Anda di halaman 1dari 2

EKSTRASI ALUMUNIUM DARI HULU KE HILIR

Proses pembuatan alumunium dari biji bauksit terdiri dari bauxite mining dan
alumina refining. Dalam bauxite mining, setelah bauksit diangkut ke pabrik selanjutnya
akan diawali dengan yang namanya proses bauxite grinder, atau penghacuran bauksit
menjadi bauksit yang lebih halus. Selanjutnya, dalam alumina refining terdapat Proses
bayer dan Proses Hall-Heroult. Dan didalam Proses bayer dibagi lagi menjadi beberapa
tahapan, yang pertama disebut Digestion (pencernaan), di Digestion ini terjadi reaksi
bauksit dengan larutan NaOH dalam suhu 100℃ - 360℃ sehingga aluminum hidroksida
larut menjadi larutan sodium aluminat. Di dalam proses tersebut NaOH bereaksi dengan
silica serta alumina, sedangkan kalsium, besi dan titanium oksida tidak terlarut dan menjadi
residu berwarna merah yang sering dikenal dengan red mud atau residu bauksit. Lalu, ada
Clarification (klarifikasi) atau penyaringan red mud, dalam kuantitas yang sama dipisahkan
melalu penyaringan dari kotoran padat, selanjutnya di dinginkan untuk meningkatkan
derajat jenuh dari alumunia terlarut dan dipompa menuju tempat yang lebih tinggi yaitu
presipitator silolike untuk ke tahap Precipitation. Di tahap Precipitation (presipitasi) atau
tahap pengendapan, dapat dilakukan dengan menetralkan larutan sodium aluminat yang
semula memiliki pH 13 diturunkan derajat keasaman (pH) larutan menjadi 8 dan
alumunium diendapkan dari filtratnya dengan mengalirkan gas CO2, membentuk larutan
asam karbonik lemah dan menetralkan larutan yang secara selektif mengendapkan
aluminium hidroksida (Al(OH)3). Kemudian, ada tahap Calcination (kalsinasi), dipanaskan
sampai 1050℃ dan mengakibatkan alumunium hidroksida terurai menjadi alumina, dan
memancarkan uap air. Yang selanjutnya akan menuju proses peleburan yang dapat
dilakukan dalam Proses Hall-Heroult untuk menghasilkan material alumunium. Proses
Hall-Heroult didasarkan atas prinsip elektrolisis lelehan garam alumina pada temperatur
tinggi. Ada 2 bejana yang dipakai untuk menyalurkan arus listrik disebut bejana sel
elektrolisis rectangular yang mempunyai 2 elektroda , yaitu katoda dan anoda. Alumina
dilarutkan dalam larutan kriolit pada sebua tungku atau pot yang dindingnya terbuat dari
karbon. Proses reduksi membutuhkan karbon yang didapatkan dari anoda. Arus listrik akan
mengelektrolisis alumina menjadi alumunium.
Alumunium hasil elektrolisi turun ke dasar pot atau tungku dan dialirkan dengan prinsip
shipon ke krusibel dan diangkut menuju tungku-tungku pengatur (holding furnance).
Produk yang dihasilkan adalah alumunium murni, alumunium murni ini yang mengendap
pada bejana elektrolisa.

Referensi :

Michael Donoghue, N. F. (2014). Bauxite Mining and Alumina Refining . Process


Description and Occupational Health Risks.

Dessy Amalia, M. A. (2011). Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume. 7, Nomor 4. 
Percobaan Pendahuluan Pembuatan Alumunia Kualitas Metalurgi Dari Bauksit 
Kalimantan Barat.

Luthfi Syah, S ( 2008). Jurnal pembuatan alumunium secara rinci//academia.edu.

Anda mungkin juga menyukai