Anda di halaman 1dari 10

TUGAS INDIVIDU WAWASAN KEBANGSAAN DAN BELA NEGARA

Nama : Hijrah, S.Pd

Instansi : Pemerintah kabupaten Polewali Mandar

No. Absen : 021

TUGAS

A. Buatlah Essay (Summry) dari Materi Wawasan Kebangsaan dan Bela


negara ! Minimal 2000 kata

Pengamalan Pancasila Melalui Pembelajaran Sejarah Dengan Budaya


Literasi

Latar Belakang

Pembelajaran sejarah adalah belajar tentang masa lalu untuk


mengingat dan membimbing manusia kepada bangsa, dimana manusia
akan teringat tentang perjuangan pemimpin-pemimpin bangsa terdahulu
dalam menegakkan negara ini. Hal-hal yang terkandung didalamnya
merupakan implementasi dan harus diteruskan kepada generasi saat ini.
Seiring berjalanya waktu dan perubahan zaman, telah terjadi banyak
perubahan dalam hal moral, tindakan, dan kesadaran manusia untuk
melakukan perbuatan yang bersifat nasionalisme.Pembelajaran sejarah di era
globalisasi ini, manusia dituntut untuk bertindak akan pentingnya persatuan
agar lebih menumbuhkan kesadaran sejarah yang pernah dilakukan bangsa
terdahulu.
Pelajaran Sejarah merupakan pelajaran yang mempunyai peranan
penting pelajaran sejarahpun merupakan pelajaran yang harus dikuasai
secara pengetahuan dan diaplikasikan secara tindakan. Pelajaran sejarah
bukan sekedar mempelajari pengetahuan semata, tetapi juga mengajarkan
nilai-nilai luhur landasan negara Indonesia yakni Pancasila, yang dapat
diterapkan dalam kehidupan nyata. Untuk itu Pelajaran sejarah dirancang
dalam sebuah kurikulum dan diajarkan dalam pembelajaran. Pengamalan
Nilai-nilai luhur, menghargai sesama, toleransi dan sikap saling memahami
bukan lagi sebagai teori semata, namun hal ini harus menjadi sikap yang
mendarah gading dan dilaksanakan dalam kehidupan. Dengan demikian
pelaksanaan hak dan kewajiban sebagai warga negara Indonesia yang
cerdas, berakhlak mulia sesuai tuntunan agama dapat terwujudkan dengan
baik. Nilai-Nilai Pancasila Pancasila merupakan pandangan dan falsafah
hidup bangsa Indonesia yang sarat dengan nilai-nilai etika dan moral yang
luhur, memiliki karakteristik negara kekeluargaan yang mengakui hak-hak
setiap manusia.
Selama ini pendidikan sejarah di sekolah atau dimanapun selalu
dianggap remeh dan bahkan dirasa membosankan. Oleh karena itu,
guru juga dituntut untuk memberikan motivasi agar anak didik mencintai
pelajaran sejarah sehingga senantiasa mengenang dan meneruskan
perjuangan, antara lain dengan cara mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam
kehidupan sehari-hari. Salah satu contohnya adalah guru diharapkan dapat
menumbuhkan minat baca dan literasi tentang sejarah kepada anak didik.
Dengan demikian, generasi yang akan datang diharapkan kembali mengenal
dan mencintai bangsa melalui pembelajaran sejarah. Esai ini mengangkat
salah satu konsep dalam perkembangan sejarah yaitu dengan meningkatkan
budaya literasi serta mengharapkan para generasi saat ini kembali
mengenang sejarah dan menjadikan pancasila sebagai nilai-nilai dasar
kehidupan.

