yang tidak sempurna atas pasarExit price
mengimplikasikan pendekatan jangka pendek. Laba yang positif dengan pendekatan exit price
berarti lebih berharga bertahan pada uusaha yang ada daripada dilikuidasi

17 Lanjutan....Penggunaan exit price pada persediaan barang jadi berarti mengantisipasi


labaPenggunaan exit price pada persediaan barang jadi berarti mengantisipasi laba sebelum titik
penjualan, persediaan dinilai lebih besar daripada biaya berjalan

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Penggunaan historical costing dipandang akan mengurangi aspek
kualitas relevansi, sehingga laporan keuangan tidak dapat digunakan
dalam pengambilan keputusan. oleh karena itu fair value muncul untuk
mengatasi kekurangan historical cost. namun fair value tidak sepenuhnya
berguna untuk pengambilan keputusan karena tidak memiliki reabilitas.
baik historical cost dan fair value accounting mempunya kelebihan
masing-masing. karena perdebatan ini historical cost masih di pakai
hingga sekarang ” dari uraian di atas saya akan menjelaskan lebih rinci
mengenai hal tersebut,,, berawal dari pengertian Historical
Cost yaitu Menurut Suwardjono (2008;475) biaya historis
merupakan rupiah kesepakatan atau harga pertukaran yang telah tercatat
dalam sistem pembukuan. Prinsip historical cost menghendaki
digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal dan
biaya. Yang dimaksud dengan harga perolehan adalah harga pertukaran
yang disetujui oleh kedua belah pihak yang tersangkut dalam tranksaksi.
Harga perolehan ini harus terjadi pada seluruh traksaksi diantara kedua
belah pihak yang bebas. Harga pertukaran ini dapat terjadi pada seluruh
tranksaksi dengan pihak ekstern, baik yang menyangkut aktiva, utang,
modal dan transaksi lainnya.
Keunggulan menggunakan Historical Cost :
1. hasil penilaiannya dapat di verifikasi
2. memberi data yang dapat di bandingkan
3. tidak menyajikan holding gain and loss
4. menyajikan data yang dapat berguna untuk pengambilan keputusan bagi
manajemen dan investor, data yang di gunakan dapat memprediksi masa
depan
Menurut Suwardjono (2008;475) fair value adalah jumlah rupiah
yang disepakati untuk suatu obyek dalam suatu tranksaksi antara pihak-
pihak yang berkehendak bebas tanpa tekanan atau keterpaksaan. Dengan
demikian, fair value bukanlah nilai yang akan diterima atau dibayarkan
entitas dalam suatu transaksi yang dipaksakan, likuidasi yang dipaksakan,
atau penjualan akibat kesulitan keuangan. Nilai adalah nilai yang wajar
mencerminkan kualitas kredit suatu instrumen.
Masalah utama yang dihadapi dalam pelaksanaan Akuntansi Nilai
Sekarang adalah pengukuran dari nilai sekarang (current value) itu sendiri.
Menurut Martin A. Miller ada dua metode yang paling sering digunakan
dalam perhitungan yaitu : Sistem Nilai Masukan (Entry Value System)
dari Sistem Nilai Keluaran (Exit Value System).
Entry Value System didasarkan atas dasar harga pokok penggantian (Replacement
Cost) atau harga pokok, untuk memproduksi (Reproduksi Cost). Yang dimaksud dengan
Replacement Cost adalah estimasi biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh aktiva
baru atau ekuivalennya pada harga sekarang (current prices) setelah disesuaikan dengan
depresiasi. Sedangkan Reproduction Cost dimaksud sebagai estimasi biaya yang harus
dikeluarkan untuk memproduksi aktiva baru atau ekuivalennya pada harga sekarang setelah
diasumsikan dengan depresiasinya.
Exit Value Sistem biasanya didasarkan atas nilai bersih yang dapat direalisasi (Net
Realizable Value) dalam keadaan usaha yang biasa atau kadang-kadang berdasarkan atas
Discounted Cash Flow. Yang dimaksudkan dengan Net Realizable Value adalah estimasi
harga penjualan atas aktiva setelah didukungi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjual
aktiva tersebut. Sedangkan Discounted Future Cash Flow dimaksudkan sebagai nilai
sekarang (present value) dari estimasi pemasukan kas (Cash Inflow) atau cast saving yang
dijual pada tingkat bunga yang sesuai.
B.     Rumusan Masalah
1.      Buatlah Laporan Laba/Rugi menggunakan konsep Historical Cost,
Current Cost, dan Exit Cost.
2.      Jelaskan kelebihan dari penggunaan konsep yang digunakan para
pemakai.
C.    Tujuan
1.      Mampu membuat Laporan Laba/Rugi menggunakan konsep
Historical Cost, Current Cost, dan Exit Cost.
2.      Mampu menjelaskan kelebihan dari penggunaan konsep yang
digunakan para pemakai.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian
Historical Cost merupakan rupiah kesepakatan atau harga pertukaran yang telah tercatat
dalam sistem pembukuan. Prinsip historical cost menghendaki digunakannya harga perolehan
dalam mencatat aktiva, utang, modal dan biaya. Maksud dari harga perolehan adalah harga
pertukaran yang disetujui oleh kedua belah pihak yang tersangkut dalam tranksaksi. Harga
perolehan ini harus terjadi pada seluruh traksaksi diantara kedua belah pihak yang bebas.
Harga pertukaran ini dapat terjadi pada seluruh tranksaksi dengan pihak ekstern, baik yang
menyangkut aktiva, utang, modal dan transaksi lainnya.
Current Cost adalah sistem akuntansi dimana aset dinilai berdasarkan harga pasar saat
membeli dan laba ditentukan oleh alokasi berdasarkan pada biaya saat ini. Tujuan dari
Current cost adalah kebutuhan akan informasi oleh manajer untuk pengambilan keputusan
dalam menjalankan bisnis. Kita asumsikan bahwa manajer dari suatu perusahaan ingin
mengetahui bagaimana mereka harus mengalokasikan sumber daya perusahaan untuk
memaksimalkan keuntungan.
Exit price merupakan sistem akuntansi yang menggunakan harga jual pasar untuk
mengukur posisi keuangan perusahaan dan kinerja keuangan.Menurut Edwards and Bell
(1961) exit value adalah harga maksimum dari aset yang saat ini ditahan apabila dijual dan
dikurangi dengan biaya transaksi. Dengan sebutan lain exit value disebut juga dengan nilai
realisasi bersih (net relizable value) dari aset).
B.     Pembahasan Kasus
Soal:
1 Des 2015 Tuan Anar dan Tuan Nyasat, masing-masing menyetor uang Rp. 75.000.000
sebagai  modal awal CV DMSK.
Tgl 2 Des 2015, dilakukan pembelian 120 unit produk TV merk Somny, seharga Rp.
1.000.000 (lihat table) transaksi dan data selanjutnya adalah sebagai berikut:
    2 Des             16 Des            31 Des
2015 2015 2015
Uni
Uraian Unit Rp/Unit Unit Rp/Unit t Rp/Unit
Persediaan
Awal 0 120 45
1.000.00 1.200.00 1.300.00
Beli 120 0 0 0 0 0
1.500.00 1.750.00 1.900.00
Jual 0 0 45 0 0 0
Persediaan
Akhir 120 75 45
Index 100 115 120

