Anda di halaman 1dari 3

UJIAN TENGAH SEMESTER

FISIOLOGI REPRODUKSI OFF. G-GK


SEMESTER GASAL 2020/2021
Nama: Nur Raiyan Jannah (180342618004)

1. Jelaskan penggolongan hormone steroid ! Dan jelaskan juga mekanisme kerja hormone
steroid!
2. Jelaskan pembagian kompartemen testis ! Dimana terjadinya proses spermatogenesis ?
Jelaskan !
3. Spermatogenesis pada manusia memerlukan waktu 64 hari. Apakah testis hanya akan
menghasilkan sperma setiap 64 hari? Jelaskan jawaban saudara mengapa demikian !
4. Manusia rata-rata melahirkan satu anak. Apakah setiap siklus menstruasi hanya
dihasilkan satu folikel antral ? Jelaskan jawaban saudara mengapa demikian !
5. Jelaskan mekanisme feedback negative dari sumbu hipotalamus-hipofisistestis !
6. Jelaskan perubahan yang terjadi pada uterus selama siklus menstruasi, beserta peranan
hormonnya !
7. Jelaskan bagaimana saudara melakukan uji kualitas sperma mencit !
8. Jelaskan bagaimana saudara mendapatkan sel telur dari kambing !

Jawab:

1. Hormon steroid secara garis besar dapat digolongkan atas hormon kelamin (Androgen,
Progesteron, dan Estrogen) dan hormon korteks adrenalkortikosteroid (Glucocorticoid
dan Mineralocorticoid). Hormon kelamin disekresikan oleh gonad dan adrenal yang
penting dalam proses konsepsi, maturasi embrionik, dan perkembangan ciri-ciri khas
primer dan sekunder pada pubertas.
Mekanisme kerja hormone steroid yaitu ketika hormon steroid dilepaskan oleh
kelenjar endokrin, maka hormon akan diikat oleh protein carrier dan kemudian masuk
ke pembuluh darah dan dilepas ke sel target. Selanjutnya, akan membentuk reseptor
hormon dalam sitoplasma, setelah itu akan masuk ke dalam nukleus dan berikatan
dengan bagian promoter dan mengaktifkan ekspresi gen yang menghasilkan protein
baru sehingga menghasilkan protein dan mempengaruhi metabolisme.

2. Testis dibagi menjadi 2 kompartemen yaitu tubulus dan intersisial.


Pada kompartemen tubulus terdapat sel germinativum primitif dan sel sustentakular
sertoli, sedangkan pada kompartemen intersisial terdapat sel leydig yang terbentuk
dari jaringan mesenkim gonadal rigde.
Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferous dari dasar ke lumen yang terletak di
testis.

3. Sperma baru yang akan matang memiliki siklus regenerasi tersendiri. Namun produksi
sperma masih berjalan setiap hari dan menghasilkan jutaan sperma, sperma baru ini
membutuhkan waktu yang lama untuk matang secara sempurna yaitu selama 64 hari.

4. Folikel antral yang dihasilkan dari siklus menstruasi tidak hanya 1, namun biasanya 3
sampai 10 folikel antral terbentuk pada setiap ovarium. Kadar hormon yang tidak
normal mencegah folikel tumbuh dan matang untuk melepaskan oosit. Folikel
yang belum matang ini menumpuk di ovarium. Jumlah folikel ini biasanya berkurang
seiring bertambahnya usia.
5. Reproduksi diatur oleh poros hipotalamus-hipofisis-gonad (HPG). Sumbu HPG
berfungsi melalui efek stimulasi dan efek umpan balik negatif. Penurunan kadar
growth hormone pada laki-laki berefek negatif pada aksis Hipotalamus-Hipofisis-
Testis, sehingga mengalami penurunan jumlah sel spermatogenesis, sel Leydig, dan
sel Sertoli. kadar hormon testosterone dalam darah akan diatur dengan sistem umpan
balik negatif. Artinya jika kadarnya telah cukup atau naik, maka ada mekanisme
menurunkan atau mempertahankan kadar testosteron dalam darah. Sebaliknya, jika
kadar testosteron turun, maka tubuh memberikan umpan balik agar kadarnya
dinaikkan. Cara meminimalisirnya adalah sama yaitu dengan terapi pengganti
testoteron.