Pembahasan

A. Peran Pembelajaran Sejarah Disekolah


Pada dasarnya Pendidikan adalah suatu usaha secara sadar dan
terencana yang dilakukan oleh seorang guru untuk mengembangkan dan
membina segenappotensi peserta didiknya secara optimal. Pendidikan tidak
cukup hanya menekankan pada proses dan penyediaan fasilitas yang
mengarah pada penguasaan ilmu pengetahuan teknologi, tetapi juga harus
memfasilitasi tumbuh kembangnya sikap dalam kehidupan sehari-hari.
Kualitas dalam sebuah proses pembelajaran akan sangat berpengaruh
dalam proses tumbuh kembangnya kapasitas pembelajaran peserta didik.
Untuk mengarah kepada perubahan proses pembelajaran yang tidak
menjemukan dan bisa lebih menarik minat dalam pemahaman materi serta
lebih kompetitif dalam prestasi, oleh sebab itu seorang guru dituntut untuk
mampu secara baik dalam memahami akan kekurangan dan kelebihannya
selama melaksanakan proses pembelajaran terhadap peserta didik dalam
ruang belajar tersebut.
Upaya pemahaman sejarah oleh warga negara merupakan bagian
dari usaha menempatkan bangsa dalam konteks perubahan zaman yang
terus berlangsung, sehingga sumber-sumber sejarah akan dapat dijadikan
sebagai pemersatu dan pengikat identitas bangsa di tengah perkembangan
hubungan dunia internasional. Setiap warga negara harus mengetahui
gambaran sejarah negara, sehingga negara berkewajiban untuk sejauh
mungkin memperkenalkan visi kesejarahan dan memberikan gambaran
tentang sebuah sejarah nasional yang dapat dipahami dari generasi ke
generasi. Melalui penegasan kesejarahan nasional, identitas bangsa akan
terus terpelihara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Sejarah mempunyai peranan yang penting, karena hanya dengan
melihat ke masa lalu kita akan dapat membangun masa depan dengan
lebih baik. Selebihnya, sejarah juga menawarkan cara pandang yang kritis
mengenai masa lalu, sehingga tidak akan terjebak pada archaisme dan
makronisme, sekalipun berpijak pada jati diri yang terbentuk di masa lampau
sejarah kita (Kuntowijoyo, 2003 : 133). Peran pembelajaran sejarah adalah
sebagai pendidik karakter bagaimana menyadarkan siswa untuk belajar
dari masa lalu agar kesalahan yang sama tidak akan pernah terulang
kembali. Pembelajaran sejarah ini dapat menjadi filter terhadap
perkembangan zaman, apalagi di era milenial yang notabennya semua
dapat diakses melalui Information Tecnologi. Hal ini sangat mendukung
tindak negatif dari para siswa. Jika hal tersebut tidak diimbangi dengan
penyadaran akan pentingnya sejarah dikhawatirkan akan merusak moral
bangsa kita.
Dengan adanya pembelajaran sejarah di era sekarang terutama
kurikulum 2013 sudah memberikan ruang yang besar di sekolah-sekolah.
Jika masih banyak siswa yang belum sadar akan sejarah, itu yang menjadi
PR atau tugas kita bersama, bagaimana membuat sejarah itu melekat dihati
tanpa menghilangkan unsur kesejarahan. Cara membentuk kesenangan
dihati siswa bisa dilakukan dengan pembelajaran yang menyenangkan bagi
mereka, jika mereka sudah senang dengan cara yang dilakukan guru,
dengan sendirinya siswa juga akan senang dengan pelajarannya.

B. Penerapan Nilai-nilai pancasila


Pada hakikatnya yang menjadi dasar kesatuan Pancasila adalah
manusia.Di dalam sila-sila Pancasila hanya terdapat satu pendukung yaitu
manusia.Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut : bahwa yang berketuhanan
yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab,yang
berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan yang berkeadian
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia pada hakikatnya adalah manusia. Jadi
yang menjadi pendukung pokok dan subjek sila sila Pancasila adalah
manusia. Pancasila adalah dasar filsafat negara Republik Indonesia, dan
negara Republik Indonesia adalah negara bagi bangsa Indonesia, adapun
bangsa Indonesia adalah terdiri atas sejumlah manusia.
Nilai-nilai sila dalam Pancasila dalam pembelajaran Sejarah dijabarkan
sebagai berikut:
1. Sila Pertama Ketuhanan Yang maha Esa mengandung pengertian
bahwa bangsa Indonesia mempunyai kebebasan untuk menganut
agama dan menjalankan ibadahsesuai ajaran agama yang dianutnya.
Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam sila pertama adalah
keyakinan adanya Tuhan yang Maha Esa dengan sifat-sifatnya yang
Mahasempurna, ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan
menjalankan semua perintah-Nya, dan sekaligus menjauhi larangan
Nya, saling menghormati dan toleransi antara pemeluk agama yang
berbeda-beda, dan kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
kepercayaannya.
2. Sila kedua Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, mengandung makna
bahwa bangsa Indonesia diakui dan diberlakukan sesuai dengan
harkat dan martabatnya selaku makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa dengan tidak membedakan hak, kewajiban, agama, suku, ras, dan
budaya. Adapun nilainilai yang terkandung adalah pengakuan terhadap
adanya harkat dan martabat manusia, pengakuan terhadap
keberadaan manusia sebagai makhluk yang paling mulia diciptakan
Tuhan, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan mendapat perlakuan
yang adil terhadap sesama manusia, dan mengembangkan sikap
tenggang rasa agar tidak semenamena terhadap orang lain.
3. Sila ketiga Persatuan Indonesia, mengandung makna bahwa Suatu
wujud yang utuh dari berbagai aspek kehidupan, yang meliputi,
ideologi, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan yang semuanya
terwujud dalam satu wadah yaitu Indonesia. Adapaun nilai-nilai yang
terkandung adalah menempatkan, persatuan, kesatuan, kepentingan,
dan keselamatan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan
golongan, memiliki rasa cinta tanah air dan bangsa, serta rela
berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara, dan pengakuan
terhadap keragaman suku bangsa dan budaya bangsa dan sekaligus
mendorong ke arah pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Sila keempat Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan Perwakilan, mengandung makna bahwa
setiap orang Indonesia sebagai warga masyarakat, bangsa, dan
negara Indonesia mempunyai hak, kewajiban, dan kedudukan yang
sama dalam pemerintahan. Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam
sila keempat antara lain kedaulatan negara ada di tangan rakyat,
manusia Indonesia sebagai warga masyarakat Indonesia memiliki
kedudukan,hak, dan kewajiban yang sama, musyawarah untuk
mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan,
mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat daripada
kepentingan pribadi dan golongan, dan mengutamakan musyawarah
dalam mengambil keputusan.
5. Sila kelima Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia,
mengandung makna bahwa penegakan keadilan bagi masyarakat
Indonesia selaku warga negara akan membawa kehidupan yang
sejahtera. Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam sila kelima
pancasila diantaranya mewujudkan keadilan dalam kehidupan
bermasyarakat dan benegara, terutama meliputi bidang ideologi,
politik, ekonomi, sosial, kebudayaan dan pertahanan keamanan
Nasional. Keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati
hak-hak orang lain. Bersikap adil dan suka memberi kepada orang lain.

Dalam pengamalan Pancasila bilamana nilai-nilai Pancasila telah


dipahami, diresapi dan dihayati oleh seseorang maka seseorang itu telah
memiliki moral Pancasila dan bilamana hal ini berlangsung secara terus
menerus sehingga nilai pancasila telah melekat dalam hati sanubari
bangsa Indonesia maka kondisi yang demikian ini disebut dengan
kepribadian Pancasila. Hal ini dikarenakan bangsa Indonesia telah
memiliki suatu ciri khas (yaitu nilai-nilai Pancasila, sikap, dan karakter)
sehingga membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain (Drs.
Kaelan,1990:176).Penerapan nilai-nilai pancasila di sekolah dilakukan
dengan konsep dasar yang tetap atau tidak berubah, hanya tinggal
diaplikasikan.Dengan kreatifitas atau imajinasi masing-masing yang
disesuaikan dengan kondisi kekinian.Tidak ada yang salah dalam
menerapkan nilai-nilai Pancasila, hanya saja cara kita memaknai Pancasila
yang perlu di uptodate.
Di era ini banyak sekali tantangan-tantangan yang membuat kita lupa
akan adanya nilai-nilai Pancasila yang harus selalu diterapkan. Jika dilihat
lebih dalam lagi, Pancasila ini berperan sebagai pengayom, sebagai pagar
serta tameng bagi negara ini terhadap ancaman baik dalam maupun luar.
Masyarakat jauh dari Pancasila karena mereka lupa bahwa Pancasila sebagai
alat pemersatu, bisa jadi masyarakat tersebut mengambil prinsip-prinsip yang
justru dari luar dan tidak sesuai dengan kultur serta kepribadian bangsa ini.
Di sekolah, peserta didik diharapkan tetap mempelajari, memahami, dan
mengerti sejarah serta melakukan kebiasaan kebiasaan yang sesuai dengan
pancasila, contohnya: melakukan diskusi yang produktif, mengajak untuk
berpikir sesuai kondisi mereka sehingga memunculkan ide-ide kreatif

C. Pembelajaran Sejarah Melalui Budaya Literasi


Belajar sejarah merupakan pintu untuk mempelajari dan menemukan
hikmah terhadap apa yang sudah terjadi. Belajar sejarah adalah belajar
tentang kemanusiaan dalam segala aspeknya.Belajar sejarah akan
melahirkan kesadaran tentang hakekat perkembangan budaya dan
peradaban manusia, hasil belajar inilah yang kemudian dikenal sebagai
kesadaran sejarah (historicalconsciousness). Jadi tujuan belajar sejarah salah
satunya adalah melahirkan kesadaran sejarah. Dengan demikian, proses
pembelajaran sejarah di sekolah juga harus didorong untuk menciptakan
situasi yang dapat menumbuh kembangkan kesadaran sejarah (Joko
Sayono, 2013:4).
Saat ini, pembelajaran tidak hanya didapat dari buku, tetapi pelajar
lebih mudah mengakses informasi atau materi melalui internet Sehingga
buku mulai ditinggalkan, sementara itu buku merupakan salah satu sumber
penting untuk belajar dan menggali informasi. Hal ini juga didukung oleh
perkembangan teknologi seiring bergantinya zaman, tak heran jika siswa
milenial saat ini memiliki ciri-ciri berbeda secara signifikan dibanding
generasi sebelumnya. Oleh karena itu, minat baca peserta didik kepada
buku sudah mulai pudar dan inilah yang memunculkan salah satu
permasalahan seputar pendidikan.
Hal ini berdasarkan data survei Central Connecticut State University
(CCSU) yang merilis peringkat literasi bertajuk World’s Nost Leterate
Nations pada Maret 2016, dari 61 negara disurvei, Indoneisa berada pada
peringkat 60 (Ratusan Orang Antre Masuk JEC, Harian Jogja 2019).
Tingginya budaya membaca dan menulis menjadi salah satu indikator
bangsa yang cerdas. Besarnya suatu bangsa tidak hanya diperoleh dari
satu faktor atau satu bidang saja karena naskah atau buku berfungsi
sebagai perantara pengetahuan, pembentuk karakter bangsa melalui nilai-
nilai yang tersirat didalamnya, serta sarana hiburan (Augustina Rahma
Damayantie, Literasi dari era ke era hal 1 dan 4).
Pembelajaran sejarah di sekolah yang ideal sebagai bentuk proses
pengembangan kapasitas berpikir dan pengembangan sikap serta
kepribadian memang tidak mudah dilaksanakan di jenjang pendidikan
seperti SD hingga SMA. Namun demikian, dalam batas tertentu dapat
diciptakan sebuah situasi yang memfasilitasi peserta didik untuk mempelajari
sejarah dengan baik. Kehadiran media audio visual dalam pembelajaran
sejarah akan sangat memotivasi siswa untuk mengembangkan rasa ingin
tahu lebih jauh. Kehadiran media audio visual tentu saja masih diperlukan,
terutama film-film dokumenter yang dapat menggugah sisi kemanusiaan lebih
dalam (Formwalt, 2002).
Intinya bahwa pembelajaran sejarah yang ideal di sekolah adalah
terfasilitasinya siswa untuk dapat tumbuh dan berkembangnya kesadaran
sejarahsiswa, yakni sebuah kemampuan siswa menggunakan peristiwa
sejarah untuk dasar berpikir dan pengambilan keputusan yang memengaruhi
kehidupannya sehari-hari. Pembelajaran sejarah yang ideal adalah ketika
siswa dapat menemukan nilai dan makna sebuah peristiwa lalu yang dapat
dipergunakan untuk memahami apa yang terjadi sekarang dan menyiapkan
masa depan yang lebih baik (Joko Sayono, 2019:8).

D. Penutup
Pembelajaran sejarah dengan pancasila sangat berhubungat erat,
karena dengan mempelajari sejarah kita memiliki kesadaran bertindak
sebagai rakyat Indonesia untuk berperilaku selayaknya para pejuang dahulu
dalam memperjuangkan Tanah Air ini, contohnya: menjunjung tinggi nilai-
nilai kemanusiaan. Sebagai generasi penerus bangsa di era ini,
meningkatkan pembelajaran sejarah dengan cara meningkatkan budaya
literasi di masing-masing jenjang pendidikan. Zaman ini memiliki teknologi
yang canggih, boleh kita mengikuti zaman tapi tetap harus bisa memilah dan
mengelola kembali apa yang sudah kita dapati, jangan sampai kita
terjerumus oleh perkembangan zaman yang bisa mendatangkan ancaman
bagi diri sendiri dan bangsa ini. Di Era ini, kita dituntut untuk cerdas dalam
kemajuan negeri. Indonesia akan merasa utuh bilamana rakyatnya
menjadikan Pancasila sebagai tonggak kehidupan. Melalui pembelajaran
sejarah dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dengan budaya literasi, maka
Indonesia akan bangkit dari segala keterpurukan, nanti, esok, dan
selamanya.
B. “Fenomena yang terjadi dewasa ini adalah trend anak muda yang lebih
mencintai produk asing dari pada produk asli Indonesia yang
mempunyai kearifan lokal. Mereka lebih familiar dengan lagu asing
daripada lagu daerah, mereka juga lebih suka memakai pakaian dengan
brand luar negeri”. Berdasarkan pertanyataan diatas :
1. Bagaimana anda menyikapi fenomena tersebut!
2. Berikan solusi agar mereka kembali mencintai produk asli Indonesia,
seperti yang sedang digalakkan oleh Bapak Presiden akhir-akhir ini!

JAWABAN
1. Seperti memang telah menjadi rahasia umum trend anak muda yang lebih
mencintai produk asing dari pada produk asli Indonesia yang mempunyai
kearifan lokal. Mereka lebih familiar dengan lagu asing daripada lagu daerah,
mereka juga lebih suka memakai pakaian dengan brand luar negeri itu karna
daya tarik dari produk produk luar yang memang mengiurkan. Harga yang
terjangkau, kualitas yang bagus serta lebel bran yang terkenal memang
mebuat anak muda menggunakannya. Sebenarnya, ada banyak produk –
produk lokal yang berkualitas dan branded, seperti Erigo, fine cousel produk
sepatu gresyia polli dan produk-produk lainnya. Hanya saja harganya yang
terbilang mahal sehingga tidak semua kalangan mampu untuk membelinya.
Di era sekarang banyak sekali toko toko online yang menjual produk
luar negeri dengan harga murah, ongkir murah serta bebas dari beacukai,
sehingga anak muda bisa dengan mudah membeli produk-produk luar negeri
dengan mudah tanpa harus keluar negeri. Dengan menggunakan dan
memuja muja produk luar negeri tanpa kita sadari, kita telah membunuh
negeri kita sendiri.
2. solusi saya agar mereka kembali mencintai produk asli Indonesia, seperti
yang sedang digalakkan oleh Bapak Presiden akhir-akhir ini yaitu
meningkatkan kualitas produk lokal serta memberikan harga yang bisa
dijangkau oleh semua kalangan. Tidak harus dari warga, pemerintah juga
harus punya andil yang besar dalam mendorong kebanggan terhadap produk
sendiri. Salah cara yang dapat ditempuh adalah mebuat kebijakan dan
kewajiban untuk bangga terhadap roduk lokal yang tidak hanya sekedar
slogan, tetapi diwujudkan dengan aksi yang nyata. Salah satu nya adalah
dengan mewajibkan penggunak produk anak bangsa bagi seluruh warga
negara indonesia, atau minimal seluruh kantor dan instansi pemerinta,
ditambah lagi dengan pemberian subsidi dan berbagai kemudahan untuk
pembelian produk dalam negeri. Yang juga harus menjadi titk fokus pemerinta
adalah membuat suatu larang terhadap tempat-tempat perbelanjaan online
untuk menjual produk-produk luar negeri. Karna ini merupakan akses paling
muda untuk mendapatkan produk dari luar.

Anda mungkin juga menyukai