a.       Buat Laporan laba rugi dan Neraca untuk Periode yang berakhir 31 Des 2015, dengan
menggunakan konsep penilaian Historical Cost, Current Cost Exit Price
b.      Jelaskan kelebihan informasi konsep tersebut dalam kaitannya dengan informasi yang
diinginkan oleh para pemakai

Jawaban:

(bagian a)
Historical Cost
Penjual ( 75 x
1.750.000
)                                                                                                              Rp.
131.250.000
HPP
                Persediaan Awal                                                              
Rp.                    0
                Pembelian ( 120x1.000.000 )                                       Rp.
120.000.000
Barang Siap
Jual                                                                                                Rp.
120.000.000
Persediaan Akhir ( 45 x
1.000.000)                                             (Rp.45.000.000)
HPP                                                                                                                  
                                      (Rp. 75.000.000)
                Laba
Kotor                                                                                                                
          Rp. 56.000.000  
                Biaya Lain-
lain                                                                                                                   
 Rp.                  0
                Laba
Bersih                                                                                                              
           Rp. 56.250.000

Exit Price

Penjual ( 75 x
1.750.000
)                                                                                                              Rp.
131.250.000
HPP
                Persediaan Awal                                                              
Rp.                    0
                Pembelian ( 120x1.000.000 )                                       Rp.
120.000.000
Barang Siap
Jual                                                                                                Rp.
120.000.000
Persediaan Akhir ( 45 x
1.200.000)                                             (Rp.54.000.000)
HPP                                                                                                                  
                                      (Rp. 66.000.000)
                Laba
Kotor                                                                                                                
          Rp. 65.250.000  
                Biaya & Pendapatan Lain-
Lain                                                                                     Rp.                  0
                Kenaikan & Penurunan Nilai Persediaan
                (Rp. 1.200.000 – Rp. 1.000.000) x 45
(Rp. 9.000.000) 
                Laba
Bersih                                                                                                              
           Rp. 56.250.000
Current Cost