6. Setiap satu siklus menstruasi terdapat 4 fase perubahan yang terjadi didalam uterus.
1. Pada fase menstruasi lapisan dinding endometrium didalam uterus akan meluruh
disertai dengan pendarahan.
2. Pada fase post menstruasi luka dinding endometrium yang terjadi akibat pelepasan
endometrium secara terus menerus sudah sembuh dan tertutup kembali selaput
lendir baru yang tumbuh dari sel-sel epitel kelenjar endometrium.
3. Pada fase intermenstruum endometrium akan semakin menebal menjadi setabal
kuang lebih 3.5 mm. Pada fase ini terdapat fase ploriferasi dini dan akhir. Fase
proliferasi dini dikenal dari permukaan epitel yang tipis dan adanya regenerasi
epitel terutama dari mulut kelenjar. Bentuk kelenjar kebanyak lurus dan sempit.
Bentuk kelenjar ini merupakan ciri khas dari fase proliferasi. Fase proliferasi akhir
dapat dikenal dari permukaan kelenjar yang tidak rata dan banyak mitosis. Inti
epitel kelenjar membentuk pseudostrofikasi serta stroma bertumbuh aktif dan
padat.
4. Pada fase pramenstruum yang dimulai setelah ovulasi endometrium ketebalannya
relatif tetap akan tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang, berlekuk-lekuk,
dan mengelurkan getah yang sangat tampak. Dalam endometrium tertimbun
glikogen dan kapur sebagai nutrisi untuk telur yang dibuahi.
Beberapa hormone yang turut berperan dalam proses menstruasi adalah:
a. Estrogen
Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan
endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan serviks dan vagina sehingga
sesuai untuk penetrasi sperma, selain fungsinya yang turut membantu mengatur
temperature suhu sistem saraf pusat otak).
b. Progesteron
Progesterone mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat
menerima implantasi zigot.
c. Follicle Stimulating Hormone (FSH)
Hormon ini diproduksi pada sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons
terhadap GnRH yang berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan
sel-sel granulosa di ovarium.
d. Luteinizing Hormone (LH)
Selama fase luteal siklus, LH  memicu ovulasi alias pelepasan sel telur dari
ovarium.

7. Uji kualitas sperma mencit berdasarkan motilitas, morfologi, dan viabilitas:


Motilitas sperma diamati pada mikroskop, diukur gerakan progresif, non-progresif
atau tidak bergerak.
a) Satu tetes sperma diteteskan pada kaca preparat dan ditutup dengan kaca
penutup.
b) Pengamatan dilakukan dengan mikroskop perbesaran 400x.
c) Jumlah progresif, non-progresif, dan sperma immotile dihitung. Pengamatan
dilakukan pada 200 sel sperma dalam 10 bidang pandang yang berbeda.
Motilitas progresif cepat >25µm/s; Motilitas nonprogresif (<5µm/s)

Morfologi sperma digolongkan menjadi dua jenis yang berbeda yaitu normal dan
abnormal sperma, dengan langkah sebagai berikut:
a) Satu tetes suspense spermatozoa diletakkan pada kaca preparat
b) Dikeringkan lalu disiram dengan aquades steril, lalu dikeringkan kembali.
c) Setelah mongering, tambahkan methanol selama 5 menit
d) Ditambahkan lagi Giemsa pada preparat tadi selama 10-20 menit dan bilas
dengan air mengalir lalu keringkan.
e) Setelah preparat kering, lakukan observasi dengan perbesaran 400x.
Pengamatan dilakukan pada 200 sel sperma dalam 10 bidang pandang yang
berbeda. Cacat pada kepala: kepala terlalu besar, terlalu kecil, meruncing,
berbentuk pirus, bulat, kepala ganda. Cacat leher dan bagian tengah: leher
bengkok, tebal. Cacat ekor: ekor terlalu pendek, bercabang dan banyak, patah,
bengkok.
Uji viabilitas dengan warna dilihat dengan sperma yang masih hidup berwarna
transparan dan sperma yang mati berwarna merah, dengan langkah seperti berikut:
a) Satu tetes suspense spermatozoa diletakkan diatas kaca preparat
b) Ditambahkan 10µl Eosin-Y 0.5% dan dicampur lalu ditutup dengan kaca
penutup. Pengamatan dilakukan pada 200 sel sperma dalam 10 bidang pandang
yang berbeda.

8. Menggunakan mikroskop stereo selama prosedur isolasi oosit. Siapkan jarum


berujung tipis untuk menusuk oosit pada ovarium. Kumpulkan ovarium menggunakan
penjepit steril dan disimpan di dasar cawan petri kultur sel (35mm x 10mm). Lapisi
dengan 1 ml M2 yang sebelumnya telah disiapkan pada suhu 37°C. Tusuk oosit pada
ovarium secara perlahan menggunakan jarum steril untuk melepaskan oosit tersebut.
Ambil oosit dengan pipet untuk menghilangkan sel folikel dan sisa jaringan yang
mungkin masih ada dan kemudian mengendapkannya di dasar tetesan (20 µl) M2 yang
dilapisi dengan minyak mineral (telah disiapkan sebelumnya). Amati bagian dari oosit
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai