(Asas Manajemen - A) Actuating Kepemimpinan 6 Kelompok 7
(Asas Manajemen - A) Actuating Kepemimpinan 6 Kelompok 7
ACTUATING: KEPEMIMPINAN
Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah asas manajemen yang diampu oleh :
Renjana, M. A.
Alhamdulillah, penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah
memberikan nikmat, hidayah serta karunianya hingga kita semua dapat melakukan aktivitas
sehari-hari dengan lancar. Penulis juga tidak lupa menunjukkan shalawat serta salam kepada
Nabi Muhammad SAW sebagai teladan yang patut dicontohi karena telah membawa kita ke
zaman yang terang benderang ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini dapat disusun dengan baik. Terima kasih
juga kepada ibu Renjana, M.A. yang sudah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
wawasan kami serta ilmu yang kelak akan bermanfaat dan berguna dalam kehidupan kami
kedepannya. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua yang telah
membantu kami dalam menyediakan tempat yang nyaman dan juga fasilitas-fasilitas penunjang
lainnya sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu.
Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang
membacanya. Kami menyadari masih banyaknya kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena
itu, penulis memohon maaf dan mohon saran dan kritiknya agar makalah ini dapat lebih baik
lagi.
Kelompok 7
DAFTAR ISI
BAB I 4
1.1 Latar Belakang Masalah 4
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penelitian 5
BAB II 6
2.1 Definisi Kepemimpinan (Actuating) 6
2.2 Gaya Kepemimpinan Otokratis 6
2.3 Gaya kepemimpinan Demokrasi (Demokratis) 7
2.4 Gaya kepemimpinan bebas (Laissez Faire) 9
2.5 Kepemimpinan Transaksional Dan Transformasional 10
2.6 Studi Kasus 16
BAB III 20
3.1 Kesimpulan 20
3.2 Saran 21
DAFTAR PUSTAKA 21
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Dalam gaya ini pemimpin sering mengadakan konsultasi dengan mengikuti bawahannya dan
aktif dalam menentukan rencana kerja yang berhubungan dengan kelompok. Disini pemimpin
seperti moderator atau koordinator dan tidak memegang peranan seperti pada kepemimpinan
otoriter. Partisipan digunakan dalam kondisi yang tepat akan menjadikan hal yang efektif.
Maksudnya supaya dapat memberikan kesempatan pada bawahannya untuk mengisi atau
memperoleh kebutuhan egoistisnya dan memotivasi bawahan dalam menyelesaikan tugasnya
untuk meningkatkan produktivitasnya pada pemimpin demokratis, sering mendorong bawahan
untuk ikut ambil bagian dalam hal tujuan-tujuan dan metode-metode serta menyokong ide-ide
dan saran-saran. Disini pemimpin mencoba mengutamakan “human relation” (hubungan antar
manusia) yang baik dan mengerjakan secara lancar.
c. Produktivitas lebih tinggi dari apa yang diinginkan manajemen dengan catatan bila situasi
memungkinkan.
d. Lebih matang dan bertanggung jawab terhadap status dan pangkat yang lebih tinggi.
● Kelemahannya adalah:
c. Memberikan persyaratan tingkat “skilled (kepandaian) yang relatif tinggi bagi pimpinan.
d. Diperlukan adanya toleransi yang besar pada kedua belah pihak karena dapat menimbulkan
perselisihan.
Selain tiga elemen di atas, beberapa karakteristik utama dari kepemimpinan demokratis juga
meliputi:
● Anggota kelompok didorong untuk berbagi gagasan dan pendapat, meski pemimpin tetap
● Anggota kelompok merasa lebih terlibat dalam proses pengambilan keputusan sehingga
para anggota. Tiap anggota tulus berpartisipasi dan mendasarkan keputusan mereka pada moral
Pemimpin yang baik juga cenderung mencari berbagai pendapat dan tidak berusaha
membungkam suara-suara yang berbeda atau yang menawarkan sudut pandang kurang populer.
Maka itu, para peneliti berpendapat bahwa para pemimpin demokratis yang baik harus memiliki
sifat-sifat spesifik seperti di bawah ini untuk bisa menjadi mediator andal:
● kejujuran
● kecerdasan (Intelegensi)
● keberanian
● kreativitas
● kompetensi
● rasa keadilan
b. Bawahan lebih bebas untuk menunjukkan persoalan yang ia anggap penting dan tidak
bergantung pada atasan sehingga proses yang lebih cepat.
● Kelemahannya adalah:
a. Bila bawahan terlalu bebas tanpa pengawasan, ada kemungkinan terjadi penyimpangan dari
peraturan yang berlaku dari bawahan serta dapat mengakibatkan salah tindak dan memakan
banyak waktu bila bawahan kurang pengalaman.
b. Pemimpin sering sibuk sendiri dengan tugas-tugas dan terpisah dari bawahan. Beberapa tidak
membuat tujuan tanpa suatu peraturan tertentu.
c. Kelompok dapat mengkambinghitamkan sesuatu, kurang stabil, frustasi, dan merasa kurang
aman.
Menurut Wibowo (2014, p.300) transactional leadership adalah kepemimpinan yang membantu
organisasi mencapai sasaran sekarang dengan lebih efisien, seperti dengan menghubungkan
kepuasan kerja pada penilaian reward dan memastikan bahwa pekerja mempunyai sumber daya
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.Kepemimpinan transaksional lebih mengarah
kepada pemimpin yang menekankan pemberian penghargaan kepada bawahan dan pengontrolan
pekerjaan bawahannya dan mengarahkan mereka pada tujuan yang telah ditetapkan demi
memperjelas peran serta tuntutan tugas (Garnasih dan Pramadewi, 2013).
Kepemimpinan transaksional adalah model kepemimpinan dimana seorang pemimpin lebih
cenderung memberikan arahan pada bawahannya, dan memberi insentif serta hukuman pada
kinerja mereka serta menitikberatkan terhadap perilaku untuk membimbing
pengikutnya.(Maulizar dan Yunus, 2012). Gaya kepemimpinan transaksional juga dikenal
sebagai kepemimpinan manajerial yang berfokus pada peran pengawasan, organisasi, dan kinerja
kelompok. Gaya kepemimpinan transaksional adalah gaya kepemimpinan dimana pemimpin
mendorong kepatuhan pengikutnya melalui dua faktor yaitu imbalan dan hukuman. Para
pemimpin dengan gaya kepemimpinan transaksional bekerja dengan cara memperhatikan kerja
karyawan untuk menemukan kesalahan dan penyimpangan. Jenis kepemimpinan ini sangat
efektif dalam situasi krisis dan darurat.
Istilah transactional berasal dari bagaimana tipe pemimpin ini memotivasi pengikut untuk
melakukan apa yang ingin mereka lakukan. Pemimpin transaksional menentukan
keinginan-keinginan pengikut dan memberi sesuatu yang mempertemukan Pengaruh
Kepemimpinan Transaksional dan Kepemimpinan Transformasional keinginan itu dalam
pertukaran karena pengikut melakukan tugas tertentu atau menemukan sasaran spesifik. Jadi,
suatu transaction atau exchange process antara pemimpin dan pengikut, terjadi pada saat
pengikut menerima reward dari job performance dan pemimpin memperoleh manfaat dari
penyelesaian tugas-tugas.
1. Simplifikasi
Keberhasilan dari kepemimpinan diawali dengan sebuah visi yang akan menjadi
cermin dan tujuan bersama. Kemampuan serta keterampilan dalam mengungkapkan visi
secara jelas, praktis dan tentu saja transformasional yang dapat menjawab kemana kita
akan melangkah?? menjadi hal pertama yang penting untuk kita implementasikan.
2. Motivasi
3. Fasilitasi
4. Mobilitasi
Yaitu pengerahan semua sumber daya yang ada untuk melengkapi dan
memperkuat setiap orang yang terlibat didalamnya dalam mencapai visi dan tujuan.
Pemimpinan transformasional akan selalu mengupayakan pengikut yang penuh dengan
tanggung jawab.
5. Siap Siaga
Yaitu kemampuan untuk selalu siap belajar tentang diri mereka sendiri dan
menyambut perubahan dengan paradigma baru yang positif.
6. Tekad
Yaitu tekad bulat untuk selalu sampai pada akhir, tekad bulat untuk
menyelesaikan sesuatu dengan baik dan tuntas. Untuk itu tentu perlu pula didukung oleh
pengembangan disiplin spiritualitas, emosi dan fisik serta komitmen.
Setiap pemimpin dipilih karena dianggap memiliki visi dan misi yang jelas, dan
sebaiknya seseorang sulit untuk menjadi pemimpin jika ia dianggap tidak memiliki visi dan misi
yang jelas. Kejelasan visi dan Misi mampu memberi arah bagi kelanjutan suatu organisasi
dimasa yang akan datang.
A. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang dalam hubungannya dengan variabel lain
bertindak sebagai penyebab atau yang mempengaruhi variabel lain, variabel bebas pada
penelitian ini adalah gaya kepemimpinan (X). Gaya kepemimpinan adalah perilaku
seseorang untuk memotivasi orang lain agar mau bekerjasama dalam suatu organisasi
atau perusahaan untuk mencapai tujuan.
Indikator dari gaya kepemimpinan adalah:
1. Cara mendelegasikan wewenang
Yaitu cara yang dilakukan oleh seorang pemimpin dalam memberikan wewenang
kepada bawahan atau karyawan.
2. Cara pemimpin mengambil keputusan
Yaitu cara yang dilakukan oleh seorang pemimpin dalam mengambil suatu
keputusan, apakah keputusan yang diambil melibatkan bawahan atau tidak.
3. Upaya pemimpin dalam mempengaruhi karyawan
Yaitu bagaimana pemimpin dalam mempengaruhi pegawai apakah dengan cara
memberikan keleluasaan berhubungan antar pribadi kepada para bawahan,
meskipun pimpinan tersebut terkesan memiliki sifat yang acuh kepada para
karyawannya. Bahkan pemimpin memberikan penghargaan kepada para
karyawannya yang sukses dalam melakukan pekerjaannya.
4. Perhatian dan pengarahan
Yaitu cara dari seseorang pemimpin dalam memberikan perhatian dan pengarahan
kepada karyawannya dalam setiap pekerjaan agar bekerja lebih giat.
B. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang besar kecilnya nilai dipengaruhi oleh
variabel lainnya. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah semangat
kerja karyawan (Y).
Semangat kerja karyawan adalah karyawan dalam melakukan pekerjaan lebih giat
sehingga dengan demikian pekerjaan akan dapat diselesaikan lebih cepat dan lebih baik.
Indikator dari semangat kerja karyawan:
1. Tingkat produktivitas
Yaitu bagaimana para karyawan menyelenggarakan pekerjaannya sesuai dengan waktu
dan target yang telah ditetapkan.
2. Tingkat absensi
Yaitu naiknya tingkat absensi juga indikasi turunnya semangat kerja. Jika semangat kerja
menurun, maka yang terjadi karyawan menjadi malas bekerja. Apalagi bila tingkat
kompensasi yang diterimanya tidak dipotongkan atau hari absensinya tersebut. Namun,
untuk mengetahui indikasi turunnya semangat kerja tersebut harus dilihat dari tingkat
absensinya.
3. Tingkat kegelisahan
Yaitu kegelisahan ini dapat terwujud dalam bentuk ketidaktenangan kerja, keluh dan
lain-lain. Perusahaan harus berusaha untuk mencari faktor yang menyebabkan hal ini dan
kemudian mencari solusinya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kepemimpinan adalah tindakan yang dapat menjamin terlaksananya tugas-tugas seorang
pemimpin sesuai dengan rencana, kebijaksanaan, dan ketentuan-ketentuan lain yang telah
dihasilkan. Perintah yang dikeluarkan oleh pimpinan itu juga punya arti sinkronisasi dan
koordinasi terhadap berbagai tugas yang dilaksanakan oleh berbagai bagian. Selanjutnya,
perintah yang dikeluarkan pimpinan dalam pembimbingan, dapat dilakukan dalam bentuk lisan
maupun tertulis.
Oleh karena itu, manajemen merupakan suatu jabatan yang memiliki peranan penting dalam
sebuah organisasi, mereka bertanggung jawab untuk membuat rencana, mengatur,
mengkoordinasi, memimpin dan mengendalikan pelaksanaannya untuk mencapai tujuan
organisasi serta menangani dan menghadapi berbagai situasi kondisi yang muncul di dalam
organisasi.
3.2 Saran
Menjadi seorang manajer dalam perusahaan harus mampu mengendalikan lima fungsi
manajemen, terutama adalah pengarahan dan pergerakan. Demikianlah makalah yang sederhana
ini kami susun semoga dapat bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan pembaca pada
umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Robbins, Stephen P. dan Mary Coulter. 2009. Manajemen. Edisi Kesepuluh. Jilid 1. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Stoner, James A.F. 1992. Manajemen. Jilid 2. Edisi kedua. Jakarta: Erlangga.
Terry, George R. 2012. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara
Thoha, miftah. 2011. Kepemimpinan dalam manajemen. Jakarta:Rajawali Press.
Leoni, Citra Tumbol, dkk. Gaya Kepemimpinan Otokratis, Demokratik dan Laissez Faire
Terhadap Peningkatan Prestasi Kerja Karyawan Pada KPP Pratama Manado. Jurnal
EMBA Vol.2 No.1