Penjual ( 75 x
1.750.000
)                                                                                                              Rp.
131.250.000
HPP
                Persediaan Awal                                                              
Rp.                    0
                Pembelian ( 120x1.000.000 )                                       Rp.
120.000.000
Barang Siap
Jual                                                                                                Rp.
120.000.000
Persediaan Akhir ( 45 x
1.300.000)                                             (Rp.58.500.000)
HPP                                                                                                                  
                                      (Rp. 61.500.000)
                Laba
Kotor                                                                                                                
          Rp. 69.750.000  
                Biaya & Pendapatan Lain-
Lain                                                                                     Rp.                  0
                Kenaikan & Penurunan Nilai Persediaan
                (Rp. 1.300.000 – Rp. 1.000.000) x 45
(Rp. 13.500.000)
                Laba
Bersih                                                                                                              
           Rp. 56.250.000
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Pada pembahasan kasus ini kita dapat menarik kesimpulan bahwa dalam
melaporkan Laporan Rugi/Laba kita dapat menggunakan tiga konsep penilaian yaitu
Historical Cost, Current Cost dan Exit Price. Dimana Historical Cost merupakan nilai
kesepakatan atau harga pertukaran yang telah tercatat dalam sistem
pembukuan, Current Cost adalah sistem akuntansi dimana aset dinilai berdasarkan
harga pasar saat membeli dan laba ditentukan oleh alokasi berdasarkan pada biaya
saat ini dan yang terakhir, ialah Exit price yang merupakan sistem akuntansi yang
menggunakan harga jual pasar untuk mengukur posisi keuangan perusahaan dan
kinerja keuangan.
B.Current Cost Accounting
Current Cost Accounting adalah sistem akuntansi dimana aset dinilai berdasarkan nilai
sekarang (fair value) dan profitnya berdasarkan pada nilai saat aset tersebut dibeli.
Suwardjono mendefinisikan current costsebagai jumlah rupiah harga pertukaran atau
kesepatakan yang diperlukan untuk memperoleh aset yang sama jenis dan kondisinya atau
penggantinya yang setara (ekuivalennya). Harga pertukaran harus ditentukan dari pasar
barang yang sekarang digunakan (input market) sehingga harga pertukaran akan
menggambarkan dengan tepat nilai aset yang bersangkutan.

Tujuan dari current cost accounting adalah untuk mengukur laba dalam suatu periode dengan
mempertahankan kapital semula. Kapital diukur atas dasar kapasitas operasi atau kemampuan
untuk menyediakan barang dan jasa dengan kuantitas yang sama dengan kapasitas atau
kemampuan kapital sebelumnya. Current cost accounting menuntut agar semua sumber
ekonomik yang dikonsumsi atau keluar dari entitas diganti dengan sumber ekonomik yang
mempunyai fungsi atau kemampuan yang sama atau lebih besar. Berdasarkan pemikiran
tersebut, current cost accountingdianggap mampu merefleksikan harga yang harus
dibayarkan untuk aset yang digunakan atau dijual pada saat tertentu seandainya aset tersebut
belum dimiliki oleh perusahaan. Untuk mempertahankan jumlah kapital seperti semula,
kapital diukur pada akhir periode untuk dibandingkan dengan kapital pada awal periode.

1. Konsep Laba Usaha dan Modal Keuangan


Sehubungan dengan pengukuran profit, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan,
yaitu:
a.Holding decisions, yaitu kapan saat ingin mempertahankan aset dan liabilitas atau kapan
saat menjualnya;
b.Operating Decisionsyaitu bagaimana menggunakan dan membiayai operasional entitas.
Evaluasi terhadap kedua asumsi di atas menggunakan konsep business profit. Business
profit adalah total atas current operating profitdan realisable cost savings. Current
operating profitmerupakan kelebihan dari jumlah penjualan terhadap barang dikurangi
dengan biaya yang dikeluarkan, sedangkan realisable cost savingbs merupakan kenaikan
current costd ari aset pada periode saat ini juga. Konsep tersebut erat kaitannya dengan
realised/unrealised holding gain, yaitu keuntungan dan kerugian dalam aset berdasarkan
nilai saat ini.
2.Holding Gain and Losses Munculnya konsep pengakuan holding gain and losses
sempat membingungkan manajemen dalam mengevaluasi keputusan dan mengalokasi
sumber daya perusahaan. Holding digunakan untuk menilai apakah keputusan
manajemen untuk menahan asetnya tersebut tepat dan profitable. Selain itu, sistem
pengukuran holdingjuga digunakan untuk menentukan posisi perusahaan dalam suatu
pasar. Seperti yang telah penulis uraikan bahwa pengukuran berdasarkan historical
costdigunakan dan dibandingkan hanya apabila aset atau liabilitas tersebut dijual.
Sebaliknya, dalam konsep holding, perbandingan menggunakan historical costdianggap
tidak relevan karena adanya perbedaan waktu dan situasi sekitarnya, sehingga
menggunakan nilai masa kini (current cost).

Anda mungkin juga menyukai